Anda di halaman 1dari 20

Daftar Pustaka PIS PK

1.
http://www.depkes.go.id/resources/download/lain/Buku%20Monitoring%20dan%20Evaluasi%20PIS
-PK.pdf

2. http://dinkes.kalselprov.go.id/uploads/files/KaPPSDMkes%20RI%20-
%20Pemenuhan%20SDM%20Kesehatan%20dalam%20Mendukung%20PIS-
PK%20dan%20GERMAS.pdf

3. http://www.dinkes.jogjaprov.go.id/dinkes/baca-pis-pk-monev-monitoring-dan-evaluasi-
pelaksanaan--program-indonesia-sehat-dengan-pendekatan-keluarga-pis-pk-di-puskesmas-sleman

MONITORING DAN EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM INDONESIA SEHAT DENGAN PENDEKATAN


KELUARGA (PIS PK) DI PUSKESMAS SLEMAN

Sebagaimana kita ketahui bahwa Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga telah
dilaksanakan mulai Tahun 2016 pada 9 Provinsi di 64 Kabupaten/Kota pada 470 Puskesmas prioritas
yang jumlah kematian ibu dan bayi baru lahir yang masih tinggi. Kemudian pada tahun 2017
dilaksanakan pada 34 Propinsi di 514 Kabupaten/Kota pada 2926 Puskesmas dan sampai dengan
tahun 2019 sudah dilaksanakan oleh seluruh Puskesmas. Dalam sistem manajemen yang baik,
pelaksanaan program harus selalu diikuti dengan tahapan pemantauan dan evaluasi agar
pelaksanaan maupun pencapaian target sesuai dengan track yang telah ditentukan/ditetapkan dan
terciptanya peningkatan kualitas pelaksanaan program. Oleh karena itu, pada pelaksanaan Program
Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga diperlukan pemantauan dan evaluasi dalam rangka
mendapatkan gambaran pelaksanaan dan pencapaian hasil.

Salah satu puskesmas di Daerah Istimewa Yogyakarta yang sudah melaksanakan PIS PK adalah
Puskesmas Sleman Kabupaten Sleman. Pada hari Senin (07/08/2017), Tim PIS PK Dinas Kesehatan
DIY melakukan monitoring dan evaluasi pelaksanaan PIS PK di Puskesmas Sleman bersama dengan
Tim PIS PK Kabupaten Sleman dan Health Policy Unit Kementerian Kesehatan RI. Dari persiapan
pelaksanaan pendataan, Puskesmas Sleman sudah memilki sumber daya antara lain 4 orang petugas
terlatih keluarga sehat, dokumen terkait pelaksanaan PIS PK yakni PROKESGA (Profil Kesehatan
Keluarga) dan PINKESGA (Paket Informasi Keluarga Sehat), jadwal dan petugas pelaksana dan
rencana alokasi pembiayaan.

Untuk pelaksanaan, Puskesmas Sleman telah melaksanakan beberapa kali sosialisasi internal
puskesmas dan sosialisasi eksternal lintas sektor. Pendataan dan intervensi awal rencana akan
dilakukan pada 1 dusun terlebih dahulu, yakni Dusun Benteng. Lokasi Dusun Benteng yang tidak
terlalu jauh dari puskesmas memungkinkan untuk dilakukannya pendataan dan intervensi awal
dengan efektif dan efisien.
Pelaksanaan PIS PK di Kabupaten Sleman didukung pembiayaan dari dana Bantuan Operasional
Kesehataan (BOK) baik yang ada di puskesmas maupun yang ada di Kabupaten Kota. Dana BOK
diarahkan untuk meningkatkan kinerja puskesmas dalam upaya kesehatan promotif dan preventif
dalam mendukung pelayanan kesehatan di luar gedung dengan didukung manajemen puskesmas
yang baik untuk terwujudnya keluarga dan masyarakat yang sehat.

Monitoring dan evaluasi juga dihadiri oleh Dr. dr Trihono, MSc. Mantan Kepala Badan Litbangkes RI
yang banyak memberikan masukan dan saran terkait pelaksanaan Program Indonesia Sehat dengan
Pendekatan Keluarga yang sedang berlangsung di wilayah D.I. Yogyakarta. Trihono menilai bahwa
pelaksanaan program PIS PK ini membutuhkan sumber daya dan dukungan dari puskesmas sebagai
pelaksana pendataan pada awal program. Oleh kaena daam pelaksanaan pendataan keluarga ini
menggunakan aplikasi berbasis online, perlu dukungan yang besar juga dari Kemenkes untuk
menyediakan server dan perangkat lainnya untuk menjalin kelancaran entri data secara nasional.

4. http://pispk.kemkes.go.id/id/program-pispk/pelaksanaan-pendekatan-keluarga-sehat/

Pelaksanaan Pendekatan Keluarga Sehat

Yang dimaksud satu keluarga adalah satu kesatuan keluarga inti (ayah, ibu, dan anak) sebagaimana
dinyatakan dalam Kartu Keluarga. Jika dalam satu rumah tangga terdapat kakek dan atau nenek atau
individu lain, maka rumah tangga tersebut dianggap terdiri lebih dari satu keluarga. Untuk
menyatakan bahwa suatu keluarga sehat atau tidak digunakan sejumlah penanda atau indikator.
Dalam rangka pelaksanaaan Program Indonesia Sehat telah disepakati adanya 12 indikator utama
untuk penanda status kesehatan sebuah keluarga. Kedua belas indikator utama tersebut adalah
sebagai berikut.

