IDENTITAS PEMRAKARSA
1.1 Penanggungjawab
Nama Perusahaan : PT. Profesional Telekomunikasi Indonesia
Jenis Kegiatan : Pembangunan Menara Base Transceiver Stasion (BTS)
Type Greenfield.
Alamat Kantor : Jl.M.H.Thamrin No.1 Menara BCA 55 th Floor,
Jakarta 10310
Telepon : (021) - 23585500
Alamat Kegiatan : Jl. Padat Karya, Komp Yolzida Pesona I RT/RW 003/
015
Kel. Saigon Kec. Pontianak Timur
Kota Pontianak Kalimantan Barat.
Penanggung Jawab : Nurhamsa Ananda
Alamat Penanggung Jawab : Jl. Purnama Gg. Perintis 1 No. 38
Jabatan : Sitac Koordinator
Hp No : 085245247897
terletak diatas space yang memiliki luas keseluruhan adalah 463 m 2 . Luas
space yang dimanfaatkan langsung untuk pendirian menara telekomunikasi 225 m 2 .
Untuk mendukung pelaksanaan kegiatan, tempat tersebut memiliki jalan akses seluas
6 m 2 (2m x 3m).
Sebidang tanah tersebut dimiliki oleh Ramlan A.Rani dan dapat dimanfaatkan
dengan perijinan sewa menyewa (guna sewa tanah) dalam jangka waktu awal selama
10 (sepuluh) tahun dengan jangka waktu pembaharuan masing – masing 5 (lima)
tahun. Adapun batasan tanah yang digunakan untuk pembangunan adalah
1. Utara : berbatasan dengan Jl. Padat Karya
2. Timur : berbatasan dengan Komp. Yolzida Pesona II
3. Selatan : berbatasan dengan Tanah/Rumah Wira
4. Barat : berbatasan dengan Jl. Komp. Yolzida Pesona I
Pendirian menara dan bangunan yang digunakan wajib mengacu kepada Standar
Nasional Indonesia (SNI) dan standar baku tertentu untuk menjamin keselamatan
bangunan dan lingkungan dengan memperhitungkan faktor-faktor yang menentukan
kekuatan dan kestabilan konstruksi menara dengan mempertimbangkan persyaratan
strutur bangunan menara, yang meliputi :
a) Pembentukan pada pembangunan
Penentuan mengenai jenis, intentitas dan cara bekerjanya beban mengikuti :
SNI 03-1726-2002, tentang tata cara perencanaan ketahanan gempa
untuk rumah dan gedung, atau edisi terbaru.
SNI 03-1727-1989, tentang tata cara perencanaan pembebanan untuk
rumah dan gedung, atau edisi terbaru.
b) Konstruksi beton
Perencanaan konstruksi beton harus mengikuti :
SNI 03-1734-1989, tentang tata cara perencanaan beton dan struktur
dinding bertulang untuk rumah dan gedung, atau edisi terbaru.
SNI 03-2847-1992, tentang tata cara perhitungan struktur beton untuk
bangunan gedung, atau edisi terbaru.
SNI 03-3430-1994. tentang tata cara perencanaan dinding strutur
pasangan blok beton berongga bertulang untuk bangunan rumah dan
gedung dan edisi terbaru.
c) Konstruksi baja
Perencanaan konstruksi baja harus mengikuti :
SNI 03-1729-2002, tentang tata cara perencanaan bangunan baja
untuk
gedung atau edisi terbaru.
Tata cara dan/atau pedoman lain yang masih terkait dengan
perencanaan, pembuatan/perakitan dan pemeliharaan konstruksi baja.
Hal lain yang harus diperhatikan dalam perhitungan struktur adalah kemampuan
pondasi tanah pada saat pendirian menara telekomunikasi tersebut yang didasari oleh
hasil analisis : Sondir, Attenberg limit test, generatif of soil dan direct shear test
2. Ketinggian menara
Menara BTS Site SIANTAN TENGAH PONTIANAK memiliki ketinggian
40 meter diatas permukaan Tanah.
