DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 6
AYU RAMADHYAH 2010125220067
ERICA AMANDA PUTRI 2010125220081
GHAIDA FATIMAH 2010125320041
LUSIANA 2010125120023
MUHAMMAD RIFQI 2010125210069
TARISYA HERDAYANTI 2010125320055
DAFTAR ISI.......................................................................................................................................2
B. Ranah dan Tingkatan Kata Kerja Kognitif, Afektif dan Psikomotorik dalam IPS (Oleh
Muhammad Rifqi)...............................................................................................................................6
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................................43
A. Perencanaan Pembelajaran IPS (Oleh Ghaida Fatimah)
1. Pengertian IPS
Fakih Samlawi & Bunyamin Maftuh (1999: 1) menyatakan bahwa IPS
merupakan mata pelajaran yang memadukan konsep-konsep dasar dari berbagai
ilmu sosial disusun melalui pendidikan dan psikologis serta kelayakan dan
kebermaknaannya bagi siswa dan kehidupannya.
Sedangkan menurut Udin dalam Ahmadi social studies atau Ilmu Pengetahuan
Sosial adalah ilmu-ilmu sosial yang disederhanakan untuk tujuan-tujuan pendidikan
dan pengajaran di sekolah dasar dan menengah. Dengan begitu, dapat disimpulkan
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) ialah ilmu-ilmu sosial yang dipilih dan disesuaikan
bagi penggunaan program pendidikan di sekolah atau bagi kelompok belajar
lainnya, yang sederajat.
Adanya mata pelajaran IPS di Sekolah Dasar para siswa diharapkan dapat
memiliki pengetahuan dan wawasan tentang konsep-konsep dasar ilmu sosial dan
humaniora, memiliki kepekaan dan kesadaran terhadap masalah sosial
diingkungannya, serta memiliki ketrampilan mengkaji dan memecahkan masalah-
masalah sosial tersebut. Pembelajaran IPS lebih menekankan pada aspek
“pendidikan ” dari pada transfer konsep karena dalam pembelajaran IPS siswa
diharapkan memperoleh pemahaman terhadap sejumlah konsep dan
mengembangkan serta melatih sikap, nilai, moral dan ketrampilannya berdasarkan
konsep yang telah dimilikinya. IPS juga membahas hubungan antara manusia
dengan lingkungannya. Lingkungan masyarakat dimana anak didik tumbuh dan
berkembang sebagai bagian dari masyarakat dan dihadapkan pada berbagai
permasalahan di lingkungan sekitarnya.
Hakikat tujuan mata pelajaran IPS menurut (Chapin, J.R, Messick, R.G.1992: 5)
dalam Ichas Hamid Al-lamri dan Tuti Istianti (2006: 15) dapat di dentifikasi sebagai
berikut:
a) Membina pengetahuan siswa tentang pengalaman manusia dalam kehidupan
bermasyarakat pada masa lalu, sekarang, dan dimasa yang akan datang.
b) Menolong siswa untuk mengembangkan ketrampilan (skill) untuk mencari
dan mengolah/ memproses informasi.
c) Menolong siswa untuk mengembangkan nilai/ sikap(value) demokrasi dalam
kehidupan bermasyarakat.
d) Menyediakan kesempatan kepada siswa untuk mengambil bagian/ berperan
serta dalam kehidupan sosial.
1. Pengukuran Kognitif
Taksonomi Bloom dalam Nurbudiyani menyatakan bahwasanya ranah kognitif
mencakup aktivitas otak mental seperti berpikir, pemahaman, memori, analisis, sintesis,
dan yang terakhir evaluasi. Sehingga Gestaltis dalam Firmansyah berpandangan
bahwasanya semua kegiatan belajar menggunakan pemahaman tentang hubungan yang
baik antara bagian dan keseluruhan sehingga memperoleh tingkat kejelasan dan makna
tertentu dari suatu makna yang diamati dalam situasi proses pembelajaran, sehingga
lebih meningkatkan kemampuan belajar seorang peserta didik dari pada sebuah
hukuman atau sebuah ganjaran. Utami berpendapat bahwasanya kognitif menekankan
pada Knowledge, didalam suatu ranah kognitif terdapat enam jenjang level dalam
proses berfikir dan terdapat dua tingkatan yaitu edisi lama dan edisi baru, berikut
diantaranya penjelasan level kognitif dalam edisi lama yaitu :
a) Pengetahuan
Pada level ini, peserta didik bisa menyebutkan atau menjelaskan apa yang
peserta didik dapatkan. Contoh kebijakan ulang. Kata kunci dari tingkat
pengetahuan adalah: definisi, daftar terkompilasi, penamaan, deklarasi, identifikasi,
tahu, sebutkan, garis besar, garis bawah, deskripsi, cocok, pilih.
b) Pemahaman atau persepsi
Pada level ini, peserta didik mampu memahami penjelasan/pertanyaan,
menjelaskan dan menyatakan kembali dalam bahasa mereka sendiri. Misalnya
dengan menulis ulang atau meringkas topik yang siswa dapatkan dari guru. Dari
perspektif pemahaman, kata kuncinya adalah penjelasan, interpretasi, deskripsi,
perbedaan, formulasi, interpretasi, estimasi, prediksi, generalisasi, terjemahan,
perubahan, contoh, ekstensi, penyajian kembali, analogi, dan ringkasan.
c) Penerapan
Pada level ini, peserta didik dapat menggunakan kemampuan menggunakan
konsep dalam praktek atau situasi baru. Misalnya, siswa dapat menggunakan prinsip
/ aturan pedoman dalam mata pelajaran yang ditawarkan sekolah. Kata kunci di
tingkat ini diterapkan, diubah, dihitung, diselesaikan, dicari. Buktikan, gunakan,
persiapkan, peragakan, manipulasi, modifikasi, adaptasi, peragakan, operasikan,
sediakan, dan produksi.
