NIM : 40040420650026
Kelas : A
Latihan Soal !
Jawaban :
Berdasarkan definisi dari DIN (Deutch Industrie Normen) las adalah ikatan
metalurgi pada sambungan logam paduan yang dilaksanakan dalam keadaan
lumer atau cair. Dari definisi tersebut dapat dijabarkan lebih lanjut bahwa las
adalah sambungan setempat dari beberapa batang logam dengan
menggunakan energi panas. Pada waktu ini telah dipergunakan lebih dari 40
jenis pengelasan termasuk pengelasan yang dilaksanakan dengan cara
menekan dua logam yang disambung sehingga terjadi ikatan antara atom-
atom molekul dari logam yang disambungkan.klasifikasi dari cara-cara
pengelasan ini akan diterangkan lebih lanjut.
Pada waktu ini pengelasan dan pemotongan merupakan pengelasan
pengerjaan yang amat penting dalam teknologi produksi dengan bahan baku
logam. Dari pertama perkembangannya sangat pesat telah banyak teknologi
baru yang ditemukan. Sehingga boleh dikatakan hamper tidak ada logam
yang dapat dipotong dan di las dengan cara-cara yang ada pada waktu ini.
2. Pengelasan dengan metode yang dikenal sekarang, mulai dikenal pada awal
abad ke 20. Sebagai sumber panas digunakan api yang berasal dari
pembakaran gas Acetylena yang kemudian dikenal sebagai las karbit. Waktu
itu sudah dikembangkan las listrik namun masih langka.
Pada Perang Dunia II, proses pengelasan untuk pertama kalinya dilakukan
dalam skala besar. Dengan las listrik, dalam waktu singkat, Amerika Serikat
dapat membuat sejumlah kapal sekelas dengan kapal SS Liberty, yang
merupakan kapal pertama yang diluncurkan dengan di las. Di mana
sebelumnya kapal yang dikeluarkan, proses pengerjaan menggunakan paku
keling (‘’rivets’’). Pada masa itu, muncul pula cara pertama untuk mengetes
hasil pengelasan, seperti uji ‘’kerfslag’’ (lekukan yang tertutup lapisan).
Pengelasan tempa telah berkembang dan penting bagi orang Romawi kuno
sehingga mereka menyebut salah satu dewanya sebagai Vulcan (dewa api
dan pengerjaan logam) untuk menyatakan seni tersebut. Sekarang kata
Vulkanisir dipakai untuk proses perlakuan karet dengan sulfur, tetapi dahulu
kata ini berarti “mengeraskan”. Dewasa ini pengelasan tempa secara praktis
telah ditinggalkan dan terakhir dilakukan oleh pandai besi. tahun 1901-1903
Fouche dan Picard mengembangkan tangkai las yang dapat digunakan
dengan asetilen (gas karbit), sehingga sejak itu dimulailah zaman pengelasan
dan pemotongan oksi-asetilen (gas karbit oksigen).
Periode antara 1903 dan 1918 merupakan periode pemakaian las yang
terutama sebagai cara perbaikan, dan perkembangan yang paling pesat
terjadi selama Perang Dunia I (1914-1918). teknik pengelasan terbukti dapat
diterapkan terutama untuk memperbaiki kapal yang rusak. Winterton
melaporkan bahwa pada tahun 1917 terdapat 103 kapal musuh di Amerika
yang rusak dan jumlah buruh dalam operasi pengelasan meningkat dari 8000
sampai 33000 selama periode 1914-1918. Setelah tahun 1919, pemakaian las
sebagai teknik konstruksi dan pabrikasi mulai berkembang dengan pertama
menggunakan elektroda paduan (alloy) tembaga-wolfram untuk pengelasan
titik pada tahun 1920.
Pengelasan yang kita lihat sekarang ini jauh lebih kompleks dan sudah
sangat berkembang. Kemajuan dalam teknologi pengelasan tidak begitu
pesat sampai tahun 1877. Sebelum tahun 1877, proses pengelasan tempa dan
peyolderan telah dipakai selama 3000 tahun. Asal mula pengelasan tahanan
listrik {resistance welding) dimulai sekitar tahun 1877 ketika Prof. Elihu
Thompson memulai percobaan pembalikan polaritas pada gulungan
transformator, dia mendapat hak paten pertamanya pada tahun 1885 dan
mesin las tumpul tahanan listrik {resistance butt welding) pertama
diperagakan di American Institute Fair pada tahun 1887.
