Anda di halaman 1dari 47

Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup (UPL)

PT. PROFESIONAL TELEKOMUNIKASI INDONESIA

IDENTITAS PEMRAKARSA

1.1 Penanggungjawab
Nama Perusahaan : PT. Profesional Telekomunikasi Indonesia
Jenis Kegiatan : Pembangunan Menara Base Transceiver Stasion (BTS)
Type Greenfield.
Alamat Kantor : Jl.M.H.Thamrin No.1 Menara BCA 55 th Floor,
Jakarta 10310
Telepon : (021) - 23585500
Alamat Kegiatan : Jl. Ampera Gang. Ampera Baru
Kel. Sungai Bangkong Kec. Pontianak Kota
Kota Pontianak Kalimantan Barat.
Penanggung Jawab : Nurhamsa Ananda
Alamat Penanggung Jawab : Jl. Purnama Gg. Perintis 1 No. 38
Jabatan : Sitac Koordinator
Hp No : 085245247897

1.2 LATAR BELAKANG


Sesuai dengan Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor : 16 Tahun 2012
tentang Pedoman Pelaksanaan Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya
Pemantauan Lingkungan Hidup dan surat Pernyataan Kesanggupan Pengelolaan dan
Pemantauan Lingkungan Hidup, yang bertanda tangan dibawah ini menyampaikan UKL dan
UPL dari rencana usaha dan atau kegiatan dengan benar dan akan mematuhi segala
persyaratan dan kewajiban yang telah ditentukan dalam UKL dan UPL serta izin yang
diterbitkan oleh pajabat dari instansi yang berwenang yang dapat diuraikan sebagai berikut :
1.3 TUJUAN DAN MANFAAT UKL-UPL
1.3.1 Tujuan
Adapun tujuan dari penyusunan dokumen UKL-UPL ini adalah untuk
memberikan arahan pengelolaan dan pemantauan terhadap dampak lingkungan yang
mungkin timbul akibat pembangunan menara telekomunikasi milik PT. Profesional
Telekomunikasi Indonesia (Protelindo).
1.3.2 Manfaat
 Bagi pemrakarsa
1. Sebagai acuan dan pedoman serta dasar dalam melaksanakan pengelolaan dan
pemantauan lingkungan pada setiap tahap pelaksanaan pembangunan menara
telekomunikasi milik PT. Profesional Telekomunikasi Indonesia.

Pembangunan Menara BTS – Pontianak, 2018 1


Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup (UPL)

PT. PROFESIONAL TELEKOMUNIKASI INDONESIA

2. Memprediksi dan mengendalikan serta meminimalisasi dampak negative yang


akan timbul akibat pembangunan menara telekomunikasi milik PT. Profesional
Telekomunikasi Indonesia (Protelindo).
 Bagi pemerintah:
1. Sebagai acuan penilaian atas kelayakan lingkungan dari suatu kegiatan
pembangunan menara telekomunikasi milik PT. Profesional Telekomunikasi
Indonesia (Protelindo).
2. Merupakan pedoman bagi instansi terkait dalam melakukan evaluasi
pengelolaan dan pemantauan lingkungan yang telah dilakukan oleh
pemrakarsa.
 Bagi masyarakat:
Merupakan informasi bagi masyarakat untuk dapat memanfaatkan dampak positif
dan menghindari dampak negative rencana, sejak dari tahap pra kontruksi,
kontruksi dan operasional.

Pembangunan Menara BTS – Pontianak, 2018 2


Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup (UPL)

PT. PROFESIONAL TELEKOMUNIKASI INDONESIA

RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN


2.1. Nama Rencana Usaha Atau Kegiatan
Rencana usaha atau kegiatan yang dilakukan oleh PT. Profesional Telekomunikasi
Indonesia (Protelindo) adalah Pembangunan Menara Base Transceiver Station (BTS) Type
Greenfield (Jenis menara yang dibangun Langsung diatas tanah). Kedudukan atau hubungan
kerja antara PT.Protelindo dan PT.XL Axiata adalah Protelindo berperan sebagai penyedia
jasa menara/tower dan XL sebagai penyewa menara. Protelindo bertanggungjawab penuh
terhadap menara/tower yang dibangun, berupa pemeliharaan dan perawatan menara,
perlindungan asuransi masyarakat/kecelakaan kerja, serta dampak-dampak lingkungan
lainnya akibat adanya pembangunan menara.

2.2. Peraturan Hukum


Peraturan hukum yang digunakan dalam penyusunan dokumen UKL-UPL
pembangunan menara oleh PT. Profesional Telekomunikasi Indonesia (Protelindo) dapat
dilihat pada tabel 2.1.
Tabel 2.1. Peraturan Terkait Penyusunan Dokumen UKL-UPL
PT. Profesional Telekomunikasi Indonesia
Peraturan Berkaitan Dengan Kegiatan
Peraturan Undang-Undang No. 12 Tahun 1994 tentang Perubahan Atas Undang-Undang No.
12 tahun 1985 tentang Pajak Bumi dan
Bangunan
Peraturan Undang-Undang No. 36 Tahun 1999 tentang Telekomunikasi
Peraturan Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
Peraturan Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas
Peraturan Undang-Undang No. 18 Tahun 2008 tentang Pengelolahan Sampah
Peraturan Undang-Undang No. 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan
Peraturan Undang-Undang No. 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan
Peraturan Undang-Undang No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolahan
Lingkungan Hidup
Peraturan Pemerintah
Peraturan Pemerintah No. 14 Tahun 1993 Tentang Penyelenggaraan Program Jaminan
Sosial Tenaga Kerja
Peraturan Pemerintah No. 43 Tahun 1993 Tentang Prasaranan dan Lalu Lintas
Peraturan Pemerintah No. 41 Tahun 1999 Tentang Pengendalian Pencemaran Udara
Peraturan Pemerintah No. 52 Tahun 2000 Tentang Penyelenggaraan Telekomunikasi
Peraturan Pemerintah No. 32 Tahun 2011 Tentang Manajemen dan Rekayasa Analisis
Dampak serta Manajemen Kebutuhan Lalu
Lintas
Peraturan Pemerintah No. 14 Tahun 2012 Tentang Kegiatan Usaha Penyediaan Tenaga
Listrik

Pembangunan Menara BTS – Pontianak, 2018 3


Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup (UPL)

PT. PROFESIONAL TELEKOMUNIKASI INDONESIA

Peraturan Pemerintah No. 27 Tahun 2012 Tentang Izin Lingkungan


Peraturan Menteri
Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Tentang Tata Laksana Penilaian dan
No. 08 Tahun 2013 Pemeriksaan Dokumen Lingkungan Hidup
Serta Penerbitan Izin Lingkungan Hidup
Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Tentang Pedoman Penyusunan Dokumen
No. 16 Tahun 2012 Lingkungan Hidup
Peraturan Menteri Komunikasi dan Tentang Penyelenggaraan Jaringan
Informatika No.01/Per/M.Kominfo/01/2010 Telekomunikasi
Peraturan Menteri Komunikasi dan Tentang Pedoman dan Penggunaan Menara
Informatika No.02/Per/M.Kominfo/03/2008 Bersama Telekomunikasi
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 5 Tentang Pedoman Penyediaan dan
Tahun 2008 Pemanfaatan Ruang Terbuka Hidup di
Kawasan Perkotaan
Peraturan Menteri Pekerjaan umum Nomor Tentang Pedoman Persyaratan Teknis
29/PRT/M/2006 Bangunan Perkotaan
Peraturan Menteri ESDM No. 46 Tahun 2006 Tentang Petunjuk Teknis Perubahan Atas
Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya
Mineral Nomor 45 Tahun 2005 Tentang
Instalasi Ketenagalistrikan
Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor 5 Tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan
Tahun 1996 Kesehatan Kerja
Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. 04 Tahun Tentang Jaminan Kecelakaan Kerja
1993
Keputusan Menteri
Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Tentang Jenis Usaha dan / atau Kegiatan Yang
No. 05 Tahun 2012 Wajib memiliki Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan Hidup (AMDAL)
Keputusan Bersama Mendagri, Menteri PU, Tentang Pedoman Pembangunan dan
Menteri Kominfo dan Kepala BKPM No. Penggunaan Bersama Menara Telekomunikasi
18/2009: No. 07/Prt/m/2009: No.
10/Per/m.Kominfo/03/2009;No. 03/P/2009
Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Tentang Baku Mutu Kebisingan
No. Kep.48/MENLH/11/1996
Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Tentang Baku Mutu Tingkat Getaran
No. Kep-49/MENLH/11/1996
Peraturan Daerah dan Keputusan Walikota
Peraturan Daerah Kota Pontianak No. 2 Tahun Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota
2013 Pontianak Tahun 2013 – 2033
Peraturan Walikota Pontianak No. 18 Tahun Tentang Pengendalian Menara
2013 Telekomunikasi di Kota Pontianak
Peraturan Daerah Kota Pontianak No. 1 Tahun Tentang Ketertiban Umum
2010
Keputusan Walikota Pontianak No. 144/BLH/ Tentang Perubahan Atas Keputusan Walikota
Tahun 2013 Pontianak Nomor 326 Tahun 2012 tentang

Pembangunan Menara BTS – Pontianak, 2018 4


Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup (UPL)

PT. PROFESIONAL TELEKOMUNIKASI INDONESIA

Penetapan Jenis Usaha dan/atau Kegiatan


yang Wajib Dilengkapi Dengan Dokumen
Upaya Pengelolahan Lingkungan (UKL) dan
Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL) di
Kota Pontianak

2.3. Kesesuaian Lokasi Usaha dengan Penataan Kawasan


Tersebarnya berbagai aktivitas di kota pontianak menyebabkan timbulnya peluang
bagi penyedia menara telekomunikasi memberikan layanannya berupa peralatan jaringan
nirkabel (wireles network). Berdasarkan kondisi tersebut maka keberadaan menara
telekomunikasi tentunya membutuhkan ruang. Perkembangan menara telekomunikasi di
perkotaan dan pedesaan membawa konsekuensi pada maraknya menara yang dapat
mengganggu estetika maupun visual kota pontianak. Bangunan menara yang menjulang
tinggi dengan warna yang mencolok seakan membawa kesan berlebihan terhadap bangunan-
bangunan lain disekitarnya. Badan regulasi telekomunikasi Indonesia (BRTI) memberikan
panduan penataan kawasan (zoning plan ) dalam pendirian menara telekomunikasi.

2.4. Profil Usaha atau Kegiatan PT. Profesional Telekomunikasi Indonesia


(Protelindo)
Profil usaha yang akan dilakukan adalah :
a. Nama site : SUNGAI BANGKONG PONTIANAK BARAT
LAUT

Pembangunan Menara BTS – Pontianak, 2018 5


Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup (UPL)

PT. PROFESIONAL TELEKOMUNIKASI INDONESIA

b. ID Site PROTELINDO : KAL-WKL-0049-X-B


Alamat Site : Jl. Ampera Gang. Ampera Baru
Kel. Sungai Bangkong Kec. Pontianak Kota
Kota Pontianak Kalimantan Barat.
c. Koordinat : Lat 00.056550S Long 109.300470E
d. Kegiatan : Pembangunan menara BTS
e. Jenis dan Tinggi Menara : GREENFIELD - SST - 40M - FD

Pembangunan Menara BTS – Pontianak, 2018 6


Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup (UPL)

PT. PROFESIONAL TELEKOMUNIKASI INDONESIA

2.5. Skala Usaha dan atau Kegiatan

A. Luas Lokasi atau Tempat pembangunan Menara BTS

Perencanaan lokasi kegiatan pendirian menara telekomunikasi Site SUNGAI


BANGKONG PONTIANAK BARAT LAUT dilakukan dengan mempertimbangkan
optimalisasi jaringan. PT. Profesional Telekomunikasi Indonesia sebagai provider
menara perlu memberikan jarak yang konsisten antar menara telekomunikasi dengan
memperhatikan kepadatan trafik pelanggan di suatu daerah. Penentuan lokasi Jl.
Ampera Gg. Ampera Baru RT/RW 003/031 Kel. Sungai Bangkong Kec. Pontianak
Kota, Kota Pontianak Kalimantan Barat, ditetapkan untuk menciptakan jarak yang
konsisten antar menara telekomunikasi.

