Laporan Baja
Laporan Baja
Dengan memanjatkan puji dan syukur atas kehadiran ALLAH SWT karena atas rahmat,
taufik serat karunia-Nya, sehingga saya bisa menyelesaikan penulisan laporan mata kuliah
kerja baja sesuai dengan batas waktu yang telah ditentukan. Maksud dari penyusunan laporan
ini adalah untuk memenuhi tugas kuliah POLNEP. Dalam kesempatan ini saya menyadari
bahwa tanpa bantuan,dorongan,dan bimbingan dari bergabgai pihak, laporan ini tidak akan
selesai dengan baik dan tepat waktu. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih
sebesar – besarnya kepada :
1. Orang tua yang telah berdoa dan memberikan dukungannya
2. Bapak Asmadi ST.MT selaku dosen kerja beton
3. Bapak Syahdansyah,S.ST selaku teknisi kerja beton
4. Teman – teman jurusan teknik sipil dan perencanaan
Saya berharap demi kesempurnaan penulis laporan ini, memohon kritik dan saran untuk
memperbaiki penulisan laporan yang akan datang.
Demikian kata pengantar dari saya. Akhirnya saya mengucapkan terima kasih yang
sebesar – besarnya, dan semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi kita semua .
De Kamilla Buih
4201612084
1.2 Tujuan
Ada tujuan dari praktikum kerja baja ini adalah :
1. Mahasiswa dapat menggunakan alat dan bahan sesuai dengan fungsinya.
2. Mahasiswa dapat menggunakan peralatan keselamatan kerja dengan baik dan
benar.
3. Mahasiswa mampu menggunakan las asetelin maupun listrik dengan baik.
4. Mahasiswa mahir mengelas dengan bahan tambah atau tanpa bahan tambah.
5. Mahasiswa mahir dalam pengelasan dasar.
Gambar 2.1 Lima jenis sambungan yang biasa digunakan dalam proses pengelasan
a. Sambungan tumpu (butt joint)
Kedua bagian benda yang akan disambung diletakkan pada bidang datar yang
sama dan disambung pada kedua ujungnya.
b. Sambungan sudut (corner joint)
Kedua bagian benda yang akan disambung membentuk sudut siku – siku dan
disambung pada ujung sudut tersebut.
c. Sambungan tumpang (lap joint)
Bagian benda yang akan disambung saling menumpang (overlapping) satu sama
lainnya.
d. Sambungan T (tee joint)
Satu bagian diletakkan tegak lurus pada bagian lain dan membentuk huruf T yang
terbalik.
e. Sambungan tekuk (edge joint)
Sisi – sisi yang ditekuk dari ke dua bagian yang akan disambung sejajar, dan
sambungan dibuat pada kedua ujung bagian tekukan yang sejajar tersebut.
3. Gerakan segitiga
4. Gerakan lurus
3. Regulator
Fungsi dari regulator adalah untuk mengatur besarnya tekanan kerja. Pada
regulator terhadap 2 (dua) buah alat pengukur tekanan, disebut manometer. 2 (dua)
buah manometer berfungsi untuk :
4. Selang Gas
Fungsi dari selang baik selang oksigen maupun setelin adalah untuk mengalirkn
gas dari tabung keblander. Kuat tekan selang adalah 10 kg/cm2, yang harus kuat dan
fleksibel :
- Selang asetelin berwarna merah, sedangkan selang oksigen berwarna
hijau/biru, ciri lain adalah ulir baut mur gas oksigen berulir ke kanan
dan selang asetelin berulir ke kiri.
- Kebocoran selang harus di jaga dari kebocoran, dikarenakan jika bocor
akan mengakibatkan kebakaran/pemborosan pemakaian gas.
5. Brender Las
6. Tip
Berfungsi sebagai ujung pembakaran dari las. Pada ujung pembakar terbuat
dari tembaga dengan diameter lubang sesuai ketebalan pelat yang akat di las dan
jenis bajanya.
Politeknik Negeri Pontianak│ TP3/D4│De Kamilla Buih│4B 12
7. Nyala Api Las Asetelin
a. Nyala Karborasi
Nyala ini terjadi diakibatkan gas asetelin lebih banyak porsinya di
banding oksigennya.
b. Nyala Netral
Nyala ini teradi di akibatkan campuran antara gas oksigen dan gas
asetelin sebanding/seimbang.
c. Nyala Api Oksidasi
Nyala ini di akibatkan komposisi campuran gas okisgen lebih dominan
dari gas asetelin.
