Anda di halaman 1dari 10

ANALISIS KEMACETAN LALU LINTAS JALUR TRANSPORTASI

DI JALAN JENDERAL AHMAD YANI KECAMATAN KROYA


KABUPATEN CILACAP

Bayu Aji Prabowo, Sigid Sriwanto, Sutomo


Pendidikan Geografi-FKIP-UMP
bayusch31@gmail.com

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kemacetan lalu lintas jalur


transportasi di Jalan Jenderal Ahmad Yani Kecamatan Kroya Kabupaten Cilacap.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian survei. Populasi
dalam penelitian ini adalah jalur transportasi di Kecamatan Kroya Kabupaten
Cilacap. Teknik sampling dalam penelitian ini adalah Purposive Sampling yaitu
sampel yang diambil berdasarkan tujuan yang sudah ditentukan yaitu sampling
tingkat kemacetan yang mengacu pada Jalan jenderal Ahmad Yani yang memiliki
potensi terjadinya kemacetan lalu lintas di Kecamatan Kroya Kabupaten Cilacap.
Teknik pengumpulan data menggunakan metode observasi. Metode analisis
bersifat deskriptif, yang ditekankan pada analisis kuantitatif. Dalam tabel tingkat
kemacetan lalu lintas dikatakan mengalami kemacetan apabila V/C lebih besar
atau sama dengan 1 (V/C = 1). Hasil penelitian menunjukan kemacetan tertinggi
pada hari sabtu sore, dimana volume kendaraan (Q) = 2317,8 smp/jam , nilai kelas
hambatan samping (SCF) = H (tinggi), kapasitas (C) = 2296,8 smp/jam, dengan
nilai derajat kejenuhan (DS) = 1,00 yang menggambarkan tingkat pelayanan jalan
termasuk kategori E (Kondisi arus volume lalu lintas mendekati/berada pada
kapasitas arus stabil, kecepatan terkadang terhenti). Oleh karena itu diperlukan
solusi penanganan seperti meningkatkan kapasitas jaringan jalan, perbaikan
infrastruktur jalan, menerapkan jalan satu arah, menerapkan aturan yang tegas
bagi pedagang kaki lima dan pengorganisasian angkutan sekolah.

Kata Kunci : kemacetan, volume kendaraan, hambatan samping, kapasitas jalan,


derajat kejenuhan, tingkat pelayanan jalan.

2
PENDAHULUAN

Kemajuan teknologi dalam bidang transportasi membawa dampak positif dan


dampak negatif terhadap pembangunan suatu wilayah. Transportasi dapat
memberikan kemudahan bagi manusia dalam dampak positifnya, namun
transportasi juga dapat menimbulkan permasalahan yang sangat serius jika tidak
diatasi dengan bijaksana oleh berbagai pihak. Permasalahan yang dapat
ditimbulkan dari transportasi adalah masalah kemacetan lalu lintas.

Kemacetan terjadi disebabkan oleh berbagai faktor diantaranya adanya


ketidakseimbangan kapasitas jalan dengan jumlah kendaraan yang melintas
dijalan. Kapasitas jalan yang sempit dan jumlah kendaraan yang melintas tidak
seimbang sehingga dapat memicu arus lalu lintas yang tidak stabil.

Masalah kemacetan ini sering terjadi diberbagai daerah di Indonesia seperti


yang terjadi di Kecamatan Kroya Kabupaten Cilacap. Secara Geospasial
Kecamatan Kroya merupakan Ibu Kota Kecamatan dengan letak geografis yang
strategis yaitu sebagai pusat kegiatan masyarakat. Sebagai daerah pusat kegiatan
masyarakat seperti adanya pasar dan perlintasan kereta api maka akan terjadi
aktifitas keluar masuk kendaraan ke daerah ini sehingga arus lalu lintas akan
semakin ramai dan padat khususnya di Jalan Jenderal Ahmad Yani.

Hal ini menarik untuk diteliti, mengingat masalah kemacetan dapat


menimbulkan banyak kerugian khususnya bagi pengguna jalan yang setiap hari
harus merasakan kondisi yang tidak nyaman pada saat terjadi macet dijalan raya.
Hal ini sangat tidak sesuai dengan aturan pemerintah dalam Undang-Undang RI
No. 22 Th. 2009 yaitu lalu lintas dan angkutan jalan sebagai bagian dari sistem
transportasi nasional harus dikembangkan potensi dan perannya untuk
mewujudkan keamanan, ketertiban dan kelancaran berlalu lintas dan angkutan
jalan dalam rangka mendukung pembangunan ekonomi dan pengembangan
wilayah.

