Anda di halaman 1dari 12

Lainnya afraputrawaliyuddinadilah@gmail.

com Dasbor Logout

Win
Dream Believe Do & Live it

Home AboutMe

About Me Saturday, May 4, 2013

Laporan Titrasi Konduktometri

Nafaly Van DeLappy


Follow 63

Dreamer • Drummer • Black • KONDUKTOMETRI


White • Red • Simple • Casual
• Star • Doraemon freak !
MagicPocket • DerPanzer | A.TUJUAN PERCOBAAN
MiaSanMia FCBayern • ¥ Menjelaskan prinsip konduktometri
¥ Melakukan titrasi konduktometri
View my complete pro le
¥ Mencari hantaran (konduktivitas) dari beberapa konsentrasi larutan

Blog Archive B.PERINCIAN KERJA


2017 (9) ¥ Kalibrasi konduktometri
2016 (4)
¥ Titrasi asam-basa
¥ Hubungan antara konduktivitas dengan konsentrasi
2015 (1)

2014 (18)
C. ALAT YANG DIGUNAKAN
2013 (39)
¥ Konduktometer 660  dan Dosimat 665
November (4)
¥ Elektroda immersion cell dengan K= 0,79 cm-1
October (5)
¥ Resisten thermometer Pt-100
September (12) ¥ Gelas kimia 50 ml, 100 ml, 250 ml
June (2) ¥ Pipet seukuran 10 ml, 1 ml
May (15) ¥ Labu takar 50 ml, 500 ml
CLBK atau TIDAK !? ¥ Labu semprot dan Bola isap
Peri Kebinatangan
10 Anjing Terpintar Di D.              BAHAN YANG DIGUNAKAN
Dunia
¥ KCl ( khusus untuk immersion cell )
10 Jnis Anjing Yang ¥ NaOH 1N
Ada Di Dunia
¥ HCl 1N
Aku Tak Berhak untuk
Cemburu :') ¥ Aquadest dan Es
6 Jembatan Paling
Romantis di Dunia E. DASAR TEORI
7 Sungai Paling Panjang Titrasi konduktometri merupakan salah satu dari sekian banyak macam-macam
di Dunia
titrasi. Didalam titrasi konduktometri ini tidak terlalu berbeda jauh dari titrasi-titrasi yang
Penyakit Langka, lainya, yang membedakan biasanya hanya terdapat bagaimana cara untuk mengetahui
Remaja 15 Tahun
Bertampang Nenek ... titik ekivalen dari larutan itu. Kalau kita menggunakan titrasi volumetri yang biasa kita
praktikan sebelumnya titik ekivalen diketahui ketika terjadi perubahan warna, zat itu
5 Kejahatan yang Paling
Banyak Menghasilkan akan mengalami peruban warna bila zat itu dalam keadaan setimbang. Untuk
Uang mempermudah kita untuk melihat zat itu sudah mencapai ekivalen maka digunakan
Babi unik, dapat berjalan indikator. Tetapi banyak sekali para praktikan yang merasa kesulitan untuk menentukan
dengan hanya memiliki dengan tepat titik ekivalen dengan menggunkan titrasi volumetri ini. Titrasi
2 ...
10 Hewan Dengan konduktometri ini lebih mudah jika dibandingkan dengan titrasi lainya, walaupun ada
Teknik Membunuh kelemahan tetapi juga ada kelebihanya. Titik ekivalen dapat kita ketahui dari daya hantar
Paling Brutal
dari larutan yang kita ukur, jika daya hantar sudah konstan berarti titrasi sudah mencapai
6 Misteri Alam Yang
ekivalen. Titrasi ini juga tidak perlu menggunakan indikator, untuk lebih jelasnya akan
Sampai Sekarang Tak
Terjawab dijelaskan dalam bab selanjutnya.
Konduktometri merupakan prosedur titrasi, sedangkan konduktansi bukanlah
Laporan Praktikum
Pembuatan VIRGIN prosedur titrasi. Metode konduktansi dapat digunakan untuk mengikuti reaksi titrasi jika
COCONUT OIL (VC... perbedaan antara konduktansi cukup besar sebelum dan sesudah penambahan
Laporan Titrasi reagen. Tetapan sel harus diketahui. Berarti selama pengukuran yang berturut-turut jarak
Konduktometri elektroda harus tetap. Hantaran sebanding dengan konsentrasi larutan pada temperatur
IRONI CINTA BEDA tetap, tetapi pengenceran akan menyebabkan hantarannya tidak berfungsi secara linear
AGAMA.. lagi dengan konsentrasi 

