Anda di halaman 1dari 22

LATAR BELAKANG

Setiap makhluk hidup di bumi diciptakan berdampingan dengan alam, karena alam sangat
penting untuk kelangsungan makhluk hidup. Karena itu setiap makhluk hidup, khususnya
manusia harus dapat menjaga keseimbangan alam. Untuk dapat menjaga keseimbangan alam dan
untuk dapat mengenali perubahan lingkungan yang terjadi, Tuhan memberikan indera kepada
setiap makhluk hidup.
Indera ini berfungsi untuk mengenali setiap perubahan lingkungan, baik yang terjadi di
dalam maupun di luar tubuh. Indera yang ada pada makhluk hidup, memiliki sel-sel reseptor
khusus. Sel-sel reseptor inilah yang berfungsi untuk mengenali perubahan lingkungan yang
terjadi. Berdasarkan fungsinya, sel-sel reseptor ini dibagi menjadi dua, yaitu interoreseptor dan
eksoreseptor.
Interoreseptor ini berfungsi untuk mengenali perubahan-perubahan yang terjadi di dalam
tubuh. Sel-sel interoreseptor terdapat pada sel otot, tendon, ligamentum, sendi, dinding pembuluh
darah, dinding saluran pencernaan, dan lain sebagainya. Sel-sel ini dapat mengenali berbagai
perubahan yang ada di dalam tubuh seperti terjadi rasa nyeri di dalam tubuh, kadar oksigen
menurun, kadar glukosa, tekanan darah menurun/naik dan lain sebagainya.
Eksoreseptor adalah kebalikan dari interoreseptor, eksoreseptor berfungsi untuk
mengenali perubahan-perubahan lingkungan yang terjadi di luar tubuh. Yang termasuk
eksoreseptor yaitu: (1) Indera penglihat (mata), indera ini berfungsi untuk mengenali perubahan
lingkungan seperti sinar, warna dan lain sebagainya. (2) Indera pendengar (telinga), indera ini
berfungsi untuk mengenali perubahan lingkungan seperti suara. (3) Indera peraba (kulit), indera
ini berfungsi untuk mengenali perubahan lingkungan seperti panas, dingin dan lain sebagainya.
(4) Indera pengecap (lidah), indera ini berfungsi untuk mengenal perubahan lingkungan seperti
mengecap rasa manis, pahit dan lain sebagainya. (5) Indera pembau (hidung), indera ini
berfungsi untuk mengenali perubahan lingkungan seperti mengenali/mencium bau. Kelima
indera ini biasa kita kenal dengan sebutan panca indera.
1. ANATOMI INDRA PENGHIDU,PENGECAP,PENGHELIATAAN, PENDENGAR DAN KESEIMBANGAN

General Sense / Panca Indra

Panca indera mencakup perasaan, penciuman, penglihatan dan pendengaran dan juga fungsi
raba dari kulit. Melalui organ-organ ini, individu dapat berjaga-jaga terhadap kekuatan dengan demikian
mampu melindungi diri sendiri. Apabila dibagi dalam kelompok alat indera, maka di bagi dalam tiga grup
yaitu:

