Anda di halaman 1dari 9

JURNAL 13 FONDASI DAN BUKTI MATEMATIKA (

MPMT 5103 )
SUCI NURHADAYANI NIM : 500903543

METODE – METODE PEMBUKTIAN DALAM MATEMATIKA

Pada umumnya metode pembuktian menggunakan konsep logika matematika. Adapun


metode pembuktian matematika yang dibahas dalam buku ini adalah: Pembuktian langsung,
Pembuktian tidak langsung, Bukti dengan Kontradiksi, Bukti dengan Contoh Penyangkal,
dan Bukti dengan Induksi Matematika.

A. Pembuktian Langsung

Metode ini didasarkan pada proposisi bahwa: Jika kita misalkan (asumsikan) P bernilai benar,
maka dengan informasi yang sudah kita punyai dari p; kita harus membuktikan bahwa q
benar.

Contoh 1:

Buktikan bahwa kuadrat dari sebarang bilangan genap merupakan bilangan genap juga.

Pembahasan:

Di sini kita punya bentuk proporsi:

𝑝 ≡ 𝑛 adalah bilangan genap dan𝑞 ≡ 𝑛2 adalah bilangan genap.

Berikut ini cara pembuktian langsung:

Misalkan 𝑛 = 2𝑘 , dimana 𝑘 ∈ 𝑍

Akan ditunjukkan bahwa 𝑛2 = 2𝑙 dimana 𝑙 ∈ 𝑍

Perhatikan bahwa:

𝑛2 = (2𝑘)2 = 4𝑘 2 = 2(2𝑘 2 ) = 2𝑙 dimana 𝑙 = 2𝑘 2 ∈ 𝑍

Jadi, n2 adalah bilangan genap (Terbukti )

Contoh 2

Buktikan bahwa jika n bilangan bulat ganjil, maka 𝑛2 bilangan bulat ganjil.

Pembahasan :

Kita akan membuktikan pernyataan implikasi p → q, dengan :


p : Jika n bilangan bulat ganjil

q : 𝑛2 bilangan bulat ganjil

Mula-mula kita misalkan bahwa p benar, yaitu n merupakan bilangan bulat ganjil, akan
dibuktikan bahwa 𝑛2 bilangan bulat ganjil. Karena n bilangan bulat ganjil, maka kita bisa
tuliskan sebagai n = 2k + 1, untuk semua bilangan bulat k.

Selanjutnya kita perhatikan 𝑛2 = (2𝑘 + 1)2 = 4𝑘2+ 4k + 1 = 2(2𝑘2 + k) + 1.

Kita misalkan m = 2𝑘2 + k , sehingga menjadi :

𝑛2 = 2m + 1 (ini merupakan bentuk dari bilangan bulat ganjil).

Jadi pernyataan tersebut terbukti. ∎

Contoh 3

Buktikan bahwa jika a bilangan ganjil dan b bilangan genap, maka 3𝑎2 – b + 1 adalah
bilangan genap.

Pembahasan :

Kita akan membuktikan pernyataan implikasi p → q, dengan :

p : a bilangan ganjil dan b bilangan genap

q : 3𝑎2 – b + 1 adalah bilangan genap

Mula mula kita misalkan p benar, yaitu a bilangan ganjil dan b bilangan genap, akan
dibuktikan bahwa 3𝑎2 – b + 1 adalah bilangan genap. Karena a bilangan ganjil, dapat
dituliskan sebagai a = 2k + 1 , dan karena b bilangan genap, dapat dituliskan sebagai b
= 2p , Dimana k dan p bilangan bulat.

Selanjutnya perhatikan 3𝑎2 – b + 1 = 3(2𝑘 + 1)2 – 2s + 1 = 3(4𝑘2 + 4k +1) -2s + 1 =


12𝑘2 + 12k + 4 – 2s = 2(6𝑘2+ 6k – s) . Kita misalkan r = 6𝑘2+ 6k – s sehingga 3𝑎2 – b +
1 = 2r (ini merupakan bentuk dari bilangan genap).