April (1) Konduktivitas suatu larutan elektrolit, pada setiap temperatur hanya
bergantung pada ion2 yang ada, dan konsentrasi ion2 tersebut. Ini sebagian besar
2012 (4)
disebabkan oleh berkurangnya efek2 antar ionik untuk elektrolit2 kuat dan oleh
kenaikan derajat disosiasi untuk elektrolit-elektrolit lemah (Bassett, J. dkk., 1994).
Popular Posts Untuk mengukur konduktivitas suatu larutan, larutan ditaruh dalam sebuah sel,
yang tetapan selnya telah ditetapkan dengan kalibrasi dengan suatu larutan yang
Laporan
konduktivitasnya diketahui dengan tepat, misal, suatu larutan kalium klorida
Praktikum
Pembuatan standar. Sel ditaruh dalam satu lengan dari rangkaian jembatan Wheatstone dan
VIRGIN resistansnya diukur (Bassett, J. dkk., 1994).
COCONUT OIL
(VCO) Bila konsentrasi dinyatakan dalam normalitas, maka harus dikalikan faktor
Laboratorium Bioproses 1000. nilai d/a=S    merupakan faktor geometri selnya dan nilainya konstan untuk
Semester IV 2012/2013
Laporan Praktikum VIRGIN suatu sel tertentu sehingga disebut  tetapan sel  (Khopkar, 2003). Metode
COCONUT OIL (VCO) konduktometri memiliki aplikasi yang jauh lebih terbatas ketimbang prosedur-
Pembimbing                     ...
prosedur visual, potensiometri ataupun amperometri (Bassett, J. dkk., 1994).
Laporan Titrasi Hipotesis
Konduktometri 1.            Karena titrasi konduktometri lebih efisien dan lebeh efeketif dalam
KONDUKTOMETRI A.
TUJUAN PERCOBAAN ¥ pengguanaan zat, selain itu juga, kita tidak perlu menggunakan indikator untuk
Menjelaskan prinsip mengethaui titik ekivalen dari titrasi.
konduktometri ¥ Melakukan
2.            Karena titik ekivalen dapat diketahui dari daya hantar larutan yang
titrasi konduktometri ¥
Mencari hantara... terukur pada konduktometer, yaitu dengan konstannya nilai daya hantar.
3.            Karena didalam titrasi konduktometer ini yang berperan penting yaitu
"WIN.." Love the way he calls
my name ^^ konsentrasi dari suatu larutan.
Pertemuan dan perpisahan itu
emang gak pernah bisa Konduktometri merupakan salah satu cara elektroanalisa, yang mengukur
diduga.. Sama kayak
pertemuan ku ini dengannya.. konduktivitas larutan dengan elektroda khusus. Konduktivitas berbanding terbalik
gak terduga sama skali, terbalik tahanan listrik dalam larutan, yaitu semakin besar tahanan listrik, semakin kecil
perpisahannya p... konduktivitas.
Konduktivitas mempunyai siemens per cm. konduktivitas larutan kimia lazimnya
Ello - Kaulah Yang Terakhir
Ketika 'ku sadari   Kau tak lagi berkisar antara 0,1-2000 mili siemens per cm (ms/cm). kalau dua elektroda direndam
ada di sini   Akankah kau dalam larutan yang mengandung ion-ion, maka akan mengalir arus listrik antara kedua
kembali   Membawa cinta   elektroda tersebut, apabila terdapat beda tegangan listrik antara kedua elektroda tersebut.
Ooo...   Kembalilah jangan
tinggalkan ... Arus mengalir dari katoda yang bermuatan negative ke anoda yang bermuatan
positif. Sebagai pebawa arus adalah ion-ion dalam larutan. Selisih potensial antara kedua
Jomblo [ ? ] elektroda tersebut tidak boleh terlalu besar agar tidak terjadi elektrolisa.
Anak kuliahan kalo pulang Besarnya arus yang mengalir ditentukan oleh parameter-parameter sebagai
kuliah langsung kerumah itu
rasanya kek HIH! banget deh.. berikut :
Hahahaa.. ya seperti gue ini, ? Beda tegangan antara kedua elektroda.
tiap pulang kuliah tuh se...
? Konsentrasi ion-ion.
