Anda di halaman 1dari 51

TUGAS KELOMPOK

“ PERENCANAAN PEMBELAJARAN IPS”


DIBUAT UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH
PENDIDIKAN IPS SD 1
DOSEN PENGAMPU:
Dr.Hj.Aslamiah, M.Pd.,Ph.D
Akhmad Riandy Agusta, M.Pd

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 6
AYU RAMADHYAH 2010125220067
ERICA AMANDA PUTRI 2010125220081
GHAIDA FATIMAH 2010125320041
LUSIANA 2010125120023
MUHAMMAD RIFQI 2010125210069
TARISYA HERDAYANTI 2010125320055

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET DAN TEKNOLOGI


UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
BANJARMASIN
2021/2022
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.......................................................................................................................................2

A. Perencanaan Pembelajaran IPS (Oleh Ghaida Fatimah)..............................................................3

B. Ranah dan Tingkatan Kata Kerja Kognitif, Afektif dan Psikomotorik dalam IPS (Oleh
Muhammad Rifqi)...............................................................................................................................6

C. Bentuk Program Tahunan Pembelajaran IPS (Oleh Lusiana)......................................................6

D. Bentuk Program Semester Pembelajaran IPS (Oleh Erica Amanda Putri)................................11

E. Bentuk Silabus dalam Pembelajaran IPS (Oleh Ayu Ramadhyah)............................................24

F. Bentuk Rencana Pelaksanaan Pembelajaran IPS (Oleh Tarisya Herdayanti)...............................34

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................................43
A. Perencanaan Pembelajaran IPS (Oleh Ghaida Fatimah)
1. Pengertian IPS
Fakih Samlawi & Bunyamin Maftuh (1999: 1) menyatakan bahwa IPS
merupakan mata pelajaran yang memadukan konsep-konsep dasar dari berbagai
ilmu sosial disusun melalui pendidikan dan psikologis serta kelayakan dan
kebermaknaannya bagi siswa dan kehidupannya.
Sedangkan menurut Udin dalam Ahmadi social studies atau Ilmu Pengetahuan
Sosial adalah ilmu-ilmu sosial yang disederhanakan untuk tujuan-tujuan pendidikan
dan pengajaran di sekolah dasar dan menengah. Dengan begitu, dapat disimpulkan
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) ialah ilmu-ilmu sosial yang dipilih dan disesuaikan
bagi penggunaan program pendidikan di sekolah atau bagi kelompok belajar
lainnya, yang sederajat.
Adanya mata pelajaran IPS di Sekolah Dasar para siswa diharapkan dapat
memiliki pengetahuan dan wawasan tentang konsep-konsep dasar ilmu sosial dan
humaniora, memiliki kepekaan dan kesadaran terhadap masalah sosial
diingkungannya, serta memiliki ketrampilan mengkaji dan memecahkan masalah-
masalah sosial tersebut. Pembelajaran IPS lebih menekankan pada aspek
“pendidikan ” dari pada transfer konsep karena dalam pembelajaran IPS siswa
diharapkan memperoleh pemahaman terhadap sejumlah konsep dan
mengembangkan serta melatih sikap, nilai, moral dan ketrampilannya berdasarkan
konsep yang telah dimilikinya. IPS juga membahas hubungan antara manusia
dengan lingkungannya. Lingkungan masyarakat dimana anak didik tumbuh dan
berkembang sebagai bagian dari masyarakat dan dihadapkan pada berbagai
permasalahan di lingkungan sekitarnya.
Hakikat tujuan mata pelajaran IPS menurut (Chapin, J.R, Messick, R.G.1992: 5)
dalam Ichas Hamid Al-lamri dan Tuti Istianti (2006: 15) dapat di dentifikasi sebagai
berikut:
a) Membina pengetahuan siswa tentang pengalaman manusia dalam kehidupan
bermasyarakat pada masa lalu, sekarang, dan dimasa yang akan datang.
b) Menolong siswa untuk mengembangkan ketrampilan (skill) untuk mencari
dan mengolah/ memproses informasi.
c) Menolong siswa untuk mengembangkan nilai/ sikap(value) demokrasi dalam
kehidupan bermasyarakat.
d) Menyediakan kesempatan kepada siswa untuk mengambil bagian/ berperan
serta dalam kehidupan sosial.

Fungsi pembelajaran IPS menurut Ishack (Winataputra, 2007) diantaranya yaitu:


a) Memberi bekal pengetahuan dasar, baik untuk melanjutkan ke jenjang
pendidikan lebih tinggi maupun diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
b) Mengembangkan keterampilan dalam mengembangkan konsep-konsepIPS.
c) Menanamkan sikap ilmiah dan melatih siswa dalam menggunakan metode
ilmiah untuk memecahkan masalah yang dihadapi.
d) Menyadarkan siswa akan kekuatan alam dan segala keindahannya sehingga
siswa terdorong untuk mencintai dan mengagungkan penciptanya.
e) Memupuk daya kreatif dan inovatif siswa.
f) Membantu siswa memahami gagasan atau informasi baru dalam bidang Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK).
g) Memupuk diri serta mengembangkan minat siswa terhadap IPS.

2. Pengertian Perencanaan pembelajaran


Perencanaan pembelajaran merupakan pengambilan keputusan atas berbagai
pilihan yang akan dilaksanakan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan,
dimana perencanaan mengandung rangkaian putusan dan penjelasan dari tujuan,
penentuan kebijakan, penentuan program, penentuan metode dan prosedur tertentu
dan penentuan kegiatan yang akan dilaksanakan (Suryapermana, 2017:183).
Perencanaan pembelajaran merupakan proses penyusunan materi ajar, penggunaan
media, penggunaan pendekatan dan metoda pengajaran, serta penilaian dalam suatu
alokasi waktu untuk mencapai kompetensi
tertentu yang telah dirumuskan (Novalita, 2014:59). Sedangkan menurut pendapat
Sabirin (2012:117) perencanaan pembelajaran merupakan suatu proses yang
sistematis dilakukan oleh guru dalam membimbing, membantu dan mengarahkan
peserta didik untuk memiliki pengalaman belajar serta mencapai tujuan
pembelajaran yang telah ditetapkan dengan langkah langkah penyusunan materi
pembelajaran, penggunaan media pembelajaran, penggunaan pendekatan dan
metode pembelajaran dan penilaian dalam suatu alokasi waktu yang akan
dilaksanakan pada masa tertentu.
3. Menyusun Perencanaan Pembelajaran
Guru yang baik harus menyusun perencanaan sebelum melaksanakan
pembelajaran di kelas. Proses belajar mengajar yang baik harus didahului dengan
persiapan yag baik, tanpa persiapan yang baik sulit rasanya meghasilkan
pembelajaran yang baik. Oleh karena itu, sudah seharusnya guru sebelum mengajar
menyusun perencanaan atau perangkat pembelajaran. Program tahunan berisi
kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan pembelajaran yang akan dilakukan guru
selama satu tahun pelajaran, seperti berapa jumlah minggu efektif dalam satu tahun
pelajaran, berapa jumlah minggu tidak efektif dalam satu tahun pelajaran.
Perencanaan pembelajaran dirancang dalam bentuk silabus dan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang mengacu pada standar isi. Perencanaan
pemmbelajaran meliputi penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran dan
penyiapan media dan sumber belajar, perangkat penilaian pembelajaran, dan
skenario pembelajaran.
Silabus merupakan acuan penyusunan kerangka pembelajaran untuk setiap bahan
kajian mata pelajaran. Silabus dikembangkan berdasarkan standar kompetensi
lulusan dan standar isi untuk satuan pendidikan dasar dan menengah sesuai dengan
pola pembelajaran pada setiap tahun ajaran tertentu. Silabus digunakan sebagi acuan
dalam pengembangan rencana pelaksanaan pembelajaran.
Dalam pelaksanaannya, pengembangan silabus dapat dilakukan oleh para guru
secara mandiri atau berkelompok dalam sebuah sekolah/madrasah atau beberapa
sekolah, kelompok musyawarah guru mata pelajaran (MGMP) atau Pusat Kegiatan
Guru (PKG), dan Dinas Pendidikan. Pengembangan silabus disusun di bawah
supervisi dinas kabupaten/kota yang bertanggungjawab di bidang pendidikan untuk
SD, SMP, dan dinas proviinsi yang bertanggungjawab di bidang pendidikan untuk
SMA dan SMK, serta departemen yang ,menangani urusan pemerintahan di bidang
agama untuk MI,MTs,MA.
Perlu diketahui bahwa disetiap bidang pembelajaran, ada bannyak yang tidak
mungkin habis dipelajari dalam waktu tertentu, setahun bahkan mungkin habis
dipelajari dalam waktu tertentu, setahun bahkan mungkin seumur hidup. Disini guru
ips harus memeilih isi berdasarkan ide-ide dasar dan struktur ilmu pengetahuan
dengan memperhatikan pengetahuan dan kemampuan yang sebelumnya sudah
dimiliki siswa. Pada setiap bidang ilmu pengetahuan termasuk IPS, konsep dan
pemahaman konsep tinggi dibangun dalam bentuk seperti piramida.
Dalam realitasnya tidak sedikit guru yang bermasalah dalam pembelajaran
karena mereka sering kali kurang memiliki pengetahuan yang memadahi tentang
yang mereka ajarkan. Dalam hal ini, jacobs dengan karyanya yang berjudul
Mapping The Big Picture menawarkan peta tentang kurikulum sebagai cara bagi
guru untuk memahami dan memetakan apa yang sedang mereka kerjakan serta
membantu memastikan bahwa tidak ada kesenjangan pada keterampilan-
keterampilan yang penting untuk dikuasi guru. Perlu diingat bahwa dalam
memahami petakurikulum, dimulai dengan masing-masing guru mendiskripsikan
proses dan keterampilan yang ditekankannya,konsepdan topik esensial yang
diterapkannya, serta hasil yang diharapkan dari siswa. Setelah itu tergantung
situasinya, deskripsi-deskripsi ini saling diinformasikan kepada guru-guru di
sekolah tersebut, dan peta kurikulum dikonstruksikan untuk memperlihatkan
kurikulum sekolah, termasuk kesenjangan yang mungkin ada dan topik-topik yang
tidak perlu diajarkan lebih dari satu kali.
Proses perencanaan pembelajaran dan pengambilana keputusan oleh guru IPS.
Beberapa diantarannya adalah dasar pemikiran dan pengetahuan perencanaan IPS,
khususnya dampak perencanaan pada pembelajaran siswa dan pada alur kehidupan
di kelas secara keseluruhan, dideskripsikan seperti halnya proses-proses yang
digunakan oleh guru-guru berpengalaman untuk membuat perencanaan dan
mengambil keputusan. Pada bagian tulisan ini juga memasukkan penjelasan yang
agak terperinci tentang prosedur-prosedur perencanaan tertentu dan sejumlah alat
bantu serta teknik yang digunakan untuk perencanaan dibidang pembelajaran IPS
dan bidang-bidang lainnya. Yang selanjutnya akan kita bahas tentanng
kompleksitas perencanaan dan pengambilan keputusan oleh guru IPS dan
menunjukkan bagaimana fungsi ini dijalankan oleh guru dalam kondisi yang tidak
pasti.
Ada banyak bergai orang mengekspresikan keyakinan akan kemampuan mereka
untuk mengontrol berbagai kejadian melalui perencanaan yang canggih.
Perencanaan juga sangat dibutuhkan dalam pembelajaran. Salah satunya adalah
pentingnya perencanaan diilustrasikan ketika anda memikirkan tentang berapa
banyak nya waktu yang digunakan guru untuk kegiatan ini, misalnya guru
melaporkan bahwa para guru memperkirakan bahwa mereka menghabiskan satu
sampai dua puluh persen waktu kerjanya setiap minggu untuk kegiatan perencanaan
pembelajaran.
B. Ranah dan Tingkatan Kata Kerja Kognitif, Afektif dan Psikomotorik dalam IPS
(Oleh Muhammad Rifqi)