Adapun lokasi yang digunakan untuk pembangunan menara telekomunikasi


Site SUNGAI BANGKONG PONTIANAK BARAT LAUT

Terletak diatas space yang memiliki luas keseluruhan adalah 201 m 2 . Luas
space yang dimanfaatkan langsung untuk pendirian menara telekomunikasi 150 m 2 .
Untuk mendukung pelaksanaan kegiatan, tempat tersebut memiliki jalan akses seluas
6 m 2 (2m x 3m).
Sebidang tanah tersebut dimiliki oleh Aswandi dan dapat dimanfaatkan
dengan perijinan sewa menyewa (guna sewa tanah) dalam jangka waktu awal selama
10 (sepuluh) tahun dengan jangka waktu pembaharuan masing – masing 5 (lima)
tahun. Adapun batasan tanah yang digunakan untuk pembangunan adalah
1. Utara : berbatasan dengan Tanah Arifin
2. Timur : berbatasan dengan Tanah Sutrisno
3. Selatan : berbatasan dengan Jalan Bundiadi
4. Barat : berbatasan dengan Tanah Usman Ali

B. Standar Pembangunan Menara BTS

Menara BTS Site SUNGAI BANGKONG PONTIANAK BARAT LAUT yang


dibangun merupakan menara jenis Greenfield (jenis menara yang akan dibangun
langsung di atas Tanah) yang terdiri dari berbagai bagian penting, antara lain :
Menara (tower)
1. Desain Menara
Rencana menara telekomunikasi disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi
geografis diwilayah bersangkutan. Pertimbangan dalam desain yakni ketinggian
menara, struktur menara, rangka struktur menara, faktor kondisi tanah, beban menara
dan kekuatan angin yang semuanya harus memenuhi safety margin yang telah
disyaratkan ITU (International Telecomunication Union).
Setiap bangunan menara telekomunikasi, strukturnya harus direncanakan dan
dilaksanakan sebagai sebuah bangunan menara telekomunikasi, strukturnya harus
direncanakan dan dilaksanakan sebagai sebuah bangunan kokoh dan stabil dalam
memikul beban/kombinasi beban serta memenuhi persyaratan keselamatan (safety),
kelayakan (serviceability), selama umur layanan yang direncanakan dengan
mempertimbangkan fungsi bangunan menara, lokasi, keawetan dan kemungkinan
pelaksanaan konstruksinya.

Pembangunan Menara BTS – Pontianak, 2018 7


Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup (UPL)

PT. PROFESIONAL TELEKOMUNIKASI INDONESIA

Pendirian menara dan bangunan yang digunakan wajib mengacu kepada Standar
Nasional Indonesia (SNI) dan standar baku tertentu untuk menjamin keselamatan
bangunan dan lingkungan dengan memperhitungkan faktor-faktor yang menentukan
kekuatan dan kestabilan konstruksi menara dengan mempertimbangkan persyaratan
strutur bangunan menara, yang meliputi :
a) Pembentukan pada pembangunan
Penentuan mengenai jenis, intentitas dan cara bekerjanya beban mengikuti :
SNI 03-1726-2002, tentang tata cara perencanaan ketahanan gempa
untuk rumah dan gedung, atau edisi terbaru.
SNI 03-1727-1989, tentang tata cara perencanaan pembebanan untuk
rumah dan gedung, atau edisi terbaru.
b) Konstruksi beton
Perencanaan konstruksi beton harus mengikuti :
SNI 03-1734-1989, tentang tata cara perencanaan beton dan struktur
dinding bertulang untuk rumah dan gedung, atau edisi terbaru.
SNI 03-2847-1992, tentang tata cara perhitungan struktur beton untuk
bangunan gedung, atau edisi terbaru.
SNI 03-3430-1994. tentang tata cara perencanaan dinding strutur
pasangan blok beton berongga bertulang untuk bangunan rumah dan
gedung dan edisi terbaru.
c) Konstruksi baja
Perencanaan konstruksi baja harus mengikuti :
SNI 03-1729-2002, tentang tata cara perencanaan bangunan baja
untuk
gedung atau edisi terbaru.
Tata cara dan/atau pedoman lain yang masih terkait dengan
perencanaan, pembuatan/perakitan dan pemeliharaan konstruksi baja.

Hal lain yang harus diperhatikan dalam perhitungan struktur adalah kemampuan
pondasi tanah pada saat pendirian menara telekomunikasi tersebut yang didasari oleh
hasil analisis : Sondir, Attenberg limit test, generatif of soil dan direct shear test
2. Ketinggian menara
Menara BTS Site SUNGAI BANGKONG PONTIANAK BARAT LAUT
memiliki ketinggian 40 meter diatas permukaan Tanah.
3. Struktur menara
Struktur menara BTS Site SUNGAI BANGKONG PONTIANAK BARAT
LAUT adalah tower berupa pondasi 3 kaki dengan jarak pondasi pada tiap sisi
adalah 4,00m
4. Rangka struktur menara
Rangka menara BTS Site SUNGAI BANGKONG PONTIANAK BARAT
LAUT tersebut dari pipa besi fabrikasi. Menara tidak akan berdebu meskipun
tidak di cat. Sebelum dipasang besi menara yang berasal dari Fabrikasi Krakatau
Stell sudah tergalvanize melalui pemcelupan besi ke larutan hotdip sehingga
komponen besi benar-benar terlapisi larutan hotdip proses pencelupan ini
dilakukan dengan tujuan agar tidak timbul karat yang mungkin disebabkan hujan /
oksidasi kelembaban udara.
5. Beban menara
Desain menara Greenfield tetap harus memperhitungkan faktor beban menara
dan kekuatan angin. Faktor beban menara merupakan prediksi pemakaian

Pembangunan Menara BTS – Pontianak, 2018 8


Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup (UPL)

PT. PROFESIONAL TELEKOMUNIKASI INDONESIA

perangkat hardware yang ditempatkan diatas tower. Pada umumnya provider


sudah menyiapkan beban menara untuk penambahan beban perangkat untuk
kebutuhan kedepan, contohnya beban tambahan hardware 3G
6. Kekuatan angin
Faktor kekuatan angin juga merupakan hal penting, sebelum membangun
menara operator harus telah mendapat informasi atau mengenai kecepatan angin
di BMG (Badan Meteorologi dan Geofisika) untuk daerah yang akan menjadi
lokasi pembangunan menara. Didaerah dengan kondisi kecepatan angin tinggi
biasanya digunakan tipe tower rangka segi empat atau tiga. Umumnya wilayah
dengan kecepatan angin tinggi seperti ladang persawahan dan pesisir pantai.
Kemudian kondisi dan jenis tanah turut diperhitungkan, ini menyangkut
kedalaman tiang pancang. Kualitas menara harus benar-benar kuat dan tahan
terhadap gempa. Kekuatan pancang menara (tower) tidak perlu diragukan, karena
telah dirancang mampu menahan angin berkecapatan hingga 120 km/jam.

Shelter menara telekomunikasi


Umumnya shelter berdimensi tiga kali tiga meter, dengan cat berwarna putih
yang didalamnya terdapat berbagai perangkat penting. Akan tetapi perangkat yang
ditetapkan PT. Profesional Telekomunikasi Indonesia merupakan shelter outdoor
dimana spesifikasinya tidak memerlukan ruangan khusus (shelter) dan dapat
ditempatkan ruang terbuka didalam lokasi menara telekomunikasi. Model yang
digunakan sifatnya yang lebih fleksibel dan desain yang lebih kecil dan ringan.
Adapun perangkat-perangkat yang biasanya terdapat pada lingkungan shelter
antara lain : module combuner, modul per carrier, core module(modul inti), power
supply, fan (kipas) pendingin AC/DC converter. Untuk mensuplai energi
perangkat diperlukan energi listrik antara 25 sampai 45 watt, tergantung module
dan hardware yang digunakan.

Feeder (kabel antena)


Perangkat feeder merupakan kabel antena yang menghubungkan antara cell
dengan jaringan radio dibagian shelter

Sarana pendukung
Bangunan menara telekomunikasi harus dilengkapi sarana pendukung seperti
pentanahan (grounding), penangkal petir, catu daya, lampu halangan penerbangan
(aviation obstruction light / AOL), dan marka halangan penerbangan (aviation
Obstruction marking / AOM).
Kelengkapan sarana pendukung menara, meliputi :
1) Pertanahan (grounding) dan penangkal petir, yang memperhatikan :
a) Desain tergantung kondisi alam setempat (tanah)
b) Intensitas petir yang berbeda setiap tempat
c) Seluruh perangkat harus disambungkan untuk mendapat ekipotensial
d) Jaringan listrik harus ada arrester, trafo isolator
2) Lampu halangan penerbangan (aviation obstruction light) dan marka halangan
penerbangan (aviation obstruction marking)sesuai dengan ketentuan yang
berlaku :
a) aviation obstruction light dipasang pada puncak menara, yang menyala
secara otomatis saat cuaca gelap

Pembangunan Menara BTS – Pontianak, 2018 9


Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup (UPL)

PT. PROFESIONAL TELEKOMUNIKASI INDONESIA

b) aviation obstruction marking berupa warna menara merah putih, orange,


putih atau warna lain yang menyala / mencolok

Semua standart kegiatan tower dilakukan sesuai dengan tahapan


tersebut diatas mengacu pada Standar Nasional Indonesia (SNI) untuk
pendirian dan pembangunan menara.

Perencanaan dan perawatan struktur bangunan menara seperti halnya


penambahan struktur dan/atau penggantian strutur, harus mempertimbangkan
persyaratan keselamatan strukturan sesuai dengan pedoman dan standar teknis
yang berlaku. Untuk mencegah adanya reruntuhan struktur yang tidak
diharapkan, pemeriksaan kehandalan bangunan harus dilakukan secara berkala
sesuai dengan pedoman / petunjuk teknis yang berlaku.

PT. Profesional Telekomunikasi Indonesia sebagai penyedia sekaligus


pengelola menara BTS Site SUNGAI BANGKONG PONTIANAK BARAT
LAUT melakukan pemeliharaan, perawatan dan pemeriksaan secara berkala,
yakni 1(satu) bulan sekali.
1) Kegiatan pemeliharaan
Kegiatan pemeliharaan menara meliputi pembersihan, pemeriksaan,
pengujian, perbaikan/penggantian bahan dan perlengkapan menara
serta kegiatan sejenis lainnya berdasarkan pedoman pengoperasian dan
pemeliharaan menara.
2) Kegiatan perawatan
Kegiatan perawatan menara meliputi perbaikan dan atau penggantian
bagian menara, komponen, bahan bangunan, dan atau prasarana dan
sarana berdasarkan dokumen rencana teknis perawatan menara.
3) Kegiatan pemeriksaan
Pemeriksaan secara berkala menara meliputi pengkajian teknis dan
administrasi yang dilakukan untuk seluruh komponen menara, bahan
bangunan, dan atau prasarana dan sarana menara.

Pembangunan Menara BTS – Pontianak, 2018 10


Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup (UPL)

PT. PROFESIONAL TELEKOMUNIKASI INDONESIA

Gambar 2.2. Area Menara BTS type GreenField

Pembangunan Menara BTS – Pontianak, 2018 11


Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup (UPL)

PT. PROFESIONAL TELEKOMUNIKASI INDONESIA

Gambar 2.3. Lay out Menara BTS type Greenfield site SUNGAI BANGKONG
PONTIANAK BARAT LAUT

Pembangunan Menara BTS – Pontianak, 2018 12


Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup (UPL)

PT. PROFESIONAL TELEKOMUNIKASI INDONESIA

Pembangunan Menara BTS – Pontianak, 2018 13


Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup (UPL)

PT. PROFESIONAL TELEKOMUNIKASI INDONESIA

Radiasi
Berdasarkan penelitian world health organization (WHO) pada menara
telekomunikasi tidak terdapat radiasi yang membahayakan kesehatan manusia. Level
batas radiasi yang diperbolehkan menurut standar yang ditetapkan WHO dan IEEE
C95.1-1991, dapat dilihat pada tabel 2.2. berikut ini :
Tabel 2.2 . Level Batas Radiasi Menara Telekomunikasi
Level Batas Radiasi
Frekuensi
WHO IEEE C95.1-1991
900 MHz 4,5 watt 6,5 watt
1800MHz 9,0 watt 12,0 watt

Apabila dilakukan perhitungan total radiasi menara telekomunikasi menggunakan


persamaan yang berlaku dalam menghitung besaran radiasi, maka diperoleh hasil
sebagai berikut :
Menara telekomunikasi dengan Frekuensi 1800 MHz, menggunakan daya rata-
rata 20 watt sedangkan frekuensi 900 MHz menggunakan daya 40 watt. Sebagai
pembanding, pesawat handphone dengan frekuensi 1.800 MHz menggunakan
daya sebesar 1 watt dan frekuensi 900 MHz dayanya 2 watt.

Tabel 2.3. Perbandingan Level Batas Radiasi dengan Hasil Perhitungan Radiasi

Pada jarak 1 meter (jalur pita pancar utama), menara telekomunikasi dengan
frekuensi 1. 800 MHz menghasilkan total daya radiasi sebsar 9,5 watt / m 2 . Pada
jarak 12 meter (jalur pita pancar utama), akan menghasilkan total radiasi sebesar
0,55 watt/m 2 . Menara atau Tower yang memiliki tinggi 52 meter, akan
2.
menghasilkan total radiasi sebesar 0,029 watt/m Menara atau Tower yang
memiliki tinggi 40 meter, akan menghasilkan radiasi 1 watt/m 2 (untuk pesawat
dengan frekuensi 800 MHz) dan 2 watt/m2 (untuk pesawat 1800 MHz).