 Kemoreseptor
Kemoresptor adalah alat indera yang merespon terhadap rangsangan zat kimia yaitu indera
pembau (hidung) dan indra pengecap (lidah).
 Mekanoresptor
Mekonoresptor adalah alat indra yang merspon terhadap rangsangan gaya berat, tegangan
suara dan tekanan yakni indera peraba (kulit) dan indera pendengaran (kuping).
 Photoreseptor/ fotoreseptor
Photoreseptor adalah alat indera yang merespon terhadap ragsangan cahaya seperti indera
penglihatan atau mata.
1. Mata Sebagai Penglihat
Penglihatan pada manusia melibatkan deteksi gelombang cahaya yang sangat sempit
dengan panjang gelombang sekitar 400 sampai 750 nm. Panjang gelombang terpendek
dipersepsi sebagai warna biru, dan panjang gelombang terpanjang dipersepsi sebagai warna
merah. Mata memiliki fotoreseptor yang mampu mendeteksi cahaya, tetapi, sebelum cahaya
mengenai reseptor yang bertanggung jawab untuk deteksi ini, cahaya harus difokuskan ke
retina ( ketebalan 200 μm) oleh kornea dan lensa. Fotoreseptor bisa dibagi menjadi dua jenis
yaitu sel batang dan sel konus ( kerucut). Reseptor batang berespons terhadap cahaya remang-
remang, dan reseptor konus berespons dalam keadaan terang dan mampu membedakan warna
merah,hijau, atau biru. Reseptor batang dank onus terdapat di bagian dalam retina, dan cahaya
harus berjalan melalui sejumlah lapisan sel untuk mencapai fotoreseptor ini. Setiap
fotoreseptor memiliki molekul pigmen visual ( batang: rodopsin; konus: eritrolabe (merah),
klorolabe (hijau), sianolabe (biru) pigmen-pigmen ini menyerap cahaya dan memicu potensial
reseptor yang, tidak seperti sistem reseptor lainnya, menyebabkan hiperpolarisasi sel dan
bukan depolarisasi. Lapisan antara permukaan retina dan sel reseptor berisi sejumlah sel yang
dapat di deteksi, yaitu sel bipolar, sel horizontal, sel amakrin, dan sel ganglion.Sel ganglion
adalah neuron yang bisa mentransmisi impuls ke seluruh sistem saraf pusat (SSP) melalui akson
di saraf optikus.Sel-sel ini tereksitasi oleh interneuron bipolar vertical yang terletak diantara sel
reseptor dengan sel ganglion. Selain itu, struktur kompleks ini juga memiliki dua kelompok
interneuron (sel horizontal dan sel amakrin) yang berfungsi dengan memberikan pengaruhnya
secara horizontal, dengan menyebabkan inhibisi lateral pada hubungan-hubungan sinaptik
disekitarnya yaitu sel horizontal pada hubungan antara sel resptor dengan sel bipolar,
sementara sel amakrin pada hubungan antara sel bipolar dengan sel ganglion.
 Anatomi Sistem Penglihatan
1) Bagian Luar Mata
a. Bulu Mata ,Bulu mata yaitu rambut-rambut halus yang terdapat ditepi kelopak mata.
b. Alis Mata (Supersilium) Alis yaitu rambut-rambut halus yang terdapat diatas mata. c.
Kelopak Mata (Palpebra) Kelopak mata merupakan 2 buah lipatan atas dan bawah kulit
yang terletak di depan bulbus okuli.
c. Kelenjar Air Mata
d. Kelenjar Meibom
2) Bagian Dalam mata.
a. Konjungtiva, Konjungtiva adalah membran tipis bening yang melapisi permukaan bagian
dalam kelopak mata dan dan menutupi bagian depan sklera (bagian putih mata), kecuali
kornea.Konjungtiva mengandung banyak sekali pembuluh darah.
b. Sklera, Sklera merupakan selaput jaringan ikat yang kuat dan berada pada lapisan
terluar mata yang berwarna putih.
c. Kornea, Kornea merupakan selaput yang tembus cahaya, melalui kornea kita dapat
melihat membran pupil dan iris.
d. Koroid, Koroid adalah lapisan yang dibangun oleh jaringan ikat yang memiliki banyak
pembuluh darah dan sejumlah sel pigmen.
e. Iris, Iris merupakan diafragma yang terletak diantara kornea dan mata.
f. Pupil Dari kornea, cahaya akan diteruskan ke pupil. Pupil menentukan kuantitas cahaya
yang masuk ke bagian mata yang lebih dalam. Pupil mata akan melebar jika kondisi
ruangan yang gelap, dan akan menyempit jika kondisi ruangan terang.
g. Lensa, Lensa berada tepat dibelakang iris dan tergantung pada ligamen suspensori.
Bentuk lensa disebut ruang viretus, berisi cairan yang lebih kental(humor viterus), yang
bersama dengan humor akueus berperandalam memelihara bentuk bola mata.
h. Retina, Retina merupakan lapisan bagian dalam yang sangat halus dan sangat sensitif
terhadap cahaya. Pada retina terdapat reseptor(fotoreseptor).
i. Aqueous humor, Aqueous Humor atau cairan berair terdapat dibalik kornea.
Strukturnya sama dengan cairan sel, mengandung nutrisi bagi kornea dan dapat
melakukan difusi gas dengan udara luar melalui kornea.
j. Vitreus humor (Badan Bening) Badan bening ini terletak dibelakang lensa. Bentuknya
berupa zat transparan seperti jeli(agar-agar) yang jernih. Zat ini mengisi pada mata dan
membuat bola mata membulat.
k. Bintik Kuning, Bintik kuning adalah bagian retina yang paling peka terhadap cahaya
karena merupakan tempat perkumpulan sel-sel saraf yang berbentuk kerucut dan
batang
3) Otot-otot yang melekat pada mata yaitu:
a. Muskulus levator palpebralis superior inferior.
b. Muskulus orbikularis okuli otot lingkar mata.
c. Muskulus rektus okuli inferior (otot disekitar mata).
d. Muskulus rektus okuli medial (otot disekitar mata).
e. Muskulus obliques okuli inferior Muskulus obliques okuli superior.
 Fisiologi Penglihatan
a. Bagian Luar
1. Bulu Mata melindungi mata dari bendabenda asing.
2. Alis mata berfungsi mencegah, Alis Mata masuknya air atau keringat dari dahi ke mata
Kelopak mata berfungsi pelindung mata sewaktu-waktu
3. Kelopak Mata kalau ada gangguan pada mata(menutup dan membuka mata) Berfungsi
untuk menghasilkan Kelenjar Air air mata yang bertugas untuk Mata menjaga mata agar
tetap lembab (tidak kekeringan).
b. Bagian Dalam
1. Konjungtiva gesekan, berfungsi kornea dari memberikan perlindungan pada sklera dan
memberi pelumasan pada bola mata. Skelera berfungsi melindungi bola mata
2. Sklera kerusakan mekanis dan menjadi tempat melakatnya otot mata. Berfungsi sebagai
pelindung mata agar tetap kuat.
3. Kornea bening dan bersih, kornea ini dibasahi oleh air mata yang berasal dari kelenjar air
mata. Memberi nutrisi ke retina.
4. Koroid dan badan kaca, dan mencegah refleksi internal
5. Iris terdapat di belakang kornea dan berpigmen. Pigmen ini menentukan warna iris pada
seseorang. mata Iris juga mengatur jumlah cahaya yang masuk ke mata dan dikendalikan
oleh saraf otonom.
6. Pupil tempat berfungsi untuk sebagai mengatur banyak sedikitnya cahaya yang masuk
kedalam mata. Pupil juga Lubang di dalam Iris yang dilalui berkas cahaya. Pupil
merupakan tempat lewatnya cahaya menuju retina.
7. Lensa berfungsi memfokuskan pandangan dengan mengubah bentuk. Lensa berperan
penting pada pembiasan cahaya.
8. Retina berfungsi untuk menerima cahaya, mengubahnya menjadi impuls saraf dan
menghantarkan impuls ke saraf optik(II).
9. Aqueous humor(humor berair) berfungsi menjaga bentuk kantong depan bola mata.
10. Vitreous humor(humor bening) berfungsi Vitreus humor menyokong lensa dan (Badan
Bening) menolong dalam menjaga bentuk bola mata.
11. Bintik kuning yang terdapat di retina pada mata Bintik Kuning adalah untuk menerima
cahaya dan meneruskan ke otak.
12. Saraf optik memiliki fungsi untuk meneruskan sebuah rangsang cahaya hingga ke otak.
Saraf Optik Semua informasi yang akan dibawa oleh saraf nantinya diproses di otak. Dan
Dengan demikian kita bisa melihat suatu benda.
 Fungsi Otot-otot pada mata
a. Muskulus orbikularis okuli otot lingkar mata, fungsinya untuk menutup mata.
b. Muskulus orbikularis okuli otot lingkar mata, fungsinya untuk menutup mata.
c. Muskulus rektus okuli inferior(otot mata), disekitar fungsinya untuk menutup mata.
Otot Mata
d. Muskulus rektus okuli medial(otot disekitar mata), fungsinya menggerakkan mata
dalam(bola mata).
e. Muskulus obliques okuli inferior, fungsinya menggerakkan bola mata ke bawah dan
kedalam.
f. Muskulus obliques okuli superior, fungsinya memutar mata ke atas ke bawah dan
keluar.

Cara Kerja Indra Penglihatan manusia memiliki cara kerja otomatis yang sempurna, mata
dibentuk dengan 40 unsur utama yang berbeda dan kesemua bagian ini memiliki fungsi penting
dalam proses melihat kerusakan atau ketiadaan salah satu fungsi bagiannya saja akan
menjadikan mata mustahil dapat melihat. Lapisan tembus cahaya di bagian depan mata adalah
kornea, tepat dibelakangnya terdapat iris, selain member warna pada mata iris juga dapat
merubah ukurannya secara otomatis sesuai kekuatan cahaya yang masuk, dengan bantuan otot
yang melekat padanya. Misalnya ketika berada di tempat gelap iris akan membesar untuk
memasukkan cahaya sebanyak mungkin. Ketika kekuatan cahaya bertambah, iris akan mengecil
untuk mengurangi cahaya yang masuk ke mata. System pengaturan otomatis yang berkeja pada
mata bekerja sebagaimana berikut. Ketika cahaya mengenai mata sinyal saraf terbentuk dan
dikrimkan ke otak, untuk memberikan pesan tentang keberadaan cahaya, dan kekuatan cahaya.
Lalu otak mengirim balik sinyal dan memerintahkan sejauh mana otot disekitar iris harus
mengerut. Bagian mata lainnya yang bekerja bersamaan dengan struktur ini adalah lensa. Lensa
bertugas memfokuskan cahaya yang memasuki mata pada lapisan retina di bagian belakang
mata. Karena otot-otot disekeliling lensa cahaya yang datang ke mata dari berbagai sudut dan
jarak berbeda dapat selalu difokuskan ke retina.