1. Pengukuran Kognitif
Taksonomi Bloom dalam Nurbudiyani menyatakan bahwasanya ranah kognitif
mencakup aktivitas otak mental seperti berpikir, pemahaman, memori, analisis, sintesis,
dan yang terakhir evaluasi. Sehingga Gestaltis dalam Firmansyah berpandangan
bahwasanya semua kegiatan belajar menggunakan pemahaman tentang hubungan yang
baik antara bagian dan keseluruhan sehingga memperoleh tingkat kejelasan dan makna
tertentu dari suatu makna yang diamati dalam situasi proses pembelajaran, sehingga
lebih meningkatkan kemampuan belajar seorang peserta didik dari pada sebuah
hukuman atau sebuah ganjaran. Utami berpendapat bahwasanya kognitif menekankan
pada Knowledge, didalam suatu ranah kognitif terdapat enam jenjang level dalam
proses berfikir dan terdapat dua tingkatan yaitu edisi lama dan edisi baru, berikut
diantaranya penjelasan level kognitif dalam edisi lama yaitu :
a) Pengetahuan
Pada level ini, peserta didik bisa menyebutkan atau menjelaskan apa yang
peserta didik dapatkan. Contoh kebijakan ulang. Kata kunci dari tingkat
pengetahuan adalah: definisi, daftar terkompilasi, penamaan, deklarasi, identifikasi,
tahu, sebutkan, garis besar, garis bawah, deskripsi, cocok, pilih.
b) Pemahaman atau persepsi
Pada level ini, peserta didik mampu memahami penjelasan/pertanyaan,
menjelaskan dan menyatakan kembali dalam bahasa mereka sendiri. Misalnya
dengan menulis ulang atau meringkas topik yang siswa dapatkan dari guru. Dari
perspektif pemahaman, kata kuncinya adalah penjelasan, interpretasi, deskripsi,
perbedaan, formulasi, interpretasi, estimasi, prediksi, generalisasi, terjemahan,
perubahan, contoh, ekstensi, penyajian kembali, analogi, dan ringkasan.
c) Penerapan
Pada level ini, peserta didik dapat menggunakan kemampuan menggunakan
konsep dalam praktek atau situasi baru. Misalnya, siswa dapat menggunakan prinsip
/ aturan pedoman dalam mata pelajaran yang ditawarkan sekolah. Kata kunci di
tingkat ini diterapkan, diubah, dihitung, diselesaikan, dicari. Buktikan, gunakan,
persiapkan, peragakan, manipulasi, modifikasi, adaptasi, peragakan, operasikan,
sediakan, dan produksi.
d) Penguraian atau penjabaran
Pada level penjabaran peserta didik diharapkan dapat membagi konsep
menjadi beberapa bagian untuk lebih memahami pengaruh bagian-bagian tersebut
terhadap keseluruhan konsep. Contoh sederhananya adalah menganalisis alasan
kenaikan harga pokok penjualan dalam laporan keuangan dengan memisahkan
setiap bagian. Kata kunci yang dijelaskan pada level ini adalah analisis, diferensiasi,
pembuatan rencana / grafik, diferensiasi, perbandingan, perbandingan, pemisahan,
pembagian, koneksi, menunjukkan hubungan antar variabel, pemilihan, pemisahan
menjadi beberapa bagian, reservasi, perbandingan.
e) Pemanduan
Pada tataran integrasi, terdapat kemampuan merakit atau menata ulang
komponen-komponen untuk menciptakan makna/pemahaman/struktur baru. Contoh:
Mengembangkan kurikulum dengan mengintegrasikan pendapat dan materi dari
berbagai sumber. Kata kunci dalam integrasi adalah klasifikasi, kombinasi,
aransemen, modifikasi, desain, integrasi, pengorganisasian, kompilasi, komposisi,
kreasi, penataan ulang, penulisan ulang, desain, komposisi, modifikasi, sambungan,
rekonstruksi, kesimpulan, pemolaan.
f) Penilaian
Tingkat keenam, yaitu evaluasi di mana hal-hal tertentu dapat dievaluasi dan
dinilai berdasarkan norma, acuan, dan standar. Contoh sederhananya adalah
membandingkan hasil tes siswa dengan kunci jawaban. Kata kunci dari level
evaluasi adalah review, perbandingan, ringkasan, kritik, perbandingan,
perbandingan, pembuktian, pemeliharaan, evaluasi, pembuktian, penghitungan,
pembangkitan, penyesuaian, koreksi, penyelesaian, penemuan.
Berdasarkan pemaparan diatas ranah kognitif merupakan cara berfikir sesuai
dengan tujuan yang diharapkan dengan proses berfikir seorang peserta didik yang
menggambarkan tahap berfikir yang harus dikuasai agar mampu mengaplikasikan
teori dalam perbuatan.

2. Pengukuran Afektif
Nurhidayati dan Sunarsih menyatakan bahwasannya ranah afektif merupakan segala
sesuatu yang berkaitan dengan perasaan seorang peserta didik itu sendiri. Kemudian
Utami berpendapat bahwasannya ranah Afektif mencakup segala hal yang berkaitan
dengan emosi seorang peserta didik seperti perasaan, nilai, penghargaan, semangat
tinggi, minat, motivasi dan sikap. Ranah kognitif terdapat Lima kategori yang diurutkan
mulai dari perilaku yang sederhana hingga yang paling kompleks diantaranya yaitu:
a. Penerimaan
Dalam hal penerimaan yang dimaksud disini, seorang peserta didik
menunjukkan kemampuannya dalam merawat dan menghargai orang lain. Misalnya,
mendengarkan pendapat seorang teman pada saat proses diskusi didalam kelas dan
seorang peserta didik mampu memingat nama seorang guru. Kata kunci dalam
kategori penerimaan ini antara lain meminta, memperhatikan, memberi, menahan
atau mengendalikan diri, mengidentifikasi, memperhatikan dan menjawab.
b. Responsif
Pada kategori responsif, pembelajaran dan kemampuan berpikir siswa selalu
dirangsang secara aktif sehingga memungkinkan mereka untuk segera bereaksi
terhadap peristiwa dan mengambil tindakan. Contoh: Berpartisipasi dalam diskusi
kelas. Kata kunci dari kategori respon itu sendiri adalah menjawab, membantu,
mematuhi, mencapai, setuju, berdiskusi, melakukan, memilih, mempresentasikan,
mempresentasikan, melaporkan, menceritakan, menulis, menjelaskan,
menyelesaikan, praktik.
c. Nilai yang dianut
Diantara kategori nilai yang dianut termasuk dalam kemampuan peserta
didik dalam menampilkan nilai yang digunakan guna membedakan kelebihan dan
kekurangan suatu peristiwa atau objek, dan kemudian nilai tersebut disebut
dinyatakan sebagai nilai perilaku. Misalnya mengusulkan kegiatan tanggung jawab
sosial perusahaan berdasarkan nilai-nilai dan komitmen perusahaan saat itu. Adapun
kata kunci kategori nilai yang digunakan yaitu display, demonstrasikan, pilih,
bedakan, ikuti, bertanya, lakukan, jelaskan, bentuk, ambil inisiatif, implementasikan,
inisiasi, buktikan, usulkan, laporkan, jelaskan, buktikan, tolak, nyatakan atau opini.
d. Organisasi
Dalam kategori Organisasi peserta didik diharapkan mampu untuk
membentuk system nilai dan budaya dalam suatu organisasi dengan
mengkondisikan perbedaan nilai. Misalnya, menyetujui dan mematuhi etika
professional dan mengakui kebutuhan untuk menjaga keseimbangan antara
kebebasan dan tanggung jawab. Sehingga kata kunci dari sebuah organisasi jenis ini
adalah ketaatan, desain, spesifikasi, identifikasi, merger, organisasi, formulasi,
kesetaraan, pemeliharaan, koneksi, integrasi, interpretasi, linking, merger,
perbaikan, persetujuan, persiapan, perbaikan, pendapat terpadu, kesesuaian,
tambahan, bandingkan dan yang terahir modifikasi.
e. Karakterisasi
Dalam kategori ini kemampuan mengontrol tingkah laku dan meningkatkan
hubungan interpersonal sesuai dengan nilai-nilai yang dianut oleh seorang peserta
didik. Misalnya, menunjukkan rasa percaya diri saat bekerja sendiri dalam aktivitas
sebuah kelompok. Adapun kata kunci dalam kategori karakterisasi ini adalah
implementasi, tampilan, pemisah, pengaruh, mendengarkan, modifikasi, latihan,
perbaikan, batasan, pertanyaan, tindakan, buktikan, dan yang terakhir pertimbangan.
Tujuan dalam pengukuran ranah afektif yaitu selain guna memperoleh
informasi yang benar dalam suatu pencapaian tujuan intruksional pada peserta didik
seperti penerimaan, partisipasi, penilaian organisasi dan interaksi, juga dapat
menunjukkan arah peserta didik pada keadaan belajar mengajar yang tepat sesuai
dengan kemampuan serta karakteristik seorang peserta didik. Manfaatnya yaitu guna
untuk menjadikan lebih baik dalam mencapai sebuah tujuan atau puncak
intruksional pada peserta didik khususnya dalam tingkat penerimaan, partisipasi,
penilaian, organisasi, bahkan internalisasi dan guna memperbaiki suatu sikap peserta
didik, minat peserta didik, konsep diri dari seorang peserta didik, dan nilai moral
peserta didik itu sendiri.
Adapun yang dipakai dalam sebuah pengukuran ranah kognitif yaitu
observasi, kenapa observasi karena observasi dalam mengambil sebuah produk atau
data tidak terbatas pada orangnya saja melainkan dapat digunakan pada alam sekitar
atau lingkungan itu sendiri.

