IDENTITAS PEMRAKARSA
1.1 Penanggungjawab
Nama Perusahaan : PT. Profesional Telekomunikasi Indonesia
Jenis Kegiatan : Pembangunan Menara Base Transceiver Stasion (BTS)
Type Greenfield.
Alamat Kantor : Jl.M.H.Thamrin No.1 Menara BCA 55 th Floor,
Jakarta 10310
Telepon : (021) - 23585500
Alamat Kegiatan : Jl. Ampera Gang. Ampera Baru
Kel. Sungai Bangkong Kec. Pontianak Kota
Kota Pontianak Kalimantan Barat.
Penanggung Jawab : Nurhamsa Ananda
Alamat Penanggung Jawab : Jl. Purnama Gg. Perintis 1 No. 38
Jabatan : Sitac Koordinator
Hp No : 085245247897
Terletak diatas space yang memiliki luas keseluruhan adalah 201 m 2 . Luas
space yang dimanfaatkan langsung untuk pendirian menara telekomunikasi 150 m 2 .
Untuk mendukung pelaksanaan kegiatan, tempat tersebut memiliki jalan akses seluas
6 m 2 (2m x 3m).
Sebidang tanah tersebut dimiliki oleh Aswandi dan dapat dimanfaatkan
dengan perijinan sewa menyewa (guna sewa tanah) dalam jangka waktu awal selama
10 (sepuluh) tahun dengan jangka waktu pembaharuan masing – masing 5 (lima)
tahun. Adapun batasan tanah yang digunakan untuk pembangunan adalah
1. Utara : berbatasan dengan Tanah Arifin
2. Timur : berbatasan dengan Tanah Sutrisno
3. Selatan : berbatasan dengan Jalan Bundiadi
4. Barat : berbatasan dengan Tanah Usman Ali
Pendirian menara dan bangunan yang digunakan wajib mengacu kepada Standar
Nasional Indonesia (SNI) dan standar baku tertentu untuk menjamin keselamatan
bangunan dan lingkungan dengan memperhitungkan faktor-faktor yang menentukan
kekuatan dan kestabilan konstruksi menara dengan mempertimbangkan persyaratan
strutur bangunan menara, yang meliputi :
a) Pembentukan pada pembangunan
Penentuan mengenai jenis, intentitas dan cara bekerjanya beban mengikuti :
SNI 03-1726-2002, tentang tata cara perencanaan ketahanan gempa
untuk rumah dan gedung, atau edisi terbaru.
SNI 03-1727-1989, tentang tata cara perencanaan pembebanan untuk
rumah dan gedung, atau edisi terbaru.
b) Konstruksi beton
Perencanaan konstruksi beton harus mengikuti :
SNI 03-1734-1989, tentang tata cara perencanaan beton dan struktur
dinding bertulang untuk rumah dan gedung, atau edisi terbaru.
SNI 03-2847-1992, tentang tata cara perhitungan struktur beton untuk
bangunan gedung, atau edisi terbaru.
SNI 03-3430-1994. tentang tata cara perencanaan dinding strutur
pasangan blok beton berongga bertulang untuk bangunan rumah dan
gedung dan edisi terbaru.
c) Konstruksi baja
Perencanaan konstruksi baja harus mengikuti :
SNI 03-1729-2002, tentang tata cara perencanaan bangunan baja
untuk
gedung atau edisi terbaru.
Tata cara dan/atau pedoman lain yang masih terkait dengan
perencanaan, pembuatan/perakitan dan pemeliharaan konstruksi baja.
Hal lain yang harus diperhatikan dalam perhitungan struktur adalah kemampuan
pondasi tanah pada saat pendirian menara telekomunikasi tersebut yang didasari oleh
hasil analisis : Sondir, Attenberg limit test, generatif of soil dan direct shear test
2. Ketinggian menara
Menara BTS Site SUNGAI BANGKONG PONTIANAK BARAT LAUT
memiliki ketinggian 40 meter diatas permukaan Tanah.
3. Struktur menara
Struktur menara BTS Site SUNGAI BANGKONG PONTIANAK BARAT
LAUT adalah tower berupa pondasi 3 kaki dengan jarak pondasi pada tiap sisi
adalah 4,00m
4. Rangka struktur menara
Rangka menara BTS Site SUNGAI BANGKONG PONTIANAK BARAT
LAUT tersebut dari pipa besi fabrikasi. Menara tidak akan berdebu meskipun
tidak di cat. Sebelum dipasang besi menara yang berasal dari Fabrikasi Krakatau
Stell sudah tergalvanize melalui pemcelupan besi ke larutan hotdip sehingga
komponen besi benar-benar terlapisi larutan hotdip proses pencelupan ini
dilakukan dengan tujuan agar tidak timbul karat yang mungkin disebabkan hujan /
oksidasi kelembaban udara.