3
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisi kemacetan lalu lintas jalur
transportasi di Jalan Jenderal Ahmad Yani Kecamatan Kroya Kabupaten Cilacap.

METODE PENELITIAN

Metode penelitian menggunakan metode survei. Data kemacetan lalu lintas


yang diamati meliputi Geometrik Jalan, Volume Lalu Lintas, Hambatan Samping
Dan Kapasitas Jalan. Populasi dalam penelitian ini adalah Jalur Transportasi di
Kecamatan Kroya Kabupaten Cilacap. Teknik pengambilan sampel menggunakan
purposive sampling, di mana sampel yang diambil berdasarkan dengan tujuan
yang sudah ditentukan. Sampel tingkat kemacetan mengacu pada Jalan Jenderal
Ahmad Yani yang memiliki potensi terjadinya kemacetan lalu lintas di Kecamatan
Kroya Kabupaten Cilacap.

Pengumpulan data dilakukan melalui observasi untuk memperoleh data


jumlah kendaraan, pejalan kaki, pejalan kaki dan penyeberang jalan, parkir
kendaraan, kendaraan keluar dan masuk, kendaraan lambat dan kapasitas jalan di
Jalan Jenderal Ahmad Yani Kecamatan Kroya Kabupaten Cilacap. Analisis data
menggunakan metode deskriptif untuk memberikan gambaran dan penjelasan
terhadap kondisi sistem transportasi sehingga peneliti dapat mengidentifikasi
kondisi geometrik jalan di Jalan Jenderal Ahmad Yani Kecamatan Kroya. Metode
kuantitatif untuk menganalisis kinerja jalan dan kapasitas jalan yang mengalami
kemacetan lalu lintas, analisa-analisa yang digunakan dalam studi ini yaitu
Analisis Volume Lalu lintas, Analisis Hambatan Samping, Analisis Kapasitas
Jalan, Analisis Derajat Kejenuhan dan Analisis Tingkat Pelayanan Jalan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Lokasi penelitian berada di Kecamatan Kroya Kabupaten Cilacap Propinsi


Jawa Tengah. Secara astronomis Kecamatan kroya terletak diantara 109°11’0” BT
- 109°17’30” BT dan 7°35’0” LS - 7°40’0” LS. Penggunaan lahan di Kecamatan

4
Kroya terbagi menjadi lima jenis penggunaan lahan yaitu penggunaan lahan
sawah irigasi teknik, sawah tadah hujan, tegalan/ kebun, pekarangan/ bangunan
dan lain-lain.

Gambar 1. Peta Lokasi Penelitian


(Data primer, 2018)

5
1. Data Geometrik Jalan

Tipe Jalan Jenderal Ahmad Yani berupa dua lajur dua arah (2/2 UD)
pergerakan tanpa dibatasi oleh median jalan, yang memiliki lebar jalan 7,20
meter, lebar bahu jalan 2,70 meter dan lebar trotoar jalan 1,27 meter.

2. Volume Lalu Lintas

Berdasarkan data hasil perhitungan volume kendaraan yang terjadi di Jalan


Jenderal Ahmad Yani secara keseluruhan yang merupakan hasil penjumlahan
dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 1. Volume Kendaraan Maksimum Jalan Jenderal Ahmad Yani.


Volume Kendaraan (smp/jam)
Waktu Pengamatan
Senin Rabu Sabtu
06.00-07.00 1199,5 769,6 1457,1
07.00-08.00 1429,2 571,9 1714
11.00-12.00 1678,4 1764,1 1736,2
12.00-13.00 1831,9 1895,3 1864,3
16.00-17.00 1746,8 1831,3 1411,6
17.00-18.00 1874,1 1927,6 2317,8
Sumber : Data Primer, 2018