Keluarga mengikuti program Keluarga Berencana (KB)

Ibu melakukan persalinan di fasilitas kesehatan

Bayi mendapat imunisasi dasar lengkap

Bayi mendapat air susu ibu (ASI) eksklusif

Balita mendapatkan pemantauan pertumbuhan

Penderita tuberkulosis paru mendapatkan pengobatan sesuai standar

Penderita hipertensi melakukan pengobatan secara teratur

Penderita gangguan jiwa mendapatkan pengobatan dan tidak ditelantarkan

Anggota keluarga tidak ada yang merokok


Keluarga sudah menjadi anggota Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)

Keluarga mempunyai akses sarana air bersih

Keluarga mempunyai akses atau menggunakan jamban sehat

Berdasarkan indikator tersebut, dilakukan penghitungan Indeks Keluarga Sehat (IKS) dari setiap
keluarga. Sedangkan keadaan masing-masing indikator, mencerminkan kondisi PHBS dari keluarga
yang bersangkutan.

Dalam pelaksanaan pendekatan keluarga ini tiga hal berikut harus diadakan atau dikembangkan,
yaitu:

Instrumen yang digunakan di tingkat keluarga.

Forum komunikasi yang dikembangkan untuk kontak dengan keluarga.

Keterlibatan tenaga dari masyarakat sebagai mitra Puskesmas.

Instrumen yang diperlukan di tingkat keluarga adalah sebagai berikut.

Profil Kesehatan Keluarga (selanjutnya disebut Prokesga), berupa family folder, yang merupakan
sarana untuk merekam (menyimpan) data keluarga dan data individu anggota keluarga. Data
keluarga meliputi komponen rumah sehat (akses/ ketersediaan air bersih dan akses/penggunaan
jamban sehat). Data individu anggota keluarga mencantumkan karakteristik individu (umur, jenis
kelamin, pendidikan, dan lain-lain) serta kondisi individu yang bersangkutan: mengidap penyakit
(hipertensi, tuberkulosis, dan gangguan jiwa) serta perilakunya (merokok, ikut KB, memantau
pertumbuhan dan perkembangan balita, pemberian ASI eksklusif, dan lain-lain).

Paket Informasi Keluarga (selanjutnya disebut Pinkesga), berupa flyer, leaflet, buku saku, atau
bentuk lainnya, yang diberikan kepada keluarga sesuai masalah kesehatan yang dihadapinya.
Misalnya: Flyer tentang Kehamilan dan Persalinan untuk keluarga yang ibunya sedang hamil, Flyer
tentang Pertumbuhan Balita untuk keluarga yang mempunyai balita, Flyer tentang Hipertensi untuk
mereka yang menderita hipertensi, dan lain-lain.

Forum komunikasi yang digunakan untuk kontak dengan keluarga dapat berupa forum-forum
berikut.

Kunjungan rumah ke keluarga-keluarga di wilayah kerja Puskesmas.

Diskusi kelompok terarah (DKT) atau biasa dikenal dengan focus group discussion (FGD) melalui Dasa

Wisma dari PKK.


Kesempatan konseling di UKBM (Posyandu, Posbindu, Pos UKK, dan lain-lain).

Forum-forum yang sudah ada di masyarakat seperti majelis taklim, rembug desa, selapanan, dan
lain-lain.

Sedangkan keterlibatan tenaga dari masyarakat sebagai mitra dapat diupayakan dengan
menggunakan tenaga-tenaga berikut.

Kader-kader kesehatan, seperti kader Posyandu, kader Posbindu, kader Poskestren, kader PKK, dan

lain-lain.

Pengurus organisasi kemasyarakatan setempat, seperti pengurus PKK, pengurus Karang Taruna,
pengelola pengajian, dan lain-lain.

Target Program PIS PK pada tahun 2019 adalah pelaksaan di seluruh puskesmas di Indonesia

5. http://pispk.kemkes.go.id/id/faq/

FAQ

FAQ (Frequently Asked Questions)

Daftar kumpulan pertanyaan dan jawaban yang sering di pertanyakan tentang berbagai hal yang
berhubungan dengan Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga

Pertanyaan

Apa itu FAQ ?


Jawaban

Frequently Asked Questions (FAQ) adalah daftar kumpulan pertanyaan dan jawaban yang sering di
pertanyakan tentang berbagai hal.

Pertanyaan

Apa itu IKS?

Jawaban

IKS adalah Indeks Keluarga Sehat yang perhitungannya diambil dari rekapitulasi data dari 12
indikator yang diambil datanya dan hasilnya dibagi menjadi 3, yaitu : 1) Keluarga Sehat, bila IKS >
0,800; 2) Keluarga Pra Sehat, bila IKS = 0,500 0,800; 3) Keluarga Tidak Sehat, bila IKS < 0,500

Pertanyaan

Apa itu pendataan keluarga?

Jawaban

Pendataan keluarga dilakukan terhadap seluruh keluarga dalam wilayah kerja Puskesmas dengan
menggunakan formulir pengumpulan data untuk Prokesga. Prokesga berisi data di tingkat keluarga
dan data dari semua individu anggota keluarga tersebut (sebagaimana tercantum dalam Kartu
Keluarga). Data yang dicatat minimal data dari 12 indikator tersebut di atas. Sesuai kondisi daerah,
Prokesga dapat dikembangkan sehingga mencakup indikator-indikator lain yang dianggap penting di
daerah tersebut. Dengan demikian, data yang dicatat bisa relatif lengkap sesuai kebutuhan daerah

Pertanyaan

Perbedaan Prilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), Perawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas)
dengan Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga (PIS-PK)

Jawaban

Pertanyaan

Apa saja indikator untuk IKS?