5. Beban menara
Desain menara Greenfield tetap harus memperhitungkan faktor beban menara
dan kekuatan angin. Faktor beban menara merupakan prediksi pemakaian
Sarana pendukung
Bangunan menara telekomunikasi harus dilengkapi sarana pendukung seperti
pentanahan (grounding), penangkal petir, catu daya, lampu halangan penerbangan
(aviation obstruction light / AOL), dan marka halangan penerbangan (aviation
Obstruction marking / AOM).
Kelengkapan sarana pendukung menara, meliputi :
1) Pertanahan (grounding) dan penangkal petir, yang memperhatikan :
a) Desain tergantung kondisi alam setempat (tanah)
b) Intensitas petir yang berbeda setiap tempat
c) Seluruh perangkat harus disambungkan untuk mendapat ekipotensial
d) Jaringan listrik harus ada arrester, trafo isolator
2) Lampu halangan penerbangan (aviation obstruction light) dan marka halangan
penerbangan (aviation obstruction marking)sesuai dengan ketentuan yang
berlaku :
a) aviation obstruction light dipasang pada puncak menara, yang menyala
secara otomatis saat cuaca gelap
Gambar 2.3. Lay out Menara BTS type Greenfield site SUNGAI BANGKONG
PONTIANAK BARAT LAUT
Radiasi
Berdasarkan penelitian world health organization (WHO) pada menara
telekomunikasi tidak terdapat radiasi yang membahayakan kesehatan manusia. Level
batas radiasi yang diperbolehkan menurut standar yang ditetapkan WHO dan IEEE
C95.1-1991, dapat dilihat pada tabel 2.2. berikut ini :
Tabel 2.2 . Level Batas Radiasi Menara Telekomunikasi
Level Batas Radiasi
Frekuensi
WHO IEEE C95.1-1991
900 MHz 4,5 watt 6,5 watt
1800MHz 9,0 watt 12,0 watt
Tabel 2.3. Perbandingan Level Batas Radiasi dengan Hasil Perhitungan Radiasi
Pada jarak 1 meter (jalur pita pancar utama), menara telekomunikasi dengan
frekuensi 1. 800 MHz menghasilkan total daya radiasi sebsar 9,5 watt / m 2 . Pada
jarak 12 meter (jalur pita pancar utama), akan menghasilkan total radiasi sebesar
0,55 watt/m 2 . Menara atau Tower yang memiliki tinggi 52 meter, akan
2.
menghasilkan total radiasi sebesar 0,029 watt/m Menara atau Tower yang
memiliki tinggi 40 meter, akan menghasilkan radiasi 1 watt/m 2 (untuk pesawat
dengan frekuensi 800 MHz) dan 2 watt/m2 (untuk pesawat 1800 MHz).
Kegiatan perolehan site dilakukan oleh tim khusus yang disebut SITAC (site team
for acquistion). Tim SITAC melakukan investigasi terhadap lokasi rencana
menara telekomunikasi yang merupakan hal penting dalam proses pemasangan
dan sangat mempengaruhi tingkat keberhasilan proses selanjutnya. Tiga prinsip
dasar yang harus diperhatikan SITAC dalam melakukan tugasnya, yakni :
1) Tanah dapat diakuisisi (leaseable)
SITAC melakukan investigasi sehingga dapat memastikan bahwa bangunan
yang akan dijadikan kandidat (alternatif) dapat sewa (leaseable). Suatu bangunan
dapat diakuisisi apabila terdapat kejelasan pemilik dan status kepemilikiannya.
a) Tidak dalam keadaan sengketa baik kepemilikan maupun batas-batasnya.
b) Tidak dijadikan jaminan pada pihak lain.
c) Pengajuan harga sewa oleh pemilik sesuai dengan harga yang berlaku
didaerah tersebut.
2) Perijinan dapat dikeluarkan (permitable).