Jadi pernyataan tersebut terbukti. ∎

B. Pembuktian Tidak Langsung Dengan Kontraposisi

Adakalanya untuk membuktikan suatu pernyataan matematis, pembuktian langsung


terasa sulit. Jika hal ini terjadi, maka kita bisa gunakan cara lain yakni pembuktian
secara tidak langsung. Pembuktian tidak langsung adalah pembuktian suatu kalimat
atau sifat matematika dengan mengubah susunan kalimat tersebut. Pada bagian ini akan
dijelaskan mengenai pembuktian tidak langsung dengan kontraposisi.
Kita tahu bahwa pernyataan implikasi p → q akan ekuivalen dengan kontraposisinya
yakni ~𝑞 → ~𝑝, atau bisa kita tulis p → q ≡ ~𝑞 → ~𝑝 . Konsep inilah yang menjadi dasar
untuk pembuktian tidak langsung dengan kontraposisi. Disini kita berawal dengan
mengasumsikan ~𝑞 benar, maka harus dibuktikan bahwa ~𝑝 benar. Jika pernyataan
kontraposisinya benar, maka pernyataan semula juga pasti benar.

Contoh 1

Buktikan bahwa jika 3n + 2 bilangan ganjil, maka n bilangan ganjil.

Pembahasan :

Kita akan membuktikan pernyataan implikasi p → q dengan :

p : 3n + 2 bilangan ganjil

q : n bilangan ganjil

Sepintas, pembuktian ini terasa sulit jika dibuktikan secara langsung. Maka kita ubah
pernyataan ini menjadi kontraposisinya, yaitu, “ Jika n bilangan genap, maka 3n+2
bilangan genap”.

~𝑞 : n bilangan genap

~𝑝 : 3n + 2 bilangan genap

Mula−mula kita misalkan ~𝑞 benar, yakni n bilangan genap, akan dibuktikan bahwa ~𝑝
benar, yakni 3n + 2 bilangan genap.

Karena n bilangan genap, maka bisa kita tuliskan sebagai n = 2k, untuk semua k
bilangan bulat. Selanjutnya kita perhatikan :

3n + 2 = 3(2k) + 2 = 6k + 2 = 2(3k+1). Misalkan m = 3k + 1, sehingga 3n + 2 = 2m

Jadi 3n+2 merupakan bilangan genap. Jadi telah terbukti bahwa kontraposisi
pernyataan ini benar, sehingga pernyataan semula juga terbukti benar. ∎

Contoh 2

Buktikan bahwa jika n2 habis dibagi 3 maka n habis dibagi 3.

Pembahasan:

Kita akan membuktikan pernyataan ini dengan metode tidak langsung.

Yakni kita harus membuktikan pernyataan jika n tidak habis dibagi 3 maka n2 tidak
habis dibagi 3.

Perhatikan bahwa:
Karena n tidak habis dibagi 3, maka n = 3k + 1 atau n = 3k + 2 untuk suatu k bilangan
bulat.

 Untuk n = 3k +1,
𝑛2 = (3𝑘 + 1)2 = 9𝑘 2 + 6𝑘 + 1 = 3( 3𝑘 2 + 2𝑘) + 1 = 3𝑙 + 1
𝑑𝑖𝑚𝑎𝑛𝑎 𝑙 = 3𝑘 2 + 2𝑘 ∈ 𝑍
Jadi n2 tidak habis dibagi 3 ( * )
 Untuk n = 3k + 2
𝑛2 = (3𝑘 + 2)2 = 9𝑘 2 + 12𝑘 + 4 = 3(3𝑘 2 + 4𝑘 + 1) + 1 = 3𝑙 + 1
𝑑𝑖𝑚𝑎𝑛𝑎 𝑙 = 3𝑘 2 + 4𝑘 + 1 ∈ 𝑍
Jadi n2 tidak habis dibagi 3 ( ** )

Dari (*) dan (**) maka n2 tidak habis dibagi 3. Dengan kata lain terbukti bahwa jika n2
habis dibagi 3 maka n habis dibagi 3.

