Anda di halaman 1dari 3

1.

Low Pass Filter


Low Pass Filter (LPF) merupakan filter yang digunakan untuk meloloskan sinyal listrik dengan
frekuensi yang lebih rendah dari frekuensi cut-off nya dan akan melemahkan sinyal yang lebih
tinggi dari frekuensi cut-off nya. Pada low pass filter yang ideal, sinyal dengan frekuensi diatas
frekuensi cut-off tidak akan dilewatkan sama sekali (Vo = 0 volt). Pada perancangan low pass
filter pasif digunakan komponen RC dengan respon frekuensi diatur dari konfigurasi RC yang
digunakan.

Grafik Respon Frekuensi Low Pass Filter


Rangkaian seri RC mirip dengan rangkaian pembagi tegangan dari dua buah hambatan seri,
sehingga tegangan outputnya adalah:

Penguatan tegangan didefinisikan sebagai Gain, . Namun untuk filter seringkali


menggunakan penguatan daya. Sehingga kalau dinyatakan dalam satuan Db penguatan
dayanya adalah .
Sehingga penguatan filter RC dapat dinyatakan sebagai berikut.

1
Dengan mengambil  atau fc = 2𝜋𝑅𝐶 , diperoleh penguatannya sebesar -3 Db
1
𝑅𝐶
( berkurang 3 Db), pada saat frekuensi ini dikenal sebagi frekuensi cut-off.
Berikut adalah kurva karakteristik LPF
Keterangan :

Insertion Loss. Jika komponen-komponen disisipkan antara generator dan beban, beberapa
signal akan diserap dalam komponen-komponen tersebut. Hal ini terjadi karena sifat dari
komponen itu sendiri yang bersifat resistive losses. Sehingga signal yang ditransmisikan tidak
semuanya sampai ke beban. Kondisi ini terjadi dengan asumsi tidak dilakukannya impedansi
matching. Attenuasi yang dihasilkan dari kejadian itu disebut sebagai insertion loss dan
dinyatakan dalam dB.

Ripple/riak. Ripple/Riak adalah ukuran kedataran dari daerah passband pada rangkaian
resonansi yang dinyatakan dalam dB. Secara fisik, ripple dapat diukur dalam karakteristik
respon sebagai perbedaan antara attenuasi maksimum pada passband dengan attenuasi
minimum pada passband.

Return Loss. adalah kehilangan kekuatan sinyal karena adanya refleksi balik yang disebabkan
adanya diskontinuitas dalam suatu saluran transmisi telekomunikasi baik konvensional
maupun serat optik. Diskontinuitas ini dapat terjadi karena adanya ketidakcocokan dengan
kondisi beban atau dengan perangkat peralatan pada pengguna. Keadaan ini biasanya
dinyatakan sebagai rasio dalam desibel (dB), dimana untuk kehilangan balik diberikan oleh
berikut:

di mana RL(dB) adalah kehilangan balik dalam dB, Pi adalah kekuatan sinyal yang terjadi
dan Pr adalah kekuatan sinyal yang direfleksikan. Semakin tinggi kehilangan balik suatu
peralatan maka sem persamaan akin baik peralatan tersebut.
Shape Factor. Frekuensi cutoff adalah frekuensi sinyal di mana pada frekuensi tersebut
daya sinyal turun menjadi setengah dari daya sinyal pada passband, atau –3 dB dari daya
pada passband. Antara passband dengan stopband ada daerah transisi. Bandwidth filter ini
ditentukan dari nol hingga fc. Bandwidth ini disebut bandwidth 3 dB (redaman kecil).
Bandwidth pada redaman 60 dB disebut bandwidth 60 dB (redaman besar). Perbandingan
antara bandwidth 60 dB dan bandwidth 3 dB disebut shape factor. Shape Factor dapat
dihitung dengan formula sebagai berikut :

Pada percobaan ini untuk mendapatkan nilai Shape Factor dengan perbandingan dari
bandwidth 3 dB dan bandwidth 40 dB. Shape factor dikatakan baik apabila hasil
perbandingan tersebut adalah 1<SF<2.

Anda mungkin juga menyukai