d) Penguraian atau penjabaran
Pada level penjabaran peserta didik diharapkan dapat membagi konsep
menjadi beberapa bagian untuk lebih memahami pengaruh bagian-bagian tersebut
terhadap keseluruhan konsep. Contoh sederhananya adalah menganalisis alasan
kenaikan harga pokok penjualan dalam laporan keuangan dengan memisahkan
setiap bagian. Kata kunci yang dijelaskan pada level ini adalah analisis, diferensiasi,
pembuatan rencana / grafik, diferensiasi, perbandingan, perbandingan, pemisahan,
pembagian, koneksi, menunjukkan hubungan antar variabel, pemilihan, pemisahan
menjadi beberapa bagian, reservasi, perbandingan.
e) Pemanduan
Pada tataran integrasi, terdapat kemampuan merakit atau menata ulang
komponen-komponen untuk menciptakan makna/pemahaman/struktur baru. Contoh:
Mengembangkan kurikulum dengan mengintegrasikan pendapat dan materi dari
berbagai sumber. Kata kunci dalam integrasi adalah klasifikasi, kombinasi,
aransemen, modifikasi, desain, integrasi, pengorganisasian, kompilasi, komposisi,
kreasi, penataan ulang, penulisan ulang, desain, komposisi, modifikasi, sambungan,
rekonstruksi, kesimpulan, pemolaan.
f) Penilaian
Tingkat keenam, yaitu evaluasi di mana hal-hal tertentu dapat dievaluasi dan
dinilai berdasarkan norma, acuan, dan standar. Contoh sederhananya adalah
membandingkan hasil tes siswa dengan kunci jawaban. Kata kunci dari level
evaluasi adalah review, perbandingan, ringkasan, kritik, perbandingan,
perbandingan, pembuktian, pemeliharaan, evaluasi, pembuktian, penghitungan,
pembangkitan, penyesuaian, koreksi, penyelesaian, penemuan.
Berdasarkan pemaparan diatas ranah kognitif merupakan cara berfikir sesuai
dengan tujuan yang diharapkan dengan proses berfikir seorang peserta didik yang
menggambarkan tahap berfikir yang harus dikuasai agar mampu mengaplikasikan
teori dalam perbuatan.
2. Pengukuran Afektif
Nurhidayati dan Sunarsih menyatakan bahwasannya ranah afektif merupakan segala
sesuatu yang berkaitan dengan perasaan seorang peserta didik itu sendiri. Kemudian
Utami berpendapat bahwasannya ranah Afektif mencakup segala hal yang berkaitan
dengan emosi seorang peserta didik seperti perasaan, nilai, penghargaan, semangat
tinggi, minat, motivasi dan sikap. Ranah kognitif terdapat Lima kategori yang diurutkan
mulai dari perilaku yang sederhana hingga yang paling kompleks diantaranya yaitu:
a. Penerimaan
Dalam hal penerimaan yang dimaksud disini, seorang peserta didik
menunjukkan kemampuannya dalam merawat dan menghargai orang lain. Misalnya,
mendengarkan pendapat seorang teman pada saat proses diskusi didalam kelas dan
seorang peserta didik mampu memingat nama seorang guru. Kata kunci dalam
kategori penerimaan ini antara lain meminta, memperhatikan, memberi, menahan
atau mengendalikan diri, mengidentifikasi, memperhatikan dan menjawab.
b. Responsif
Pada kategori responsif, pembelajaran dan kemampuan berpikir siswa selalu
dirangsang secara aktif sehingga memungkinkan mereka untuk segera bereaksi
terhadap peristiwa dan mengambil tindakan. Contoh: Berpartisipasi dalam diskusi
kelas. Kata kunci dari kategori respon itu sendiri adalah menjawab, membantu,
mematuhi, mencapai, setuju, berdiskusi, melakukan, memilih, mempresentasikan,
mempresentasikan, melaporkan, menceritakan, menulis, menjelaskan,
menyelesaikan, praktik.
c. Nilai yang dianut
Diantara kategori nilai yang dianut termasuk dalam kemampuan peserta
didik dalam menampilkan nilai yang digunakan guna membedakan kelebihan dan
kekurangan suatu peristiwa atau objek, dan kemudian nilai tersebut disebut
dinyatakan sebagai nilai perilaku. Misalnya mengusulkan kegiatan tanggung jawab
sosial perusahaan berdasarkan nilai-nilai dan komitmen perusahaan saat itu. Adapun
kata kunci kategori nilai yang digunakan yaitu display, demonstrasikan, pilih,
bedakan, ikuti, bertanya, lakukan, jelaskan, bentuk, ambil inisiatif, implementasikan,
inisiasi, buktikan, usulkan, laporkan, jelaskan, buktikan, tolak, nyatakan atau opini.
d. Organisasi
Dalam kategori Organisasi peserta didik diharapkan mampu untuk
membentuk system nilai dan budaya dalam suatu organisasi dengan
mengkondisikan perbedaan nilai. Misalnya, menyetujui dan mematuhi etika
professional dan mengakui kebutuhan untuk menjaga keseimbangan antara
kebebasan dan tanggung jawab. Sehingga kata kunci dari sebuah organisasi jenis ini
adalah ketaatan, desain, spesifikasi, identifikasi, merger, organisasi, formulasi,
kesetaraan, pemeliharaan, koneksi, integrasi, interpretasi, linking, merger,
perbaikan, persetujuan, persiapan, perbaikan, pendapat terpadu, kesesuaian,
tambahan, bandingkan dan yang terahir modifikasi.
e. Karakterisasi
Dalam kategori ini kemampuan mengontrol tingkah laku dan meningkatkan
hubungan interpersonal sesuai dengan nilai-nilai yang dianut oleh seorang peserta
didik. Misalnya, menunjukkan rasa percaya diri saat bekerja sendiri dalam aktivitas
sebuah kelompok. Adapun kata kunci dalam kategori karakterisasi ini adalah
implementasi, tampilan, pemisah, pengaruh, mendengarkan, modifikasi, latihan,
perbaikan, batasan, pertanyaan, tindakan, buktikan, dan yang terakhir pertimbangan.