SITAC dapat meyakinkan bahwa semua perizinan memungkinkan untuk
pembangunan menara telekomunikasi ditempat tersebut. Untuk itu, SITAC harus
dapat memastikan hal-hal sebagai berikut :
a) Tidak terdapat penolakan oleh warga sekitar baik secara individual maupun
kolektif (adat).
b) Apabila kandidat lebih dari satu, maka pastikan bahwa radius ketinggian
tower tidak berpotongan dengan radius kandidat lain sehingga tidak membuka
peluang untuk gagal pada semua kandidat lokasi.
c) Semua regulasi yang berlaku didaerah tersebut tidak ada yang secara khusus
mengatur tentang pembatasan pembangunan menara telekomunikasi, dalam
hal ini berkoordinasi dengan pemerintah daerah setempat.
d) Apabila terdapat pengaturan secara khusus mengenai pembatasan ijin, maka
SITAC dapat mendeskripsikan peluang yang ada untuk kelanjutan
pembangunan tower.
e) Daerah rencana pembangunan menara telekomunikasi bukan merupakan
kawasan yang tidak diijinkan bagi penempatan setempat.
f) Dalam hal rencana pendirian nenara berada dalam kawasan khusus (misalnya
disekitar bandara, perhutani/kawasan hutan, tanah milik negara, tanah adat)
maka harus berkoordinasi dengan institusi terkait.
3) Pemasangan dapat dilakukan (contructable)
Tujuan akhir dari kegiatan adalah menyediakan tempat bagi terpasangnya menara
telekomunikasi sehingga dapat terjangkau oleh jaringan telekomunikasi, untuk itu
hal-hal yang harus dipastikan dan menjadi dasar penentuan lokasi menara adalah
bahwa diatas bangunan tersebut dapat dipasang menara dengan memenuhi syarat-
syarat sebagai berikut :
a) Luas tempat sesuai dengan kebutuhan
b) Listrik tersedia dan mencukupi
c) Akses jalan menuju lokasi tersedia dan mudah dijangkau (diupayakan akses
lokasi masih milik lokasi bukan milik orang lain)
d) Tidak membutuhkan pekerjaan tambahan dengan tingkat kesulitan dan resiko
tinggi
d. Pengurusan perizinan
Perizinan dalam rangka pembangunan menara BTS PT. Profesional
Telekomunikasi Indonesia, yang telah diperoleh adalah sebagai berikut :
2. Tahap Konstruksi
a. Mobilisasi dan demobilisasi peralatan material
Peralatan yang akan digunakan diperoleh dan didatangkan dari luar ke lokasi
kegiatan. Adapun peralatan yang digunakan pada proses pendirian menara
telekomunikasi relatif sederhana seperti katrol dan tripod yang berfungsi untuk
mengangkat pipa menara hingga mencapai ketinggian yang diperlukan
b. Rekruitmen tenaga kerja
Tenaga kerja dalam pelaksanaan pembangunan menara BTS Site SUNGAI
BANGKONG PONTIANAK BARAT LAUT di Kota Pontianak diupayakan
mengutamakan penduduk setempat sebanyak 9 orang dengan 1 orang tenaga ahli
di bidang kontruksi yang disesuaikan dengan kualifikasi dan jumlah yang
dibutuhkan. Dalam pelaksanaan pembangunan akan dibutuhkan tenaga ahli dalam
bidang mekanikal elektrikal. Adapun jenis tenaga kerja yang direkrut disesuaikan
dengan kebutuhan dari volume pekerjaan. Formasi yang diperlukan baik pada
tahap konstruksi ini disesuaikan bidang keahlian yang diperlukan.
c. Pengujian Kekuatan Tanah
Sebelum melakukan pekerjaan konstruksi, perlu dilakukan penyelidikan tanah
(soil investigation) sehingga dapat diketahui kondisi aktual tanah dan mejadi
acuan dalam menentukankedalaman dari pondasi tersebut. Pengujian tanah (soil
test) dapat dilakukan melalui sondir, attenberg limit test, generatif of soil dan
direct shear test.
d. Pendirian Fisik menara atau civil mechanical electricity
1) Pendirian fisik menara
Pendirian menara telekomunikasi terdiri atas beberapa tahapan yaitu :
a) Penggunaan peralatan dilokasi kegiatan
Peralatan-peralatan yang dipersiapkan dalam proses pendirian menara
telekomunikasi meliputi :
Peralatan civil mechanical electricity (CME)
Perangkat pendukung pelaksanaan pekerjaan berupa katrol, tripoid dan
peralatan listrik lainnya.