Semua system yang telah kami sebutkan tadi berukuran lebih kecil, tapi jauh lebih
unggul daripada peralatan mekanik yang dibuat untuk meniru desain mata dengan
menggunakan teknologi terbaru, bahkan system perekaman gambar buatan paling modern di
dunia ternyata masih terlalu sederhana jika dibandingkan mata. Jika kita renungkan segala jerih
payah dan pemikiran yang dicurahkan untuk membuat alat perekaman gambar buatan ini kita
akan memahami betapa jauh lebih unggulnya teknologi penciptaan mata. Jika kita amati bagian-
bagian lebih kecil dari sel sebuah mata maka kehebatan penciptaan ini semakin terungkap.
Anggaplah kita sedang melihat mangkuk Kristal yang penuh dengan buah-buahan, cahaya yang
datang dari mangkuk ini ke mata kita menembus kornea dan iris kemudian difokuskan pada
retina oleh lensa jadi apa yang terjadi pada retina, sehinggasel-sel retina dapat merasakan
adanya cahaya ketika partikel cahaya yang disebut foton mengenai sel-sel retina. Ketika itu
mereka menghasilkan efek rantai layaknya sederetan kartu domino yang tersusun dalam barisan
rapi. Kartu domino pertama dalam sel retina adalah sebuah molekul bernama 11-cis retinal.
Ketika sebuah foton mengenainya molekul ini berubah bentuk dan kemudian mendorong
perubahan protein lain yang berikatan kuat dengannya yakni rhodopsin. Kini rhodopsin berubah
menjadi suatu bentuk yang memungkinkannya berikatan dengan protein lain yakni transdusin.
Transdusin ini sebelumnya sudah ada dalam sel namun belum dapat bergabung dengan
rhodopsin karena ketidak sesuaian bentuk. Penyatuan ini kemudian diikuti gabungan satu
molekul lain yang bernama GTP kini dua protein yakni rhodopsin dan transdusin serta 1 molekul
kimia bernama GTP telah menyatu tetapi proses sesungguhnya baru saja dimulai senyawa
bernama GDP kini telah memiliki bentuk sesuai untuk mengikat satu protein lain bernama
phosphodiesterase yang senantiasa ada dalam sel. Setelah berikatan bentuk molekul yang
dihasilkan akan menggerakkan suatu mekanisme yang akan memulai serangkaian reaksi kimia
dalam sel.

 Kulit sebagai Peraba


Kulit adalah alat indera kita yang mampu meerima rangsangan temperatur suhu,
sentuhan, rasa sakit, tekanan, tekstur, dn lain sebagainya. Pada kulit terdapat reseptor yang
merupakan percabangan dendrit dari neuron sensorik yang banyak terdapat disekitar ujung jari,
ujung lidah, dahi, dll.
Reseptor adalah bagian dari sistem syaraf yang berperan sebagai penerima rangsangan
sekaligus sebagai pengubah rangsangan yang diterimanya menjadi impuls sensoris. Impuls
sensoris inilah yang dikirim ke sistem syaraf pusat. Stimulasi pada suatu reseptor merupakan
informasi mengenai terjadinya perubahan darii lingkungan eksternal dan internal tubuh
terhadap sistem syaraf pusat. Selanjutnya, sistem syaraf pusat akan mengolahnya dan
memberikan jawaban berupa pengaturan yang sesuai, sehingga kelestarian hidup tetap
terjamin terpelihara kelangsungannya. Stimulasi, merupakan suatu bentuk energi yang banyak
ragamnya di alam ini. Bentuk-bentuk nergi tersebut adalah energi mekanis-tekanan, energi
thermis-derajad suhu, energi khemis-bau, rasa, kadar O2 dan kadar CO2, energi cahaya
gelombang cahaya, energi suara-gelombang suara. Masing-masing reseptor disesuaikan untuk
memberikan respon pada suatu bentuk enrgi tertentu. Bentuk energi khusus yang
memberikan respons reseptor paling peka disebut rangsangan adekwat. Reseptor seringkali
berada di dalam suatu waktu wadah yang terbuat dari sel-sel non syaraf, membentuk suatu
organ sensorik (mata, telinga dll).
 Hidung sebagai Pencium
Hidung merupakan organ penciuman dan jalan utama keluar masuknya udara dari dan
ke paru-paru. Hidung juga memberikan tambahan resonansi pada suara dan merupakan tempat
bermuaranya sinus paranasalis dan saluran air mata. Hidung bagian atas terdiri dari tulang, dan
hidung bagian bawah terdiri dari tulang rawan (kartilago). Didalam hidung terdapat rongga
yang dipisahkan menjadi dua rongga oleh septum, yang membentang dari lubang hidung
sampai ke tenggorokan bagian belakang. Tulang yang disebut konka nasalis menonjol ke dalam
rongga hidung membentuk sejumlah lipatan. Lipatan ini menyebabkan bertambah luasnya
daerah permukaan dilalui udarah. Rongga hidung dilapisi oleh selaputt lendir dan pembuluh
darah. Luasnya permukaan dan banyaknya pembuluh darah memungkinkan hidung
menghangatkan dan melebabkan udara yang masuk dengan segera.Sel-sel pada selaput lendir
dan memiliki tonjolan-tonjolan kecil seperti rambut (silia). Biasanya kotoran yang masuk
kehidung ditangkap oleh lendir, lalu disapu oleh silia ke arah lobang hidung atau ketenggorokan.
Cara ini membantu membersihkan udara sebelum masuk ke paru-paru. Bersin secara otomatis
membersihkan saluran hidung sebagai respon terhadap iritasi, sedangkan batuk memersihkan
paru-paru. Sel-sel penghidu terdapat di rongga hidung bagian atas. Sel-sel ini memiliki silia yang
mengarah ke bawah ( kerongga hidung) dan serat syaraf yang mengarah ke atas (ke bulbus
olfatorius, yang merupakan penonjolan pada setiap syaraf olfaktorius/syaraf penghidu). Syaraf
olfaktorius langsung mengarah ke otak. Tulang disekitar hidung terdiri dari sinus paranasalis,
yang merupakan ruang berongga dengan lubang yang mengarah ke rongga hidung.
Terdapat 4 kelompok sinus paranasalis:

 sinus maksilaris
 sinus etmoidalis
 sinus frontalis
 sinus sfenoidalis

Dengan adanya sinus ini maka:

 Berat dari tulag wajah menjadi berkurang


 Kekuatan dan bentuk tulang terpelihara
 Resonansi suara bertambah.

Sinus dilapisi oleh selaput lendir yang terdiri dari sel-sel penghasil lendir dan silia. Partikel
kotoran yang masuk ditangkap oleh lendir lalu disapu oleh silia ke rongga hidung. Pengaliran
dari sinus sangat peka terhadap infeksi dan peradangan (sinusitis).

Morfologi Hidung manusia Mekanisme penciuman Kelainan Pada Indera penciuman :

