Anda di halaman 1dari 21

KATA PENGANTAR

Dengan kerendahan hati kami ucapkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,
karena atas berkat dan rahmat-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
ini dengan baik.
Makalah yang berjudul Jenis Refrigant dan minyak Pelumas, memilih refrigerant dan
minyak pelumas untuk system refrigrasi ini ditujukan untuk memenuhi tugas kelompok mata
kuliah Sistem AC. Dalam penyusunan makalah ini, banyak kendala dan hambatan yang kami
hadapi, namun berkat dukungan moril dan materil dari berbagai pihak, akhirnya kami dapat
menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.
Dengan hormat kami ucapkan terima kasih kepada bapak Drs. Suherman, M.Pd selaku
dosen mata kuliah Sistem AC yang telah banyak memberikan masukan dan bimbingan kepada
kami dalam menyelesaikan makalah ini. Seiring dengan itu, kami juga tidak lupa mengucapkan
terima kasih kepada para orang tua kami yang telah memberikan bantuan moril dan materil.
Kami menyadari bahwa makalah ini belum sempurna dan masih banyak kekurangannya,
untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca untuk
melengkapi makalah ini.
Akhir kata kami mengucapkan terima kasih atas perhatiannya, semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat bagi para pembaca.

Medan, 2 April 2018

Kelompok 2

1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .................................................................................................................................. 1
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................................. 3
BAB II PEMBAHASAN .............................................................................................................................. 4
2.1 REFRIGERANT .................................................................................................................................... 4
2.1.1 Fungsi Refrigerant...................................................................................................................... 4
2.1.2 Karakteristik Refrigerant ................................................................................................. 5
2.2 Penggunaan Refrigerant ................................................................................................................ 5
2.3 Hasil Pengetesan Refrigerant ....................................................................................................... 7
2.4 Perbedaan R-12 dan R-134a ......................................................................................................... 8
2.5 Penggantian R-12 menjadi R-134a. ................................................................................................ 8
2.6 Sample Produk Refrigerant ......................................................................................................... 10
2.7 Aplikasi Refrigerant .................................................................................................................... 12
3 MINYAK PELUMAS .............................................................................................................. 12
3.1 Fungsi Minyak Pelumas .............................................................................................................. 12
3.2 Karakteristik Minyak Pelumas .................................................................................................... 13
3.3 Oli kompressor ................................................................................................................................. 14
3.4 Sampel Produk Minyak Pelumas AC.......................................................................................... 15
3.5 Aplikasi Penggunaan Minyak Pelumas....................................................................................... 18
BAB III PENUTUP .................................................................................................................................... 20
3.1 Kesimpulan .......................................................................................................................................... 20
3.2 Saran ................................................................................................................................................ 20
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................................. 21

2
BAB I
PENDAHULUAN

Pelumas (lubricant atau sering disebut lube) adalah suatu bahan (biasanya berbentuk
cairan) yang berfungsi untuk mereduksi keausan antara dua permukaan benda bergerak yang
saling bergesekan. Suatu bahan cairan dapat dikategorikan sebagai pelumas jika mengandung
bahan dasar (bisa berupa oil based atauwater/glycol based) dan paket aditif.
Pelumas mempunyai tugas pokok untuk mencegah atau mengurangi keausan sebagai
akibat dari kontak langsung antara dua permukaan logam yang saling bergesekan
sehingga keausan dapat dikurangi, besar tenaga yang diperlukan akibat gesekan dapat dikurangi
dan panas yang ditimbulkan oleh gesekan pun akan berkurang. Minyak pelumas atau oli
kompresor pada sistem AC berguna untuk melumasi bagian-bagian kompresor agar tidak cepat
aus karena gesekan. Selain itu, minyak pelumas berfungsi meredam panas di bagian-bagian
kompresor. Sebagian kecil dari oli kompresor bercampur dengan refrigeran, kemudian ikut
bersirkulasi di dalam sistem pendingin melewati kondensor dan evaporator. Oleh sebab itu, oli
kompresor harus memiliki persyaratan khusus, yaitu bersifat melumasi, tahan terhadap
temperatur kompresor yang tinggi, memiliki titik beku yang renndah, dan tidak menimbulkan
efek negatif pada sifat refrigeran serta komponen AC yang dilewatinya.
Refrigeration (pendinginan) adalah proses membuang panas dari suatu zat agar terus-
menerus dengan cara penguapan (evaporation) dan pengembunan (condensation). Oleh karena
itu dalam sistem refrigeration (pendingin) dikenal 5 bagian peralatan utama yaitu, peralatan
penguap (evaporator), peralatan penekan (compressor), peralatan pengembun (condenser),
peralatan penerima/penampung (receiver/reservoir), dan katup penyebar
(expansion valve).menjadi dingin. Sebagai contoh, pada saat es mencair, es tersebut menyerap
panas dari lingkungan di sekitarnya yang menyebabkan efek pendinginan pada lingkungan di
sekitar es tersebut. Pada sistem refrigeration (pendingin), proses yang digunakan untuk
mendapatkan pendinginan yang terus-menerus dilakukan dengan cara mengubah zat
pendingin (refrigerant) dari bentuk cair ke bentuk gas dan kembali ke bentuk cair secara