Tujuan dalam pengukuran ranah afektif yaitu selain guna memperoleh
informasi yang benar dalam suatu pencapaian tujuan intruksional pada peserta didik
seperti penerimaan, partisipasi, penilaian organisasi dan interaksi, juga dapat
menunjukkan arah peserta didik pada keadaan belajar mengajar yang tepat sesuai
dengan kemampuan serta karakteristik seorang peserta didik. Manfaatnya yaitu guna
untuk menjadikan lebih baik dalam mencapai sebuah tujuan atau puncak
intruksional pada peserta didik khususnya dalam tingkat penerimaan, partisipasi,
penilaian, organisasi, bahkan internalisasi dan guna memperbaiki suatu sikap peserta
didik, minat peserta didik, konsep diri dari seorang peserta didik, dan nilai moral
peserta didik itu sendiri.
Adapun yang dipakai dalam sebuah pengukuran ranah kognitif yaitu
observasi, kenapa observasi karena observasi dalam mengambil sebuah produk atau
data tidak terbatas pada orangnya saja melainkan dapat digunakan pada alam sekitar
atau lingkungan itu sendiri.
3. Pengukuran Psikomotor
Dalam ranah ini, pengukuran psikomotor langsung terhubung pada sebuah hasil
pada saat proses pembelajaran yang semua itu melalui sebuah kebiasaan dengan
melibatkan tenaga dan kekuatan fisik. Adapun Utami menyatakan bahwasanya ranah
psikomotor melibatkan suatu gerakan koordinasi badan seorang peserta didik, cara
berfikir maupun fisik yang kuat, yang kemudian semua itu diukur dengan sudut
kecepatan, sebuah ketepatan, teknik, jarak dan sebuah pelaksanaannya. Sehingga ranah
Psikomotor Rakhmawati menyatakan terdapat tujuh kategori yang semua itu dimulai
dari sebuah tingkat yang sederhana sampai pada tingkat yang tinggi yaitu :
a) Persepsi
Dalam hal ini, peserta didik akan menggunakan kapabilitas saraf sensorik
untuk menjelaskan berbagai hal saat memperkirakan sesuatu. Misalnya, siswa
menurunkan suhu AC saat merasa suhu ruangan panas. Kata kunci dalam persepsi
ini adalah persiapan, seleksi, koneksi, deskripsi, identifikasi, isolasi, diferensiasi,
seleksi, dan deteksi.
b) Kesiapan
Kesiapan merupakan kemampuan peserta didik mempersiapkan mental, fisik
dan emosional ketika menghadapi berbagai hal. Misalnya, siswa melakukan
penjagaan sesuai jadwal, atau menerima kelebihan dan kekurangan seseorang.
Dalam hal ini, kata kunci kesiapan adalah start, inisiasi, inisiasi, help, show
preparation, show, dan demonstrasikan
c) Reaksi yang diarahkan
Kategori respon terarah adalah kemampuan untuk memulai keterampilan
yang kompleks dengan meniru dan bereksperimen dengan bantuan / bimbingan
siswa dan guru. Misalnya siswa mengikuti petunjuk guru atau guru. Kata kunci
untuk memandu respons adalah meniru, melacak, mengikuti, mencoba,
mempraktikkan, melakukan, membuat, menunjukkan, memasang, bereaksi, dan
menanggapi.
d) Reaksi Natural
Di sini, respons alamiah adalah kemampuan peserta didik untuk
melaksanakan kegiatan pada tingkat keterampilan yang lebih sulit. Pada tahap ini,
saya berharap siswa dapat terbiasa dengan pekerjaan sehari-hari. Contohnya adalah
penggunaan komputer oleh siswa. Kata kunci natural response adalah operasi,
konstruksi, instalasi, pembongkaran, perbaikan, implementasi sesuai standar,
pengerjaan, penggunaan, perakitan, kontrol, akselerasi, smoothing, penajaman, dan
pemrosesan.
e) Reaksi yang kompleks
Dalam hal ini peserta didik memiliki kemampuan untuk melakukan sesuatu
yang dapat dilihat dari kecepatan, ketepatan, efisiensi dan efektifitasnya. Semua
tindakan dilakukan secara spontan, lancar, cepat, dan tanpa ragu-ragu. Misalnya,
keterampilan bermain piano. Kata kunci untuk reaksi kompleks adalah: operasi,
konstruksi, pemasangan, pembongkaran, perbaikan, implementasi sesuai standar,
pekerjaan, penggunaan, perakitan, kontrol, akselerasi, pemulusan, pencampuran,
penajaman, pemrosesan, pengorganisasian, penyusunan / penyusunan, pengukuran.
f) Adaptasi
Adaptabilitas adalah kemampuan siswa untuk mengembangkan keterampilan
dan memodifikasi model sesuai kebutuhan. Contoh sederhananya adalah siswa dapat
melakukan perubahan pada kejadian yang tidak terduga dengan cepat dan akurat
tanpa merusak model yang ada. Kata kunci adaptasi adalah perubahan, adaptasi,
perubahan, revisi, penataan ulang, desain ulang dan modifikasi.
g) Kreativitas
Pada kategori kreativitas, kemampuan yang diharapkan siswa adalah
kemampuan menciptakan model baru yang sesuai dengan kondisi/kondisi tertentu,
dan kemampuan memecahkan masalah dengan menggali kreativitas diri. Misalnya
merumuskan formula baru, inovasi, produk baru. Pada kategori kreativitas, kata
kuncinya adalah design, build, create, design, inisiasi, gabungkan, buat, jadilah
pelopor.Berdasarkan beberapa pendapat dan kategori tingkatan diatas maka ranah
psikomotor merupakan segala sesuatu peserta didik yang saling terhubung dengan
sebuah gerakan otot, sehingga menimbulkan Gerakan anggota badan setelah
mengalami proses belajar mengajar.