3. Struktur menara
Struktur menara BTS Site SIANTAN TENGAH PONTIANAK adalah tower
berupa pondasi 3 kaki dengan jarak pondasi pada tiap sisi adalah 4,00m
4. Rangka struktur menara
Rangka menara BTS Site SIANTAN TENGAH PONTIANAK tersebut dari
pipa besi fabrikasi. Menara tidak akan berdebu meskipun tidak di cat. Sebelum
dipasang besi menara yang berasal dari Fabrikasi Krakatau Stell sudah
tergalvanize melalui pemcelupan besi ke larutan hotdip sehingga komponen besi
benar-benar terlapisi larutan hotdip proses pencelupan ini dilakukan dengan tujuan
agar tidak timbul karat yang mungkin disebabkan hujan / oksidasi kelembaban
udara.
5. Beban menara
Desain menara Greenfield tetap harus memperhitungkan faktor beban menara
dan kekuatan angin. Faktor beban menara merupakan prediksi pemakaian
perangkat hardware yang ditempatkan diatas tower. Pada umumnya provider
Sarana pendukung
Bangunan menara telekomunikasi harus dilengkapi sarana pendukung seperti
pentanahan (grounding), penangkal petir, catu daya, lampu halangan penerbangan
(aviation obstruction light / AOL), dan marka halangan penerbangan (aviation
Obstruction marking / AOM).
Kelengkapan sarana pendukung menara, meliputi :
1) Pertanahan (grounding) dan penangkal petir, yang memperhatikan :
a) Desain tergantung kondisi alam setempat (tanah)
b) Intensitas petir yang berbeda setiap tempat
c) Seluruh perangkat harus disambungkan untuk mendapat ekipotensial
d) Jaringan listrik harus ada arrester, trafo isolator
2) Lampu halangan penerbangan (aviation obstruction light) dan marka halangan
penerbangan (aviation obstruction marking)sesuai dengan ketentuan yang
berlaku :
a) aviation obstruction light dipasang pada puncak menara, yang menyala
secara otomatis saat cuaca gelap
b) aviation obstruction marking berupa warna menara merah putih, orange,
putih atau warna lain yang menyala / mencolok
Gambar 2.3. Lay out Menara BTS type Greenfield site SIANTAN TENGAH
PONTIANAK
Radiasi
Berdasarkan penelitian world health organization (WHO) pada menara
telekomunikasi tidak terdapat radiasi yang membahayakan kesehatan manusia. Level
batas radiasi yang diperbolehkan menurut standar yang ditetapkan WHO dan IEEE
C95.1-1991, dapat dilihat pada tabel 2.2. berikut ini :
Tabel 2.2 . Level Batas Radiasi Menara Telekomunikasi
Level Batas Radiasi
Frekuensi
WHO IEEE C95.1-1991
900 MHz 4,5 watt 6,5 watt
1800MHz 9,0 watt 12,0 watt
Tabel 2.3. Perbandingan Level Batas Radiasi dengan Hasil Perhitungan Radiasi
Pada jarak 1 meter (jalur pita pancar utama), menara telekomunikasi dengan
frekuensi 1. 800 MHz menghasilkan total daya radiasi sebsar 9,5 watt / m 2 . Pada
jarak 12 meter (jalur pita pancar utama), akan menghasilkan total radiasi sebesar
0,55 watt/m 2 . Menara atau Tower yang memiliki tinggi 52 meter, akan
2.
menghasilkan total radiasi sebesar 0,029 watt/m Menara atau Tower yang
memiliki tinggi 40 meter, akan menghasilkan radiasi 1 watt/m 2 (untuk pesawat
dengan frekuensi 800 MHz) dan 2 watt/m2 (untuk pesawat 1800 MHz).
Menara BTS tipe Greenfield Site SIANTAN TENGAH PONTIANAK yang akan
digunakan oleh XL, menggunakan frekuensi 900 dan 1800 Mhz untuk jaringan
GSM (2G) dan frekuensi 2100 MHz untuk jaringan UMTS 3G). Berdasarkan
hasil perhitungan diatas masih, radiasi menara masih sangat jauh diiambang batas
yang ditentukan oleh WHO, yaitu 9 watt / m 2 . Radiasi ini akan semakin lemah
apabila tower semakin tinggi. Dapat disimpulkan bahwa sebenarnya angka radiasi
yang dihasilkan menara telekomunikasi sangat kecil sehingga orang yang tinggal
disekitar menara cukup aman.