Jawaban

Keluarga mengikuti program KB

Persalinan di Fasilitas Kesehatan

Bayi mendapat imunisasi dasar lengkap

Bayi mendapat ASI eksklusif

Pertumbuhan Balita dipantau

Penderita TB paru berobat sesuai standar


Penderita hipertensi berobat teratur

Penderita gangguan jiwa tidak ditelantarkan dan diobati

Anggota keluarga tidak ada yang merokok

Keluarga sudah menjadi anggota JKN

Keluarga mempunyai saran air bersih

Keluarga menggunakan jamban sehat

Pertanyaan

Apakah itu aplikasi Profil Kesehatan Keluarga (Prokesga)?

Jawaban

Aplikasi prokesga adalah aplikasi yang dibuat untuk melakukan pendataan keluarga di wilayah kerja
suatu Puskesmas

Pertanyaan

Kenapa harus menggunakan PIS-PK? Tidak menggunakan Program lainnya?

Jawaban

Pertanyaan
Bagaimana Penggunaan dana BOK di Puskesmas, apakah boleh digunakan untuk transport

Jawaban

Pertanyaan

Regulasi-regulasi dalam mendukung PIS-PK

Jawaban

– PMK No. 39 ttg Pedoman Penyelenggaraan Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga

– PMK No. 43 ttg Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan

– PMK No. 44 ttg Pedoman Manajemen Puskesmas

– PMK_No._19_ttg_Pendanaan_Program_Indonesia_Sehat_Dengan_Pendekatan_Keluarga_

– KEPMENKES NOMOR 85 TAHUN 2017 TTG SK LOKUS PIS PK 2017

Pertanyaan

Peserta Pelatihan PIS-PK apakah hanya berasal dari PNS, bagaimana dengan Non PNS (Kader,
Mahasiswa Poltekes, Tenaga Kontrak)

Jawaban

Pertanyaan

Road Map 2018 apakah sudah ditentukan?

Jawaban

Pertanyaan

Siapa saja yang boleh melakukan pendataan PIS-PK PNS, bagaimana dengan Non PNS (Kader,
Mahasiswa Poltekes, Tenaga Kontrak)

Jawaban

Pertanyaan

Bagaimana integrasi antara KPLDH dengan PIS-PK?


Jawaban

Integrasi antara Program Ketuk Pintu Layani dengan Hati (KPLDH) Provinsi DKI dengan PIS-PK saat ini
dalam proses sinkronisasi khususnya data-data dalam KPLDH akan dilakukan bridging ke dalam data
IKS. Proses sinkornisasi difasilitasi oleh Badan Litbangkes dan Dinkes DKI Jakarta

Pertanyaan

Usulan untuk membentuk Pusat Informasi terkait PIS-PK

Jawaban

Saat ini Pusdatin dalam proses pengembangan web PIS-PK, dan akan dilaunching setelah konten dan
tampilan web di setuji oleh pimpinan. Pertemuan awal Pusdatin-HPU untuk mendiskusikan konten
dan tampilan telah dilaksanakan pada hari Jumat 16 Juni 2016, pukul 13.30 di RR. HPU

Pertanyaan

Bagaimana bridging data dari aplikasi lain (KPLDH, Darbin) ke Aplikasi KS

Jawaban


Pertanyaan

Bagaimana Proses Pengusulan Pengajuan User Name dan Password Aplikasi KS oleh daerah?

Jawaban

Proses Penajuan user name dan pasword Aplikasi KS dapat dilakukan dengan 2 alternatif :

1. Kepala Puskesmas mangujakan surat resmi pengajuan user name dan password kepada Dinas
Kesehatan Kabupaten dengan melampirkan form pengajuan aplikasi KS yang telah diberikan oleh
Pusdatin ,

2. Apabila proses pengajuan di Dinkes Kab mengalami kendala, maka Kepala Puskesmas dapat
mengajukan surat resmi permintaan password kepada Pusdatin Kemkes dengan melampirkan form
pengajuan aplikasi KS yang telah diberikan oleh Pusdatin dan menembuskan surat tersebut kepada
Dinkes Kabupaten setempat.

6. http://www.depkes.go.id/article/view/17070700004/program-indonesia-sehat-dengan-
pendekatan-keluarga.html

Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga

Dipublikasikan Pada : Minggu, 01 Januari 2017 00:00:00, Dibaca : 83.048 Kali

Latar Belakang

Program Indonesia Sehat merupakan salah satu program dari Agenda ke-5 Nawa Cita, yaitu
Meningkatkan Kualitas Hidup Manusia Indonesia. Program ini didukung oleh program sektoral
lainnya yaitu Program Indonesia Pintar, Program Indonesia Kerja, dan Program Indonesia Sejahtera.
Program Indonesia Sehat selanjutnya menjadi program utama Pembangunan Kesehatan yang
kemudian direncanakan pencapaiannya melalui Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun
2015-2019, yang ditetapkan melalui Keputusan Menteri Kesehatan R.I. Nomor
HK.02.02/Menkes/52/2015.
Sasaran dari Program Indonesia Sehat adalah meningkatnya derajat kesehatan dan status gizi
masyarakat melalui upaya kesehatan dan pemberdayaan masyarakat yang didukung dengan
perlindungan finansial dan pemerataan pelayanan kesehatan. Sasaran ini sesuai dengan sasaran
pokok RPJMN 2015-2019, yaitu: (1) meningkatnya status kesehatan dan gizi ibu dan anak, (2)
meningkatnya pengendalian penyakit, (3) meningkatnya akses dan mutu pelayanan kesehatan dasar
dan rujukan terutama di daerah terpencil, tertinggal dan perbatasan, (4) meningkatnya cakupan
pelayanan kesehatan universal melalui Kartu Indonesia Sehat dan kualitas pengelolaan SJSN
kesehatan, (5) terpenuhinya kebutuhan tenaga kesehatan, obat dan vaksin, serta (6) meningkatnya
responsivitas sistem kesehatan.