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 REFRIGERANT

2.1.1 Fungsi Refrigerant


Refrigeran adalah zat yang mengalir dalam mesin pendingin (refrigerasi) atau mesin
pengkondisian udara (AC). Fungsi refrigerant pada sistem AC adalah untuk menyerap panas dari
ruangan sehingga udara yang berada pada ruangan tersebut menjadi dingin. Proses
pendinginannya yaitu : Zat pendingin (refrigerant) diubah bentuknya dari bentuk cair menjadi
uap dengan cara dialirkan dari peralatan penerima/penampung (receiver/reservoir) melalui katup
penyebar (expansion valve) ke peralatan “evaporator coil”, uap zat pendingin inilah yang
kemudian menyerap panas lingkungan di sekelilingnya, dalam hal ini udara
dalam ruang pendingin (refrigerator room).Fungsi kompresor pada sistem pendingin tidak hanya
memberikan tekanan untuk mengirimkan zat pendingin (refrigerant) ke
“evaporator coil” hingga berubah bentuk dari cair menjadi uap, tetapi kompresor juga memberi
tekanan pada peralatan pengembun (condenser) untuk mengubah zat pendingin dari bentuk uap
ke bentuk cair kembali, hingga proses pendinginan bisa berjalan terus-menerus. Temperatur
operasi kompresor pendingin dapat mencapai -300.

Gambar 1. Refrigran R12 dan R134a

4
2.1.2 Karakteristik Refrigerant
Refrigerant yang digunakan pada sistem AC mobil haruslah selektif, sebab proses
pendinginan memerlukan suatu bahan yang mudah diubah bentuknya dari gas menjadi cair atau
untuk mengambil panas dari evaporator dan membuangnya di kondensor. Karakteristik
thermodinamika refrigerant antara lain meliputi temperatur penguapan, tekanan penguapan,
temperatur pengembunan, dan tekanan pengembunan. Untuk keperluan suatu jenis pendinginan
(misalnya untuk pendinginan udara atau pengawetan dengan pembekuan) diperlukan refrigerant
dengan karakteristik termodinamika yang tepat. Adapun syarat-syarat umum sebuah
refrigerantsebagai berikut.

 Tidak beracun dan tidak berbau


 Tidak mudah terbakar atau meledak jika dicampur dengan udara dan minyak pelumas.
 Tidak menyebabkan korosi terhadap bahan logam yang dipakai pada sistem pendingin.
 Bila terjadi kebocoran mudah dicari.
 Mempunyai titik didih dan kondensasi yang rendah.
 Mempunyai susunan kimia yang stabil, tidak terurai setiap kali
dimanfaatkan,diembunkan, dan diuapkan.
 Perbedaan antara tekanan pengembunan dan tekanan penguapan sangat kecil.
 Mempunyai panas laten penguapan yang besar, agar panas yang diserap evaporator bisa
maksimal.
 Mempunyai nilai konduktivitas thermal yang tinggi.
 Kekentalan (viskositas) dalam face cair maupun fas gas cukup rendah, agar tahanan
aliran refrigerant dalam pipa kecil.
 Konstanta dielektrika refrigerant yang kecil, tahanan lisrik yang besar serta tidak
menyebabkan korosi pada pada material isolator listrik.
 Harga tidak mahal dan mudah diperoleh.

2.2 Penggunaan Refrigerant


Refrigerant yang digunakan pada AC mobil umumnya adalah R-12 dan R-134a. Jenis
refrigerant ini bisa juga gunakan pada alat pendingin lain, seperti lemari es dan dispenser.

