Anda di halaman 1dari 3

Unsur-Unsur Kalimat1

1. Subjek
Subjek adalah suatu kata yang terletak di depan kalimat, namun pada kalimat pasif
subjek biasanya berada di belakang predikat. Untuk mengetahui keberadaan subjek
dapat digunakan beberapa cara, yaitu:
1) Menggunakan pertanyaan
Apabila subjek berupa orang, maka menggunakan rumus: siapa + yang + predikat
Contoh: “demikian surat kami, atas perhatian Bapak kami mengucapkan terima
kasih”
Predikat kalimat diatas terdapat pada ‘mengucapkan terima kasih’, maka
pertanyaan untuk mengetahui subjek adalah ‘siapakah yang mengucapkan
terima kasih?’. Jadi, subjek kalimat adalah ‘kami’
Apabila subjek bukan orang, maka menggunakan rumus: apa + yang + predikat
Contoh: “di dalam masjid telah ditemukan kunci sepeda motor”
Dari kalimat di atas pertanyaan yang digunakan untuk mengetahui subjek
adalah “apa yang ditemukan di dalam masjid?”. Jadi, subjek kalimat
adalah ‘kunci sepeda motor’
2) Dapat diketahui dengan ciri tambahan kata ‘itu’ atau ‘ini’ atau ‘tersebut’, biasanya
digunakan dalam kata yang besifat tidak pasti.
Contoh: “masalah itu belum terselesaikan”
Subjek kalimat di atas adalah ‘masalah itu’
3) Didahului dengan kata ‘bahwa’
Contoh: “pada daerah tertentu telah diberitakan bahwa penyebab banjir adalah
sampah”
Subjek kalimat di atas adalah ‘bahwa penyebab banjir adalah sampah’
4) Ditandai dengan kata ‘yang’ sebagai bagian dari subjek, yang diikuti dengan
keterangan.
Contoh: “orang yang duduk itu terlihat lesu”
Subjek kalimat di atas adalah ‘orang yang duduk itu’
2. Predikat
Predikat adalah kata kerja yang digunakan oleh subjek. Untuk mengetahui keberadaan
predikat dapat digunakan beberapa cara, yaitu:
1) Menggunakan pertanyaan ‘bagaimana’ atau ‘mengapa
Contoh: “Andi tertawa terbahak-bahak”
Predikat kalimat tersebut adalah ‘tertawa terbahak-bahak’ dengan
menggunakan pertanyaan ‘bagaimana Andi?’
2) Kata ‘adalah’ atau ‘ialah’ digunakan sebagai predikat pada kalimat nominal.
Contoh: ‘Jumlah korban longsor adalah sekitar puluhan orang’
3) Adanya suatu penegasan dalam kalimat
Apabila berupa kata kerja atau sifat maka menggunakan kata ‘tidak’
Contoh: “kamar sebelah sudah tidak digunakan”
Predikat kalimat di atas adalah ‘tidak digunakan’
1
Ibid., hlm 77-86
Apabila berupa nomina atau kata benda maka menggunakan kata ‘bukan’
Contoh: “rumah itu sudah ada disana sejak 2002”
Predikat kalimat di atas adalah ‘sejak 2002’
3. Objek
Objek merupakan unsur kalimat yang menjadi sasaran tindakan subjek. Adapun ciri-
ciri ojek sebagai berikut:
1) Tidak terdapat dalam kalimat pasif
2) Terdapat dalam kalimat verba aktif yang berawalan “me-“
3) Dalam struktur kalimat dasar objek tidak pernah mendahului predikatnya
4) Objek dapat berbentuk subjek dalam kalimat pasif, namun kedudukannya tetap
menjadi sasaran tidak seperti subjek lainnya
5) Tidak diawali dengan kata depan
4. Pelengkap
Pelengkap sering disamakan dengan objek akan tetapi ada perbedaan diantara
keduanya yaitu, dalam kalimat pasif pelengkap tidak dapat menempati kalimat subjek,
akan tetapi objek bisa menempati kalimat subjek. Pelengkap mempunyai ciri verba
berawalan ‘ber-‘ danbentuk berafiks ‘ke-an’.
Contoh: ‘Andi berjualan buku bekas’ dengan ‘Andi menjual buku bekas’
Kata ‘berjualan’ merupakan pelengkap sedangkan ‘menjual’ merupakan objek
5. Keterangan
Keterangan berfungsi sebagai penambah informasi pada suatu kalimat. Dengan
menambahkan kata tempat, waktu, sebab, tujan, syarat, cara, dan sebagainya. Unsur
keterangan dapat berada di depan, di tengah, dan di akhir kalimat.
Contoh: “kemarin, saya pergi ke perpustakaan”
“saya pergi ke perpustakaan kemarin”
“saya, kemarin, pergi ke perpustakaan”
Terdapat juga keterangan aposisi yang ditandai dengan pengapitan tanda kurung,
koma, dan pisah
Contoh: “tetangga saya-Andi Pratana-sekarang sedang berada di kampus”
“tetangga saya (Andi Pratana) sekarang sedang berada di kampus”
“tetangga saya, Andi Pratana, sekarang sedang berada di kampus”

Pola Kalimat

Kalimat dalam suatu paragraf sebenarnya disusun berdasarkan pola-pola tertentu yang
jumlahnya lebih sedikit. Pola kalimat biasanya digunakan sebagai pembuatan kalimat yang
benar secara tata bahasa, serta digunakan sebagai penyederhanaan kalimat agar mudah
dipahami oleh orang lain dalam mengekspresikan suatu ide atau pendapat untuk menghindari
terjadinya kesalahpahaman.2

Pola Kalimat Dasar

2
Widjono Hs, BAHASA INDONESIA Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian di Perguruan Tinggi, (Jakarta:
PT Grasindo, 2007), hlm 156
Pola kalimat dasar mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:3

1. Berupa kalimat tunggal yang terdiri dari subjek (S), predikat (P), objek (O),
keterangan (K) + pelengkap (Pel)
2. Minimal hanya terdiri dari subjek dan predikat
3. Diawali dengan Subjek
4. Berbentuk kalimat aktif
5. Unsur yang digunakan berupa kata atau frasa
6. Dapat menjadi kalimat luas dengan mengembangkan subjek, predikat, objek dan
keterangan.

Contoh kalimat dasar:

1. Para guru / sedang rapat


S P
2. Dia / sedang mengerjakan / tugas harian
S P O
3. Ketua kelas / menjadi / calon ketua osis
S P Pel
4. Anita / memberi / Andi / hadiah ulang tahun
S P O Pel
5. Dian / sedang mengaji / di masjid
S P K
6. Dia / sedang memperbaiki / motor / di bengkel
S P O K

3
Ibid.,

Anda mungkin juga menyukai