C. Pembuktian Tidak Langsung Dengan Kontradiksi

Suatu pernyataan pasti memiliki nilai kebenaran yang berlawanan dengan nilai
kebenaran ingkarannya. Pembuktian tidak langsung dengan kontradiksi dimulai dengan
membuktikan bahwa ingkaran dari pernyataan implikasi tersebut salah.
Dengan terbuktinya bahwa ingkaran tersebut salah, maka pernyataan implikasi
tersebut pasti benar. Kesalahan yang diperoleh tersebut ditunjukkan oleh suatu
kontradiksi. Suatu kontradiksi terjadi jika ada suatu atau lebih pernyataan yang
bertentangan. Kita bisa tuliskan sebagai :
~ (𝑝 → 𝑞) ≡ p ∩ ~ 𝑞
Dalam proses ini, kita berangkat dengan mengasumsikan p ∩ ~ 𝑞. Dari sini kita harus
menemukan r ∩ ~r, yaitu pernyataan yang selalu salah (kontradiksi). Maka p ∩
~ 𝑞 salah, dan sebaliknya 𝑝 → 𝑞 pastilah benar.

Contoh 1
Buktikan bahwa jika 5n+4 bilangan bulat ganjil maka n bilangan bulat ganjil.
Pembahasan :
Kita akan membuktikan pernyataan implikasi 𝑝 → 𝑞, dengan :
p : 5n+4 bilangan bulat ganjil
q : n bilangan bulat ganjil
kita berawal dengan mengasumsikan ingkarannya benar, yaitu bahwa “5n+4
bilangan bulat ganjil dan n bilangan bulat genap” karena n bilangan genap, kita dapat
tuliskan n = 2k, dengan k bilangan bulat. Akibatnya 5n+4 = 5(2k) + 4 = 10k + 4 =
2(5k+2).
Misalkan m = 5k+2, maka 5n+4 = 2m , yang merupakan bilangan bulat genap.
Kontradiksi dengan asumsi bahwa 5n+4 bilangan bulat ganjil. Jadi asumsi salah. Maka
pernyataan semula pastilah benar.
Jadi terbukti bahwa Buktikan bahwa jika 5n+4 bilangan bulat ganjil maka n bilangan
bulat ganjil. ∎

Contoh 2:
log 𝑚
Jika m dan n saling relatif prima, buktikan bahwa bukan bilangan rasional.
log 𝑛
Pembahasan:
log 𝑚 log 𝑚 𝑥
Andaikan bahwa log 𝑛 bilangan rasional maka = dengan x dan y adalah bilangan
log 𝑛 𝑦
asli.
Maka berlaku 𝑚𝑦 = 𝑛 𝑥
Karena m dan n relatif prima maka tidak ada x dan y bilangan asli yang
memenuhi(kontradiksi), Terbukti.

D. Pembuktian dengan Contoh Penyangkal

Untuk menjelaskan metode pembuktian ini, maka perhatikan contoh berikut:


Untuk setiap bilangan asli 𝑛 ∈ 𝑁, 𝑛2 + 𝑛 + 1merupakan bilangan prima. Kita diminta
untuk menunjukkan bahwa pernyataan di atas tidak benar. Dalam kasus seperti ini, kita
cukup menunjukkan satu contoh sehingga menyebabkan pernyataan tersebut tidak
benar. Yakni, kita harus pilih nilai n bilangan asli sehingga 𝑛2 + 𝑛 + 1 bukan bilangan
prima. Untuk itu, pilih n = 4, maka 𝑛2 + 𝑛 + 1 = 16 + 4 + 1 = 21 , dimana 21 bukan
bilangan prima.
Pembuktian seperti inilah yang disebut metode pembuktian dengan contoh penyangkal
.
E. Induksi matematika