3. Pengukuran Psikomotor
Dalam ranah ini, pengukuran psikomotor langsung terhubung pada sebuah hasil
pada saat proses pembelajaran yang semua itu melalui sebuah kebiasaan dengan
melibatkan tenaga dan kekuatan fisik. Adapun Utami menyatakan bahwasanya ranah
psikomotor melibatkan suatu gerakan koordinasi badan seorang peserta didik, cara
berfikir maupun fisik yang kuat, yang kemudian semua itu diukur dengan sudut
kecepatan, sebuah ketepatan, teknik, jarak dan sebuah pelaksanaannya. Sehingga ranah
Psikomotor Rakhmawati menyatakan terdapat tujuh kategori yang semua itu dimulai
dari sebuah tingkat yang sederhana sampai pada tingkat yang tinggi yaitu :

a) Persepsi
Dalam hal ini, peserta didik akan menggunakan kapabilitas saraf sensorik
untuk menjelaskan berbagai hal saat memperkirakan sesuatu. Misalnya, siswa
menurunkan suhu AC saat merasa suhu ruangan panas. Kata kunci dalam persepsi
ini adalah persiapan, seleksi, koneksi, deskripsi, identifikasi, isolasi, diferensiasi,
seleksi, dan deteksi.
b) Kesiapan
Kesiapan merupakan kemampuan peserta didik mempersiapkan mental, fisik
dan emosional ketika menghadapi berbagai hal. Misalnya, siswa melakukan
penjagaan sesuai jadwal, atau menerima kelebihan dan kekurangan seseorang.
Dalam hal ini, kata kunci kesiapan adalah start, inisiasi, inisiasi, help, show
preparation, show, dan demonstrasikan
c) Reaksi yang diarahkan
Kategori respon terarah adalah kemampuan untuk memulai keterampilan
yang kompleks dengan meniru dan bereksperimen dengan bantuan / bimbingan
siswa dan guru. Misalnya siswa mengikuti petunjuk guru atau guru. Kata kunci
untuk memandu respons adalah meniru, melacak, mengikuti, mencoba,
mempraktikkan, melakukan, membuat, menunjukkan, memasang, bereaksi, dan
menanggapi.
d) Reaksi Natural
Di sini, respons alamiah adalah kemampuan peserta didik untuk
melaksanakan kegiatan pada tingkat keterampilan yang lebih sulit. Pada tahap ini,
saya berharap siswa dapat terbiasa dengan pekerjaan sehari-hari. Contohnya adalah
penggunaan komputer oleh siswa. Kata kunci natural response adalah operasi,
konstruksi, instalasi, pembongkaran, perbaikan, implementasi sesuai standar,
pengerjaan, penggunaan, perakitan, kontrol, akselerasi, smoothing, penajaman, dan
pemrosesan.
e) Reaksi yang kompleks
Dalam hal ini peserta didik memiliki kemampuan untuk melakukan sesuatu
yang dapat dilihat dari kecepatan, ketepatan, efisiensi dan efektifitasnya. Semua
tindakan dilakukan secara spontan, lancar, cepat, dan tanpa ragu-ragu. Misalnya,
keterampilan bermain piano. Kata kunci untuk reaksi kompleks adalah: operasi,
konstruksi, pemasangan, pembongkaran, perbaikan, implementasi sesuai standar,
pekerjaan, penggunaan, perakitan, kontrol, akselerasi, pemulusan, pencampuran,
penajaman, pemrosesan, pengorganisasian, penyusunan / penyusunan, pengukuran.
f) Adaptasi
Adaptabilitas adalah kemampuan siswa untuk mengembangkan keterampilan
dan memodifikasi model sesuai kebutuhan. Contoh sederhananya adalah siswa dapat
melakukan perubahan pada kejadian yang tidak terduga dengan cepat dan akurat
tanpa merusak model yang ada. Kata kunci adaptasi adalah perubahan, adaptasi,
perubahan, revisi, penataan ulang, desain ulang dan modifikasi.
g) Kreativitas
Pada kategori kreativitas, kemampuan yang diharapkan siswa adalah
kemampuan menciptakan model baru yang sesuai dengan kondisi/kondisi tertentu,
dan kemampuan memecahkan masalah dengan menggali kreativitas diri. Misalnya
merumuskan formula baru, inovasi, produk baru. Pada kategori kreativitas, kata
kuncinya adalah design, build, create, design, inisiasi, gabungkan, buat, jadilah
pelopor.Berdasarkan beberapa pendapat dan kategori tingkatan diatas maka ranah
psikomotor merupakan segala sesuatu peserta didik yang saling terhubung dengan
sebuah gerakan otot, sehingga menimbulkan Gerakan anggota badan setelah
mengalami proses belajar mengajar.
Tujuan dari pengukuruan ranah psikomotor yaitu selain memperbaiki
capaian perbaikan dalam tujuan intruksional pada seorang peserta didik pada sebuah
tingkatan imitasi, manipulasi prestasi, artikulasi, naturalisasi, juga dapat
meningkatkan kemampua gerak seperti reflex, gerak dasar, keterampilan perseptual,
keterampilan fisik, Gerakan terampil, dan komunikasi anatar peserta didik. Riyan
dalam Penilaian hasil belajar pada psikomor dapat dilakukan dengan tiga tahap yaitu
dengan penggamatan langsung selama proses belajar mengajar, setelah proses
belajar dan beberapa waktu setelah proses belajar mengajar selesai.

C. Bentuk Program Tahunan Pembelajaran IPS (Oleh Lusiana)


A. Pengertian Program Tahunan
Ada beberapa pendapat yang menjelaskan tentang peng ertian program tahunan adalah
rencana penetapan alokasi waktu satu tahun untuk mencapai tujuan per KDyang telah
ditetapkan di SKL. Program tahunan adalah rencana penetapan alokasiwaktu satu tahun
untuk mencapai tujuan (SK dan KD) yang telahditetapkan.Penetapan alokasi waktu
diperlukan agar seluruh kompetensi dasar yangada dalam kurikulum seluruhnya dapat
tercapai. Penentuan alokasi waktu ditentukanoleh banyaknya jumlah jam pelajaran
sesuai dengan struktur kurikulum serta jumlahhari dalam kalender pendidikan.Program
tahunan merupakan program umum setiap mata pelajaran untuk setiap kelas, berisi
tentang garis-garis besar pengajaran yang hendak dicapai dalamdalam satu tahun dan
dikembangkan oleh guru mata pelajaran.Program tahunanadalah program umum
tematik terpadu untuk setiap kelas yang dikembangkan olehguru.
Mulyana menyatakan bahwa program tahunan merupakan program umumsetiap mata
pelajaran untuk setiap kelas yang dikembangkan oleh guru mata pelajaran yang
bersangkutan. Namun melihat kondisi di sekolah dasar yang pada umumnyasebagai
guru kelas bukan guru mata pelajaran, maka program tahunan dibuat olehguru kelas
masing-masing. Program tahunan perlu dipersiapkan guru sebelum tahunajaran baru
mulai, karena program tahunan dijadikan pedoman bagi pengembangan program-
program berikutnya, yakni program semester, program modul, programmingguan dan
harian serta pembuatan silabus dan system penilaiannya.
Program Tahunan merupakan merupakan susunan alokasi waktu pembelajaran selama
satu tahun untuk mencapai standar kompetensi (SK) dan kompetensi dasar (KD) yang
diharapkan.

Penetapan alokasi waktu ini dibutuhkan agar seluruh Kompetensi Dasar dapat tercapai
dan dikuasai oleh peserta didik
B. Komponen Program Tahunan
Dalam melaksanakan pembelajaran seorang guru harus bisa membuat program tahunan,
dalam penyusunan itu seorang pendidik harus berpanduan pada kalender pendidikan
yang sudah disusun oleh dinas pendidikan pusat. Adapun komponen program tahunan
yaitu :
a. Identitas (mata pelajaran, kelas, tahun pelajaran)
b. Format isian (semester, standar kompetensi, kompetensi dasar, Kompetensi dasar,
materi pokok dan alokasi waktu)
C. Langkah- langkah Program Tahunan
Adapun langkah-langkah Penyusunan Program Tahunan adalah sebagai berikut :
1. Menelaah kalender pendidikan, dan ciri khas sekolah/madrasah
berdasarkankebutuhan tingkat satuan pendidikan.
2. Menandai hari-hari libur, permulaan tahun pelajaran, minggu efektif,belajar, waktu
pembelajaran efektif (per minggu).
Hari-hari libur meliputi:
a. .Jeda tengah semester.
b. Jeda antar semester.
c. Libur akhir tahun pelajaran.
d. Hari libur keagaman.
e. Hari libur umum termasuk hari-hari besar nasional.
f. Hari libur khusus.