? Sifat ion seperti besarnya muatan, derajat disosiasi, besarnya ion, kompleksasi
Categories dengan molekul lain dan sebagainya.

Chemeng
? Suhu larutan.
Entertainment
? Luas permukaan masing-masing elektroda.
Laporan ? Jarak antara katoda dan anoda.
Semakin besar arus makin besar pula konduktivitas K. Luas permukaan elektroda
LoveLoveLove
dan jarak antara katoda dan anoda merupakan parameter yang tetap, karena parameter-
Lyrics
parameter tersebut bergantung pada rancangan elektroda. Oleh karena itu setiap
MyDailyLife
elektroda mempunyai factor tersendiri yang dimasukkan dalam perhitungan
Pengetahuan
konduktivitas ( cell constant K/cm ).
Recent Update Pada permukaan elektroda dapat terjadi tegangan lebih ( over voltage ) yang tidak
sebanding lagi dengan arus dan konsentrasi ion. Untuk mencegah tegangan lebih tersebut
My Lucky perbukaan elektroda dilapis dengan lapisan platinum yang halus dan aktif. Pelapisan
elektroda dengan platinum disebut “platinizing”.
Aku pikir saat itu adalah masa-
Parameter harus dipertahankan tetap sama selama pengukuran konduktivitas adalah
masa terpurukku ketika dia
akhirnya menikah dengan yang suhu larutan. Sebaiknya digunakan wadah titrasi yang dindingnya berlapis dua, sehingga
lain. Segala cara kulakukan dalam dinding tersebut dapat dialirkan air pada suhu tertentu dari thermostat.
agar tidak mengetahui ka... Perubahan konduktivitas terhadap suhu berbeda-beda untuk setiap senyawa.
Setiap senyawa mempunyai koefisien suhu. Hubungan antara konduktivitas K pada
suhu 20 oC dengan konduktivitas K pada suhu noC dapat dilihat pada persamaan
sebagai berikut :
Untuk menghitung koefisien suhu digunakan rumus :
Koefisien suhu bergantung pula pada konsentrasi zat. Koefisien suhu dapat
ditentukan sendiri dengan mengukur konduktivitas pada suhu 20 oC dan pada suhu
yang lain ( misalnya 30 °C ).
Konduktometer metrohm mengukur konduktivitas dengan arus AC ( alternative
Instagram current ) untuk mencegah terjadinya polarisasi lektrida. Oleh karena itu frekuensi dari
arus tersebut perlu diatur sesuai dengan konduktivitas sampel. Terdapat dua pilihan
Your widget frekuensi sebagai berikut :
needs to be ? Tombol FREQ tidak ditekan : Frekuensi 2000 Hertz ( 2 kHz ). Frekuensi tinggi
updated dipakai untuk cuplikan yang mempunyai konduktivitas yang tinggi ( lebih dari
100 μS/cm ), selain itu untuk titrasi konduktometri.
Please visit our help ? Tombol FREQ ditekan : Frekuensi 300 Hertz ( 300 Hz ) untuk konduktivitas
section for more info or dibawah 1 mS/cm.
SnapWidget to update
Jenis elektroda konduktometri ( measurung cell ) harus dipilih sesuai dengan
your widget.
konduktivitas dari cuplikan. Elekttroda yang mempunyai tetapan rendah sesuai
Twitter untuk pengukuran konduktivitas yang rendah, sebaliknya elektroda dengan
tetapan tinggi sesuai untuk konduktivitas yang tinggi.
Tweets by @NonaNafaa
Suhu dikompensasikan secara otomatis dengan sensor Pt-100 atau oleh
operatornya dengan menekan tombol TEMP, lalu mengatur suhu cuplikan, serta
My Facebook koefisien suhu cuplikan. Daerah pengukuran (measuring range) diatur oleh alat
Nafaly van DeLappy secara otomatis, kecuali bila tombol RANGE ditekan.
Apabila kita ingin membaca harga yang konduktivitas secara teliti, tetapi harga
konduktivitas sering berubah, sehingga keluar dari daerah yang telah diatur, maka
kita menaikkan harga konduktivitas tersebut hingga berada dipertengahan daerah
pengukuran.