Menara BTS tipe Greenfield Site SUNGAI BANGKONG PONTIANAK BARAT


LAUT yang akan digunakan oleh XL, menggunakan frekuensi 900 dan 1800
Mhz untuk jaringan GSM (2G) dan frekuensi 2100 MHz untuk jaringan UMTS
3G). Berdasarkan hasil perhitungan diatas masih, radiasi menara masih sangat
jauh diiambang batas yang ditentukan oleh WHO, yaitu 9 watt / m 2 . Radiasi ini
akan semakin lemah apabila tower semakin tinggi. Dapat disimpulkan bahwa

Pembangunan Menara BTS – Pontianak, 2018 14


Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup (UPL)

PT. PROFESIONAL TELEKOMUNIKASI INDONESIA

sebenarnya angka radiasi yang dihasilkan menara telekomunikasi sangat kecil


sehingga orang yang tinggal disekitar menara cukup aman.

Pembangunan Menara BTS – Pontianak, 2018 15


Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup (UPL)

PT. PROFESIONAL TELEKOMUNIKASI INDONESIA

2.6. Garis Besar Rencana Usaha dan atau Kegiatan


Komponen-komponen kegiatan pemasangan menara BTS Site SUNGAI
BANGKONG PONTIANAK BARAT LAUT diprakirakan menimbulkan dampak
terhadap lingkungan hidup secara garis besar terbagi atas 3 (tiga) tahapan kegiatan
yaitu :
Tahap pra Konstruksi
a. Pembuatan Standar detail desaign package
b. Path loss survey
c. Perolehan Site
d. Pengurusan perizinan
e. Sosialisasi kegiatan
Tahap Konstruksi
a. Mobilisasi dan demobilisasi peralatan material
b. Rekruitmen tenaga kerja
c. Pengujian kekuatan tanah
d. Pemasangan menara atau civil menchanical electricity
Tahap operasional (pelaksanaan kegiatan)
a. Pemeliharaan, perawatan dan pemeriksanaan menara
b. Perlindungan Asuransi

Selanjutnya uraian masing-masing tahapan fase kegiatan pembangunan menara BTS


Site SUNGAI BANGKONG PONTIANAK BARAT LAUT dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Tahap pra Konstruksi
a. Pembuatan aviation obstruction marking
aviation obstruction marking membuat persyaratan teknis yang mengacu pada
SNI atau standar buku yang berlaku secara Internasional serta tertuang dalam
bentuk dokumen teknis yang meliputi:
Gambar rencana teknis bangunan menara seperti situasi, denah, tampak
potongan dan detail serta perhitungan struktur
Spesifikasi teknis struktur atau menara seperti beban tetap ( beban sendiri dan
beban tambahan), beban sementara (angin dan gempa), beban khusus, beban
maksimum menara yang diijinkan, sistem konstruksi, ketinggian menara, dan
proteksi terhadap petir.
Standard detail design package yang digunakan dirancang oleh PT. Cakra
Hexa Swadaya.
b. Parth loss survey
Dalam pembangunan menara BTS Site SUNGAI BANGKONG PONTIANAK
BARAT LAUT , langkah pertama yang dilakukan adalah mengadakan parth loss
survey. Survey ini dilakukan untuk menentukan kandidat lokasi yang akan
dibangun menara telekomunikasi dan merupakan lahan kosong yang masuk radius
dari titik awal koordinat yang PT. Profesional Telekomunikasi dapatkan (NOM).
Adapun NOM ditentukan oleh PT. Protelindo sebagai provider karena berkaitan
dengan jangkauan radio dari menara lain yang sesama provider dan biasanya
memiliki radius maksimal 100 meter. Setelah kandidat lokasi dipilih selanjutnya
dilakukan survey tentang kondisi lahan, kepemilikian, loss (jangkauan lokasi,
apakah terhalang pohon/gedung/gunung) hingga harga sewa atau harga jual yang
ditawarkan.
c. Perolehan site

Pembangunan Menara BTS – Pontianak, 2018 16


Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup (UPL)

PT. PROFESIONAL TELEKOMUNIKASI INDONESIA

Kegiatan perolehan site dilakukan oleh tim khusus yang disebut SITAC (site team
for acquistion). Tim SITAC melakukan investigasi terhadap lokasi rencana
menara telekomunikasi yang merupakan hal penting dalam proses pemasangan
dan sangat mempengaruhi tingkat keberhasilan proses selanjutnya. Tiga prinsip
dasar yang harus diperhatikan SITAC dalam melakukan tugasnya, yakni :
1) Tanah dapat diakuisisi (leaseable)
SITAC melakukan investigasi sehingga dapat memastikan bahwa bangunan
yang akan dijadikan kandidat (alternatif) dapat sewa (leaseable). Suatu bangunan
dapat diakuisisi apabila terdapat kejelasan pemilik dan status kepemilikiannya.
a) Tidak dalam keadaan sengketa baik kepemilikan maupun batas-batasnya.
b) Tidak dijadikan jaminan pada pihak lain.
c) Pengajuan harga sewa oleh pemilik sesuai dengan harga yang berlaku
didaerah tersebut.
2) Perijinan dapat dikeluarkan (permitable).
SITAC dapat meyakinkan bahwa semua perizinan memungkinkan untuk
pembangunan menara telekomunikasi ditempat tersebut. Untuk itu, SITAC harus
dapat memastikan hal-hal sebagai berikut :
a) Tidak terdapat penolakan oleh warga sekitar baik secara individual maupun
kolektif (adat).
b) Apabila kandidat lebih dari satu, maka pastikan bahwa radius ketinggian
tower tidak berpotongan dengan radius kandidat lain sehingga tidak membuka
peluang untuk gagal pada semua kandidat lokasi.
c) Semua regulasi yang berlaku didaerah tersebut tidak ada yang secara khusus
mengatur tentang pembatasan pembangunan menara telekomunikasi, dalam
hal ini berkoordinasi dengan pemerintah daerah setempat.
d) Apabila terdapat pengaturan secara khusus mengenai pembatasan ijin, maka
SITAC dapat mendeskripsikan peluang yang ada untuk kelanjutan
pembangunan tower.
e) Daerah rencana pembangunan menara telekomunikasi bukan merupakan
kawasan yang tidak diijinkan bagi penempatan setempat.
f) Dalam hal rencana pendirian nenara berada dalam kawasan khusus (misalnya
disekitar bandara, perhutani/kawasan hutan, tanah milik negara, tanah adat)
maka harus berkoordinasi dengan institusi terkait.
3) Pemasangan dapat dilakukan (contructable)
Tujuan akhir dari kegiatan adalah menyediakan tempat bagi terpasangnya menara
telekomunikasi sehingga dapat terjangkau oleh jaringan telekomunikasi, untuk itu
hal-hal yang harus dipastikan dan menjadi dasar penentuan lokasi menara adalah
bahwa diatas bangunan tersebut dapat dipasang menara dengan memenuhi syarat-
syarat sebagai berikut :
a) Luas tempat sesuai dengan kebutuhan
b) Listrik tersedia dan mencukupi
c) Akses jalan menuju lokasi tersedia dan mudah dijangkau (diupayakan akses
lokasi masih milik lokasi bukan milik orang lain)
d) Tidak membutuhkan pekerjaan tambahan dengan tingkat kesulitan dan resiko
tinggi
d. Pengurusan perizinan
Perizinan dalam rangka pembangunan menara BTS PT. Profesional
Telekomunikasi Indonesia, yang telah diperoleh adalah sebagai berikut :

Pembangunan Menara BTS – Pontianak, 2018 17


Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup (UPL)

PT. PROFESIONAL TELEKOMUNIKASI INDONESIA

Akta Pendirian Perseroan Terbatas atas nama PT Profesional Telekomunikasi


Indonesia, yang dikeluarkan oleh Hildayanti, S.H – Tanggal 8 November
2002, Nomor 2
Keputusan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia
Nomor : C-00079 HT.01.01 Tahun 2003 tentang Pengesahan Akta Pendirian
Perseroan Terbatas, tanggal 3 Januari 2003.
Akta Perubahan Anggaran Dasar PT. Profesional Telekomunikasi Indonesia,
yang dikeluarkan oleh Nirmalasari, S.H-Tanggal 28 Maret 2007, Nomor : 34
Tanda Daftar Perusahaan atas nama PT Profesional Telekomunikasi
Indonesia, Nomor : 101116409017 oleh Badan Penanaman Modal dan
Pelayanan Perizinan Terpadu, Kota Bandung, tertanggal 28 Desember 2009.
Surat Izin Tempat Usaha (SIUP) atas nama PT. Profesional Telekomunikasi
Indonesia, Nomor : 510/3-0339-DISINDAG/2007 oleh Dinas Perindustrian
dan Perdagangan, Kota Bandung, tertanggal 4 Oktober 2007.
Nomor Pokok Wajib Pajak atas nama PT. Profesional Telekomunikasi
Indonesia Nomor : 02.203.420.1-441.000.
Rekomendasi Pendahuluan Pembangunan Menara Base Transmition Station,
Nomor 640/1723/DPMTKPTSP.1 Tanggal 6 September 2018 oleh Walikota
Pontianak.
e. Sosialisasi Kegiatan
Sosialisasi rencana kegiatan dilakukan untuk menyamakan persepsi terutama
mengenai dampak yang akan terjadi akibat adanya kegiatan pembangunan menara
BTS PT. Profesional Telekomunikasi Indonesia. Sosialisasi dilakukan diwilayah
sekitar kegiatan berlangsung, terutama pada lokasi yang berbatasan langsung
dengan kegiatan usaha. Sosialisasi dilakukan dalam bentuk pertemuan antara
warga beserta perangkat kelurahan dengan SITAC, yang telah dilaksanakan pada
tanggal 7 Agustus 2018 di Pontianak dengan dihadiri sebanyak 16 orang
perwakilan warga dilokasi kegiatan dan sekitarnya

2. Tahap Konstruksi
a. Mobilisasi dan demobilisasi peralatan material
Peralatan yang akan digunakan diperoleh dan didatangkan dari luar ke lokasi
kegiatan. Adapun peralatan yang digunakan pada proses pendirian menara
telekomunikasi relatif sederhana seperti katrol dan tripod yang berfungsi untuk
mengangkat pipa menara hingga mencapai ketinggian yang diperlukan
b. Rekruitmen tenaga kerja
Tenaga kerja dalam pelaksanaan pembangunan menara BTS Site SUNGAI
BANGKONG PONTIANAK BARAT LAUT di Kota Pontianak diupayakan
mengutamakan penduduk setempat sebanyak 9 orang dengan 1 orang tenaga ahli
di bidang kontruksi yang disesuaikan dengan kualifikasi dan jumlah yang
dibutuhkan. Dalam pelaksanaan pembangunan akan dibutuhkan tenaga ahli dalam
bidang mekanikal elektrikal. Adapun jenis tenaga kerja yang direkrut disesuaikan
dengan kebutuhan dari volume pekerjaan. Formasi yang diperlukan baik pada
tahap konstruksi ini disesuaikan bidang keahlian yang diperlukan.
c. Pengujian Kekuatan Tanah
Sebelum melakukan pekerjaan konstruksi, perlu dilakukan penyelidikan tanah
(soil investigation) sehingga dapat diketahui kondisi aktual tanah dan mejadi
acuan dalam menentukankedalaman dari pondasi tersebut. Pengujian tanah (soil

Pembangunan Menara BTS – Pontianak, 2018 18


Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup (UPL)

PT. PROFESIONAL TELEKOMUNIKASI INDONESIA

test) dapat dilakukan melalui sondir, attenberg limit test, generatif of soil dan
direct shear test.
d. Pendirian Fisik menara atau civil mechanical electricity
1) Pendirian fisik menara
Pendirian menara telekomunikasi terdiri atas beberapa tahapan yaitu :
a) Penggunaan peralatan dilokasi kegiatan
Peralatan-peralatan yang dipersiapkan dalam proses pendirian menara
telekomunikasi meliputi :
Peralatan civil mechanical electricity (CME)
Perangkat pendukung pelaksanaan pekerjaan berupa katrol, tripoid dan
peralatan listrik lainnya.
b) Instalasi atau perakitan menara (tower erection)
Untuk mendirikan menara pengecoran pedestal pondasi menjadi
perhatian utama selain pengukuran template agar sesuai dengan shop
drawing. Pemasangan profil baja yang telah disiapkan dalam suatu
rangkaian dimulai dengan memeriksa lurus dan simetrisnya posisi kaki
menara. Selanjutnya dilakukan pemasangan profil dan baut dengan sambil
memeriksa lurus atau tidaknya posisi menara. Ketelitian diperlukan dalam
proses perakitan menara agar tidak terpuntir atau berputar akibat tari
menarik antara profil baja yang terpasang. Menara yang terpuntir selain
tidak layak (unnacceptable) juga membahayakan.

