Anda di halaman 1dari 20

MINGGU 1:

TAKSONOMI TUMBUHAN

BAB I: PENGERTIAN TAKSONOMI


1.1. Pengertian Taksonomi
Para ilmuwan dari bidang biologi mengembangkan suatu sistem pengelompokan yang
memudahkan untuk memahami, mempelajari, dan mengenali mahkluk hidup dengan suatu
system klasifikasi. Cabang ilmu biologi yang mempelajari klasifikasi suatu mahkluk hidup
disebut dengan taksonomi atau sistematik. Bergantung pada golongan makhluk hidup yang
dijadikan obyek studi, apabila yang merupakan obyek studinya adalah tumbuhan maka istilah
yang digunakan adalah Taksonomi atau Sistematik Tumbuhan, begitu juga berlaku pada obyek
studi hewan Unsur utama yang menjadi ruang lingkup Taksonomi Tumbuhan adalah pengenalan
(identifikasi), pemberian nama dan penggolongan atau klasifikasi. Kata taksonomi sendiri
berasal dari bahasa Yunani Taxis yang artinya susunan (arrangement) dan nomos artinya aturan
(hukum), taksonomi merupakan susunan berdasarkan aturan tertentu. Menurut Lawrence dalam
bukunya Taxonomy of Vascular Plants definisi dari taksonomi dengan perumusan yang lebih
sederhana, taksonomi adalah ilmu pengetahuan yang mencakup identifikasi, tatanama, dan
klasifikasi pada obyek biologi yang bila dibatasi pada tumbuhan saja sering disebut dengan
taksonomi tumbuhan.

1. 2. Tujuan Taksonomi

Unsur utama yang menjadi ruang lingkup dan tujuan taksonomi adalah pengenalan
(identifikasi), pemberian nama dan penggolongan atau klasifikasi suatu makhluk hidup.

Tujuan dari mempelajari taksonomi tumbuhan adalah untuk :

 Menginventarisasi flora di muka bumi


 Memberikan metoda untuk identifikasi dan komunikasi
 Menghasilkan system klasifikasi universal dan terpadu
 Menunjukkan implikasi evolusi dan keanekaragaman tumbuhan
 Memberikan nama ilmiah tunggal dalam bahasa latin untuk setiap kelompok
tumbuhan di muka bumi, baik yang masih hidup ataupun yang sudah mati
menjadi fosil.

1. 3. Dasar-Dasar Taksonomi Tumbuhan

Dasar dasar dalam taksonomi tumbuhan ada empat, yaitu:

a. Identifikasi

Identifikasi tumbuhan adalah menentukan nama yang benar dan tempat tumbuhan yang
tepat dalam system klasifikasi. Penentuan nama baru dan penentuan tingkat-tingkat
takson harus mengikuti aturan yang ada dalam Kode Internasiolnal Tata nama Tumbuh-
tumbuhan.

b. Klasifikasi

Klasifikasi tumbuhan adalah pembentukan kelompok-kelompok dari seluruh tumbuhan


yang ada di bumi ini hingga dapat disusun takson-takson secara teratur mengikuti suatu
hierarki.

Ada tiga sistem klasifikasi dalam taksonomi tumbuhan yaitu sistem klasifikasi buatan,
sistem klasifikasi alam, dan sistem klasifikasi filogenetik.

c. Nomenclature

Nomenclature merupakan tata carar (system) pemberian nama atau tata nama tumbuhan
secara ilmiah. Untuk nama ilmiah tumbuhan dikenal dengan system binominal yaitu
sistem penamaan makhluk hidup dengan dua sebutan. Ada tujuh tingkatan yaitu:

 Kingdom
Kingdom merupakan tingkatan takson tertinggi makhluk hidup. Ada lima
kingdom antara lain : Monera, Proista, Fungi, Plantae, dan Animalia.
 Divisio (tumbuhan) / filum (hewan)
Nama filum digunakan pada dunia hewan, dan nama division digunakan pada
tumbuhan. Filum atau division terdiri atas organism-organisme yang memiliki
satu atau dua persamaan ciri. Nama filum tidak memiliki akhiran yang khas
sedangkan nama division umumnya memiliki akhiran khas, antara lain phyta dan
mycota.
 Kelas
Kelompok takson yang satu tingkat lebih rendah dari filum atau division.
 Ordo
Setiap kelas terdiri dari beberapa ordo. Pada dunia tumbuhan, nama ordo
umumnya diberi akhiran ales.
 Famili
Famili merupakan tingkatan takson di bawah ordo. Nama famili tumbuhan
biasanya diberi akhiran aceae, sedangkan untuk hewan biasanya diberi nama idea.
Dalam penyebutan indonesia nama suku selalu diulang penyebutannya : kacang-
kacangan , angrek-anggrekan , jahe-jahean.
 Genus
Genus adalah takson yang lebih rendah dariada famili. Nama genus terdiri atas
satu kata, huruf pertama ditulis dengan huruf kapital, dan seluruh huruf dalam
kata itu ditulis dengan huruf miring atau dibedakan dari huruf lainnya.
 Spesies
Spesies adalah takson yang terendah. Spesies adalah suatu kelompok organisme
yang dapat melakukan perkawinan antar sesamanya untuk menghasilkan
keturunan yang fertil (subur) aturan penulisannya disebut binomial nomenklatur.