Posisi brender terhadap benda kerja yang di las sangat mempengaruhi hasil
pegelasan. Ada 4 macam posisi pengelasan, yaitu :
a) Posisi di bawah tangan
Benda kerja terletak di bawah tangan operator.
b) Posisi di atas kepala
Letak benda kerja yang arah di las berada di atas kepala. Jadi posisi las
harus dari bawah.
c) Posisi tegak
Letak posisi benda kerja tegak lurus terhadap operator.
d) Posisi mendatar
Letak benda kerja mendatar setengah bahu operator.
1. Keselamatan Kerja
a) Cahaya dan sinar:
- Sinar infra merah : pembengkak pada kelopak mata, penyakit
kornea mata, kerabunan awal.
- Sinar ultra violet : mata terasa sakit 6 – 12 jam, kemudian hilang 6 –
12 jam hilang.
- Cahaya Tampak : mata menjadi cepat lelah.
Pelindungnya : gunakan kaca mata las, gunakan topeng las, minimal
kaca berlensa warna hitam.
b) Busur api las
Busur apilas menimbulkan :
- Panas
- Loncatan – loncatan bola/busur api
- Bila terkena kulit, akan luka bakar
Pelindungnya : pakai pakaian tahan api
c) Karena percikan terak
Setelah benda kerja di las, maka terak di bersihkan, dan sewaktu di
bersihkan ( dengan cara memukul atau mengetok ) terjadi loncatan
terak. Pelindungnya : pakai kaca mata las, pakaian las (afron), sarung
tangan.
d) Karena arus listrik
Sifat arus listrik :
- Arus 1 mega amper : menimbulkan kejutan
- Arus 5 mega amper : menimbulkan rasa sakit
- Arus 10 mega amper : menyebabkan rasa sakit hebat
- Arus 20 mega amper : pengerutan pada otot
- Arus 50 mega amper : sangat berbahaya
- Arus 100 mega amper : mematikan
Perlindungan : gunakan sarung tangan, gunakan sepatu yang berisolasi,
bila badan berkeringan hentikan mengelas, gunakan kabel yang
sempurna, pemegang elektroda harus ditempatkan pada tempat yang
aman, penggantian elektroda harus di lakukan hati – hati, tempatkan
2. Pemegang elektroda
4. Sikat kawat
5. Klem massa
Digunakan untuk melindungi mata dan kulit muka dari sinar dan percikan las.
b) Sarung tangan
8. Kawat Elektroda
Kawat Elektroda terdiri dari dua bagian yaitu bagian yang berselaput
(fluks) dan tidak berselaput yang merupakan pangkal untuk menjepitkan
tang las, yang ditunjukan pada Gambar. Sedangkan fungsi fluks sendiri
adalah untuk melindungi logam cair dari lingkungan udara, menghasilkan
gas pelindung, menstabilkan busur.
9. Gerinda Tangan
1. Mesin Las AC
Memperoleh busur nyala api dari transpirmater. Dimana jaringan listrik di
rendah menjadi arus arah balik.
Keuntungannya :
- Murah harganya
- Efisiensi mencapai 80 – 90 %
- Kebisingan rendah
Kerugiannya :
- Hampir tidak munerin mengelas dengan selaput murah
- Busur listrik tidak tenang
- Tidak bisa di gunakan untuk semua jenis lasan
- Faktor tenaga kurang
2. Mesin Las DC
Memperoleh busur nyala api dari “ arah searah “. Pemandangan kabel
pada mesin DC dapt dilakukan dengan 2 (dua) cara :
1. Jika panjang busur las D=L, maka cairan elektroda akan menalir dan mengendap
dengan baik, hasilnya :
a) Rigi – rigi las halus dan baik.
b) Tembusan lasnya baik.
c) Perpaduan dengan bahs dasar baik.
d) Pencairan terak halus.
2. Busur terlalu panjang L>D, maka akan timbul bagian yang berbentuk bola dari
elektroda, hasilnya :
a) Rigi – rigi las kasar.
b) Tembusan dangkal.
c) Percikan terak kasr.