Dari hasil perhitungan jumlah kendaraan yang melewati Jalan Jenderal


Ahmad Yani dapat diperoleh rata-rata jam puncak volume kendaraan maksimum.
Hari Senin 25 Juni 2018 pukul 17.00-18.00 WIB sebesar 1874,1 smp/jam. Jenis
kendaraan paling banyak adalah sepeda motor dengan jumlah 986,5 smp/jam hal
ini mengindikasikan bahwa sepeda motor menyumbang volume kendaraan paling
besar dibanding kendaraan yang lain. Pada hari Rabu 27 Juni 2018 pukul 17.00-
18.00 WIB volume kendaraan mengalami peningkatan sebesar 1927,6 smp/jam.
Jenis kendaraan sepeda motor masih mendominasi volume kendaraan dengan
jumlah 1006 smp/jam. Pada hari Sabtu 30 Juni 2018 pukul 17.00-18.00 WIB
sebesar 2317,8 smp/jam. Jenis kendaraan paling banyak adalah sepeda motor
dengan jumlah 1211 smp/jam hal ini merupakan rata-rata jam puncak volume
kendaraan tertinggi jika dibandingkan dengan hari Senin dan Rabu.

6
3. Hambatan Samping

Hambatan samping jam puncak yang terjadi di Jalan Jenderal Ahmad Yani
dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 2. Hasil Total Hambatan Samping Jalan Jenderal Ahmad Yani.


Kelas
Frekuensi
Hari/ Tgl Waktu Pengamatan Hambatan
Kejadian Terbobot
Samping
Senin 25 Juni 2018 11.00-12.00 864 Tinggi
Rabu 27 Juni 2018 11.00-12.00 923,4 Sangat tinggi
Sabtu 30 Juni 2018 07.00-08.00 810 Tinggi
Sumber : Data Primer, 2018

Setelah menganalisis tabel kelas hambatan samping di atas, didapatkan bahwa


pada hari Senin dan Sabtu termasuk dalam kelas hambatan samping tinggi (H)
yaitu total kejadian hari Senin mencapai 864 SF/jam dan hari Sabtu mencapai 810
SF/jam. Hambatan samping yang tinggi pada hari Senin dikarenakan banyak
kendaraan yang parkir di bahu jalan dan banyak kendaraan yang keluar masuk ke
jalan utama pada hari tersebut.

Sedangkan pada hari Rabu menunjukan kelas hambatan samping pada


keadaan Sangat Tinggi (VH) yaitu dengan nilai total kejadian mencapai 923,4
SF/jam dikarenakan jumlah pejalan kaki yang tinggi, parkir kendaraan di bahu
jalan dan banyak kendaraan yang keluar masuk ke jalan utama lebih tinggi
dibandingkan dengan hari Senin dan hari Sabtu. Pedagang kaki lima merupakan
faktor yang sangat perpengaruh terhadap tingginya hambatan samping, di
sepanjang Jalan Jenderal Ahmad Yani banyak pedagang yang menggunakan bahu
jalan sebagai tempat berjualan.

4. Kapasitas Jalan

Adapun nilai kapasitas jalan yang diperoleh pada Jalan Jenderal Ahmad Yani
dapat dilihat pada tabel berikut.

7
Tabel 3. Kapasitas Jalan Jenderal Ahmad Yani.
Nama Co FCw Faktor Pengaruh Kapasitas C
Jalan (smp/jam) FCsp FCsf FCcs (smp/jam)
Jalan
Jenderal 2900 1 1 0,88 0,9 2296,8
A.Yani
Sumber : Data Primer, 2018

Berdasarkan perhitungan di atas dapat dilihat bahwa hasil perhitungan MKJI


1997 didapatkan nilai kapasitas Jalan Jenderal Ahmad Yani sebesar 2296,8
smp/jam.

5. Derajat Kejenuhan

Berdasarkan perhitungan maka diperoleh nilai derajat kejenuhan terbesar


pada Jalan Jenderal Ahmad Yani dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4. Perhitungan Derajat Kejenuhan per jam di Jalan Jenderal Ahmad Yani.
Waktu Q C
Hari/Tgl Ds = Q/C
Pengamatan (smp/jam) (smp/jam)
Senin 25 Juni 2018 17.00-18.00 1874,1 2296,8 0,81
Rabu 27 Juni 2018 17.00-18.00 1927,6 2296,8 0,83
Sabtu 30 Juni 2018 17.00-18.00 2317,8 2296,8 1,00
Sumber : Data Primer, 2018

Berdasarkan hasil perhitungan didapatkan nilai derajat kejenuhan untuk hari


Senin diperoleh besarnya derajat kejenuhan adalah 0,81 dan hari Rabu diperoleh
besarnya derajat kejenuhan adalah 0,83. Derajat kejenuhan hari Senin dan hari
Rabu mendekati 1 yang mengandung arti bahwa apabila nilai DS mendekati 1
maka volume lalu lintas masih di bawah kapasitasnya atau volume lalu lintas
mendekati kapasitasnya. Hasil analisis hari Sabtu diperoleh derajat kejenuhan
adalah 1,00 artinya bahwa volume lalu lintas sama dengan kapasitasnya.