2) Civil mechanical electricity (CME)


Lingkungan menara BTS Site SUNGAI BANGKONG PONTIANAK
BARAT LAUT yang dimiliki oleh PT. Profesional Telekomunikasi Indonesia
relatif simpel dan tidak memerlukan bangunan permanen. Peralatan teknis
yang mendukung operasional menara telekomunikasi antara lain :
a) Kwh meter milik PLN
b) Kwh panel, berfungsi untuk penempatan kwh meter milik PLN dengan
kapasitas energi listrik 6,6 kwh
c) AC PDB Box, berfungsi membagi daya listrik yang dimiliki dan
mengubah arus AC menjadi DC
d) Baterai kering, berfungsi untuk sumber energi listrik cadangan apabila
listrik dari PLN tidak mengalir.
e) Rak menara telekomunikasi, berfungsi untuk menempatkan perangkat
radio dan microwafe set. Radio berperan dalam memancarkan dan
menerima sinyal radio terutama pada frekuensi 180 MHz, sedangkan
microwafe set berperan sebagai penghubung antar tower yang bekerja
dengan frekuensi 7-23 GHz.
f) Panel OBL, berfungsi sebagai pengatur (controller) lampu pada tower

3) Grounding
Petir dan tegangan lebih transient adalah masalah yang banyak terjadi
untuk saluram telekomunikasi. Terutama didaerah tropis dengan intensitas
sambaran petir yang lebih tinggi. Perkiraan awal untuk kepekaan terhadap
kerusakan akibat sambaran petir dapat dilihat dari jumlah-jumlah “hari guruh”
tiap tahun, khusus Indonesia jumlah hari guruh 180-250 hari / tahun.
Dalam melakukan perencanaan proteksi terhadap petir, beberapa hal yang
perlu dilakukan sebagai berikut :

Pembangunan Menara BTS – Pontianak, 2018 19


Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup (UPL)

PT. PROFESIONAL TELEKOMUNIKASI INDONESIA

a) Menangkap sambaran petir langsung pada suatu titik yang dipilih pada
terminal udara (dynasphere) yang telah dirancang sesuai dengan tujuan.
Dengan menerapkan hal tersebut, sambaran petir langsung dapat
diarahkan ke suatu titik yang dipilih yang terletak jauh dari antena dan
kabel untuk mengurangi resiko kerusakan peralatan akibat energi dan
kekuatan langsung dari suatu discharge petir. Dynasphere adalah
peralatan non-radioaktif yang tidak memerlukan sumber tenaga eksternal
atau baterai.
b) Menyalurkan arus petir ke ground dengan aman melalui suatu sistem
saluran konduktor ketanah sesuai tujuan perancangan untuk mengurangi
bahaya dari side-flushing. Hal tersebut untuk meminimalkan penyaluran
arus petir pada konduktor ancillary seperti kabel feeder coaxial yang
dapat membawa energi petir yang berbahaya secara langsung ke rak
peralatan.
c) Mengalirkan energi ke ground dengan meminimalkan kenaikan potensial
ground bidang suatu sistem grounding impedansi rendah.
d) Menghilangkan loop-loop pertanahan dan diferensial dengan menciptakan
bidang equipotensialgrounding dalam kondisi transient.
e) Melindungi perlatan dari surja (surge) dan transient pada saluran daya.
f) Melindungi peralatan dari surja (surge) dan transient pada saluran
telekomunikasi dan sinyal untuk mencegah kerusakan peralatan dan biaya
operasional selama terjadi gangguan.

Perlengkapan untuk menyusun grounding pada menara


telekomunikasi, antara lain :
a) Setiap sistem grounding (petir, tenaga listrik, telekomunikasi, dll) harus
secara individual dalam satu kesatuan bonding. Hal ini ditujukan untuk
mengamankan pada kondisi transient.
b) Ring interkonekdi grounding harus dipasang di sekeliling ruangan yang
berisi peralatan elektronik yang sensitif. Interkoneksi meliputi tower,
ground instalasi tenaga listrik, dan peralatan logam lainnya. Sistem juga
harus dihubungkan dengan ground ring digaris sekeliling (seperti pagar).
Hal ini akan mengurangi resiko gradien potensial disekitar area.
c) Proteksi untuk petir harus dengan langsung dibonding ke ground ring.
d) Ground ring harus terbuat dari konduktor dengan ukuran tertentu dan
dikubur 900 mm dibawah tanah. BC-50 sepanjang 2 meter atau rod
stainles stell dipasangkan disekeliling grounding ring dengan interval 3
sampai 4 meter. Untuk memastikan referensi grounding yang permanen.
e) Hanya ada satu titik tunggal untuk grounding semua peralatan.
Selain pemasangan sistem pentanahan (grounding System) pada menara
telekomunikasi, perlu dilakukan pengukuran tahanan tanah sehingga dapat
diketahui besar tahanan tanah pada lokasi tersebut. Pengukuran tahanan
tanah pada menara telekomunikasi diwilayah kota pontianak dilakukan
dengan alat digital Eart Resistance Meter.

3. Tahap Operasional
a. Pemeliharaan. Perawatan dan pemeriksaan menara
PT. Profesional Telekomunikasi Indonesia sebagai penyedia sekaligus pengelola
menara BTS Site SUNGAI BANGKONG PONTIANAK BARAT LAUT

Pembangunan Menara BTS – Pontianak, 2018 20


Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup (UPL)

PT. PROFESIONAL TELEKOMUNIKASI INDONESIA

melakukan pemeliharaan, perawatan dan pemeriksaan secara berkala, yakni


1(satu) bulan sekali.
1) Kegiatan pemeliharaan
Kegiatan pemeliharaan menara meliputi pembersihan, pemeriksaan,
pengujian, perbaikan/penggantian bahan dan perlengkapan menara serta
kegiatan sejenis lainnya berdasarkan pedoman pengoperasian dan
pemeliharaan menara.
2) Kegiatan perawatan
Kegiatan perawatan menara meliputi perbaikan dan atau penggantian bagian
menara, komponen, bahan bangunan, dan atau prasarana dan sarana
berdasarkan dokumen rencana teknis perawatan menara.
3) Kegiatan pemeriksaan
Pemeriksaan secara berkala menara meliputi pengkajian teknis dan
administrasi yang dilakukan utnk seluruh komponen menara, bahan bangunan,
dan atau prasarana dan sarana menara.

b. Perlindungan Asuransi
Untuk mengantisipasi terjadinya hal-hal yang tidak terduga dan juga untuk
memberikan kepastian serta rasa aman bagi pemrakarsa maupun bagi pihak ketiga
(penduduk) yang berada dilokasi menara telekomunikasi Site SUNGAI
BANGKONG PONTIANAK BARAT LAUT , pihak pemrakarsa
mengansuransikan kegiatan menara BTS Site SUNGAI BANGKONG
PONTIANAK BARAT LAUT meliputi beberapa jenis perlindungan yaitu :
1) Property all risk (PAR) tanpa gempa
Perlindungan atas kerugian karena segala kejadian yang mungkin terjadi pada
menara, seperti resiko pembongkaran, pencurian atau kemalingan.
Perlindungan ini juga termasuk resiko huru hara dan kerusuhan.
2) Public liability
Perlindungan yang menjamin tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga
yakni penduduk yang berada di radius menara jika ditidurkan baik berupa
cedera badan (body injury) atau kerusakan harta benda (property damage)
sehubungan dengan aktivitas menara telekomunikasi yang dijalankan
pemrakarsa.
3) Act of god
Perlindungan terhadap topan, badai, kerusakan akibat air dan petir.

c. Pengendalian menara telekomunikasi


Pada saat pengoperasian menara BTS Site SUNGAI BANGKONG PONTIANAK
BARAT LAUT sesungguhnya mendapat pelayanan atas pemanfaatan ruang untuk
menara tersebut, dengan memperhatikan aspek tata ruang keamanan, dan
kepentingan umum.

2.7. Rencana Program Corporate Sosial Responsibility (CSR) PT PROTELINDO

Berdasarkan Undang-Undang Nomor : 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas,


pasal 74 ayat 1 bahwa “Perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya dibidang dan/atau
berkaitan dengan sumber daya alam wajib melaksanakan Tanggung Jawab Sosial dan
Lingkunganya”. Corporate Social Responsibility (CSR) adalah tanggung jawab sosial

Pembangunan Menara BTS – Pontianak, 2018 21


Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup (UPL)

PT. PROFESIONAL TELEKOMUNIKASI INDONESIA

perusahaan yang terintegrasi dalam sebuah bisnis model. Tanggung jawab sosial perusahaan
bisa dimanfaatkan untuk pembangunan dan pengembangan fasilitas serta saran/prasarana
umum yang ada disekitar menara telekomunikasi. Tujuan utama Corporate Social
Responsibility (CSR) adalah meberikan dampak positif melalui aktifitas dilingkungan,
karyawan, pemegang saham, dan masyarakat sipil.
Corporate Social Responsibility (CSR) tidak selalu identik dengan memberikan
sumbangan, tetapi bagaimana memberdayakan masyarakat. Corporate Sosial Responsibility
(CSR) yang dilaksanakan oleh PT. Profesional Telekomunikasi Indonesia (PROTELINDO)
akan disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat diwilayah yang terkena dampak kegiatan
pembangunan menara/tower sesuai kesepakatan antara PT. PROTELINDO dengan
masyarakat dan selalu berkoordinasi dengan pemerintahan kelurahan terkait program CSR
yang dilaksanakan untuk Site SUNGAI BANGKONG PONTIANAK BARAT LAUT CSR
diberikan dalam bentuk Sumbangan untuk perbaikan sarana umum baik berupa perbaikan
jalan, sarana ibadah maupun kepentingan umum lainnya.

Pembangunan Menara BTS – Pontianak, 2018 22


Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup (UPL)

PT. PROFESIONAL TELEKOMUNIKASI INDONESIA

DAMPAK LINGKUNGAN YANG DITIMBULKAN DAN


UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP SERTA
UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP
Berbagai kegiatan dalam proses pembangunan menara BTS Site SUNGAI
BANGKONG PONTIANAK BARAT LAUT baik pada tahap Pra kontruksi,kontruksi dan
operasional diprakirakan berpotensi menimbulkan dampak positif maupun negatif terhadap
berbagai komponen lingkungan baik komponen fisik kimia, sosial ekonomi dan budaya pada
masyarakat.

3.1 Kegiatan yang Menjadi Sumber Dampak Terhadap Lingkungan Hidup


Komponen-komponen kegiatan operasional pada proses pendirian menara BTS
site SUNGAI BANGKONG PONTIANAK BARAT LAUT yang diprakirakan
menimbulkan dampak terhadap lingkungan hidup secara garis besar terbagi atas 3
(tiga) tahapan kegiatan yaitu:
1. Tahap pra kontruksi
a. Perolehan site (site acquisition)
b. Pengurusan perijinan
c. Sosialisasi kegiatan
2. Tahap kontruksi
a. Mobilisasi dan demobilisasi peralatan material
b. Reikutmen tenaga kerja
c. Pengujian kuat bangunan
d. Pendirian fisik tower atau civil mechanical electricity
3. Tahap Operasi
a. Pemeliharaan perawatan dan pemeriksaan menara
b. Perlindungan asuransi

3.2 Dampak Lingkungan Yang Akan Terjadi


Berdasarkan identifikasi yang dilakukan terhadap matriks interaksi antara komponen
kegiatan dengan komponen lingkungan hidup pada setiap tahapan kegiatan, maka dampak
yang muncul dari kegiatan pendirian menara-menara BTS Site SUNGAI BANGKONG
PONTIANAK BARAT LAUT adalah sebagai berikut:

Tahap Pra Konstruksi


A. Komponen Sosial, Ekonomi dan Budaya
1. Sikap dan persepsi masyarakat
Sumber dampak
a) Perolehan site (site acquisition)
b) Pengurusan perizinan
c) Sosialisasi kegiatan

Jenis dampak

Pembangunan Menara BTS – Pontianak, 2018 23


Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup (UPL)

PT. PROFESIONAL TELEKOMUNIKASI INDONESIA

Dengan adanya rencana pendirian menara telekomunikasi di jalan Tanggul Dalam


Kelurahan Pal 5 akan menimbulkan berbagai persepsi dikalangan masyarakat, khususnya
yang berada di lingkungan tempat dibangunnya menara telekomunikasi. Persepsi
masyarakat yang muncul dapat berupa persefsi positif maupun persepsi negatif.

Adapun beberapa dampak positif yang diprakirakan muncul antara lain :


Lahan yang semula terlantar mengalami nilai tambah, sehingga pemilik akan
mendapatkan tambahan pendapatan
Terciptanya lapangan kerja sehubungan dengan kegiatan pendirian dan operasional
menara telekomunikasi.

Adapun persepsi negatif yang muncul diprakirakan karena dampak yang akan muncul
dan merugikan sebagian masyarakat yang berada sisekitar lokasi pendirian menara
telekomunikasi. Beberapa dampak negatif dari rencana kegiatan diantaranya :
Kecemburuan sosial antara sesama warga pemilik lahan karena persaingan dalam
menyewakan lahan yang akan digunakan sebagai lokasi menara telekomunikasi.
Terjadinya keresahan dikalangan warga sekitar tapak proyek yang dikarenakan adanya
kekhawatiran bahwa keberadaan menara telekomunikasi akan berdampak semakin
tingginya resiko bertempat tinggal disekitar menara telekomunikasi. Permasalahan
ini jauh lebih mungkin timbul mengingat masih tingginya persepsi negatif
keberadaan menara telekomunikasi dilingkungan perumahan seperti pengaruh
gelombang elektromagentik, efek kejut listrik, petir maupun keraguan terhadap
kekuatan konstruksi menara.

