ABSTRAK
1
JURNAL TEKNIK GELAGAR, Vol. 19, No. 01, April 2008 : 1 - 7
2
Adi Soeprijanto, Angga Mohtar, Pemodelan Automatic Reactive-Power Regulator (AQR)
(1)
K3 K3K4 Gambar 2. Blok diagram Generator
E q, ,
E FD ,
1 K 3Tdo 1 K 3Tdo
2. Pemodelan Sistem Eksitasi
(2) Sistem eksitasi yang sekarang dioperasikan
baik pada unit 7 maupun unit 8 PLTU
EFD∆ , E’q∆T’do ∆ Paiton adalah sistem eksitasi EX-2000.
berturut-turut merupakan perubahan Model ini merupakan model system
eksitasi statis (Richard C. Schaefer , 2001;
tegangan medan, tegangan internal Adi et.al, 2005) dengan menggunakan PI
generator, time delai pembangkitan kontroller untuk mengatur keluaran eksiter.
Blok Diagram dari sistem eksitasi tersebut
tegangan internal pada kondisi beban nol dapat ditunjukkan pada gambar 3.
dan sudut rotor. K1 sampai dengan K6
PEMODELAN AQR
merupakn konstanta-konstanta model Sistem eksitasi dapat dioperasikan
generator Philip-Heffron. dengan mode AQR. Dengan mode AQR,
sistem eksitasi tidak lagi mempertahankan
1.2. Persamaan torsi elektrik tegangan namun daya reaktif. Prinsip kerja
,
T K1 K 2 E q (3) AQR memiliki persamaan dengan AVR,
hanya terjadi perbedaan pada variabel yang
1.3. Persamaan tegangan terminal
diatur. Besar daya reaktif pada AQR
,
Vt K 5 K 6 E q (4) ditetapkan sejumlah harga tertentu
sehingga yang menjadi nilai setting tidak
T∆ dan VT∆ adalah perubahan torsi lagi tegangan tetapi berupa daya reaktif.
elektrik dan tegangan generator akibat Ketika generator menyerap daya
pengaruh beban dan tegangan internal. reaktif dari sistem (terjadi bila sistem
Persamaan–persamaan laplace diatas dapat bersifat kapasitif), AVR akan mengurangi
disusun dalam bentuk blok diagram arus eksitasi sehingga generator berada
sebagai berikut : dekat dengan limit under excited. Untuk
mencegah out of synchron, nilai arus
eksitasi harus ‘dikunci’ pada harga konstan
3
JURNAL TEKNIK GELAGAR, Vol. 19, No. 01, April 2008 : 1 - 7
4
Adi Soeprijanto, Angga Mohtar, Pemodelan Automatic Reactive-Power Regulator (AQR)
5
JURNAL TEKNIK GELAGAR, Vol. 19, No. 01, April 2008 : 1 - 7
3.1. Perbandingan Respon Sistem AVR dibandingkan adalah beban dengan power
dan AQR pada Kondisi Beban faktor 0.6446 leading.
Berkurang Pada Kondisi Beban Sistem eksitasi mode AVR bersifat
Leading mempertahankan tegangan, oleh karena itu
Perbandingan ini dilakukan pada memiliki respon tegangan yang menuju
kondisi ketika beban berkurang pada harga 0 atau tegangan dapat dipertahankan
kondisi leading. Diasumsikan terjadi seperti nilai sebelumnya. Hal ini
penurunan beban sebesar 0.05 pu. Hal ini dimugkinkan walaupun dengan
ditandai dengan besar torsi mekanik (Tm) konsekuensi generator harus menyerap
lebih besar 0.05 pu dari torsi elektrik (Te) daya reaktif (lihat respon Q untuk AVR
pada blok diagram. Kondisi beban yang pada gambar 5).
Kurva Delta Q -3
x 10 Kurva Delta V
0.25 2
AQR AQR
AVR 1.5 AVR
0.2
1
0.15
0.5
Delta V (pu)
Delta Q (pu)
0.1 0
0.05 -0.5
-1
0
-1.5
-0.05
-2
-0.1 -2.5
0 500 1000 1500 2000 2500 3000 0 500 1000 1500 2000 2500 3000
Waktu (s) Waktu (s)
Gambar 5. Respon daya reaktif dan tegangan generator sistem AQR dan AVR
pada kondisi beban 0.6446 leading.ketika beban menurun
Sistem eksitasi mode AQR tidak lagi namun mempertahankan daya reaktif. Oleh
bertujuan mempertahankan tegangan karena itu respon perubahan Q konstan,
6
Adi Soeprijanto, Angga Mohtar, Pemodelan Automatic Reactive-Power Regulator (AQR)
sedangkan tegangan tidak lagi dapat perubahan arus eksitasi yang mungkin bisa
dipertahankan konstan (lihat gambar 5). menyebabkan over current pada rotor.