Dalam system penamaan ini, cara penulisannya adalah menyebutkan nama marga
(genus) yang diawali huruf besar lalu diikuti oleh nama jenis (spesies). Semuanya
harus di cetak miring atau di beri garis bawah. Contoh : Allium cepa atau Allium
cepa , pilih salah satunya.
d. Deskripsi
1) Keanekaragaman

Keanekaragaman hayati atau biodiversitas adalah suatu istilah pembahasan yang


mencakup semua bentuk kehidupan, yang secara ilmiah dapat dikelompokkan menurut
skala organisasi biologisnya, yaitu mencakup gen, spesies tumbuhan, hewan, dan
mikroorganisme serta ekosistem dan proses-proses ekologi dimana bentuk kehidupan ini
merupakan bagiannya.

Tingkat keanekaragaman hayati :

1. Keanekaragaman Gen
Keanekaragaman gen adalah keanekaragaman individu dalam satu jenis makhluk hidup.
Gen adalah substansi terkecil/unit dasr yang membawa faktor keturunan.
2. Keanekaragaman Jenis
Keanakaragaman jenis menunjukkan seluruh variasi yang terdapat pada makhluk hidup
antar jenis (interspesies) dalam satu marga. Keanekaragaman jenis lebih mudah diamati
daripada keanekaragaman gen perbedaan antarspesies makhluk hidup dalams atu marga
atau genus lebih mencolok sehingga lebih mudah diamati daripada perbedaan antar
individu dalam satu spesies. Misalnya nangka, keluwih, dan sukun ketiganya termasuk
dalam genus yang sama, yaitu Arthocarpus.
3. Keanekaragaman Ekosistem
Ekosistem adalah komunitas organik yang terdiri atas tumbuhan, hewan, dan
mikroorganisme bersama lingkungan fisik dan kimia tempat hidup atau habitatnya.
Antara komunitas organik, habitat, serta factor-faktor fisik dan kimia dalam suatu
ekosistem selalu berinteraksi. Faktor fisik meliputi iklim, air, tanah, udara, cahaya, suhu,
dan kelembapan. Faktor kimia meliputi tingkat keasaman, kandungan mineral, dan
salinitas. Factor fisik dan kimia disbut komponen abiotik.
Contoh keanekaragaman ekosistem antara lain ekosistem pantai, ekosistem sawah,
ekosistem terumbu karang, dan ekosistem hutan.
2) Perkembangan klasifikasi tumbuhan tak berbunga

Perkembangan klasifikasi tumbuhan adalah sebagai berikut :

a. Periode tertua → didasarkan pada ada atau tidaknya manfaat dari tumbuhan.
Periode ini juga di kenal dengan periode manfaat
b. Periode system habitus → dipelopori oleh Theophrastes (370-285 S.M).
Pengklasifikasian didasarkan atas perawakan (habitus).
c. Periode artificial → berkembang kira-kira pada abad ke 18 dan dipelopori oleh
Carolus Linneaus. Pengelompokannya didasarkan pada jumlah alat kelamin. Dan
linneaus juga-lah yang mempelopori system nama ganda.
d. Periode system alam → system kalsifikasi ini didasarkan atas kesamaan bentuk .
disebut system alam karena semua golongan-golongan yang terbentuk terjadi
karena kehendak alam (natural).
e. Periode system filogenetik → periode ini terjadi dari pertengahan abad ke-19
hingga sekarang. Dasar system pengklasifikasian ini adalah filogeni. Yaitu
menggolongkan tumbuhan sekaligus mencerminkan urutan-urutan golongan itu
dalam sejarah perkembangan filogenetiknya dan juga menunjukkan jauh dekatnya
hubungan kekerabatan antara golongan satu dengan lainnya.
BAB II: DETERMINASI
2.1. Pengertian Determinasi
Determinasi yaitu membandingkan suatu tumbuhan dengan satu tumbuhan lain yang
sudah dikenal sebelumnya (dicocokkan atau dipersamakan). Determinasi berarti menentukan
atau memastikan nama dari tumbuhan atau spesimen tumbuhan tersebut, sedangkan identifikasi
merupakan proses yang dilaksanakna terlebih dahulu yaitu dengan mengamati sifat-sifat
tumbuhan atau spesimen atau yang lainnya setelah itu lalu melakukan determinasi atau
menentukan nama ilmiahnya yang benar. Untuk mendeterminasi tumbuhan pertama sekali
adalah mempelajari sifat morfologi tumbuhan tersebut (seperti posisi, bentuk, ukuran dan jumlah
bagian-bagian daun, bunga, buah dan lain- lainnya).