3. Busur terlalu pendek L<D, maka akan sukar memelihara busur nyala api dan akan
terjadi pembekuan kawat elektroda dan menempel pada benda kerja, hasilnya :
a) Rigi – rigi tidak merata.
b) Tembusan dangka.
c) Percikan terak kasar dan berbentuk bola.
B. Tujuan
1. Mahasiswa dapat membuat rigi – rigi las dengn las asetelin tanpa bahan
tambahan dengan baik dan benar.
2. Mahasiswa dapat membaca gambar.
3. Mahasiswa dapat menggunakan mesin/alat – alat sesuai dengan fungsinya.
4. Mahasiswa dapat bekerja dengan fokus terhadap yang dikerjakan.
5. Mahasiswa dapat menerapkan ilmu yang telah di dapat pada dunia kerja,
masyarakat, dan sebagainya.
F. Langkah Kerja
1) Siapkan bahan dan alat – alat yang akan di gunakan.
2) Bahan yang harus di siapkan adalah pelat logam ukuran 10 x 10 cm.
3) Sebelum pengelasan membuat garis lurus untuk di las.
4) Garis pelat logam dengan pengoren, dengan ukuran ujung pertama 1 cm dan
ukuran ke 2, 3, 4, dan 5 adalaha 2 cm dari ujung yang pertama.
5) Setelah selesai menggaris, cek isi gas asetelin dan oksigen pada tabung.
6) Jika isi gas asetelin sudah habis ganti karbir yang ada pada dalam tabung gas
asetelin dengan membuka katup bagian bawah tabung gas asetelin.
7) Bersihkan rak karbit yang telah habis, lalu isi lagi dengan air yang bersih dan isikan
lagi dengan karbit yang baru.
8) Setelah itu kunci katup gas asetelin dengan rapat seperti semula agar gas dari
hasil peleburan karbit tidak keluar.
9) Lalu buka katup regulator pada gas asetelin dan oksigen untuk pengeluaran gas
yang ada.
10) Buka katup gas asetelin pada brender sedikit saja, lalu bakar ujung tip dengan api
11) Atur gas asetelin dan oksigen pada katup yang ada pada brender sesuai yang di
kehendaki.
12) Jika api sudah terbentuk, panaskan benda kerja sesuai dengan garis yang ada.
13) Lalu jika sudah panas jalankan api sesuai dengan garis yang ada.
G. Gambar Hasil
B. Tujuan
1. Mahasiswa dapat membuat rigi – rigi las dengn las asetelin dengan bahan
tambahan dengan baik dan benar.
2. Mahasiswa dapat membaca gambar.
3. Mahasiswa dapat menggunakan mesin/alat – alat sesuai dengan fungsinya.
4. Mahasiswa dapat bekerja dengan fokus terhadap yang dikerjakan.
5. Mahasiswa dapat menerapkan ilmu yang telah di dapat pada dunia kerja,
masyarakat, dan sebagainya
F. Langkah Kerja
1) Siapkan bahan dan alat – alat yang akan di gunakan.
2) Bahan yang harus di siapkan adalah pelat logam ukuran 10 x 10 cm.
3) Sebelum pengelasan membuat garis lurus untuk di las.
4) Garis pelat logam dengan pengoren, dengan ukuran ujung pertama 1 cm dan
ukuran ke 2, 3, 4, dan 5 adalaha 2 cm dari ujung yang pertama.
5) Setelah selesai menggaris, cek isi gas asetelin dan oksigen pada tabung.
6) Jika isi gas asetelin sudah habis ganti karbir yang ada pada dalam tabung gas
asetelin dengan membuka katup bagian bawah tabung gas asetelin.
7) Bersihkan rak karbit yang telah habis, lalu isi lagi dengan air yang bersih dan
isikan lagi dengan karbit yang baru.
8) Setelah itu kunci katup gas asetelin dengan rapat seperti semula agar gas dari
hasil peleburan karbit tidak keluar.
9) Lalu buka katup regulator pada gas asetelin dan oksigen untuk pengeluaran gas
yang ada.
10) Buka katup gas asetelin pada brender sedikit saja, lalu bakar ujung tip dengan
api
11) Atur gas asetelin dan oksigen pada katup yang ada pada brender sesuai yang di
kehendaki.