Program Indonesia Sehat dilaksanakan dengan menegakkan tiga pilar utama, yaitu: (1) penerapan
paradigma sehat, (2) penguatan pelayanan kesehatan, dan (3) pelaksanaan jaminan kesehatan
nasional (JKN). Penerapan paradigma sehat dilakukan dengan strategi pengarusutamaan kesehatan
dalam pembangunan, penguatan upaya promotif dan preventif, serta pemberdayaan masyarakat.
Penguatan pelayanan kesehatan dilakukan dengan strategi peningkatan akses pelayanan kesehatan,
optimalisasi sistem rujukan, dan peningkatan mutu menggunakan pendekatan continuum of care
dan intervensi berbasis risiko kesehatan. Sedangkan pelaksanaan JKN dilakukan dengan strategi
perluasan sasaran dan manfaat (benefit), serta kendali mutu dan biaya. Kesemuanya itu ditujukan
kepada tercapainya keluarga-keluarga sehat.

Latar Belakang Program Indonesia Sehat merupakan salah satu program dari Agenda ke-5 Nawa Cita,
yaitu Meningkatkan Kualitas Hidup Manusia Indonesia. Program ini didukung oleh program sektoral
lainnya yaitu Program Indonesia Pintar, Program Indonesia Kerja, dan Program Indonesia Sejahtera.
Program Indonesia Sehat selanjutnya menjadi program utama Pembangunan Kesehatan yang
kemudian direncanakan pencapaiannya melalui Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun
2015-2019, yang ditetapkan melalui Keputusan Menteri Kesehatan R.I. Nomor
HK.02.02/Menkes/52/2015. latar belakang 1 Sasaran dari Program Indonesia Sehat adalah
meningkatnya derajat kesehatan dan status gizi masyarakat melalui upaya kesehatan dan
pemberdayaan masyarakat yang didukung dengan perlindungan finansial dan pemerataan
pelayanan kesehatan. Sasaran ini sesuai dengan sasaran pokok RPJMN 2015-2019, yaitu: (1)
meningkatnya status kesehatan dan gizi ibu dan anak, (2) meningkatnya pengendalian penyakit, (3)
meningkatnya akses dan mutu pelayanan kesehatan dasar dan rujukan terutama di daerah terpencil,
tertinggal dan perbatasan, (4) meningkatnya cakupan pelayanan kesehatan universal melalui Kartu
Indonesia Sehat dan kualitas pengelolaan SJSN kesehatan, (5) terpenuhinya kebutuhan tenaga
kesehatan, obat dan vaksin, serta (6) meningkatnya responsivitas sistem kesehatan. Program
Indonesia Sehat dilaksanakan dengan menegakkan tiga pilar utama, yaitu: (1) penerapan paradigma
sehat, (2) penguatan pelayanan kesehatan, dan (3) pelaksanaan jaminan kesehatan nasional (JKN).
Penerapan paradigma sehat dilakukan dengan strategi pengarusutamaan kesehatan dalam
pembangunan, penguatan upaya promotif dan preventif, serta pemberdayaan masyarakat.
Penguatan pelayanan kesehatan dilakukan dengan strategi peningkatan akses pelayanan kesehatan,
optimalisasi sistem rujukan, dan peningkatan mutu menggunakan pendekatan continuum of care
dan intervensi berbasis risiko kesehatan. Sedangkan pelaksanaan JKN dilakukan dengan strategi
perluasan sasaran dan manfaat (benefit), serta kendali mutu dan biaya. Kesemuanya itu ditujukan
kepada tercapainya keluarga-keluarga sehat.

Konsep Keluarga

Pendekatan keluarga adalah salah satu cara Puskesmas untuk meningkatkan jangkauan sasaran dan
mendekatkan/meningkatkan akses pelayanan kesehatan di wilayah kerjanya dengan mendatangi
keluarga. Puskesmas tidak hanya menyelenggarakan pelayanan kesehatan di dalam gedung,
melainkan juga keluar gedung dengan mengunjungi keluarga di wilayah kerjanya.

Keluarga sebagai fokus dalam pendekatan pelaksanaan program Indonesia Sehat karena menurut
Friedman (1998), terdapat Lima fungsi keluarga, yaitu:1. Fungsi afektif (The Affective Function)
adalah fungsi keluarga yang utama untuk mengajarkan segala sesuatu untuk mempersiapkan
anggota keluarga berhubungan dengan orang lain. Fungsi ini dibutuhkan untuk perkembangan
individu dan psikososial anggota keluarga.2. Fungsi sosialisasi yaitu proses perkembangan dan
perubahan yang dilalui individu yang menghasilkan interaksi sosial dan belajar berperan dalam
lingkungan sosialnya. Sosialisasi dimulai sejak lahir. Fungsi ini berguna untuk membina sosialisasi
pada anak, membentuk norma-norma tingkah laku sesuai dengan tingkat perkembangan anak dan
dan meneruskan nilai-nilai budaya keluarga.3. Fungsi reproduksi (The Reproduction Function) adalah
fungsi untuk mempertahankan generasi dan menjaga kelangsungan keluarga.4. Fungsi ekonomi (The
Economic Function) yaitu keluarga berfungsi untuk memenuhi kebutuhan keluarga secara ekonomi
dan tempat untuk mengembangkan kemampuan individu meningkatkan penghasilan untuk
memenuhi kebutuhan keluarga.5. Fungsi perawatan atau pemeliharaan kesehatan (The Health Care
Function) adalah untuk mempertahankan keadaan kesehatan anggota keluarga agar tetap memiliki
produktivitas yang tinggi. Fungsi ini dikembangkan menjadi tugas keluarga di bidang kesehatan.
Sedangkan tugas-tugas keluarga dalam pemeliharaan kesehatan adalah:a. Mengenal gangguan
perkembangan kesehatan setiap anggota keluarganya,b. Mengambil keputusan untuk tindakan
kesehatan yang tepat,c. Memberikan perawatan kepada anggota keluarga yang sakit,d.
Mempertahankan suasana rumah yang menguntungkan untuk kesehatan dan perkembangan
kepribadian anggota keluarganya,e. Mempertahankan hubungan timbal balik antara keluarga dan
fasilitas kesehatan.