Titrasi Konduktometri
Titrasi konduktometri dapat dilakukan untuk menentukan kadar ion, dengan

Create Your Badge Winona Franatha


syarat ion tersebut terlibat dalam reaksi kimia sehingga terjadi penggantian satu
jenis ion dengan yang lain yang berarti terjadi perubahan konduktivitas. Misalnya
titrasi HCl dengan NaOH berdasarkan persamaan sebagai berikut :
H+  +  Cl-  +  OH-  +  Na+             H2O  +  Cl-  +  Na+

Sebelum ditambah NaOH, didalam larutan terdapat ion H+ dan Cl- yang
masing-masing mempunyai harga konduktivitas molar ( 25 °C ) sebesar 349,8
cm2/mol dan 76,3 cm2/mol. Pada penambahan NaOH, terjadi reaksi antara H+
dengan OH- membentuk H2O, sehingga jumlah H+ didalam larutan berkurang

Buat Lencana Anda sedangkan jumlah NaOH bertambah. Na+ mempunyai harga konduktivitas molar
50,1 S cm-1/mol yang jauh lebih kecil dari H+ sehingga harga konduktivitas total dari
Visitors larutan turun. Pada titik akhir titrasi, H+ dalam larutan telah bereaksi seluruhnya
dengan OH-, sehingga penambahan NaOH lebih lanjut akan menaikkan harga
konduktivitas total larutan, karena terdapat OH- dengan konduktivitas molar 198,3
S cm-1/mol.
Titik akhir dapat ditentukan dalam grafik titrasi sebagai berikut :
Titrasi konduktometri sangat sesuai untuk asam atau basa lemah, karena
penggunaan potensiograph / titroprocessor dengan elektroda kaca menghasilkan
titik akhir yang kurang jelas. Namun titrasi konduktometri tidak dapat dilakukan
dalam cuplikan yang mengandung konsentrasi ion lain yang tinggi, karena titik
akhir menjadi kurang tajam. Titrasi konduktometri sangat berguna untuk
melakukan titrasi pengendapan. Keuntungan titrasi konduktometri adalah grafik
titrasi seluruhnya digunakan untuk menentukan titik akhir sedangkan pada kurva
titrasi potensiometri titik akhir ditentukan dari bentuk grafik dekat titik akhir saja.
Kepekaan cara konduktometri jauh lebih baik. Titrasi konduktometri masih
memberi titik akhir yang jelas untuk asam atau basa lemah dalam konsentrasi
encer, sedangkan dengan  potensiometri titik akhir tidak jelas lagi.
Follow by Email
Email address... Submit Pemeliharaan Elektroda
Elektroda yang kering sebelum dipakai direndam sebentar dalam etanol lalu
dibilas dengan air. Sehabis dipakai elektroda dibilas lagi dengan air lalu disimpan
lagi dalam air. Elektroda yang akan disimpan untuk jangka waktu yang panjang
harus dikeringkan lalu disimpan kering. Sekali-sekali elektroda perlu dilapis ulang
dengan platinum (platinizing) sesuai dingin procedure dalam manual.
Secara berkala dan sehabis setiap kali platinizing elektroda perlu dikalibrasi
ulang dengan larutan kalibrasi  yang telah disediakan oleh metrohm, lasimnya
dengan larutan kalibrasi KCl. Tetapan elektroda distel pada 1,0 x 1 di
konduktometer, lalu koefisien suhu 2,0 untuk KCl 1 mol/liter. Tetapan elektroda
dihitung dengan rumus :
Hal-hal berikut harus selalu diingat-ingat ketika melakukan titrasi :
1.        Penyesuaian pH. Untuk banyak titrasi EDTA, pH larutan sangatt
menentukan sekali; seringkali harus dicapai  batas-batas dari 1 satuan pH
dan sering batas-batas dari 0,5 satuan pH harus dicapai, agar suatu titrasi
yang sukses dapat dilakukan. Untuk mencapai batas-batas kontrol yang
begitu sempit, perlu digunakan sebuah pH-meter sewaktu menyesuaikan
nilai pH larutan, dan bahkan untuk kasus di mana batas    pH adalah
sedemikian sehingga kertas uji pH boleh digunakan untuk mengontrol
penyesuain pH, hanyalah kertas dari jenis dengan jangkau yang sempit
boleh digunakan.
2.        Pemekatan ion logam yang akan dititrasi.Kebanyakan titrasi berhasil
dengan baik dengan 0,25 mmol ion logam yang bersangkutan dalam
volume 50-150 cm3  larutan. Jika konsentrasi ion logam itu terlalu tinggi;
maka titik akhir mungkin akan sangat sulit untuk dibedakan, dan jika kita
mengalami kesulitan dengan titik akhir, maka sebaiknya mulailah lagi
dengan satu porsi larutan uji yang lebih sedikit, dan encerkan ini sampai
100-150 cm3  sebelum menambahkan medium pembufer dan indikator,
lalu diulangi titrasi itu.
3.        Banyaknya indicator. Penambahan indicator yang terlalu banyak
merupakan kesalahan yang harus kita hindarkan. Dalam banyak kasus,
warna yang ditimbulakan oleh indicator sanagt sekali bertambah kuat
selama jalannya titrasi, dan labih jauh, banayak indicator
memperlihatkan dikroisme, yaitu terjadi suatu perubahan warna
peralihan pada satu dua tetes sebelum tiik akhir yang sebenarnya.
4.        Pencapaian titik-akhir. Dalam banyak titrasi EDTA, perubahan warna
disekitar titik akhir, mungkin lambat. Dalam banyak hal-hal demikian,
sebaiknya titran ditambahkan dengan hati-hati sambil larutan terus
menerus diaduk; dianjurkan untuk memakai pengaduk magnetic. Sering,
titik akhir yang lebih tajam dapat dicapai jika larutan diapnaskan samapi
sekitar kira-kira 40OC. Titrasi dengan CDTA selalu lebih lambat dalam
daerah titik akhir divbanding dengan titrasi EDTA padanan.
5.        Deteksi perubahan warna. Dengan semua indicator ion logam yang
digunakan pada titrasi kompleksometri, deteksi titik akhir dan titrasi
bergantung pada pengenalan suatu perubahan warna yang tertentu; bagi
banyak pengamat, ini dapat merupakan tugas yang sulit, dsan bagi yang
menderita buta warna, bolehlah dikata mustahil. Kesulitan-kesulitan ini
dapat diatasi dengan menggantikan mata dengan suatu fotosel yang jauh
lebih peka, dan meniadakan unsurt manusiawi. Untuk melakukan operasi
yang dituntut, perlu tersedia sebuah kolorimeter atau spektrofotometer
dalam mana kompartemen kuvetnya adaalh cukup besar untuk memuat
bejana titrasi (labu Erlenmeyer atau piala berbentuk tinggi)
Spektrofotometer Unicam SP 500 merupakan contoh dari instrumen yang
sesuai untuk tujuan ini, dan sejumlah fototitrator tersedia secara
komersial.
6.        Metode lain untuk mendeeksi titik akhir. Disamping deteksi secara
visualdan secara spektrofotometri dari titik akhir dalam titrasi EDTA
denagn bantuan indicator ion logam, metode berikut ini juga tersedia
untuk deteksi titik akhir.
a.    Titrasi potensiometer dengan memakai sebuah electrode merkurium
b.    Titrasi potensiometer dengan memakai sebuah electrode ion selektif
yang berespons terhadap ion yang sedang dititrasi.
c.        Titrasi potensiometri dengan memekai sebuah system electrode
platinum mengkilat kalomel jenuh, ini dapat dipakai bila reaksi
melibatkan dua keadaan oksidasi berlainan (dari) suatu logam tertentu
d.    Dengan titarasi titrasi konduktometri
e.    Dengan titrasi amperometri
f.     Dengan titrasi entalpimetri