1. Bulbus OlfaktoriusBulbus Olfaktorius, Bulbus olfaktoriusBulbus olfaktorius adalah


sistemadalah sistem saraf kranial yang terdapat padasaraf kranial yang terdapat pada
otak yang berfungsi sebagaiotak yang berfungsi sebagai pengatur sistem
penciumanpengatur sistem penciuman manusia.
2. Rongga hidung (nasal cavity) adalah bagian dari hidung yang berfungsi untuk
mengalirkan udara dari luar ke tenggorokan menuju paru paru. Rongga hidung ini
dimenuju paru paru. Rongga hidung ini di hubungkan dengan bagian belakang
tenggorokan. Rongga hidung di pisahkan oleh langit-langit mulut kita yang di sebut
dengan.
3. Struktur konka, Struktur konka yang berfungsi terhadap udara luar karena
strukturnyayang berlapis Sel silia yang berperan untuk mlemparkan benda asing ke
luar dalam usaha untuk membersihkan jalan luar napas.
4. Rongga Bagian internal hidung adalah rongga berlorong yang dipisahkan menjadi
kanan dan kiri oleh pembagi vertikal kanan dan kiri yang sempit, yang disebut
septum.
5. NostrilNostril Hidung manusia di bagi menjadi dua bagian rongga yang sama besar
yang di sebut dengan Nostril. Dinding pemisah di sebut dengan septum, septum
terbuat dari tulang yang sangat tipis. Rongga hidung di lapisi dengan rambut dan
membran yang mensekresi lendir lengket.
6. Membran Mukosa, Membran Mukosa Mucous membrane atau dikenal juga dengan
sebutan membran mukosa adalah Selaput yang berfungsi mengahangatkan udara
dan melembabkannya. berfungsi untuk membuat mucus (lendir atau ingus) yang
berguna untuk menangkap debu, bakteri, dan partikel- partikel kecil lainnya yang
dapat merusak paru-paru.
7. Lendir di sekresi secara terus-menerus oleh sel-sel goblet yang melapisi permukaan
mukosa dan bergerak ke belakang ke nasofaring oleh gerakan silia. Rongga hidung
dimulai dari Vestibulum, yakni, bagian anterior ke bagian
posteriorposterior yang yang berbatasan dengan nasofaring.
8. Olfaktorius di bulbus, Indera bau bergerak lewat traktus olfaktorius dg perantaraan
stasiun penghubung hingga mencapai daerah penerima akhir dlm pusat olfaktorius
pd lobus temporalis di otak besar tempat penafsiran bau tsb.
9. RINITIS ALERGI Adalah reaksi berlebihan (hipersensitif) pada rongga hidung karena
kontak dengan bahan alergen yang ditandai dengan pilek, bersin-bersin (kadang
bersin berkepanjangan) dan hidung buntu. Dengan faktor penyebab antara lain:
Bahan makanan-minuman.
10. POLIP HIDUNG Polip hidung terjadi karena munculnya jaringan lunak pada rongga
hidung yang berwarna putih atau keabuan. Jaringan ini bisa diamati langsung dengan
mata telanjang setelah lubang hidung diperbesar dengan alat spekulum hidung. Polip
hidung biasanya menyerang orang dewasa yang kemungkinan disebabkan oleh
karena reaksi hipersensitif atau reaksi alergi pada mukosa hidung yang berlangsung
lama. Beberapa faktor lain yang meningkatkan kemungkinan terkena polip hidung
antara lain sinusitis (radang sinus) yang menahun, iritasi, sumbatan hidung oleh
karena kelainan anatomi.
11. ANGIOFIBROMA JUVENIL Angiofibroma Juvenil adalah tumor jinak pada hidung
bagian belakang yang mengandung pembuluh darah. Tumor ini paling sering
ditemukan pada anak-anak laki yang sedang mengalami masa puber. Tumor ini tidak
ganas, tetapi dapat merusak jaringan pada lapisan hidung dan sering menyebabkan
pendarahan hidung (epistaksis, mimisan). Jika tumbuh membesar, tumor bisa meluas
ke jaringan di sekitarnya, kantung mata atau rongga kranial (rongga yang berisi otak).
12. RINITIS ATROFI Rinitis atrofiRinitis atrofi yang disebut juga rinitis sika, rinitis kering,
sindrom hidung-terbuka, atau ozaenaozaena adalah penyakit hidung kronik yang
ditandai atrofi progresif mukosa hidung dan tulang penunjangnya disertai
pembentukan sekret yang kental dan tebal yang cepat mengering membentuk
krusta, menyebabkan obstruksi hidung, anosmia, dan mengeluarkan bau busuk.
 Telinga sebagai Pendengar
Telinga merupakan organ untuk pendengaran dan keseimbangan, yang terdiri dari
telinga luar, telinga tengah, dan teliga dalam. Telinga luar menangkap gelombang suara yang
dirubah menjadi energi mekanis oleh telingah tengah. Telinga tengah merubah energi mekanis
menjadi gelombang syaraf, yang kemudian dihantarkan ke otak. Telingah dalam juga membantu
menjaga keseimbangan tubuh. Telingah dibagi menjadi tiga bagian:
1. Telinga luar
Telinga luar terdiri dari daun telingah (pinna atau aurikel) dan saluran telingah (meatus
auditorius eksternus). Telingah luar merupakan telingah rawan (kartilago) yang dilapisi oleh
kulit, daun telingah kaku tetapi juga lentur. Suara yang ditangkap oleh daun telingah
mengalir melalui saluran telingah ke gendang telingah. Gendang telingah adalah selaput
tipis yang dilapisi oleh kulit, yang memisahkan telingah tengah dan telingah luar.
2. Telinga tengah
Telinga tengah terdiri dari gendang teligah (membran timpani) dan sebuah ruang kecil
berisi udarah yang memiliki 3 tulang kecil yang menghubungkan gendang telinga dengan
telinga dalam.

Ketiga tulang tersebut adalah:

 Tulang maleus (bentuknya seperti palu,melekat pada gendang telinga).


 Tulang inkus (menghubungkan maleus dan stapes)
 Tulang stapes (melekat pada jendela oval di pintu masuk ke telinga dalam). Getaran dari
gendang teingah diperkuat secara mekanik oleh tulang-tulang tersebut dan dihantarkan
ke jendela ovul.

Telingah tengah juga memiliki 2 otot yang kecil-kecil:

 Otot tensor timpani (melekat pada maleus dan menjaga agar gendang telingah tetap
menempel)
 Otot stapedius (melekat pada stapes dan menstabilkan hubungan antara stapedius
dengan jenela ovul) Jika telingah menerima suara yang keras, maka otot stapedius akan
berkontraksi sehingga rangkaian tulang-tulang semakin kaku dan hanya sedikit suara
yang dihantarkan. Respon ini direfleks akustik, yang membantu melindungi telingah
dalam yang rapuh dari kerusakan karena suara. Tuba eustakius adalah saluran kecil yang
menghubungkan telingah tengah dengan hidung bagian belakang, yang memungkinkan
masuknya udara luar ke dalam telingah tengah. Tuba eustakius membuka ketika kita
menelan, sehingga membantu menjaga tekanan udara yang sama pada kedua sisi
gendang telinga, yang penting untuk fungsi pendengaran yang normal dan kenyamanan.
3. Telinga dalam
Telinga dalam adalah (labirin) adalah suatu struktur yang kompleks, yang terdiri dari
bagian utama:
 Koklea (organ pendengaran)
 Kanalis semisirkuler (organ keseimbangan).

Koklea merupakan saluran berongga yang berbetuk seperti rumah siput, terdiri dari
cairan kental dan organ corti, yang mengandung ribuan sel-sel kecil (sel rambut) yang
memiliki rambut yang mengarah ke dalam cairan tersebut. Getaran suara yang
dihantarkan dari tulang pendengaran di telingah tengah kejendela oval ke telingah
tengah menyebabkan bergetarnya cairan dan sel rambut. Sel rambut yang berbeda
memberikan respon terhadap frekuensi suara yang berbeda dan merubahnya menjadi
gelombang syaraf.

Gelobang syaraf ini lalu berjalan di sepanjang serat-serat syaraf pengaran yang akan
membawanya ke otak.Walaupun ada perlindungan refleks akustik, tetapi suara yang
gaduh bisa menyebabkan kerusakan pada sel rambut.
Jika sel rambut rusak dia tidak akan tumbuh kembali. Jika teligah terus menerus
menerima suara keras maka bisa terjadi kerusakan sel rambut yang progresif dan
berkurangnya pendengaran. Kanalis semisirkuler merupakan 3 saluran yang berisi
cairan, yang berfungsi membantu menjaga keseimbangan. Setiap gerakan kepala
menyebabkan cairan di dalam saluran bergerak. Gerakan cairan di salah satu saluran
bisa lebih besar dari gerakan cairan disaluran lainnya; hal ini tergantung dari arah
pergerakan kepala.