Pada kondisi leading performansi
sistem AQR lebih bagus daripada sistem KESIMPULAN
AVR. Sistem AQR memiliki respon yang 1. Simulasi sistem eksitasi dengan mode
jauh lebih cepat mencapai steady state dan AQR menunjukkan respon yang
overshoot yang tidak terlalu tinggi. diharapkan yaitu mampu
Sebaliknya AVR, membutuhkan waktu mempertahankan nilai daya reaktif (Q)
yang lebih panjang untuk mencapai steady yang ditunjukkan dengan
state. konvergennya nilai Q ke nilai nol
Pada kondisi leading, kondisi ketika pada kondisi pembebanan lagging
sistem bersifat kapasitif dengan besar daya maupun leading. Ini menunjukkan
reaktif berharga negatif, akan berbahaya pemodelan yang dikembangkan telah
saat dioperasikan dengan sistem AVR akurat karena sesuai dengan perilaku
terutama ketika terjadi penurunan beban. AQR di lapangan.
Respon perubahan daya reaktif mengarah 2. Akibat perubahan beban, sistem
menuju nilai tertentu yang bernilai negatif. AQR tidak dapat mengembalikan
Hal ini akan menambah jumlah daya nilai tegangan pada nilai
reaktif menjadi lebih negatif dan sebelumnya namun perubahannya
mengakibatkan operasi generator keluar
berada pada batas aman operasi
dari batas aman karena melibihi kurva
kapabilitas generator. generator karena tidak melampaui 5
Simulasi di atas memperlihatkan % tegangan nominal. Hal ini
bahwa pada terjadi penurunan beban, menunjukkan bahwa model yang
respon sistem berbeda untuk kedua mode. dikembangkan sudah sesuai dengan
Sistem dengan mode AQR mengatur agar perilaku AQR sebenarnya.
nilai Q dipertahankan konstan tetapi harga 3. Simulasi pada kondisi pembebanan
V akan naik. Sebaliknya sistem dengan leading, sistem AQR dapat
mode AVR mempertahankan harga V diandalkan karena selain dapat
konstan tetapi harga Q menjadi negatif. mengamankan operasi generator,
Peningkatan beban pada kondisi leading performansi sistem lebih baik
untuk mode AVR tidak menimbulkan
dibandingkan dengan AVR. Sistem
persoalan out of synchron karena arus
eksitasi cenderung bertambah. Yang perlu AQR memiliki respon yang jauh
dicermati adalah penambahan beban pada lebih cepat mencapai steady state
kondisi lagging dengan mode AVR karena dan overshoot yang tidak terlalu
tinggi.
DAFTAR PUSTAKA
Anderson P. M., Fouad A. A., 1982, Power System Control and Stability, Iowa State
University Press, USA
Kundur Prabha, 1993, Power system stability and control, McGraw-Hill, Inc, USA,
7
JURNAL TEKNIK GELAGAR, Vol. 19, No. 01, April 2008 : 1 - 7
Kumar R., Srikumar Devupalli, Vani Rupakulla, Thomas Leibfried, October 2003,
Investigation of The Influence of Automatic Excitation Control System on Turbine
Generator Oscillatory Behaviour, CIGRE Symposium Montreal Canada
Schaefer Richard C., Kiyong Kim, March/April 2001, Excitation control of the
Synchronous Generator, vol.7, no.2, IEEE Industry Aplication Magazine, Pp. 37-43.
Soeprijanto Adi, Supeno Mardi S.N., Hadi Riyanto, 2005, Rancang Bangun Digital
Automatic Voltage Regulator untuk Generator Sinkron, Proceeding SITIA,pp.49
Soeprijanto Adi, 1995, Metode Sederhana Penalaan Power System Stabillizers, Thesis
Master, ITB
Taylor Carson W., 1994, Power System Voltage Stability, McGraw-Hill Inc., Singapore