Tujuan dari pengukuruan ranah psikomotor yaitu selain memperbaiki
capaian perbaikan dalam tujuan intruksional pada seorang peserta didik pada sebuah
tingkatan imitasi, manipulasi prestasi, artikulasi, naturalisasi, juga dapat
meningkatkan kemampua gerak seperti reflex, gerak dasar, keterampilan perseptual,
keterampilan fisik, Gerakan terampil, dan komunikasi anatar peserta didik. Riyan
dalam Penilaian hasil belajar pada psikomor dapat dilakukan dengan tiga tahap yaitu
dengan penggamatan langsung selama proses belajar mengajar, setelah proses
belajar dan beberapa waktu setelah proses belajar mengajar selesai.
Penetapan alokasi waktu ini dibutuhkan agar seluruh Kompetensi Dasar dapat tercapai
dan dikuasai oleh peserta didik
B. Komponen Program Tahunan
Dalam melaksanakan pembelajaran seorang guru harus bisa membuat program tahunan,
dalam penyusunan itu seorang pendidik harus berpanduan pada kalender pendidikan
yang sudah disusun oleh dinas pendidikan pusat. Adapun komponen program tahunan
yaitu :
a. Identitas (mata pelajaran, kelas, tahun pelajaran)
b. Format isian (semester, standar kompetensi, kompetensi dasar, Kompetensi dasar,
materi pokok dan alokasi waktu)
C. Langkah- langkah Program Tahunan
Adapun langkah-langkah Penyusunan Program Tahunan adalah sebagai berikut :
1. Menelaah kalender pendidikan, dan ciri khas sekolah/madrasah
berdasarkankebutuhan tingkat satuan pendidikan.
2. Menandai hari-hari libur, permulaan tahun pelajaran, minggu efektif,belajar, waktu
pembelajaran efektif (per minggu).
Hari-hari libur meliputi:
a. .Jeda tengah semester.
b. Jeda antar semester.
c. Libur akhir tahun pelajaran.
d. Hari libur keagaman.
e. Hari libur umum termasuk hari-hari besar nasional.
f. Hari libur khusus.
3. Menghitung jumlah minggu efektif setiap bulan dan semester dalam satu tahun
danmemasukkan dalam format matrik yang tersedia
4. Medistribusikan lokasi waktu yang disediakan untuk suatu mata pelajaran, pada
setiapKD dan topik bahasannya pada minggu efektif, sesuai ruang lingkup cakupan
maeri,tingkat kesulitan dan pentingnya materi tersebut, serta mempertimbangkan
waktuuntuk ulangan serta review materi
D. Format/Bentuk Program Tahunan
MATA PELAJARAN : IPS
SATUAN PENDIDIKAN : SMP MUH. 2
DEPOK KELAS/SEMESTER VII
TAHUN PELAJARAN : 2016/2017
No. SK
ALOKASI
Sem dan No. Standar Kompetensi dan Kompetensi
WAKTU
KD Dasar
(JP)
Memahami Lingkungan Kehidupan Manusia
1.1 Mendeskripsikan keragaman bentuk muka bumi,
proses pembentukan,dan dampaknya terhadap 24
1
kehidupan JP
1.2 Mendeskripsikan kehidupan pada masa pra-
aksara di Indonesia tersebar di Nusantara
Memahami kehidupan sosial manusia
2.1 Mendeskripsikan interaksi sebagai proses sosial
2.2 Mendeskripsikan sosialisasi sebagai proses
2 pembentukan kepribadian 26
2.3 Mengidentifikasi bentuk-bentuk interaksi sosial JP
1 2.4 Menguraikan proses interaksi sosial
Mengetahui
Guru Mapel IPS Mahasiswa PPL
Program Semester (Promes) merupakan program yang berisi garis-garis besar tentang hal-hal
yang akan dicapai dalam satu semester. Semester adalah satuan waktu yang digunakan untuk
penyelenggaraan program pendidikan.
Promes berisi rumusan pokok-pokok aktivitas guru dalam melakukan pembelajaran selama satu
semester dengan mempertimbangkan alokasi waktu yang tersedia, jumlah Kompetensi Dasar, dan
Indikator.
Promes akan memudahkan guru dalam mengajarkan materi untuk dikuasai peserta didik dalam
satu semester.
A. Program Semester
Dalam program pendidikan semester dipakai satuan waktu terkecil, yaitu satuan
semester untuk menyatakan lamanya satu program pendidikan. Masing-masing program
semester sifatnya lengkap dan merupakan satu kebulatan dan berdiri sendiri. Pada setiap akhir
semester segenap bahan kegiatan program semester yang disajikan harus sudah selesai
dilaksanakan dan mahasiswa yang mengambil program tersebut sudah dapat ditentukan lulus
atau tidak. Program semester ialah program yang berisikan garis-garis besar mengenai hal-hal
yang hendak dilaksanakan dan dicapai dalam satu semester. Program semester ini merupakan
penjabaran dari program tahunan. Program semester berisikan garis-garis besar mengenai hal-
hal yang hendak dilaksanakan dan dicapai dalam semester tersebut. Program semester ini
merupakan penjabaran dari program tahunan. Kalau program tahunan disusun untuk
menentukan jumlah jam yang diperlukan untuk mencapai kompetensi dasar, maka dalam
program semester diarahkan untuk menjawab minggu keberapa atau kapan pembelajaran untuk
mencapai kompetensi dasar itu dilakukan.