Besaran dampak
Besaran dampak yang muncul dari kegiatan diatas relatif sangat kecil

Sifat dampak
Dampak yang timbul tergolong dampak negatif tidak penting, karena hampir tidak
ada warga sekitar proyek yang berkeberatan dengan adanya rencana pembangunan menara
telekomunikasi Site SUNGAI BANGKONG PONTIANAK BARAT LAUT.

Tahap Konstruksi
A. Komponen Fisik Kimia
1. Kualitas Estettika Lingkungan
Sumber Dampak
a. Mobilisasi dan demobilisasi peralatan material
b. Pengujian kekuatan tanah
c. Pendirian fisik menara atau civil mechanical electricity

Jenis dampak
Terjadinya penurunan kualitas estetika lingkungan bermula dari kegiatan
pemasangan peralatan mekanikal dan elaktrikal kegiatan pengadaan peralatan
mekanikal dan elektrikal disertai dengan proses pengangkutan material ke lokasi
kegiatan. Aktivitas tersebut menghasilkan tumpukan peralatan disepanjang jalan akses
Adapun dampak yang akan muncul adalah menurunnya kualitas estetika
lingkungan disekitar lokasi kegiatan terutama pada permukaan perkerasan jalan
mengingat aktivitas pengangkutan dan volume peralatan cukup besar. Pembangunan

Pembangunan Menara BTS – Pontianak, 2018 24


Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup (UPL)

PT. PROFESIONAL TELEKOMUNIKASI INDONESIA

fisik menara atau civil mechanical elektricity yang dilakukan juga memungkinkan
terjadinya penurunan pada estetika lingkungan. Hal ini disebabkan pada saat proses
perakitan, potongan-potongan besi atau alumunium terserak dan mangganggu
kenyamanan lingkungan.

Besaran dampak
Dampak yang terjadi meliputi luas lahan yang tidak terlalu besar, sehingga
besaran dampak yang terjadi relatif kecil.

Sifat dampak
Sifat dampak dari kegiatan ini adalah dampak negatif tidak penting, mengingat
kegiatan berlangsung bukan dijalan raya primer dengan tingkat kepadatan lalu lintas
yg rendah.

2. Keselamatan dan Kesehatan Kerja


Sumber Dampak
a. Mobilisasi dan demobilisasi peralatan material
b. Pengujian kekuatan tanah
c. Pendirian fisik menara atau civil mechanical electricity

Jenis dampak
Tingkat pengetahuan pekerja yang rendah menyebabkan cenderung
diabaikannya keselamatan dan kesehatan kerja (K3) selama pelaksanaan kegiatan
pendirian menara telekomunikasi Site SUNGAI BANGKONG PONTIANAK
BARAT LAUT . Tingkat pengabaian yang tinggi terhadap keselamatan dan kesehatan
kerja (K3) akan berbanding lurus dengan jumlah kecelakaan kerja dilokasi kegiatan.
Selain kecelakaan kerja, penurunan kesehatan pekerja kegiatan pendirian menara
telekomunikasi juga akan tinggi. Apabila pengabaian keselamatan kesehatan kerja
(K3) berlangsung di project site, maka akan berpengaruh pada lingkungan disekitar
proyek.

Besaran dampak
Dampak yang terjadi meliputi luas lahan yang tidak terlalu besar, sehingga
besaran dampak yang terjadi relatif kecil.

Sifat dampak
Dampak negatif penting dan bersifat sementara selama kegiatan konstruksi
berlangsung.

B. Komponen Sosial, Ekonomi dan Budaya


1. Kesempatan Kerja dan Berusaha
Sumber dampak
a) Rekruitmen tenaga kerja
Jenis dampak
Kegiatan pembangunan menara telekomunikasi Site SUNGAI
BANGKONG PONTIANAK BARAT LAUT berdampak pula pada kebutuhan
tenaga kerja, peluang berusaha dan peningkatan pendapatan masyarakat. Kegiatan
tersebut akan banyak menyerap tenaga kerja yang akan diambil dari masyarakat
lokal.

Pembangunan Menara BTS – Pontianak, 2018 25


Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup (UPL)

PT. PROFESIONAL TELEKOMUNIKASI INDONESIA

Besaran dampak
Dampak yang timbul terhadap warga sekitar sangat besar dan termasuk
kumulatif.

Sifat dampak
Dampak positif penting dan berlangsung selama kegiatan konstruksi

2. Sikap dan persepsi Masyarakat


Sumber dampak
Pada kegiatan mobilisasi dan demobilisasi peralatan – material,
pematangan lahan serta pendirian sarana dan prasarana pendukung diprakirakan
akan berdampak negatif pada sikap dan persepsi masyarakat. Hal ini terjadi
karena kegiatan proyek ini mengakibatkan berkurangnya estetika lingkungan dan
menambah arus lalu lintas sehingga rawan kecelakaan. Pada aspek rekruitmen
tenaga kerja diprakirakan akan berdampak positif pada sebagian masyarakat. Hal
ini disebabkan kegiatan yang dilakukan mampu menyerap jumlah tenaga yang
cukup besar dengan volume pekerjaan yang tinggi.

Besaran Dampak
Dampak yang ditimbulkan terhadap warga disekitar sangat besar dan
termasuk kumulatif

Sifat dampak
Dampak positif dan negatif serta akumulatif hingga kegiatan operasional.

Tahap Operasional
A. Komponen Fisik Kimia
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
Sumber Dampak
a) Pemeliharaan, perawatan, dan pemeriksaan menara
b) Perlindungan asuransi
Sistem operasional menara di mulai dari pengguna selular yang
mengirimkan sinyal dari pengirim ke penerima.
Pada saat sinyal di kirimkan akan di terima oleh menara dari menara di teruskan ke
satelit dari satelit di teruskan ke menara dan dikirimkan ke penerima.

Jenis dampak
Tidak diperhatikannya sistem pengendalian keselamatan bangunan selama
beroperasinya menara telekomunikasi.

Besaran Dampak
Semakin lama masa operasional bangunan menara telekomunikasi maka
semakin berkurang tingkat kekuatan menara tersebut menahan perubahan cuaca yang
setiap saat dapat terjadi .

Sifat dampak
Dampak negatif tidak penting dan berlangsung sementara selama
berlangsungnya masa operasional menara tersebut. Dampak perlu dikelola dengan

Pembangunan Menara BTS – Pontianak, 2018 26


Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup (UPL)

PT. PROFESIONAL TELEKOMUNIKASI INDONESIA

baik karena berpotensi dapat menimbulkan gangguan kenyaman dan ketenangan


pemukiman disekitarnya.

B. Komponen Sosial, Ekonomi dan Budaya


Sikap dan Persepsi Masyarakat
Sumber dampak
a) Pemeliharaan, perawatan, dan pemeriksaan menara
b) Perlindungan asuransi
Jenis dampak
Persepsi masyarakat yang sering muncul adalah menganggap bahwa kerusakan
perangkat elektronik milik warga disekitar lokasi akibat tersambar petir yang diduga
terpacu dari menara telekomunikasi
Radiasi yang berpengaruh kepada kesehatan dan disertai dengan rasa takut sering
dijadikan alasan oleh warga diberbagai daerah yang menolak kehadiran menara
setelah beroperasional
Efek negatif gelombang elektromagnetik yang dihasilkan oleh perangkat komunikasi
seluler, dianggap dapat menggangu sinyal elektrik lainnya seperti gelombang radio
dan televisi.
Besaran dampak
Dampak yang timbul terhadap warga disekitar sangat besar dan bersifat sementara.
Sifat dampak
Dampak negatif tidak penting dan berlangsung pada saat kegiatan rutin mulai
berlangsung.

3.3 Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup (UKL)


Upaya pengelolaan lingkungan terhadap beberapa kegiatan yang akan
menimbulkan dampak terhadap komponen lingkungan dilakukan dengan tujuan untuk
menekan dampak negatif sekecil mungkin dan mengembangkan dampak positif yang
muncul, antara lain dilakukan melalui upaya-upaya pengelolaan sebagai berikut :

3.3.1 Tahap Pra Konstruksi


a. Dampak Terhadap Komponen Sosial, Ekonomi dan Budaya
1) Perubahan Sikap dan Persepsi Masyarakat
a) Sumber dampak
Perolehan site (site acqusition)
Pengurusan perijinan
Sosialisasi kegiatan
b) Tolak ukur dampak
Tolok ukur dampak yang dipergunakan dalam upaya
pengelolaan lingkungan hidup adalah :
Tidak munculnya persepsi dan opini negatif yang berkembang
dimasyarakat terhadap rencana kegiatan pembangunan menara
telekomunikasi
Teratasinya persoalan keresahan masyarakat disekitar lokasi yang
mengkhawatirkan munculnya persoalan baru, seperti pengaruh
gelombang elektromagnetik, efek kejut listrik, petir dan lainnya
akibat dari kegiatan pembangunan menara telekomunikasi

Pembangunan Menara BTS – Pontianak, 2018 27


Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup (UPL)

PT. PROFESIONAL TELEKOMUNIKASI INDONESIA

c) Tujuan Pengelolaan
Menekan dan meniadakan sikap, persepsi, opini negatif yang
berkembang di masyarakat sekitar lokasi kegiatan pembangunan
menara telekomunikasi
Memberikan kepastian kepada masyarakat, bahwa kekhawatiran
tentang munculnya persoalan lingkungan yang baru dapat diatasi
secara bijaksana dan saling menguntungkan kedua belah pihak
d) Upaya pengelolaan lingkungan
Melakukan sosialisasi kepada masyarakat sekitar lokasi kegiatan,
masyarakat yang terkena dampak langsung dari kegiatan
pembangunan menara telekomunikasi, dengan melibatkan
pemerintah Kelurahan Sei Jawi dan instansi-instansi pemerintah
yang terkait lainnya.
Memasang papan Plank pengumuman tentang rencana
dibangunnya menara telekomunikasi Site SUNGAI BANGKONG
PONTIANAK BARAT LAUT .
Melakukan koordinasi secara kontinyu dengan tokoh masyarakat,
pemerintahan kelurahan terhadap rencana kegiatan, dengan
mengakomodasikan himbauan, saran dan harapan dari masyarakat
yang terkena dampak langsung dari kegiatan tersebut.
e) Lokasi pengelolaan lingkungan
Pengelolaan dilakukan disekitar lokasi kegiatan yakni dilingkungan
Kelurahan Sungai Bangkong , Kecamatan Pontianak Barat .
f) Periode Pengelolaan Lingkungan
Sebelum tahap konstruksi dimulai, minimal 2 kali pertemuan dengan
muspika setempat dan perwakilan warga sekitar.
g) Institusi Pengelolaan Lingkungan
Pelaksanaan & penanggung jawab
PT. Profesional Telekomunikasi Indonesia
Dinas Lingkungan Hidup Kota Pontianak
Dinas Penanaman Modal Tenaga Kerja dan Pelayanan Terpadu Satu
Pintu Kota Pontianak
Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Pontianak
Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota Pontianak
Camat Pontianak Kota
Kelurahan Sungai Bangkong .

