Anda di halaman 1dari 16

BAB ll

JARINGAN lKAT
Pengantar
Jaringan ikat berkembang dari suatu jaringan embryonal dan mesenkim. Sel mesenkim
rnempunyai inti bujur telur, nukleolus, kromatin halus dan bercabang- cabang. Sel mesenkim
tertanam dalam zat intersel yang amorf. Mesenkirn berasal dari lapisan tengah embrio,
menyebar ke seluruh fetus, mengelilingi dan menembus organ-organ yang sedang
berkembang.
Tujuan Kompetensi Khusus
Setelah mempelajari bab ini, diharapkan mahasiswa mampu mendefinisikan
janngan ikat, mengerti komponen-komponen penyusun jaringan ikat dan beberapa
fungsi jaringan ikat.

3.1. Komponen Penyusun Jaringan Ikat


Komponen jaringan ikat terdiri dari :
a. Substansi Serabut
b. Elemen Seluler
c. Substansi Dasar

a. Substansi Serabut
Ada 3 jenis utama serabut jaringan ikat, yaitu :
- Serabut kolagen
- Serabut elastik
- Serabut retikulum
Serabut-serabut tersebut pada berbagai jenis jaringan ikat terdistribusi secara tidak
seimbang. Sifat-sifat khusus pada jaringan ikat ditentukan oleh jenis serabut yang paling
dominan.
- Serabut Kolagen
Serabut kolagen merupakan serabut paling banyak dalam jaringan ikat. Kolagen sarna
sekali tidak elastik dan karena susunan molekulnya mempunyai daya rentang yang lebih
besar, akibatnya kolagen merupakan kombinasi unik dari kelenturan pada jaringan. Dalam
tubuh terdapat sebagai berkas-berkas serabut yang bercabang ke segala arah. Setiap serabut
kolagen terdiri lagi atas serabut-serabut yang lebih halus berupa fibril-fibril.

STRUKTUR HEWAN 17
Serabut kolagen bersifat asidofilik, berwarna merah muda dengan eosin, biru dengan
persamaan trikrom lvlallory dan hijau dengan persamaan trikrom Masson.
Asam-asam amino yang menyusun kolagen adalah glisin (35,5 %), prolin (12 %),
hidrokstprolin (10 %), sisanya adalah hidroksilisin (Gambar 3. t).

Gambar 3.1 : Serabut kolagen

- Serabut Elaslik
Serabut elastik mudah dibedakan dari serabut kolagen karena lebih tipis dan tidak
mempunyai garis-garis longitudinal. Sangat bercabang-cabang dan saling bersatu satu sarna
lain, sehingga membentuk suatu jaringan tidak teratur. Serabut elastik menonjol di dalam
jaringan elastik dan dikenal sebagai serabut kuning jaringan ikat, sedangkan serabut kolagen
dikenal sebagai serabut putih. Serabut elastik dapat direnggangkan dengan gaya tarik kecil
tetapi kembali ke bentuk semula bila daya ini dihilangkan.
Serabut elastik terdiri dari 2 komponen, yaitu : l) elastin (amort), dengan dikelilingi oleh
2) sarung fibril. Bahan amorf dibuat dan suatu skleroprotein seperti karet disebut elastin.
Suatu protein yang dihasilkan oleh fibroblast dalam kulit dan tendon. Elastin tahan terhadap
perebusan, asam encer dan alkalis. Komposisi asam amino elastm adalah prolin, glisin, valin.
alan in, desmosin dan isodesmosin. Elastin juga terdapat dalarn bentuk bukan fibril sebagai
membran berlubang-lubang (fenestrated membrane) yang terdapat di dalam dinding
pembuluh darah (Gambar 3.2).

Gambar 3.2 : Serabut elastin

STRUKTUR HEWAN 18
- Serabut Retikulum
Serabut retikulum sangat halus, tidak dapat dilihat pada preparat yang diwarnai dengan
hematoksilin dan eosin, tetapi dapat dilihat pada preparat yang diwarnai dengan PAS yang
rnemakai impregnasi garam perak. Serabut ini disebut serabut argirofilik, karena afinitas
mereka terhadap garam perak terlihat berwama hitam.
Serabut retikulum terutama banyak terdapat dalam kerangka organ hematoporetik
(misalnya hen, nodus limfatikus, sumsum tulang merahi dan menyusun jaringan di sekitar
sel-sel organ epitel (rnisalnya hati, ginjal dan kelenjar endokrin) (Gambar 3.3).