5
Refrigerant R-12 dengan rumus kimia CL2F2 (dichloro-difluoro-metane) adalah refrigerant yang
mengandung clorofluarocarbon (CFC), sehinggadapat merusak lapisan ozon (O3) dan
membahayakan kelangsungan mahluk hidup. Refrigerant R-134a yang memiliki rumus kimia
CHFFCF3 (tetrafluoroethane), merupakan refrigerant non CFC dan lebih ramah lingkungan,
sehingga dapat menggantikan R-12 yang lebih lama digunakan.

Berdasarkan protokol montreal (atas prakarsa Perserikatan Bangsa Bangsa) tahun 1987
dan telah di ratifikasi oleh lebih dari 170 negara, disepakati bahwa refrigerant yang mengandung
CFC tidak boleh digunakan dan diproduksi lagi. Di negara maju seperti Amerika, Jepang, dan
negara-negara di Eropa, sudah tidak diproduksi lagi sejak tahun 1996. Namun, untuk negara-
negara berkembang masih diperbolehkan sampai tahun 2010, dengan kapasitas produksi yang
terus dikurangi.
Umumnya, produksi kendaraan keluaran sebelum tahun 1994 masih menggunakan
refrigerant R-12. Setelah ditemukan kerusakan lapisan ozon yang salah satu penyebabnya adalah
penggunaan R-12, maka penggunaannya terus dikurangi sejak tahun 1989. Hingga pada tahun
1997, hanya sekitar 15% produksi kendaraan yang masih menggunakan R-12. Target
penghapusan R-12 pada produksi kendaraan adalah tahun 2000, setelah itu penggunaan R-134a
seluruhnya wajib dilakukan.
Refrigerant yang beredar di pasaran umumnya adalah freon yang dipoduksi oleh E.I
Dupont (Amerika), Klea produksi ICI Americas(Amerika), dan Honeywell Genetron (Amerika).
Produsen lokal sendiri sudah memproduksi refrigerant yang tidak merusak lingkungan, yaitu
menggunakan hidrokarbon. Produsen tersebut di antaranya Musicool MC-12 produksi Pertamina
dan Hycool HCR -12 yang ditemukan oleh tim dari Institut Teknologi Bandung(ITB) dan
diproduksi oleh PT. Citra Total Buana Biru. Perbandingan refrigerant R12 dan R134a sebagai
berikut.
a) Persamaan
Sebelumnya telah disinggung bahwa baik R-12 dan R134a memiliki sifat yang hampir
sama seperti syarat-syarat refrigerant pada umumnya, sehingga R134a dapat menggantikan R-12
(dengan syarat adanya perubahan pada beberapa komponen sistem AC mobil). Dari persamaan
tersebut, di antaranya tidak menyebabkan korosi terhadap bahan logam yang dipakai pada sistem
pendingin, mempunyai susunan kimia yang stabil, tidak terurai setiap kali dimampatkan,

6
diembunkan, dan diuapkan. Selain itu, mempunyai nilai normal boiling point(NBP) yang tidak
bebeda jauh atau bila terjadi kebocoran mudah dicari.
b) Perbedaan
Secara kasat mata, tidak mudah mengetahui perbedaan antara R-12 dan R-134a. Apalagi
masih di dalam tabung refrigerant, mungkin saja diluar tertulis R-134a tetapi isinya R-12 atau
sebagian saja yang mengandung R-134a. Apalagi dengan adanya perbedaan harga, yaitu R-134a
lebih mahal dari R-12, makanya pengoplosan refrigerant sangat mungkin terjadi.
Alat yang dapat mengetahui kandungan refrigerant pada tabung atau refrigerant yang ada
pada sistem AC mobil adalah refrigerant identifier. Alat ini bekerja dengan cara membaca
kandungan kimia refrigerant, sehingga dengan mudah dapat diketahui jenis refrigerant pada
tabung atau dalam sistem AC mobil. Biasanya bengkel AC mobil memiliki alat untuk menjaga
kualitas refrigerant sebelum digunakan pada kendaraan. Cara penggunaan alat sangat sederhana,
sebagai berikut.
(1) Siapkan alat refrigerant identifier.
(2) Hubungkan ke sumber listrik PLN.
(3) Hubungkan selang refrigerant identifier pada tabung atau pada AC mobil langsung. Pastikan
keran telah terbuka untuk proses identifikasi pada tabung refrigerant. Untuk mengukur tekanan
AC mobil, selang dihubungkan ke pentil low pressure.
(4) Hidupkan alat dan diamkan beberapa saat untuk proses pembacaan.
(5) Lihat hasilnya pada display refrigerant identifier, biasanya dalam bentuk persentase (%).