Aplikasi Titrasi Konduktometri


Dasar Analisis Tablet Aspirin dengan Metode Titrasi Konduktometri
Menurut hukum Ohm I = E/R; di mana: I = arus dalam ampere, E = tegangan
dalam volt, R = tahanan dalam ohm. Hukum di atas berlaku bila difusi dan reaksi
elektroda tidak terjadi. Konduktansi sendiri didefinisikan sebagai kebalikan dari
tahanan sehingga I = EL. Satuan dari hantaran (konduktansi) adalah mho. Hantaran
L suatu larutan berbanding lurus pada luas permukaan elektroda a, konsentrasi ion
persatuan volume larutan Ci, pada hantaran ekivalen ionik S1, tetapi berbanding
terbalik dengan jarak elektroda d, sehingga:
L = a/d  x S Ci S1
Tanda S menyatakan bahwa sumbangan berbagai ion terhadap konduktansi
bersifat aditif. Karena a, dan d dalam satuan cm, maka konsentrasi C tentunya
dalam ml. Bila konsentrasi dinyatakan dalam normalitas, maka harus dikalikan
faktor 1000. nilai d/a = S merupakan faktor geometri selnya dan nilainya konstan
untuk suatu sel tertentu sehingga disebut tetapan sel. Untuk mengukur
konduktivitas suatu larutan, larutan ditaruh dalam sebuah sel, yang tetapan selnya
telah ditetapkan dengan kalibrasi dengan suatu larutan yang konduktivitasnya
diketahui dengan tepat, misal, suatu larutan kalium klorida standar. Sel ditaruh
dalam satu lengan dari rangkaian jembatan Wheatstone dan resistansnya diukur.
Pengaliran arus melalui larutan suatu elektrolit dapat menghasilkan perubahan-
perubahan dalam komposisi larutan di dekat sekali dengan lektrode-elektrode,
begitulah potensial-potensial dapat timbul pada elektrode-elektrode, dengan akibat
terbawanya sesatan-sesatan serius dalam pengukuran-pengukuran konduktivitas,
kecuali kalau efek-efek polarisasi demikian dapat dikurangi sampai proporsi yang
terabaikan.
Konduktivitas suatu larutan elektrolit, pada setiap temperatur hanya
bergantung pada ion-ion yang ada, dan konsentrasi ion-ion tersebut. Bila larutan
suatu elektrolit diencerkan, konduktivitas akan turun karena lebih sedikit ion
berada per cm3 larutan untuk membawa arus. Jika semua larutan itu ditaruh antara
dua elektrode yang terpisah 1 cm satu sama lain dan cukup besar untuk mencakup
seluruh larutan, konduktans akan naik selagi larutan diencerkan. Ini sebagian besar
disebabkan oleh berkurangnya efek-efek antar-ionik untuk elektrolit-elektrolit kuat
dan oleh kenaikan derajat disosiasi untuk elektrolit-elektrolit lemah.
Penambahan suatu elektrolit kepada suatu larutan elektrolit lain pada
kondisi-kondisi yang tak menghasilkan perubahan volume yang berarti akan
mempengaruhi konduktans (hantaran) larutan, tergantung apakah ada tidaknya
terjadi reaksi-reaksi ionik. Jika tak terjadi reaksi ionik, seperti pada penambahan
satu garam sederhana kepada garam sederhana lain (misal, kalium klorida kepada
natrium nitrat), konduktans hanya akan naik semata-mata. Jika terjadi reaksi ionik,
konduktans dapat naik atau turn; begitulah pada penambahan suatu basa kepada
suatu asam kuat, hantaran turun disebabkan oleh penggantian ion hidrogen yang
konduktivitasnya tinggi oleh kation lain yang konduktivitasnya lebih rendah. Ini
adalah prinsip yang mendasari titrasi-titrasi konduktometri yaitu, substitusi ion-ion
dengan suatu konduktivitas oleh ion-ion dengan konduktivitas yang lain.
Biasanya konduktometri merupakan prosedur titrasi, sedangkan konduktansi
bukanlah prosedur titrasi. Metode konduktansi dapat digunakan untuk mengikuti
reaksi titrasi jika perbedaan antara konduktansi cukup besar sebelum dan sesudah
penambahan reagen. Tetapan sel harus diketahui. Berarti selama pengukuran yang
berturut-turut jarak elektroda harus tetap. Hantaran sebanding dengan konsentrasi
larutan pada temperatur tetap, tetapi pengenceran akan menyebabkan hantarannya
tidak berfungsi secara linear lagi dengan konsentrasi. Hendaknya diperhatikan
pentingnya pengendalian temperatur dalam pengukuran-pengukuran konduktans.
Sementara penggunaan termostat tidaklah sangat penting dalam titrasi
konduktometri, kekonstanan dalam temperatur dituntut, tetapi biasanya kita hanya
perlu menaruh sel konduktivitas itu dalam bejana besar penuh air pada temperatur
laboratorium. Penambahan relatif (dari) konduktivitas larutan selama reaksi dan
pada penambahan reagensia dengan berlebih, sangat menentukan ketepatan titrasi;
pada kondisi optimum kira-kira 0,5 persen. Elektrolit asing dalam jumlah besar,
yang tak ambil bagian dalam reaksi, tak boleh ada, karena zat-zat ini mempunyai
efek yang besar sekali pada ketepatan. Akibatnya, metode konduktometri memiliki
aplikasi yang jauh lebih terbatas ketimbang prosedur-prosedur visual,
potensiometri ataupun amperometri.
Asam salisilat adalah golongan khusus dari asam hidroksi. Penggunaan utama
dari asam salisilat adalah dalam pembuatan aspirin. Reaksi dengan anhidrida asetat
mengubah gugus hidroksil fenolik dari asam salisilat menjadi ester asetil, yaitu
aspirin :

Kelebihan titrasi konduktometer


a.                titrasi tidak menggunakan indikator, karena pada titik keivalen sudah
dapat  ditentukan dengan  daya hantar dari larutan tersebut.
b.       Dapat digunkan untuk titrasi yang berwarna
c.        Dapat digunakan untuk titrasi yang dapat menimbulkan pengendapatan
d.       Lebih praktis
e.        Lebih cepat atau waktu yang diperlukan lebih sedikit
f.                Untuk persen kesalahanya lebih kecil jika dibandingkan dengan titrasi
volumetri
kekurangan titrasi konduktometer
a.       Hanya dapat diterapkan pada larutan elektrolit saja
b.      Sangat dipengaruhi temperatur
c.       Dapat ditunjukka dengan tidak langsung
d.      Peralatan cukup mahal
e.       Jika tidak hati – hati maka akan cepat rusak
f.       Tidak bisa digunakan pada larutan yang sangat asam atau basa karena akan
meleleh.