Gambar 3.3: Serabut Retikulum


b. Elemen Seluler
Elemen-elemen seiuler penyusun jaringan ikat adalah : 1) fibroblast. 2) makrofag, 3)
mast ceil, 4) sel plasma, 5) sel adiposa serta 6) leukosil dan 7) kromatofor.

1. Fibroblast

Gambar 3.4 : Sel Fibroblast

STRUKTUR HEWAN 19
Merupakan sel yang paling sering ditemukan dalam jaringan ikat. Fungsi sel
fibroblas untuk mensintesis serabut kolagen dan elastik serta glikosaminoglikans dari
zat amorf intersel. Setelah dewasa fibroblast disebut fibrosit yang kehilangan
kernampuannya mensintesis atau inaktif (Gambar 3.4).
2. Makrofag
Makrofag mempunyai kemampuan yang besar dalam pinositosis dan fogositosis.
Sitoplasmanya banyak mengandung lisosom sebagai organel yang berperan untuk
mencerna benda-benda asing yang dimakannya. Ada 2 macam makrofag, yaitu makrofil

yang diam terfiksasi yang berbentuk kumparan atau bintang dan mempunyai suatu
nukleus bulat telur dengan kromatin padat, dan makrofag pengembara lebih aktif
bergerak dan memfagositosis dengan memakai pseudopodia pendek tebal yang
menyebabkan bentuknya tidak teratur. Sel makrofag mampu bergerak dan
memfagositosis, fungsi utama makrofag adalah untuk pertahanan diri. Menelan sisa-sisa
seI, zat intersel yang berubah, mikroorganisme dan partikel yang memasuki tubuh. Saat
kondisi sehat, makrofag merupakan fase akhir dalam siklus bidup monosit. Setelah
meninggalkan sumsum tulang, monosit tinggal selama 8 - 74 jam di dalam darah dan
melintasi dinding venula atau kapiler untuk menembus jaringan ikat, dimana mereka
menjadi makrofag. Dalam proses perubahan monosit menjadi makrofag, terjadi
peningkatan sintesa protein dan ukuran sel. Juga terlihat peningkatan ukuran aparatus
golgi, pertambahan jumlah lisosom, mikrotubulus dan mikrofilamen (Gambar 3.5).

Gambar 3.5: Sel Makrofag

3. Mast Cell
Mast cell memiliki ukuran besar dan berbentuk bulat telur. Sitoplasmanya penuh
dengan granula basofilik: Nukleus bulat dan terletak di bagian tengah. Dapat dikenal
karena sitoplasmanya mengandung butir-butir metakromatis, karena banyak gugus
asam di dalam struktur tersebut yang bertanggung jawab untuk pewarnaan

STRUKTUR HEWAN 20
metakromatik. Mast cell mengandung banyak heparin dan mediator kimia seperti
histamin dan ECF-A (eosinophil chemotaktic factor of anaphylaxis). Permukaan mast
cell mengandung reseptor khusus untuk Ig E (Imunoglobulin). Pelepasan mediator
kimia yang disimpan dalam mast cell meningkatkan reaksi alergi (= reaksi
bipersensitivitas segera) (Gambar 3.6).

Gambar 3.6 : Mast cell

4. Sel Plasma
Sel-sel besar, berbentuk bulat telur yang mempunyai sitoplasmik basofilik
karena banyak mengandung retikulum endoplasmik granular. Nukleus sel sfens
mengandung heterokromatin padat. Sel plasma mensintesa antibodi. Sel plasma banyak
terdapat pada tempat-tempat yang mudah dan sering ditembus oleh bakteri dan protein
asing (misalnya mukosa usus) dan dalam daerah yang terjadi peradangan kronis
(Gambar 3.7).