3.3.2 Tahap Konstruksi


a. Dampak Terhadap Komponen Fisik Kimia
1. Penurunan Kualitas Estetika Lingkungan
a) Sumber Dampak
Komponen kegiatan yang berpotensi menimbulkan dampak terhadap
kualitas estetika lingkungan adalah :
Mobilisasi dan demobilisasi peralatan – material
Pendirian fisik menara atau civil mechanical electricity
b) Tolok ukur dampak
Adanya tumpukan besi-besi dan alumunium sehingga terganggunya
kenyamanan masyarakat dalam berkendara pada lokasi rencana
kegiatan

Pembangunan Menara BTS – Pontianak, 2018 28


Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup (UPL)

PT. PROFESIONAL TELEKOMUNIKASI INDONESIA

c) Tujuan pengelolaan dampak


Mempertahankan estetika lingkungan sebagaimana kondisi pada
awal kegiatan
Meminimalisir adanya gangguan dan kecelakaan lalu lintas
disekitar lokasi kegiatan
d) Upaya pengelolaan lingkungan
Memanfaatkan secara maksimal lahan-lahan kosong disekitar
lokasi kegiatan sebagai tempat penyimpanan sementara peralatan-
material
Melakukan perbaikan jalan menuju lokasi kegiatan dan lainnya
apabila terjadi kerusakan
Melakukan pengerasan pada seluruh halaman dilokasi
pembangunan menara dan menanam pohon penghijauan agar
terkesan segar dan indah (tidak gersang)
Ikut menjaga kebersihan dan membuat saluran keliling disekitar
lokasi pembangunan tower.
Memberikan penerangan disekitar tower agar tidak terkesan gelap
disekitar lingkungan tower.
Melakukan pembuatan pagar disekeliling tower demi keamanan
dan kenyamanan masyarakat disekitar lokasi pembangunan tower.
e) Lokasi pengelolaan lingkungan
Pengelolaan dilakukan di lokasi kegiatan proyek dan
lingkungan disekitar tapak proyek (Project site)
f) Periode pengelolaan lingkungan
Pengelolaan dilakukan sebanyak 1(satu) kali selama tahap
konstruksi atau apabila terjadi pelaporan atau keluhan warga.
g) Institusi pengelolaan
Pelaksana & Penanggung Jawab
PT. Profesional Telekomunikasi Indonesia
Pelaporan
Dinas Lingkungan Hidup Kota Pontianak

2. Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)


a) Sumber dampak
Mobilisasi dan demobilisasi peralatan – material
Pendirian fisik menara atau civil mechanical electricity
b) Tolok ukur dampak
Pekerja mengabaikan sistem kerja yang mengacu pada
keselamatan dan kesehatan kerja (K3)
Munculnya kasus kecelakaan kerja pada saat pelaksanaan kegiatan
dan meningkatnya jumlah pekerja yang mengalami penurunan
kesehatan
Timbulnya gangguan kesehatan terhadap masyarakat yang
berdekatan dengan lokasi kegiatan
c) Tujuan pengelolaan dampak
Meminimalkan kasus kecelakaan kerja dilingkungan kegiatan
pendirian menara telekomunikasi

Pembangunan Menara BTS – Pontianak, 2018 29


Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup (UPL)

PT. PROFESIONAL TELEKOMUNIKASI INDONESIA

Meminimalkan jumlah pekerja yang mengalami penurunan


kesehatan selama bekerja dilingkungan kegiatan pendirian menara
telekomunikasi
Mencegah adanya gangguan keselamatan dan kesehatan terhadap
masyarakat yang berdekatan dengan lokasi kegiatan.
d) Upaya pengelolaan lingkungan
Melakukan sosialisasi keselamatan dan kesehatan kerja (K3)
melalui briefing sebelum memulai pekerjaan
Memasang spanduk yang memuat prinsip-prinsip keselamatan dan
kesehatan (K3)
Menyediakan peralatan pendukung keselamatan kerja (safety
tools) dan jumlah peralatan disesuaikan dengan jumlah pekerja.
Memasang rambu-rambu petunjuk pada bagian-bagian pekerjaan
yang memerlukan tingkat kehati-hatian yang tinggi
Senantiasa mempersiapkan kotak pertolongan pertama pada
kecelakaan (P3K) atau first aid box
e) Lokasi pengelolaan lingkungan pengelolaan dilakukan dilokasi
kegiatan proyek dan lingkungan disekitar tapak proyek (Project site)
f) Periode pengelolaan lingkungan
Dilakukan selama kegiatan pada tahap konstruksi berlangsung
g) Institusi pengelolaan lingkungan
Pelaksana & Penanggung Jawab
PT. Profesional Telekomunikasi Indonesia
Pelaporan
Dinas Lingkungan Hidup Kota Pontianak

b. Dampak Terhadap Komposisi Sosial, dan Budaya


1. Kesempatan Kerja dan Berusaha
a) Sumber dampak
Kegiatan rekruitmen tenaga kerja
b) Tolok ukur dampak
Jumlah tenaga kerja lokal yang terserap secara langsung temasuk
tenaga kerja ikutan beserta proses usaha disekitar kegiatan pendirian
menara telekomunikasi
c) Upaya pengelolaan lingkungan
Meningkatkan kesempatan kerja diwilayah setempat sehingga
diharapkan dapat menurunkan jumlah warga yang belum mendapat
pekerjaan
Memperluas kesempatan kerja dan berusaha bagi warga sekitar
dilingkungan tapak proyek (project site)
d) Upaya pengelolaan lingkungan
Melibatkan penduduk setempat dalam kegiatan pendirian khusunya
pada tahap konstruksi dengan jumlah dan keahlian disesuaikan
dengan kebutuhan pihak pelaksana
Memberikan kesempatan bagi penduduk setempat untuk melakukan
kegiatan usaha disekitar lokasi kegiatan untuk menunjang aktifitas
para pekerja selama pelaksanaan kegiatan konstruksi
Mematuhi aturan upah minimum kota yang telah ditetapkan
pemerintah kota Pontianak

Pembangunan Menara BTS – Pontianak, 2018 30


Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup (UPL)

PT. PROFESIONAL TELEKOMUNIKASI INDONESIA

Berkoordinasi dengan kepala Kelurahan Sungai Bangkong dalam


proses rekruitmen tenaga kerja
e) Lokasi pengelolaan lingkungan
Pengelolaan dilakukan dilokasi kegiatan proyek dan lingkungan
disekitar tapak proyek (project site)
f) Periode pengelolaan lingkungan
Dilakukan selama kegiatan pada tahap konstruksi berlangsung
dan disesuaikan dengan kebutuhan tenaga kerja pada saat kegiatan
konstruksi berlangsung
g) Institusi pengelolaan lingkungan
Pelaksanaan & penanggung jawab
PT. Profesional Telekomunikasi Indonesia
Pelaporan
Dinas Lingkungan Hidup Kota Pontianak
Camat Pontianak Kota .
Kelurahan Sungai Bangkong .
2. Sikap dan persepsi Masyarakat
a) Sumber dampak
Mobilisasi dan demobilisasi peralatan-material
Rekruitmen tenaga kerja
Pendirian fisik menara atau civil mechanical electricity
b) Tolok ukur dampak
Munculnya keresahan / polemik dalam masyarakat dilokasi kegiatan
konstruksi, sehingga terjadi perubahan sikap dimasyarakat terhadap
kegiatan pendirian menara. Tolok ukur ini dapat diketahi melalui
jajak pendapat, dan jumlah pengaduan yang diterima dari
masyarakat
Terjadinya perubahan pola pikir dan prilaku di masyarakat
c) Tujuan pengelolaan dampak
Meningkatkan stabilitas dalam masyarakat dan mengurangi berbagai
gejolak sosial
Menghilangkan persepsi negatif masyarakat terhadap kegiatan-
kegiatan pendirian menara telekomunikasi Site SUNGAI
BANGKONG PONTIANAK BARAT LAUT
d) Upaya Pengelolaan dampak
Melakukan penyiraman jalan sekitar proyek serta berkala untuk
mengurangi debu
Memaksimalkan menggunakan tenaga kerja lokal
Memberikan informasi tentang peluang kerja secara transparan
kepada masyarakat disekitar proyek
Memberikan informasi kepada tokoh masyarakat (formal dan
informal). Perihal kesempatan kerja yang tersedia.
e) Lokasi pengelolaan Lingkungan
Pengelolaan dilakukan dilokasi kegiatan proyek (project site)
f) Periode pengelolaan lingkungan
Dilakukan selama kegiatan pada tahap konstruksi berlangsung
g) Institusi pengelolaan lingkungan
Pelaksanaan & penanggung jawab
PT. Profesional Telekomunikasi Indonesia

Pembangunan Menara BTS – Pontianak, 2018 31


Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup (UPL)

PT. PROFESIONAL TELEKOMUNIKASI INDONESIA

Pelaporan
Dinas Lingkungan Hidup Kota Pontianak
Camat Pontinak Barat
Kelurahan Sungai Bangkong .

3.3.3. Tahap Operasional


1. Dampak Terhadap Komponen Fisik Kimia
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
a) Sumber dampak
Pemeliharaan, perawatan dan pemeriksaan menara
Perlindungan asuransi
b) Tolok ukur dampak
Tidak adanya kekhawatiran dari warga masyarakat yang berada di
sekitar lokasi kegiatan selama beroperasinya menara telekomunikasi
Timbulnya kepercayaan diri warga masyarakat yang berada disekitar
lokasi kegiatan bahwa walaupun pengawasan yang dilakukan
minim, tetapi standar keselamatan menara tetap diperhatikan
Munculnya Kasus K3 pada saat pelaksanaan kegiatan pemeliharaan,
perawatan dan pemeriksaan rutin menara telekomunikasi
c) Tujuan pengelolaan dampak
Mencegah terjadinya keresahan masyarakat yang disebabkan
berkurangnya tingkat kekuatan menara telekomunikasi dalam
menahan perubahan cuaca yang setiap saat dapat terjadi
Untuk mempertahankan kualitas menara beserta fasilitasnya
sehingga beroperasional secara long life time
Mengurangi kecelakaan kerja karena kegiatan pemeliharaan,
perawatan dan pemeriksaan rutin secara menara telekomunikasi
d) Upaya pengelolaan lingkungan
Memperkerjakan sumber daya lokal untuk melakukan pengawasan
yang bersifat non-teknis
Melakukan uji kualitas menara maupun kalibrasi terhadap perangkat
perangkat yang ada pada menara telekomunikasi secara rutin
Menyediakan peralatan pendukung keselamatan kerja (safety tools)
e) Lokasi pengelolaan lingkungan
Pengeloaan dilakukan dilokasi operasional menara telekomunikasi Site
SUNGAI BANGKONG PONTIANAK BARAT LAUT .
f) Periode pengelolaan lingkungan
Pengelolaan dilakukan secara kontinyu atau berkelanjutan (minimal 1
bulan sekali) selama menara telekomunikasi Site SUNGAI
BANGKONG PONTIANAK BARAT LAUT masih melakukan
kegiatan operasional
g) Instutusi pengelolaan lingkungan
Pelaksanaan & penaggung jawab
PT. Profesional Telekomunikasi Indonesia
Pelaporan
Dinas Lingkungan Hidup Kota Pontianak
Camat Pontianak Kota
Kelurahan Sungai Bangkong .

Pembangunan Menara BTS – Pontianak, 2018 32


Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup (UPL)

PT. PROFESIONAL TELEKOMUNIKASI INDONESIA

2. Dampak Terhadap Komponen Sosial, Ekonomi dan Budaya


1. Sikap dan Persepsi Masyarakat
a. Sumber dampak
Pemeliharaan, perawatan dan pemeriksaan menara
Perlindungan asuransi
b. Tolok ukur dampak
Munculnya keresahan polemik dalam masyarakat yang dapat diketahui
melalui survey dan atau jumlah pengaduan yang diterima dari masyarakat.
c. Tujuan pengelolaan dampak
Menciptakan stabilitas lingkungan yang kondusif dalam
masyarakat dan dunia usaha dari berbagai gejolak sosial yang
muncul
Kelestarian lingkungan tidak boleh terganggu akibat kepentingan
sepihak
d. Upaya pengelolaan lingkungan
Memberikan informasi yang jelas tentang sistem kerja menara
telekomunikasi secara transparan kepada masyarakat disekitar
lokasi kegiatan
e. Lokasi pengelolaan lingkungan
Pengelolaan dilakukan dilokasi menara telekomunikasi dan lingkungan
sekelilingnya
f. Periode pengelolaan lingkungan
Pengelolaan dilakukan selama menara telekomunikasi melakukan
kegiatan operasionalnya
g. Institusi pengelolaan lingkungan
Pelaksanaan & penanggung jawab
PT. Profesional Telekomunikasi Indonesia
Pelaporan
Dinas Lingkungan Hidup Kota Pontianak
Camat Pontianak Kota
Kelurahan Sungai Bangkong .

3.4. Upaya Pemantauan Lingkungan hidup (UPL)


Untuk meminimalisir dampak yang muncul dari kegiatan pembangunan
menara BTS Site SUNGAI BANGKONG PONTIANAK BARAT LAUT wajib
melakukan kegiatan program pemantauan lingkungan. Dampak yang tertuang dalam
program pemantauan lingkungan mulai tahap pra konstruksi, konstruksi dan operasi
adalah sebagai berikut :

3.4.1. Tahap Pra Konstruksi


a. Dampak Terhadap Komponen Sosial, Ekonomi dan Budaya
1. Sikap dan Persepsi Masyarakat
a) Sumber Dampak
Perolehan site (site acquisition)
Pengurusan perizinan
Sosialisasi kegiatan
b) Parameter lingkungan yang dipantau

Pembangunan Menara BTS – Pontianak, 2018 33


Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup (UPL)