2. Tahap Konstruksi
a. Mobilisasi dan demobilisasi peralatan material
Peralatan yang akan digunakan diperoleh dan didatangkan dari luar ke lokasi
kegiatan. Adapun peralatan yang digunakan pada proses pendirian menara
telekomunikasi relatif sederhana seperti katrol dan tripod yang berfungsi untuk
mengangkat pipa menara hingga mencapai ketinggian yang diperlukan
b. Rekruitmen tenaga kerja
Tenaga kerja dalam pelaksanaan pembangunan menara BTS Site SIANTAN
TENGAH PONTIANAK di Kota Pontianak diupayakan mengutamakan
penduduk setempat sebanyak 9 orang dengan 1 orang tenaga ahli di bidang
kontruksi yang disesuaikan dengan kualifikasi dan jumlah yang dibutuhkan.
Dalam pelaksanaan pembangunan akan dibutuhkan tenaga ahli dalam bidang
mekanikal elektrikal. Adapun jenis tenaga kerja yang direkrut disesuaikan dengan
kebutuhan dari volume pekerjaan. Formasi yang diperlukan baik pada tahap
konstruksi ini disesuaikan bidang keahlian yang diperlukan.
c. Pengujian Kekuatan Tanah
Sebelum melakukan pekerjaan konstruksi, perlu dilakukan penyelidikan tanah
(soil investigation) sehingga dapat diketahui kondisi aktual tanah dan mejadi
acuan dalam menentukankedalaman dari pondasi tersebut. Pengujian tanah (soil
test) dapat dilakukan melalui sondir, attenberg limit test, generatif of soil dan
direct shear test.
d. Pendirian Fisik menara atau civil mechanical electricity
1) Pendirian fisik menara
3) Grounding
Petir dan tegangan lebih transient adalah masalah yang banyak terjadi
untuk saluram telekomunikasi. Terutama didaerah tropis dengan intensitas
sambaran petir yang lebih tinggi. Perkiraan awal untuk kepekaan terhadap
kerusakan akibat sambaran petir dapat dilihat dari jumlah-jumlah “hari guruh”
tiap tahun, khusus Indonesia jumlah hari guruh 180-250 hari / tahun.
Dalam melakukan perencanaan proteksi terhadap petir, beberapa hal yang
perlu dilakukan sebagai berikut :
a) Menangkap sambaran petir langsung pada suatu titik yang dipilih pada
terminal udara (dynasphere) yang telah dirancang sesuai dengan tujuan.
Dengan menerapkan hal tersebut, sambaran petir langsung dapat
diarahkan ke suatu titik yang dipilih yang terletak jauh dari antena dan
3. Tahap Operasional
a. Pemeliharaan. Perawatan dan pemeriksaan menara
PT. Profesional Telekomunikasi Indonesia sebagai penyedia sekaligus pengelola
menara BTS Site SIANTAN TENGAH PONTIANAK melakukan pemeliharaan,
perawatan dan pemeriksaan secara berkala, yakni 1(satu) bulan sekali.
1) Kegiatan pemeliharaan
Kegiatan pemeliharaan menara meliputi pembersihan, pemeriksaan,
pengujian, perbaikan/penggantian bahan dan perlengkapan menara serta
b. Perlindungan Asuransi
Untuk mengantisipasi terjadinya hal-hal yang tidak terduga dan juga untuk
memberikan kepastian serta rasa aman bagi pemrakarsa maupun bagi pihak ketiga
(penduduk) yang berada dilokasi menara telekomunikasi Site SIANTAN
TENGAH PONTIANAK , pihak pemrakarsa mengansuransikan kegiatan menara
BTS Site SIANTAN TENGAH PONTIANAK meliputi beberapa jenis
perlindungan yaitu :
1) Property all risk (PAR) tanpa gempa
Perlindungan atas kerugian karena segala kejadian yang mungkin terjadi pada
menara, seperti resiko pembongkaran, pencurian atau kemalingan.
Perlindungan ini juga termasuk resiko huru hara dan kerusuhan.