F. PROSEDUR PERCOBAAN

*  Kalibrasi Konduktometri
-  Memasang sel konduktivitas dengan konstanta sel tertentu pada socket warna hitam (A1
dan B2) dan resistan thermometer Pt-100 pada socket warna merah (A3 dan B4).
-  Memasukkan harga konstanta sel pada konduktometer. Untuk sel dengan konstanta 0,79
cm-1 maka kita memasukkan angka 7,9 kemudian menekan tombol (x 0,1) yang ada
pada deretan diatasnya sebagai factor pengali sehingga nilai konstanta sel menjadi 0,79
cm-1 ( 7,9 x 0,1 = 0,79).
-  Memasukkan temperatur larutan pada “temp” dan menekan tombol “temp”. Kemudian
memilih (set) temperatur pengukuran (0,0……99,9ºC) yaitu 150ºC.  Kita tidak
menggunakan Pt-100, maka kita menekan tombol “temp” karena kita menggunakan
titrasi manual dan bukan otomatis.
-  Mengatur koefisien temperatur pada harga (1,0…..3,9) sesuai dengan tabel dibawah ini,
untuk zat yang tidak tercantum dalam tabel ini memasukkan harga 2,0. Karena kita
menggunakan KCl dengan koefisien suhu 1,95 maka kita membulatkannya senilai 2,0.
-  Tabel koefisien temperatur dari beberapa zat

Zat 1 M ( 18ºC ) Koefisien Suhu ( α )


HNO3 1,47
KNO3 2,05
2,38
NH3 H2O
1,98
NH4Cl
1,95
KCl 2,17
NaCl

-  Menggunakan frekuensi pengukuran 2 kHz. Tombol tidak ditekan ke bawah.


-  Menggunakan range pengukuran pada “auto”. Tombol tidak ditekan kebawah.
-  Mencelupkan sel konduktometer ke dalam larutan KCl dengan konsentrasi tertentu yaitu
0,1 N sebanyak 50 ml.
-  Mengatur (mengkondisikan) larutan KCl pada salah satu temperatur sesuai tabel
dibawah ini :

-  Tabel konduktivitas larutan KCl 0,1M untuk kalibrasi


Suhu ( ºC ) Konduktivitas KCl 0,1M ( mS / cm )
0 7,15
10 9,73
15 10,48
20 11,67
25 12,88

-  Dengan melihat tabel konduktivitas diatas maka memutar tombol “coars” sampai angka
pada display menunjukkan sama dengan nilai konduktivitas yang ada pada tabel
diatas.
-  Untuk pengaturan yang lebih halus, memutar tombol “fine” lalu menekan tombol “stand
by”.
-  Kalibrasi telah selesai dan jangan memutar kembali tombol “coars” dan “fine”.
-  Jika harga pada table diatas tidak dapat tercapai maka tetapan sel dihitung dari
persamaan  
-  Nilai Kh (hasil perhitungan) dikalikan dengan tetapan yang tertera pada cell, dan
nilai tersebut dimasukkan kedalam konduktometer.

* Mencari Hantaran (Konduktivitas = G) Dari beberapa Konsentrasi Larutan Asam Atau Basa
-  Membuat larutan asam atau basa yaitu larutan HCl dan larutan NaOH dengan
konsentrasi sebagai berikut : 1M; 0,5M; 0,1M; 0,05M; dan 0,01M kedalam labu takar 50
ml dan menambahkan aquadest sampai tanda batas labu. 
-  Mencelupkan sel konduktometer kedalam larutan 1M dan mengaduknya dengan
magnetic stirrer.
-  Menekan tombol “cond” pada konduktometer dan mencatat nilai konduktivitas pada
display.
-  Menekan tombol “stand by”.
-  Mengangkat sel konduktometer dari larutan 1M dan membilasnya dengan aquadest lalu
mengeringkannya dengan tissue.
-  Melakukan hal yang sama untuk konsentrasi larutan 0,5M; 0,1M; 0,05M; dan 0,01M.
-  Membuat grafik hubungan antara konsentrasi vs konduktivitas.

* Titrasi Larutan HCl dengan NaOH


-  Memipet larutan sampel HCl 0,1M sebanyak 20 ml dan memasukkan ke dalam gelas
kimia 100 ml.
-  Mencelupkan sel konduktometer kedalam larutan HCl 0,1M dan menambahkan aquadest
hingga sel tercelup kemudian mengaduknya dengan magnetic stirrer.
-  Memasukkan ujung mikroburet (HCl adalah larutan asam, karena itu larutan peniternya
adalah larutan basa yaitu NaOH) ke dalam gelas kimia yang berisi larutan sampel
HCl.0,1M.
-  Menekan tombol “cond” pada konduktometer dan mencatat nilai konduktivitas pada
display (volume penitar = 0 ml).
-  Menekan tombol “stand by” setiap selesai pembacaan pada display.
-  Mengalirkan penitar dengan menekan tombol “Go” pada dosimat sampai volume
tertentu atau yang diinginkan.
-  Menekan tombol “cond” pada konduktometer dan mencatat nilai konduktivitas pada
display.
-  Melakukan dua point diatas sampai melewati titik akhir (konduktivitas makin besar) lalu
menekan tombol “stand by”. Bila titrasi melewati titik ekuivalen, maka volume penitar
yang ditambahkan diperkecil.
-  Mengangkat sel konduktometer dari dalam larutan dan membilasnya dengan aquadest
lalu mengeringkannya dengan tissue.