Saluran ini juga menganung sel rambut yang memberikan respon terhadap gerakan
cairan. Sel rambut ini memprakarsai gelombang saraf yang menyampainkan pesan ke
otak, kea arah mana kepala bergerak, sehingga keseimbangan dipertahankan. Jika
terjadi infeksi pada kanalis semisirkuler, maka timbul fertigo (perasan berputar).

 Lidah sebagai pengecap

Lidah adalah kumpulan otot angka pada bagian lantai mulut yang dapat membantu
pencernaan makanan dengan mengunyah dan menelan. Lidah dikenal sebagai indera pengecap
yang banyak memiliki struktur tunas pengecap. Lidah juga turut membantu dalam tindakan
bicara. Struktur lain yang berhubungan dengan lidah sering disebut ligual, dari bahasa latin
lingua atau glossal dari bahasa yunani.

Sebagian besar, lidah tersusun atas otot rangka yang terletak pada tulang hyiodeus,
tulang rahang bawah dan processus styloideus ditulang pelipis. Terdapat dua jenis otot dilidah
yaitu otot ekstrinsik dan intrinsik. Lidah memiliki permukaan yang kasar karena adanya tonjolan
yang disebut papila. Terdapat 3 jenis papila yaitu:

1. Papila filiformis (fili=benang); berebtuk seperti benang halus;


2. Papila sirkumvalata (sirkum=bulat). Berbentuk bulat, tersusun seperti huruf v dibelakang
lidah.
3. Papila fungiformis (fungi=jamur); berbentuk seperti jamur.

Terdapat satu jenis papila yang tidak terdapat pada manusia, yakni papila foliata pada
hewan pengerat. Tunas pengecap adalah bagian pengecap yang ada dipinggir papila, terdiri dua
sel yaitu sel penyokong dan sel pengecap. Sel pengecap berfungsi sebagai reseptor, sedangkkan
sel penyokong berfungsi untuk menopang. Namun saat ini banyak peneliti yang memasukkan
rasa kelima yaitu gurih atau sedap yang ditenukan pada makanan yang kebanyakan protein
pada daging, ikan dan sebagainya. Rasa-ras dasar ini dapat berevolusi ehingga kita dapat
merasakan rasa busuk atau beracun dari rasa pahit dan aman. Rasa manis membantu kita untuk
mengenal makanan yang menyehatkan atau kaya kalori, rasa asin diperluakan untuk setiap
fungsi tubuh, dan rasa gurih dapat membantu kita mengidentivikasikan makanan yang kaya
akan protein. Ada beberapa orang yang mempunyai ´’ dunia rasa” yang berbeda-beda, misalnya
ada yang menyuki pedes, ataupun yang tidak ada. Itu semua dipengaruhi oleh faktor genetis
yang berbeda-beda dan budaya sendiri. Parah penelitih telah membuktika bahwa di Amerika
masyarakatnya adalah supertaster yang merasakan cabe, Jahe sangat pedas sekalih begitu juga
dengan gula merakka merasakan sangat nanis sakali. Berbeda dengan Taster, mereka
merasakan jahe dan cabe biasa saja begitu juga dengan rasa yang lain. Ini disebabkan oleh
jumlah papila yang berbeda.

Selain berfungsi pada mekanisme pencernaan atau pengucapan, lidah manusia memiliki
penggunaan lain. Lidah berperan pada salah satu bentuk ciuman yang dikenal dengan french
kissing atau ciuman perancis. Lidah digunakan pula untuk tindakan menjilat pada manusia dan
hewan mamalia. Lidah dapat menjadi tempat untuk pendidikan pada beberapa kebudayaan
masyarakat. Tindik lidah sudah ada sejak masa kuno dan kini smakin meningkat pada kebudaan
barat terutama pada kebudayaan remaja. Lidah digunakan pada beberapa tindakan lain seperti
meniup permen karet dan bersiul.

 Lidah Putih
Titik-titik atau bagian putih pada lidah dapat menjadi tanda-tanda beberapa kondisi medis:
 Efek samping dari antibiotic
 Candidiasis
 Debauch
 Dehidrasi
 Leukoplakia
 Keratosis faringis

Air liur, air ludah, atau saliva adalah cairan bening yang dihasilkan dalam mulut manusia
dan beberapa jenis hewan

Keseimbangan

Terdapat tiga sistem yang mengelola pengaturan keseimbangan tubuh yaitu :


sistemvestibular, sistem proprioseptik, dan sistem optik. Sistem vestibular meliputi labirin
(aparatusvestibularis), nervus vestibularis dan vestibular sentral. Labirin terletak dalam pars
petrosa ostemporalis dan dibagi atas koklea (alat pendengaran) dan aparatus vestibularis
(alatkeseimbangan). Labirin yang merupakan seri saluran, terdiri atas labirin membran yang
berisiendolimfe dan labirin tulang berisi perilimfe, dimana kedua cairan ini mempunyai
komposisikimia berbeda dan tidak saling berhubungan.

Aparatus vestibularis terdiri atas satu pasang organ otolith dan tiga pasang
kanalissemisirkularis. Otolith terbagi atas sepasang kantong yang disebut sakulus dan
utrikulus.Sakulus dan utrikulus masing-masing mempunyai suatu penebalan atau makula
sebagaimekanoreseptor khusus. Makula terdiri dari sel-sel rambut dan sel penyokong.
Kanalissemisirkularis adalah saluran labirin tulang yang berisi perilimfe, sedang
duktussemisirkularis adalah saluran labirin selaput berisi endolimfe. Ketiga duktus
semisirkularisterletak saling tegak lurus.

Sistem vestibular terdiri dari labirin, bagian vestibular nervus kranialis kedelapan(yaitu,
nervus vestibularis , bagian nervus vestibulokokhlearis), dan nuklei vestibularis dibagian otak, dengan
koneksi sentralnya. Labirin terletak di dalam bagian petrosus ostempolaris dan terdiri dari
utrikulus, sakulus, dan tigan kanalis semisirkularis. Labirinmembranosa terpisah dari labirin
tulang oleh rongga kecil yang terisi dengan perilimf; organmembranosa itu sendiri berisi
endolimf. Urtikulus, sakulus, dan bagian kanalis semisirkularisyang melebar (ampula)
mengandung organ reseptor yang berfungsi untuk mempertahankan keseimbangan.

 ANATOMI ORGAN KESEIMBANGAN


Terapi fisik Susunan saraf pusat mempunyai kemampuan untuk mengkompensasi
gangguankeseimbangan. Namun kadang-kadang dijumpai beberapa penderita yang
kemampuanadaptasinya kurang atau tidak baik. Hal ini mungkin disebabkan oleh
adanyagangguan lain di susunan saraf pusat atau didapatkan deficit di sistem visual
atauproprioseptifnya. Kadang-kadang obat tidak banyak membantu, sehingga perlu
latihanfisik vestibular. Latihan bertujuan untuk mengatasi gangguan
vestibular,membiasakan atau mengadaptasi diri terhadap gangguan keseimbangan.
Tujuanlatihan ialah :
1. Melatih gerakan kepala yang mencetuskan vertigo atau disekuilibrium
untuk meningkatkan kemampuan mengatasinya secara lambat laun.
2. Melatih gerakan bola mata, latihan fiksasi pandangan mata.
3. Melatih meningkatkan kemampuan keseimbangan

Contoh latihan :

1. Berdiri tegak dengan mata dibuka, kemudian dengan mata ditutup.


2. Olahraga yang menggerakkan kepala (gerakan rotasi, fleksi, ekstensi, gerak miring).
3. Dari sikap duduk disuruh berdiri dengan mata terbuka, kemudian dengan
matatertutup.
4. Jalan di kamar atau ruangan dengan mata terbuka kemudian dengan mata tertutup.
5. Berjalan “tandem” (kaki dalam posisi garis lurus, tumit kaki yang satu menyentuh
6. jari kaki lainnya dalam melangkah).
7. Jalan menaiki dan menuruni lereng.
8. Melirikkan mata kearah horizontal dan vertikal.
9. Melatih gerakan mata dengan mengikuti objek yang bergerak dan juga
memfiksasipada objek yang diam.