b) Instalasi atau perakitan menara (tower erection)
Untuk mendirikan menara pengecoran pedestal pondasi menjadi
perhatian utama selain pengukuran template agar sesuai dengan shop
drawing. Pemasangan profil baja yang telah disiapkan dalam suatu
rangkaian dimulai dengan memeriksa lurus dan simetrisnya posisi kaki
menara. Selanjutnya dilakukan pemasangan profil dan baut dengan sambil
memeriksa lurus atau tidaknya posisi menara. Ketelitian diperlukan dalam
proses perakitan menara agar tidak terpuntir atau berputar akibat tari
menarik antara profil baja yang terpasang. Menara yang terpuntir selain
tidak layak (unnacceptable) juga membahayakan.
3) Grounding
Petir dan tegangan lebih transient adalah masalah yang banyak terjadi
untuk saluram telekomunikasi. Terutama didaerah tropis dengan intensitas
sambaran petir yang lebih tinggi. Perkiraan awal untuk kepekaan terhadap
kerusakan akibat sambaran petir dapat dilihat dari jumlah-jumlah “hari guruh”
tiap tahun, khusus Indonesia jumlah hari guruh 180-250 hari / tahun.
Dalam melakukan perencanaan proteksi terhadap petir, beberapa hal yang
perlu dilakukan sebagai berikut :
a) Menangkap sambaran petir langsung pada suatu titik yang dipilih pada
terminal udara (dynasphere) yang telah dirancang sesuai dengan tujuan.
Dengan menerapkan hal tersebut, sambaran petir langsung dapat
diarahkan ke suatu titik yang dipilih yang terletak jauh dari antena dan
kabel untuk mengurangi resiko kerusakan peralatan akibat energi dan
kekuatan langsung dari suatu discharge petir. Dynasphere adalah
peralatan non-radioaktif yang tidak memerlukan sumber tenaga eksternal
atau baterai.
b) Menyalurkan arus petir ke ground dengan aman melalui suatu sistem
saluran konduktor ketanah sesuai tujuan perancangan untuk mengurangi
bahaya dari side-flushing. Hal tersebut untuk meminimalkan penyaluran
arus petir pada konduktor ancillary seperti kabel feeder coaxial yang
dapat membawa energi petir yang berbahaya secara langsung ke rak
peralatan.
c) Mengalirkan energi ke ground dengan meminimalkan kenaikan potensial
ground bidang suatu sistem grounding impedansi rendah.
d) Menghilangkan loop-loop pertanahan dan diferensial dengan menciptakan
bidang equipotensialgrounding dalam kondisi transient.
e) Melindungi perlatan dari surja (surge) dan transient pada saluran daya.
f) Melindungi peralatan dari surja (surge) dan transient pada saluran
telekomunikasi dan sinyal untuk mencegah kerusakan peralatan dan biaya
operasional selama terjadi gangguan.
3. Tahap Operasional
a. Pemeliharaan. Perawatan dan pemeriksaan menara
PT. Profesional Telekomunikasi Indonesia sebagai penyedia sekaligus pengelola
menara BTS Site SUNGAI BANGKONG PONTIANAK BARAT LAUT
b. Perlindungan Asuransi
Untuk mengantisipasi terjadinya hal-hal yang tidak terduga dan juga untuk
memberikan kepastian serta rasa aman bagi pemrakarsa maupun bagi pihak ketiga
(penduduk) yang berada dilokasi menara telekomunikasi Site SUNGAI
BANGKONG PONTIANAK BARAT LAUT , pihak pemrakarsa
mengansuransikan kegiatan menara BTS Site SUNGAI BANGKONG
PONTIANAK BARAT LAUT meliputi beberapa jenis perlindungan yaitu :
1) Property all risk (PAR) tanpa gempa
Perlindungan atas kerugian karena segala kejadian yang mungkin terjadi pada
menara, seperti resiko pembongkaran, pencurian atau kemalingan.
Perlindungan ini juga termasuk resiko huru hara dan kerusuhan.
2) Public liability
Perlindungan yang menjamin tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga
yakni penduduk yang berada di radius menara jika ditidurkan baik berupa
cedera badan (body injury) atau kerusakan harta benda (property damage)
sehubungan dengan aktivitas menara telekomunikasi yang dijalankan
pemrakarsa.