Pada tahun 1889, Coffin diberi hak paten untuk pengelasan tumpul nyala
partikel (flash-butt welding) yang menjadi satu proses las tumpul yang
penting. Zerner pada tahun 1885 memperkenalkan proses las busur nayala
karbon {carbon arc welding) dengan menggunakan dua elektroda karbon,
dan N.G. Slavinoff pada tahun 1888 di Rusia merupakan orang pertama
yang menggunakan proses busur nyala logam dengan memakai elektroda
telanjang (tanpa lapisan). Coffin yang bekerja secara terpisah juga
menyelidiki proses busur nyala logam dan mendapat hak paten Amerika
dalam tahun 1892. Pada tahun 1889, A.P. Strohmeyer memperkenalkan
konsep elektroda logam yang dilapis untuk menghilangkan banyak masalah
yang timbul pada pemakaian elektroda telanjang.
Thomas Fletcher pada tahun 1887 memakai pipa tiup hidrogen dan oksigen
yang terbakar, serta menunjukkan bahwa ia dapat memotong atau
mencairkan logam. Pada penggunaan dan pengembangan teknologi las. Pada
waktu ini, teknik las telah dipergunakan secara luas dalam penyambungan
batang-batang pada konstruksi bangunan baja dan konstruksi mesin.
Luasnya penggunaan teknologi ini disebabkan karena bangunan dan mesin
yang dibuat dengan mempergunakan teknik penyambungan ini menjadi
lebih ringan dan proses pembuatannya juga lebih sederhana, sehingga biaya
keseluruhannya menjadi lebih murah.
1.
Pengelasan Tekan.
Pengelasan tekan adalah Sebuah proses pengelasan yang dilakukan dengan cara
material dipanaskan kemudian ditekan hingga kedua material tersambung
menjadi satu. Berikut ini contoh las tekan :
Las Ledakan.
Las Gesek.
Las Tempa.
2. Pengelasan Cair.
Pengelasan Cair adalah sebuah proses pengelasan yang dilakukan dengan cara
memanaskan bagian yang akan disambung hingga mencair dengan sumber
panas dari energi listrik atau api dari pembakaran gas baik menggunakan bahan
tambah atau tanpa menggunakan bahan tambah (filler/elektroda). Berikut ini
contoh las cair :
Arti Elektroda tak terumpan adalah elektroda atau kawat las tersebut tidak ikut
mencair selama proses pengelasan berlangsung, fungsinya hanya sebagai
sumber busur listrik, bukan sebagai bahan pengisi. Contoh pengelasan elektroda
tak terumpan adalah Gas Tungsten Arc Welding (GTAW) atau biasa kita kenal
dengan sebutan las Argon.
Elektroda Terumpan adalah kawat las ikut mencair dalam proses pengelasan.
Sehingga selain sebagai sumber busur elektroda juga sebagai logam pengisi
yang nantinya ikut mencair dan menjadi weld metal. Contoh pengelasan
consumable electrode adalah Las SMAW, Las FCAW, Las GMAW, Las SAW.
Las Gas:
Las OAW
Las Termit.
3. Pematrian.
Pematrian adalah sebuah cara menyambung dua logam dengan sumber panas
dengan menggunakan bahan tambah yang mempunyai titik cair lebih rendah,
pada proses pematrian ini logam induk tidak ikut mencair.
Perbedaan antara pengelasan dan pematrian adalah jika pada pengelasan logam
induk dan elktroda (logam pengisi) keduanya ikut mencair atau melting,
sedangkan pada pematrian yang mencair hanya bahan tambah atau filler
metalnya sedangkan logam induk tidak karena mempunyai temperatur leleh
yang lebih tinggi. Berikut ini contoh Pematrian :
Soldering.
Brazing.
Energi Listrik.
Sumbernya dari busur listrik yang terjadi saat elektroda atau kawat las
menyentuh benda kerja karena adanya pertukaran ion.
Contoh : Las SMAW, GMAW, SAW dan lainnya.
Energi Kimia.
Proses pengelasan yang sumber panasnya dihasilkan dari bahan bakar gas
dengan udara yang sifatnya eksotermik.
Contoh Explosion Welding (EXW) dan las termit.
Energi Mekanik.
Sumber panas pengelasannya dihasilkan dari adanya gesekan dan tekanan.
Contoh Pengelasan Friction Stir Welding.
Klasifikasi Pengelasan di atas berdasarkan cara kerja dan sumber energi. Jika
dijadikan satu jenis pengelasan sangat banyak, berikut ini jenis jenis
pengelasan.
1. OAW.
Oxy Acetylene Welding adalah proses pengelasan yang sumber panasnya
dihasilkan dari campuran gas oksigen dan asetilen.
2. SMAW.
Shielded Metal Arc Welding adalah pengelasan busur listrik, sumber energi
panas yang dihasilkan dari energi listrik dirubah menjadi energi panas untuk
melelehkan elektroda dan benda kerja.