2.3 Hasil Pengetesan Refrigerant


Keterangan :
Berdasarkan pengujian di atas,mengandung 98 % lebih refrigerant murni dan kandungan
udara tidak lebih dari 10 %. Terlihat di display muncul “PASS”, sebaliknya jika kurang dari 98
%, di display akan muncul “Fail”.
Seperti telah disebutkan sebelumnya, penggunaan R-134a pada AC mobil lebih ramah
lingkungan, karena tidak merusak ozon dibandingkan dengan R-12. Untuk mengetahui
perbedaan antara R-12 dan R-134a dapat dilihat pada tabel berikut

7
2.4 Perbedaan R-12 dan R-134a
Indikator R-12 R-134a

Senyawa kimia Dijuluki-dichloro-difluoro- Dijuluki tetrafluoro-ethane


metane yang mengandung yang tidak mengandung CFC,
CFC, sehingga merusak lapisan
Tekanan ozon (O3)Lebih rendah Lebih tinggi

Oli kompresor Menggunakan Oli Mineral Menggunakan Oli Sintesis


(ND-OIL6 atau ND-OIL7 (ND-OIL8 atau ND-OIL9)

Seal/o-ring/selang Menggunakan NBR (Nitrile Menggunakan RBR (Rubber in


Butadiene Rubber) Behalf of R-134a)

Receiver Dryer Berisi silica-gel untuk Berisi zeolite yang dapat


menghilangkan uap air menghilangkan uap air.

Harga Lebih murah dari R-134a Lebih mahal dari R-12

2.5 Penggantian R-12 menjadi R-134a.


Berdasarkan perbedaan R-12 dan R-134a di atas, dapat disimpulkan bahwa penggantian
refrigerant memerlukan komponen sistem AC mobil yang sesuai. Sebenarnya dapat saja
mengganti R-12 dengan R-134a, tetapi ada beberapa komponen perlu diganti, seperti minyak
pelumas, seal, o-ring, selang, receiver, katup ekspansi, dan perbaikan sistem pendinginan
kondensor. Jika dipaksakan mengganti refrigerant R-12 dengan R-134a tanpa mengganti
komponen-komponen diatas, akan menimbulkan banyak masalah pada sistem AC mobil sebagai
berikut.

8
(1) Kompresor macet, karena minyak pelumas yang digunakan pada R-12 tidak mudah larut pada R-
134a.
(2) Terjadi kebocoran refrigerant dari seal, o-ring, dan selang. Hal ini diakibatkan komponen pada
R-12 terbuat dari bahan yang mudah rusak saat terkena refrigerant R-134a. Contohnya dibagian
dalam selang untuk R-134a yang dilapisi teflon, sehingga lebih kuat.
(3) Efek pendinginan AC mobil akan berkurang karena masalah pada katup ekspansi. Ini disebabkan
tekanan R-134a lebih tinggi daripada R-12, sehingga katup ekspansi pada R-12 tidak cocok
digunakan untuk R-134a.
(4) Efek pendinginan AC mobil akan berkurang karena tekanan R-134a lebih besar daripada R-12,
sehingga menimbulkan panas yang berlebihan dan kondensor tidak mampu melepaskan panas
dengan baik, karena desain kondensornya untuk R-12. Oleh sebab itu, diperlukan perbaikan
pendinginan pada kondensor, misalnya mengganti kondensor menjadi lebih besar atau
menambah kecepatan kipas kondensornya.
(5) Terdapat masalah pada komponen receiver, karena dibutuhkan lebih banyak silica gel untuk
menyerap air pada R-134a dibandingkan R-12.
(6) Terdapat masalah pada komponen pressure switch, katup ekspansi, dan bagian lain, akibat
perbedaan tekanan antara R-12 dan R-134a.