Gambar 3.7 : Sel Plasma

STRUKTUR HEWAN 21
5. Sel Adiposa
Sel yang terkhususkan untuk penyimpanan lemak netral. Sel-sel ditemukan tersendiri
atau dalam kelompok-kelompok kecil. Sebagian besar ditemukan dalam jaringan
adiposa yang tersebar di seluruh tubuh (Gambar3.8).

Gambar 3.8 : Sel Adiposa

6. Leukosit
Leukosit atau butir darah putih yang sering ditemukan di dalam jaringan ikat.
Leukosit terdiri dan eosinofil, basofil dan limfosit (Gambar 3.9).

Gambar 3.9: Sel Leukosit pada manusia

STRUKTUR HEWAN 22
7. Kromatofor (sel pigmen)
Sel kromatofor mempunyai ukuran sitoplasma yang panjang. Dalam sitoplasmanya
terdapat butir-butir pigmen. Bila pigmen yang dikandungnya berupa zat melanin
disebut melanofor, bila pigmen perak disebut guanojor, bila wama merah eritrosit
desebut eritrofor dan bila warna kuning disebut lipofor (Gambar 3.10).

Gambar 3.10 : Sel Kromatofor

c. Substansi Dasar
Substansi dasar pada jaringan bersifat amorf, tidak berwarna / transparan dan
homogen. Substansi ini mengisi ruang diantara sel dan serabut jaringan ikat, kental dan
bertindak sebagai rintangan terhadap penembusan partikel asing ke dalam jarinagn
tersebut. Terdiri dari glikosaminoglikan dan protein kompleks dengan karbohidrat yang
disebut proteoglikans.
Glikosaminoglikan memegang peranan penting dalam mengatur jumlah air dalam
jaringan ikat. Tiap molekul glikosaminoglikan sangat hidrofilik dan bergabung dengan
sejumlah besar molekul air.
3.2. Jenis Jaringan Ikat
Apa beberapa jenis janngan ikat yang ditandai dengan komponen-komponen yang
menonjol. Jaringan ikat dapat dibedakan menjadi :
A. Jaringan ikat longgar
B. Jaringan ikat padat
C. Jaringan ikat dengan sifat tertentu
D. Jaringan ikat penyokong
A. Jaringan ikat longgar/ sesungguhnya
Jaringan ikat longgar disebut juga jaringan alveolar. Jaringan ikat longgar mengisi
ruang di antara serabut dan sarung otot, menyokong jaringan epitel dan membentuk suatu

STRUKTUR HEWAN 23
lapisan yang mengelilingi pembuluh limfe dan pembuluh darah. Jaringan penyambung
longgar terutama ditemukan di dalam lapisan papil dermis, di dalam hipodermis, di dalam
lapisan serosa kavum peritonium dan pleura dan di dalam kelenjar serta membrana
mukosa yang menyokong sel epitel.
Sel yang paling banyak adalah fibroblast dan makrofag. Serabut kolagen, elastik
dan retikulum juga terdapat meskipun proporsi serabut retikulum kecil. Unsur utama
jaringan ikat longgar adalah zat dasar amorf. Jaringan ikat longgar bersifat fleksibel,
konsistensi lemak dan sangat tidak resisten terhadap stress.

B. Jaringan ikat padat


Jenis jaringan ini terdiri dari komponen-komponen yang sama dengan jaringan ikat
longgar, tetapi serabut kolagen jelas menonjol. Jumlah sel lebih sedikit, Fibroblast paling
banyak. Jaringan ikat padat kurang fleksibel dan lebih resisten terhadap stress.
Berdasarkan susunan berkas serabut kolagen, dapat dibedakan menjadi: 1)jaringan
ikatpadat teratur, dan 2) tidak teratur.