2.2. Cara Mendeterminasi tumbuhan:


 Untuk mendeterminasi tumbuhan pertama sekali adalah mempelajari sifat morfologi
tumbuhan tersebut (seperti posisi, bentuk, ukuran dan jumlah bagian-bagian daun, bunga,
buah dan lain- lainnya).
 Langkah berikut adalah membandingkan atau mempersamakan ciri-ciri tumbuhan tadi
dengan tumbuhan lainnya yang sudah dikenal identitasnya :
a) Ingatan
Berdasarkan pengalaman atau ingatan kita. Kita mengenal suatu tumbuhan secara
langsung karena identitas jenis tumbuhan yang sama sudah kita ketahui
sebelumnya, misalnya didapatkan di kelas, atau pernah mempelajarinya, pernah
diberitahukan orang lain dan lain-lain.
b) Bantuan orang
Dilakukan dengan meminta bantuan ahli-ahli botani sistematika yang bekerja di
pusat-pusat penelitian botani sistematika, atau siapa saja yang bisa memberikan
pertolongan. Seorang ahli umumnya dapat cepat melakukan pendeterminasian
karena pengalamannya.
c) Spesimen acuan
Dilakukan dengan membandingkan secara langsung dengan specimen acuan yang
biasanya diberi label nama. Spesimen tersebut bisa berupa tumbuhan hidup,
misalnya koleksi hidup di kebun raya. Akan tetapi specimen acuan yang umum
dipakai adalah koleksi kering atau herbarium.
d) Pustaka
Dengan membandingkan atau mencocokkan ciri- ciri tumbuhan yang akan
dideterminasi dengan pertelaan-pertelaan serta gambar-gambar yang ada dalam
pustaka. Pertelaan-pertelaan tersebut dapat dijumpai dalam hasil penelitian botani
sistematika yang disajikan dalam bentuk monografi, revisi, flora, buku-buku
pegangan ataupun bentuk lainnya.
e) Komputer
Berkat pesatnya kemajuan teknologi dan biometrika akan ada mesin elektronika
modern yang diprogramkan untuk menyimpan, mengolah dan memberikan
kembali keterangan-keterangan tentang tumbuh-tumbuhan. Dengan demikian
pendeterminasian tumbuh-tumbuhan nantinya akan dapat dilakukan dengan
bantuan komputer.

2.3. Kunci Determinasi

Kunci determinasi adalah suatu alat/cara untuk memudahkan mencari serta menentukan
nama ilmiah suatu taksonatau sekelompok tumbuhan. Kunci determinasi disusun berdasarkan
beberapa karakter yang menonjol dari sekelompok tumbuhan. Kunci determinasi disusun
berdasarkan beberapa karakter yang menonjol dari sekelompok tumbuhan.

Aturan Pembuatan Kunci Determinasi

Beberapa syarat kunci determinasi yang baik antara lain:

a. Ciri yang dimasukkan mudah diobservasi, karakter internal dimasukkan bila sangat
penting.
b. Menggunakan karakter positif dan mencakup seluruh variasi dalam grupnya.
c. Deskripsi karakter dengan istilah umum yang dimengerti orang.
d. Menggunakan kalimat sesingkat mungkin, hindari deskripsi dalam kunci.
e. Mencantumkan nomor couplet.
f. Menggunakan Kunci Determinasi.
Saran-saran dalam penggunaan kunci determinasi:
 Kumpulkan informasi sebanyak mungkin tentang ciri tumbuhan yang akan dideterminasi
(kalau ada lengkap vegetatif dan generatif).
 Pilih kunci yang sesuai dengan materi tumbuhan dan daerah geografi di mana tumbuhan
tersebut diperoleh.
 Baca pengantar kunci tersebut dan semua singkatan atau hal-hal lain yang lebih rinci.
 Perhatikan pilihan yang ada secara hati-hati.
 Hendaknya semua istilah yang ada dipahami artinya. Gunakan glossary atau kamus.
 Bila spesimen tersebut tidak cocok dengan semua kunci dan semua pilihan layaknya tidak
kena, mungkin terjadi kesalahan, ulangi ke belakang.
 Apabila kedua pilihannya mugkin, coba ikuti keduanya.
 Konfirmasikan pilihan tersebut dengan membaca deskripsinya.
 Spesimen yang berhasil dideterminasi sebaiknya diverifikasi dengan ilustrasi atau
specimen herbarium yang ada.

