OLEH
SURABAYA
2015
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
3. MATERI PEYULUHAN
1. LCD
2. Leaflet
5. METODE PENYULUHAN
1. Ceramah
2. Diskusi / tanya jawab
6. PELAKSANAAN
1. Evaluasi stuktur :
2. Evaluasi proses
3. Evaluasi hasil
3. Audiens mengikuti kegiatan penyuluhan sesuai dengan aturan yang telah dijelaskan
PM
PM
Keterangan :
= Penyaji
I. Pengertian
penyempitan pembuluh darah jantung. Penyakit Jantung Koroner (PJK) terjadi ketika
pembuluh darah yang mensuplai darah ke jantung (arteri koroner) menyempit dan
aliran darah ke jantung menjadi berkurang. Jika jantung tidak mendapatkan cukup
suplai oksigen dari darah, suatu nyeri yang disebut angina akan dirasakan oleh
penderita. Jika suatu arteri koroner tersumbat total dan mendadak, akan ada bagian
dari jantung yang tidak teraliri oleh darah kemudian terjadilah serangan jantung.
II. Penyebab
asterosklerosis. Ekses lemak dan kolestrol dalam darah terdeposit dari dinding
pembuluh darah. Seiring berjalannya waktu deposit lemak ini akan menumpuk dan
membentuk plak yang akan menyababkan arteri menyempit dan mengeras sehingga
menghambat aliran darah. Penyebab lain dari penyakit jantung koroner artara lain
adalah adanya bekuan darah yang terlepas di pembuluh darah sehingga dapat
proses asterosklerosis dan tekanan darah yang tinggi yang dapat menyebabkan beban
2. Peningkatan usia
3. Jenis kelamin, terjadi tiga kali lebih sering pada pria dibanding wanita
4. Ras.
3. Merokok
4. Diabetes mellitus
5. Obesitas
7. Stres
tergantung dari apakah arteri koroner tersumbat sebagian atau total. Arteri koroner
yang tersumbat sebagian dapat menyebabkan nyeri dada atau angina. Nyeri dada
ini dapat berupa sekedar dada yang terasa ampek atau sekedar rasa tidak nyaman
didada sampai angina yang berat dimana dada terasa seperti tertekan atau seperti
tertimpa benda berat yang dapat menjalar keleher, rahang, ataupun lengan.
Biasanya keluhan dipicu oleh aktivitas yang berat atau stres dan biasanya nyeri
berlangsung kurang dari sepuluh menit tapi dapat diredakan dengan obat anti
angina. Sementara bila arteri koroner tersumbat total maka dapat terjadi serangan
jantung atau sindrom koroner akut. Hal ini dapat menyebabkan suatu kerusakan
permanen pada otot jantung. Sehingga jika ada yang sedang mengalami serangan
jantung segera hubungi tenaga medis atau segera bawa kerumah sakit terdekat.
Serangan jantung dapat timbul kapan saja, termasuk saat beristirahat. Bila
keluhannya berlangsung dari 10 menit atau tidak reda dengan pemberian obat anti
V. Pencegahan
1. Kurangi konsumsi makanan lemak atau minyak dalam makanan sehari hari.
7. Hindari stres
hidup dan pemberian obat-obatan yang memadai. Perubahan gaya hidup yang
makanan yang rendah lemak dan kaya serat, membatasi konsumsi garam dan
menghindari makanan dengan kadar lemak jenuh. Pemberian obat- obatan pada
pasien dengan penyakit jantung koroner meliputi berbagai jenis obat obatan,
dan keluarga dalam mencegah perburukan dan membantu pasien untuk kembali
• Mengurangi efek samping fisiologis dan psikologis tirah baring di rumah sakit.
