Anda di halaman 1dari 18

Kurikulum 2006/2013 K

e
l
a
s

biologi XI

ALAT-ALAT INDRA

Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan mempunyai kemampuan sebagai berikut.
1. Memahami tentang indra penglihatan (mata).
2. Memahami tentang indra pendengaran (telinga).
3. Memahami tentang indra pembau (hidung).
4. Memahami tentang indra pengecap (lidah).
5. Memahami tentang indra peraba (kulit).
6. Memahami tentang gangguan pada alat-alat indra.

Alat indra merupakan bagian tubuh manusia yang berfungsi sebagai penerima rangsang atau
reseptor dari lingkungannya. Rangsang yang diterima dapat berasal dari luar tubuh maupun
dari dalam tubuh. Berdasarkan rangsang yang diterimanya, reseptor dibedakan menjadi dua,
yaitu eksteroreseptor dan interoreseptor.
• Eksteroreseptor adalah reseptor penerima rangsang yang berasal dari luar tubuh.
Contohnya adalah alat-alat indra.
• Interoreseptor adalah reseptor penerima rangsang yang berasal dari dalam tubuh.
Interoreseptor terletak di dalam otot, sendi, tendon, dan organ-organ viseral seperti
lambung dan usus. Interoreseptor yang terdapat di dalam jaringan otot disebut
propioreseptor. Propioreseptor peka terhadap perubahan tegangan atau regangan
otot.
Alat indra pada manusia terdiri atas mata (fotoreseptor), telinga (fonoreseptor), hidung
(kemoreseptor), lidah (kemoreseptor), dan kulit (tangoreseptor).
A. Indra Penglihatan (Mata)
1. Fungsi Mata
Mata merupakan alat penerima rangsang (reseptor) cahaya sehingga disebut juga
fotoreseptor. Manusia dapat melihat karena mata menerima pantulan cahaya dari benda-
benda di sekitarnya.

2. Bagian-Bagian Mata
Mata berjumlah sepasang dan terletak di dalam rongga mata yang dilindungi oleh tulang
tengkorak. Bagian-bagian mata pada manusia dapat dibedakan menjadi bagian luar mata
dan bagian dalam mata.
a. Bagian luar mata
Bagian luar mata disebut juga aksesori mata. Bagian ini tidak berfungsi secara
langsung dalam proses melihat. Namun, lebih berfungsi sebagai pelindung dan
pendukung mata. Bagian luar mata terdiri atas alis, orbita, kelopak mata, bulu mata,
otot mata, dan kelenjar air mata.
1.) Alis merupakan bagian yang tersusun dari deretan rambut-rambut halus di
atas kelopak mata kanan dan kiri. Alis berfungsi melindungi mata dari benda
asing, terutama dari keringat yang menetes dari dahi.
2.) Orbita merupakan lekukan tulang yang berisi bola mata.
3.) Kelopak mata merupakan lipatan kulit lunak yang terletak di atas dan di
bawah mata. Kelopak mata dapat bergerak menutup dan membuka dengan
sengaja, tetapi dapat juga bergerak secara refleks. Fungsi kelopak mata adalah
melindungi mata dari benda-benda asing yang akan masuk ke mata, seperti
debu, kotoran, atau hewan. Kelopak mata juga berfungsi melindungi mata dari
kekeringan.
4.) Bulu mata merupakan rambut-rambut halus yang tumbuh pada kelopak mata
bagian atas dan bawah, dekat dengan bola mata. Fungsi bulu mata adalah
melindungi mata dari debu dan kotoran yang akan masuk ke mata.
5.) Otot mata merupakan otot-otot yang berfungsi menggerakkan bola mata.
Otot mata terdiri atas beberapa bagian berikut.
• 1 pasang otot rektus superior yang berfungsi menggerakkan mata ke atas.
• 1 pasang otot rektus inferior yang berfungsi menggerakkan mata ke bawah.
• 1 pasang otot rektus medial yang berfungsi menggerakkan mata ke dalam.
• 1 pasang otot rektus lateral yang berfungsi menggerakkan mata ke sisi luar.
• 1 pasang otot oblikus superior yang berfungsi menggerakkan mata ke
atas sisi luar.