Induksi matematika merupakan metode pembuktian untuk suatu pernyataan apakah


berlaku
untuk setiap bilangan asli atau tidak. Induksi matematika tidak dapat digunakan untuk
menentukan hasil, tetapi induksi digunakan untuk membuktikan suatu hasil yang
diperoleh dengan cara lain.
Pembuktian dengan induksi matematika harus membuktikan pernyataan implikasi
berikut :
Jika P(k) benar, maka P(k+1) juga harus benar. Dengan terbuktinya pernyataan ini
maka kita dapat menjamin bahwa pernyataan P(n) tersebut selalu benar untuk setiap n
bilangan asli.
Prinsip Induksi Matematika :
Misalkan S adalah himpunan bagian N yang memiliki 2 sifat:
 S memiliki anggota bilangan 1; dan
 Untuk setiap k anggota N, jika k anggota S, maka k + 1 anggota S. Maka diperoleh
S = N.
Induksi matematika terbagi ke dalam 3 macam, yakni induksi matematika sederhana,
induksi matematika umum, dan induksi matematika kuat. Untuk selanjutnya saya hanya
akan memfokuskan untuk induksi matematika sederhana saja.
Induksi Matematika Sederhana
Dari analogi di atas dapat disimpulkan bahwa langkah-langkah pembuktian suatu
pernyataan P(n) dengan induksi matematika sederhana adalah sebagai berikut:
 Langkah basis (dasar), buktikan kebenaran P(n) untuk n = 1
 Langkah hipotesis, asumsikan P(k) benar. Berangkat dari asumsi tersebut, harus
buktikan P(k+1) juga benar.

Contoh :
Buktikanlah bahwa :
1 + 3 + 5 + ... + (2n-1) = 𝑛2 , untuk setiap n bilangan asli.
Pembahasan :
Kita gunakan induksi matematika, dengan
P(n) = 1 + 3 + 5 + ... + (2n-1) = 𝑛2
1. Pertama, kita akan buktikan P(n) benar untuk n = 1.
P(1) = (2(1) – 1) = 1 =12. (Benar)
2. Selanjutnya kita asumsikan bahwa P(k) benar.
Asumsikan P(k) = 1 + 3 + 5 + ... + (2k-1) = 𝑘2

Berangkat dari asumsi ini, kita harus membuktikan bahwa :


P(k+1) = 1 + 3 + 5 + ... + (2k-1) + (2(k+1)-1) = (𝑘 + 1)2
Buktinya sebagai berikut :
P(k+1) = 1 + 3 + 5 + ... + (2k-1) + (2(k+1)-1)
= 1 + 3 + 5 + ... + (2k-1) + (2k+1).
Karena menurut asumsi 1 + 3 + 5 + ... + (2k-1) = 𝑘2, kita dapat tuliskan :
P(k+1) = 𝑘2 + (2k+1) = 𝑘2 + 2k + 1 = (𝑘 + 1)2
Sehingga terbukti P(k+1) benar.
Jadi pernyataan tersebut benar untuk setiap n bilangan asli. ∎

Contoh lain :
Buktikanlah bahwa n(𝑛2+2) habis dibagi 3 untuk setiap bilangan bulat positif n.
Pembahasan :
Kita gunakan induksi matematika, dengan :
P(n) = n(𝑛2+2) habis dibagi 3
Pertama, kita akan membuktikan P(n) benar untuk n = 1
P(1) = 1(12 + 2) = 3. Benar bahwa d habis dibagi 3
Selanjutnya, kita asumsikan P(k) benar.
Asumsikan P(k) = k(𝑘2+1) habis dibagi 3