1. Jaringan ikat padat teratur,


tersusun menurut suatu pola tertentu, dibentuk sebagai reaksi terhadap stress
lama yang menyebabkan resistensi yang besar terhadap tenaga tarikan.
Misalnya tendo. Mempunyai struktur silindris panjang yang berfungsi
melekatkan otot lurik ke tulang. Berkas kolagen sejajar tersusun rapat dan
dipisahkan oleh sedikit zat amorf intersel.
2. Jaringan ikat padat tidak teratur,
bila serabut kolagen tersusun dalam berkas-berkas tanpa arah tertentu. Serabut
kolagen membentuk jala-jala 3 dimensi. Jenis jaringan ini dijumpai di dalam
dermis kulit, lapisan sub mukosa saluran pencemaan dan di dalam kapsul
jaringan ikat di sekitar organ-organ seperti lien, nodus limfatikus dan ganglion

C. Jaringan ikat dengan sifat tertentu

1. Jaringan retikuler
Disusun oleh sel-sel retikuler dan serabut retikulin sebagai hasil sintesisnya.
Terdapat pada organ haemopoietik. Mempunyai ukuran sitoplasma yang panjang
membentuk suatu anyaman. Berfungsi sebagai rangka untuk memperkokoh jaringan
tersebut.

STRUKTUR HEWAN 24
2. Jaringan adiposum
Banyak dijumpai pada lapisan subkutan kulit, perut dan pantat. Sebagian sel yang
membangunnya adalah sel lemak, selain itu juga terdapat sel fibroblast, sedikit mast
cell yang disokong oleh serabut kolagen serta elastin.
3. Jaringan pigmen
Disusun oleh sel-sel pigrnen atau disebut juga melanofor. Misalnya pada korid mata.
4. Sistem retikula-endotelium
Disusun oleh hampir semua macam makrofag kecuali leukosit. Berfungsi untuk
proteksi, rnetabolisme lipida dan penguraian haemaglobin.

D. Jaringan penyokong

1. Jaringan rawan

Jaringan rawan memiliki serat berkolagen yang sangat berlimpah, yang


tertanam dalam suatu matriks mirip karet yang tersusun atas suatu bahan yang
disebut kondroitin sulfat, suatu kompleks protein karbohidrat. Kondroitin sulfat dan
kolagen disekresikan oleh kondrosit, sel-sel yang hanya terdapat pada ruangan yang
tersebar dalam matriks yang disebut lakuna. Gabungan serat berkolagen dan
kondroitin sulfat membuat jaringan rawan menjadi suatu material penyokong yang
kuat namun fleksibel.
Jaringan rawan yang tidak mempunyai pembuluh darah mendapatkan zat gizi
dan difusi dari kapiler dalam jaringan penyambung di dekatnya atau melalui cairan
sinovial dari kavum sendi. Jaringan rawan tidak mempunyai pembuluh limfe atau
syaraf dan mempunyai kecepatan metabolismenya yang rendah.
Jaringan rawan dibagi berdasarkan perbedaan matriks rawan yang
membangunnya. Kita mengenal 3 macam, yaitu :
a. rawan hyaline
b. rawan elastin
c. rawan serabut

a. Rawan hyalin,
Rawan yang paling umum dalam tubuh, misalnya terdapat pada:
 pada embrio terdapat diantara diafisis dan epifisis tulang panjang