PT. PROFESIONAL TELEKOMUNIKASI INDONESIA

tingakat dukungan masyarakat dilingkungan terhadap rencana kegiatan


proyek baik bersifat positif maupn negatif
c) Tujuan pemantauan lingkungan
Mengawasi efektifitas pengelolaan dampak persepsi masyarakat
terhadap kelangsungan rencana kegiatan proyek
d) Metode pemantauan lingkungan
Pengamatan langsung dilapangan dengan metode wawancara kuantitatif
dengan masyarakat disekitar lokasi rencana pembangunan menara
telekomunikasi. Hasil pemantauan disajikan dalam laporan yang
memuat data-data dalam bentuk tabulasi silang, presentase dan
dilengkapi uraian deskriptif
e) Lokasi pemantauan lingkungan
Pemantauan dilakukan dilokasi kegiatan yakni lingkungan kelurahan
Sungai Bangkong.
f) Frekuensi pemantauan
1 (satu) kali selama kegiatan terhadap pra konstruksi
g) Institusi pemantauan lingkunagan
Pelaksanaan & penanggung jawab
PT. Profesional Telekomunikasi Indonesia
Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Pontianak
Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota Pontianak
Kelurahan Sungai Bangkong .
Pelaporan
Dinas Lingkungan Hidup Kota Pontianak
Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Pontianak
Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota Pontianak
Kelurahan Sungai Bangkong .
3.4.2 Tahap Konstruksi
a. Dampak Terhadap Komponen Fisik Kimia
1. Penurunan Kualitas Estetika lingkungan
a) Sumber dampak
Komponen kegiatan yang berpotensi menimbulkan dampak terhadap
terhadap kualitas estetika lingkungan adalah
Mobilisasi dan demobilisasi peralatan material
Pengujian kuat bangunan
Pendirian fisik menara civil mechanical electricity
b) Parameter lingkungan yang dipantau
Parameter lingkungan yang dipantau adalah frekuensi luasan dan
banyaknya tumpukan material peralatan pada permukaan jalan
c) Tujuan pemantauan lingkungan
Mengetahui berapa besar pengaruh penumpukan material peralatan pada
permukaan jalan terhadap adanya gangguan dan kecelakaaan lalu lintas
disekitar lokasi kegiatan
d) Metode pemantauan lingkungan
Memantau frekuensi, luasan dan besaran tumpukan material diatas
permukaan jalan/lahan
e) Lokasi pemantauan lingkungan
Pemantauan lingkungan dilakukan dilokasi kegiatan proyek dan
lingkungan disekitar tapak proyek (project site)

Pembangunan Menara BTS – Pontianak, 2018 34


Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup (UPL)

PT. PROFESIONAL TELEKOMUNIKASI INDONESIA

f) Frekuensi pemantauan lingkungan


Pemantauan dilakukan sebanyak 1 (satu) kali selama tahap konstruksi atau
apabila pelaporan atau keluhan pengguna jalan.
g) Institusi pemantauan lingkungan
Pelaksana & Penanggung Jawab
PT Profesional Telekomunikasi Indonesia
Pelaporan
Dinas Lingkungan Hidup Kota Pontianak

2. Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)


a. Sumber dampak
Mobilisasi dan domobilisasi peralatan material
Pengujian kekuatan tanah
Pendirian fisik menara atau civil mechanical electricity
b. Parameter lingkungan yang di pantau
Melakukan pemantauan terhadap sistem kerja yang berlangsung dilokasi
kegiatan berdasarkan Undang-Undang No 1 tahun 1970 tentang
keselamatan dan kesehatan kerja
c. Tujuan pemantauan lingkungan
Untuk mencegah kecelakaan kerja yang setiap saat bisa terjadi
dilingkungan tapak proyek (project site) pendirian menara
telekomunikasi
Mencegah penurunan derajat kesehatan para pekerja dilingkungan
tapak proyek (project site) pendirian menara telekomunikasi
d. Metode pamantauan lingkungan
Melakukan pendataan terhadap setiap keluhan dan kecelakaan yang
terjadi pada setiap pekerja dilingkungan tapak proyek (project site)
pendirian menara telekomunikasi
e. Lokasi pemantauan lingkungan
Pemantauan lingkungan dilakukan dilokasi kegiatan proyek dan
lingkungan disekitar tapak proyek (project site)
f. Frekuensi pemantauan lingkungan
1 (satu kali selama kegiatan pada tahap konstruksi
g. Institusi pemantauan lingkungan
Pelaksana dan Penanggung jawab
PT. Profesional Telekomunikasi Indonesia
Pelaporan
Dinas Lingkungan Hidup Kota Pontianak
Camat Pontianak Kota
Kelurahan Sungai Bangkong .

b. Dampak Terhadap Komponen Sosial, Ekonomi dan Budaya


1. Kesempatan Kerja dan Berusaha
a) Sumber dampak
Rekruitmen tenaga kerja
b) Parameter lingkungan yang dipantau
Jumlah tenaga kerja lokal yang terserap langsung termasuk tenaga kerja
ikutan akibat adanya kegiatan konstruksi
c) Tujuan pemantauan lingkungan

Pembangunan Menara BTS – Pontianak, 2018 35


Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup (UPL)

PT. PROFESIONAL TELEKOMUNIKASI INDONESIA

Untuk memantau terakomodasinya masyarakat disekitar lokasi kegiatan


untuk dapat bekerja dalam pendirian menara telekomunikasi.
d) Metode pemantauan lingkungan
Metode pengumpulan dan analisis data melalui wawancara dengan warga
setempat
e) Lokasi pemantauan lingkungan
Pemantauan dilakukan dilokasi kegiatan proyek dan lingkungan disekitar
tapak proyek (project site)
f) Frekuensi pemantauan lingkungan
1(satu ) selama masa konstruksi
g) Institusi pemantauan lingkungan
Pelaksana dan Penanggung jawab
PT. Profesional Telekomunikasi Indonesia
Dinas Lingkungan Hidup Kota Pontianak
Kelurahan Sungai Bangkong .
Pelaporan
Dinas Lingkungan Hidup Kota Pontianak
Camat Pontianak Kota
Kelurahan Sungai Bangkong .

2. Sikap dan persepsi masyarakat


a) Sumber dampak
Mobilisasi dan demobilisasi peralatan material
Rekruitmen tenaga kerja
Pendirian fisik menara atau civil mechanical electricity
b) Parameter lingkungan yang dipantau
Munculnya keresahan atau polemik dalam masyarakat sehingga tercipta
potensi ketidaknyamanan didalam masyarakat
c) Tujuan pemantauan lingkungan
Terciptanya stabilitas keamanan dan kenyamanan didalam
masyarakat
Mamantau perubahan sosial yang terjadi dan berkembang didalam
masyarakat
d) Metode pemantauan lingkungan
Pengamatan langsung dilapangan dengan metode wawancara kuantitatif
dengan masyarakat disekitar lokasi rencana pembangunan menara
telekomunikasi. Hasil pemantauan disajikan dalam laporan yang memaut
data-data dalam bentuk tabulasi silang, prosentase dan dilengkapi uraian
deskriptif
e) Lokasi pemantauan lingkungan
Pemantauan dilakukan dilokasi kegiatan proyek dan lingkungan disekitar
tapak proyek (Project site)
f) Frekuensi pemantauan lingkungan
1 (satu) selama masa konstruksi
g) Institusi pemantauan dan lingkungan
Pelaksana dan Penanggung jawab
PT. Profesional Telekomunikasi Indonesia
Dinas Lingkungan Hidup Kota Pontianak
Kelurahan Sungai Bangkong .

Pembangunan Menara BTS – Pontianak, 2018 36


Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup (UPL)

PT. PROFESIONAL TELEKOMUNIKASI INDONESIA

Pelaporan
Dinas Lingkungan Hidup Kota Pontianak
Kelurahan Sungai Bangkong

3.4.3 Tahap Operasional


a) Dampak Terhadap Komponen Fisik Kimia
1. Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
a. Sumber Dampak
Pemeliharaan, perawatan dan pemeriksaan menara
Perlindungan asuransi

Pembangunan Menara BTS – Pontianak, 2018 37


Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup (UPL)

PT. PROFESIONAL TELEKOMUNIKASI INDONESIA

b. Parameter yang dipantau


hasil pengujian terhadap kualitas bangunan menara telekomunikasi
dibandingkan dengan standar bangunan yang berlaku
c. Tujuan pemantauan lingkungan
Untuk mempertahankan kualiatas bangunan selama beroperasinya
menara telekomunikasi
Menjaga tingkat kepercayaan masyarakat terhadap sistem
pengendalian keamanan operasional menara telekomunikasi
d. Metode pemantauan lingkungan
Melakukan pendataan terhadap setiap keluhan dan pengamatan yang
terjadi dilingkungan operasional menara telekomunikasi
e. Lokasi pemantauan lingkungan
Pemantauan dilakukan dilokasi kegiatan dan lingkungan disekitar menara
telekomunikasi
f. Frekuensi pemantauan lingkungan
1 (satu) bulan sekali selama masa operasional menara telekomunikasi.
g. Institusi pemantauan lingkungan hidup
Pelaksana dan penangung jawab
PT.Profesional Telekomunikasi Indonesia
Pelaporan Dinas Lingkungan Hidup Kota Pontianak

b) Dampak Terhadap Komponen Sosial, Ekonomi dan Budaya


1. Sikap dan Presepsi Masyarakat
a. Sumber dampak
pemeliharaan, perawatan dan pemeriksaan menara
perlindungan asuransi
b. Parameter Lingkungan yang dipantau
Munculnya keresahan dan atau polemik dalam masyarakat sehingga
terciptanya potensi ketidaknyamanan di dalam masyarakat.
c. Tujuan Pemantauan lingkungan
Terciptanya stabilitas keamanan dan kenyamanan di dalam masyarakat.
Memantau perubahan sosial yang terjadi dan norma yang berkembang
di dalam masyarakat.
d. Metode pemantauan lingkungan
Metode pengumpulan dan analisis data data melalui wawancara
e. Lokasi pemantauan lingkungan
Pemantauan dilakukan di lokasi operasional menara telekomunikasi.
f. Frekuensi pemantauan lingkungan
Pemantauan dilakukan 1 (satu) bulan sekali selama kegiatan operasional
berlangsung.
g. Institusi pemantauan lingkungan
Pelaksana & penangung jawab
PT.Profesional Telekomunikasi Indonesia
Kelurahan Sungai Bangkong
Pelaporan
Dinas Lingkungan Hidup Pontianak
Camat Pontianak Kota
Kelurahan Sungai Bangkong

Pembangunan Menara BTS – Pontianak, 2018 38


Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup (UPL)

PT. PROFESIONAL TELEKOMUNIKASI INDONESIA

3.4.4 Tahap Pasca Operasional


a) Dampak Terhadap Komponen Fisik Kimia
2. Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
a. Sumber Dampak
Pembongkaran menara
b. Parameter yang dipantau
hasil pengujian terhadap kualitas bangunan menara telekomunikasi
dibandingkan dengan standar bangunan yang berlaku
c. Tujuan pemantauan lingkungan
Untuk mempertahankan kualiatas bangunan selama beroperasinya
menara telekomunikasi
Menjaga tingkat kepercayaan masyarakat terhadap sistem
pengendalian keamanan operasional menara telekomunikasi
d. Metode pemantauan lingkungan
Melakukan pendataan terhadap setiap keluhan dan pengamatan yang
terjadi dilingkungan operasional menara telekomunikasi
e. Lokasi pemantauan lingkungan
Pemantauan dilakukan dilokasi kegiatan dan lingkungan disekitar menara
telekomunikasi
f. Frekuensi pemantauan lingkungan
1 (satu) bulan sekali selama masa operasional menara telekomunikasi.
g. Institusi pemantauan lingkungan hidup
Pelaksana dan penangung jawab
PT.Profesional Telekomunikasi Indonesia
Pelaporan Dinas Lingkungan Hidup Kota Pontianak

b) Dampak Terhadap Komponen Sosial, Ekonomi dan Budaya


2. Sikap dan Presepsi Masyarakat
a. Sumber dampak
Pembongkaran menara
b. Parameter Lingkungan yang dipantau
Munculnya keresahan dan atau polemik dalam masyarakat sehingga
terciptanya potensi ketidaknyamanan di dalam masyarakat.
c. Tujuan Pemantauan lingkungan
Terciptanya stabilitas keamanan dan kenyamanan di dalam
masyarakat.
Memantau perubahan sosial yang terjadi dan norma yang berkembang
di dalam masyarakat.
d. Metode pemantauan lingkungan
Metode pengumpulan dan analisis data data melalui wawancara
e. Lokasi pemantauan lingkungan
Pemantauan dilakukan di lokasi operasional menara telekomunikasi.
f. Frekuensi pemantauan lingkungan
Pemantauan dilakukan 1 (satu) bulan sekali selama kegiatan operasional
berlangsung.
g. Institusi pemantauan lingkungan
Pelaksana & penangung jawab
PT.Profesional Telekomunikasi Indonesia

Pembangunan Menara BTS – Pontianak, 2018 39


Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup (UPL)

PT. PROFESIONAL TELEKOMUNIKASI INDONESIA

Pelaporan
Dinas Lingkungan Hidup Pontianak
Camat Pontianak Kota
Kelurahan Sungai Bangkong

Pembangunan Menara BTS – Pontianak, 2018 40


Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup (UPL)

PT. PROFESIONAL TELEKOMUNIKASI INDONESIA

Tabel 4.1. Matriks Program Pengelolahan Lingkungan Hidup Kegiatan Pembangunan Menara BTS PT. PROTELINDO

Upaya Pengelolahan Lingkungan Hidup Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup Institusi


