Artikel Ilmiah Arief G1G013046 PDF
Artikel Ilmiah Arief G1G013046 PDF
Oleh:
ARIEF BUDIMAN
G1G013046
2018
PERBEDAAN JUMLAH MIKRONUKLEUS PADA MUKOSA BUKAL
AKIBAT PAPARAN PESTISIDA DAN KEBIASAAN MEROKOK BURUH
TANI DI KECAMATAN KALIBAGOR KABUPATEN BANYUMAS
1
Kedokteran Gigi, Universitas Jenderal Soedirman
2
Kedokteran Umum, Universitas Jenderal Soedirman
INTISARI
Mayoritas penduduk Indonesia bermata pencaharian di bidang pertanian.
Salah satu daerah dengan potensi pertanian yang besar untuk dikembangkan adalah
Kecamatan Kalibagor Kabupaten Banyumas. Mayoritas petani di Kecamatan
Kalibagor menggunakan pestisida serta memiliki kebiasaan merokok tembakau.
Paparan dari pestisida dan rokok yang berlebihan dapat berdampak buruk bagi
kesehatan karena memiliki kandungan genotoksik. Salah satu deteksi dini kanker
akibat paparan pestisida dan merokok dapat dianalisis dengan melihat banyaknya
jumlah mikronukleus pada sel epitel mukosa bukal. Tujuan penelitian ini untuk
mengetahui perbedaan jumlah mikronukleus pada mukosa bukal akibat paparan
pestisida dan kebiasaan merokok buruh tani. Jenis penelitian ini adalah
observasional analitik dengan rancangan cross sectional. Pengambilan subjek
penelitian dilakukan dengan teknik purposive sampling. Penelitian ini
menggunakan 80 subjek yang terbagi menjadi 4 kelompok yaitu kelompok yang
terpapar pestisida dan merokok, kelompok yang terpapar pestisida dan tidak
merokok, kelompok yang tidak terpapar pestisida dan merokok, dan kelompok yang
tidak terpapar pestisida dan tidak merokok. Semua subjek diambil sel epitel mokusa
bukalnya menggunakan cytobrush dan dibuat preparat dengan pewarnaan
Papaniculaou serta diamati jumlah mikronukelus menggunakan mikroskop
perbesaran 400x dengan bantuan kamera Optilab. Hasil uji statistik didapatkan data
terdistribusi normal dan homogen sehingga dapat dilakukan uji parametrik One-
Way Anova dengan nilai p = 0,000 (p<0,05). Selanjutnya didapatkan hasil uji lanjut
LSD dengan nilai p = 0,000 (p<0,05). Hasil uji statistik tersebut menunjukkan
terdapat perbedaan yang signifikan antar kelompok. Simpulan dari penelitian ini
jumlah mikronukleus paling tinggi terdapat pada kelompok paparan pestisida dan
merokok.
1
DIFFERENCE OF MICRONUCLEI NUMBERS ON BUCCAL MUCOSA DUE
TO THE EXPOSURE OF PESTICIDES AND SMOKING HABITS ON FARM
WORKERS IN DISTRICT KALIBAGOR OF BANYUMAS REGENCY
ABSTRACT
The majority of Indonesians worked in agriculture. One with great
agricultural potential to be developed is in Kalibagor District, Banyumas Regency.
The majority of farmers in Kalibagor District use pesticide and have a tobacco
smoking habit. The exposure of excessive pesticide and cigarettes could adversely
affect health because of its genotoxic contents. Early detection of cancer due to the
exposure of pesticide and cigarettes could be analyzed by examining the number of
micronuclei in epithelial cell of buccal mucosa. The aim of this study was to
determine the differences of the number of micronuclei in the buccal mucosa due to
the exposure of pesticide and cigarettes in farmers. The type of this research was
analytic observational with cross sectional design. The research subject was taken
by purposive sampling technique. The study used 80 subjects which divided into 4
groups: the group with pesticides exposed and smoking habits, the group with
pesticides exposed but without smoking habits, the group without pesticides
exposed but smoking habits and the group without pesticides exposed and without
smoking habits. The epithelid cells of buccal mucosa from all of the subjects were
collected using cytobrush. The samples were prepared for Papaniculaou staning
and observed using microscope with 400x magnification and Optilab cameras. The
statistical test results showed that the data were normally distributed and
homogeneous, so that the One-Way Anova parametric test could be performed and
resulted p = 0.000 (p <0.05). Then, the LSD was done and resulted p=0,000
(p<0,05). The statistical test results showed that there were significant differences
between groups. Conclusions from this study the highest number of micronucleus
was found in pesticide exposure and smoking group.