12) Jika api sudah terbentuk, panaskan benda kerja sesuai dengan garis yang ada.
13) Lalu jika sudah panas masukkan kawat pada api sesuai dengan garis, jalankan api
sesuai dengan garis yang ada.
G. Gambar Hasil
B. Tujuan
1. Mahasiswa dapat membuat rigi – rigi las dengn las listrik dengan baik dan benar.
2. Mahasiswa dapat membaca gambar.
3. Mahasiswa dapat menggunakan mesin/alat – alat sesuai dengan fungsinya.
4. Mahasiswa dapat bekerja dengan fokus terhadap yang dikerjakan.
5. Mahasiswa dapat menerapkan ilmu yang telah di dapat pada dunia kerja,
masyarakat, dan sebagainya
F. Langkah Kerja
1) Siapkan bahan dan alat – alat yang akan digunakan.
2) Bahan yang di gunakan adalah pelat logam 10 x 10 cm dengan tebal 2mm
3) Sebelum pengelasan membuat garis lurus untuk di las.
4) Garis pelat logam dengan pengoren, dengan ukuran ujung pertama 1 cm dan
ukuran ke 2, 3, 4, dan 5 adalaha 2 cm dari ujung yang pertama.
5) Hidupkan mesin las listrik, lalu ataur amper yang keluar dari mesin tersebut.
6) Letakkan benda kerja pada meja kerja yang telah di sambungkan dengan
penjepit massa agar bisa di las.
7) Ambil elektroda secukupnya, lalu jepit elektroda pada penjepin elektroda.
8) Lalu lakukan las dengan menarik lurus busur las tersebut secara baik.
9) Usahakan jangn berhenti ditengah – tengah pada saat pengelasan.
10) Dan jangan terlalu cepat menarik busur lat tersebut, karena jika terlalu cepat
hasil pengelasan akan tidak bagus.
11) Bersihkan terak pada hasil pengelasan yang ada dengan menggunakan palu
terak.
12) Setelah dibersihkan maka lanjutkan pada garis yang berikutnya.
13) Lakukan lah yang sama pada garis – garis yang sama.
14) Setelah selesai maka dinginkan hasil las tersebut lalu bersihkan terak – terak
yang masih melekat/bertaburan dengan sikat kawat.
B. Tujuan
1. Mahasiswa dapat membuat sambungan pelat ke pipa galvanis dengn las
listrik/las asetelin dengan baik dan benar.
2. Mahasiswa dapat membaca gambar.
3. Mahasiswa dapat menggunakan mesin/alat – alat sesuai dengan fungsinya.
4. Mahasiswa dapat bekerja dengan fokus terhadap yang dikerjakan.
5. Mahasiswa dapat menerapkan ilmu yang telah di dapat pada dunia kerja,
masyarakat, dan sebagainya
E. Gambar Kerja
F. Langkah Kerja
1) Siapkan bahan dan alat – alat yang akan digunakan.
2) Siapkan bahan pelat 10 x 10 cm dengan tebal 2mm.
3) Potong pipa galvanis yang berdiameter 1,5” dengan panjang 4 cm dengan gergaji
besi.
4) Garis silang dari ujung ke unjung agar mendapatkan posisi tengah untuk
menempelkan pipa galvanis.
5) Hidupkan mesin las listrik.
6) Ambil elektroda secukupnya lalu jepit ke penjepit elektroda, lalu jepitan massa
pada meja kerja.
7) Letakan benda kerja pada meja kerja.
8) Posisi pelat dengan pipa galvanis di jepit dengan tang penjepit.
9) Las pada sambungan antara pelat dan pipa galvanis.
10) Las secara keliling pada pipa galvanis tersebut secara rapi.
11) Hancurkan selaput terak dengan palu terak tersebut dengan bersih.
12) Lalu matikan mesin las listrik.
13) Besrsihkan dari sisa – sia lasan dengan sikat kawat.
B. Tujuan
1. Mahasiswa dapat membuat menyambungkan pelat – pelat hasil pengelasan las
asetelin dan las listrik dengn las listrik/las asetelin dengan baik dan benar.