Jenis-jenis Kunci Determinasi Tumbuhan


Berdasarkan cara penyusunan sifat-sifat yang harus dipilih maka dikenal tiga macam
kunci determinasi, yaitu :
a. Kunci perbandingan
Dalam kunci perbandingan maka semua takson tumbuhan yang dicakup dan segala ciri
utamanya dicantumkan sekaligus.
b. Kunci analisis
Bentuk ini merupakan yang paling umum dipakai dalam pustaka. Kunci analisis sering
disebut kunci dikotomi (dua ciri yang saling berlawanan),
c. Kunci sinopsis
Sinopsis merupakan kesimpulan suatu sistem penggolongan yang disajikan secara
tertulis. Golongan yang diduga mempunyai kekerabatan yang erat dikelompokkan dan
ciri umum utama yang diapakai sebagai dasar pengelompokkan dicantumkan.
BAB III: CIRI-CIRI VEGETATIF

3.1. Daun

3.1.1. Pengertian

Daun mempunyai nama ilmiah folium. Biasanya berwarna hijau,walaupun beberapa jenis
daun memiliki warna yang lain selain hijau. Warna hijau disebabkan oleh kandungan zat hijau
daun yang disebut klorofil, yang berfungsi sebagai penangkap energi cahaya matahari melalui
fotosintesis.

Daun memiliki fungsi antara lain sebagai berikut :

 Pengambilan zat-zat makanan (resorbsi) terutama yang berupa zat gas CO2
 Pengolahan zat-zat makanan (asimilasi)
 Penguapan air (transparasi)
 Pernapasan (respirasi)

Daun tumbuh dan melekat pada batang. Setiap jenis tumbuhan memiliki bentuk daun
yang berbeda. Secara umum daun berupa helaian, yang tipis ataupun tebal, dengan ujung,
pangkal, tepi, dan permukaan yang berbeda.

3.1.2. Bagian-bagian Daun Lengkap

a. Helaian daun (lamina)


Helaian daun merupakan bagian daun yang terpenting dan lekas menarik perhatian. Maka
suatu sifat yang sesungguhnya hanya berlaku untuk helaian di sebut pula sebagai sifat
daunnya. Contoh : jika kita mengatakan daun nangka jorong sesungguhnya yang jorong itu
bukan daunnya melainkan helaiannya.
b. Tangkai daun (petioulus)
Tangkai daun merupakan bagian yang mendukung pelayannya dan bertugas untuk
mendapatkan helaian daun tadi pada posisi sedemikian rupa hingga dapat memperoleh
cahaya matahari yang sebanyak-banyaknya.
c. Pelepah daun/upih daun (vagina)
Daun yang berupih hanya kita dapati pada tumbuhan yang tergolong dalam tumbuhan
yang berbiji tunggal (monokotil) pelepah daun mempunyai fungsi untuk Sebagai pelindung
kuncup yang mudah, seperti dapat di lihat pada tanaman tebu (Seccharum Officinnarum L).
Memberi kekuatan pada tanaman.

Daun yang memilki ketiga bagian tersebut disebut daun sempurna, misalnya daun pisang
dan talas. Apabila daun memiliki 3 struktur tersebut, yaitu pelepah, tangkai daun dan helaian
daun maka daun tersebut digolongkan sebagai daun lengkap. Tidak semua daun memiliki
struktur yang lengkap, dalam arti hanya memiliki helaian dan tangkai daun saja atau hanya
terdiri dari halaian daun saja tanpa dilengkapi dengan tangkai dau