Pada umumnya program semester ini berisikan tentang bulan, pokok bahasan yang
hendak disampaikan, waktu yang direncanakan, dan keterangan-keterangan. Komponen-
komponen program semester meliputi:
Satuan Pendidikan
Mata Pelajaran
Kelas
Semester
Tahun Pelajaran
2. Format Isian (materi, Submateri, Alokasi waktu, Bulan yang terinci per minggu)
Materi
Submateri
Alokasi Waktu
Bulan yang terinci per minggu
Pada format program semester bahwa program ini pada dasarnya sebagai penjabaran dari
program tahunan. Cara pengisian program di atas adalah sebagai berikut:
1. Tentukan Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) yang ingin dicapai. Dalam
hal ini guru tidak perlu merumuskan SK dan KD, sebab semuanya sudah ditentukan dalam
Standar Isi (SI), yakni pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang sudah kita
kenal , kecuali kalau kita memang diharuskan merumskan SK dan KD sendiri, misalnya
dalam merumuskan kurikulum Muatan Lokal (Mulok).
2. Lihat program tahunan yang telah kita susun untuk menentukan alokasi waktu atau jumlah
jam pelajaran setiap SK dan KD itu.
3. Tentukan pada bulan dan minggu keberapa proses pembelajaran KD itu akan dilaksanakan.
B. Urgensi Program Semester
Bila seorang guru mengajar tanpa membuat prota dan promes maka yang terjadi adalah
banyak guru yang keteteran menyelesaikan materi yang akan diberikan kepada siswanya,
bahkan ada guru yang tidak dapat menyelesaikan materinya.
Kedua, Tidak ada peta materi dalam hitungan semester dan tahun, peta materi penting
untuk mengetahui distribusi materi terhadap alokasi waktu. Peta materi yang dimaksud tidak
lain adalah Program tahunan (Prota) dan Program semester (Promes), kedua program ini disusun
untuk menjadi pedoman dan batasan guru untuk menyajikan materi terhadap alokasi waktu,
apakah selama satu semester atau selama satu tahun pelajaran.
Beberapa akibat yang timbul oleh tidak adanya Prota dan Promes, antara lain:
Memasukkan KD, topik dan sub topik bahasan dalam format Program Semester.
Menentukan jumlah jam pada setiap kolom minggu dan jumlah tatap muka per minggu
untuk mata pelajaran.
Mengalokasikan waktu sesuai kebutuhan bahasan topik dan sub topik pada kolom minggu
dan bulan.
a. Hitung alokasi waktu dalam setahun berdasarkan kalender pendidikan yang diterbitkan
oleh satuan pendidikan.
Hal-hal yang diperhatikan sama dengan perhitungan alokasi waktu dalam setahun.
1. Banyaknya pekan efektif pada perhitungan alokasi waktu per semester dikurangi pekan
tidak efektifnya. Contoh : Pekan dalam semester ini 26 pekan, yang tidak efektif 9 pekan
maka pekan efektif adalah 26-9=17 Pekan.
2. Jam efektif semester adalah hasil perkalian pekan efektif dengan jumlah jam pelajaran per
minggu. Misal : Fisika kelas VII Jumlah jam per minggu 2 jam/ kelas. Maka jam pelajaran
efektif per semester adalah 17 x 2 jam pel = 34 jam pel.
d. Distribusi alokasi waktu
Dapat memudahkan guru untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran selama satu semester
sesuai perencanaan
Promes dapat mengarahkan guru dalam mencapai tujuan pembelajaran yang telah
diprogram
Promes dijadikan pedoman guru untuk mengajar dan membawa suasana KBM lebih baik
Promes dijadikan sebagai pola dasar untuk mengatur tugas dan wewenang setiap orang
yang terlibat dalam pembelajaran
Sebagai bahan dalam menyusun data dan mencapai keseimbangan kerja
Sebagai tolak ukur keefektifitasan proses pembelajaran
Membantu guru untuk menghemat tenaga, waktu, biaya dan alat penunjang pembelajaran
karena semuanya telah disusun dengan rapi.
1) Identitas, mulai dari satuan pendidikan, nama sekolah, kelas, semester, mata pelajaran,
tahun pelajaran
2) Isian, mulai dari Standar Kompetensi (SK), Kompetensi Dasar (KD), jumlah jam pertemuan
(JJP) pembelajaran serta bulan
Adapun indikator pada program semester harus dirumuskan sesuai dengan kondisi dan
karakteristik peserta didik. Dengan kata lain, indikator layaknya sebuah tujuan instruksional
khusus (TIK) dalam proses pembelajaran, di mana dibutuhkan kata kerja operasional (KKO),
untuk membuat rumusan yang lebih efektif, seperti menjelaskan, analisis, identifikasi, evaluasi
dan lainnya.
…………………, 27 Juli
20…..
Mengetahui
KepalaSekolah
Guru Mata Pelajaran
…………………………………..
…………………………………..
NIP .
NIP.
PROGRAM SEMESTER
…………………………………..
…………………………………..
NIP .
NIP.
PROGRAM SEMESTER
Nama Sekolah :
Mata pelajaran :
Kelas/Semester :
Tahun ajaran :
Standar Kompetensi :
Kompetensi Dasar
Materi Pokok
Januari
3 | 4 |5
Februari
1|2|3|4|5
Maret
1|2|3|4|5
April
1|2|3|4|5
Mei
1|2|3|4|5
Juni
1|2|3|4|5
Uji Kompetensi
Remedial
Pengayaan
Mengetahui,
Kepala Sekolah.........
(............................................)
NIP/NIK.
Guru Mapel ……
(............................................)
NIP/NIK.