2. Mahasiswa dapat membaca gambar.
3. Mahasiswa dapat menggunakan mesin/alat – alat sesuai dengan fungsinya.
4. Mahasiswa dapat bekerja dengan fokus terhadap yang dikerjakan.
5. Mahasiswa dapat menerapkan ilmu yang telah di dapat pada dunia kerja,
masyarakat, dan sebagainya.
PIPA Ø2" - 4 cm
Plat t = 2 mm
Las Tumpul
10.00
PIPA Ø2" - 4 cm
Plat t = 2 mm
Las Tumpul Las Tumpul
F. Langkah Kerja
1) Siapkan bahan dan alat – alat yang akan digunakan.
2) Bahan yang ada adalah hasil pengelasan las asetelin dan las listrik.
3) Hidupkan mesin las listrik, lalu ataur amper yang keluar dari mesin tersebut.
4) Letakkan benda kerja pada meja kerja yang telah di sambungkan dengan penjepit
massa agar bisa di las.
5) Ambil elektroda secukupnya, lalu jepit elektroda pada penjepin elektroda.
6) Lalu lakukan las dengan menarik lurus busur las tersebut secara baik.
7) Usahakan jangn berhenti ditengah – tengah pada saat pengelasan.
8) Dan jangan terlalu cepat menarik busur lat tersebut, karena jika terlalu cepat
hasil pengelasan akan tidak bagus.
9) Bersihkan terak pada hasil pengelasan yang ada dengan menggunakan palu terak.
10) Setelah dibersihkan maka lanjutkan pada sambungan yang berikutnya.
11) Setelah selesai maka dinginkan hasil las tersebut lalu bersihkan terak – terak yang
masih melekat/bertaburan dengan sikat kawat.
H. Gambar Hasil
B. Tujuan
1. Mahasiswa dapat membuat rangka atap dengan las listrik dengan baik dan
benar.
2. Mahasiswa dapat membaca gambar.
3. Mahasiswa dapat menggunakan mesin/alat – alat sesuai dengan fungsinya.
4. Mahasiswa dapat bekerja dengan fokus terhadap yang dikerjakan.
5. Mahasiswa dapat menerapkan ilmu yang telah di dapat pada dunia kerja,
masyarakat, dan sebagainya.
F. Gambar Kerja
0.25
0.15
1.41
G. Langkah Kerja
1) Persiapkan alat dan bahan yang akan digunakan pada job ini seperti besi holo 2x4 cm,
besi holo 4x4 cm.
2) Potong besi holo 4x4 cm sepanjang 141 cm sebanyak 1 buah, 17 cm sebanyak 1 buah, 7
cm sebanyak 1 buah, 22 cm sebanyak 1 buah, 21 cm 1 buah.
3) Potong baja tulangan sesuai ukuran yang terdapat pada perhitungan bahan.
4) Diagonalkan salah satu dua sisi disambung menggunakan las asetelin atau las elektroda .
5) Haluskan hasil pengelasan dengan gerinda tangan.
6) Sikat hasil pengelasan untuk membersihkan sisa pengelasan. Kemudian cuci secukupnya
hasi pekerjaan lap hingga bersih, lalu cat sesuai dengan yang diinginkan.
7) Diamkan hingga kering dan lap kembali hasil perkerjaan sebelum dikumpulkan.
A. Kesimpulan
Kerja baja sangat berfungsi saat dilapangan, sekarang ini atap juga sudah banyak
menggunakan atap baja ringan. Dikarenakan baja yang lebih efisien, murah, dan memiliki
keunggulan lebih banyak lagi. Dibutuh pengetahuan lebih dalam kerja baja, karena kerja baja
kali ini kita melakukan pengelasan yang berfungsi pada sebuah konstruksi baja pada saat ada
penyambungan dan pada pengaplikasian kami membuat teralis. Pengelasan disini
menggunakan las asetelin dan las listrik. Dengan bahan pelat, pipa galvanis, besi strip.
B. Saran
1) Pada saat praktikum berlangsung dilarang berguarau.
2) Selalu menggunakan K3 pada saat pengerjaan.
3) Setiap akan menggunakan mesin selalu ada pada pengawasan Dosen/Teknisi.
4) Setiap pengerjaan lakukan lah dengan serius.
5) Hati – hati dalam menggunakan mesin atau alat – alat yang di gunakan