STRUKTUR HEWAN 25
 pada orang dewasa terdapat dalarn dinding saluran pernafasan
 pada ujung ventral iga
 pada permukaan tulang di dalarn persendian (kartilago artikularis).
Substansi interseluler rawan hyalin terdiri dari mukopolisakarida sulfat
yang arnorf. Di dalarn matriks ini terbenam serabut-serabut kolagen. Karena
beningnya rawan rawan tersebut seperti kaca (gelas), maka disebut hyalin. Sel-
sel rawan disebut kondrosit, yang muda disebut kondroblast. Dalam sitoplasma
kondrosit terdapat butir-butir lemak dan glikogen. Kondrosit terdapat dalarn
rongga yang disebut lakuna, dinding rongga ini disebut kapsula, yang tidak lain
adalah matriks rawan yang sangat muda.
Kecuali di dalam kartilago artikularis persendian, semua rawan hyalin
dilapisi oleh suatu lapisan jaringan ikat padat perikondrium, yang penting
untuk pertumbuhan dan pemeliharaan rawan.
b. Rawan elastin,
Ditemukan dalam daun telinga, dinding kanalis auditorius ekstemum, tuba
auditorius dan epiglotis, dan dalam beberapa rawan larinks. Matriks rawan
elastin mengandung banyak jala-jala serabut elastik halus dan sedikit serabut
kolagen. Seperti halnya rawan hyalin, rawan elastin juga memiliki suatu
perikondrium dan terutama tumbuh dengan aposisi. Rawan elastin kurang
dipengaruhi oleh proses degeneratif jika dibandingkan dengan rawan hyalin.
c. Rawan serabut (Fibrokartilago),
Fibrokartilago adalah suatu janngan dengan sifat-sifat pertengahan
diantara sifat jaringan ikat padat dan rawan hyalin. Fibrokartilago ditemukan
dalam diskus invertebralis pada perlekatan ligamen tertentu tulang dan di dalam
simfisis pubis.
Kondrosit tersusun dalam kolom-kolom panjang, Matriks bersifat
asidofilik, karena mengandung sejumlah besar serabut kolagen kasar. Di dalam
fibrokartilago, serabut kolagen yang terdapat dalam jumlah banyak tersebut
rnernbentuk: berkas tak teratur di antara kelornpok kondrosit atau tersusun dalam
susunan sejajar sepanjang kolorn kondrosit. Fibrokartilago tidak rnempunyai
perikondrium. Fibrokartilago berkernbang dari jaringan ikat padat dengan
diferensiasi fibroblast rnenjadi kondrosit.

STRUKTUR HEWAN 26
Pertumbuhan rawan:
a. Cara aposisi
Pertumbuhan rawan berlangsung pada permukaan rawan yang sudah ada,
berlangsung sebentar dan terjadi pada rawan yang sudah tua.
b. Cara interstitial
Perturnbuhan berlangsung dengan menambah matriks rawan di dalam rawan
yang sudah ada, sebingga sel-sel rawan letaknya menjadi berjauhan,
berlangsung lama dan terjadi pada rawan muda.

2. Tulang
Tulang sebagai unsur utama kerangka tubuh, menyokong struktur berdaging,
melindungi organ-organ vital, rnengandung sumsum tulang. Berbeda dengan matriks
rawan, matriks tulang keras karena mengalami kalsifikasi. Tulang juga terdiri dari
elemen seluler dan interseluler.
a) Elemen seluler terdiri dari :
- Osteoblast
Osteoblast mensintesis komponen organik metriks tulang (kolagendan
glikoprotein). Matriks yang barn dibentuk belum mengalami kalsifikasi dan
terletak di dekat osteoblast. Sel-sel osteoblast terletakdi permukaan jaringan
tulang secara berdampingan. Osteoblast juga mempunyai mempunyai prosesus
sitoplasmik yang memungkinkan berhubungan dengan osteoblast di
sekelilingnya. Bila telah berada di dalam matriks yang barn disintesis, osteoblast
tersebut dikenal sebagai osteosit.
- Osteosit
Osteosit adalah sel matur yang ditemukan terbungkus di dalam lapisan-
lapisan matriks tulang yang telah mengalami mineralisasi. Berbeda dengan sel
rawan yang tidak pernah mempunyai uluran sitoplasma, maka pada sel-sel
tulang mempunyai uluran sitoplasma yang berhubungan satu sarna lain. Dalam
matriks tulang, osteosit terdapat dalam rongga-rongga lakuna, sedangkan uluran
sitoplasma terdapat dalam saluran-saluran halus yang disebut kanalikuli.
- Osteoclast
Mempunyai fungsi merubah tulang yang sudah jadi. Selnya besar oleh
karena itu sering disebut "giant cell", berinti banyak (3 – 6 buah), imotil (dapat

STRUKTUR HEWAN 27
bergerak) dan sangat bercabang-cabang. Osteoblast berasal dari sel
osteoprogenitor. Sitoplasma bersifat asidofilik, mempunyai banyak lisosom dan
sebagai akibatnya memberikan reaksi histokimia positif untuk: fosfatase asam.
Peranan pasti osteoblast dalam reasorbsi tulang belum jelas. Mereka
mensekresikan kolagenase dan enzim proteolitik lain yang menyerang metriks
tulang dan melepaskan zat dasar yang mengalami kalsifikasi.

b) Matriks tulang (substansi interseluler)


Bahan organik sekitar 50 % berat kering tulang. Kalsium dan fosfor sangat
banyak, tetapi bikarbonat, sitrat, magnesium, kalium dan natrium juga ditemukan.
Bahan organik terdiri dari serabut kolagen dan zat dasar amorf yang mengandung
glikosaminoglikans.