2) Public liability
Perlindungan yang menjamin tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga
yakni penduduk yang berada di radius menara jika ditidurkan baik berupa
cedera badan (body injury) atau kerusakan harta benda (property damage)
sehubungan dengan aktivitas menara telekomunikasi yang dijalankan
pemrakarsa.
3) Act of god
Perlindungan terhadap topan, badai, kerusakan akibat air dan petir.
Jenis dampak
Adapun persepsi negatif yang muncul diprakirakan karena dampak yang akan muncul
dan merugikan sebagian masyarakat yang berada disekitar lokasi pendirian menara
telekomunikasi. Beberapa dampak negatif dari rencana kegiatan diantaranya :
Kecemburuan sosial antara sesama warga pemilik lahan karena persaingan dalam
menyewakan lahan yang akan digunakan sebagai lokasi menara telekomunikasi.
Terjadinya keresahan dikalangan warga sekitar tapak proyek yang dikarenakan adanya
kekhawatiran bahwa keberadaan menara telekomunikasi akan berdampak semakin
tingginya resiko bertempat tinggal disekitar menara telekomunikasi. Permasalahan
ini jauh lebih mungkin timbul mengingat masih tingginya persepsi negatif
keberadaan menara telekomunikasi dilingkungan perumahan seperti pengaruh
gelombang elektromagentik, efek kejut listrik, petir maupun keraguan terhadap
kekuatan konstruksi menara.
Besaran dampak
Besaran dampak yang muncul dari kegiatan diatas relatif sangat kecil
Sifat dampak
Dampak yang timbul tergolong dampak negatif tidak penting, karena hampir tidak
ada warga sekitar proyek yang berkeberatan dengan adanya rencana pembangunan menara
telekomunikasi Site SIANTAN TENGAH PONTIANAK.
Tahap Konstruksi
A. Komponen Fisik Kimia
1. Kualitas Estettika Lingkungan
Sumber Dampak
a. Mobilisasi dan demobilisasi peralatan material
b. Pengujian kekuatan tanah
c. Pendirian fisik menara atau civil mechanical electricity
Jenis dampak
Terjadinya penurunan kualitas estetika lingkungan bermula dari kegiatan
pemasangan peralatan mekanikal dan elaktrikal kegiatan pengadaan peralatan
mekanikal dan elektrikal disertai dengan proses pengangkutan material ke lokasi
kegiatan. Aktivitas tersebut menghasilkan tumpukan peralatan disepanjang jalan akses
Adapun dampak yang akan muncul adalah menurunnya kualitas estetika
lingkungan disekitar lokasi kegiatan terutama pada permukaan perkerasan jalan
mengingat aktivitas pengangkutan dan volume peralatan cukup besar. Pembangunan
fisik menara atau civil mechanical elektricity yang dilakukan juga memungkinkan
terjadinya penurunan pada estetika lingkungan. Hal ini disebabkan pada saat proses
perakitan, potongan-potongan besi atau alumunium terserak dan mangganggu
kenyamanan lingkungan.
Besaran dampak
Dampak yang terjadi meliputi luas lahan yang tidak terlalu besar, sehingga
besaran dampak yang terjadi relatif kecil.
Sifat dampak
Sifat dampak dari kegiatan ini adalah dampak negatif tidak penting, mengingat
kegiatan berlangsung bukan dijalan raya primer dengan tingkat kepadatan lalu lintas
yg rendah.
Jenis dampak
Tingkat pengetahuan pekerja yang rendah menyebabkan cenderung
diabaikannya keselamatan dan kesehatan kerja (K3) selama pelaksanaan kegiatan
pendirian menara telekomunikasi Site SIANTAN TENGAH PONTIANAK . Tingkat
pengabaian yang tinggi terhadap keselamatan dan kesehatan kerja (K3) akan
berbanding lurus dengan jumlah kecelakaan kerja dilokasi kegiatan. Selain kecelakaan
kerja, penurunan kesehatan pekerja kegiatan pendirian menara telekomunikasi juga
akan tinggi. Apabila pengabaian keselamatan kesehatan kerja (K3) berlangsung di
project site, maka akan berpengaruh pada lingkungan disekitar proyek.