2
• 1 pasang otot oblikus inferior yang berfungsi menggerakkan mata ke
bawah sisi luar.
6.) Kelenjar air mata atau kelenjar lakrimal adalah kelenjar yang berperan dalam
menghasilkan air mata. Kelenjar ini terletak pada bagian lateral atas kelopak
mata. Fungsi air mata adalah menjaga agar permukaan bola mata tetap basah
dan bebas debu. Selain itu, air mata juga berfungsi membunuh kuman yang
akan masuk ke dalam mata. Air mata mengandung garam, mukosa, dan
lisozim.
b. Bagian dalam mata
Bagian dalam mata merupakan bagian yang menyusun mata itu sendiri. Mata terdiri
atas tiga bagian utama, yaitu dinding bola mata, lensa mata, dan rongga mata.
1.) Dinding bola mata
Dinding bola mata berfungsi melindungi bola mata. Dinding bola mata terdiri
atas tiga lapisan yang dari luar ke dalam adalah lapisan luar, lapisan tengah, dan
lapisan dalam.
• Lapisan luar terdiri atas selaput konjungtiva, sklera, dan kornea.
o Selaput konjungtiva adalah bagian yang berfungsi melindungi
kornea dari gesekan.
o Sklera adalah lapisan bagian samping dan belakang bola mata
yang berwarna putih dan tidak tembus cahaya. Sklera tersusun dari
jaringan ikat fibrosa. Sklera berfungsi memberi bentuk pada bola
mata, melindungi mata dari kerusakan mekanis, dan sebagai tempat
pelekatan otot mata.
o Kornea adalah bagian bening yang tembus cahaya. Kornea terletak
di bagian depan dari lapisan luar. Fungsi kornea adalah menerima
dan meneruskan cahaya yang akan masuk ke dalam bola mata.
• Lapisan tengah terdiri atas koroid, badan siliari, iris, dan pupil.
o Koroid adalah bagian yang banyak mengandung pembuluh darah
dan berfungsi memberikan nutrisi bagi mata.
o Badan siliari adalah bagian yang mengandung otot siliaris yang
memungkinkan lensa dapat berubah bentuk. Badan siliari berfungsi
menyokong lensa mata dan menyekresikan cairan aqueous humor.
o Iris adalah bagian yang berwarna pada mata. Iris terdiri atas jaringan
ikat dan jaringan otot yang berfungsi mengendalikan diameter
pupil. Sementara pigmennya berfungsi mengurangi cahaya yang
masuk ke mata.

3
o Pupil adalah ruang terbuka berbentuk bulat pada iris yang dilewati
oleh cahaya. Pupil dapat membesar atau mengecil untuk mengatur
banyak sedikitnya cahaya yang masuk ke mata.
• Lapisan dalam disebut retina atau selaput jala. Pada retina terdapat
sel-sel fotoreseptor, makula lutea, bintik kuning, bintik buta, dan saraf
penglihatan.
o Sel-sel fotoreseptor adalah sel-sel yang peka terhadap cahaya dan
berperan dalam proses melihat. Ada dua macam sel fotoreseptor,
yaitu sel batang dan sel kerucut.
 Sel batang (basilus) merupakan sel fotoreseptor yang peka
terhadap cahaya lemah. Sel batang mengandung pigmen
rodopsin, yaitu suatu bentuk senyawa antara vitamin A dan
protein tertentu. Jika terkena cahaya, rodopsin akan terurai
dan akan terbentuk kembali dalam keadaan gelap. Proses
pembentukan kembali rodopsin yang terurai disebut waktu
adaptasi rodopsin. Pada saat proses tersebut berlangsung,
mata kurang dapat melihat atau mengalami buta sesaat.
Jumlah sel batang pada mata sekitar 120 juta sel.
 Sel kerucut (konus) merupakan sel fotoreseptor yang peka
terhadap cahaya kuat dan dapat membedakan warna. Sel
kerucut mengandung pigmen iodopsin, yaitu senyawa retinin
dan opsin. Ada tiga macam sel kerucut yang masing-masing
peka terhadap warna tertentu, yaitu merah, biru, dan hijau. Dari
kombinasi ketiga warna tersebut, mata dapat melihat spektrum
warna dari ungu hingga merah. Jumlah sel kerucut pada mata
sekitar 7 juta sel.
o Makula lutea merupakan area berkas berwarna kekuningan yang
terletak di dekat retina. Makula lutea berperan dalam penglihatan
warna resolusi tinggi pada saat ada cahaya.
o Bintik kuning adalah pelekukan sentral dari makula lutea yang
terletak tepat di garis mata. Bintik kuning mengandung sel kerucut,
sehingga peka terhadap cahaya. Agar dapat melihat suatu benda,
cahaya harus jatuh tepat di bintik kuning. Bintik kuning tidak
mengandung sel batang.
o Bintik buta (diskus optik) adalah bagian yang tidak mengandung
sel batang maupun sel kerucut. Bintik buta merupakan tempat saraf
penglihatan meninggalkan bagian dalam bola mata. Jika bayangan
benda jatuh pada bintik buta, benda tidak akan terlihat.