Gambar 3.11. Struktur tulang

3. Struktur makroskopik tulang

Berdasarkan struktur makroskopik tulang dapat dibedakan menjadi :

a. Tulang kompakta
Mempunyai susunan teratur, lamela tulang tersusun konsentris mengelilingi
saluran Havers yang arahnya menurut kepanjangan tulang. Saluran-saluran
Havers diisi oleh pembuluh darah, pembuluh syaraf, pembuluh lymfa dan
jaringan ikat, Salman Havers dihubungkan dengan permukaan sebelah dalam dan

STRUKTUR HEWAN 28
sebelah Iuar tulang oleh saluran Volkman. Tulang kompak biasanya terdapat pada
tulang-tulang yang memanjang.
b. Tulang spongiosa
Terdiri dari keping-keping tulang yang disebut trafikula tulang, dengan bentuk
dan besar yang bermacam-macam, serta berhubungan satu saran lain (susunan
tidak teratnr). Pada penampang rnelintang/ memanjang dapal dilihat bahwa
diantara Iamela-lamela tulang terdapat osteosit-osteosit. Rongga-rongga tulang
spongiosa mengandung sumsum tulang yang terdiri dari 2 jenis : surnsum tulang
merah tempat pembentukan sel darah dan sumsum tulang kuning yang terutama
terdiri dari sel lemak.

4. Macam-macam tulang menurut bentuknya

Dibedakan menjadi : J) tulang pipa (tulang panjang), 2) tulang pendek, dan 3)


tulang pipih.

a. Tulang pipa (tulang panjang),


Tulang pipa rnempunyai bagian-bagian :
- epiphyse : berupa bonggol, tulang bunga karang yang dilapisi tulang
kornpak tipis
- diaphyse : bagian tengah tulang, dibangun oleh tulang kompak yang
dilapisi periosteum
- rawan epiphyseal : diantara epiphyse dan diaphyse, berupa keping rawan, hanya
terdapat pada tulang yang masih dapat tumbuh

b. Tulang-tulang pendek (irreguler)


Bagian dalam dibangun oleh tulang bunga karang dan bagian luar terdiri dari tulang
kompak yang tipis, contohnya pada tulang-tulang karpalia, tarsalia dan phalanges
c. Tulang-tulang pipih
Komposisinya seperti tulang pendek, bagian tengah berupa tulang bunga karang yang
dilapisi tulang kompak hanya bentuknya pipih, contohnya pada tulang rusuk dan tulang
tengkorak.

STRUKTUR HEWAN 29
5. Jenis-jenis jaringan tulang

Secara histologis ada 2 macam jaringan tulang, yaitu : 1) tulang


immatur,primer atau woven dan 2) tulang matur, sekunder atau lamelar.

a. Jaringan tulang primer / immature


Jaringan tulang primer bersifat :
o temporer, pada orang dewasa digantikan oleh jaringan tulang sekunder
o susunan serabut kolagennya tidak teratur
o kandungan mineralnya sedikit
o persentase osteositnya lebih tinggi bila dibandingkan dengan jaringan tulang
sekunder
b. Jaringan tulang sekunder / matur
Biasa ditemukan pada orang dewasa. Jaringan tulang sekunder bersifat:
o serabut-serabut kolagen tersusun dalam lamela-lamela 3 - 7 μn yang sejajar
satu sarna lain atau tersusun secara konsentris di sekitar saluran vaskuler.