3. Menghitung jumlah minggu efektif setiap bulan dan semester dalam satu tahun
danmemasukkan dalam format matrik yang tersedia
4. Medistribusikan lokasi waktu yang disediakan untuk suatu mata pelajaran, pada
setiapKD dan topik bahasannya pada minggu efektif, sesuai ruang lingkup cakupan
maeri,tingkat kesulitan dan pentingnya materi tersebut, serta mempertimbangkan
waktuuntuk ulangan serta review materi
D. Format/Bentuk Program Tahunan
MATA PELAJARAN : IPS
SATUAN PENDIDIKAN : SMP MUH. 2
DEPOK KELAS/SEMESTER VII
TAHUN PELAJARAN : 2016/2017

No. SK
ALOKASI
Sem dan No. Standar Kompetensi dan Kompetensi
WAKTU
KD Dasar
(JP)
Memahami Lingkungan Kehidupan Manusia
1.1 Mendeskripsikan keragaman bentuk muka bumi,
proses pembentukan,dan dampaknya terhadap 24
1
kehidupan JP
1.2 Mendeskripsikan kehidupan pada masa pra-
aksara di Indonesia tersebar di Nusantara
Memahami kehidupan sosial manusia
2.1 Mendeskripsikan interaksi sebagai proses sosial
2.2 Mendeskripsikan sosialisasi sebagai proses
2 pembentukan kepribadian 26
2.3 Mengidentifikasi bentuk-bentuk interaksi sosial JP
1 2.4 Menguraikan proses interaksi sosial

Memahami usaha manusia memenuhi kebutuhan


3.1 Mendeskripsikan manusia sebagai makhluk
3 sosial dan ekonomi yang bermoral dalam 20
memenuhi kebutuhan JP
3.2 Mengidentifikasi tindakan ekonomi berdasarkan
motif dan prinsip ekonomi dalam berbagai kegiatan
sehari-hari
. Ulangan Harian 8 JP
Ulangan Mid Semester 2 JP
Ulangan Umum/Akhir 2 JP
Waktu Cadangan 4 JP
Remidi 6 JP
JUMLAH 92 JP
Depok, September 2016

Mengetahui
Guru Mapel IPS Mahasiswa PPL

Lisa Denok Saputi, S.Pd Kholidah Attina Yopa


NBM. 1098099 NIM. 13416244010
5.
D. Bentuk Program Semester Pembelajaran IPS (Oleh Erica Amanda Putri)

Program Semester (Promes) merupakan program yang berisi garis-garis besar tentang hal-hal
yang akan dicapai dalam satu semester. Semester adalah satuan waktu yang digunakan untuk
penyelenggaraan program pendidikan.

Promes berisi rumusan pokok-pokok aktivitas guru dalam melakukan pembelajaran selama satu
semester dengan mempertimbangkan alokasi waktu yang tersedia, jumlah Kompetensi Dasar, dan
Indikator.

Promes akan memudahkan guru dalam mengajarkan materi untuk dikuasai peserta didik dalam
satu semester.

Komponen Promes adalah sebagai berikut.

1. Identitas (satuan pendidikan, mata pelajaran, kelas, semester, tahun pelajaran)


2. Format isian (materi, tema, sub tema, alokasi waktu, dan bulan yang terinci per minggu)

PENYUSUNAN PROGRAM SEMESTER

A. Program Semester

Menurut KBBI, program adalah program dalam sistem persekolahan yang


mempersiapkan sejumlah mata pelajaran yang diperuntukkan bagi siswa yang ingin melanjutkan
studi. Sedangkan semester adalah satuan waktu yang digunakan untuk penyelenggaraan
program pendidikan. Kegiatan yang dilaksanakan dalam semester itu ialah kegiatan tatap muka,
praktikum, keraja lapangan, mid semester, ujian semester dan berbagai kegiatan lainya yang
diberi penilaian keberhasilan.

Dalam program pendidikan semester dipakai satuan waktu terkecil, yaitu satuan
semester untuk menyatakan lamanya satu program pendidikan. Masing-masing program
semester sifatnya lengkap dan merupakan satu kebulatan dan berdiri sendiri. Pada setiap akhir
semester segenap bahan kegiatan program semester yang disajikan harus sudah selesai
dilaksanakan dan mahasiswa yang mengambil program tersebut sudah dapat ditentukan lulus
atau tidak. Program semester ialah program yang berisikan garis-garis besar mengenai hal-hal
yang hendak dilaksanakan dan dicapai dalam satu semester. Program semester ini merupakan
penjabaran dari program tahunan. Program semester berisikan garis-garis besar mengenai hal-
hal yang hendak dilaksanakan dan dicapai dalam semester tersebut. Program semester ini
merupakan penjabaran dari program tahunan. Kalau program tahunan disusun untuk
menentukan jumlah jam yang diperlukan untuk mencapai kompetensi dasar, maka dalam
program semester diarahkan untuk menjawab minggu keberapa atau kapan pembelajaran untuk
mencapai kompetensi dasar itu dilakukan.

Pada umumnya program semester ini berisikan tentang bulan, pokok bahasan yang
hendak disampaikan, waktu yang direncanakan, dan keterangan-keterangan. Komponen-
komponen program semester meliputi:

1. Identitas (satuan pendidikan, mata pelajaran, kelas, semester, tahun pelajaran),

 Satuan Pendidikan
 Mata Pelajaran
 Kelas
 Semester
 Tahun Pelajaran
2. Format Isian (materi, Submateri, Alokasi waktu, Bulan yang terinci per minggu)

 Materi
 Submateri
 Alokasi Waktu
 Bulan yang terinci per minggu
Pada format program semester  bahwa program ini pada dasarnya sebagai penjabaran dari
program tahunan. Cara pengisian program di atas adalah sebagai berikut:

1. Tentukan Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) yang ingin dicapai. Dalam
hal ini guru tidak perlu merumuskan SK dan KD, sebab semuanya sudah ditentukan dalam
Standar Isi (SI), yakni pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang sudah kita
kenal , kecuali kalau kita memang diharuskan merumskan SK dan KD sendiri, misalnya
dalam merumuskan kurikulum Muatan Lokal (Mulok).
2. Lihat program tahunan yang telah kita susun untuk menentukan alokasi waktu atau jumlah
jam pelajaran setiap SK dan KD itu.
3. Tentukan pada bulan dan minggu keberapa proses pembelajaran KD itu akan dilaksanakan.
B. Urgensi Program Semester

Bila seorang guru mengajar tanpa membuat prota dan promes maka yang terjadi adalah
banyak guru yang keteteran menyelesaikan materi yang akan diberikan kepada siswanya,
bahkan ada guru yang tidak dapat menyelesaikan materinya.

Pertama, Kemungkinan keterlambatan materi disebabkan oleh kurangnya siswa


menangkap materi yang disajikan sehingga guru harus mengulang-ulang materi agar kelas yang
diampunya dapat tuntas. Konsekuensinya adalah menambah alokasi waktu untuk materi
tersebut, dampaknya justru berpengaruh pada SK dan KD yang lain.

Kedua, Tidak ada peta materi dalam hitungan semester dan tahun, peta materi penting
untuk mengetahui distribusi materi terhadap alokasi waktu. Peta materi yang dimaksud tidak
lain adalah Program tahunan (Prota) dan Program semester (Promes), kedua program ini disusun
untuk menjadi pedoman dan batasan guru untuk menyajikan materi terhadap alokasi waktu,
apakah selama satu semester atau selama satu tahun pelajaran.

Beberapa akibat yang timbul oleh tidak adanya Prota dan Promes, antara lain:

1)Materi tidak tuntas


2)Tidak jelas alokasi waktu per SK dan KD
3)Ulangan tidak terkontrol berdasarkan SK dan KD
4)Pemetaan SK dan KD tidak terstruktur dan sistematik
5)Pembagian materi per semester tidak jelas
Dan masih banyak lagi, karena begitu pentingnya Prota dan Promes maka guru sebelum
melaksanakan pembelajaran harus menyelesaikan kedua program ini. Sebagian guru
menjelaskan bahwa sebelum menyusun RPP sebagai rencana skenario pembelajaran, maka
Promes dan Prota harus disiapkan terlebih dahulu, sehingga pembagian pertemuan pembelajaran
dapat terdistribusi secara keseluruhan berdasarkan SK dan KD dengan mempertimbangkan
alokasi waktu yang tersedia.

C. Langkah-langkah Penyusunan Program Semester

 Memasukkan KD, topik dan sub topik bahasan dalam format Program Semester.
 Menentukan jumlah jam pada setiap kolom minggu dan jumlah tatap muka per minggu
untuk mata pelajaran.
 Mengalokasikan waktu sesuai kebutuhan bahasan topik dan sub topik pada kolom minggu
dan bulan.
a. Hitung alokasi waktu dalam setahun berdasarkan kalender pendidikan yang diterbitkan
oleh satuan pendidikan.

Hal – hal yang diperhatikan adalah :

1. Banyaknya pekan dalam setiap bulan


2. Jumlah pekan efektif per bulan (pekan dimana terjadi KBM)
3. Jumlah pekan tidak efektif (pekan dimana tidak terjadi KBM misal HUT Sekolah, Hari
libur umum dan lain-lain)
4. Total pekan, pekan efektif, pekan tidak efektif per tahun.
b. Hitung alokasi waktu per semester

    Hal-hal yang diperhatikan sama dengan perhitungan alokasi waktu dalam setahun.

c. Menentukan jumlah jam efektif per semester

    Hal-hal yang diperhatikan adalah :

1. Banyaknya pekan efektif pada perhitungan alokasi waktu per semester dikurangi pekan
tidak efektifnya. Contoh : Pekan dalam semester ini 26 pekan, yang tidak efektif 9 pekan
maka pekan efektif adalah 26-9=17 Pekan.
2. Jam efektif semester adalah hasil perkalian pekan efektif dengan jumlah jam pelajaran per
minggu. Misal : Fisika kelas VII Jumlah jam per minggu 2 jam/ kelas. Maka jam pelajaran
efektif per semester adalah 17 x 2 jam pel = 34 jam pel.
d. Distribusi alokasi waktu

    Hal-hal yang diperhatikan adalah :

a. Hitung banyaknya kompetensi dasar dalam semester berjalan.


b. Tentukan kedalaman dan keluasan materi pada Kompetensi Dasar tersebut.
c. Sebarkan jam efektif yang telah dihitung pada setiap Kompetensi Kasar berdasarkan
keluasan dan kedalamannya.
d. Jabarkan hasil penyebaran tersebut pada matriks yang telah dilengkapi dengan bulan dan
minggu selama 1 semester dengan memperhatikan juga minggu / hari tidak efektif.
 Membuat catatan atau keterangan untuk bagian-bagian yang membutuhkan penjelasan.