4
o Saraf penglihatan adalah bagian yang berfungsi meneruskan
rangsang ke pusat saraf. Saraf penglihatan terbentuk dari akson sel-
sel ganglion yang keluar dari mata dan bergabung di sisi superior
kelenjar hipofisis membentuk kiasma optik.
2.) Lensa mata
Lensa mata memiliki struktur bikonveks, yaitu cembung pada kedua sisinya.
Lensa mata terletak di belakang pupil dan bersifat elastis. Fungsi lensa mata
adalah memfokuskan pandangan agar bayangan benda tepat jatuh di bintik
kuning. Lensa mata memiliki kemampuan untuk mengubah kecembungannya
sesuai dengan jarak benda. Kemampuan ini disebut daya akomodasi.
Kecembungan lensa mata dapat berubah-ubah karena terjadinya kontraksi
dan relaksasi dari otot siliaris yang melekat pada bola mata.
• Jika mata melihat benda yang jaraknya dekat, otot siliaris akan berkontraksi.
Hal ini mengakibatkan lensa mata semakin cembung dan bayangan benda
jatuh tepat di bintik kuning.
• Jika mata melihat benda yang jaraknya jauh, otot siliaris akan berelaksasi.
Hal ini mengakibatkan lensa mata semakin memipih dan bayangan benda
jatuh tepat di bintik kuning.
3.) Rongga mata
Rongga mata terdiri atas dua bagian, yaitu bagian anterior dan bagian
posterior.
• Bagian anterior terletak di depan pupil dan berisi cairan yang disebut
aqueous humor. Aqueous humor befungsi menjaga bentuk kantong
depan bola mata, serta mengandung nutrisi untuk lensa dan kornea.
• Bagian posterior terletak di belakang lensa mata dan berisi gel transparan
yang disebut vitreous humor. Vitreous humor berfungsi menyokong
lensa mata, serta membantu menjaga bentuk bola mata dan posisi retina
terhadap kornea.

5
Berikut ini adalah gambar struktur mata dan sel-sel fotoreseptornya.

Gambar 1. Struktur mata

Gambar 2. Sel-sel fotoreseptor

3. Proses Melihat
Urutan proses melihat suatu benda adalah sebagai berikut.

Rangsang cahaya datang dari benda → masuk ke kornea → aqueous humor


→ pupil → lensa mata → vitreous humor → retina → saraf penglihatan →
otak → kesan melihat.

4. Adaptasi terhadap Gelap dan Terang


Adaptasi gelap dan terang adalah penyesuaian penglihatan secara otomatis terhadap
intensitas cahaya yang masuk ke retina. Adaptasi ini dilakukan saat berpindah dari tempat
yang terang ke tempat yang lebih gelap, atau sebaliknya. Adaptasi gelap maksimum
selama 20 menit, sedangkan adaptasi terang maksimum sekitar 5 menit.

6
Proses adaptasi gelap dan terang melibatkan pigmen yang terdapat di dalam sel-
sel fotoreseptor, yaitu rodopsin di dalam sel batang dan iodopsin di dalam sel kerucut.
Dalam kondisi terang, semua rodopsin di dalam sel batang akan terurai dengan cepat dan
hanya tersisa sedikit untuk membentuk potensial aksi di dalam sel batang. Oleh sebab
itu, jika berpindah dari tempat yang terang ke tempat yang lebih gelap, diperlukan waktu
adaptasi selama beberapa saat. Waktu tersebut dibutuhkan untuk menyintesis ulang
dan mengumpulkan cadangan rodopsin agar dapat melihat kembali dengan jelas pada
intensitas cahaya rendah. Untuk menyintesis rodopsin maupun iodopsin, diperlukan
vitamin A. Sementara itu, vitamin B diperlukan untuk mendukung fungsi sempurna retina
dan jaringan saraf.
Adaptasi gelap dan terang juga melibatkan pupil. Pupil akan melebar jika berada
di tempat yang gelap. Sebaliknya, pupil akan menyempit jika berada di tempat yang
terang.