BPPV
Pada kondisi ini tidak direkomendasikan terapi bat-obatan. Vertigo dapatmembaik
dengan maneuver rotasi kepala hal ini akan mmemindahkan deposit kalsiumyang bebas
ke belakang vestibule,. Manuver ini meliputi reposisi kanalit berupamaneuver epley,
modifikasi maneuver epley. Pasien perlu tetap tegak selama 24 jamsetelah reposisi
kanalit utnuk mencegah deposit kalsium kembali ke kanalissemisirkularis,Vestibular
neuronitis dan Labirynthis
Terapi focus pada gejala menggunakan terapi obat-obatan yang mensipresivestibular
yang diikuti dengan latihan vestibular. Kompensasi vestibular terjasi lebihcepat dan lebih
sempurna jika pasien mulai 2 kali sehari latihan vestibular sesegeramungkin setelah
vertigo berkurang dengan obat-obatan.

Meniere disease
Terapi dengan menurunkan tekanan endolimfatik. Walaupun diet rendahgaram
dan diuretic seringkali mengurangi vertigo, hal ini kurang efektif dalammengobati
ketulian dan tinnitus.
Pada kasus yang jarang intervensi bedah seperti dekompresi dengan shuntendolimfatik atau
cochleosacculoctomy dibutuhkan jika penyakit ini resisten terhadappengobatan diuretic
dan diet.
Iskemik Vascular
Terap TIA dan stroke meliputi mencegah terjadinya ulangan kejadian
melaluicontrol tekanan darah, menurunkan level kolesterol, mengurangi
merokok,menginhibisi fungsi platelet (misalnya aspirin, clopidogrel) dan
terkadangantikoagulasi (warfarin).Vertigo akut yang disebabkan oleh stroke pada batang
otak atau cerebellumdiobati dengan obat-oabat yang mensupresi vestibular dan
meminimalisrir pergerakankepala pada hari pertama. Sesegera mungkin jika keluhan
dapat ditoleransi obat-oabatan harus di tapper off dan latihan rehabilitasi vestibular harus
segera dimulai.Penempatan stent vertebrobasilar diperlukan pada pasien dengan
stenosisarteri vertebralis dan refrakter terhadap penaganan medis.Perdarahan pada
cerebellum dan batang otak member risiko kompresisehingga diperlukan dekompresi
mellau neurosurgery.

3. STRUKTUR BOLA MATA DAN STRUKTUR TELINGA


a. Bola Mata

Bola mata berdiameter sekitar 2,5 cm dengan 5/6 bagiannya terbenam dalam rongga
mata dan hanya 1/6 bagian yang tampak dari luar. Bagian-bagian mata tersebut memiliki fungsI
berbeda, secara rinci diuraikan sebagai berikut :
1. Retina
Definisi : lapisan terdalam penyusun bola mata yang tersusun atas sel-sel saraf serta sel-sel
fotoreseptor.
Fungsi : mendeteksi ada tidaknya cahaya
2. Fovea
Definisi : bagian terkecil pada bagian tengah retina yang tersusun atas sel-sel kerucut.
Fungsi : memberikan ketajaman pengelihatan yang tinggi.
3. Bintik Buta
Definisi : bagian kecil pada retina tempat serabut-serabut saraf bertemu menjadi saraf
optik. Bagian ini tidak memiliki sel-sel batang dan sel-sel kerucut sehingga tidak peka
terhadap cahaya
4. Iris/Selaput Pelangi
Definisi : jaringan berbentuk cakram melingkar yang terdapat persis di depan lensa. Jaringan
ini tersusun atas serabut otot sirkuler dan radial. Di bagian ini terdapat pigmen yang
mengatur warna mata.
Fungsi : mengatur jumlah cahaya yang masuk ke mata dengan mengatur ukuran pupil.
5. Pupil
Definisi : lubang di tengah-tengah iris yang memungkinkan cahaya masuk ke mata.
Fungsi : tempat cahaya masuk ke mata.
6. Lensa Mata
Definisi : semacam struktur yang transparan, elastis dan berbentuk bikonvens.
Fungsi : mengatur cahaya untuk membentuk bayangan, dan juga membatasi rongga mata
menjadi dua bagian terpisah yang masing-masing berisi cairan bening (aqueous humour)
dan bahan transparan seperti jeli (vitreous humour).
7. Ligamen Suspensor
Definisi : ligamen kuat yang menghubungkan otot-otot siliaris dengan lensa.
Fungsi : merubah bentuk lensa dengan kontraksi dan relaksasi otot-otot siliaris.
8. Saraf Optik
Definisi : sekumpulan serabut saraf sensorik yang meninggalkan bagian belakang mata.
Fungsi : membawa rangsang dari retina menuju otak.
9. Otot Mata
Definisi : otot yang berada di sekeliling bola mata.
Fungsi : menggerakkan bola mata. Pada bola mata terdiri dari tiga lapisan yaitu sebagai
berikut:

Bola mata terdiri dari tiga lapisan yaitu sebagai berikut :

 Tunika fibrosa
Tunika fibrosa terdiri dari sclera yang berwarna putih dan tidak tembus cahaya, serta
kornea yang tembus cahaya (transparan). Kornea tidak mengandung pembuluh darah,
tetapi mengandung banyak serabut saraf. Kornea memiliki selaput pelindung yang
disebut konjungtiva. Pada batas kornea dan sclera terdapat kanalis schlemm yang
berfungsi untuk menyerap kembali cairan aqueous humor bola mata.
 Tunika vaskulosa (uvea)
Tunica vasculosa merupakan bagian tengah bola mata, urutan dari depan ke belakang
terdiri dari iris, corpus ciliaris dan koroid. Koroid berupa lapisan jaringan yang tipis dan
mengandung banyak pembuluh darah, dan berwarna cokelat karena mengandung
pigmen. Pigmen inilah yang menyebabkan bagian bola mata menjadi gelap. Daerah ini
disebut iris. Coba Anda perhatikan mata orang Indonesia dengan orang-orang dari
Negara barat! Apakah perbedaannya? Tentunya pada warna. Orang Indonesia biasanya
bermata hitam atau coklat, adapun orang barat biasanya berwarna biru atau hijau. Nah,
di bagian irislah terdapatnya perbedaan ini karena di tempat ini memiliki pigmen warna.
Bagian depan dari lapisan iris ini disebut pupil yang terletak di belakang kornea tengah.
Pengaruh kerja ototnya yaitu melebar dan menyempitnya bagian ini.