Helaian daun berfungsi sebagai tempat terjadinya fotosintesis,respirasi ataupun


transpirasi. Besar-kecilnya helaian daun merupakan adaptasi tumbuhan terhadap lingkungannya
yang berhubunga dengan proses transpirasi, agar tumbuhan tidak kehilangan air. Helaian meiliki
warna, bentuk dan ukuran yang beragam, yang merupakan ciri utama dalam mengenal suatu
tumbuhan. Pelepah/upih memiliki fungsi sebagai pelindung kuncup yang masih muda dan
memberi kekuatan pada batang tumbuhan. Tangkai daun berfungsi untuk mendukung helaian
daun. Tangkai daun secara umum berbentuk bulat dan membesar dibagian pangkal. Tetapi ada
yang berbentuk bulat berongga seperti yang terdapat pada pepaya, pipih dan melebar seperti
daun jeruk, setengan lingkaran seperti pada pisang dan segi empat seperti pada markisa.
Beberapa jenis tumbuhan kadang-kadang hanya memiliki dua dari tiga struktur kelengkapan
daun, misalnya hanya ada helaian dan tangkai, helaian dan pelepah atau hanya memiliki helaian
saja. Bahkan didaerah kering seperti gurun pasir, tumbuha hanya meiliki tangkai daun saja. Hal
ini berfungsi untuk mengurangi penguapan air yang terjadi pada helaian daun.

Tumbuhan yang hanya meiliki tangkai (petiolus) dan helian (lamina), sering disebut daun
bertangkai. Struktur ini dimilki daun pada umumnya yang dijumpai sehari-hari dilingkunga
sekitar kita. Contohnya adalah kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis), pepaya (Carica
papaya) jambu biji (Psidium guajava), cabe (Capsicum sp.).
Daun yang hanya memiliki pelepah (vagina) dan helaian (lamina), sering disebut daun
berpelepah. Contohnya adalah tebu (Saccharum officinarum), jagung (Zea mays), padi (Oryza
sativa) dan rumput-rumputan.

Beberapa jenis tumbuhan hanya memiliki helaian daun (lamina) saja. Karena tidak
mempunyai tangkai, helaian daun langsung menempel pada batang. Posisinya terlihat seakan-
akan daun tersebut memeluk batang, sehingga sering disebut daun memeluk batang atau “daun
duduk” (sessilis).

Sedangkan tumbuhan yang hanya memiliki tangkai daun (petiolus) saja, tangkai daun
bermetamorfosis menjadi pipih menyerupai daun. Struktur daun yang memipih ini disebut
sebagai “daun semu” (filodia), misalnya pada akasia. Meskipun demikian, tidak pada semua
tumbuhan semua tangkai termetamorfosis menjadi pipih seperti pada akasia. Pada beberapa
tumbuhan tangkai daun hanya termetamorfosis sebagian berbentuk daun-daun semu yang halus
dan kecil, misalnya pada tumbuhan patah tulang.

Foto Bagian-bagian Daun Lengkap


3.1.3. Alat Pelengkap Daun
Menurut Tjitrosoepome (2001), daun pada suatu tumbuhan seringkali mempunyai alat-alat
tambahan atau pelengkap, antara lain berupa:

1. Daun penumpu (stipula), yang biasanya berupa dua helai lembaran serupa daun yang kecil,
yang terdapat dekat dengan pangkal tangkai daun dan umumnya berguna untuk melindungi
kuncup yang masih muda. Ada kalanya daun penumpu itu besar dan lebar seperti daun biasa
dan berguna pula sebagai alat untuk berasimilasi seperti terdapat pada kacang kapri (Pisum
sativun L.). Daun penumpu ada yang mudah sekali gugur seperti misalnya pada pohon
nangka (Artocarpus Integra Merr.), tetapi ada pula yang tinggal lama dan baru gugur
bersama-sama daunnya, misalnya pada mawar (Rosa sp.) Menurut letaknya daun penumpu
dapat dibedakan menjadi:
a. Daun penumpu yang bebas terdapat di kanan dan kiri pangkal tangkai daun, disebut
daun penumpu bebas (stipulae liberae) terdapat misalnya pada kacang tanah
(Arachis hypogaea L.).
b. Daun penumpu yang melekat pada kanan kiri pangkal tangkai daun (stipulae
adnatae) pada mawar (Rosa sp).
c. Daun penumpu yang berlekatan menjadi satu dan mengambil tempat di dalam ketiak
daun (stipula axillaris atau stipula intrapetiolaris)
d. Daun penumpu yang berlekatan menjadi satu yang mengambil tempat yang
berhadapan dengan tangkai daun biasanya agak lebar hingga melingkari batang
(stipula petiolo opposita atau stipula antidroma).
e. Daun penumpu yang berlekatan dan mengambil tempat di antara dua tangkai daun
seperti seringkali terjadi pada tumbuhan yang pada satu buku-buku batang
mempunyai dua daun yang duduk berhadapan, misalnya pada pohon mengkudu
(Morinda citrifolia L.), Daun penumpu yang demikian ini dinamakan daun penumpu
antar tangkai (stipula interpetiolaris).
2. Selaput bumbung (ocrea atau ochrea). Alat ini berupa selaput tipis yang menyelubungi
pangkal suatu ruas batang, jadi terdapat di atas suatu ruas daun. Selaput bumbung dianggap
sebagai daun penumpu yang kedua saling berlekatan dan melingkari batang, terdapat antara
lain pada Polygonum sp.
3. Lidah-lidah (ligula), suatu selaput kecil yang biasanya terdapat pada batas antara upih dan
helaian daun pada rumput (Gramineae), Alat ini berguna untuk mencegah mengalirnya air
hujan kedalam ketiak antara batang dan upih daun sehingga kemungkinan pembusukan dapat
dihindarkan.