Dari pengaruh di atas, perlu diperhatikan saat pengisian kembali refrigerant, apakah AC
mobil tersebut menggunakan R-12 atau R-134a. Untuk mengetahuinya, lihat petunjuk pada
bagian lain dari kendaraan. Selain itu, banyaknya refrigerant yang digunakan tergantung pada
jenis kompresor dan tipe kendaraan yang digunakan. Untuk mengetahui standart kapasitas
refrigerant pada tiap-tiap kendaraan dapat dilihat dihalaman lampiran.

9
2.6 Sample Produk Refrigerant
(1) Refrigerant Halocarbon (CFC)

Tabel 1. Jenis-jenis refrigerant halocarbon (CFC)


Refrigeran Titik Jenis Temperatur Temperatur
didih Kompresor penguapan pengembunan
(0C )
R 11 23,8 Sentrifugal Tinggi (pendinginan Biasa (pendinginan
udara) air, udara)
R 12 - 29,8 Torak, Tinggi-rendah Biasa (pendinginan
putar (pembekuan, air, udara)
pendinginan ruangan)
R 13 - 81,4 Torak, Temperatur sangat Pendinginan biner
putar rendah
R 21 8,9 Torak, Tinggi (pendinginan) Tinggi
putar (pendinginan
udara)
R 22 - 40,8 Torak, Tinggi-rendah Biasa (pandinginan
putar (refrigerasi, air, pendinginan
pendinginan udara)
R 113 47,6 Sentrifugal Tinggi (pendinginan) Biasa (pandinginan
air, pendinginan
udara)
R 502 - 45,6 Torak, Tinggi-rendah Biasa (pandinginan
putar (refrigerasi, air, pendinginan
pendinginan) udara

(2) Hydrocarbon Refrigerant


Hydrocarbon refrigerant atau natural refrigerant saat ini dinilai sebagai alternatif terbaik
bagi solusi untuk permasalahan bahan pendingin tersebut. Dengan kandungan pencampuran

10
antara propane dan butaneyang sesuai hydrocarbon memiliki berbagai macam keunggulan
sebagai drop-in-subtitute yang kompatibel dengan semua jenis system pendingin yang ada saat
ini. Kelebihan lain yang dimiliki oleh hydrocarbonrefrigerant adalah sifat termodinamika-nya
yang mampu menciptakan efisiensi energi secara luar biasa yang tidak dimiliki
oleh refrigerant sintetik dan kemampuannya untuk menggantikan volume refrigerant sintetik
dengan jumlah yang lebih sedikit sehingga menciptakan efisiensi dalam instalasi serta tentunya
ramah lingkungan yang dikarenakan tidak berdampak negatif bagi lapisan ozon atmosfir maupun
pemanasan global.

(3) DURACOOL® Refrigerant


DURACOOL® Refrigerant Dewasa ini teknisi dan pemakai AC telah mengenal luas
penggunaan refrigerant halocarbon (CFC) seperti R11, R12, R22, R502 dan R134a yang telah
dikenal dengan sebutan “freon” dalam sistem refigerasi. Tapi perlu diingat bahwa
pemakaian refrigerant halocarbon (CFC) tidak ramah lingkungan, karena berpotensi merusak
lapisan ozon / Ozon Depleting Potential (ODP) dan berpotensi meningkatkan pemanasan bumi
/ Global Warming Potential (GWP).

Keuntungan menggunakan Duracool Refrigerant :


(a) Menurunkan penggunaan listrik sampai dengan 15% – 25% (hemat listrik)
(b) Menambahkan umur kompresor (awet)
(c) Ramah lingkungan (tidak beracun dan tidak merusak lingkungan
(d) Tidak merusak lapisan ozon (Non ODP)
(e) Tidak meningkatkan pemanasan global (Non GWP)
(f) Pencapaian temperatur dingin lebih cepat (hemat energi)
(g) Suara mesin kompresor menjadi lebih halus

11
2.7 Aplikasi Refrigerant
Tabel 2. Aplikasi Penggunaan Refrigerant halocarbon (CFC)
Refrigerant Penggunaan
R 11 Pendinginan air sentrifugal
R 12 Penyegarudara, refrigerasi dan pendinginan
R 13 Refrigerasi temperatur sangat rendah
R 21 Pendingin kabin alat pengangkat
R 22 Penyegar udara, refrigerasi pada umumnya, pendinginan.
R 113 Pendingin air sentrifugal ukuran kecil
R 502 Lemari pamer, unit temperatur rendah