Pendekatan keluarga yang dimaksud dalam pedoman umum ini merupakan pengembangan dari
kunjungan rumah oleh Puskesmas dan perluasan dari upaya Perawatan Kesehatan Masyarakat
(Perkesmas), yang meliputi kegiatan berikut.1. Kunjungan keluarga untuk pendataan/pengumpulan
data Profil Kesehatan Keluarga dan peremajaan (updating) pangkalan datanya.2. Kunjungan keluarga
dalam rangka promosi kesehatan sebagai upaya promotif dan preventif.3. Kunjungan keluarga untuk
menidaklanjuti pelayanan kesehatan dalam gedung.4. Pemanfaatan data dan informasi dari Profil
Kesehatan Keluarga untuk pengorganisasian/ pemberdayaan masyarakat dan manajemen
Puskesmas.
Konsep Keluarga Pendekatan keluarga adalah salah satu cara Puskesmas untuk meningkatkan
jangkauan sasaran dan mendekatkan/meningkatkan akses pelayanan kesehatan di wilayah kerjanya
dengan mendatangi keluarga. Puskesmas tidak hanya menyelenggarakan pelayanan kesehatan di
dalam gedung, melainkan juga keluar gedung dengan mengunjungi keluarga di wilayah kerjanya.
Keluarga sebagai fokus dalam pendekatan pelaksanaan program Indonesia Sehat karena menurut
Friedman (1998), terdapat Lima fungsi keluarga, yaitu: 1. Fungsi afektif (The Affective Function)
adalah fungsi keluarga yang utama untuk mengajarkan segala sesuatu untuk mempersiapkan
anggota keluarga berhubungan dengan orang lain. Fungsi ini dibutuhkan untuk perkembangan
individu dan psikososial anggota keluarga. 2. Fungsi sosialisasi yaitu proses perkembangan dan
perubahan yang dilalui individu yang menghasilkan interaksi sosial dan belajar berperan dalam
lingkungan sosialnya. Sosialisasi dimulai sejak lahir. Fungsi ini berguna untuk membina sosialisasi
pada anak, membentuk norma-norma tingkah laku sesuai dengan tingkat perkembangan anak dan
dan meneruskan nilai-nilai budaya keluarga. 3. Fungsi reproduksi (The Reproduction Function)
adalah fungsi untuk mempertahankan generasi dan menjaga kelangsungan keluarga. 4. Fungsi
ekonomi (The Economic Function) yaitu keluarga berfungsi untuk memenuhi kebutuhan keluarga
secara ekonomi dan tempat untuk mengembangkan kemampuan individu meningkatkan
penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga. 5. Fungsi perawatan atau pemeliharaan
kesehatan (The Health Care Function) adalah untuk mempertahankan keadaan kesehatan anggota
keluarga agar tetap memiliki produktivitas yang tinggi. Fungsi ini dikembangkan menjadi tugas
keluarga di bidang kesehatan. Sedangkan tugas-tugas keluarga dalam pemeliharaan kesehatan
adalah: a. Mengenal gangguan perkembangan kesehatan setiap anggota keluarganya, b. Mengambil
keputusan untuk tindakan kesehatan yang tepat, c. Memberikan perawatan kepada anggota
keluarga yang sakit, d. Mempertahankan suasana rumah yang menguntungkan untuk kesehatan dan
perkembangan kepribadian anggota keluarganya, e. Mempertahankan hubungan timbal balik antara
keluarga dan fasilitas kesehatan. Pendekatan keluarga yang dimaksud dalam pedoman umum ini
merupakan pengembangan dari kunjungan rumah oleh Puskesmas dan perluasan dari upaya
Perawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas), yang meliputi kegiatan berikut. 1. Kunjungan
keluarga untuk pendataan/pengumpulan data Profil Kesehatan Keluarga dan peremajaan (updating)
pangkalan datanya. 2. Kunjungan keluarga dalam rangka promosi kesehatan sebagai upaya promotif
dan preventif. 3. Kunjungan keluarga untuk menidaklanjuti pelayanan kesehatan dalam gedung. 4.
Pemanfaatan data dan informasi dari Profil Kesehatan Keluarga untuk pengorganisasian/
pemberdayaan masyarakat dan manajemen Puskesmas.

Pelaksanaan Pendekatan Keluarga Sehat

Yang dimaksud satu keluarga adalah satu kesatuan keluarga inti (ayah, ibu, dan anak) sebagaimana
dinyatakan dalam Kartu Keluarga. Jika dalam satu rumah tangga terdapat kakek dan atau nenek atau
individu lain, maka rumah tangga tersebut dianggap terdiri lebih dari satu keluarga. Untuk
menyatakan bahwa suatu keluarga sehat atau tidak digunakan sejumlah penanda atau indikator.
Dalam rangka pelaksanaaan Program Indonesia Sehat telah disepakati adanya 12 indikator utama
untuk penanda status kesehatan sebuah keluarga. Kedua belas indikator utama tersebut adalah
sebagai berikut.