6. Tingkat Pelayanan Jalan

Tingkat pelayanan jalan didasarkan perhitungan volume puncak dengan


kapasitas ruas jalan. Berikut hasil perhitungan tingkat pelayanan Jalan Jenderal
Ahmad Yani.

8
Tabel 5. Perhitungan Tingkat Pelayanan di Jalan Jenderal Ahmad Yani.
Hari/Tgl Ds=Q/C LOS Keterangan
Arus mendekati tidak stabil, kecepatan
Senin 25 Juni 2018 0,81 D masih dikendalikan V/C masih dapat
ditolerir.
Arus mendekati tidak stabil, kecepatan
Rabu 27 Juni 2018 0,83 D masih dikendalikan V/C masih dapat
ditolerir.
Volume lalu lintas mendekati/berada
Sabtu 30 Juni 2018 1,00 E pada kapasitas arus stabil, kecepatan
terkadang terhenti.
Sumber : Data Primer, 2018

Berdasarkan tabel tingkat pelayanan diatas maka didapatkan nilai tingkat


pelayanan Jalan Jenderal Ahmad Yani pada hari Senin 25 Juni 2018 dan Rabu 27
Juni 2018 termasuk pada tingkat pelayanan kategori D. Hal ini menunjukan
bahwa tingkat kemacetan agak tinggi dan kondisi arus mendekati tidak stabil,
kecepatan masih dikendalikan V/C masih dapat ditolerir. Pada hari Sabtu 30 Juni
2018 termasuk pada tingkat pelayanan kategori E. Hal ini menunjukan bahwa
tingkat kemacetan tinggi dan kondisi arus volume lalu lintas mendekati/ berada
pada kapasitas arus stabil, kecepatan terkadang terhenti.

PENUTUP

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa kemacetan lalu lintas


di Jalan Jenderal Ahmad Yani pada hari Senin tingkat kemacetan agak tinggi
dengan derajat kejenuhan V/C = 0,81 Arus mendekati tidak stabil, kecepatan
masih dikendalikan V/C masih dapat ditolerir. Pada hari Rabu tingkat kemacetan
agak tinggi dengan derajat kejenuhan V/C = 0,83 Arus mendekati tidak stabil,
kecepatan masih dikendalikan V/C masih dapat ditolerir. Pada hari Sabtu tingkat
kemacetan tinggi dengan derajat kejenuhan V/C = 1,00 Volume lalu lintas
mendekati/berada pada kapasitas arus stabil, kecepatan terkadang terhenti.

9
Saran

Diharapkan pihak pemerintah dapat meningkatkan kapasitas jaringan jalan


dan perbaikan infrastruktur jalan, menerapkan jalan satu arah apabila arus
kendaraan padat, namun pada arus kendaraan tidak padat, sistem jalan searah
dirubah kembali menjadi sistem dua arah (diberlakukan pada jam-jam tertentu),
menerapkan aturan yang tegas dan ketat bagi pedagang kaki lima yang berjualan
di pinggir jalan dan parkir liar yang sering menghambat laju kendaraan dan
melakukan pengorganisasian angkutan sekolah yang khusus digunakan oleh
sekolah yang bersangkutan. Untuk masyarakat diharapkan dapat mematuhi
peraturan lalu lintas yang sudah di terapkan oleh pemerintah.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2015. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor nomor 22 tahun 2009


Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. Yogyakarta. Pustaka Mahardika.
Anonim. 1997. Indonesian Highway Capacity Manual (IHCM), Swe Road in
Association With PT.Bina Karya.
Direktorat Jenderal Bina Marga. 1997. Manual Kapasitas Jalan Indonesia
(MKJI). Departemen Pekerjaan Umum.
Fidel Miro. 2005. Perencanaan Transportasi. Jakarta. Erlangga.
Kadir, Abdul. (2006) Jurnal Perencanaan dan Pengembangan Wilayah
Transportasi, Peran dan Dampaknya dakam Pertumbuhan Ekonomi
Nasional. Sumatra Utara. Wahana Hijau. Vol. 1. No. 3. April.

10

Anda mungkin juga menyukai