3 MINYAK PELUMAS

3.1 Fungsi Minyak Pelumas


Minyak pelumas pada sistem AC memiliki beberapa fungsi yaitu :
(1) Mengurangi friction
(2) Mencegah wear/aus
(3) Meningkatkan penyekatan (sealing) ruang tekan
(4) Mendinginkan

Untuk menjalankan fungsi seperti tersebut di atas dengan baik, maka pelumas kompresor
harus memiliki :
(1) Ketahanan terhadap oksidasi
Dengan adanya oksigen, maka pada temperatur tinggi akan menghasilkan sludge,
viskositas yang meningkat, endapan karbon, bahkan bahaya kebakaran. Oleh karenanya pelumas
harus memiliki sifat fisik untuk tahan/stabil terhadap oksidasi.
(2) Stabilitas Terhadap Temperatur Tinggi

12
Pada saat kompresor dioperasikan, temperatur akan naik & pelumas harus dapat
menurunkan (cooling system) temperatur tanpa terjadi kerusakan pada pelumasnya sendiri
(stabil). Pelumas yang gagal mengantisipasi temperatur juga akan membentuk endapan karbon &
akan menyebabkan terjadinya kebakaran. Temperatur tinggi pada umumnya banyak dihasilkan
oleh kompresor jenis reciprocating.
(3) Viskositas Stabil
Penentuan viskositas adalah hal yang terpenting dalam pengoperasian kompresor.
Viskositas harus cukup untuk memberikan lapisan tipis pelumas diantara 2 permukaan metal
yang saling bertemu tetapi cukup tipis (encer) sehingga mengurangi tenaga yang diperlukan
untuk mengantisipasi internal friction (drag).

Gambar 2. Minyak pelumas AC

3.2 Karakteristik Minyak Pelumas


Melihat kondisi kerja kompresor pendingin, maka diperlukan pelumas dengan
karakteristik :
(1) BaseOil pilihan dengan viscosityindexyang relatif tinggi sehingga viskositas/kekentalan oli
relatif stabil.
(2) Base oil yang dipilih pada umumnya adalah dari seri naftanik, yang secara alamiah
memiliki pour point relatif lebih rendah dibanding dari seri paraffin.
(3) Untuk mendapatkan performa pendinginan yang lebih baik, pelumas dengan bahan dasar
sintetik murni dari seri Polyol Ester menjadi pilihan yang tepat.

13
3.3 Oli kompressor
Oli kompressor diperlukan untuk melumasi bantalan-bantalan kompressor dan
permukaan yang bergesekan.
Alasannya sama seperti mesin yang memerlukan pelumasan. Oli kompressor bersikulasi melalui
siklus pendinginan, maka harus menggunakan oli khusus yang disarankan.
Oli yang di sarankan :
 Kompressor tipe Crank Shaft.................DENSOOIL 6 atau SUNISO No. 5GS
 Kompressor tipe Swash Plat…................DENSOOIL 6 atau SUNISO No.5GS
 Kompressor tipe Through Vane..............DENSOOIL 7

a) Jumlah Oil Kompressor


Apabila cooler sedang bekerja, sebagian oli keluar bersama-sama dengan refrigrant dan
bersikulasi di dalam siklus pendingin.
Bila jumlah oli yang keluar dari kompressor ke dalam siklus pendingin sangat sedikit, tidak akan
merugikan bahkan memperbaiki pelumasan katup. Sebaliknya bila oli yang bersikulasi
jumlahnya cukup banyak akan berakibat sebagai berikut :
(1) Bila oli yang bersikulasi bersama refrigrant cukup banyak, kebutuhan oli di crankcase
menjadi berkurang, sehingga pelumasan tidak berlangsung dengan sempurna dan menyebabkan
kompressor terbakar.
(2) Jumlah oli yang bersikulasi bersama refrigerant dalam siklus refrigrant selalu tidak
konstan. Sehingga oli berkumpul di dalam evaporator dan ini akan mengakibatkan tiba-tiba
kembali dalam jumlah besar ke kompressor.

