Review 10 Jurnal Internasional Akuntansi
Review 10 Jurnal Internasional Akuntansi
AKUNTANSI FORENSIK
Disusun Oleh:
MUHAMMAD RUSYDI AZIZ
NIM. 166020310111022
Dosen:
Achmad Zaky, SE.,MSA.,Ak.,SAS.,CMA
2. Catch the “Warning Signals”: The Fight against Fraud and Abuse in Non-Profit
Organizatioins
Arshad dkk. (2015) menyatakan dalam jurnalnya bahwa Fraud tidak hanya terjadi pada
organisasi orientasi laba, namun juga sering terjadi pada organisasi nirlaba (NPO atau non
profit organization). Padahal NPO bergerak di bidang amal dan kedermawanan, namun
kenyataan yang terjadi tidak menutup kemungkinan terjadinya Fraud di NPO. Jurnal yang di
kemukakan oleh Arshad dkk. (2015) memberikan kontribusi dalam bentuk sinyal peringatan
atas kecurangan dan penggelapan dalam NPO sehingga dapat meminimalisir keterjadian
kecurangan dan penggelapan dalam NPO. Selain itu, jurnal ini juga memberikan kontribusi
dalam membangun serta implementasi manajemen risiko yang efektif melalui pendekatan
berbasis risiko dan perspektif efektivitas dewan pengawas dalam melindungi NPO sehingga
tidak menjadi korban kecurangan dan penggelapan. Warning Signal disini sebagai indikasi
bahwa sesuatu yang tidak biasa telah terjadi sehingga dikhawatirkan dapat menuju ke praktik
kecurangan maupun penggelapan. Menurut saya, penggunaan “Warning Signals” sebagai
upaya untuk melindungi NPO dari praktik kecurangan dan penggelapan sangat bagus. NPO
diharapkan bisa mengidentifikasi apa saja “Warning Signal” yang bisa menuntun kepada
kemungkinan kecurangan dan penggelapan sehingga NPO bisa mengambil langkah untuk
menghindari kecurangan maupun penggelapan tersebut. Meskipun begitu, jurnal ini memiliki
kelemahan yaitu penggunaan “Warning Signal” disini masih belum diuji secara empiris atau
dengan kata lain belum terbukti dengan kenyataan yang sebenarnya. Sehingga perlu ada
penelitian yang menjawab pertanyaan apakah “Warning Signal” mampu untuk membantu NPO
untuk mengatasi permasalahan kecurangan dan penggelapan.
Arshad, R., Razali, W. A. A. W. M., Bakar, N. A. 2015. Catch the “Warning Signals”: The
Fight against Fraud and Abuse in Non-Profit Organizatioins. Procedia Economics and
Finance. Volume 28. Hal. 114-120. Diakses 28 September 2016
6. Fraud Detection and Prevention Methods in the Malaysian Public Sector: Accountants’
and Internal Auditors’ Perceptions
Othman dkk. (2015) dalam jurnalnya mengidentifikasi metode-metode yang digunakan
untuk mendeteksi serta mencegah kecurangan dan korupsi dalam ranah sektor publik di
Malaysia dengan menggunakan persepsi akuntansi melalui kuesioner. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa mekanisme pencegahan serta deteksi fraud yang paling efektif adalah
audit operasional, komite audit yang diperkuat, kontrol internal yang ditingkatkan,
implementasi kebijakan pelaporan kecurangan, rotasi staf, hotline kecurangan, dan akuntan
forensik. Menurut saya, jurnal ini sangat detail daam memberikan pencegahan serta deteksi
pada kecurangan. Tidak hanya itu, jurnal ini juga memberikan teknologi-teknologi apa saja
yang digunakan dalam mengatasi kecurangan sehingga dapat menjadi contoh di perusahaan
lain bahkan di negara lain meskipun hasil penelitian belum tentu berbeda. Tidak hanya itu,
jurnal ini juga menilai kesadaran responden atau praktik kecuranganSelain itu, data tidak hanya
berbentuk kuesioner, namun juga berbentuk wawancara sehingga peneliti bisa mengetahui
secara langsung atas apa yang terjadi di lapangan. Namun, meskipun penelitian ini memberikan
saran kepada pemerintah, saran yang diberikan serasa masih belum jelas karena sebatas
memberikan “perintah” namun tanpa cara atau langkah-langkah efektif yang mungkin bisa
diapliasikan pemerintah dalam mewujudkan kebijakan whistle-blowing, hotline kecurangan,
dan akuntan forensik.