2
PENDAHULUAN
sebesar 132.758 Ha, salah satu Kecamatan di Kabupaten Banyumas dengan potensi
Kecamatan Kalibagor memiliki luas sawah padi sebesar 964 Ha, dengan jumlah
membasmi hama dan gulma atau tanaman penganggu. Hama seperti jamur,
Pestisida digunakan di berbagai bidang atau kegiatan, mulai dari rumah tangga,
kesehatan, pertanian, dan peternakan.3 Pestisida juga dapat berpotensi meracuni dan
membasmi makhluk hidup lainnya, termasuk tanaman dan serangga yang berguna,
binatang serta manusia. Hal ini disebabkan pestisida memiliki banyak kandungan
karbamat.4
sekitar 1 juta kasus keracunan di bidang pertanian, 2 juta kasus keracunan bunuh
diri dengan insektisida, dan 200.000 orang meninggal, kebanyakan terjadi pada
negara berkembang.5 95,8% petani sayur dan buah di kota Batu, Malang Jawa
seperti gangguan terhadap sistem hormon, kegagalan organ dan kematian. Pestisida
memiliki sifat genotoksik yang dapat mengakibatkan ikatan kovalen antara molekul
pestisida dengan DNA sehingga memicu perubahan kromosom dan dapat menjadi
Rongga mulut merupakan pintu masuk pertama dari berbagai substansi yang
masuk ke tubuh sehingga sangat rentan terhadap substansi yang berbahaya. Rongga
mulut terhubung dengan rongga hidung sebagai jalur respirasi sehingga ketika
tersebut akan masuk ke rongga mulut. Lebih dari 90% kasus keracunan pestisida di
terhirup lewat hidung merupakan kasus terbanyak kedua setelah kontaminasi lewat
kulit.9 Gas dan partikel semprotan yang sangat halus dapat masuk ke dalam paru
sedangkan partikel yang lebih besar akan menempel pada selaput lender hidung
atau kerongkongan. Keracunan pestisida juga dapat melalui rongga mulut. Kasus
keracunan pestisida lewat mulut misalnya kasus bunuh diri, partikel pestisida yang
terbawa angin masuk ke mulut, makanan atau minuman yang telah terkontaminasi
dihisap di rongga mulut. Penduduk Indonesia saat ini memiliki peningkatan dalam
kebiasaan merokok. Berdasarkan data Riskesdas tahun 2013 jumlah perokok di atas
4
15 tahun di Indonesia sebanyak 34,2% pada tahun 2007 sedangkan tahun 2013
menjadi 36,3%. Untuk perokok pria sebanyak 64,9% sedangkan untuk perokok
wanita 2,1% pada tahun 2013.10 Rokok mengandung setidaknya 4.000 jenis bahan
berbahaya bagi kesehatan, salah satunya bagi rongga mulut dikarenakan memiliki
kandungan genotoksik yang dihasilkan oleh asap rokok seperti polycyclic aromatic
yang berbahaya tersebut berbahaya bagi kesehatan karena salah satu efeknya ialah
mempengaruhi kerusakan siklus pembelahan sel. Kandungan lain pada rokok yang
dianggap sebagai zat genotoksik adalah tar, nikotin, dan karbon monoksida (CO).11
Mikronukleus merupakan anak inti sel yang berukuran lebih kecil dari inti sel utama
dalam satu sel. Mikronukleus terjadi akibat kegagalan pembagian kromosom pada
saat mitosis sel yaitu pada anafase. Kegagalan pembagian kromosom ini akan
meninggalkan sebuah bangunan yang menyerupai nukleus dan berukuran jauh lebih
kecil. Proses pembelahan mitosis dimulai pada lapisan basal lalu akan ikut terbawa
Mikronukleus yang terdapat pada lapisan superfisial mukosa bukal dapat digunakan
Mukosa bukal terdiri dari suatu susunan epitel skuamus berlapis berkeratin
yang melapisi permukaan bukal rongga mulut. Secara histologik, mukosa bukal
termasuk lining mucosa (mukosa pelindung) yang memiliki sifat lembut, lembab,
mampu meregang, dan menjadi bantalan. Susunan dari superfisial ke profunda yaitu
lapisan superfisial, lapisan tengah, dan lapisan basal. Fungsi utama mukosa bukal
merupakan untuk melindungi permukaan bukal rongga mulut dari gesekan benda-
benda di dalam rongga mulut, lapisan basal dapat membelah diri secara aktif dan
mukosa bukal akibat paparan pestisida dan kebiasaan buruk merokok buruh tani di
METODE PENELITIAN
rancangan cross-sectional. Tahap pengambilan sampel secara klinis pada buruh tani
6
menggunakan pewarnaan modifikasi Papaniculaou di Laboratorium Struktur
Sampel pada penelitian ini yaitu 80 orang buruh tani yang terbagi menjadi 4
pestisida dan tidak merokok, kelompok tidak terpapar pestisida dan merokok, dan
kelompok kontrol. Kriteria inklusi subjek penelitian yaitu buruh tani berusia 20 -
40 tahun atau lebih, buruh tani pengguna pestisida, periode penggunaan pestisida
minimal 2 tahun, perokok minimal 2 tahun, satu hari merokok ≥ 10 batang, perokok
dengan jenis rokok kretek, dan individu kooperatif dan bersedia dijadikan sampel
penelitian.