Disamping oli yang terkumpul di dalam evaporator ini mengganggu perpindahan panas di
dalam evaporator sehingga kepastian kapasitas pendinginan akan menjadi berkurang.
Bila di dalam sirkulasi R-12 tidak terdapat oli maka kapasitas mendinginkannya dianggap
100%. Selanjutnya kapasitas ini makin berkurang sebanding dengan bertambahnya oli yang
bersirkulasi seperti pada kurva di bawah. Karena itu jumlah oli di dalam kompressor harus tepat.

b)Penambahan Oli Setelah Pergantian Part Fungsional

14
Bila part fungsional rusak saat pendingin sedang bekerja, maka sejumlah oli kompressor
akan tertnggal di dalam sirkulasi refrigrant. Dengan demikian, evaporator atau kondensor harus
di ganti dengan yang baru disebabkan adanya kerusakan, maka banyaknya oli yang tersisa pada
part yang dilepaskan harus diganti.
Bila part fungsional diganti, jumlah oli yang perlu ditambah sebagai berikut :
 Bila receiver diganti ....................20 cc (0,7 fl OZ)
 Bila condensor diganti ................40 – 50 cc (1,4 – 1,7 fl OZ)
 Bila evaporator diganti ............... 40 – 50 cc (1,4 – 1,7 fl OZ)
Bila kompressor yang diganti, oli yangharus diisikan ke dalam kompressor baru harus sama
jumlahnya dengan oli yang tersisa di dalam kompressor lama.

3.4 Sampel Produk Minyak Pelumas AC


(1) Pelumas SUNISO GS
SUNISO GS adalah minyak kualitas premium tegas dirancang untuk digunakan sebagai
pelumas kompresor pendingin. SUNISO GS Minyak yang larut baik dengan pendingin HCFC
dan CFC seperti R-22, R-502 dan R-12, sementara menampilkan stabilitas yang sangat baik dan
memberikan layanan panjang kehidupan bebas masalah dalam sistem pendinginan dengan
menggunakan refrigerant di atas. Selain itu, SUNISO GS Minyak juga melakukan dengan sangat
baik dengan refrigerant alam seperti R-717, R-600 dan R-290. SUNISO GS Minyak yang
disuling dari minyak mentah yang dipilih khusus naphthenic dengan metode khusus menjamin
pelumasan yang sangat baik dan properti lainnya. SUNISO GS Minyak tersebut disetujui oleh
semua pendingin ruangan utama, kulkas, freezer, AC produsen mobil di dunia.

15
Tabel 3. Tipikal Data SUNISO GS

Property SUNISO 3GS SUNISO 4GS SUNISO 5GS


Density n 15°C g/cm 3 0.909 0.915 0.921
Color ASTM L0.5 L1.0 L1.0

Viscosity 40°C mm 2 /s 29.5 54.9 94.6

Viscosity n 100°C mm 2 /s 4.31 5.97 7.78

Flash Point COC °C 178 188 208

Pour Point °C -40 -35 -27.5

Total Acid mgKOH/g 0.01 0.01 0.01

Aniline Point °C 75.4 79.8 80.4

Water Air ppm 20 20 20

Floc Point °C -53 -46 -35

(2) Pelumas SUNISO SL-S


SUNSIO SL-S series adalah minyak pendingin sintetis yang dirancang khusus untuk
menggunakan ke kompresor pendingin untuk lemari es, lemari pembeku, pendingin dan sistem
pendinginan industri untuk dikenakan. Dengan hydrofluorocarbon (HFC) refrigerant.SUNISO
SL-seri S memiliki miscibilityoptimal dan kompatibilitas dengan refrigerantHFC seperti R-134a
dan R404A. SUNISO SL-S series dirumuskan oleh dipilih basestocks ester poliol dan aditif,
yang menampilkan karakteristik berikut. Stabilitas hidrolitik ExcellentLuar biasa Kestabilan
Termal Posisi pelumasan Listrik Properti Tinggi pengisolasi SUNISO SL-S series tersedia di
kelas viskositas ISO VG10, VG15, VG22 dan VG32 untuk berbagai sistem pendingin. Untuk
pasar-setelah dan bidang jasa, SUNISO SL-S series tersedia dalam 200 L drum dan kaleng
ember 20L.