G.DATA PENGAMATAN
Kalibrasi konduktometer
Elektroda yang digunakan 0,77 cm
Konduktivitas KCl 0,1M suhu 20oC pada tabel = 11,67 mS/cm
Konduktivitas KCl 0,1M suhu 20oC yang terukur = 10,09 mS/cm

Hubungan antara konduktivitas dan konsentrasi


Konsentrasi Konduktivitas
NO
HCl (M) Larutan
1 1 199,9
2 0,5 152,6
3 0,1 33,2
4 0,05 17,43
5 0,01 3,61

Sampel HCL xN 10 ml
Titrasi HCl dengan NaOH 0,1 M untuk penentuan konduktivitas
Konduktivitas
NO. Volume NaOH ( ml )
 ( mS/cm)
1 0 2,11
2 1 1,84
3 2 1,628
4 3 1,466
5 4 1,222
6 5 0,919
7 6 0,802
8 7 0,644
9 8 0,688
10 9 0,764
11 10 0,874
12 11 0,885
13 12 1,112
14 13 1,230
15 14 1,351
16 15 1,474
17 16 1,592
18 17 1,710
19 18 1,834
20 19 1,934
21 20 2,08
22      21 2,19

H.              PERHITUNGAN
a.    Kalibrasi konduktometer
K =  . konstanta sel yang digunakan
K =  . 0,77 cm-1
K = 0,891 cm-1
Artinya kita harus memasukkan angka 8,9 kemudian menekan tombol (x 0,1)
sebagai factor pengali sehingga nilai konstanta sel menjadi 0,89 cm-1 (8,9 x 0,1 =
0,84)

b.    Pembuatan larutan

·      Pembuatan larutan NaOH 1M


    V1    .    N1    =  V2 . N2
100 mL  .   1M    =  V2 · 1M
                 V2     =  100 ml

·      Pembuatan larutan NaOH 0,5M


    V1    .    N1    =  V2 . N2
100 mL  . 0,5M   =  V2 · 1M
                 V2     =  50 ml

·      Pembuatan larutan NaOH 0,1M


    V1    .    N1    =  V2 . N2
100 mL  . 0,1M   =  V2 · 1M
                 V2     =  10 ml

·      Pembuatan larutan NaOH 0,05M


    V1    .    N1    =  V2 . N2
100 mL  . 0,05M =  V2 · 1M
                 V2     = 5 ml

·      Pembuatan larutan NaOH 0,01M


    V1    .    N1    =  V2 . N2
100 mL  . 0,01M =  V2 · 1M
                 V2     =  1 ml

c.    Penentuan konsentrasi NaOH pada titrasi konduktometri


Dik    :    VHCl      =   10 ml
              NNaOH       =   0,1M
              VNaOH        =   5,2 ml (end point pada grafik)
Dit    :    NHCl ……….?
Penyelesaian
               V1 N1       =  V2 N2
VHCl · NHCl                =  VNaOH · NNaOH
10 ml  · NHCl       =  5,2 ml · 0,1 N
              NHCl          = 0,052  N

I.    PEMBAHASAN

Didalam titrasi konduktometri kita akan mendapatkan beberapa kemudahan yang


mungkin tidak kita dapatkan jika kita menggunkan dengan titrasi lainya, misal tidak
menggunakan indikator, karena dalam titrasi konduktometri ini kita hanya mengukur daya
hantar larutan. Jadi dalam titrasi konduktometri ini kita tidak perlu mencari titik ekivalen
dengan melihat adanya perubahan warna. Walaupun demikian masih banyak kelemahan-
kelamahan dalam titrasi konduktometri ini. Karena kita tahu bahwa dalam titrasi
konduktometri hanya terbatas untuk larutan yang tergolong kedalam larutan elektrolit saja.
Sedangkan untuk larutan non elektrolit tidak dapat menggunakan titrasi konduktometri.
Titrasi konduktometri ini sangat berhubungan dengan daya hantar listrik, jadi juga akan
berhubungan dengan adanya ion – ion dalam larutan yang berperan untuk menghantarkan
arus listrik dalam larutan. Arus listrik ini tidak akan bisa melewati larutan yang tidak
terdapat ion-ion, sehingga larutan non elektrolit tidak bisa menghantarkan arus listrik.

Dalam titrasi konduktometri ini juga sangat berhubungan dengan konsentrasi dan
temperatur dari larutan yang akan ditentukan daya hantarnya. Sehingga kita harus menjaga
temperatur larutan agar berada dalam keadaan konstan, sehingga kita dapat memebedakan
perbedaan dari daya hantar larutan hanya berdasarkan perbedaan konsentrasi saja. Jika
temperatur berubah-ubah maka bisa saja konsentrasi yang besar seharusnya memilki daya
hantar yang besar malah memiliki daya hantar yang kecil karena suhunya menurun.
Sehingga ion-ion dalam larutan tidak dapat begeraka dengan bebas.

