Anda di halaman 1dari 3

C.

Penggambaran Desain Penelitian


1. Pengertian Penggambaran Desain Penelitian
Desain penelitian, secara sempit dapat diartikan sebagai penggambaran secara
jelas tentang hubungan antarubahan, pengumpulan data, dan analisis data. Sehingga
dengan adanya desain yang baik, peneliti maupun orang lain yang berkepentingan
mempunyai gambaran tentang bagaimana keterkaitan antara ubahan yang ada dalam
konteks penelitian dan apa yang hendak dilakukan oleh seorang peneliti dalam
melaksanakan penelitian. Desain penelitian yang dibuat secara cermat akan
memberikan gambaran yang lebih jelas dalam kaitannya dengan penyusunan
hipotesis dan tindakan yang akan diambil dalam proses penelitian selanjutnya.
Desain penggambaran penelitian dilakukan sebelum peneliti melakukan
tahapan atau proses penelitian. Pengertian desain penelitian merupakan rangkaian
dari prosedur dan juga metode yang digunakan untuk menganalisis dan juga
menghimpun berbagai data untuk menentukan variabel yang akan menjadi topik
penelitian.
Tujuan dilakukannya desain ini adalah agar peneliti mampu menentukan
proyek penelitian yang baik dan sesuai. Biasanya, desain penelitian ini digunakan
dalam jenis penelitian kuantitatif, akan tetapi tidak menutup kemungkinan bahwa
bisa juga dilakukan dan diterapkan pada penelitian kualitatif.
Desain penggambaran penelitian menjadi strategi tepat yang dipilih oleh
seorang peneliti untuk sepenuhnya dapat mengintegrasikan berbagai komponen
penelitian dengan cara yang logis dan juga sistematis sehingga saat membahas atau
menganalisis apa yang terjadi di dalam penelitian menjadi logis dan juga efektif dan
menjadi pusat penelitian yang baik.
Nasution (2009) juga menyatakan bahwa "desain penelitian merupakan
rencana tentang cara mengumpulkan dan menganalisis data agar dapat dilaksanakan
secara ekonomis serta serasi dengan tujuan penelitian." Beliau mengemukakan
kegunaan dari desain penelitian, yaitu:
1) Desain memberi pegangan yang lebih jelas kepada peneliti dalam melakukan
penelitiannya
2) Desian itu juga menentukan batas-batas penelitian yang bertalian dengan tujuan
penelitian
3) Desain penelitian