16
Tabel 4. Khas properties SUNISO SL-S
SUNISO SUNISO SUNISO SUNISO
ISO Viscosity Classification
SL-10S SL-15 SL-22 SL-32S
ISO VG10 ISO VG15 ISO VG22 ISO VG32
Density 15°C g/cm 3 0.928 0.940 0.951
Color ASTM L0.5 L0.5 L0.5
Viscosity 40°C mm 2 /s 10.1 15.0 22.5 32.3
Viscosity n 100°C mm 2 /s 2.50 3.22 4.14 5.14
Flash
COC °C 182 196 212 230
Point
Pour Point °C <-50 <-50 <-50 -22.5
Total Acid
mgKOH/g 0.01 0.01 0.01 0.01
Number
Water
Content ppm 35 35 35 35
Air
Oil/ R-
Miscibility °C -52 -40 -30 -20
134a=1/4
Resistivity 25°C Ωcm 5.0×10 13 7.0×10 13 4.0×10 14 4.0×10 14

(3) Pelumas SUNICE T-68


SUNICE T-68 adalah minyak sintetis pendingin yang dirancang khusus untuk
menggunakan ke kompresor refrigerasi untuk sistem pengkondisian udara untuk dikenakan
dengan hydrofluorocarbon (HFC) refrigerant. T SUNICE-68 memiliki miscibility optimal dan
kompatibilitas dengan refrigeran HFC seperti R-407C, R-410A dan R-404A. SUNICE T-68 yang
dirumuskan oleh dipilih basestocks ester poliol dan aditif, yang menampilkan karakteristik
berikut. Untuk pasar-setelah dan bidang jasa, SUNICE T-68 tersedia dalam 200 L drum dan
kaleng ember 20L.

17
3.5 Aplikasi Penggunaan Minyak Pelumas
Tabel 5. Aplikasi dari minyak kompresor SUNISO
Compressor Type Refrigerants
Product
s Recipr Rotar Turb Scre Applications
R-134 R-404A R-410A R-407C
o y o w
Refrigerator,
SUNIS Freezer,Chille
O SL- r Kulkas,
10S Freezer,
Chiller

Refrigerator,
SUNIS Freezer,Chille
O SL- r Kulkas,
15S Freezer,
Chiller

Refrigerator,
SUNIS Freezer,Chille
O r Kulkas,
SL-22S Freezer,
Chiller

Refrigerator,
Freezer,
Chiller,
SUNIS
Dehumidifier
O
Kulkas,
SL-32S
Freezer,
Chiller,
Dehumidifier

18
Compressor Type Refrigerants
Products Applications
Recipro Rotary Turbo Scroll Screw R-407C R-410A R-404A
Air
Conditioner,
Freezer,
Chiller, AC,
SUNICE
Freezer,
T-68
Chiller,
Cold Strage
Dingin
Strage

19
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Pelumas (lubricant atau sering disebut lube) adalah suatu bahan (biasanya berbentuk
cairan) yang berfungsi untuk mereduksi keausan antara dua permukaan benda bergerak yang
saling bergesekan.

Refrigeran adalah zat yang mengalir dalam mesin pendingin (refrigerasi) atau mesin
pengkondisian udara (AC). Fungsi refrigerant pada sistem AC adalah untuk menyerap panas dari
ruangan sehingga udara yang berada pada ruangan tersebut menjadi dingin. Proses
pendinginannya yaitu : Zat pendingin (refrigerant) diubah bentuknya dari bentuk cair menjadi
uap dengan cara dialirkan dari peralatan penerima/penampung (receiver/reservoir) melalui katup
penyebar (expansion valve) ke peralatan “evaporator coil”, uap zat pendingin inilah yang
kemudian menyerap panas lingkungan di sekelilingnya, dalam hal ini udara
dalam ruang pendingin (refrigerator room)

Minyak pelumas pada sistem AC memiliki beberapa fungsi yaitu :


(1) Mengurangi friction
(2) Mencegah wear/aus
(3) Meningkatkan penyekatan (sealing) ruang tekan
(4) Mendinginkan

3.2 Saran
Adapun saran kami berkaitan dengan makalah ini adalah dengan adanya sebagian kecil
pengetahuan tentang pemahamam karakteristik, memilih refrigerant dan minyak pelumas untuk
system refrigrasi ini kami sarankan kepada para teman-teman ataupun siapa saja yang telah
membaca materi ini untuk mencari referensi-referensi yang lainnya, mengingat materi yang kami
sampaikan masih banyak kekurangan-kekurangannya. Dengan materi ini pula kita akan lebih tau
bagaimana cara memilih refrigrant dan minyak pelumas untuk AC pada kendaraan tertentu.

20
DAFTAR PUSTAKA

http://rahmadnurrizky.blogspot.co.id/2014/04/memahami-karakteristik-memilih.html

21

Anda mungkin juga menyukai