B. Indra Pendengaran (Telinga)


1. Fungsi Telinga
Telinga manusia memiliki fungsi sebagai berikut.
a. Sebagai alat penerima rangsang (reseptor) suara atau fonoreseptor.
b. Sebagai alat deteksi posisi tubuh yang berhubungan dengan gravitasi dan gerak
tubuh atau keseimbangan tubuh.

2. Struktur Telinga
Telinga berjumlah sepasang serta terletak di sisi kanan dan kiri kepala. Telinga terbagi
menjadi tiga bagian utama, yaitu telinga bagian luar, telinga bagian tengah, dan telinga
bagian dalam.
a. Telinga bagian luar
Telinga bagian luar terdiri atas daun telinga dan saluran telinga (saluran auditori).
1.) Daun telinga merupakan bagian telinga yang berbentuk seperti lembaran
daun. Daun telinga tersusun dari tulang rawan. Fungsi daun telinga adalah
membantu menangkap getaran suara dan memfokuskan getaran tersebut
agar masuk ke dalam saluran telinga.
2.) Saluran telinga (saluran auditori) merupakan saluran yang berfungsi
membantu mengonsentrasikan gelombang suara (vibrasi) yang masuk ke
dalam telinga. Saluran telinga menghubungkan telinga bagian luar dengan
telinga bagian tengah. Dinding saluran telinga ini dapat menyekresikan
minyak serumen yang berfungsi melindungi telinga dari masuknya debu dan
binatang.

7
b. Telinga bagian tengah
Telinga bagian tengah terdiri atas membran timpani (selaput gendang), tulang-
tulang pendengaran, dan saluran Eustachius.
1.) Membran timpani (selaput gendang) adalah selaput tipis yang berfungsi
meneruskan getaran bunyi ke tulang pendengaran.
2.) Tulang-tulang pendengaran adalah tulang rawan yang berfungsi meneruskan
getaran bunyi dari selaput gendang ke tingkap oval di koklea (rumah siput).
Tulang-tulang pendengaran terdiri atas tiga macam tulang yang secara
berurutan dari arah luar ke dalam adalah tulang martil (maleus), tulang landasan
(inkus), dan tulang sanggurdi (stapes).

SUPER "Solusi Quipper"


Untuk mempermudah dalam mengingat macam-macam tulang pendengaran,
gunakan cara berikut.

MALAS

Maksudnya: martil, landasan, dan sanggurdi.

3.) Saluran Eustachius merupakan saluran yang menghubungkan telinga tengah


dengan faring. Saluran Eustachius berfungsi menyeimbangkan tekanan udara
antara telinga tengah dan lingkungan.
c. Telinga bagian dalam
Telinga bagian dalam terdiri atas koklea (rumah siput), vestibula, dan kanalis
semisirkularis.
1.) Koklea (rumah siput) adalah sebuah tabung berbentuk spiral yang menyerupai
rumah siput.
• Pada bagian koklea yang berhubungan dengan telinga tengah, terdapat
dua lubang berselaput, yaitu tingkap oval dan tingkap bulat.
o Tingkap oval berfungsi menerima getaran yang akan masuk ke koklea.
Tingkap oval berhubungan langsung dengan tulang sanggurdi.
o Tingkap bulat berfungsi meneruskan getaran keluar dari koklea.
• Di bagian dalam koklea terdapat organ pendengaran yang disebut organ
korti. Organ korti berisi ribuan sel rambut sensori yang merupakan
reseptor getaran.