Fungsi Program Semester (Promes)


Promes menjadi langkah awal atau susunan perencanaan untuk menyampaikan materi
kepada peserta didik. Promes dibuat secara terperinci dan berurutan dari beberapa hal yang
akan dilakukan oleh guru selama mengajar. Adapun berikut ini merupakan fungsi pembuatan
program semester, di antaranya adalah
 Guru memiliki gambaran kegiatan belajar yang dilakukan selama satu semester

 Dapat memudahkan guru untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran selama satu semester
sesuai perencanaan
 Promes dapat mengarahkan guru dalam mencapai tujuan pembelajaran yang telah
diprogram
 Promes dijadikan pedoman guru untuk mengajar dan membawa suasana KBM lebih baik
 Promes dijadikan sebagai pola dasar untuk mengatur tugas dan wewenang setiap orang
yang terlibat dalam pembelajaran
 Sebagai bahan dalam menyusun data dan mencapai keseimbangan kerja
 Sebagai tolak ukur keefektifitasan proses pembelajaran
 Membantu guru untuk menghemat tenaga, waktu, biaya dan alat penunjang pembelajaran
karena semuanya telah disusun dengan rapi.

Konsep Dasar Program Semester


Program semester merupakan penjabaran yang masuk ke dalam program tahunan,
artinya promes tidak bisa dibuat tanpa adanya susunan program tahunan. Umumnya program
semester ini berisi mengenai:

1) Identitas, mulai dari satuan pendidikan, nama sekolah, kelas, semester, mata pelajaran,
tahun pelajaran
2) Isian, mulai dari Standar Kompetensi (SK), Kompetensi Dasar (KD), jumlah jam pertemuan
(JJP) pembelajaran serta bulan

Adapun indikator pada program semester harus dirumuskan sesuai dengan kondisi dan
karakteristik peserta didik. Dengan kata lain, indikator layaknya sebuah tujuan instruksional
khusus (TIK) dalam proses pembelajaran, di mana dibutuhkan kata kerja operasional (KKO),
untuk membuat rumusan yang lebih efektif, seperti menjelaskan, analisis, identifikasi, evaluasi
dan lainnya.

Contoh Format Penyusunan Program Tahunan


Menurut Arikunto dan Jabar 2004:3 Sebuah program bukanlah kegiatan tunggal yang
bisa diselesaikan dalam waktu cepat, tetapi sebuah kegiatan berkesinambungan dalam
melaksanakan kebijakan. Oleh sebab itu, program tahunan dan program semester merupakan
suatu sistem atau program yang saling berhubungan. Adapun menurut Uno (2007), Salah satu
hal yang menjadi alasan pentingnya perencanaan suatu program pembelajaran yaitu untuk
menciptakan pembelajaran yang berkualitas, serta bermuara pada pencapaian tujuan
pembelajaran. Program semester dibuat dalam bentuk tabel. Adapun berikut ini merupakan
beberapa contoh dari format program semester yang bisa kita ketahui dan untuk dijadikan
contoh pembuatan promes, yaitu
PROGRAM SEMESTER
Mata Pelajaran / Seri : IPS
Kelas/Semester :
IX / Ganjil
Alokasi Waktu : 4 jam / minggu
Tahun Pelajaran :
20…./20…..
A
Nomor KI K
lo
Juli Agustus September Oktober Nopember Desember e
ka
1 2 3 4 si t
W
Nomor KD ak 1 2 3 4 5 1 2 3 4 1 2 3 4 5 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 5
tu
2 3
. .
1 1 1
. , ,
1 2 3
4.
, . .
1,
1 2 2 3
4.
. , , 6 4 4 4 4 4 4 4 4 4
2,
2 2 3 JP
4.
, . .
3
1 3 3
. , ,
3 2 3
. .
4 4
2 3
. .
1 1 1
. , ,
1 2 3
4.
, . .
1,
1 2 2 3
4.
. , , 6 4 4 4 4 4 4 4 4 4
2,
2 2 3 JP
4.
, . .
3
1 3 3
. , ,
3 2 3
. .
4 4
0
Cadangan
JP
7
Jumlah 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
JP

…………………, 27 Juli
20…..
Mengetahui
KepalaSekolah
Guru Mata Pelajaran

…………………………………..
…………………………………..
NIP .
NIP.
PROGRAM SEMESTER

Mata Pelajaran / Seri : IPS


Kelas/Semester :
IX / Genap
Alokasi Waktu : 4 jam / minggu
Tahun Pelajaran :
20…./20…..
Al
Nomor KI K
ok
Januari Februari Maret April Mei Juni e
1 2 3 4 asi
t
W
ak
Nomor KD 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 5 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 5
tu
2 3
. .
1 1 1 4
. , , .
1 2 3 1
, . . ,
1 2 2 4
36
. , , . 4 4 4 4 4 4 4 4 4
JP
2 2 3 2
, . . ,
1 3 3 4
. , , .
3 2 3 3
. .
4 4
2 3
. .
1 1 1 4
. , , .
1 2 3 1
, . . ,
1 2 2 4
36
. , , . 4 4 4 4 4 4 4 4 4
JP
2 2 3 2
, . . ,
1 3 3 4
. , , .
3 2 3 3
. .
4 4
8
Cadangan 4 4
JP
80
JUMLAH 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
JP
…………………, 27 Juli
20……
Mengetahui
KepalaSekolah
Guru Mata Pelajaran

…………………………………..
…………………………………..
NIP .
NIP.

PROGRAM SEMESTER
Nama Sekolah         :

Mata pelajaran         :

Kelas/Semester         :

Tahun ajaran              :

Standar Kompetensi   :

(Dibuat dalam bentuk tabel)

Kompetensi Dasar

Indikator Pencapaian Kompetensi

Materi Pokok

Januari

3 | 4 |5
Februari

1|2|3|4|5

Maret

1|2|3|4|5

April

1|2|3|4|5

Mei

1|2|3|4|5

Juni

1|2|3|4|5

Uji Kompetensi

Remedial

Pengayaan

Mengetahui,

Kepala Sekolah.........

(............................................)

NIP/NIK.

........., ........................ 20.....

Guru Mapel ……
(............................................)

NIP/NIK.

D. Manfaat Promes

1. Mempermudah seorang guru dalam proses pembelajaran selama satu semester.


2. Sebagai petunjuk arah kegiatan dalam mencapai tujuan pembelajaran yang dilakukan
3. Sebagai pola dasar dalam mengatur tugas dan wewenang bagi setiap unsur yang terlibat
dalam kegiatan pembelajaran
4. Sebagai pedoman kerja bagi setiap unsur, baik guru maupun murid
5. Sebagai alat ukur keefektifan suatu proses pembelajaran sehingga setiap saat dapat
diketahui ketepatan dan kelambanan kerja
6. Untuk bahan penyusunan data agar terjadi keseimbangan kerjaUntuk menghemat waktu,
tenaga, alat-alat, dan biaya
E. Fungsi Perencanaan Pembelajaran

Dapat berfungsi sebagai acuan bagi guru untuk melaksanakan kegiatan belajar mengajar
agar lebih terarah dan berjalan efisien dan efektif. Berfungsi sebagai peganggan seorang guru
dalam pembelajaran. Dapat berfungsi untuk mengukur setiap waktu yang diperlukan dalam
menyampaikan bahan pelajaran tertentu, dan menghitung jam pelajaran efektif. Berfungsi
sebagai pencapaian tujuan dalam menyampaikan materi. Melalui perencanaan yang baik, maka
proses dan hasil belajar dapat dilakukan secara seimbang.

a. perencanaan pembelajaran bagi guru

1) Memberi guru pemahaman yang lebih jelas tentang tujuan pendidikan sekolah dan
hubungannya dengan pembelajaran yang dilakukan untuk mencapai tujuan itu.

2) Membantu guru memperjelas pemikiran tentang sumbangan pembelajarannya terhadap


pencapaian tujuan pendidikan.

3) Menambah keyakinan guru atas nilai-nilai pembelajaran yang diberikan dan prosedur yang
dipergunakan.

4) Membantu guru dalam rangka mengenal kebutuhan-kebutuhan siswa, minat-minat siswa,


dan mendorong motivasi belajar.

5) Mengurangi kegiatan yang bersifat trial dan error dalam mengajar dengan adanya organisasi
yang baik dan metode yang tepat sehingga menjadikan kegiatan pembelajaran lebih terarah
dan berjalan secara efektif dan efesien.

6) Membantu guru memelihara kegairahan mengajar dan senantiasa memberikan bahan-bahan


yang up to date kepada siswa.

7) Sebagai pedoman atau acuan dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar.

8) Menambah penguasaan guru terhadap materi yang diajarkan dan juga dalam menyeleksi
atau mengkombinasikan materi.

9) Memudahkan guru dalam mengukur keberhasilan pembelajaran, baik proses maupun hasil.

10) Sebagai alat untuk membantu pengelolaan pendidikan

b. Fungsi perencanaan pembelajaran bagi siswa

1) Sebagai pedoman dan acuan belajar siswa, karena materi pelajarannya sudah terencana.

2) Sebagai persiapan belajar siswa, karena materi pelajarannya tidak akan berubah-ubah lagi
(sudah terencana)

3) Menjadikan siswa senang dalam belajar, karena pembelajarannya terencana


c. Secara umum ada beberapa fungsi perencanaan pembelajaran, yaitu :

1) Fungsi kreatif

Pembelajaran dengan menggunakan perencanaan yang matang akan dapat memberikan


umpan balik yang dapat menggambarkan berbagai kelemahan yang ada sehingga akan
dapat meningkatkan dan memperbaiki program.

2) Fungsi Inovatif

Suatu inovasi pasti akan muncul jika direncanakan karena adanya kelemahan dan
kesenjangan antara harapan dan kenyataan. Kesenjangan tersebut akan dapat dipahami jika
kita memahami proses yang dilaksanakan secara sistematis dan direncanakan dan
diprogram secara utuh.

3) Fungsi selektif

Melalui proses perencanaan akan dapat diseleksi strategi mana yang dianggap lebih efektif
dan efisien untuk dikembangkan. Fungsi selektif ini juga berkaitan dengan pemilihan materi
pelajaran yang dianggap sesuai dengan tujuan pembelajaran.

4) Fungsi Komunikatif

Suatu perencanaan yang memadai harus dapat menjelaskan kepada setiap orang yang
terlibat, baik guru, siswa, kepala sekolah, bahkan pihak eksternal seperti orang tua dan
masyarakat. Dokumen perencanaan harus dapat mengkomunikasikan kepada setiap orang
baik mengenai tujuan dan hasil yang hendak dicapai dan strategi yang dilakukan.