Pengelolahan
Sumber Dampak Jenis Dampak Besaran Dampak Bentuk Upaya Bentuk Upaya
Lokasi Periode Lokasi Periode Dan Pemantauan Keterangan
Pengelolahan Pemantauan Lingkungan Hidup
1. TAHAPAN PRA KONSTRUKSI
 Perolehan Site Sikap dan  Munculnya  Melakukan Sekali selama Pengamatan dan Jalan Ampera, Sekali selama  PT. Profesional
 Pengurusan Persepsi Persepsi Negatif sosialisasi kepada kegiatan tahap pra Komunikasi kepada Gang. Ampera kegiatan tahap pra Telekomunikasi
Perizinan Masyarakat Di kalangan masyarakat sekitar konstruksi Masyarakat sekitar Baru Kel. konstruksi Indonesia
 Sosialisasi masyarakat lokasi kegiatan lokasi menara BTS Sungai  Dinas Lingkungan
Kegiatan masyarakat yang terutama warga Bangkong Kec. Hidup Kota
terkena dampak dalam radius Pontianak Kota, Pontianak
langsung dari pembangunan Kota Pontianak  Dinas Penanaman
kegiatan menara Modal Tenaga
pembangunan Kerja dan
menara Pelayanan Terpadu
telekomunikasi, Satu Pintu Kota
dengan melibatkan Pontianak
pemerintah  Dinas Komunikasi
kelurahan dan dan Informatika
instansi Kota Pontianak
pemerintahan yang  Dinas Pekerjaan
terkait lainnya. Umum dan
 Memasang Penataan Ruang
Papan/Plank Kota Pontianak
Pengumuman  Camat Pontianak
tentang rencana Kota
dibangunnya  Kelurahan Sungai
menara Bangkong
Telekomunikasi
Site Sungai
Bangkong
Pontianak Barat
Laut
 Melakukan
Koordinasi secara
kontinyu dengan
tokoh masyarakat,
pemerintahan
kelurahan dan
kecamatan

IV-39
Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup (UPL)

PT. PROFESIONAL TELEKOMUNIKASI INDONESIA

2. TAHAPAN KONSTRUKSI
 Rekrutmen Tenaga Kesempatan Adanya kebutuhan  Jumlah tenaga kerja Jalan Ampera, 2 Kali Pengamatan dan Jalan Ampera, 2 Kali selama  PT. Profesional
Kerja Kerja dan tenaga kerja dan lokal yang terserap Gang. Ampera selama Pengawasan Gang. Ampera masa Telekomunikasi
Usaha peluang berusaha bagi secara langsung Baru Kel. masa terhadap Baru Kel. konstruksi Indonesia
penduduk di tapak Sungai konstruksi Lingkungan kerja Sungai  Dinas Lingkungan
termasuk tenaga kerja
proyek maupun yang Bangkong Kec. Bangkong Hidup Kota
berada disekitar ikutan beserta proses Pontianak Kota, Mencegah adanya Kec. Pontianak Pontianak
proyek kegiatan ini usaha disekitar Kota Pontianak gangguan Kota, Kota  Dinas Penanaman
akan menyerap tenaga kegiatan pendirian z keselamatan dan Pontianak Modal Tenaga Kerja
kerja yang akan menara telekomunikasi kesehatan terhadap dan Pelayanan
diambil dari  Pemakaian alat masyarakat yang Terpadu Satu Pintu
masyarakat setempat berdekatan dengan Kota Pontianak
keselamatan seperti :
dengan jumlah 4 s/d 6 lokasi kegiatan.  Dinas Komunikasi
orang. Helm, Sepatu, dll
dan Informatika
Mengakomodasi warga Kota Pontianak
sekitar radius tower  Dinas Pekerjaan
Umum dan Penataan
Persepsi negatif sebagai tenaga kerja
Ruang Kota
masyarakat akan Pontianak
keinginan untuk  Camat Pontianak
menjadi tenaga kerja Kota
 Kelurahan Sungai
Bangkong
Sisa material tidak
 Mobilisasi dan Gangguan lalu Terjadinya  Menggunakan traffic 3 s/d 7 Pengamatan 3 s/d 7 hari terlalu banyak
demobilisasi lintas Kecelakaan Lalu hari Langsung disekitar
helper tanda-tanda
peralatan serta Lintas menara
Terjadinya pengaturan lalu lintas telekomunikasi
material
kemacetan
 Perbaikan jalan yang
digunakan menuju
lokasi kegiatan dan
lainnya apabila
mengalami kerusakan

 Penyimpanan
sementara peralatan
dan material

 Mobilisasi dan Penurunan Penumpukan peralatan Memanfaatkan secara 20 s/d 30 Pengamatan dan
demobilisasi kualitas dan material di lokasi maksimal lahan kosong hari pengawasan
peralatan serta estetika kegitan pembangunan langsung
disekitar lokasi
material lingkungan menara dilingkungan
kegiatan sebagau sekitar bangunan
tempat menara

IV-40
Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup (UPL)

PT. PROFESIONAL TELEKOMUNIKASI INDONESIA

Mencegah
kerusakan yang
lebih luas di area
 Melakukan sosialisasi menara
Terjadinya kecelakaan
K3 melalui briefing
Keselamatan kerja dan menurunnya Pengawasan
sebelum melakukan
dan kesehatan kondisi kesehatan dilakukan setiap
pekerjaan
kerja (K3) pekerja pembangunan hari selama masa
 Menyediakan konstruksi
menara
peralatan pendukung dilaksanakan
telekomunikasi
keselamatan kerja
(safety tools) dan
jumlah peralatan
disesuaikan dengna
jumlah pekerja
 Memasang rambu
petunjuk pada bagian
pekerja yang
memerlukan tingkat
kehati-hatian yang
tinggi
 Senantiasa
mempersiapkan kotak
pertolongan pertama
pada kecelakaan
(P3K) atau first aid
box

Terjadinya kecelakaan Memberikan jaminan Pemeriksaan


Kerusakan dan asuransi jiwa kepada langsung
pada warga sekitar
robohnya warga dan rumah warga rangka/struktur
menara radius menara konstruksi
sekitar radius menara
bangunan selama
masa transisi

Rusaknya konstruksi Konstruksi bangunan


bangunan dan rumah menara sudah sesuai
warga sekitar radius standar bangunan
menara nasional

IV-41
Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup (UPL)

PT. PROFESIONAL TELEKOMUNIKASI INDONESIA

3. TAHAPAN OPERASIONAL
 Pemeliharaan, Keselamatan Terjadinya  Mempekerjakan Jalan Ampera, Selama  Pengelolaan dan Jalan Ampera, Tiga bulan  PT. Profesional
perawatan dan dan kesehatan kecelakaan petugas sumber daya lokal yang Gang. Ampera masa pemeliharaan Gang. Ampera sekali selama Telekomunikasi
pemeriksaan menara kerja perusahaan melakukan pengawasan Baru Kel. operasional dilakukan Baru Kel. masa Indonesia
Sungai secara kontinyu Sungai operasional  Dinas Lingkungan
yang non teknis
Kegagalan Bangkong Kec. yaitu satu bulan Bangkong Hidup Kota
konstruksi Kecelakaan warga  Melakukan uji kualitas Pontianak Kota, sekali selama Kec. Pontianak Pontianak
dan kerusakan fisik menara maupun Kota Pontianak operasional Kota, Kota  Dinas Penanaman
bangunan kalibrasi terhadap berlangsung Pontianak Modal Tenaga Kerja
perangkat-perangkat  Pengelolaan dan dan Pelayanan
yang ada pada menara pemeliharaan Terpadu Satu Pintu
komunikasi secara rutin seluruhan secara Kota Pontianak
kontinyu yaitu  Dinas Komunikasi
 Menyediakan peralatan
tiga bulan sekali dan Informatika
pendukung selama masa Kota Pontianak
keselamatan kerja operasional  Dinas Pekerjaan
(safety tools) berlangsung Umum dan Penataan
 Memberikan jaminan Ruang Kota
perlindungan asuransi Pontianak
untuk jiwa warga dan  Camat Pontianak
bangunan rumah Kota
 Kelurahan Sungai
tangga sekitar radius
Bangkong
tower.

4. TAHAPAN PASCA OPERASIONAL

IV-42
Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup (UPL)

PT. PROFESIONAL TELEKOMUNIKASI INDONESIA


 Pembongkaran  Kebisingan Ramainya tukang  Meminimalisir Jalan Ampera, Selama  Pengelolaan dan Jalan Ampera, Tiga bulan  PT. Profesional
menara saat yang bekerja saat perkerjaan agar tidak Gang. Ampera masa pemeliharaan Gang. Ampera sekali selama Telekomunikasi
 Mobilisasi dengan pembongkaran pembongkaran mengganggu warga Baru Kel. operasional dilakukan Baru Kel. masa Indonesia
pick up menara sekitar Sungai secara kontinyu Sungai operasional  Dinas Lingkungan
menara di sekitar
disekitar  Menggunakan masker Bangkong Kec. yaitu satu bulan Bangkong Hidup Kota
lokasi Pontianak Kota, Kec. Pontianak
lingkungan saat melakukan sekali selama Pontianak
 Banyaknya pekerjaan dan Kota Pontianak operasional Kota, Kota  Dinas Penanaman
debu saat membersihkan lokasi berlangsung Pontianak Modal Tenaga Kerja
pembongkaran Gangguan setelah melakukan  Pengelolaan dan dan Pelayanan
 Keselamatan pernafasan saat pekerjaan pemeliharaan Terpadu Satu Pintu
dan kesehatan pembongkaran seluruhan secara Kota Pontianak
melakukan
kerja (K3)  Mempekerjakan kontinyu yaitu  Dinas Komunikasi
pembongkaran sumber daya lokal yang tiga bulan sekali dan Informatika
menara dapat melakukan selama masa Kota Pontianak
pengawasan yang non operasional  Dinas Pekerjaan
teknis berlangsung Umum dan Penataan
Terjadinya  Melakukan uji kualitas Ruang Kota
menara maupun Pontianak
kecelakaan petugas menara maupun  Camat Pontianak
perusahaan kalibrasi terhadap Kota
perangkat-perangkat  Kelurahan Sungai
yang ada pada Bangkong
komunikasi secara rutin
Kecelakaan warga
 Menyediakan peralatan
dan kerusakan fisik
pendukung
bangunan keselamatan kerja
(safety tools)
 Memberikan jaminan
perlindungan asuransi
jiwa warga dan
bangunan rumah warga
sekitar radius tower

IV-43
Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup (UPL)

PT. PROFESIONAL TELEKOMUNIKASI INDONESIA

PENUTUP
JUMLAH DAN JENIS IZIN PPLH YANG DIBUTUHKAN

Jumlah dan jenis izin PPLH yang dibutuhkan untuk rencana usaha dan/atau kegiatan
pembangunan Menara/Tower Telekomunikasi (BTS) site name: SUNGAI BANGKONG
PONTIANAK BARAT LAUT dan site id: KAL-WKL-0049-X-B yang dibangun oleh PT.
Profesional Telekomunikasi Indonesia (Protelindo) adalah Izin Lingkungan dan Izin Mendirikan
Bangunan Menara (IMBM)

44
Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup (UPL)

PT. PROFESIONAL TELEKOMUNIKASI INDONESIA

SURAT PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Nurhamsa Ananda


Jabatan : Sitac Koordinator PT.Profesional Telekomunikasi Indonesia
Alamat : Jl.M.H.Thamrin No.1 Menara BCA 55th Floor, Jakarta.

Dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama PT. Profesional Telekomunikasi Indonesia, dengan ini
menyatakan :
1. PT. Profesional Telekomunikasi Indonesia, menyadari bahwa menurut peraturan perundang-undangan
yang berlaku, seperti Undang-Undang nomor : 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup dan Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor : 16 Tahun 2012 tentang
Pedoman Penyusunan Dokumen Lingkungan Hidup yang mewajibkan setiap kegiatan usaha untuk
melaksanakan upaya pengelolaan lingkungan hidup (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan hidup
(UPL).
2. Dalam rangka mencegah timbulnya dampak negatif seperti tersebut diatas, maka perusahaan akan
melaksanakan Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
terhadap kegiatan pembangunan menara Telekomunikasi, dengan penuh rasa tanggung jawab dan
bersedia secara berkala melaporkan hasilnya kepada instansi terkait.
3. Perusahaan kami bersedia dipantau terhadap segenap dampak yang ditimbulkan dari kegiatan yang
dilakukan, sebagaimana tercantum dalam dokumen UKL-UPL ini oleh pihak yang memiliki Surat
Tugas Dari Pejabat yang berwenang menurut peraturan perundangan yang berlaku.
4. Apabila perusahaan kami terbukti lalai dalam melaksanakan pengelolaan dan pemantauan lingkungan
seperti tercantum dalam dokumen UKL-UPL ini, kami bersedia menghentikan operasional perusahaan
kami, dan apabila terjadi kasus pencemaran yang disebabkan oleh kegiatan kami, kami bersedia
bertanggungjawab dan ditindak sesuai dengan peraturan yang berlaku.
5. PT. Profesional Telekomunikasi Indonesia, bersedia memperbarui dokumen UKL-UPL ini apabila
terjadi perubahan pada setiap kegiatannya (luasan lahan, desain, dan sebagainya).

Demikian surat pernyataan ini kami buat dengan sebenar-benarnya dengan penuh rasa tanggung jawab,
tanpa paksaan dan pengaruh dari pihak manapun.

Pontianak, September 2018


PT.PROFESIONAL TELEKOMUNIKASI
INDONESIA

Nurhamsa Ananda
Sitac Koordinator

45

Anda mungkin juga menyukai