3) Act of god
Perlindungan terhadap topan, badai, kerusakan akibat air dan petir.
perusahaan yang terintegrasi dalam sebuah bisnis model. Tanggung jawab sosial perusahaan
bisa dimanfaatkan untuk pembangunan dan pengembangan fasilitas serta saran/prasarana
umum yang ada disekitar menara telekomunikasi. Tujuan utama Corporate Social
Responsibility (CSR) adalah meberikan dampak positif melalui aktifitas dilingkungan,
karyawan, pemegang saham, dan masyarakat sipil.
Corporate Social Responsibility (CSR) tidak selalu identik dengan memberikan
sumbangan, tetapi bagaimana memberdayakan masyarakat. Corporate Sosial Responsibility
(CSR) yang dilaksanakan oleh PT. Profesional Telekomunikasi Indonesia (PROTELINDO)
akan disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat diwilayah yang terkena dampak kegiatan
pembangunan menara/tower sesuai kesepakatan antara PT. PROTELINDO dengan
masyarakat dan selalu berkoordinasi dengan pemerintahan kelurahan terkait program CSR
yang dilaksanakan untuk Site SUNGAI BANGKONG PONTIANAK BARAT LAUT CSR
diberikan dalam bentuk Sumbangan untuk perbaikan sarana umum baik berupa perbaikan
jalan, sarana ibadah maupun kepentingan umum lainnya.
Jenis dampak
Adapun persepsi negatif yang muncul diprakirakan karena dampak yang akan muncul
dan merugikan sebagian masyarakat yang berada sisekitar lokasi pendirian menara
telekomunikasi. Beberapa dampak negatif dari rencana kegiatan diantaranya :
Kecemburuan sosial antara sesama warga pemilik lahan karena persaingan dalam
menyewakan lahan yang akan digunakan sebagai lokasi menara telekomunikasi.
Terjadinya keresahan dikalangan warga sekitar tapak proyek yang dikarenakan adanya
kekhawatiran bahwa keberadaan menara telekomunikasi akan berdampak semakin
tingginya resiko bertempat tinggal disekitar menara telekomunikasi. Permasalahan
ini jauh lebih mungkin timbul mengingat masih tingginya persepsi negatif
keberadaan menara telekomunikasi dilingkungan perumahan seperti pengaruh
gelombang elektromagentik, efek kejut listrik, petir maupun keraguan terhadap
kekuatan konstruksi menara.
Besaran dampak
Besaran dampak yang muncul dari kegiatan diatas relatif sangat kecil
Sifat dampak
Dampak yang timbul tergolong dampak negatif tidak penting, karena hampir tidak
ada warga sekitar proyek yang berkeberatan dengan adanya rencana pembangunan menara
telekomunikasi Site SUNGAI BANGKONG PONTIANAK BARAT LAUT.
Tahap Konstruksi
A. Komponen Fisik Kimia
1. Kualitas Estettika Lingkungan
Sumber Dampak
a. Mobilisasi dan demobilisasi peralatan material
b. Pengujian kekuatan tanah
c. Pendirian fisik menara atau civil mechanical electricity
Jenis dampak
Terjadinya penurunan kualitas estetika lingkungan bermula dari kegiatan
pemasangan peralatan mekanikal dan elaktrikal kegiatan pengadaan peralatan
mekanikal dan elektrikal disertai dengan proses pengangkutan material ke lokasi
kegiatan. Aktivitas tersebut menghasilkan tumpukan peralatan disepanjang jalan akses
Adapun dampak yang akan muncul adalah menurunnya kualitas estetika
lingkungan disekitar lokasi kegiatan terutama pada permukaan perkerasan jalan
mengingat aktivitas pengangkutan dan volume peralatan cukup besar. Pembangunan
fisik menara atau civil mechanical elektricity yang dilakukan juga memungkinkan
terjadinya penurunan pada estetika lingkungan. Hal ini disebabkan pada saat proses
perakitan, potongan-potongan besi atau alumunium terserak dan mangganggu
kenyamanan lingkungan.
Besaran dampak
Dampak yang terjadi meliputi luas lahan yang tidak terlalu besar, sehingga
besaran dampak yang terjadi relatif kecil.
Sifat dampak
Sifat dampak dari kegiatan ini adalah dampak negatif tidak penting, mengingat
kegiatan berlangsung bukan dijalan raya primer dengan tingkat kepadatan lalu lintas
yg rendah.