Percobaan ini bertujuan untuk mengetahui daya hantar listrik suatu larutan.
Konduktivitas suatu larutan elektrolit bergantung pada ion-ion yang ada dalam
konsentrasinya. Pada percobaan ini, sel konduktansi dibilas dengan aquades agar alat
yang digunakan bebas dari ion-ion yang mengganggu serta untuk menetralkan alat
sehingga tidak dipengaruhi oleh pengukuran sebelumnya.
Pada percobaan ini, dilakukan penentuan titik ekuivalen antara larutan HCl dan
larutan NaOH dimana kedua larutan ini, merupakan penghantar listrik yang baik.
Setiap proses titrasi, (penambahan NaOH 1 mL) dilakukan proses pengadukan
dengan magnetik stirer. Hal ini dilakukan agar dapat mengoptimalkan kemampuan
daya hantar listriksehingga ionnya dapat menyebar merata.

 
Dari hasil percobaan dapat di lihat nilai konduktivitas dari NaOH berbanding
lurus dengan konsentrasi NaOH. Hal ini dapat terjadi karena Konduktivitas suatu
larutan elektrolit pada setiap temperature hanya bergantung pada ion-ion yang ada,
dan konsentrasi ion-ion tersebut. Bila larutan elektrolit diencerkan, konduktivitas
akan turun karena lebih sedikit ion pada per cm3 larutan untuk membawa arus. Jika
semua larutan itu ditaruh antara dua elektroda yang terpisah 1 cm satu sama lain
dan cukup besar untuk mencakup seluruh larutan, konduktans akan naik selagi
larutan diencerkan. Ini sebagian besar disebabkan oleh berkurangnya efek-efek
antar ionic untuk elektrolit-elektrolit lemah
Perbandingan lurus ini juga dikarenakan konduktivitas larutan kimia yang
lazimnya berkisar antara 0,1-2000 mili siemens per cm (ms/cm). Kalau dua elektroda
direndam dalam larutan yang mengandung ion-ion, maka akan mengalir arus listrik antara
kedua elektroda tersebut.
Arus mengalir dari katoda yang bermuatan negative ke anoda yang bermuatan
positif. Sebagai pembawa arus adalah ion-ion dalam larutan. Selisih potensial antara kedua
elektroda tersebut tidak boleh terlalu besar agar tidak terjadi elektrolisa.
Sehingga semakin besar arus dan konsentrasi ion-ion didalam larutan maka
semakin besar pula konduktivitasnya. Oleh karena itu setiap elektroda mempunyai factor
tersendiri yang dimasukkan dalam perhitungan konduktivitas (cell constant K/cm).

 
Dari grafik tersebut dapat dilihat bahwa “Volume HCl vs Konduktivitas Larutan”,
bentuk grafiknya turun naik. Dimana, semakin mendekati titik ekivalen maka grafiknya
menurun. Namun, jika melewati titik ekivalen maka grafiknya naik kembali.  Hal ini terjadi
karena  semakin banyak volume peniter yang digunakan maka konduktivitas larutan akan
semakin menurun, namun penambahan volume peniter secara terus menerus akan
mengakibatkan konduktivitas larutan semakin naik karena volume peniter akan semakin
jenuh di dalam larutan.
Jika membandingkan konsentrasi yang didapatkan dari HCl yang dipakai sebagai
peniter, maka didapatkan konsentrasinya yaitu sebesar 0,052 N,  konsentrasi ini berbeda
dengan konsentrasi yang tertera pada label yaitu 0,1N, ini berarti hasil yang didapatkan itu
boleh dikatakan tidak sempurna. Hal ini terjadi karena mungkin pada saat memipet dan
pada saat pembuatan larutan terjadi kesalahan atau ketidaktelitian  sehingga kkonsentrasi
yang didapatkan berbeda.

II.         KESIMPULAN
Konsentrasi HCl pada akhir titrasi adalah 0,052N dan nilai konduktivitasnya sebesar
0,52 mS.
Sedangkan nilai konduktivitas suatu zat berbanding lurus dengan konsentrasi yang
 dimiliki.

III.      DAFTAR PUSTAKA


·         Buku Panduan Praktikum Analisis Instrumentasi, Politeknik Negeri Ujung Pandang Tahun 2004
dari File PEDC Bandung.
·         http: www. Laporan konduktometri. Blogspot.com
·         Catatan Kecil:KONDUKTOMETRI.htm
·         Zona Trio Etena:KONDUKTOMETRI.htm
·         Rehma:Titrasi Konduktometri.htm

Diposkan oleh Nafaly Van DeLappy di May 04, 2013

Label: Laporan

Add a comment as Afra Putra Waliyuddin Adilah

Top comments

gupitachemist
4 years ago (archived)
  seharusnya gra k yang kedua tidak ditarik garis lurus atau dilinearkan. krn gra knya saja tidak
itu
linier. jika R kuadrat untuk linier mendekati 1 itu bagus, tetapi krn gra knya tidak linier dan dilinearkan
jadi R kuadratnya sekitar 0,1. padahal gra knya bagus

Khoirul Ngibad
4 years ago (archived)
 iya sngat membantu sekali,,,saya juga belajar tentang konduktrimetri

Adnan Poerbowaluyojati
4 years ago (archived)
 bagus banget penjelasannya...., makasih ya...

Esa Adhmeilawati
5 years ago (archived)
 sangat bermanfaat, terima kasih :)

5 years ago (archived)


 trimakasih...aku jd bisa lihat contoh data konduktometri...sangat bermanfaat

Nafaly Van DeLappy 5 years ago


 masama :)

Post a Comment

Newer Post Home Older Post

Subscribe to: Post Comments (Atom)

Win NaFaa. Powered by Blogger.

Anda mungkin juga menyukai