2. Penggambaran Bentuk Desain Penelitian


Penggambaran desain penelitian ini dapat ditampilkan dalam 3 bentuk yaitu,
bentuk rumus perseverance, bentuk skematik, dan bentuk diagramatik atau simbol.
Berikut adalah gambaran 3 bentuk desain penelitiannya :
1. Bentuk Rumus Perseverence
Desain penelitian dalam bentuk rumus adalah desain penelitian yang
dinyatakan melalui simbol matematika. Untuk gambaran yang lebih jelas
mengenai desain penelitian dalam bentuk rumus, mari kita bahas konsep John B
Carroll tentang kecepatan belajar individu.
Carroll mengidentifikasi dua faktor yang mempengaruhi tingkat kecepatan
belajar siswa yaitu determinasi siswa dan kesempatan belajar. Determinasi siswa
(yang dikontrol siswa itu sedniri) dicerminkan dari waktu yang dihabiskan siswa
untuk belajar sementara kesempatan belajar dicerminkan dari berapa lama waktu
yang disediakan untuk belajar (di kelas). Secara ringkas, Carroll (1963; 732)
menyatakan bahwa "... the degree of learning, other things being equal, is a
simple function of the amount of time during which the pupil engages actively in
learning". Dengan kata lain, Carroll percaya bahwa hasil belajar, jika faktor-
faktor lainnya tetap, adalah fungsi dari jumlah waktu yang digunakan murid
untuk aktif belajar.
Jika kita memutuskan untuk menggunakan formula Carroll ini sebagai desain
penelitian maka kita akan melakukan percobaan/eksperimen untuk mengukur
kecepatan belajar siswa berdasarkan lamanya waktu yang dialokasikan sekolah
(dalam hal ini guru kelas) bagi murid untuk mempelajari satu materi tertentu. Jika
kita menargetkan bahwa dalam satu jam pelajaran (40 menit) siswa pada satu
kelas dapat mempelajari satu materi tertentu maka dalam penelitian dilakukan
evaluasi setiap jangka waktu tertentu untuk melihat penguasaan siswa terhadap
materi yang dipelajari. Dengan demikian, dari penelitian tersebut kita akan
mendapatkan informasi berapa siswa yang memang membutuhkan 40 menit
untuk menguasai materi tersebut, berapa siswa yang sudah menguasai materi
sebelum 40 menit, dan berapa siswa yang membutuhkan lebih dari 40 menit
untuk menguasai materi tertentu.
2. Bentuk Skematik
Desain penelitian dalam bentuk skematik merupakan desain penelitian yang
diuraikan melalui rangkaian langkah untuk menjelaskan kaitan antarbagian dalam
penelitian. Untuk lebih jelas, mari perhatikan penjelasan berikut.
Formula Carroll yang dipakai untuk mengetahui berapa waktu yang
dibutuhkan siswa untuk menguasai satu materi tertentu dikembangkan lebih
lanjut oleh Bloom. Bloom (1974), setelah melakukan serangkaian penelitian
bersama mahasiswanya, berdasarkan desain dasar Carroll menyimpulkan bahwa
dengan memberikan umpan balik terhadap hasil belajar murid dan memberikan
tambahan waktu belajar serta membantu murid untuk memperbaiki kesalahan
yang mereka lakukan, akan dicapai hasil belajar yang lebih tinggi. Dengan kata
lain, kualitas pembelajaran akan meningkatkan waktu belajar aktif murid dan
pada gilirannya akan meningkatkan hasil belajar mereka.

3. Bentuk Diagramatik atau Simbolik


Bentuk diagramatik atau simbolik pada umumnya digunakan dalam penelitian
eksperimental. Anda masih ingat contoh penelitian yang dilakukan seorang
Penilik Sekolah dengan Dosen untuk meningkatkan hasil belajar Bahasa
Indonesia di kelas 4 SD melalui pelatihan strategi dan teknik mengajar kepada
para Guru? Mari kita coba memindahkan penelitian tersebut ke dalam bentuk
diagramatik.
Desain eksperimental dapat dikelompokkan ke dalam tiga: desain
praeksperimental (pseudo experimental design), desain eksperimental sejati, dan
desain eksperimental tidak sungguhan (quasi eksperimental design).
Desain Praeksperimental sesungguhnya tidak pantas disebut desain
eksperimental karena tidak melibatkan upaya randomisasi dan manipulasi
variabel. Karena itu, Desain Praeksperimental sangat rentan terhadap semua
ancaman invaliditas.
Desain Eksperimental Sejati, sesuai dengan namanya, termasuk taat asas
menggunakan randomisasi atau melibatkan dua atau lebih kelompok yang setara
dan memanipulasi variabel secara sistematis. Desain ini termasuk yang paling
ideal dibandingkan desain lainnya.
Desain Eksperimental Tidak Sungguhan lebih baik daripada Desain
Praekseprimental karena mempunyai kelompok pembanding meskipun kalah
tangguh dari Desain Eksperimental Sungguhan. karena tidak menjamin harkat
kesetaraan antara kelompok perlakuan dan kelompok kontrol.

Sumber :
Sukardi. 2022. Metode Penelitian Pendidikan Tindakan Kelas Implementasi dan
Pengembangannya. Jakarta : PT Bumi Aksara

Scribd (2020, 13 April). Diskusi 3 Metode Penelitian. Diakses pada 31 Agustus 2022,
dari https://id.scribd.com/document/456204792/diskusi-3-metode-penelitian
(dapus ini boleh ditinggal kalo kd dibolehi selain jurnal dan buku)

Anda mungkin juga menyukai