Jenis dampak
Tingkat pengetahuan pekerja yang rendah menyebabkan cenderung
diabaikannya keselamatan dan kesehatan kerja (K3) selama pelaksanaan kegiatan
pendirian menara telekomunikasi Site SUNGAI BANGKONG PONTIANAK
BARAT LAUT . Tingkat pengabaian yang tinggi terhadap keselamatan dan kesehatan
kerja (K3) akan berbanding lurus dengan jumlah kecelakaan kerja dilokasi kegiatan.
Selain kecelakaan kerja, penurunan kesehatan pekerja kegiatan pendirian menara
telekomunikasi juga akan tinggi. Apabila pengabaian keselamatan kesehatan kerja
(K3) berlangsung di project site, maka akan berpengaruh pada lingkungan disekitar
proyek.
Besaran dampak
Dampak yang terjadi meliputi luas lahan yang tidak terlalu besar, sehingga
besaran dampak yang terjadi relatif kecil.
Sifat dampak
Dampak negatif penting dan bersifat sementara selama kegiatan konstruksi
berlangsung.
Besaran dampak
Dampak yang timbul terhadap warga sekitar sangat besar dan termasuk
kumulatif.
Sifat dampak
Dampak positif penting dan berlangsung selama kegiatan konstruksi
Besaran Dampak
Dampak yang ditimbulkan terhadap warga disekitar sangat besar dan
termasuk kumulatif
Sifat dampak
Dampak positif dan negatif serta akumulatif hingga kegiatan operasional.
Tahap Operasional
A. Komponen Fisik Kimia
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
Sumber Dampak
a) Pemeliharaan, perawatan, dan pemeriksaan menara
b) Perlindungan asuransi
Sistem operasional menara di mulai dari pengguna selular yang
mengirimkan sinyal dari pengirim ke penerima.
Pada saat sinyal di kirimkan akan di terima oleh menara dari menara di teruskan ke
satelit dari satelit di teruskan ke menara dan dikirimkan ke penerima.
Jenis dampak
Tidak diperhatikannya sistem pengendalian keselamatan bangunan selama
beroperasinya menara telekomunikasi.
Besaran Dampak
Semakin lama masa operasional bangunan menara telekomunikasi maka
semakin berkurang tingkat kekuatan menara tersebut menahan perubahan cuaca yang
setiap saat dapat terjadi .
Sifat dampak
Dampak negatif tidak penting dan berlangsung sementara selama
berlangsungnya masa operasional menara tersebut. Dampak perlu dikelola dengan
c) Tujuan Pengelolaan
Menekan dan meniadakan sikap, persepsi, opini negatif yang
berkembang di masyarakat sekitar lokasi kegiatan pembangunan
menara telekomunikasi
Memberikan kepastian kepada masyarakat, bahwa kekhawatiran
tentang munculnya persoalan lingkungan yang baru dapat diatasi
secara bijaksana dan saling menguntungkan kedua belah pihak
d) Upaya pengelolaan lingkungan
Melakukan sosialisasi kepada masyarakat sekitar lokasi kegiatan,
masyarakat yang terkena dampak langsung dari kegiatan
pembangunan menara telekomunikasi, dengan melibatkan
pemerintah Kelurahan Sei Jawi dan instansi-instansi pemerintah
yang terkait lainnya.
Memasang papan Plank pengumuman tentang rencana
dibangunnya menara telekomunikasi Site SUNGAI BANGKONG
PONTIANAK BARAT LAUT .
Melakukan koordinasi secara kontinyu dengan tokoh masyarakat,
pemerintahan kelurahan terhadap rencana kegiatan, dengan
mengakomodasikan himbauan, saran dan harapan dari masyarakat
yang terkena dampak langsung dari kegiatan tersebut.
e) Lokasi pengelolaan lingkungan
Pengelolaan dilakukan disekitar lokasi kegiatan yakni dilingkungan
Kelurahan Sungai Bangkong , Kecamatan Pontianak Barat .
f) Periode Pengelolaan Lingkungan
Sebelum tahap konstruksi dimulai, minimal 2 kali pertemuan dengan
muspika setempat dan perwakilan warga sekitar.
g) Institusi Pengelolaan Lingkungan
Pelaksanaan & penanggung jawab
PT. Profesional Telekomunikasi Indonesia
Dinas Lingkungan Hidup Kota Pontianak
Dinas Penanaman Modal Tenaga Kerja dan Pelayanan Terpadu Satu
Pintu Kota Pontianak
Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Pontianak
Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota Pontianak
Camat Pontianak Kota
Kelurahan Sungai Bangkong .
