Anda di halaman 1dari 3

Nama : Yusuf Arkham Prihandika

NIM : S852002026

Kelas : IB

Tugas 1

Kapita Selekta Matematika Sekolah

Pertama mengetahui penggunaan induksi matematis adalah dalam karya matemetis


abad ke-16 Francesco Maurolico (1494-1575). Maurolico menulis secara ekstensif pada
karya-karya matematika klasik dan membuat banyak kontribusi kepada geometri dan optic.
Dalam bukunya Arithmeticorum Libri Duo Maurolico menyajikan berbagai sifat-sifat
bilangan bulat bersama-sama dengan bukti dari sifat-sifat ini. Untuk bukti beberapa sifat ini
ia mengemukakan metode induksi matematis. Penggunaan induksi matematis pertamanya
dalam buku ini adalah untuk membuktikan bahwa jumlah dari n bilangan bulat positif ganjil
pertama sama dengan n2. Prinsip induksi matematika sendiri ada 2 jenis yaitu induksi
matematika lemah dan induksi matematika kuat. Berikut adalah penjelasan prinsip induksi
matematika lemah dan induksi matematika kuat.

1. Prinsip Induksi Matematika Lemah

Prinsip induksi lemah adalah suatu hipotesis induksi yang hanya mengasumsikan
satu kasus saja.

Contoh Soal

Buktikan 1 + 2 + 3 + . . . + n = ½ n (n + 1) untuk setiap n bilangan asli.


Penyelesaian:
Pernyataan yang akan dibuktikan adalah
1 + 2 + 3 + . . . + n = ½ n (n + 1)
a. Basis induksi. Dengan demikian, P(1) adalah 1 = ½ .1.(1+1), P(2) = 1 + 2 =½.2.(2+1) 
dan seterusnya.
b. Untuk membuktikan pernyataan itu, perhatikan bahwa P(1) adalah benar.
Kemudian, misalkan bahwa 1 + 2 + 3 + . . . +  n = ½ n (n + 1) adalah benar, dan
kita harus membuktikan bahwa P(n+1) adalah benar. Untuk ini, kita tambahkan kedua
ruas pernyataan P(n) dengan (n + 1) dan diperoleh
1+ 2 + . . . + n + (n + 1) = ½ n (n+1) (n+1)
= ½ [n(n+1)+ 2(n+1)]
= ½ (n2 + 3n + 2)
= ½ (n+1)( n +2)
= ½ (n+1)[( n+1)+1]
Dari sini kita peroleh bahwa Pn+1 adalah benar. Hal ini menunjukkan bahwa
pernyataan
1 + 2 + 3 + . . . + n = ½ n (n + 1)
adalah benar untuk setiap n bilangan asli.
2. Prinsip Induksi Matematika Kuat

Menurut Rosen (2012), induksi matematika kuat merupakan teknik pembuktian


matematika yang serupa dengan induksi matematika biasa, yaitu suatu teknik untuk
menetapkan kebenaran dari urutan pernyataan tentang bilangan bulat dan terdiri dari
langkah basis, langkah induktif, dan kesimpulan. Oleh karena itu, langkah basis boleh
mengandung pembuktian untuk beberapa nilai awal, dan pada langkah induktif kebenaran
P(n) diasumsikan tidak hanya satu nilai n tapi untuk semua nilai menuju k, dan setelah itu
kebenaran P(k + 1) terbukti.