5) Fungsi prediktif

Perencanaan yang disusun secara benar dan akurat, dapat menggambarkan apa yang akan
terjadi setelah dilakukan suatu tindakan sesuai dengan program yang telah disusun. Melalui
fungsi prediktifnya, perencanaan dapat menggambarkan berbagai kesulitan yang akan
terjadi, dan menggambarkan hasil yang akan diperoleh.

6) Fungsi akurasi

Melalui proses perencanaan yang matang, guru dapat mengukur setiap waktu yang
diperlukan untuk menyampaikan bahan pelajaran tertentu, dapat menghitung jam pelajaran
efektif.

7) Fungsi pencapaian tujuan


Mengajar bukanlah sekedar bertujuan untuk menyampaikan materi, tetapi juga membentuk
manusia yang utuh yang tidak hanya berkembang dalam aspek intelektualnya saja, tetapi
juga dalam sikap dan ketrampilan. Melalui perencanaan yang baik, maka proses dan hasil
belajar dapat dilakukan secara seimbang.

8) Fungsi control

Mengontrol keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan merupakan bagian yang tidak dapat
dipisahkan dalam suatu proses pembelajaran. Melalui perencanaan akan dapat ditentukan
sejauh mana materi pelajaran telah dapat diserap oleh siswa dan dipahami, sehingga akan
dapat memberikan balikan kepada guru dalam mengembangkan program pembelajaran
selanjutnya.

E. Bentuk Silabus dalam Pembelajaran IPS (Oleh Ayu Ramadhyah)

A. Pengertian Silabus
Silabus adalah rancangan pembelajaran pada suatu dan / atau kelompok mata pelajaran /
tema tertentu yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok/pembelajaran,
kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi, penilaian, alokasi waktu, dan sumber
belajar.

B. Landasan Pengembangan Silabus


1. Peraturan pemerintah nomor 13 tahun 2015 perubahan peratursn pemerintah nomor19 tahun
2005, tentang Standar Nasional Pendidikan;
2. Permenpan dan RB nomor 15 tahun 2010 tentang Jabatan Fungsional. Pamong Belajar dan
Angka Kreditnya;
3. Peraturan Bersama Mendikbud. Dan Kepala BKN nomor 03/III/PB/2011 dan nomor 8 tahun
2011 tentang Petunjuk Pelaksanaan Jabatan Fungsional Pamong Belajar dan Angka Kreditnya;
4. Permendikbud. RI nomor 39 tahun 2013 tentang Petunjuk Teknis Jabatan Fungsional Pamong
Belajar dan angka Kreditya.
5. Pemendikbud. Nomor 21 tahun 2016 tentang standar Isi pendidikan dasar dan menengah.
6. Pemendikbud. Nomor 22 tahun 2016 tentang standar Proses pendidikan dasar dan menengah.

C. Prinsip-Prinsip Pengembangan Silabus


1. Ilmiah
Keseluruhan materi dan kegiatan yang menjadi muatan dalam silabus harus benar dan dapat
dipertanggungjawabkan secara keilmuan.
2. Relevan
Cakupan, kedalaman, tingkat kesukaran dan urutan penyajian materi dalam silabus sesuai dengan
tingkat perkembangan fisik, intelektual, sosial, emosional, dan spritual peserta didik.
3. Sistematis
Komponen-komponen silabus saling berhubungan secara fungsional dalam mencapai kompetensi.
4. Konsisten
Adanya hubungan yang konsisten (ajeg, taat asas) antara kompetensi dasar, indikator, materi
pokok/pembelajaran, pengalaman belajar, sumber belajar, dan sistem penilaian.
5. Memadai
Cakupan indikator, materi pokok/pembelajaran, pengalaman belajar, sumber belajar, dan sistem
penilaian cukup untuk menunjang pencapaian kompetensi dasar.
6. Aktual dan Kontekstual
Cakupan indikator, materi pokok, pengalaman belajar, sumber belajar, dan sistem penilaian
memperhatikan perkembangan ilmu, teknologi, dan seni mutakhir dalam kehidupan nyata, dan
peristiwa yang terjadi.
7. Fleksibel
Keseluruhan komponen silabus dapat mengakomodasi keragaman peserta didik, pendidik, serta
dinamika perubahan yang terjadi di sekolah dan tuntutan masyarakat.
8. Menyeluruh
Komponen silabus mencakup keseluruhan ranah kompetensi (kognitif, afektif, psikomotor).

D. Komponen Pengembangan Silabus


1. Identifikasi.
Identitas mencakup; nama satuan/lembaga, nama mata pelajaran, ingkat/derajat/klas.
2. Standar Kompetensi
Standar Kompetensi: Patokan tentang pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus dimiliki
oleh peserta didik untuk mengerjakan suatu tugas yang sesuai dengan apa yang dipersyaratkan.
3. Kompetensi Dasar
Kompetensi Dasar: kompetensi yang terdiri atas sikap, pengetahuan dan keterampilan yang
bersumber dari kompetensi inti yang harus dikuasai peserta didik.
4. Materi Pokok
Materi inti yang gambaran mengenai kompetensi utama yang dikelompokkan dalam aspek afektif,
kognitif dan psikomotorik untuk mencapai hard skill dan soft skill
5. Kegiatan Belajar
Kegiatan pembelajaran memuat rangkaian kegiatan yang harus dilakukan oleh peserta didik secara
berurutan untuk mencapai kompetensi dasar. Kegiatan pembelajaran dirancang untuk memberikan
pengalaman belajar yang melibatkan proses mental dan fisik melalui interaksi antar peserta didik,
peserta didik dengan pendidik, lingkungan, dan sumber belajar lainnya dalam rangka pencapaian
kompetensi.
6. Indikator
Indikator adalah Sebuah petunjuk atau keterangan yang dijadikan sebagai tolak ukur untuk
perkembangan dan penguasaan peserta didik.
7. Penilaian (Teknik, Jenis, bentuk, Instrumen)
Penilaian adalah kriteria mengenai mekanisme, prosedur, dan instrumen penilaian hasil belajar
peserta didik
8. Alokasi Waktu
Alokasi waktu yang dicantumkan dalam silabus merupakan perkiraan waktu rerata untuk
menguasai kompetensi dasar yang dibutuhkan oleh peserta didik yang beragam
9. Sumber/Bahan/Alat
Sumber belajar adalah rujukan, objek dan/atau bahan yang digunakan untuk kegiatan pembelajaran,
yang berupa media cetak dan elektronik, narasumber, serta lingkungan fisik, alam, sosial, dan
budaya.Penentuan sumber belajar didasarkan pada standar kompetensi dan kompetensi dasar serta
materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi.

E. Langkah-langkah Pengembangan Silabus


1. Mengkaji Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar
Standar Kompetensi dan kompetensi Dasar dapat diambil dari standar isi yang biasanya sudah
baku, kecuali yang belum ada dapat disusun sendiri oleh penyusun/pengembang silabus.
2. Mengidentifikasi Materi Pokok/Pembelajaran
Mengidentifikasi materi pokok/pembelajaran yang menunjang pencapaian kompetensi dasar
dengan mempertimbangkan: potensi peserta didik, relevansi dengan karakteristik daerah, tingkat
perkembangan fisik, intelektual, emosional, sosial, dan spritual peserta didik, kebermanfaatan bagi
peserta didik, struktur keilmuan, aktualitas,kedalaman, dan keluasan materi pembelajaran, relevansi
dengan kebutuhan peserta didik dan tuntutan lingkungan.
3. Mengembangkan Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan pembelajaran dirancang untuk memberikan pengalaman belajar yang melibatkan proses
mental dan fisik melalui interaksi antar peserta didik, peserta didik dengan pendidik, lingkungan,
dan sumber belajar lainnya dalam rangka pencapaian kompetensi dasar. Hal-hal yang harus
diperhatikan dalam mengembangkan kegiatan pembelajaran adalah Kegiatan pembelajaran disusun
untuk memberikan bantuan kepada para pendidik, khususnya pendidik, agar dapat melaksanakan
proses pembelajaran secara profesional. Kegiatan pembelajaran memuat rangkaian kegiatan yang
harus dilakukan oleh peserta didik secara berurutan untuk mencapai kompetensi dasar.
4. Merumuskan Indikator Pencapaian Kompetensi
Indikator merupakan penanda pencapaian kompetensi dasar yang ditandai oleh perubahan perilaku
yang dapat diukur yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan.Indikator dikembangkan
sesuai dengan karakteristik peserta didik, mata pelajaran, satuan pendidikan, potensi daerah dan
dirumuskan dalam kata kerja operasional yang terukur dan/atau dapat diobservasi. Indikator
digunakan sebagai dasar untuk menyusun alat penilaian.
5. Penentuan Jenis Penilaian
Penilaian pencapaian kompetensi dasar peserta didik dilakukan berdasarkan indikator. Penilaian
dilakukan dengan menggunakan tes dan non tes dalam bentuk tertulis maupun lisan, pengamatan
kinerja, pengukuran sikap, penilaian hasil karya berupa tugas, proyek dan/atau produk, penggunaan
portofolio, dan penilaian diri. Sistem penilaian harus disesuaikan dengan pengalaman belajar yang
ditempuh dalam proses pembelajaran. Misalnya, jika pembelajaran menggunakan pendekatan tugas
observasi lapangan maka evaluasi harus diberikan baik pada proses (keterampilan proses) misalnya
teknik wawancara, maupun produk/hasil melakukan observasi lapangan yang berupa informasi
yang dibutuhkan.
6. Menentukan Alokasi Waktu
Penentuan alokasi waktu pada setiap kompetensi dasar didasarkan pada jumlah minggu efektif dan
alokasi waktu mata pelajaran per minggu dengan mempertimbangkan jumlah kompetensi dasar,
keluasan, kedalaman, tingkat kesulitan, dan tingkat kepentingan kompetensi dasar. Alokasi waktu
yang dicantumkan dalam silabus merupakan perkiraan waktu rerata untuk menguasai kompetensi
dasar yang dibutuhkan oleh peserta didik yang beragam.
7. Menentukan Sumber Belajar
Sumber belajar adalah rujukan, objek dan/atau bahan yang digunakan untuk kegiatan pembelajaran,
yang berupa media cetak dan elektronik, narasumber, serta lingkungan fisik, alam, sosial, dan
budaya. Penentuan sumber belajar didasarkan pada standar kompetensi dan kompetensi dasar serta
materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi.
A. Contoh Bentuk Silabus (untuk kelas 1 SD)
F. Bentuk Rencana Pelaksanaan Pembelajaran IPS (Oleh Tarisya Herdayanti)
a). RPP Mata Pelajaran IPS