Pelaporan
Dinas Lingkungan Hidup Kota Pontianak
Camat Pontinak Barat
Kelurahan Sungai Bangkong .
Pelaporan
Dinas Lingkungan Hidup Kota Pontianak
Kelurahan Sungai Bangkong
Pelaporan
Dinas Lingkungan Hidup Pontianak
Camat Pontianak Kota
Kelurahan Sungai Bangkong
Tabel 4.1. Matriks Program Pengelolahan Lingkungan Hidup Kegiatan Pembangunan Menara BTS PT. PROTELINDO
IV-39
Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup (UPL)
2. TAHAPAN KONSTRUKSI
Rekrutmen Tenaga Kesempatan Adanya kebutuhan Jumlah tenaga kerja Jalan Ampera, 2 Kali Pengamatan dan Jalan Ampera, 2 Kali selama PT. Profesional
Kerja Kerja dan tenaga kerja dan lokal yang terserap Gang. Ampera selama Pengawasan Gang. Ampera masa Telekomunikasi
Usaha peluang berusaha bagi secara langsung Baru Kel. masa terhadap Baru Kel. konstruksi Indonesia
penduduk di tapak Sungai konstruksi Lingkungan kerja Sungai Dinas Lingkungan
termasuk tenaga kerja
proyek maupun yang Bangkong Kec. Bangkong Hidup Kota
berada disekitar ikutan beserta proses Pontianak Kota, Mencegah adanya Kec. Pontianak Pontianak
proyek kegiatan ini usaha disekitar Kota Pontianak gangguan Kota, Kota Dinas Penanaman
akan menyerap tenaga kegiatan pendirian z keselamatan dan Pontianak Modal Tenaga Kerja
kerja yang akan menara telekomunikasi kesehatan terhadap dan Pelayanan
diambil dari Pemakaian alat masyarakat yang Terpadu Satu Pintu
masyarakat setempat berdekatan dengan Kota Pontianak
keselamatan seperti :
dengan jumlah 4 s/d 6 lokasi kegiatan. Dinas Komunikasi
orang. Helm, Sepatu, dll
dan Informatika
Mengakomodasi warga Kota Pontianak
sekitar radius tower Dinas Pekerjaan
Umum dan Penataan
Persepsi negatif sebagai tenaga kerja
Ruang Kota
masyarakat akan Pontianak
keinginan untuk Camat Pontianak
menjadi tenaga kerja Kota
Kelurahan Sungai
Bangkong
Sisa material tidak
Mobilisasi dan Gangguan lalu Terjadinya Menggunakan traffic 3 s/d 7 Pengamatan 3 s/d 7 hari terlalu banyak
demobilisasi lintas Kecelakaan Lalu hari Langsung disekitar
helper tanda-tanda
peralatan serta Lintas menara
Terjadinya pengaturan lalu lintas telekomunikasi
material
kemacetan
Perbaikan jalan yang
digunakan menuju
lokasi kegiatan dan
lainnya apabila
mengalami kerusakan
Penyimpanan
sementara peralatan
dan material
Mobilisasi dan Penurunan Penumpukan peralatan Memanfaatkan secara 20 s/d 30 Pengamatan dan
demobilisasi kualitas dan material di lokasi maksimal lahan kosong hari pengawasan
peralatan serta estetika kegitan pembangunan langsung
disekitar lokasi
material lingkungan menara dilingkungan
kegiatan sebagau sekitar bangunan
tempat menara
IV-40
Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup (UPL)
Mencegah
kerusakan yang
lebih luas di area
Melakukan sosialisasi menara
Terjadinya kecelakaan
K3 melalui briefing
Keselamatan kerja dan menurunnya Pengawasan
sebelum melakukan
dan kesehatan kondisi kesehatan dilakukan setiap
pekerjaan
kerja (K3) pekerja pembangunan hari selama masa
Menyediakan konstruksi
menara
peralatan pendukung dilaksanakan
telekomunikasi
keselamatan kerja
(safety tools) dan
jumlah peralatan
disesuaikan dengna
jumlah pekerja
Memasang rambu
petunjuk pada bagian
pekerja yang
memerlukan tingkat
kehati-hatian yang
tinggi
Senantiasa
mempersiapkan kotak
pertolongan pertama
pada kecelakaan
(P3K) atau first aid
box
IV-41
Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup (UPL)
3. TAHAPAN OPERASIONAL
Pemeliharaan, Keselamatan Terjadinya Mempekerjakan Jalan Ampera, Selama Pengelolaan dan Jalan Ampera, Tiga bulan PT. Profesional
perawatan dan dan kesehatan kecelakaan petugas sumber daya lokal yang Gang. Ampera masa pemeliharaan Gang. Ampera sekali selama Telekomunikasi