Misalkan P(n) merupakan suatu pernyataan yang didefinisikan untuk bilangan bulat
n, dan misal a dan b merupakan bilangan bulat tetap dengan a ≤ b. Anggap dua pernyataan
berikut adalah benar:

1. P(a), P(a + 1), ..., dan P(b) adalah benar (langkah basis)

2. Untuk setiap bilangan bulat k ≥ b, jika P(i) benar untuk semua bilangan bulat i dari a
menuju k, maka P(k + 1) adalah benar (langkah induktif)

Contoh aplikasi Prinsip Induksi Kuat adalah dalam pembuktian Teorema Dasar


Aritmetik, Teorema Dasar Aritmetik dapat dibuktikan dengan Prinsip Induksi
Matematika, sebagai berikut: Perhatikan bahwa pernyataan teorema berlaku untuk n = 2.
Sekarang, misalkan pernyataan berlaku untuk n = 2 sampai dengan n = k. Kita akan
membuktikan bahwa pernyataan berlaku untuk n = k + 1. Jika k + 1 merupakan bilangan
prima, pernyataan teorema jelas berlaku. Lalu bagaimana jika k + 1 merupakan bilangan
komposit? Dalam hal ini, k + 1 = ab, dengan 1 < a ≤ b ≤ k. Menurut pemisalan di atas,
masing-masing bilangan a dan b dapat dinyatakan sebagai hasil kali bilangan-bilangan
prima, sehingga bilangan k + 1 pun dapat dinyatakan sebagai hasil kali sejumlah bilangan
prima. Dengan demikian, setiap bilangan asli n > 1 dapat dinyatakan sebagai hasil kali
bilangan-bilangan prima. yang menyatakan bahwa setiap bilangan asli   dapat
dinyatakan secara tunggal sebagai hasil kali bilangan-bilangan prima. Jelas bahwa
pernyataan di atas benar untuk   karena   adalah bilangan prima dan   
Selanjutnya misalkan pernyataan benar untuk   Kita akan menyelidiki
kebenaran pernyataan untuk   Jika   adalah bilangan prima, maka
pernyataan tentu saja benar. Jadi, misalkan   bukan bilangan prima. Dalam hal
ini,   mempunyai faktor prima, sebutlah   sehingga   
dengan   Di sini   mungkin merupakan bilangan komposit, tetapi — menurut
hipotesis —   dapat ditulis sebagai hasil kali bilangan-bilangan prima. Jadi,   pun
dapat dinyatakan sebagai hasil kali bilangan-bilangan prima.
Contoh Soal

Anggaplah seseorang dapat mencapai anak tangga pertama dan kedua pada suatu
tangga tak terbatas, dan seseorang tersebut tahu bahwa jika seseorang dapat mencapai
suatu anak tangga, maka seseorang tersebut dapat mencapai dua anak tangga selanjutnya.
Dapatkah hal tersebut dibuktikan bahwa seseorang dapat mencapai setiap anak tangga
menggunakan prinsip induksi matematika? Dapatkah hal tersebut dibuktikan bahwa
seseorang dapat mencapai setiap anak tangga menggunakan prinsip induksi kuat?

Pembahasan

Dengan menggunakan prinsip induksi kuat, maka langkah-langkah untuk


menghasilkan suatu pembuktian yaitu: Langkah Basis: Seseorang dapat mencapai anak
tangga pertama. Langkah Induktif: Hipotesis induktif menyatakan bahwa seseorang dapat
mencapai masing-masing k anak tangga pertama. Untuk menyelesaikan langkah induktif,
perlu ditunjukkan bahwa jika hal tersebut diasumsikan bahwa hipotesis induktif adalah
benar, artinya jika seseorang dapat mencapai masing-masing k anak tangga pertama, maka
seseorang dapat mencapat anak tangga ke-(k + 1). Telah diketahui bahwa seseorang dapat
mencapai anak tangga kedua. Hal tersebut dapat melengkapi langkah induktif dengan
mencatat bahwa sepanjang k ≥ 2, seseorang dapat mencapai anak tangga ke-(k + 1) dari
anak tangga ke-(k – 1) karena diketahui seseorang dapat memanjat dua anak tangga dari
suatu anak tangga yang telah dicapainya, dan karena k – 1 ≤ k, dengan hipotesis induktif
seseorang dapat mencapai anak tangga ke-(k – 1). Hal ini langkah induktif sudah lengkap
dan pembuktian dengan prinsip induksi kuat terselesaikan.

Anda mungkin juga menyukai