1. Keluarga mengikuti program Keluarga Berencana (KB)

2. Ibu melakukan persalinan di fasilitas kesehatan

3. Bayi mendapat imunisasi dasar lengkap

4. Bayi mendapat air susu ibu (ASI) eksklusif

5. Balita mendapatkan pemantauan pertumbuhan

6. Penderita tuberkulosis paru mendapatkan pengobatan sesuai standar

7. Penderita hipertensi melakukan pengobatan secara teratur

8. Penderita gangguan jiwa mendapatkan pengobatan dan tidak ditelantarkan

9. Anggota keluarga tidak ada yang merokok

10. Keluarga sudah menjadi anggota Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)

11. Keluarga mempunyai akses sarana air bersih

12. Keluarga mempunyai akses atau menggunakan jamban sehat

Berdasarkan indikator tersebut, dilakukan penghitungan Indeks Keluarga Sehat (IKS) dari setiap
keluarga. Sedangkan keadaan masing-masing indikator, mencerminkan kondisi PHBS dari keluarga
yang bersangkutan.

Dalam pelaksanaan pendekatan keluarga ini tiga hal berikut harus diadakan atau dikembangkan,
yaitu:

Instrumen yang digunakan di tingkat keluarga.

Forum komunikasi yang dikembangkan untuk kontak dengan keluarga. Keterlibatan tenaga dari
masyarakat sebagai mitra Puskesmas.

Instrumen yang diperlukan di tingkat keluarga adalah sebagai berikut.

- Profil Kesehatan Keluarga (selanjutnya disebut Prokesga), berupa family folder, yang merupakan
sarana untuk merekam (menyimpan) data keluarga dan data individu anggota keluarga. Data
keluarga meliputi komponen rumah sehat (akses/ ketersediaan air bersih dan akses/penggunaan
jamban sehat). Data individu anggota keluarga mencantumkan karakteristik individu (umur, jenis
kelamin, pendidikan, dan lain-lain) serta kondisi individu yang bersangkutan: mengidap penyakit
(hipertensi, tuberkulosis, dan gangguan jiwa) serta perilakunya (merokok, ikut KB, memantau
pertumbuhan dan perkembangan balita, pemberian ASI eksklusif, dan lain-lain).

- Paket Informasi Keluarga (selanjutnya disebut Pinkesga), berupa flyer, leaflet, buku saku, atau
bentuk lainnya, yang diberikan kepada keluarga sesuai masalah kesehatan yang dihadapinya.
Misalnya: Flyer tentang Kehamilan dan Persalinan untuk keluarga yang ibunya sedang hamil, Flyer
tentang Pertumbuhan Balita untuk keluarga yang mempunyai balita, Flyer tentang Hipertensi untuk
mereka yang menderita hipertensi, dan lain-lain.

Forum komunikasi yang digunakan untuk kontak dengan keluarga dapat berupa forum-forum
berikut.

- Kunjungan rumah ke keluarga-keluarga di wilayah kerja Puskesmas.

- Diskusi kelompok terarah (DKT) atau biasa dikenal dengan focus group discussion (FGD) melalui
Dasa Wisma dari PKK.

- Kesempatan konseling di UKBM (Posyandu, Posbindu, Pos UKK, dan lain-lain).

- Forum-forum yang sudah ada di masyarakat seperti majelis taklim, rembug desa, selapanan, dan
lain-lain.

Sedangkan keterlibatan tenaga dari masyarakat sebagai mitra dapat diupayakan dengan
menggunakan tenaga-tenaga berikut.

- Kader-kader kesehatan, seperti kader Posyandu, kader Posbindu, kader Poskestren, kader PKK, dan
lain-lain.

- Pengurus organisasi kemasyarakatan setempat, seperti pengurus PKK, pengurus Karang Taruna,
pengelola pengajian, dan lain-lain.

Pelaksanaan Pendekatan Keluarga Sehat Yang dimaksud satu keluarga adalah satu kesatuan keluarga
inti (ayah, ibu, dan anak) sebagaimana dinyatakan dalam Kartu Keluarga. Jika dalam satu rumah
tangga terdapat kakek dan atau nenek atau individu lain, maka rumah tangga tersebut dianggap
terdiri lebih dari satu keluarga. Untuk menyatakan bahwa suatu keluarga sehat atau tidak digunakan
sejumlah penanda atau indikator. Dalam rangka pelaksanaaan Program Indonesia Sehat telah
disepakati adanya 12 indikator utama untuk penanda status kesehatan sebuah keluarga. Kedua belas
indikator utama tersebut adalah sebagai berikut. Keluarga mengikuti program Keluarga Berencana
(KB) Ibu melakukan persalinan di fasilitas kesehatan Bayi mendapat imunisasi dasar lengkap Bayi
mendapat air susu ibu (ASI) eksklusif Balita mendapatkan pemantauan pertumbuhan Penderita
tuberkulosis paru mendapatkan pengobatan sesuai standar Penderita hipertensi melakukan
pengobatan secara teratur Penderita gangguan jiwa mendapatkan pengobatan dan tidak
ditelantarkan Anggota keluarga tidak ada yang merokok Keluarga sudah menjadi anggota Jaminan
Kesehatan Nasional (JKN) Keluarga mempunyai akses sarana air bersih Keluarga mempunyai akses
atau menggunakan jamban sehat Berdasarkan indikator tersebut, dilakukan penghitungan Indeks
Keluarga Sehat (IKS) dari setiap keluarga. Sedangkan keadaan masing-masing indikator,
mencerminkan kondisi PHBS dari keluarga yang bersangkutan.

