Anda di halaman 1dari 3

A.

Faktor Resiko Antental


a. Umur.
Meningkatnya usia ibu merupakan faktor independen terjadinya PPH. Jumlah perdarahan
pada usia lebih tualebih besar pada persalinan sesar dibanding persalinan vaginal
b. Ras
Beberapa studi menunjukkan bahwa ras Asia memiliki risiko lebih besar untuk terkena
PPH selain ras Hispanik.
c. BMI
Perempuan obese akan memiliki komplikasi intrapartum dan post partum lebih besar.
BMI lebih dari 30 dikaitkandengan perdarhan yang lebih banyak.
d. Paritas
Paritas sering dikaitkan dengan risiko perdarahan postpartum. Namun hingga sekarang,
berbagai laporan studitidak bisa membuktikan bahwa multiparitas berhubungan dengan
PPH. Studi yang melaporkan hubungantersebut juga gagal untuk mengendalikan faktor
pengganggu lain seperti usia ibu.
e. Penyakit medis
Beberapa penyakit yang diderita ibu selama kehamilan berhubungan erat dengan PPH.
Diantaranya adalah DMttipe II, penyakit jaringan konektif, penyakit darah seperti von
Willebrand dan Hemophilia.
f. Kehamilan postterm
Penelitian menunjukkan hubungan antara kehamilan postterm dengan terjadinya PPH.
g. Janin besar
Ibu yang mengandung janin lebih dari 4 kg memiliki kemungkinan besar untuk
mengalami PPH. Hal ini diperkuatoleh beberapa penelitian di mancanegara.
h. Kehamilan kembar
Secara konsisten penelitian menunjukkan bahwa ibu yang hamil kembar memiliki 3-4
kali kemungkinan untukmengalami PPH.
i. Fibroid
Fibroid membuat ibu mempunyai risiko mengalami PPH. Namun demikian risiko
terjadinya PPH lebih tinggi padapersalinan sesar dibandingkan pada persalinan vaginal.
j. Pendarahan antepartum
Perdarahan antepartum yang disebakan oleh plasenta previa, solusio plasenta
meningkatkan kemungkinanterjadinya PPH.
k. Riwayat PPH dan sesar sebelumnya juga meningkatkan kemungkinan terjadinya PPH.

B. Faktor risiko intrapartum


a. Induksi persalinan
Metaanalisis menunjukkan bahwa induksi persalinan berkaitan dengan perdarahan post
partum. Risiko terjadinyaperdarahan adalah antara 1,5 hingga 1, 7 kalinya dibanding
tanpa induksi. Induksi yang telah ditelitimeningkatkan perdarahan post partum adalah
yang menggunakan medikamentosa. Sejauh ini data yang akurattentang risiko berbagai
jenis metode induksi belum lengkap sehingga tidak dapat disimpulkan secara definitive
b. .Durasi persalinanLama kala I lebih dari 20 jam pdaa nulipara atau 14 jam pada multipara
memiliki 1-1,6 k ali risiko perdarahandibanding lama persalinan yang lebih singkat. Kala
II memiliki risiko 2,5 kali lebih besar bila berlangsung lebihdari 3 jam. Dengan demikian
persalinan dengan kala II lama perlu mengantisipasi lebih awal akan terjadinya
perdarahan post partum. Pada umur kehamilan berapapun, perdarahan semakin
meningkat bila durasi kala 3meningkat dengan puncaknya 40 menit. Risiko relatifnya
berkisar antara 2,1 hingga 6,2 dan semakin tinggi bilakala 3 berlangsung semakin lama.
Titik potong perdarahan post partum terjadi pada lama kala tiga lebih dari 18menit.
c. Analgesia
Studi retrospektif menunjukkaan bahwa penggunaan anestesi epidural berkaitan dengan
perdarahan intrapartum,sedangkan perdarahan post partum meningkat risikonya menjadi
1,6 kali. Namun demikian bila diperlukanoperasi sesar maka analgesia regional
menimbulkan risiko perdarahan lebih kecil dibandingkan anestesia umum.
d. Metode persalinan
Penelitian menunjukkan ada perbedaan risiko perdarahan pada persalinan vaginal operatif
dan juga persalinan sesar. Kesimpulan tentang hal ini belum definitif mengingat berbagai
faktor perlu diperhitungkan untuk menilaihubungan ini.
e. Episiotomi
Episiotomi jelas menimbulkan perdarahan lebih banyak dibanding ruptur spontan.
Namun selain itu ternyataepisiotomi juga meningkatkan risiko perdarahan post partum 2 -
4,6 kali. Pada uji klinik terkendali terakhirditunjukkan juga bahwa episiotomi yang
dilakukan pada saat kepala sudah crowning tidak memberikanperbedaan signifikan
terhadap terjadinya perdarahan post partum
f. KorioamionitisKorioamnionitis meningkatkan risiko perdarahan post partum 1,3 kali bila
persalinan vaginal hingga 2,7 kali bila persalinan sesar

( B-Lynch C, Keith LG, Lalonde AB and Karoshi M. 2006. A textbook of Post partum
Hemorrhage. SapiensPublishing. UK)

Anda mungkin juga menyukai