Berkaitan dengan RPP Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), hal yang
perlu diperhatikan adalah adanya tema dan subtema yang menjadi pengikat berbagai
konsep yang ada dalam mata pelajaran tersebut. Hal ini sebagai implikasi dari mata
pelajaran IPS yang terbentuk dari perpaduan dari berbagai konsep dari disiplin ilmu
Sosial, seperti: konsep dalam ilmu Ekonomi, Sejarah, Sosiologi, Geografi, Pendidikan,
Antropologi, Politik dan sebagainya. Untuk itu, model pembelajaran yang diterapkan
seharusnya juga model pembelajaran terpadu. Ciri dari keterpaduan ini adalah adanya
tema/subtema yang berfungsi untuk mengikat konsep-konsep disiplin ilmu sosial.
Keterpaduan dalam tema/subtema minimal terdiri atas dua konsep disiplin ilmu sosial
yang dikaitkan/dipadukan.
Berikut adalah contoh versi lengkap dari contoh RPP versi 13 komponen dan 3
komponen (1 lembar),
1. Contoh RPP 13 Komponen

Contoh RPP ini diambil dari Buku Metodologi Pembelajaran IPS:


Pengembangan Standar Proses di Sekolah/Madrasah (Wahidmurni, 2017) setelah
dilakukan beberapa penyesuaian,

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Nama Sekolah/Madrasah : MTs Negeri 9 Kota Malang


Nama Mapel. : Ilmu Pengetahuan Sosial
(IPS)
Tema : Perubahan Masyarakat Indonesia (PMI)
Sub Tema : PMI Masa Praaksara (Konsep Geografi dan
Konsep Ekonomi)
Kelas/Semester : VII/ I (satu)
Alokasi Waktu : 6 JP/3 x Pertemuan

Kompetensi Dasar
3.2. Memahami perubahan masyarakat Indonesia padamasa Praaksara, masa Hindu
Buddha dan masa Islam dalam aspek geografis, ekonomi, budaya, pendidikan dan
politik.
1.1 Menyajikan hasil pengamatan tentang hasil-hasil kebudayaan dan fikiran
masyarakat Indonesia pada masa Praaksara, masa Hindu Buddha dan masa Islam
dalam aspek geografis, ekonomi,budaya, pendidikan dan politik yang masih hidup
dalam masyarakat sekarang.

Indikator Pencapaian Kompetensi


3.2.1 menjelaskan perubahan masyarakat Indonesia pada masa Praaksara dalam
aspek tempat tinggal
3.2.2 menjelaskan perubahan masyarakat Indonesia pada masa Praaksara dalam
aspek alasan pemilihan tempat tinggal
3.2.3 menjelaskan perubahan masyarakat Indonesia pada masa Praaksara dalam
aspek kegiatan ekonomi (konsumsi, produksi dan distribusi) untuk memenuhi
kebutuhannya,
3.2.4 menjelaskan perubahan masyarakat Indonesia pada masa Praaksara dalam aspek
proses transaksi perdagangan yang dilakukan
4.2.1 Memprentasikan hasil kerja kelompok tentang perubahan masyarakat
Indonesia pada masa praaksara dari aspek pemenuhan tempat tinggal dan
pemenuhan kehidupan sehari-hari
4.2.2 Melaporkan secara tertulis hasil kerja kelompok tentang perubahan
masyarakat Indonesia pada masa praaksara dari aspek pemenuhan tempat
tinggal dan pemenuhan kehidupan sehari-hari

Tujuan Pembelajaran:
3.2.1 Melalui kegiatan diskusi kelompok, siswa dapat menjelaskan perubahan
masyarakat Indonesia pada masa Praaksara dalam aspek tempat tinggal dengan
benar.
3.2.2 Melalui kegiatan diskusi kelompok, siswa dapat menjelaskan perubahan
masyarakat Indonesia pada masa Praaksara dalam aspek alasan pemilihan tempat
tinggal
3.2.3 Melalui kegiatan diskusi kelompok, siswa dapat menjelaskan perubahan
masyarakat Indonesia pada masa Praaksara dalam aspek kegiatan ekonomi
(konsumsi, produksi dan distribusi) untuk memenuhi kebutuhannya,
3.2.4 Melalui kegiatan diskusi lompok, siswa dapat menjelaskan perubahan masyarakat
Indonesia pada masa Praaksara dalam aspek proses transaksi perdagangan yang
dilakukan
4.2.1 Secara bergiliran masing-masing kelompok siswa memprentasikan hasil kerja
kelompok tentang perubahan masyarakat Indonesia pada masa praaksara dari
aspek pemenuhan tempat tinggal dan pemenuhan kehidupan sehari-hari
4.2.2 Secara berkelompok, siswa melaporkan secara tertulis hasil kerja kelompok
tentang perubahan masyarakat Indonesia pada masa praaksara dari aspek
pemenuhan tempat tinggal dan pemenuhan kehidupan sehari-hari

Materi Pembelajaran
Masa Berburu dan
Masa Bercocok Tanam Masa Perundagian
No. Aspek Mengumpulkan Makanan
1. Geografis Tempat tinggal di goa Menetap disuatu di desa-desa, di
atau padang rumput tempat perkampungan daerah
belukar yang pegunungan,
letaknya dataran rendah, tepi
berdekatan dengan pantai
sungai.
2. Ekonomi Berburu dan a. berladang, Ada pembagian
mengumpulkan bahan berternak, kerja (spesialisasi
makanan yang tersedia bersawah pekerjaan seperti
di alam b. barter petani, pedagang,
dan perajin)
Kegiatan Pembelajaran:
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi
Waktu
Pertemuan 1-3 6 JP @ 40’
Pendahuluan 1. Mengucapkan salam dan berdoa bersama 3 @ 10’
2. Melakukan komunikasi tentang kehadiran siswa
3. Bertanya jawab masalah perubahan yang terjadi di
sekitar siswa 30’
4. Menginformasikan kompetensi dasar dan Tema dan
Subtema yang akan dipelajari, yakni PMI Masa Praaksara
5. Menginformasikan langkah-langkah pembelajaran yang
akan ditempuh.
Inti 1. Guru menempelkan poster tentang obyek yang sama tetapi 3 @ 60
kondisi yang berbeda (seperti Malang tempoe doeloe dan
Malang saat ini; gambar seorang gadis sebelum berhijab dan
ketika berhijab). 180’
2. Siswa melihat gambar dan selanjutnya diadakan tanya jawab
atas gambar tersebut, untuk mengungkap makna perubahan
dalam gambar.
3. Guru mengelompokan siswa ke dalam kelompok-kelompok,
masing-masing kelompok terdiri 3 orang dengan cara siswa
mengambil nomor di meja guru (nomor merupakan penanda
dari kelompok).
4. Setiap kelompok memiliki tugas berdiskusi untuk memahami
PMI masa Praaksara ditinjau dari aspek geografis dan
ekonomi, (ada tiga masa yang dikaji dalam masa Praaksara,
yakni masa berburu dan mengumpulkan makanan, masa
bercocok tanam, dan masa perundagian). Setiap satu
kelompok hanya membahas satu masa saja yang ada dalam
masa Praaksara.
5. Dengan demikian kemungkinan yang terjadi adalah:
a. Kelompok I, II, III masing-masing membahas PMI masa
Berburu dan mengumpulkan makanan,
b. Kelompok IV, V, dan VI masing-masing membahas PMI
masa Bercocok tanam,
c. Kelompok VII, VIII, dan IX masing-masing membahas
masa Perundagian
6. Masing-masing kelompok membaca buku paket IPS
Kurikulum 2013 tentang PMI Masa Praaksara yang
difokuskan pada tugas kelompok.
7. Siswa bertanya jawab bersama anggota kelompoknya
tentang hal-hal yang belum dipahaminya dari hasil
membaca tentang PMI Masa Praaksara dari buku paket
8. Siswa mendiskusikan dengan anggota kelompok hasil
dari membaca artikel tentang kehidupan masyarakat pada
masa Praaksara dari sumber internet
9. Masing-masing kelompok bertugas menghubungkan
konsep-konsep dari berbagai aspek geografis dan ekonomi
yang ada dalam kehidupan masyarakat pada masa Praaksara
dan yang masih hidup dalam masyarakat sekarang sesuai
dengan tugasnya.
10. Guru memperhatikan kelompok dalam berdiskusi dan
membuat laporan.
Penutup 1. Bersama-sama siswa membuat kesimpulan/rangkuman hasil 3 x@ 10’
belajar.
2. Bertanya jawab tentang materi yang telah dipelajari (untuk
mengetahui hasil ketercapaian materi). 30’
3. Memberi pengarahan untuk belajar minggu depan, dan
meminta para siswa melanjutkan diskusinya di rumah.
4. Mengajak semua siswa berdo’a.

Penilaian, Pembelajaran Remedial dan Pengayaan


1. Teknik penilaian
a. observasi
b. non tes tertulis
c. tes tertulis
2. Instrumen penilaian
a. pedoman pengamatan presentasi
b. pedoman penilaian laporan
c. tes uraian
3. Pembelajaran Remedial dan Pengayaan
Pembelajaran remedial dilakukan segera setelah kegiatan penilaian.

Media/alat, Bahan, dan Sumber Belajar


1. Media/alat
a. Gambar dengan obyek yang sama tetapi kondisi yang berbeda
b. Laptop
c. LCD
2. Bahan
Kertas plano
3. Sumber Belajar
a. Buku IPS Kurikulum 2013
b. Kumpulan artikel PMI Masa Praaksara dari internet

Lampiran untuk Penilaian:

1. Penilaian Kinerja dalam Menyelesaikan Tugas Presentasi dan Laporan


Tertulis (Aspek Pengetahuan dan Ketrampilan Abstrak)

Aspek Jumlah
No. Nama Siswa Penguasaan Nilai
Sistematika
Materi
Komunikasi Skor
1. Aden 3 4 4 11 : 3 3,67
2. Aderia 3 3 4 10 : 3 3,33
3. Bayu
4. Izzah
5. Zulfikar
6. dan seterusnya
Keterangan Skor :
Sistematika Penyampaian:
1 = Tidak sistematis
2 = Sistematis, uraian kurang
jelas 3 = Sistematis, uraian cukup
jelas 4 = Sistematis, uraian luas,
jelas

Penguasaan Materi:
1 = tidak menunjukkan penguasaan materi
2 = sedikit pengusaan materi yang ditunjukkan
3 = banyak pengusaan materi yang ditunjukkan
4 = sangat banyak dan luas penguasaan materi yang ditunjukkan

Komunikasi:
1 = Tidak dapat berkomunikasi
2 = Komunikasi agak lancar, tetapi sulit dimengerti
3 = Komunikasi lancar tetapi kurang jelas dimengerti
4 = Komunikasi sangat lancar, benar dan jelas

3. Penilaian Aspek Pengetahuan


Tes Tulis Bentuk Soal Uraian
Jawablah pertanyaan berikut dengan cermat
1. Jelaskan lokasi atau tempat tinggal masyarakat pada masa Praaksara, dari masa ke
masa! Mengapa mereka memilih tempat tinggal disana?
2. Jelaskan bagaimanakah masyarakat pada masa Praaksara dari masa ke masa dalam
memenuhi kebutuhan hidupnya?
3. Kapankah terjadinya transaksi perdagangan pada masa Praaksara, dan bagaimana
bentuk perdagangan yang ada?