3.1.4. Pengelompokkan Daun

Berdasarkan jumlah helai, daun dikelompokkan menjadi dua macam :

1. Daun Tunggal
Tumbuhan berdaun tunggal apabila pada satu tangkai daun hanya terdapat satu helai
daun. Contoh : Singkong, Pepaya, Mangga.
2. Daun Majemuk
Jika pada satu tangkai daun terdapat beberapa helai daun disebut daun majemuk. Contoh :
Buah asam, Belimbing, Putri malu.

Oleh karena setiap anak daun dari daun majemuk memiliki karakteristik yang sama
dengan daun tunggal, kadang-kadang sulit dibedakan antara daun tunggal dengan anak daari
daun majemuk, khususnya bila anak daun tersebut berukuran besar. Di bawah ini adalah dua hal
yang dapat dijadikan dasar perbedaan antara daun tunggal dengan anak daun dari daun majemuk,
yaitu:
1. Pada ketiak daun tunggal terdapat tunas aksilar, sedangkan pada ketiak anak daun dari
daun majemuk tidak ada tunas aksilar.

2. Daun tunggal menempati bidang tiga dimensi pada batang atau dahan, sedangkan anak
daun dari daun majemuk menempati satu bidang.

Pada daun majemuk dapat dibedakan bagian-bagian sebagai berikut.


1. Petiolus (tangkai daun), yaitu tangkai yang terletak di antara batang (dahan) dengan anak
daun terbawah atau rakhila terbawah, disebut juga sebagai bagian infrayuga serta
memiliki pulvinus di bagian pangkalnya.

2. Rakhis, yaitu tangkai yang terletak di atas anak daun terbawah atau rakhila (rakhis
sekunder) terbawah. Bagian rakhis yang berada di antara dua anak daun disebut bagian
interyuga, sedangkan bagian rakhis yang berada di bawah anak daun teratas disebut
bagian ultrayuga. Pada daun majemuk bergAnda dapat ditemukan adanya rakhila atau
rakhis sekunder, yaitu cabang dari rakhis. Rakhila ini dapat bercabang lagi dan disebut
rakhis tertier.

3. Petiolulus, yaitu tangkai anak daun dan biasanya memiliki suatu persendian yang disebut
pulvinulus (pulvinus sekunder).

Bila dalam suatu daun majemuk anak daun muncul menyirip pada rakhis, maka daun tersebut
dinamakan daun majemuk menyirip (pinnatus), sedangkan bila anak daun muncul dari satu titik
pada ujung petiolus, maka daun tersebut dinamakan daun majemuk menjari (palmatus). Daun
majemuk menyirip dapat imparipinnatus bila pada ujung rakhis terdapat satu anak daun,
paripinnatus bila pada ujung rakhis tidak terdapat anak daun, atau interupte-pinnatus bila
terdapat anak daun yang berukuran besar dan kecil yang berselang letaknya sepanjang rakhis.
Daun majemuk menyirip ini dapat pula bipinnatus atau tripinnatus bila dua atau tuga kali
menyirip, atau bila ditemukan adanya rakhis sekunder dan tertier. Daun majemuk dapat pula
berbentuk campuran antara menjari dengan menyirip yang disebut daun majemuk
digitatopinnatus atau palmatopinnatus. Pada daun seperti ini, rakhis-rakhis terseusun menjari,
sedangkan anak daun terseusun menyirip pada setiap rakhis.