Besaran dampak
Dampak yang terjadi meliputi luas lahan yang tidak terlalu besar, sehingga
besaran dampak yang terjadi relatif kecil.
Sifat dampak
Dampak negatif penting dan bersifat sementara selama kegiatan konstruksi
berlangsung.
Dampak yang timbul terhadap warga sekitar sangat besar dan termasuk
kumulatif.
Sifat dampak
Dampak positif penting dan berlangsung selama kegiatan konstruksi
Besaran Dampak
Dampak yang ditimbulkan terhadap warga disekitar sangat besar dan
termasuk kumulatif
Sifat dampak
Dampak positif dan negatif serta akumulatif hingga kegiatan operasional.
Tahap Operasional
A. Komponen Fisik Kimia
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
Sumber Dampak
a) Pemeliharaan, perawatan, dan pemeriksaan menara
b) Perlindungan asuransi
Sistem operasional menara di mulai dari pengguna selular yang
mengirimkan sinyal dari pengirim ke penerima.
Pada saat sinyal di kirimkan akan di terima oleh menara dari menara di teruskan ke
satelit dari satelit di teruskan ke menara dan dikirimkan ke penerima.
Jenis dampak
Tidak diperhatikannya sistem pengendalian keselamatan bangunan selama
beroperasinya menara telekomunikasi.
Besaran Dampak
Semakin lama masa operasional bangunan menara telekomunikasi maka
semakin berkurang tingkat kekuatan menara tersebut menahan perubahan cuaca yang
setiap saat dapat terjadi .
Sifat dampak
Dampak negatif tidak penting dan berlangsung sementara selama
berlangsungnya masa operasional menara tersebut. Dampak perlu dikelola dengan
c) Tujuan Pengelolaan
Menekan dan meniadakan sikap, persepsi, opini negatif yang
berkembang di masyarakat sekitar lokasi kegiatan pembangunan
menara telekomunikasi
Memberikan kepastian kepada masyarakat, bahwa kekhawatiran
tentang munculnya persoalan lingkungan yang baru dapat diatasi
secara bijaksana dan saling menguntungkan kedua belah pihak
d) Upaya pengelolaan lingkungan
Melakukan sosialisasi kepada masyarakat sekitar lokasi kegiatan,
masyarakat yang terkena dampak langsung dari kegiatan
pembangunan menara telekomunikasi, dengan melibatkan
pemerintah Kelurahan Saigon dan instansi-instansi pemerintah
yang terkait lainnya.
Memasang papan Plank pengumuman tentang rencana
dibangunnya menara telekomunikasi Site SIANTAN TENGAH
PONTIANAK .
Melakukan koordinasi secara kontinyu dengan tokoh masyarakat,
pemerintahan kelurahan terhadap rencana kegiatan, dengan
mengakomodasikan himbauan, saran dan harapan dari masyarakat
yang terkena dampak langsung dari kegiatan tersebut.
e) Lokasi pengelolaan lingkungan
Pengelolaan dilakukan disekitar lokasi kegiatan yakni dilingkungan
Kelurahan Saigon , Kecamatan Pontianak Timur .
f) Periode Pengelolaan Lingkungan
Sebelum tahap konstruksi dimulai, minimal 2 kali pertemuan dengan
muspika setempat dan perwakilan warga sekitar.
g) Institusi Pengelolaan Lingkungan
Pelaksanaan & penanggung jawab
PT. Profesional Telekomunikasi Indonesia
Dinas Lingkungan Hidup Kota Pontianak
Dinas Penanaman Modal Tenaga Kerja dan Pelayanan Terpadu Satu
Pintu Kota Pontianak
Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Pontianak
Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota Pontianak
Camat Pontianak Timur
Kelurahan Saigon .
Pelaporan
Dinas Lingkungan Hidup Kota Pontianak
Camat Pontianak Timur
Kelurahan Saigon .