3. GTAW.
Gas Tungsten Arc Welding ialah jenis pengelasan elektroda tidak terumpan,
artinya elektroda hanya sebagai penghasil busur dan tidak ikut mencair.
Untuk jenis elektrodanya adalah wolfram atau tungsten, sebagai pelindung
lasannya menggunakan gas Argon, Helium dan campuran keduanya.
4. SAW.
Submerged Arc Welding adalah las busur terendam, saat proses pengelasan
berlangsung busur las tertutupi oleh flux yang berbentuk seperti pasir. Hal
tersebut yang membuat jenis pengelasan ini dinamakan las busur terendam.
5. FCAW.
Flux Core Arc Welding merupakan jenis pengelasan dengan dua jenis
pelindung yaitu flux yang berada di dalam kawat las dan tambahan
pelindung gas, dapat berupa gas CO2 campuran argon.
6. GMAW.
Gas Metal Arc Welding yaitu pengelasan busur listrik yang menggunakan
pelindung berupa gas. Jenis pengelasan ini terbagi menjadi 2 yaitu MIG
(Metal Inert Gas) dan MAG (Metal Active Gas).
Untuk MIG menggunakan jenis gas muliah sebagai pelindung yaitu Argon,
Helium dan campuran keduanya, sedangkan untuk MAG menggunakan gas
CO.
8. Spot Welding.
Merupakan las titik yang cara kerjanya dua benda ditekan dengan dua
elektroda yang dilancipkan. Jadi proses penyambungannya tidak kontinyu
melainkan berupa titik sesuai dengan lokasi yang dilas. Aplikasinya
biasanya untuk pelat pelat tipis pada dunia otomotif atau kerangka body.
9. Seam Welding.
Sejenis dengan spot welding, yang membedakannya pengelasan ini
sambungannya secara kontinyu atau memanjang.
10.Stud Welding.
Catatan:
a). Diperlukan adanya celah di antara logam I dan logam II, sehingga logam
pengisi dapat mengisi nya berdasarkan gaya tarik-menarik kapiler
b). Ke-2 (dua) logam yang akan disambung, harus bersih dari kotoran-
kotoran, minyak-minyak atau oksida-oksida.
c). Ke-2 (dua) logam yang akan disambung patri, harus mempunyai dimensi
yang sama.
Hal yang paling utama harus dipehatikan pada proses pematrian adalah:
permukaan yang akan di patri, harus bebas dari kotoran-kotoran, minyak
atau oksida-oksida. Adakalanya diperlukan pembersihan menggunakan
cairan kimia (secara kimiawi) ataupun secara mekanik, disamping juga fluks
(boraks dan campuran nya dengan garam-garam lain).
Sambungan Las ini dapat diaplikasikan pada semua jenis proses las baik
SMAW, FCAW, GMAW, SAW, GTAW atau OAW, namun yang perlu
diperhatikan adalah parameter yang digunakan dan tebal material. Karena
tebal material sangat berpengaruh terhadap arus dan pemilihan jenis kampuh
las, berikut jenis sambungan las serta penjelasannya.
Macam Macam Sambungan Las:
1. Butt Joint.
Sambungan Close corner adalah jika material 1 ditumpuk pada atas material
2, sedangan open corner adalah sambunga plat yang saling bertemu pada
bagian ujung. Untuk detailnya silahkan lihat pada gambar di atas.
4. Lap Joint (Sambungan Tumpang).
Tipe sambungan las yang sering digunakan untuk pengelasan spot atau
seam. Karena materialnya ini ditumpuk atau disusun sehingga sering
digunakan untuk aplikasi pada bagian body kereta dan cenderung untuk plat
plat tipis. Jika menggunakan proses las SMAW, GMAW atau FCAW
pengelasannya sama dengan pengelasan fillet.
5. Edge Joint.
Kampuh las merupakan bentuk potongan plat yang akan disambung. Tujuan
pembuatan kampuh pengelasan ini untuk mendapatkan penetrasi atau
penembusan yang dalam dari hasil pengelasan. Kampuh ini dibuat atau
diaplikasikan pada material yang tebal, rata rata yang menggunakan kampuh v
adalah material yang lebih tebal dari 8 mm, berikut ini jenis jenis kampuh Las :
Square atau I.
Kampuh V.
Double V atau X.
Bevel.
Double Bevel.
Kampuh J.
Double J
Kampuh U.
Double U.
Flare Bevel.
Flare V.
5.b -Sambungan las adalah sambungan antara dua atau lebih permukaan logam
dengan cara mengaplikasikan pemanasan lokal pada permukaan benda yang
disambung