Ethical Clearance pada penelitian ini diajukan kepada Komisi Etik Penelitian
Subjek diminta untuk mengisi informed consent lalu subjek diminta untuk
diputar 360º pada mukosa bukal subjek Cytobrush diusapkan pada gelas objek
dengan cara memutar cytobrush berlawanan arah dari arah pengusapan pada
mukosa bukal. Gelas objek direndam dalam larutan fiksasi alkohol 96% dan
Preparat direndam dalam alkohol 96%, 80%, 70%, 50% pada suhu ruangan
kemudian dibilas dengan akuades selama 10-15 detik. Preparat direndam dengan
alkohol 50%, 70%, 80%, 96% selama 15 detik dilanjutkan dengan direndam
pada larutan Orange G-6 selama 3 menit. Preparat diwarnai dengan larutan EA
4. Penghitungan preparat
dibantu dengan kamera Optilab Pro dan perangkat lunak Image Raster. Kriteria
cukup besar untuk identifikasi bentuk dan warna. Warna mikronukleus akan
Tekstur mikroukleus hampir sama dengan nukleus utama, serta tidak ada overlap
8
5. Analisa data
skala rasio yang dihitung per 1.000 sel pada masing – masing kelompok,
50, dan uji homogenitas data menggunakan uji Levene Test. Didapatkan data
terdistribusi normal dan homogen maka selanjutnya lakukan uji parametrik One-
kelompok.
HASIL
Seluruh subjek pada penelitian ini memiliki karakteristik yang sama yaitu dari
jenis kelamin (laki-laki), usia (20-40 tahun), lama merokok (>2 tahun) dan jumlah
rokok yang dikonsumsi per harinya (>10 batang perhari). Berdasarkan subjek yang
Mukosa bukal yang telah diusap kemudian dibuat preparat sitologi dan diberikan
cahaya dengan bantuan kamera Optilab Pro perbesaran 400x dalam beberapa
lapang pandang sehingga ditemukan 1.000 sel, kemudian pada 1.000 sel tersebut
9
diidentifikasikan jumlah mikronukleus. Berikut merupakan gambaran preparat
apusan mukosa bukal yang diamati pada penelitian ini (Gambar 1).
(a) (b)
berikut
paling tinggi sebanyak 23,05 yaitu pada kelompok yang terpapar pestisida dan
10
merokok. Jumlah mikronukleus pada kelompok kontrol menunjukkan rerata
Uji validitas inter observer antar dua pengamat menggunakan uji korelasi
Levene Test didapatkan nilai p sebesar 0,054 (p>0,05) menunjukkan bahwa data
kemudian diuji dengan uji lanjut LSD untuk melihat perbandingan antar
signifikan. Apabila dilihat dari nilai rerata maka urutan kelompok yang
pestisida, dan kelompok kontrol. Hasil uji lanjut LSD dapat dilihat pada Tabel
2.