MENGETAHUI CARA KERJA PUPIL

Coba Anda masuk ke dalam suatu kamar yang gelap gulita, maka Anda akan berusaha
melihat dengan melebarkan mata agar cahaya yang masuk cukup. Pada kondisi ini disebut
dengan dilatasi, demikian sebaliknya jika Anda berada pada ruangan yang terlalu terang maka
Anda akan berusaha untuk menyempitkan mata karena silau untuk mengurangi cahaya yang
masuk yang disebut dengan konstriksi. Pada sebuah kamera, pupil ini diibaratkan seperti
diafragma yang dapat mengatur jumlah cahaya yang masuk. Di sebelah dalam pupil terdapat
lensa yang berbentuk cakram otot yang disebut musculus siliaris.

Otot ini sangat kuat dalam mendukung fungsi lensa mata, yang selalu bekerja untuk
memfokuskan penglihatan. Seseorang yang melihat benda dengan jarak yang jauh tidak
mengakibatkan otot lensa mata bekerja, tetapi apabila seseorang melihat benda dengan jarak
yang dekat maka akan memaksa otot lensa bekerja lebih berat karena otot lensa harus
menegang untuk membuat lensa mata lebih tebal sehingga dapat memfokuskan penglihatan
pada benda-benda tersebut. Sekarang Anda tahu mengapa aktivitas seseorang yang membaca
buku akan membuat mata terasa cepat lelah? Pada bagian depan dan belakang lensa ini
terdapat rongga yang berisi caira bening yang masing-masing disebut aqueous humor dan

vitreous humor. Adanya cairan ini dapat memperkokoh kedudukan bola mata
 Tunika nervosa (retina)

Tunika nervosa merupakan lapisan terdalam dari bola mata. Retina terdiri atas tiga lapis
neuron yaitu lapisan sel batang dan kerucut, lapisaan neuron bipolar dan lapisan neuron
ganglion. Bagian ini merupakan bagian terdalam dari mata. Lapisan ini lunak, namun tipis,
hampir menyerupai lapisan pada kulit bawang. Retina tersusun dari sekitar 103 juta sel-sel yang
berfungsi untuk menerima cahaya. Di antara sel-sel tersebut sekitar 100 juta sel merupakan sel-
sel batang yang berbentuk seperti tongkat pendek dan 3 juta lainnya adalah sel konus (kerucut).
Sel-sel ini berfungsi untuk penglihatan hitam dan putih, dan sangat peka pada sedikit cahaya.

1. SEL BATANG : Sel-sel batang ini tidak dapat membedakan warna. Suatu zat yang dihasilkan
sel-sel batang ini adalah zat warna jingga yang sangat rentan terhadap cahaya, yang disebut
rodopsin. Artinya jika ada cahaya yang terang maka dapat memudarkan zat warna jingga ini.
Hal ini dapat Anda buktikan, ketika Anda berada di luar rumah dengan menatap cahaya
matahari, kemudian masuk kembali ke dalam rumah. Apa yang Anda rasakan? Tentunya
seketika itu Anda belum dapat melihat benda-benda di dalam rumah. Setelah sekitar 20
detik kemudian Anda baru akan dapat melihat kembali dengan jelas benda-benda di dalam
rumah. Mengapa demikian? Zat warna jingga yang pudar karena cahaya yang terang
tersebut akan terbentuk kembali dengan memerlukan waktu yang kurang lebih 20 detik.
Ketika zat wana jingga sudah terbentuk maka Anda akan dapat melihat di tempat yang
redup
2. SEL KERUCUT atau cone cell mengandung jenis pigmen yang berbeda, yaitu iodopsin yang
terdiri dari retinen. Terdapat 3 jenis iodopsin yang masing-masing sensitif terhadap cahaya
merah, hijau dan biru. Masing-masing disebut iodopsin merah, hijau dan biru. Segala warna
yang ada di dunia ini dapat dibentuk dengan mencampurkan ketiga warna tersebut. Sel
kerucut diperlukan untuk penglihatan ketika cahaya terang. Signal listrik dari sel batang dan
sel kerucut ini akan di teruskan melalui sinap ke neuron bipolar, kemudian ke neuron
ganglion yang akan membentuk satu bundel syaraf yaitu syaraf otak ke II yang menembus
coroid dan sclera menuju otak. Bagian yang menembus ini disebut dengan discus opticus,
dimana discus opticus ini tidak mengandung sel batang dan sel kerucut, maka cahaya yang
jatuh ke discus opticus tidak akan terlihat apa-apa sehingga disebut dengan bintik buta.

Bola mata terbagi menjadi 2 bagian, masing-masing terisi oleh cairan:

A. Segmen anterior : mulai dari kornea sampai lensa.


B. Segmen posterior : mulai dari tepi lensa bagian belakang sampai ke retina.
 Alat Tambahan Mata
Alat tambahan mata terdiri dari alis mata, kelopak mata, bulu mata dan apparatus lakrimalis.
1. Alis Mata : terdiri dari rambut kasar yang terletak melintang di atas mata. Alis melintang
diatas mata. Alis mata berfungsi dalam kecantikan dan melindungi mata dari keringat.
2. Kelopak Mata : terdiri dari dua bagian yaitu kelopak mata atas dan bawah. Dari dalam ke
luar, kelopak mata terdiri dari lapisan-lapisan :
 konjungtiva yaitu selaput lender yang melapisi bagian dalam kelopak mata dan melapisi
juga permukaan bola mata;
 kelenjar meibomian yang dapat menghasilkan lemak untuk mencegah pelekatan kedua
kelopak mata;
 lapisan tarsal yaitu lapisan jaringan ikat yang kuat untuk menunjang kelopak mata;
 otot orbikularis okuli yang berfungsi menutup bola mata;
 jaringan ikat dan kulit luar
3. Bulu Mata merupakan barisan rambut pada ujung kelopak mata. Pada bulu mata terdapat
kelenjar minyak yang disebut kelenjar zeis yang terletak pada akar bulu mata. Infeksi pada
kelenjar minyak disebut bintil (hordeolum)
4. Aparatus lakrimalis terdiri dari kelenjar lakrimalis, duktus (saluran lakrimalis), dan duktus
nasolakrimalis. Kelenjar lakrimalis (kelenjar air mata) terletak di sudut lateral atas rongga
mata, berfungsi untuk menghasilkan air mata. Air mata berfungsi menjaga kelembaban dan
kesehatan mata, juga menjerat dan membuang partikel-partikel kecil yang masuk ke mata.
Selain itu, air mata kaya akan antibodi yang membantu mencegah terjadinya infeksi. Dari
kelenjar ini keluar kurang lebih dua belas saluran lakrimalis yaitu saluran-saluran yang
mengalirkan air mata menuju konjungtiva kelopak mata atas.

 Otot Mata, Saraf dan Pembuluh


Pada setiap mata terdapat enam otot lurik yang menghubungkan bola mata dengan
tulang sekitarnya. Otot ini berfungsi menggerakan bola mata, sehingga mata dapat mengerling
ke kanan, kiri, atas dan bawah. Gerakan otot bola mata berada di bawah kesadaran. Beberapa
otot bekerja sama menggerakkan mata. Setiap otot dirangsang oleh saraf kranial tertentu.

Tulang orbita yang melindungi mata juga mengandung berbagai saraf lainnya.