8
2.) Vestibula adalah kantong yang terletak di atas koklea. Vestibula terdiri
atas sakulus dan utrikulus. Sakulus dan utrikulus berfungsi sebagai alat
keseimbangan tubuh yang statis, yaitu kesadaran akan posisi kepala terhadap
gaya gravitasi jika tubuh dalam keadaan diam. Sakulus dan utrikulus berisi
cairan endolimfe yang dindingnya mengandung reseptor berupa sel rambut
dengan struktur khusus atau disebut makula akustika.
Makula akustika pada sakula tersusun secara vertikal, sedangkan pada
utrikula tersusun secara horizontal. Makula akustika terbenam di dalam massa
seperti jeli yang mengandung kristal kapur atau disebut otolit. Jika kepala
bergerak (misalnya menggeleng), otolit akan ikut bergerak dan makula akan
melengkung. Pelengkungan ini menyebabkan terjadinya impuls saraf di serabut
saraf. Impuls dari reseptor akan diinterpretasikan di otak dan hasilnya adalah
informasi tentang posisi kepala.
3.) Kanalis semisirkularis adalah saluran setengah lingkaran yang berfungsi
sebagai alat keseimbangan tubuh yang dinamis, yaitu kesadaran akan posisi
kepala saat merespons gerakan. Kanalis semisirkularis terdiri atas kanalis
semisirkularis horizontal, kanalis semisirkularis vertikal superior (vertikal atas),
dan kanalis semirikularis vertikal posterior (vertikal belakang). Bagian dasar
dari kanalis semisirkularis yang menggelembung disebut ampula. Ampula
mengandung reseptor berbentuk sel bersilia yang disebut krista. Krista
terbenam di dalam massa seperti gelatin yang disebut kupula. Di dalam kanalis
semisirkularis juga terdapat cairan endolimfe seperti pada vestibula.

Berikut ini adalah gambar struktur telinga dan bagian-bagian dari koklea.

Gambar 3. Struktur telinga

9
Gambar 4. Bagian-bagian dari koklea

3. Proses Mendengar
Bunyi yang dapat diterima oleh telinga manusia mempunyai frekuensi antara 20 – 20.000 Hz.
Urutan proses mendengar suatu bunyi adalah sebagai berikut.

Rangsang bunyi datang dari luar tubuh → ditangkap oleh daun telinga →
masuk ke saluran pendengaran → menggetarkan membran timpani →
getaran diterima dan diteruskan oleh tulang martil → tulang landasan →
tulang sanggurdi → getaran masuk ke koklea melalui tingkap oval →
melewati cairan limfa di dalam koklea → cairan limfa bergetar → diterima
oleh organ korti → sel-sel rambut → diteruskan oleh saraf pendengaran ke
otak → kesan mendengar.

C. Indra Pembau (Hidung)


1. Fungsi Hidung
Hidung sebagai indra pembau memiliki kemampuan sebagai reseptor penerima zat-zat
kimia yang berbentuk gas di udara atau disebut juga kemoreseptor.

2. Struktur Hidung
Kemoreseptor pada hidung disebut kemoreseptor olfaktori. Kemoreseptor olfaktori
merupakan neuron khusus pada epitelium olfaktori yang terletak di langit-langit rongga

10
hidung. Pada epitelium olfaktori, terdapat sel penunjang, sel basal, dan sel olfaktori. Sel
olfaktori berupa neuron bipolar yang berakhir pada rambut-rambut halus (silia) yang
menonjol ke dalam mukus di dalam rongga hidung.

Berikut ini adalah gambar struktur hidung.

Gambar 5. Struktur hidung

3. Proses Membaui
Urutan proses membaui adalah sebagai berikut.

Rangsang berupa gas datang dari luar tubuh → masuk ke hidung → gas
larut di dalam selaput mukosa → merangsang silia sel olfaktori → diteruskan
ke otak → jenis bau dapat diketahui.

D. Indra Pengecap (Lidah)


1. Fungsi Lidah
Lidah merupakan alat indra yang berperan untuk mengecap rasa. Hal ini dikarenakan
pada lidah terdapat kemoreseptor yang peka terhadap zat-zat kimia dalam makanan. Agar
zat-zat makanan dapat dirasakan oleh lidah, zat-zat tersebut harus larut dalam air ludah.
Dengan begitu, zat-zat makanan dapat merangsang kuncup rasa atau tunas pengecap.
Indra pengecap dan indra pembau dapat bekerja sama untuk menaikkan selera makan.