2. Contoh RPP 1 Lembar

Sebelum memberikan contoh RPP 1 lembar, alangkah baiknya kita analisis


komponen inti RPP yakni (1) tujuan pembelajaran, (2) langkah-langkah (kegiatan)
pembelajaran, dan, (3) penilaian pembelajaran (assessment). Kita tuliskan dalam
selembar kertas berikut,

Tujuan Pembelajaran:
Tujuan pembelajaran a
Tujuan pembelajaran b

Langkah-Langkah Pembelajaran:
Kegiatan Pendahuluan
Kegiatan Inti
Kegiatan Penutup

Penilaian Pembelajaran:
Instrumen a
Instrumen b
Apa yang akan terjadi jika yang tertulis dalam RPP satu lembar hanya
komponen inti? Jika yang tertulis hanya tiga komponen, maka yang sangat paham akan
RPP tersebut hanya guru yang membuatnya. Sedangkan orang lain seperti kepala
madrasah dan pengawas tentu membutuhkan informasi lain, seperti: untuk kelas berapa
RPP tersebut dibuat? Untuk pertemuan keberapa? Apa Kompetensi Dasar yang akan
dicapai? Hal lain seperti metode pembelajaran, media pembelajaran, sumber
pembelajaran, alokasi waktu yang dibutuhkan dapat tersirat dan tersurat dalam langkah-
langkah kegiatan pembelajaran atau rumusan tujuan pembelajaran yang telah
dirumuskan sebelumnya.

Sebagai contoh, rumusan kalimat dalam kegiatan inti pembelajaran,

Siswa secara berkelompok mempelajari buku teks dan artikel tentang perubahan masyarat
Indonesia masa pra aksara dari link Web AAA

Contoh rumusan kalimat di atas, secara tersirat telah menunjukkan bahwa dalam
kegiatan pembelajaran menggunakan metode diskusi dengan sumber belajar buku teks
dan artikel, serta menggunakan HP/Laptop/Komputer yang terkoneksi internet sebagai
media pembelajaran. Dengan demikian, untuk komponen RPP seperti metode
pembelajaran, sumber belajar, media pembelajaran dan alokasi waktu tidak menjadi
masalah dalam RRP 1 lembar. RPP 1 lembar menjadi lebih paktis, efektif dan efisien.
Letak permasalahan akan terjadi pada tidak dimuatnya Kompetensi Dasar dalam
rumusan RPP 1 lembar tersebut. Mengapa demikian? Sebab ketepatan rumusan dari
tujuan pembelajaran sangat tergantung dari ketepatan guru dalam menjabarkan indikator
pencapaian kompetensi (IPK) nya KD tersebut. Utamanya KD ranah pengetahuan. Jadi
untuk KD seharusnya tetap dicantumkan dalam RRP 1 lembar upaya keterkaitan IPK
dan KD dapat dilihat secara langsung.
Berdasar contoh RPP 13 komponen sebelumnya dapat diringkas menjadi RPP 1
lembar berikut,
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Nama Madrasah: MTs Negeri 9 Kota Kelas/Semester : VII/I


Malang Nama Mapel. : IPS Alokasi Waktu : 6 JP/3 x Pertemuan
Tema : Perubahan Masyarakat Indonesia Sub Tema : PMI Masa Praaksara
(Konsep Geografi dan Konsep
Ekonomi)

Kompetensi Dasar Tujuan Pembelajaran


3.2. Memahami Perubahan Melalui kegiatan diskusi dengan teknik Jiqsaw tentang PMI pada
Masyarakat Indonesia (PMI) masa Praaksara, diharapkan siswa dapat dengan benar untuk:
pada masa Praaksara, masa 3.2.1 menjelaskan perubahan dalam aspek tempat tinggal
Hindu Buddha dan masa 3.2.2 menjelaskan alasan pemilihan tempat tinggal
Islam dalam aspek geografis, 3.2.3 menjelaskan pola kegiatan ekonomi (konsumsi, produksi
ekonomi, budaya, dan distribusi)
pendidikan dan politik. 3.2.4 menjelaskan proses transaksi perdagangan yang dilakukan

Kegiatan Pembelajaran:
Pendahuluan: Waktu:
1. Mengucapkan salam dan berdoa bersama
2. Apersepsi @ 10’
3. Menyampaikan tujuan pembelajaran
Kegiatan Inti: @ 60’
Pertemuan I Pertemuan II Pertemuan III
1. Menyampaikan langkah 1.Setiap kelompok mematangkan 1. Secara bergiliran ada
pembelajaran dan membagi hasil diskusi minggu tiga kelompok yang
kelompok @ 3 sebelumnya berbeda
siswa/kelompok. 2.Setiap siswa dalam mempresentasikan hasil
2. Mengamati poster Malang kelompok menyebar ke kerjanya.
Tempoe dulu dan sekarang kelompok baru, masing- 2. Masing-masing
3.Bertanya jawab perbedaan masing menjelaskan hasil kelompok/siswa lainnya
kedua poster diskusi kelompoknya menanggapi hasil
4.Secara berkelompok siswa 3.Siswa kembali ke kelompok presentasi
mencari sumber belajar di asal untuk merumuskan
internet, sesuai dengan tugas. hasil
akhir diskusi.
Penutup: @ 10’
1. Bersama-sama siswa membuat kesimpulan/rangkuman hasil belajar.
2. Bertanya jawab tentang materi yang telah dipelajari (untuk mengetahui hasil ketercapaian materi).
3. Memberi pengarahan untuk belajar di rumah dan persiapan pertemuan berikutnya.

Penilaian Pembelajaran:
Sikap Pengetahuan Ketrampilan
Pengamatan terhadap Tes tertulis untuk menjelaskan perubahan Pengamatan terhadap
kemampuan bekerja yang terjadi pada masa Praaksara (3 kemampuan siswa berpresentasi
sama dan menghargai periode perubahan) dari penentuan tempat dan diskusi (sistematika
pendapat. tinggal dan cara memenuhi kebutuhan penyampaian, berkomunikasi
hidupnya. dan penguasaan materi)

Mengetahui, Malang, …………………


Kepala Madrasah Guru Mata Pelajaran IPS

………………….. …………………………..

Praktek perbaikan
Perencanaan
penyusunan RPP
penyusunan RPP Kurikulum 2013
Kurikulum 2013

Inovasi penyusunan Lesson study/


FGD dan menyusun Pre Test RPP IPS SMP bimbingan
pengetahuan guru terhadap Kurikulum 2013 penyusunan RPP
penerapan kurikulum 2013 Workshop
IPS SMP Wawancara
IPS SMP Observsi
Kurikulum 2013
Post tes

Gambar 1. Model pelaksanaan kegiatan pelatihan penyusunan RPP IPS


Kurikulum 2013 bagi guru IPS.
DAFTAR PUSTAKA
Widiyanto, I. P., & Wahyuni, E. T. (2020). Implementasi Perencanaan Pembelajaran.
Satya Sastraharing: Jurnal Manajemen, 4(2), 16-35.

Rusmiati, D. (2020). Perencanaan Pembelajaran IPS Dengan Metode Demonstrasi


Dan Media Audiovisual Untuk Meningkatkan Minat, Motivasi Dan Hasil Belajar
Peserta Didik.

Marhayani, D. A. (2018). Pembentukan karakter melalui pembelajaran IPS.


Edunomic: Jurnal Ilmiah Pendidikan Ekonomi Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan, 5(2), 67-75.

Siska, Y. (2018). Pembelajaran Ips Di Sd/Mi. Garudhawaca.

Wahidmurni, W. (2020). Rencana pelaksanaan pembelajaran: RPP 1 lembar.

Sidauruk, T., Elfayetty, E., Rosni, R., Nurjannah, N., Nurman, A., & Harefa, M. S.
(2013). Pelatihan Penyusunan RPP IPS Kurikulum 2013 Bagi Guru IPS SMP di
Kabupaten Serdang Bedagai. Jurnal Geografi, 5(2), 181-188.

13 Desember 2021. Kompasiana

https://www.kompasiana.com/iwaywahyudi8142/61b7493206310e364d72b8a2/
penyusunan-program-semester

2018-2021 PT Nota Kejar Cita. Dan 2022 Among Guru


https://blog.kejarcita.id/apa-itu-promes-dalam-pembelajaran-dan-bagaimana-tahapan-
menyusunnya/

https://www.sinau-thewe.com/2021/07/program-semester-promes-20212022.html?
m=1

Muhammad Joko Susilo, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, (Yogyakarta:


Pustaka Pelajar, 2008), hlm. 52

Kunandar, penilain Autentik , ( Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2014 ), hlm. 3

Wina Sanjaya , Pembelajaran dalam implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi, (


Jakarta : Prenada Media Group, 2011 ), hlm. 39

Tim Pusdiklat Pegawai. (2016). Pendidikan dan Pelatihan Teknis Kegiatan Belajar
Mengajar Bagi Pamong Belajar Modul 03. Pengembangan Silabus dan Penyusunan
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran. Depok: Pusdiklat Pegawai Kemendikbud.

Nurjanah, Siti. 2021. OBJEK ASESMEN DALAM PERSPEKTIF KURIKULUM


2013 dalam Jurnal Pendidikan dan Pengajaran Guru Sekolah Dasar (JPPGuseda)
Volume 04, Nomor 02, Juli 2021, Hal. 85 – 91

Anda mungkin juga menyukai