11
Tabel 2 Hasil Uji Lanjut LSD jumlah mikronukleus
Nilai p
Kelompok Pestisida-Merokok Pestisida Merokok Kontrol
Pestisida-Merokok 0,00* 0,00* 0,00*
Pestisida 0,00* 0,00* 0,00*
Merokok 0,00* 0,00* 0,00*
Kontrol 0,00* 0,00* 0,00*
PEMBAHASAN
tinggi pada kelompok paparan pestisida dan merokok sebesar 23,05 sedangkan
10,37. Hal ini sesuai dengan penelitian sebelumnya bahwa jumlah mikronukleus
lebih tinggi pada kelompok yang terpapar pestisida dan merokok hal tersebut
dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti usia, jenis kelamin, lamanya paparan,
antar kelompok karena pengaruh paparan langsung dan tidak langsung sesuai
Kandungan dari asap rokok yang dihisap langsung oleh perokok aktif menempel
besar sedangkan pada perokok pasif kandungan dari asap rokok masuk ke paru
waktu yang sangat lama. Bahan aktif yang terkandung dalam pestisida dapat
aktif Difenokonazole pada hewan coba dapat meningkatkan apoptosis pada sel
12
hewan tersebut15. Semakin tinggi dosis yang diterima oleh tubuh maka semakin
tinggi resiko terbentuknya mikronukleus, hal ini telah terbukti pada orang yang
ketika sel mengalami proses pembelahan pada metafase dan anafase yang
stratum basalis mukosa mulut, tetapi karena adanya migrasi sel dari stratum
dapat dijumpai pada epitel mukosa mulut yang terlepas.12 Jumlah mikronukleus
waktu yang lama dengan dosis pemakaian yang semakin meningkat dapat
penggunaan alat pelindung diri seperti masker dan sarung tangan. Hal ini dapat
nukleus, atau disebut nukleofil. Nukleofil dapat memecah ikatan fosfor dan
karbon dari DNA dengan pemecahan ikatan P=O dan C=O melalui proses
penyebab lesi kimiawi tingkat seluler atau disebut efek genotoksik. Semakin
kromosom.17
yang terkandung pada asap rokok yaitu mainstream smoke (asap rokok yang
berasal dari mulut perokok) dan sidestream smoke (asap rokok yang berasal dari
dapat meningkatkan potensi karsinogenik dari benzopiren yang ada pada rokok
14
dan asap rokok. Panas yang dihasilkan dari pembakaran rokok di rongga mulut
dapat menambah aksi yang agresif dari bahan karsinogen dari rokok.19
dan jarang terjadi pada sel basal. Hal ini disebabkan oleh pergantian yang cepat
dari jaringan epitel membawa sel ke permukaan ketika terkelupas. Ketika sel
epitel bukal dapat dijadikan biomarker kerusakan genetik pada tubuh akibat
paparan zat yang bersifat karsinogenik. Paparan zat karsinogenik pertama akan
kontak dengan sel epitel dan akan dimetabolisme oleh hati dan ginjal sehingga
korelasi antara lama dan frekuensi merokok. Merokok merupakan faktor yang
Banyumas. Jumlah mikronukleus pada mukosa bukal akibat paparan pestisida dan
mukosa bukal akibat paparan pestisida dan kebiasaan tidak merokok buruh tani di
bukal akibat tidak terpapar pestisida dan kebiasaan merokok lebih banyak
jumlah mikronukleus pada mukosa bukal akibat tidak terpapar pestisida dan
Banyumas. Jumlah mikronukleus pada mukosa bukal akibat paparan pestisida dan
mukosa bukal akibat tidak terpapar pestisida dan kebiasaan tidak merokok buruh
16
REFERENSI
17
15. Shu, L.Z., Ling, L.B., Hai, F.W., Min,Z., Chang, Y., Xin, Y.Z., Yuan, W.,
Kanwal, R., Hua, N., 2015, The involvement of ER-stress and ROS generation
in Difenoconazole-induced hepatocellular toxicity, Journal The Royal Society
of Chemistry.
16. Salim, S., Ahmed, K., Eyyup, R., Emre, K., Ahmed, S., Akkan, A., Hasan, Y.,
Memet, T., 2009, The genotoxixity and cytotoxicity among patients diagnosed
with organophosphat poisoning, Journal of Food and Chemical Toxocology,
100(8): 476-479.
17. Yadav, A.S., Sehrawat, G., 2011, Evaluation of Genetic damage in famers
exposed to pesticide mixtures, International Journal of Human Genetics, 11:
105-109.
18. Pradeep, M.R., Yadavalli, G., Maji, J., Kartikay S., Deepa K., Vishnudas P.,
2014, Comparative study of genotoxicity in different tobacco related habits
using micronucleus assay in exfoliated buccal epithelial cells, Journal of
Clinical Diagnostic Research, 8(5): ZC21-ZC24.
19. DeMarini, D.M., 2004, Genotoxicity of tobacco smoke and tobacco smoke
condensate: a review, Mutation Research, 567: 447-474.
20. Baca, C.T., Yahne, C.E., 2009, Smoking cessation during substance abuse
treatment: what you need to know, Journal of Substance Abuse Treatment,
36(2): 205-219.
21. Jois, H.S., Kale, A.D., Kumar, M., 2010, Micronucleus as potential biomarker
of oral carcinogenesis, Indian Journal of Dental Advancement, 2(2): 197-202.
18