D. Manfaat Promes
Dapat berfungsi sebagai acuan bagi guru untuk melaksanakan kegiatan belajar mengajar
agar lebih terarah dan berjalan efisien dan efektif. Berfungsi sebagai peganggan seorang guru
dalam pembelajaran. Dapat berfungsi untuk mengukur setiap waktu yang diperlukan dalam
menyampaikan bahan pelajaran tertentu, dan menghitung jam pelajaran efektif. Berfungsi
sebagai pencapaian tujuan dalam menyampaikan materi. Melalui perencanaan yang baik, maka
proses dan hasil belajar dapat dilakukan secara seimbang.
1) Memberi guru pemahaman yang lebih jelas tentang tujuan pendidikan sekolah dan
hubungannya dengan pembelajaran yang dilakukan untuk mencapai tujuan itu.
3) Menambah keyakinan guru atas nilai-nilai pembelajaran yang diberikan dan prosedur yang
dipergunakan.
5) Mengurangi kegiatan yang bersifat trial dan error dalam mengajar dengan adanya organisasi
yang baik dan metode yang tepat sehingga menjadikan kegiatan pembelajaran lebih terarah
dan berjalan secara efektif dan efesien.
8) Menambah penguasaan guru terhadap materi yang diajarkan dan juga dalam menyeleksi
atau mengkombinasikan materi.
9) Memudahkan guru dalam mengukur keberhasilan pembelajaran, baik proses maupun hasil.
1) Sebagai pedoman dan acuan belajar siswa, karena materi pelajarannya sudah terencana.
2) Sebagai persiapan belajar siswa, karena materi pelajarannya tidak akan berubah-ubah lagi
(sudah terencana)
1) Fungsi kreatif
2) Fungsi Inovatif
Suatu inovasi pasti akan muncul jika direncanakan karena adanya kelemahan dan
kesenjangan antara harapan dan kenyataan. Kesenjangan tersebut akan dapat dipahami jika
kita memahami proses yang dilaksanakan secara sistematis dan direncanakan dan
diprogram secara utuh.
3) Fungsi selektif
Melalui proses perencanaan akan dapat diseleksi strategi mana yang dianggap lebih efektif
dan efisien untuk dikembangkan. Fungsi selektif ini juga berkaitan dengan pemilihan materi
pelajaran yang dianggap sesuai dengan tujuan pembelajaran.
4) Fungsi Komunikatif
Suatu perencanaan yang memadai harus dapat menjelaskan kepada setiap orang yang
terlibat, baik guru, siswa, kepala sekolah, bahkan pihak eksternal seperti orang tua dan
masyarakat. Dokumen perencanaan harus dapat mengkomunikasikan kepada setiap orang
baik mengenai tujuan dan hasil yang hendak dicapai dan strategi yang dilakukan.
5) Fungsi prediktif
Perencanaan yang disusun secara benar dan akurat, dapat menggambarkan apa yang akan
terjadi setelah dilakukan suatu tindakan sesuai dengan program yang telah disusun. Melalui
fungsi prediktifnya, perencanaan dapat menggambarkan berbagai kesulitan yang akan
terjadi, dan menggambarkan hasil yang akan diperoleh.
6) Fungsi akurasi
Melalui proses perencanaan yang matang, guru dapat mengukur setiap waktu yang
diperlukan untuk menyampaikan bahan pelajaran tertentu, dapat menghitung jam pelajaran
efektif.
8) Fungsi control
Mengontrol keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan merupakan bagian yang tidak dapat
dipisahkan dalam suatu proses pembelajaran. Melalui perencanaan akan dapat ditentukan
sejauh mana materi pelajaran telah dapat diserap oleh siswa dan dipahami, sehingga akan
dapat memberikan balikan kepada guru dalam mengembangkan program pembelajaran
selanjutnya.
A. Pengertian Silabus
Silabus adalah rancangan pembelajaran pada suatu dan / atau kelompok mata pelajaran /
tema tertentu yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok/pembelajaran,
kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi, penilaian, alokasi waktu, dan sumber
belajar.
Berkaitan dengan RPP Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), hal yang
perlu diperhatikan adalah adanya tema dan subtema yang menjadi pengikat berbagai
konsep yang ada dalam mata pelajaran tersebut. Hal ini sebagai implikasi dari mata
pelajaran IPS yang terbentuk dari perpaduan dari berbagai konsep dari disiplin ilmu
Sosial, seperti: konsep dalam ilmu Ekonomi, Sejarah, Sosiologi, Geografi, Pendidikan,
Antropologi, Politik dan sebagainya. Untuk itu, model pembelajaran yang diterapkan
seharusnya juga model pembelajaran terpadu. Ciri dari keterpaduan ini adalah adanya
tema/subtema yang berfungsi untuk mengikat konsep-konsep disiplin ilmu sosial.
Keterpaduan dalam tema/subtema minimal terdiri atas dua konsep disiplin ilmu sosial
yang dikaitkan/dipadukan.
Berikut adalah contoh versi lengkap dari contoh RPP versi 13 komponen dan 3
komponen (1 lembar),
1. Contoh RPP 13 Komponen
Kompetensi Dasar
3.2. Memahami perubahan masyarakat Indonesia padamasa Praaksara, masa Hindu
Buddha dan masa Islam dalam aspek geografis, ekonomi, budaya, pendidikan dan
politik.
1.1 Menyajikan hasil pengamatan tentang hasil-hasil kebudayaan dan fikiran
masyarakat Indonesia pada masa Praaksara, masa Hindu Buddha dan masa Islam
dalam aspek geografis, ekonomi,budaya, pendidikan dan politik yang masih hidup
dalam masyarakat sekarang.
Tujuan Pembelajaran:
3.2.1 Melalui kegiatan diskusi kelompok, siswa dapat menjelaskan perubahan
masyarakat Indonesia pada masa Praaksara dalam aspek tempat tinggal dengan
benar.