2. Struktur Lidah
Lidah memiliki tunas pengecap yang tersebar di permukaannya. Selain itu, tunas pengecap
juga terdapat pada langit-langit lunak (palatum), epiglotis, dan faring. Ada empat macam

11
papila pengecap pada lidah, yaitu papila filiformis, papila fungiformis, papila sirkumvalata,
dan papila foliata.
a. Papila filiformis merupakan papila yang berbentuk seperti kerucut. Papila ini
letaknya tersebar di seluruh permukaan atas lidah. Papila filiformis tidak berfungsi
sebagai kuncup pengecap, tetapi berfungsi sebagai papila peraba.
b. Papila fungiformis merupakan papila yang berbentuk bulat. Papila ini banyak
terdapat pada bagian ujung depan lidah. Setiap papila fungiformis mengandung
lima buah tunas pengecap.
c. Papila sirkumvalata adalah papila yang berbentuk bulat menonjol. Papila ini
berderet membentuk huruf V pada bagian belakang lidah. Setiap papila sirkumvalata
mengandung 100 buah tunas pengecap.
d. Papila foliata adalah papila yang berbentuk seperti daun. Papila ini terletak di
bagian tepi pangkal lidah. Setiap lipatan papila foliata mengandung 1.300 buah
tunas pengecap.

Berikut ini adalah gambar struktur lidah.

Gambar 6. Struktur lidah

3. Area Kepekaan Lidah


Area kepekaan lidah terhadap rasa tertentu adalah sebagai berikut.
a. Pengecap rasa manis terdapat di bagian ujung lidah.
b. Pengecap rasa asin terdapat di hampir seluruh area lidah, tetapi reseptornya paling
banyak terkumpul di bagian samping lidah.
c. Pengecap rasa asam terdapat di bagian samping lidah agak ke belakang.
d. Pengecap rasa pahit terdapat di bagian belakang pangkal lidah.

12
Berikut ini adalah gambar area kepekaan lidah.

Gambar 7. Area kepekaan lidah

E. Indra Peraba (Kulit)


1. Fungsi Kulit
Kulit merupakan organ pelindung yang terletak di seluruh permukaan luar tubuh.
Selain sebagai pelindung tubuh, kulit juga berfungsi sebagai pengatur suhu tubuh serta
sebagai indra peraba dan perasa. Sebagai indra peraba dan perasa, kulit dapat menerima
rangsangan yang datang dari luar tubuh seperti tekanan, sentuhan, rabaan, panas, atau
dingin. Reseptor penerima rangsang tekanan, sentuhan, rabaan, atau getaran disebut
mekanoreseptor. Sementara reseptor penerima rangsang suhu disebut termoreseptor.
Selain itu, terdapat reseptor penerima rangsang berupa nyeri yang disebut nosiseptor.

2. Struktur Kulit
Kulit manusia terdiri atas tiga lapisan utama, yaitu epidermis, dermis, dan hipodermis.
Pada ketiga lapisan tersebut terdapat beberapa ujung saraf sebagai reseptor penerima
rangsang yang diterima oleh kulit.
a. Epidermis
Epidermis merupakan lapisan terluar dari kulit. Pada lapisan epidermis terdapat
reseptor penerima tekanan lemah dan rasa sakit.
1.) Reseptor penerima tekanan lemah dan sentuhan adalah lempeng Merkel.
Lempeng Merkel biasanya terdapat di daerah yang tidak berambut, misalnya
pada ujung jari.
2.) Reseptor penerima rasa sakit adalah ujung saraf tanpa mielin (ujung saraf
telanjang). Reseptor ini terdapat di seluruh jaringan tubuh, baik di badan
maupun alat dalam. Rasa nyeri sangat penting karena dapat menunjukkan
terjadinya suatu ketidakberesan pada bagian tubuh tertentu.

13
b. Dermis
Dermis merupakan lapisan kulit di bawah epidermis. Pada lapisan dermis terdapat
reseptor penerima tekanan kuat, rabaan, panas, dan dingin. Reseptor-reseptor
tersebut adalah sebagai berikut.
1.) Korpuskula Meissner adalah reseptor untuk menerima rangsang berupa
rabaan. Korpuskula Meissner berbentuk silindris dengan panjang 80 mikron
dan lebar 40 mikron.
2.) Korpuskula Krausse adalah reseptor untuk menerima rangsang dingin.
Korpuskula ini memiliki bentuk bundar dengan kapsula tebal yang menyatu
dengan endoneurium.
3.) Korpuskula Ruffini adalah reseptor untuk menerima rangsang panas.
Korpuskula Ruffini mempunyai sebuah kapsula jaringan ikat tipis yang
mengandung ujung akhir saraf yang menggelembung.
4.) Korpuskula Paccini adalah reseptor untuk menerima rangsang berupa tekanan
kuat dan dalam. Korpuskula Paccini memiliki bentuk bundar atau lonjong dan
besar, seperti bentuk bawang.
c. Hipodermis
Pada hipodermis terdapat lapisan lemak, pembuluh darah, dan saraf.