Pelaporan
Dinas Lingkungan Hidup Pontianak
Camat Pontianak Timur
Kelurahan Saigon
Tabel 4.1. Matriks Program Pengelolahan Lingkungan Hidup Kegiatan Pembangunan Menara BTS PT. PROTELINDO
IV-39
Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup (UPL)
Penyimpanan
sementara peralatan
dan material
Mobilisasi dan Penurunan Penumpukan peralatan Memanfaatkan secara 20 s/d 30 Pengamatan dan
demobilisasi kualitas dan material di lokasi maksimal lahan kosong hari pengawasan
peralatan serta estetika kegitan pembangunan langsung
disekitar lokasi
material lingkungan menara dilingkungan
kegiatan sebagau sekitar bangunan
tempat menara
IV-40
Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup (UPL)
Mencegah
kerusakan yang
lebih luas di area
Melakukan sosialisasi menara
Terjadinya kecelakaan
K3 melalui briefing
Keselamatan kerja dan menurunnya Pengawasan
sebelum melakukan
dan kesehatan kondisi kesehatan dilakukan setiap
pekerjaan
kerja (K3) pekerja pembangunan hari selama masa
Menyediakan konstruksi
menara
peralatan pendukung dilaksanakan
telekomunikasi
keselamatan kerja
(safety tools) dan
jumlah peralatan
disesuaikan dengna
jumlah pekerja
Memasang rambu
petunjuk pada bagian
pekerja yang
memerlukan tingkat
kehati-hatian yang
tinggi
Senantiasa
mempersiapkan kotak
pertolongan pertama
pada kecelakaan
(P3K) atau first aid
box
IV-41
Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup (UPL)
IV-42
Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup (UPL)
IV-43
Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup (UPL)
PENUTUP
JUMLAH DAN JENIS IZIN PPLH YANG DIBUTUHKAN
Jumlah dan jenis izin PPLH yang dibutuhkan untuk rencana usaha dan/atau kegiatan
pembangunan Menara/Tower Telekomunikasi (BTS) site name: SIANTAN TENGAH PONTIANAK
dan site id: KAL-WKL-0050-X-B yang dibangun oleh PT. Profesional Telekomunikasi Indonesia
(Protelindo) adalah Izin Lingkungan dan Izin Mendirikan Bangunan Menara (IMBM)
44
Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup (UPL)
SURAT PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini :
Dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama PT. Profesional Telekomunikasi Indonesia, dengan ini
menyatakan :
1. PT. Profesional Telekomunikasi Indonesia, menyadari bahwa menurut peraturan perundang-undangan
yang berlaku, seperti Undang-Undang nomor : 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup dan Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor : 16 Tahun 2012 tentang
Pedoman Penyusunan Dokumen Lingkungan Hidup yang mewajibkan setiap kegiatan usaha untuk
melaksanakan upaya pengelolaan lingkungan hidup (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan hidup
(UPL).
2. Dalam rangka mencegah timbulnya dampak negatif seperti tersebut diatas, maka perusahaan akan
melaksanakan Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
terhadap kegiatan pembangunan menara Telekomunikasi, dengan penuh rasa tanggung jawab dan
bersedia secara berkala melaporkan hasilnya kepada instansi terkait.
3. Perusahaan kami bersedia dipantau terhadap segenap dampak yang ditimbulkan dari kegiatan yang
dilakukan, sebagaimana tercantum dalam dokumen UKL-UPL ini oleh pihak yang memiliki Surat
Tugas Dari Pejabat yang berwenang menurut peraturan perundangan yang berlaku.
4. Apabila perusahaan kami terbukti lalai dalam melaksanakan pengelolaan dan pemantauan lingkungan
seperti tercantum dalam dokumen UKL-UPL ini, kami bersedia menghentikan operasional perusahaan
kami, dan apabila terjadi kasus pencemaran yang disebabkan oleh kegiatan kami, kami bersedia
bertanggungjawab dan ditindak sesuai dengan peraturan yang berlaku.
5. PT. Profesional Telekomunikasi Indonesia, bersedia memperbarui dokumen UKL-UPL ini apabila
terjadi perubahan pada setiap kegiatannya (luasan lahan, desain, dan sebagainya).
Demikian surat pernyataan ini kami buat dengan sebenar-benarnya dengan penuh rasa tanggung jawab,
tanpa paksaan dan pengaruh dari pihak manapun.
Nurhamsa Ananda
Sitac Koordinator
45