3.2.2 Melalui kegiatan diskusi kelompok, siswa dapat menjelaskan perubahan
masyarakat Indonesia pada masa Praaksara dalam aspek alasan pemilihan tempat
tinggal
3.2.3 Melalui kegiatan diskusi kelompok, siswa dapat menjelaskan perubahan
masyarakat Indonesia pada masa Praaksara dalam aspek kegiatan ekonomi
(konsumsi, produksi dan distribusi) untuk memenuhi kebutuhannya,
3.2.4 Melalui kegiatan diskusi lompok, siswa dapat menjelaskan perubahan masyarakat
Indonesia pada masa Praaksara dalam aspek proses transaksi perdagangan yang
dilakukan
4.2.1 Secara bergiliran masing-masing kelompok siswa memprentasikan hasil kerja
kelompok tentang perubahan masyarakat Indonesia pada masa praaksara dari
aspek pemenuhan tempat tinggal dan pemenuhan kehidupan sehari-hari
4.2.2 Secara berkelompok, siswa melaporkan secara tertulis hasil kerja kelompok
tentang perubahan masyarakat Indonesia pada masa praaksara dari aspek
pemenuhan tempat tinggal dan pemenuhan kehidupan sehari-hari
Materi Pembelajaran
Masa Berburu dan
Masa Bercocok Tanam Masa Perundagian
No. Aspek Mengumpulkan Makanan
1. Geografis Tempat tinggal di goa Menetap disuatu di desa-desa, di
atau padang rumput tempat perkampungan daerah
belukar yang pegunungan,
letaknya dataran rendah, tepi
berdekatan dengan pantai
sungai.
2. Ekonomi Berburu dan a. berladang, Ada pembagian
mengumpulkan bahan berternak, kerja (spesialisasi
makanan yang tersedia bersawah pekerjaan seperti
di alam b. barter petani, pedagang,
dan perajin)
Kegiatan Pembelajaran:
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi
Waktu
Pertemuan 1-3 6 JP @ 40’
Pendahuluan 1. Mengucapkan salam dan berdoa bersama 3 @ 10’
2. Melakukan komunikasi tentang kehadiran siswa
3. Bertanya jawab masalah perubahan yang terjadi di
sekitar siswa 30’
4. Menginformasikan kompetensi dasar dan Tema dan
Subtema yang akan dipelajari, yakni PMI Masa Praaksara
5. Menginformasikan langkah-langkah pembelajaran yang
akan ditempuh.
Inti 1. Guru menempelkan poster tentang obyek yang sama tetapi 3 @ 60
kondisi yang berbeda (seperti Malang tempoe doeloe dan
Malang saat ini; gambar seorang gadis sebelum berhijab dan
ketika berhijab). 180’
2. Siswa melihat gambar dan selanjutnya diadakan tanya jawab
atas gambar tersebut, untuk mengungkap makna perubahan
dalam gambar.
3. Guru mengelompokan siswa ke dalam kelompok-kelompok,
masing-masing kelompok terdiri 3 orang dengan cara siswa
mengambil nomor di meja guru (nomor merupakan penanda
dari kelompok).
4. Setiap kelompok memiliki tugas berdiskusi untuk memahami
PMI masa Praaksara ditinjau dari aspek geografis dan
ekonomi, (ada tiga masa yang dikaji dalam masa Praaksara,
yakni masa berburu dan mengumpulkan makanan, masa
bercocok tanam, dan masa perundagian). Setiap satu
kelompok hanya membahas satu masa saja yang ada dalam
masa Praaksara.
5. Dengan demikian kemungkinan yang terjadi adalah:
a. Kelompok I, II, III masing-masing membahas PMI masa
Berburu dan mengumpulkan makanan,
b. Kelompok IV, V, dan VI masing-masing membahas PMI
masa Bercocok tanam,
c. Kelompok VII, VIII, dan IX masing-masing membahas
masa Perundagian
6. Masing-masing kelompok membaca buku paket IPS
Kurikulum 2013 tentang PMI Masa Praaksara yang
difokuskan pada tugas kelompok.
7. Siswa bertanya jawab bersama anggota kelompoknya
tentang hal-hal yang belum dipahaminya dari hasil
membaca tentang PMI Masa Praaksara dari buku paket
8. Siswa mendiskusikan dengan anggota kelompok hasil
dari membaca artikel tentang kehidupan masyarakat pada
masa Praaksara dari sumber internet
9. Masing-masing kelompok bertugas menghubungkan
konsep-konsep dari berbagai aspek geografis dan ekonomi
yang ada dalam kehidupan masyarakat pada masa Praaksara
dan yang masih hidup dalam masyarakat sekarang sesuai
dengan tugasnya.
10. Guru memperhatikan kelompok dalam berdiskusi dan
membuat laporan.
Penutup 1. Bersama-sama siswa membuat kesimpulan/rangkuman hasil 3 x@ 10’
belajar.
2. Bertanya jawab tentang materi yang telah dipelajari (untuk
mengetahui hasil ketercapaian materi). 30’
3. Memberi pengarahan untuk belajar minggu depan, dan
meminta para siswa melanjutkan diskusinya di rumah.