Berangkat dari asumsi ini, kita harus membuktikan bahwa P(k+1) = (k+1)[((𝑘 + 1)2 +
1)] habis dibagi 3.
Buktinya sebagai berikut :
P(k+1) = (k+1)[((𝑘 + 1)2 + 1)]
= (k+1) (𝑘 + 1)2+(k+1)
= 𝑘3+ 3𝑘2 + 3k + 1 + 2k + 2
= (𝑘3+2k) + 3𝑘2 + 3k + 3
= k(𝑘2 + 2) + 3𝑘2 + 3k + 3
= k(𝑘2 + 2) + 3(𝑘2+k + 1)
Kita misalkan q = 𝑘2+k + 1 , sehingga :
P(k+1) = k(𝑘2 + 2) + 3q
Karena asumsi kita k(𝑘2+1) habis dibagi tiga, dan sudah pasti 3q juga habis dibagi
tiga, Maka k(𝑘2 + 2) + 3q atau k(𝑘2 + 2) + 3(𝑘2+k + 1) juga akan habis dibagi tiga.
Sehingga terbukti bahwa P(k+1) benar habis dibagi 3. ∎

F. Metode "Bukti Kosong"

Bila hipotesis p pada implikasi p q sudah bernilai salah maka implikasi p q


selalu benar apapun nilai kebenaran dari q. Jadi jika kita dapat menunjukkan bahwa p

salah maka kita telah berhasil membuktikan kebenaran p q.


contoh :
Didalam teori himpunan kita mengenal definisi berikut :
“Diberikan dua himpunan A dan B. Himpunan A dikatakan himpunan bagian dari B,
ditulis A ∈ B jika pernyataan berikut dipenuhi : ”jika x ∈ A maka x ∈ B”. Suatu himpunan
dikatakan himpunan kosong jika ia tidak mempunyai anggota.
Buktikan, himpunan kosong merupakan himpunan bagian dari himpunan apapun.”

Bukti :
Misalkan A = ∅ suatu himpunan kosong dan B himpunan sebarang. Kita akan tunjukkan
bahwa pernyataan ”jika x ∈ A maka x ∈ B” bernilai benar. Karena A himpunan kosong
maka pernyataan p yaitu x ∈ A selalu bernilai salah karena tidak mungkin ada x yang
menjadi anggota himpunan kosong. Karena p salah maka terbuktilah kebenaran
pernyataan ”jika x ∈ A maka x ∈ B”, yaitu A ∈ B. Karena B himpunan sebarang maka
bukti selesai.

G. Metode Pembuktian Trivial

Bila pada implikasi p q, dapat ditunjukkan bahwa q benar maka implikasi ini selalu
bernilai benar apapun nilai kebenaran dari p. Jadi jika kita dapat menunjukkan bahwa q

benar maka kita telah berhasil membuktikan kebenaran p q.


contoh :
Buktikan, jika 0 < x < 1 maka 0 < (1-x) . Bukti. Karena pernyataan q, yaitu 0 < (1- x) .
selalu benar untuk setiap x bilangan real termasuk x di dalam interval (0, 1) maka
secara otomatis kebenaran pernyataan ini terbukti.

H. Metode Pembuktian Ketunggalan

Pembuktian ini membutuhkan bukti eksistensial misal x, kemudian ambil sembarang


objek misalnya y lalu tunjukkan bahwa y = x. Cara lain adalah dengan mengambil y
yang tidak sama dengan y lalu tunjukkan kontradiksi

contoh :
buktikan teorema ketunggalan identitas yaitu unsure identitas suatu grup adalah
tunggal!
bukti :
𝑚𝑖𝑠𝑎𝑙 𝑒1 . 𝑒2 𝑎𝑑𝑎𝑙𝑎ℎ 𝑖𝑑𝑒𝑛𝑡𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑑𝑎𝑟𝑖 𝑔𝑟𝑢𝑝 𝐺
𝑎𝑑𝑎 𝑒1 = 𝑒2
𝑒1 . 𝑎 = 𝑎 . 𝑒1 = 𝑎 ∀𝑎 ∈ 𝐺
𝑒2 . 𝑎 = 𝑎 . 𝑒2 = 𝑎 ∀𝑎 ∈ 𝐺
𝑒1 = 𝑒1 . 𝑒2 = 𝑒2