6. Histogenesis jaringan tulang

Jaringan tulang berkembang dari osifikasi intramembranosa, yang terjadi di


dalam suatu lapisan (membran) jaringan ikat atau dengan osifikasi endokondral, yang
terjadi di dalam model rawan. Model tersebut secara berangsur-angsur dihancurkan
dan digantikan oleh tulang yang dibentuk dari sel-sel yang berasal dari jaringan ikat,
periosteum di dekatnya.
Dalam kedua proses tersebut, janngan tulang yang muncul pertamakali primer
atau immatur. Ia merupakan suatu jaringan sementara dan segera digantikan oleh
jenis tulang definitif yang berlapis-lapis. Berdasarkan cara pembentukannya,
dibedakan menjadi : a)Osifikasi Intramembranosa, dan b)Osifikasi Endokondral.

a) Osifikasi Intramembranosa
− Terjadi di dalam jaringan ikat, os frontalis, os parietalis, tulang tengkorak, juga
bagian os oksipitalis, temporalis. mandibula dan maksila.
− Dalam lapisan jaringan ikat tersebut, titik permulaan osifikasi disebut pusat
osifikasi primer.

STRUKTUR HEWAN 30
− Proses ini dimulai ketika kelompok-kelompok sel yang menyerupai fibroblast
muda berdiferensiasi menjadi osteoblast. Kemudian terjadi sintesa osteoid dan
kalsifikasi, yang menyebabkan penyelubungan beberapa osteoblast yang
kemudian menjadi osteosit. Pulau-pulau tulang yang sedang berkembang ini
dikenal sebagai spikulum. Persatuan spikulum menghasilkan tulang yang
menyerupai struktur spongiosa.
− Sel membran jaringan ikat membelah diri, sehingga menghasilkan lebih
banyak osteoblast yang bertanggungjawab untuk pertumbuhan selanjutnya
pusat osifikasi tersebut. Beberapa pusat osifikasi suatu tulang tumbuh seeara
radial dan akhimya bersatu. Sehingga menggantikan jaringan ikat pertama.
b) Osifikasi Endokondral
 Osifikasi terjadi di dalam suatu potongan jaringan rawan hyaline yang
bekerja mirip uluran keeil tulang yang akan dibentuk. Jenis osifikasi ini
untuk pembentukan tulang pendek dan tulang panjang.
 Osifikasi endokondral terdiri dari 2 proses :
Proses 1 : Hipertrofi dan destruksi kondrosit model tulang tersebut,
sehingga menghasilkan lakuna-lakuna yang meluas dan
dipisahkan oleh septum matriks rawan yang mengalami
kalsifikasi.
Proses 2 : Tunas osteogenik yang terdiri dari prekursor osteogenic dan
kapiler darah menembus ke dalam ruang-ruang yang
ditinggalkan oleh kondrosit yang mengalami degenerasi. Sel
yang belum berdiferensiasi tersebut menghasilkan osteoblast,
yang membentuk suatu matriks tulang pada sisa-sisa matriks
rawan yang telah mengalami kalsifikasi. Dengan cara ini,
jaringan tulang terbentuk pada tempat di mana dulunya
terdapat rawan, Septum jaringan rawan yang mengalami
kalsifikasi bertindak sebagai penyokong untuk pennulaan
osifikasi.

STRUKTUR HEWAN 31
Soal-soal
1. Sebutkan komponen-komponen penyusun jaringan ikat !
2. Bedakan antara serabut kolagen, serabut elastik dan serabut reticulum!
3. Komponen seluler dari jaringan ikat yang berperan dalam sistem pertahanan tubuh
adalah ?
4. Substansi dasar dari jaringan ikat berupa apa ? bagaimana sifatnya ?
5. Bagaimana sifat-sifatjaringan ikat longgar?
6. Pembagian jaringan ikat berdasarkan apa ?
7. Penyusun utama jaringan adeposum adalah ?
8. Substansi interseluler rawan hyalin terdiri dari ?
9. Rawan elastin dapat ditemukan pada organ apa ?
10. Matriks tulang lebih keras daripada rawan, karena terjadi proses apa ?

STRUKTUR HEWAN 32

Anda mungkin juga menyukai