4. Mengajak semua siswa berdo’a.
Aspek Jumlah
No. Nama Siswa Penguasaan Nilai
Sistematika
Materi
Komunikasi Skor
1. Aden 3 4 4 11 : 3 3,67
2. Aderia 3 3 4 10 : 3 3,33
3. Bayu
4. Izzah
5. Zulfikar
6. dan seterusnya
Keterangan Skor :
Sistematika Penyampaian:
1 = Tidak sistematis
2 = Sistematis, uraian kurang
jelas 3 = Sistematis, uraian cukup
jelas 4 = Sistematis, uraian luas,
jelas
Penguasaan Materi:
1 = tidak menunjukkan penguasaan materi
2 = sedikit pengusaan materi yang ditunjukkan
3 = banyak pengusaan materi yang ditunjukkan
4 = sangat banyak dan luas penguasaan materi yang ditunjukkan
Komunikasi:
1 = Tidak dapat berkomunikasi
2 = Komunikasi agak lancar, tetapi sulit dimengerti
3 = Komunikasi lancar tetapi kurang jelas dimengerti
4 = Komunikasi sangat lancar, benar dan jelas
Tujuan Pembelajaran:
Tujuan pembelajaran a
Tujuan pembelajaran b
Langkah-Langkah Pembelajaran:
Kegiatan Pendahuluan
Kegiatan Inti
Kegiatan Penutup
Penilaian Pembelajaran:
Instrumen a
Instrumen b
Apa yang akan terjadi jika yang tertulis dalam RPP satu lembar hanya
komponen inti? Jika yang tertulis hanya tiga komponen, maka yang sangat paham akan
RPP tersebut hanya guru yang membuatnya. Sedangkan orang lain seperti kepala
madrasah dan pengawas tentu membutuhkan informasi lain, seperti: untuk kelas berapa
RPP tersebut dibuat? Untuk pertemuan keberapa? Apa Kompetensi Dasar yang akan
dicapai? Hal lain seperti metode pembelajaran, media pembelajaran, sumber
pembelajaran, alokasi waktu yang dibutuhkan dapat tersirat dan tersurat dalam langkah-
langkah kegiatan pembelajaran atau rumusan tujuan pembelajaran yang telah
dirumuskan sebelumnya.
Siswa secara berkelompok mempelajari buku teks dan artikel tentang perubahan masyarat
Indonesia masa pra aksara dari link Web AAA
Contoh rumusan kalimat di atas, secara tersirat telah menunjukkan bahwa dalam
kegiatan pembelajaran menggunakan metode diskusi dengan sumber belajar buku teks
dan artikel, serta menggunakan HP/Laptop/Komputer yang terkoneksi internet sebagai
media pembelajaran. Dengan demikian, untuk komponen RPP seperti metode
pembelajaran, sumber belajar, media pembelajaran dan alokasi waktu tidak menjadi
masalah dalam RRP 1 lembar. RPP 1 lembar menjadi lebih paktis, efektif dan efisien.
Letak permasalahan akan terjadi pada tidak dimuatnya Kompetensi Dasar dalam
rumusan RPP 1 lembar tersebut. Mengapa demikian? Sebab ketepatan rumusan dari
tujuan pembelajaran sangat tergantung dari ketepatan guru dalam menjabarkan indikator
pencapaian kompetensi (IPK) nya KD tersebut. Utamanya KD ranah pengetahuan. Jadi
untuk KD seharusnya tetap dicantumkan dalam RRP 1 lembar upaya keterkaitan IPK
dan KD dapat dilihat secara langsung.
Berdasar contoh RPP 13 komponen sebelumnya dapat diringkas menjadi RPP 1
lembar berikut,
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Kegiatan Pembelajaran:
Pendahuluan: Waktu:
1. Mengucapkan salam dan berdoa bersama
2. Apersepsi @ 10’
3. Menyampaikan tujuan pembelajaran
Kegiatan Inti: @ 60’
Pertemuan I Pertemuan II Pertemuan III
1. Menyampaikan langkah 1.Setiap kelompok mematangkan 1. Secara bergiliran ada
pembelajaran dan membagi hasil diskusi minggu tiga kelompok yang
kelompok @ 3 sebelumnya berbeda
siswa/kelompok. 2.Setiap siswa dalam mempresentasikan hasil
2. Mengamati poster Malang kelompok menyebar ke kerjanya.
Tempoe dulu dan sekarang kelompok baru, masing- 2. Masing-masing
3.Bertanya jawab perbedaan masing menjelaskan hasil kelompok/siswa lainnya
kedua poster diskusi kelompoknya menanggapi hasil
4.Secara berkelompok siswa 3.Siswa kembali ke kelompok presentasi
mencari sumber belajar di asal untuk merumuskan
internet, sesuai dengan tugas. hasil
akhir diskusi.
Penutup: @ 10’
1. Bersama-sama siswa membuat kesimpulan/rangkuman hasil belajar.
2. Bertanya jawab tentang materi yang telah dipelajari (untuk mengetahui hasil ketercapaian materi).
3. Memberi pengarahan untuk belajar di rumah dan persiapan pertemuan berikutnya.
Penilaian Pembelajaran:
Sikap Pengetahuan Ketrampilan
Pengamatan terhadap Tes tertulis untuk menjelaskan perubahan Pengamatan terhadap
kemampuan bekerja yang terjadi pada masa Praaksara (3 kemampuan siswa berpresentasi
sama dan menghargai periode perubahan) dari penentuan tempat dan diskusi (sistematika
pendapat. tinggal dan cara memenuhi kebutuhan penyampaian, berkomunikasi
hidupnya. dan penguasaan materi)
………………….. …………………………..
Praktek perbaikan
Perencanaan
penyusunan RPP
penyusunan RPP Kurikulum 2013
Kurikulum 2013
Sidauruk, T., Elfayetty, E., Rosni, R., Nurjannah, N., Nurman, A., & Harefa, M. S.
(2013). Pelatihan Penyusunan RPP IPS Kurikulum 2013 Bagi Guru IPS SMP di
Kabupaten Serdang Bedagai. Jurnal Geografi, 5(2), 181-188.
https://www.kompasiana.com/iwaywahyudi8142/61b7493206310e364d72b8a2/
penyusunan-program-semester
https://www.sinau-thewe.com/2021/07/program-semester-promes-20212022.html?
m=1
Tim Pusdiklat Pegawai. (2016). Pendidikan dan Pelatihan Teknis Kegiatan Belajar
Mengajar Bagi Pamong Belajar Modul 03. Pengembangan Silabus dan Penyusunan
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran. Depok: Pusdiklat Pegawai Kemendikbud.