Dalam pelaksanaan pendekatan keluarga ini tiga hal berikut harus diadakan atau dikembangkan,
yaitu: Instrumen yang digunakan di tingkat keluarga. Forum komunikasi yang dikembangkan untuk
kontak dengan keluarga. Keterlibatan tenaga dari masyarakat sebagai mitra Puskesmas. Instrumen
yang diperlukan di tingkat keluarga adalah sebagai berikut. Profil Kesehatan Keluarga (selanjutnya
disebut Prokesga), berupa family folder, yang merupakan sarana untuk merekam (menyimpan) data
keluarga dan data individu anggota keluarga. Data keluarga meliputi komponen rumah sehat (akses/
ketersediaan air bersih dan akses/penggunaan jamban sehat). Data individu anggota keluarga
mencantumkan karakteristik individu (umur, jenis kelamin, pendidikan, dan lain-lain) serta kondisi
individu yang bersangkutan: mengidap penyakit (hipertensi, tuberkulosis, dan gangguan jiwa) serta
perilakunya (merokok, ikut KB, memantau pertumbuhan dan perkembangan balita, pemberian ASI
eksklusif, dan lain-lain). Paket Informasi Keluarga (selanjutnya disebut Pinkesga), berupa flyer,
leaflet, buku saku, atau bentuk lainnya, yang diberikan kepada keluarga sesuai masalah kesehatan
yang dihadapinya. Misalnya: Flyer tentang Kehamilan dan Persalinan untuk keluarga yang ibunya
sedang hamil, Flyer tentang Pertumbuhan Balita untuk keluarga yang mempunyai balita, Flyer
tentang Hipertensi untuk mereka yang menderita hipertensi, dan lain-lain.

Forum komunikasi yang digunakan untuk kontak dengan keluarga dapat berupa forum-forum
berikut. Kunjungan rumah ke keluarga-keluarga di wilayah kerja Puskesmas. Diskusi kelompok
terarah (DKT) atau biasa dikenal dengan focus group discussion (FGD) melalui Dasa Wisma dari PKK.
Kesempatan konseling di UKBM (Posyandu, Posbindu, Pos UKK, dan lain-lain). Forum-forum yang
sudah ada di masyarakat seperti majelis taklim, rembug desa, selapanan, dan lain-lain. Sedangkan
keterlibatan tenaga dari masyarakat sebagai mitra dapat diupayakan dengan menggunakan tenaga-
tenaga berikut. Kader-kader kesehatan, seperti kader Posyandu, kader Posbindu, kader Poskestren,
kader PKK, dan lain-lain. Pengurus organisasi kemasyarakatan setempat, seperti pengurus PKK,
pengurus Karang Taruna, pengelola pengajian, dan lain-lain.

Peran Pemangku kepentingan

Pelaksanaan Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga di tingkat Puskesmas dilakukan
kegiatan-kegiatan sebagai berikut.
- Melakukan pendataan kesehatan keluarga menggunakan Prokesga oleh Pembina Keluarga (dapat
dibantu oleh kader kesehatan).

- Membuat dan mengelola pangkalan data Puskesmas oleh tenaga pengelola data Puskesmas.

- Menganalisis, merumuskan intervensi masalah kesehatan, dan menyusun rencana Puskesmas oleh
Pimpinan Puskesmas.

- Melaksanakan penyuluhan kesehatan melalui kunjungan rumah oleh Pembina Keluarga.

- Melaksanakan pelayanan profesional (dalam gedung dan luar gedung) oleh tenaga
teknis/profesional Puskesmas.

- Melaksanakan Sistem Informasi dan Pelaporan Puskesmas oleh tenaga pengelola data Puskesmas.

Kegiatan-kegiatan tersebut harus diintegrasikan ke dalam langkah-langkah manajemen Puskesmas


yang mencakup P1 (Perencanaan), P2 (Penggerakan-Pelaksanaan), dan P3 (Pengawasan-
Pengendalian-Penilaian).

Peran Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota

Peran Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota sebagai pemilik Unit Pelaksana Teknis/Puskesmas adalah
mengupayakan dengan sungguhsungguh agar Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014
terpenuhi untuk semua Puskesmas di wilayah kerjanya. Dalam rangka pelaksanaan pendekatan
keluarga oleh Puskesmas, Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota memiliki tiga peran utama, yakni:
pengembangan sumber daya, koordinasi dan bimbingan, serta pemantauan dan pengendalian.

Peran Dinas Kesehatan Provinsi

Peran Dinas Kesehatan Provinsi dalam penyelenggaraan Puskesmas secara umum adalah
memfasilitasi dan mengoordinasikan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota di wilayah kerjanya untuk
berupaya dengan sungguh-sungguh agar Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014
terpenuhi di semua Puskesmas. Dalam rangka pelaksanaan pendekatan keluarga, Dinas Kesehatan
Provinsi juga memiliki tiga peran utama, yakni: pengembangan sumber daya, koordinasi dan
bimbingan, serta pemantauan dan pengendalian.

Peran Kementerian Kesehatan


Kementerian Kesehatan sebagai Pemerintah Pusat dalam menyelenggarakan urusan pemerintahan
konkuren sebagaimana UU No. 23 Tentang Pemerintahan Daerah berwenang untuk: (a) menetapkan
norma, standar, prosedur, dan kriteria dalam rangka penyelenggaraan urusan pemerintahan; (b)
melaksanakan pembinaan dan pengawasan terhadap penyelenggaraan urusan pemerintahan yang
menjadi kewenangan daerah, selain juga pengembangan sumber daya, koordinasi dan bimbingan,
serta pemantauan dan evaluasi.