Berdasarkan susunan tulangnya, bentuk daun dibedakan menjadi empat macam :

1. Daun bertulang menyirip


Bentuk susunan tulang daunnya menyerupai sirip ikan. Contoh : Daun mangga, jambu,
nangka, dan rambutan.
2. Daun bertulang melengkung
Bentuk tulang daunnya seperti garis -garis lengkung dan tampak menyatu. Contoh: Daun
genjer dan Daun gading.
3. Daun bertulang sejajar
Bentuk tulang daunnya seperti garis-garis lurus sejajar dari pangkal daun. Sedangkan
masing-masing ujung tulang daunnya menyatu. Contoh : Daun padi dan daun jagung.
4. Daun bertulang menjari
Bentuk tulangnya seperti susunan jari-jari tangan. Contoh : Daun pepaya, singkong, dan
randu.
3.1.5. Tata Letak Daun

Tangkai daun, baik pada daun tunggal atau daun majemuk melekat pada batang atau
cabang-cabang batang. Pada batang terdapat buku batang (nodus), dan bagian ini sering kali
nampak sebagai bagian batang yang sedikit membesar dan melingkari batang sebagai suatu
cincin, yang dapat kita lihat jelas pada tumbuhan monokotil, terutama dari jenis rumput atau
familia Poaceae, seperti bambu (Bambusa sp.), tebu (Saccharum officinarum L.). Pada
tumbuhan dikotil, buku batang tidak terlihat jelas, melainkan hanya berbentuk seperti tonjolan
pada batang. Pada buku batang inilah daun-daun melekat. Bagian batang antara dua buku-buku
dinamakan ruas (Internodus).

Duduknya daun pada batang dikenal dengan istilah phyllotaxis. Biasanya satu tangkai
daun duduk pada satu buku daun. Namun pada beberapa tumbuhan, daun-daun duduk berjejal-
jejal, pada suatu bagian batang, yaitu pada pangkal batang atau pada ujungnya. Meskipun
demikian, secara umum daun duduk pada batang secara terpisah-pisah dengan suatu jarak yang
nyata.

Jenis-Jenis Phyllotaxis

Jenis-jenis phyllotaxis ditentukan dari pola duduknya daun pada buku batang, seperti
yang telah dijelaskan diatas. Berdasarkan pola duduknya daun, phyllotaxis dibedakan menjadi 3
jenis, yaitu folia sparsa, folia opposita dan folia verticillata.

Folia Sparsa

Pada pola yang pertama, dimana pada satu buku batang duduk hanya satu tangkai daun,
maka pola seperti ini dikenal sebagai pola duduk daun tersebar (folia sparsa). Biasanya daun
tersusun berselang-seling. Susunan tangkai daun dapat berselang-seling teratur atau tidak
beraturan.

Pada prinsipnya, pada setiap satu buku daun hanya ada satu tangkai daun. Hampir semua
tumbuhan memiliki duduk daun yang mengikuti pola ini. Tumbuhan yang tergolong folia sparsa
antara lain andong (Coryline fruticosa), alang-alang (Imperata cylindrica), jagung (Zea mays),
rumput-rumputan, dan berbagai jenis tumbuhan dari kelas Monocotyledoneae, jarak (Ricinus
communis), mangga (Mangifera indica) dan sebagainya.
Duduk daun folia sparsa juga berlaku untuk daun majemuk. Setiap satu tangkai daun
majemuk, ibu tangkai daun (petiolus communis) duduk hanya pada satu buku batang. Contoh
tumbuhan berdaun majemuk yang termasuk folia sparsa pada daun majemuk menyirip antara
lain angsana (Pterocarpus indicus), ceremai (Phyllanthus acidus), belimbing wuluh (Averrhoa
belimbi), dan sebagainya. Folia sparsa pada daun majemuk menjari antara lain, wali songo
(Schefflera grandiflora), karet (Hevea brasiliensis) dan sebagainya. Demikian juga pada daun
majemuk bangun kaki dan daun majemuk campuran.

Folia opposita

Pada pola kedua, setiap buku daun diduduki dua tangkai daun. Pada pola ini daun duduk
berpasang-pasangan atau berhadap-hadapan sehingga disebut juga folia opposita. Contoh folia
opposita dapat ditemukan pada beberapa jenis tumbuhan bakau seperti api-api (avicennia sp.),
bakau (rhizopora mucronata), tunjang (Xylocarpus mekongensis), dan beberapa jenis tumbuhan
dari jenis jambu-jambu (familia Myrtaceae) seperti (syzygium polyathum), jambu air (eugenia
aquatika), jambu biji (psidium guajava), dan sebagainya.

Ada juga beberapa daun memiliki folia opposia yang saling bersilangan antara satu buku
dengan buku yang lainnya. Misalnya pada buku pertama. Ketiga, kelima dan seterusnya posisi
daun saling berhadapan. Pada buku kedua, keempat, keenam, dan seterusnya posisi daun
berhadapan memutar 90º dari posisi daun-daun yang berbeda pada posisi di atas dan di
bawahnya tersebut.