pemeriksaan menara kerja perusahaan melakukan pengawasan Baru Kel. operasional dilakukan Baru Kel. masa Indonesia
Sungai secara kontinyu Sungai operasional Dinas Lingkungan
yang non teknis
Kegagalan Bangkong Kec. yaitu satu bulan Bangkong Hidup Kota
konstruksi Kecelakaan warga Melakukan uji kualitas Pontianak Kota, sekali selama Kec. Pontianak Pontianak
dan kerusakan fisik menara maupun Kota Pontianak operasional Kota, Kota Dinas Penanaman
bangunan kalibrasi terhadap berlangsung Pontianak Modal Tenaga Kerja
perangkat-perangkat Pengelolaan dan dan Pelayanan
yang ada pada menara pemeliharaan Terpadu Satu Pintu
komunikasi secara rutin seluruhan secara Kota Pontianak
kontinyu yaitu Dinas Komunikasi
Menyediakan peralatan
tiga bulan sekali dan Informatika
pendukung selama masa Kota Pontianak
keselamatan kerja operasional Dinas Pekerjaan
(safety tools) berlangsung Umum dan Penataan
Memberikan jaminan Ruang Kota
perlindungan asuransi Pontianak
untuk jiwa warga dan Camat Pontianak
bangunan rumah Kota
Kelurahan Sungai
tangga sekitar radius
Bangkong
tower.
IV-42
Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup (UPL)
IV-43
Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup (UPL)
PENUTUP
JUMLAH DAN JENIS IZIN PPLH YANG DIBUTUHKAN
Jumlah dan jenis izin PPLH yang dibutuhkan untuk rencana usaha dan/atau kegiatan
pembangunan Menara/Tower Telekomunikasi (BTS) site name: SUNGAI BANGKONG
PONTIANAK BARAT LAUT dan site id: KAL-WKL-0049-X-B yang dibangun oleh PT.
Profesional Telekomunikasi Indonesia (Protelindo) adalah Izin Lingkungan dan Izin Mendirikan
Bangunan Menara (IMBM)
44
Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup (UPL)
SURAT PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini :
Dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama PT. Profesional Telekomunikasi Indonesia, dengan ini
menyatakan :
1. PT. Profesional Telekomunikasi Indonesia, menyadari bahwa menurut peraturan perundang-undangan
yang berlaku, seperti Undang-Undang nomor : 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup dan Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor : 16 Tahun 2012 tentang
Pedoman Penyusunan Dokumen Lingkungan Hidup yang mewajibkan setiap kegiatan usaha untuk
melaksanakan upaya pengelolaan lingkungan hidup (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan hidup
(UPL).
2. Dalam rangka mencegah timbulnya dampak negatif seperti tersebut diatas, maka perusahaan akan
melaksanakan Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
terhadap kegiatan pembangunan menara Telekomunikasi, dengan penuh rasa tanggung jawab dan
bersedia secara berkala melaporkan hasilnya kepada instansi terkait.
3. Perusahaan kami bersedia dipantau terhadap segenap dampak yang ditimbulkan dari kegiatan yang
dilakukan, sebagaimana tercantum dalam dokumen UKL-UPL ini oleh pihak yang memiliki Surat
Tugas Dari Pejabat yang berwenang menurut peraturan perundangan yang berlaku.
4. Apabila perusahaan kami terbukti lalai dalam melaksanakan pengelolaan dan pemantauan lingkungan
seperti tercantum dalam dokumen UKL-UPL ini, kami bersedia menghentikan operasional perusahaan
kami, dan apabila terjadi kasus pencemaran yang disebabkan oleh kegiatan kami, kami bersedia
bertanggungjawab dan ditindak sesuai dengan peraturan yang berlaku.
5. PT. Profesional Telekomunikasi Indonesia, bersedia memperbarui dokumen UKL-UPL ini apabila
terjadi perubahan pada setiap kegiatannya (luasan lahan, desain, dan sebagainya).
Demikian surat pernyataan ini kami buat dengan sebenar-benarnya dengan penuh rasa tanggung jawab,
tanpa paksaan dan pengaruh dari pihak manapun.
Nurhamsa Ananda
Sitac Koordinator
45