Othman, R., Aris, N. A., Mardziyah, A., Zainan, N., Amin, N. M. 2015. Fraud Detection and
Prevention Methods in the Malaysian Public Sector: Accountants’ and Internal Auditors’
Perceptions. Procedia Economics and Finance. Volume 28. Hal. 59-67. Diakses 28 September
2016
10. Assessing Fraud Risk Factors of Assets Misappropriation: Evidences from Iranian
Banks
Nia dan Said (2015) menyatakan bahwa kasus penyalahgunaan Aset di industri
perbankan Iran sedang berada pada tingkat yang mengkhawatirkan sejak dekade terakhir yang
mana menyebabkan banyak bank kolaps dan banyak dana investor serta depositor
terperangkap. Hal tersebut disebabkan karena praktik penyalahgunaan aset yang lazim untuk
dilakukan terutama pada industri jasa keuangan yang mana hal tersebut lazim dilakukan oleh
karyawan perusahaan. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan pandangan lebih dalam
mengenai alasan kejahatan yang memengaruhi aset oleh karyawan bank di Iran. Penelitian
menggunakan metode kuantitatif dan memakai kuesioner yang disebar kepada karyawan bank
di Iran. Hasil yang didapatkan adalah memang sebagian besar karyawan melakukan
kecurangan dalam penyalahgunaan aset dan merasa hal tersebut biasa saja. Dari sini bisa dilihat
bahwa persepsi atas kecurangan masih sangatlah kecil sehingga karyawan merasa tidak
bersalah atau biasa saja dan merasa bukan tindakan yang salah. Akibatnya, banyak industri
terutama di jasa keuangan yaitu perbankan di Iran menderita kerugian yang besar karena
kecurangan atas penyalahgunaan aset. Oleh karena itu perlu peran pemerintah dan indsutri jasa
keuangan untuk memperbaiki persepi karyawan atas penggunaan aset. Menurut saya,
penelitian ini bagus dalam memberikan hasil yang mampu menjawab mengapa permasalahan
terjadi. Namun ada beberapa kelemahan yaitu kurang memberikan saran yang tepat atas
permasalahan yang terjadi. Selain itu penggunaan metode wawancara sangat diperlukan untuk
memperlengkap informasi atas kondisi yang terjadi. Dan juga penulis sebaiknya memberikan
saran untuk mengatasi hal seperti ini terutama atas penyalahgunaan aset yang disebabkan
karena persepsi dari karyawan bank di Iran.
Nia, E. H., Said, J. 2015. Assessing Fraud Risk Factors of Assets Misappropriation: Evidences
from Iranian Banks. Procedia Economics and Finance. Volume 31. Hal. 919-924.
PERTANYAAN
1. Dalam sebuah kasus korupsi? Selain pelaku, pihak mana saja yang bisa ikut terkena
jeratan hukum? Dan hukum mana yang bisa menjerat pihak yang bukan pelaku
tersebut?
2. Adakah batas terakhir atas pelaporan atau kasus tindak korupsi?
3. Apa yang menjadi kendala utama dalam sebuah kasus korupsi di Indonesia?
4. Apa pertimbangan-pertimbangan yang menyebabkan hukuman mati atau tindak
korupsi tidak berlaku di Indonesia?
5. Apa yang harus dilakukan pihak KPK maupun pihak lain jika hasil korupsi disimpan di
negara yang tidak menjalin hubungan keamanan seperti Swiss?