Duduk daun seperti dinaman berhadapan bersilang. Contoh tumbuhan yang memiliki
folia opposia seperti ini dapat ditemukan pada tanaman asoka ( ixora javanica). Tapak dara (
catharathus roseus), mengkudu ( morinda citrifolia) dan sebagainya.

Yang harus diperhatikan dalam menentukan folia opposita adalah duduk daunnya pada
batang, karena beberapa daun majemuk menyirip berdaun lebar kadang-kadang telihat pada folia
opposita.
Folia Vertisilata

Pada pola yang ketiga, ;pada setiap buku terdapat tiga atau lebih daun yang duduk di
sana. Pola seperti ini dikenal sebagai daun yang berkarang yang di sebut folia vertisilata. pada
beberapa buku determinasi tumbuhan, pola berkarang disebut sebagai karang daun.

Contoh daun berkarang dengan tiga daun pada satu bukunya dapat ditemukan pada laca
piring (gardenia augusta), oleander (nerium oleander) dan lain-lain. Sedangkan tumbuhan
berkarang dengan lebih dari tiga daun pada satu bukunya dapat ditemukan pada almanda
(allamanda catharitca), pulai (Alsonia scoralis) dan lain-lain.

BAB V: BUNGA

4.1. Bagian-bagian Bunga Lengkap

Bagian-bagian bunga lengkap terdiri dari :

 Kelopak bunga, merupakan bagian bunga yang paling luar. Kelopak biasanya
berwarna hijau seperti daun atau berwarna warni seperti mahkota.
 Mahkota bunga, terletak disebelah dalam kelopak dan biasanya mempunyai warna
yang beraneka ragam. Mahkota buga berguna untuk menarik serangga lain untuk
datang membantu penyerbukan.
 Benang sari, merupakan alat kelamin jantan yan terdiri dari tangkai sari dan kepala
sari. Benang sari biasanya terletak di tengah-tengah mahkota bunga.
Benang sari, Benang sari terdiri dari :
 Kepala sari (anthera) merupakan bagian benang sari yang terdapat di ujung
tangkai sari
 Tangkai sari (filamentum) merupakan bagian benang sari yang berbentuk
seperti pipa yang mendukung kepala sari.
 Penghubung antara ruang sari (connectivum) merupakan bagian tangkai sari
yang berfungsi menghubungkan dua theca.
 Putik, merupakan alat kelamin betina. Pada dasar putik terdapat bagian yang akan
menjadi buah dan biji. Putik, Putik tersusun dari 3 struktur yaitu :
 Kepala putik (stigma), merupakan bagian putik paling atas
 Tangkai putik (stylus), merupakan saluran yang menghubungkan kepala putik dan
bakal buah

1) Foto bunga lengkap


BAB VI: PETUNJUK PENGISIAN KUNCI DETERMINASI

A. JENIS
Jenis yaitu berdasarkan nama spesies atau nama latin
B. HABITUS
Kecenderungan hidup tumbuhan (misalnya: pohon, perdu, herba).
C. DAUN
Daun yaitu berdasarkan:
 Jenis daun (daun tunggal atau daun majemuk)
 Filotoksis yaitu tata letak daun (misalnya; tersebar atau mengumpul pada suatu
tempat)
 Appendix yaitu alat tambahan atau pelengkap daun (misalnya; daun penumpu, selaput
bumbung, atau ligula)
D. BUNGA
Berdasarkan bentuk bunga yaitu simetris (beraturan) atau asimetris (tidak beraturan.
E. PERBUNGAAN
 Tumbuhan berbunga tunggal ( Planta unifloris) merupakan tumbuhan yang hanya
memiliki satu bunga saja.
 Bunga majemuk Merupakan bunga yang berkumpul membentuk suatu rangkaian dengan
susunan yang beraneka ragam.
F. TIPE BUAH
Tipe buah yaitu berdasarkan bentuk buah (bulat, panjang, oval dan lain-lain)
G. KETERANGAN
Keterangan yaitu berdasarkan efek farmakologi tumbuhan (Pengaruh tumbuhan terhadap
fungsi suatu sistem hidup).
DAFTAR PUSTAKA

1. Dewi Rosanti.2013.Morfologi tumbuhan.Jakarta: Erlangga.


2. Lumowa, Sonja V.T. 2012. Botani Tingkat Tinggi. Universitas Mulawarman : Samarinda.
3. Mulyani, Sri. 2010. Anatomi Tumbuhan. Yogyakarta : Penerbit Kasinus.
4. Pujoarinto, A. (2001). Taksonomi Tumbuhan Tinggi. Jakarta: Pusat Penerbitan
Universitas Terbuka.

Anda mungkin juga menyukai