Berikut ini adalah gambar struktur kulit dan bentuk reseptor pada kulit.

Gambar 8. Struktur kulit

14
Gambar 9. Bentuk reseptor pada kulit

Tidak semua permukaan kulit pada tubuh memiliki kepekaan yang sama. Ada yang
peka terhadap rabaan, ada pula yang peka terhadap suhu. Daerah yang peka terhadap
rabaan misalnya adalah kuduk, sisi perut, dan bawah ketiak. Sementara itu, daerah yang
peka terhadap suhu misalnya adalah punggung tangan.

F. Gangguan pada Alat-Alat Indra


Alat-alat indra tidak selamanya dalam keadaan normal, namun dapat mengalami berbagai
gangguan atau kelainan seperti berikut.

1. Gangguan pada Indra Penglihatan (Mata)


a. Miopia (rabun jauh) adalah gangguan berupa ketidakmampuan mata untuk melihat
benda-benda yang letaknya jauh. Hal ini disebabkan fokus bayangan benda jatuh
di depan retina. Miopia dapat dibantu dengan menggunakan kacamata berlensa
cekung (minus).
b. Hipermetropia (rabun dekat) adalah gangguan berupa ketidakmampuan mata
untuk melihat benda-benda yang letaknya dekat. Hal ini disebabkan fokus bayangan
benda jatuh di belakang retina. Hipermetropia dapat dibantu dengan menggunakan
kacamata berlensa cembung (plus).
c. Presbiopia (mata tua) adalah gangguan berupa ketidakmampuan mata untuk
melihat benda-benda yang letaknya dekat maupun jauh. Hal ini disebabkan
berkurangnya daya akomodasi lensa mata. Presbiopia biasanya dialami oleh orang-orang
yang lanjut usia dan dapat diatasi dengan menggunakan kacamata berlensa rangkap.

15
d. Astigmatisma adalah gangguan yang terjadi karena kelengkungan kornea tidak
merata, sehingga lengkung-lengkung permukaan bias mata menjadi tidak teratur.
Hal ini mengakibatkan cahaya tidak fokus pada satu titik retina (bintik kuning).
Astigmatisma dapat dibantu dengan lensa silinder atau operasi mata.
e. Katarak adalah gangguan berupa lensa mata menjadi keruh. Katarak dapat terjadi
pada orang lanjut usia, penderita diabetes melitus, atau karena pengaruh obat-
obatan kortison dalam waktu yang lama. Katarak dapat disembuhkan melalui operasi
dengan menanam lensa buatan dalam bola mata.
f. Mata juling (strabismus) adalah suatu kondisi saat kedua mata seseorang tampak
tidak searah atau memandang pada dua titik yang berbeda. Mata juling disebabkan
oleh faktor keturunan, komplikasi penyakit mata, gangguan otot dan saraf, atau
kecelakaan.
g. Rabun senja adalah gangguan berupa ketidakmampuan mata melihat benda
dengan jelas pada sore hari saja. Gangguan ini disebabkan tubuh kekurangan
vitamin A.
h. Buta warna adalah penyakit keturunan yang menyebabkan seseorang tidak dapat
mempresentasikan warna tertentu. Ada dua tipe buta warna, yaitu buta warna
sebagian dan buta warna total.
1.) Buta warna sebagian (mata dikromat) adalah buta warna yang disebabkan
karena seseorang hanya memiliki dua macam sel kerucut. Oleh sebab itu, orang
tersebut hanya mampu menyerasikan spektrum warna dengan mencampur
dua warna saja.
2.) Buta warna total (mata monokromat) adalah buta warna yang disebabkan
karena seseorang hanya memiliki satu macam sel kerucut. Oleh sebab itu,
orang tersebut hanya dapat membedakan warna hitam, putih, atau bayangan
kelabu saja.