𝑗𝑎𝑑𝑖 𝑒1 = 𝑒2

I. Metode Pembuktian Dengan Counter Example

Untuk membuktikan suatu konjektur terkadang kita membutuhkan penjabaran yang


cukup panjang dan sulit. Tapi bila kita dapat menemukan satu saja kasus yang tidak
memenuhi konjektur tersebut maka pembuktian benar atau salahnya telah selesai.
Contoh :
Misalkan ada konjektur berikut : ”Untuk setiap n bilangan asli maka merupakan
bilanganprima”
Bukti.
Pernyataan ini berlaku untuk setiap bilangan asli n. Tapi bila bila ditemukan satu
bilangan asli, katakan n0 dan tidak prima (komposit) maka konjektur ini tidak benar.
Diperhatikan beberapa kasus berikut, untuk n = 1 diperoleh bilangan 5, n = 2
menghasilkan 17, n = 3 mengahasilkan 257 dan n = 4 menghasilkan 65537. Keempat
bilangan ini prima. Coba perhatikan untuk n = 5, diperoleh = 4294967297 =
(641)(6700417). Ternyata bukan prima. n = 5 merupakan contoh penyangkalan
(counter example). Akhirnya disimpulkan bahwa konjektur ini salah.
J. Metode Pembuktian Dua Arah

Untuk pernyataan yang berbentuk biimplikasi p<->q, pembuktian dilakukan dengan


membuktikan p->q dan q->p. Pembuktian implikasi p->q dapat dilakukan dengan
pembuktian no.1, 2, 3 dan lain-lain
contoh :
Buktikan, suatu bilangan habis dibagi sembilan jika hanya jika jumlah angka-angka
pembangunnya habis dibagi sembilan.
Bukti :
Sebelum kita buktikan, dijelaskan terlebih dulu maksud dari pernyataan ini dengan
contoh berikut.
 Ambil bilangan 135, 531, 351, 513, 315, 153, maka semuanya habis dibagi 9.
Coba periksa satu per satu.
 Misalkan p suatu bilangan bulat, maka dapat disajikan dalam bentuk p = xnxn-
1xn-2 … x2x1x0, dimana xn 0; xn-1,… x0 bilangan bulat taknegatif.
 Sedangkan nilai p ini dapat ditulis dalam bentuk: p = x0 + x1101 + x2102 + … +
xn10n. Jumlah angka-angka pembangunnya adalah s = x0 + x1 + x2 + … + xn:
Pertama dibuktikan ( ), yaitu diketahui p habis dibagi 9, dibuktikan s habis
dibagi 9.
 Karena p habis dibagi 9 maka dapat ditulis p = 9k untuk suatu bilangan bulat k.
Diperhatikan selisih p - s, p - s = x0 + x1101 + x2102 + … + xn10n - (x0 + x1 +
x2 + … + xn) = (10 - 1)x1 + (102 - 1)x2 + … + (10n - 1)xn Diperhatikan
bilangan pada ruas kanan selalu habis dibagi sembilan, misalnya ditulis 9m
untuk suatu bilangan bulat m.
 Jadi diperoleh 9k - s = 9m s = 9(k - m) yaitu s habis dibagi 9.
 Selanjutnya dibuktikan ( ), yaitu diketahui s habis dibagi 9, dibuktikan p habis
dibagi 9. Diperhatikan p = x0 + x1101 + x2102 + … + xn10n = x0 + x1(101 - 1)
+ x2(102 - 1) + … + xn(10n - 1) + x1 + x2 + … + xn = [x0 + x1 + x2+ … + xn]
+ [x1(101 - 1) + x2(102 - 1) + … + xn(10n - 1)]
 Karena bilangan pada kelompok pertama dan kelompok kedua habis dibagi 9
maka terbukti p habis dibagi 9

K. Metode Pembuktian Eksistensial

Ada dua tipe bukti eksitensial ini, yaitu konstruktif dan takkonstruktif. Pada metoda
konstruktif, eksistensinya ditunjukkan secara eksplisit. Sedangkan pada metoda tak
konstruktif, eksistensinya tidak diperlihatkan secara eksplisit.

Anda mungkin juga menyukai