 Saraf optikus membawa gelombang saraf yang dihasilkan di dalam retina ke otak
 Saraf lakrimalis merangsang pembentukan air mata oleh kelenjar air mata
 Saraf lainnya menghantarkan sensasi ke bagian mata yang lain dan merangsang otot pada tulang
orbita.
TELINGA
Telinga merupakan organ penerima gelombang suara yang meyebabkan seseorang
dapat mendengar suara-suara di sekitarnya. Telinga yang nampak dari luar hanyalah daun
telinga dan salurannya saja, padahal telinga kita memiliki struktur yang rumit di dalamnya.
Telinga akan menerima gelombang dan menguatkannya sehingga dapat diolah otak bagian
temporal menjadi persepsi yang kita aggap sebagai suara.
Berdasarkan letaknya, telinga manusia dibedakan menjadi 3 bagian yaitu telinga luar,
tengah, dan dalam. Telinga luar merupakan bagian telinga yang nampak langsung dari luar
tubuh meliputi daun telinga, saluran telinga, dan gendang telinga. Telinga tengah terdiri atas
tulang-tulang pendengaran yang meliputi martil, landasan, dan sanggurdi. Sedangkan telinga
dalam terdiri atas jendela oval, saluran semisirkuler, koklea, jendela bundar, dan saluran
eustachius.

Struktur telinga manusia

Penjelasan untuk masing-masing bagian tersebut adalah sebagai berikut.

Telinga luar

Daun telinga (external pinna) merupakan bagian telinga yang paling jelas terlihat dari
luar. Daun telinga memiliki lekukan-lekukan khas yang berfungsi untuk mengumpulkan
gelombang suara. Daun telinga memiliki struktur yang lentur dan elsatis karena tersusun atas
jaringan tulang rawan.

Saluran telinga merupakan kelanjutan dari daun telinga yang menjadi saluran masuknya
gelombang suara menuju organ-organ pendengaran di bagian dalam.Gendang telinga (membran
timpanik) akan bergetar ketika menerima gelombang suara yang datang. Getaran atau vibrasi
dari gendang telinga akan diteruskan menuju tualng-tulang pendengaran.
Telinga tengah

Tulang martil (maleus) merupakan tulang pendengaran pertama yang berbentuk seperti
martil/ palu dan akan bergerak ketika ada getaran yang datang.

 Tulang landasan (incus) merupakan tulang pendengaran kelanjutan dari tulang martil
 Tulang sanggurdi (stapes) merupakan tulang pendengaran ketiga di telinga tengah. Ketiga tulang
pendengaran tersebut memiliki satu fungsi pokok untuk menghantarkan dan memperkuat
getaran suara yang datang.

Penampang melintang rumah siput (koklea)

Telinga dalam

Jendela oval merupakan membran berbentuk oval pada permukaan koklea. Jendela oval
akan menerima getaran dari tulang sanggurdi dan meneruskannya menuju koklea.

Rumah siput (koklea) merupakan saluran berbentuk seperti rumah siput di telinga
bagian dalam. Koklea mempunyai dua ruangan besar, yaitu saluran vestibuler di bagian atas dan
saluran timpanik di bagian bawah yang dipisahkan oleh diktus koklea yang berukuran lebih kecil.
Saluran vestibuler dan timpanik berisi cairan perilimfa, sedangkan duktus koklea berisi cairan
endolimfa.

Organ korti, terletak pada duktus koklea. Organ korti mengandung sel reseptor telinga
yang akan menerima getaran dan mengubahnya menjadi impuls listrik untuk dihantarkan ke
otak. Sel reseptor tersebut memiliki rambut yang menjulur ke dalam duktus koklea. Rambut
tersebut beraut ke membran tektorial yang menggantung di atas ogan corti.

Jendela bundar merupakan ujung dari koklea yang akan menjadi akhir dari getaran suara
karena getaran yang menumbuk jendela bundar akan menghilang.Vestibula terletak di belakang
jendela bundar yang terdiri atas bagian sakulus dan utrikulus, yang berperan dalam mengatur
keseimbangan tubuh.Saluran semisirkuler merupakan struktur berbentuk tiga saluran setengah
lingkaran yang berisi cairan endolimfa. Organ ini juga berperan dalam mengatur keseimbangan
tubuh.Saluran eustacheus merupakan saluran kecil yang menghubungkan telinga dalam dengan
faring. Saluran ini berfungsi untuk menyamakan takanan udara di dalam telinga dengan
atmosfer.

Bagaimana proses mendengar terjadi?

Proses mendengar diawali dengan masuknya gelombang suara dari luar kemudian
ditangkap oleh gendang telinga. Gendang telinga menghasilkan getaran yang akan dihantarkan
menuju tulang-tulang pendengaran untuk dikuatkan. Gelombang kemudian akan menuju
jendela oval menuju rumah siput. Di dalam rumah siput getaran suara akan menggetarkan
cairan dalam saluan vestibuler kemudian berlanjut ke saluran timpanik dan berakhir di jendela
bundar. Saat getaran bergerak melewati saluran vestibuler dan timpanik, organ korti yang
terletak di antara saluran tersebut akan bergetar dan menghasilkan impuls yang akan
disampaikan ke otak.

Faktor apa yang menentukan perbedaan suara?

Suara orang satu dengan yang lain berbeda, demikian juga hewan satu dengan hewan
yang lain. Sebenarnya apakah yang menjadi sebab perbedaan suara-suara itu? Dua faktor
penting yang sangat berpengaruh adalah volume dan tinggi nada. Volume suara ditentukan oleh
amplitudo gelombang suara. Semakin besar amplitudo gelombang suara, akan semakin
menggetarkan cairan dalam koklea. Sedangkan tinggi nada atau frekuensi akan menentukan
tinggi rendahnya nada suara. Semakin tinggi frekuensi maka semakin tinggi nada suara yang
dihasilkan. Manusia sehat mampu mendengar suara dengan frekuensi antara 20 hingga 20.000
Hz.
DAFTAR PUSTAKA
Sura, DJ, Newell, S. 2010.
Vertigo- Diagnosis and management in primary care,BJMP 2010;3(4):a351 2.
Lempert, T, Neuhauser, H. 2009. Epidemiology of vertigo, migraine and vestibular migrainein Journal
Nerology 2009:25:333-3383.
Labuguen, RH. 2006.Initial Evaluation of Vertigo ini Journal American FamilyPhysician January 15, 2006
Volume 73, Number 24.
Mardjono M, Sidharta P. Neurologi Klinis Dasar. Jakarta: Dian Rakyat; 20086.
Marril KA. Central Vertigo [Internet]. WebMD LLC. 21 Januari 2011. Diunduhtanggal 8 April 2011.
Diunduh darihttp://emedicine.medscape.com/article/794789-clinical#a0217 7.
Turner, B, Lewis, NE. 2010. Symposium Neurology :Systematic Approach that Needed for establish of Vetigo.
The Practitioner September 2010 - 254 (1732): 19-23.8.
Mark, A. 2008.Symposium on Clinical Emergencies: Vertigo Clinical Assesment and Diagnosis.
British Journal of Hospital Medicine, June 2008, Vol 69, No 69.Kovar, M, Jepson, T, Jones, S. 2006.
Diagnosing and Treating: Benign ParoxysmalPositional Vertigoin Journal Gerontological of
Nursing.December:200610.
Swartz, R, Longwell, P. 2005.Treatment of Vertigo
in Journal of American FamilyPhysician March 15,2005:71:6.11.
Chain, TC.2009. Practical Neurology 3 rd
edition: Approach to the Patient withDizziness and Vertigo. Illnois:wolter kluwerlippincot William and
wilkins)
12.Antunes MB. CNS Causes of Vertigo [Internet]. WebMD LLC. 10 September 2009.Diunduh tanggal 8
April 2011. Diunduh darihttp://emedicine.medscape.com/article/884048-overview#a0104

Anda mungkin juga menyukai