2. Gangguan pada Indra Pendengaran (Telinga)


a. Tuli (tuna rungu) adalah ketidakmampuan seseorang untuk mendengarkan suara
atau bunyi. Ada dua macam tuli, yaitu tuli konduktif dan tuli saraf.
1.) Tuli konduktif adalah tuli yang disebabkan oleh gangguan penghantaran
impuls suara ke koklea. Tuli konduktif dapat terjadi karena kerusakan membran
timpani, penyumbatan pada saluran telinga, atau pengerasan pada tulang-
tulang pendengaran.
2.) Tuli saraf adalah tuli yang disebabkan oleh kerusakan organ korti, saraf
pendengaran, atau korteks otak.
b. Mastoiditis adalah infeksi tulang mastoid tengkorak, yaitu tulang yang terletak di

16
belakang telinga. Mastoiditis biasanya disebabkan oleh infeksi telinga tengah (otitis
media akut).
c. Otitis media adalah infeksi pada telinga tengah yang terjadi karena infeksi virus atau
bakteri.
d. Furunkulosis adalah munculnya bisul pada saluran telinga.

3. Gangguan pada Indra Pembau (Hidung)


a. Anosmia adalah keadaan saat seseorang tidak mempunyai reseptor bau, sehingga
tidak mampu mendeteksi bau.
b. Hiposmia adalah gangguan berupa menurunnya sensitivitas untuk membaui.
c. Disosmia adalah gangguan berupa ketidakmampuan seseorang untuk mendeteksi
bau tertentu atau salah mengartikan bau.
d. Sinusitis adalah peradangan pada rongga hidung bagian atas. Gejala sinusitis atara
lain adalah sakit kepala, ingus bening, tenggorokan sakit, dan batuk.
e. Influenza adalah gangguan pada saluran pernapasan berupa pilek dan batuk yang
disebabkan oleh virus influenza.
f. Polip adalah gangguan pada saluran pernapasan berupa tumbuhnya jaringan
pada dinding saluran pernapasan hidung atau sinus. Polip tidak terasa sakit dan
bukan merupakan kanker. Namun, jika ukurannya besar, dapat mengganggu proses
bernapas. Gejala polip biasanya berupa hidung tersumbat, hidung berair, kesulitan
bernapas, serta gangguan pada indra penciuman dan indra perasa.

4. Gangguan pada Lidah


a. Ageusia adalah ketidakmampuan lidah untuk mengecap rasa, karena tidak memiliki
reseptor pengecap. Ini merupakan kondisi yang langka.
b. Hipogeusia adalah menurunnya sensivitas daya pengecap.
c. Disgeusia adalah gangguan yang menyebabkan penderitanya kurang atau tidak
mampu mengecap jenis rasa tertentu seperti rasa manis, asam, pedas, pahit, atau
gurih. Disgeusia juga dapat menyebabkan penderitanya salah mengartikan rasa.
d. Glositis adalah radang pada lidah karena pengaruh obat atau keadaan demam.

5. Gangguan pada Kulit


a. Vitiligo adalah gangguan pigmentasi, sehingga kulit kehilangan melanin. Vitiligo
ditandai dengan munculnya bercak-bercak putih di kulit yang bisa melebar.
b. Hiperhidrosis adalah keluarnya keringat berlebihan di seluruh tubuh atau di bagian-
bagian tertentu. Hiperhidrosis disebabkan oleh faktor psikis atau suatu penyakit.

17
c. Anhidrosis adalah kelainan berupa kulit yang tidak dapat berkeringat. Kelainan ini
dapat disebabkan oleh luka bakar, penyakit, pengaruh obat-obatan, atau kelenjar
keringat kehilangan kemampuannya.
d. Biang keringat adalah ruam berbentuk bintik-bintik merah yang gatal. Biang
keringat terjadi akibat tersumbatnya pori-pori kelenjar keringat oleh sel-sel kulit
mati atau bakteri.
e. Kadas atau kurap adalah infeksi jamur yang ditandai dengan bercak-bercak
kemerahan pada kulit. Kadas atau kurap terkadang berbentuk bundar dan jernih di
bagian tengahnya.
f. Kudis adalah gatal akibat gigitan kutu air atau tungau.
g. Jerawat adalah kelainan berupa kulit yang meradang akibat tersumbatnya pori-
pori. Jerawat kadang-kadang disertai dengan kantong nanah. Jerawat dapat terjadi
karena infeksi bakteri, perubahan hormonal, atau kotoran.
h. Eksim (dermatitis) adalah radang kulit hebat yang disertai rasa gatal. Eksim ditandai
dengan adanya kulit yang melepuh membentuk gelembung kecil berisi cairan yang
akhirnya pecah. Eksim disebabkan oleh faktor keturunan, stres, emosi, atau kontak
dengan senyawa alergenik seperti logam, debu, parfum, atau kosmetik.

18

Anda mungkin juga menyukai