Peran dan Tanggung Jawab Lintas Sektor

Keberhasilan Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga diukur dengan Indeks Keluarga
Sehat, yang merupakan komposit dari 12 indikator. Semakin banyak indikator yang dapat dipenuhi
oleh suatu keluarga, maka status keluarga tersebut akan mengarah kepada Keluarga Sehat.
Sementara itu, semakin banyak keluarga yang mencapai status Keluarga Sehat, maka akan semakin
dekat tercapainya Indonesia Sehat.

Sehubungan dengan hal tersebut, disadari bahwa keberhasilan Program Indonesia Sehat dengan
Pendekatan Keluarga juga sangat ditentukan oleh peran dan tanggung jawab sektor-sektor lain di
luar sektor kesehatan (lintas sektor). Kementerian dan lembaga yang dapat ikut berperan dalam
program ini misalnya Kementerian PDT, Kemendikbud, Kemenristekdikti, Kemenpan & RB,
Kemenkominfo, Kemendagri/Pemda, Kemenperindag, Kemenaker, Kemenag, BKKBN, TNI dan POLRI.

Peran Pemangku Kepentingan Peran Puskesmas Pelaksanaan Program Indonesia Sehat dengan
Pendekatan Keluarga di tingkat Puskesmas dilakukan kegiatan-kegiatan sebagai berikut. Melakukan
pendataan kesehatan keluarga menggunakan Prokesga oleh Pembina Keluarga (dapat dibantu oleh
kader kesehatan). Membuat dan mengelola pangkalan data Puskesmas oleh tenaga pengelola data
Puskesmas. Menganalisis, merumuskan intervensi masalah kesehatan, dan menyusun rencana
Puskesmas oleh Pimpinan Puskesmas. Melaksanakan penyuluhan kesehatan melalui kunjungan
rumah oleh Pembina Keluarga. Melaksanakan pelayanan profesional (dalam gedung dan luar
gedung) oleh tenaga teknis/profesional Puskesmas. Melaksanakan Sistem Informasi dan Pelaporan
Puskesmas oleh tenaga pengelola data Puskesmas. Kegiatan-kegiatan tersebut harus diintegrasikan
ke dalam langkah-langkah manajemen Puskesmas yang mencakup P1 (Perencanaan), P2
(Penggerakan-Pelaksanaan), dan P3 (Pengawasan-Pengendalian-Penilaian). Peran Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota Peran Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota sebagai pemilik Unit Pelaksana
Teknis/Puskesmas adalah mengupayakan dengan sungguhsungguh agar Peraturan Menteri
Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014 terpenuhi untuk semua Puskesmas di wilayah kerjanya. Dalam
rangka pelaksanaan pendekatan keluarga oleh Puskesmas, Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
memiliki tiga peran utama, yakni: pengembangan sumber daya, koordinasi dan bimbingan, serta
pemantauan dan pengendalian. Peran Dinas Kesehatan Provinsi Peran Dinas Kesehatan Provinsi
dalam penyelenggaraan Puskesmas secara umum adalah memfasilitasi dan mengoordinasikan Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota di wilayah kerjanya untuk berupaya dengan sungguh-sungguh agar
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014 terpenuhi di semua Puskesmas. Dalam rangka
pelaksanaan pendekatan keluarga, Dinas Kesehatan Provinsi juga memiliki tiga peran utama, yakni:
pengembangan sumber daya, koordinasi dan bimbingan, serta pemantauan dan pengendalian.
Peran Kementerian Kesehatan Kementerian Kesehatan sebagai Pemerintah Pusat dalam
menyelenggarakan urusan pemerintahan konkuren sebagaimana UU No. 23 Tentang Pemerintahan
Daerah berwenang untuk: (a) menetapkan norma, standar, prosedur, dan kriteria dalam rangka
penyelenggaraan urusan pemerintahan; (b) melaksanakan pembinaan dan pengawasan terhadap
penyelenggaraan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah, selain juga
pengembangan sumber daya, koordinasi dan bimbingan, serta pemantauan dan evaluasi. Peran dan
Tanggung Jawab Lintas Sektor Keberhasilan Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga
diukur dengan Indeks Keluarga Sehat, yang merupakan komposit dari 12 indikator. Semakin banyak
indikator yang dapat dipenuhi oleh suatu keluarga, maka status keluarga tersebut akan mengarah
kepada Keluarga Sehat. Sementara itu, semakin banyak keluarga yang mencapai status Keluarga
Sehat, maka akan semakin dekat tercapainya Indonesia Sehat. Sehubungan dengan hal tersebut,
disadari bahwa keberhasilan Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga juga sangat
ditentukan oleh peran dan tanggung jawab sektor-sektor lain di luar sektor kesehatan (lintas sektor).
Kementerian dan lembaga yang dapat ikut berperan dalam program ini misalnya Kementerian PDT,
Kemendikbud, Kemenristekdikti, Kemenpan & RB, Kemenkominfo, Kemendagri/Pemda,
Kemenperindag, Kemenaker, Kemenag, BKKBN, TNI dan POLRI.

7. http://www.depkes.go.id/resources/download/lain/PMK_No.39_ttg_PIS_PK.pdf

8.
http://www.depkes.go.id/resources/download/lain/Petunjuk%20Teknis%20Penguatan%20Manajem
en%20Puskesmas%20dengan%20Pendekatan%20Keluarga.pdf

9.
http://www.depkes.go.id/resources/download/lain/Buku%20Program%20Indonesia%20Sehat%20d
engan%20Pendekatan%20Keluarga.pdf

Anda mungkin juga menyukai