Selain memiliki manfaat yang vital, latihan fisik pada penderita gangguan
2. Tekanan darah sistolik istirahat > 200 mm Hg atau diastolik istirahat >100
mmhg
11. Embolisme
12. Tromboplebitis
(Oldridge, 1988:45)
pada penderita dengan resiko tinggi, program latihan termonitor dapat dilakukan
dalam selang waktu yang lebih lama. Secara umum, program latihan dibagi
1. Program Inpatient
dilakukan terbatas pada aktivitas sehari-hari misalnya gerakan tangan dan kaki
ambnulatory yang diawasi. Pada fase ini perlu dilakukan monitoring ECG untuk
menilai respon terhadap latihan. Latihan pada fase ini harus menuntut kesiapan
tim yang dapat mengatasi keadaan gawat darurat apabila pada saat latihan
terjadi serangan jantung. Manfaat dari latihan fisik pada fase ini adalah sebagai
pada aktivitas sehari-hari, dan untuk menghindari efek fisiologis dan psikologis
negatif pada bedrest. Tujuan dari latihan fsik fase pertama ini harus disesuaikan
of daily life). Pasien dengan kapasitas fisik yang lebih baik dapat menjalankan
Pemantauan lebih lanjut perlu dilakukan pada pasien dengan tanda dan gejala :
peningkatan denyut nadi melebihi batas yang ditetapkan, peningkatan tekanan
darah sebagai respon latihan, sesak napas, iskemia myocardial, disritmia, angina
Pada fase initial ( 1 sampai 3 hari paska infark post myocardial atau prosedur
bedah) pada pasien di rumah sakit yang menjalankan program latihan, aktivitas
harus dibatasi harus dibatasi dengan intensitas yang rendah (sekitar 2 sampai 3
Program latihan meliputi aktivitas sehari-hari dan latihan pada kaki dan lengan
Pasien dapat memulai latihan dari berbaring menuju ke tempat duduk dan
Latihan ortostatik meliputi berdiri dengan gerakan otot selama1 sampai 2 menit
dengan monitordenyut nadi dan tekanan darah. Respon terhadap latihan ini
diperlukan untuk menilai respon tubuh terhadap berbagai jenis vasodilatator dan
beta bloker.
Beberapa contoh aktivitas ringan yang dapat dilakukan oleh penderita terdapat
Perencanaan pemulangan
waktu luang, istirahat, bekerja, aktivitas seksual, gejala dan rujukan pada fase
hal- hal perawatan diri yang mendasar seperti mandi, mengenakan baju
makan dan minum sudah dapat dilakukan secara mandiri. Pada saat
kelembaban udara yang terlalu ekstrim. Jumlah waktu istirahat juga harus
secara jelas disampaikan. Istirahat yang dianjurkan dapat meliputi tidur dan
atau istirahat berbaring atau duduk tenang. Jenis pekerjaan yang tidak
berat harus berkonsultasi kepada dokter. Sebelum fase I berakhir, pasien harus
1993:678).
2. Program Out-patient
sakit. Tujuan utama dari program ini adalah untuk mengembalikan kemampuan
fisik pasien pada keadaan sebelum sakit. Pasien yang pernah mengalami infark
myocard dan atau operasi bypass arteri memiliki resiko yang lebih besar untuk
mengalami dysritmia, dypnea dan angina. Pada pasien yang pernah menjalani
beberapa hari sebelum fase I berakhir. Biasanya fase II dimulai pada minggu
kedua atau ketiga setelah serangan myocardial infark. Program ini diharapkan
fasilitas EKG untuk pengawasan latihan, peralatan dan staf yang dapat
pemeriksaan periodik pada pusat pusat kesehatan. Pada prinsipnya, tujuan dari
fase ini adalah untuk memberi latihan rehabilitasi fisik seseorang penderita
sedia kala. Program ini sebaiknya dikepalai oleh dokter yang dapat melakukan
kontak secara teratur dengan pasien, dapat melayani panggilan rumah atau dapat
secara mandiri terdapat pada gambar 2 sampai 10. Pada tiap latihan dilakukan
pengulangan sebanyak 10 kali dan dilakukan dua kali sehari. Pada tiap latihan
nafas dapat terjadi peningkatan tekanan darah dan meningkatkan beban kerja
jantung. Pada hari ke 4 dan ke 5 dapat ditambahkan beban sebesar 250 gram
pada tangan. Pada hari ke 6 beban dapat ditingkatkan menjadi 500 gram.
minimal yang dimiliki oleh pasien adalah sekitar 5 METs yang memungkinkan
yang stabil. Pasien juga diharapakn sudah memiliki pengetahuan dasar tentang
perjalanan alamiah penyakit serta rentang aktivitas yang aman untuk dilakukan
(Oldridge, 1988:45).
Program latihan pada fase pemeliharaan pada dasarnya sama dengan individu
normal dengan penekanan pada latihanb jenis aerobik. Pada pasien dengan
2001:87).
(1) dapat dilakukannya latihan fisik dengan intensitas tinggi pada fase aktif dan
fisik tanpa istirahat. Latihan sirkuit biasanya meliputi latihan beban dengan
sasaran otot tangan dan kaki.Manfaat dari latihan jenis ini adalah dapat melatih
menjalankan beberapa aktivitas akan tetapai diselingi oleh istirahat pada saat
dilakukan peralihan aktivitas. Manfaat dari latihan jenis ini meliputi manfaat
terus sampai dengan latihan berakhir. Manfaat dari latihan jenis ini adalah
Daftar pustaka
EGC.Jakarta.
"Exercisebased rehabilitation for coronary heart disease." Sports Medicine Journal 1: 87.