Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PRAKTIKUM

Teknik Geofisika, Universitas Pertamina


Modul 1 Tipe-tipe Gelombang
Mata Kuliah GP2204 Seismik Refraksi

Nama : Lutfi Nur Hidayat


NIM : 101116006
Kelas : GP 1
Shift : 1 – Rabu, 15.00 – 17.00 WIB
Tanggal Praktikum : 07 Februari 2018

ABSTRAK

Survei seismik pada dasarnya terdapat beberapa jenis gelombang yang terekam, terdiri dari direct wave,
reflected wave, dan refracted wave. Seismik refraksi adalah salah satu metode geofisika yang memiliki
kemampuan untuk mengetahui kondisi bawah permukaan bumi. First break merupakan hal yang sangat
penting dalam survei menggunakan metode seismik refraksi karena pada dasarnya metode ini akan memproses
data yang terekam oleh geofon paling awal (mulai dari direct wave berlanjut pada refracted wave). Dengan
mengetahui first break, hal yang sangat penting adalah dapat menentukan kecepatan lapisan dan kemudian
dapat menentukan kedalaman lapisan dengan menggunakan metode Cross – over maupun intercept. Selain itu
seismik refraksi juga digunakan untuk mendeteksi kecepatan dan kemiringan lapisan yang miring (dengan
menggunakan minimal 2 sources yang diletakkan pada geofon pertama dan terakhir).

Kata kunci : survei seismik, seismik refraksi, metode, first break, jenis gelombang.

I. TUJUAN PRAKTIKUM
Praktikum modul 1 mempunyai tujuan :
a. Membedakan tipe – tipe gelombang seismik.
b. Membuat model perlapisan bumi dengan kecepatan tertentu.
c. Mengaplikasikan gelombang seismis refraksi untuk menentukan kedalaman
lapisan dengan lapisan yang datar maupun miring.

II. DASAR TEORI


Metode seismik refraksi merupakan salah satu metode geofisika yang mempunyai
fungsi untuk mengetahui struktur lapisan bawah permukaan bumi, yaitu dengan
mengetahui kedalaman dan kecepatan lapisan bawah permukaan. Penjalaran dari
gelombang seismik refraksi yaitu mengalami sudut kritis (merambatnya melalui
bidang lapisan yang pertama dengan lapisan berikutnya). Sudut kritis yang terbentuk
merupakan sudut dari hasil perbandingan kecepatan lapisan pertama dibanding dengan
kecepatan lapisan di bawahnya (V2>V1). Prinsip yang digunakan adalah Hukum
Snellius yang dapat dijelaskan oleh gambar di bawah ini.

Gambar 1. Prinsip Snellius (Mubarak, 2018)


Dari gambar di atas diperoleh perumusan :
sin(𝑖) 𝑉1
= 𝑉2 (1.1)
sin(𝑟)

Namun untuk penjalaran gelombang refraksi sudut r ~900 sehingga perumusannya


menjadi:
sin(𝑖) V1 𝑉1
= ==> sin(𝑖) = 𝑉2 (1.2)
sin(90) V2

Pada percobaaan yang dilakukan pada modul satu terdapat analisis yang ada pada
rekaman seismik (shot gather) yaitu terdiri dari direct wave, reflected wave, dan
refracted wave.

Gambar 2. Konversi Penjalaran Gelombang Menjadi Kurva T – X (Mubarak, 2018)

Melalui data yang telah diperoleh saat perekaman, yang berupa first break
didapatkan titik – titik tertentu kemudian dikonversi menjadi grafik yang nantinya
pada grafik tersebut mempunyai kemiringan. Dari kemiringan tersebut didapatkan
kecepatan dari lapisan bawah permukaan dan kedalamannya.
Perumusan kecepatan lapisan dari kurva T – X :
1 Keterangan:
𝑉=𝑚 (1.3)
V = Kecepatan (m/s)
m = Kemiringan
(s/m)
Hal selanjutnya dalam mencari kedalaman dapat menggunakan dua metode,
yaitu:
1. Intercept Method
Merupakan metode untuk mencari kedalaman lapisan yang menggunakan
titik waktu terhadap sumber (distance = 0) yang merupakan regresi linier dari
kemiringan grafik gelombang refraksi. Perumusannya sebagai berikut:

Keterangan:
𝑇𝑖 ×𝑉1
ℎ= 𝑉1 (1.4) h = kedalaman (m),
2 cos(sin−1 ( ))
𝑉2 Ti = waktu intercept (s),
V1 = Kecepatan lapisan 1(m/s),
V2 = Kecepatan lapisan 2 (m/s)
2. Cross – over Method
Merupakan metode untuk mencari kedalaman suatu lapisan dengan
menggunakan titik distance yang terdapat pada perpotongan grafik direct
wave dengan grafik refracted wave. Perumusan :

Keterangan:
𝑋𝑐 𝑉2−𝑉1
ℎ= √ (1.5) h = kedalaman (m),
2 𝑉2+𝑉1
Xc = Cross-over Distance (m)
V1 = Kecepatan lapisan 1(m/s),
V2 = Kecepatan lapisan 2 (m/s)

Pada lapisan miring hal yang akan dicari menggunakan metode seismik refraksi
berupa kemiringan dan kecepatan masing – masing lapisan. Pada dasarnya terdapat
kemiringan yang berbeda pada grafik 1 dan grafik 2 yaitu berada pada kecepatan
refraksi grafik 1 dan grafik 2 (up dip / downdip). Karena perbedaan tersebut,maka
kecepatan lapisan di bawahnya pada lapisan miring dapat dirumuskan :

𝑉𝑢+𝑉𝑑 Keterangan:
𝑉2 = (1.6) V2 = Kecepatan lapisan 2 (m/s),
2
Vu = Kecepatan lapisan 2 updip (m/s),
Vd = Kecepatan lapisan 2 downdip (m/s),
Gambar 3. Lapisan Miring (Mubarak, 2018)

III. DATA DAN PENGOLAHAN


a. Direct Wave dengan Kecepatan 600 m/s
Proses yang dilakukan di octave:

Gambar 4. Processing Data Direct Wave

Shot gather menggunakan fungsi plotgather(seis,1);

Gambar 4. Shot Gather dari Direct Wave


Tabel 1. Hasil Picking pada Shot Gather Direct Wave

No Distance (m) Times (ms) No Distance (m) Times (ms)


1 -6.57E-02 -5.01E-01 14 6.49E+01 1.08E+02
2 4.92E+00 8.57E+00 15 6.99E+01 1.16E+02
3 9.91E+00 1.61E+01 16 7.50E+01 1.25E+02
4 1.48E+01 2.48E+01 17 8.01E+01 1.33E+02
5 2.00E+01 3.31E+01 18 8.51E+01 1.42E+02
6 2.50E+01 4.14E+01 19 9.00E+01 1.50E+02
7 3.00E+01 4.94E+01 20 9.49E+01 1.58E+02
8 3.50E+01 5.85E+01 21 9.99E+01 1.67E+02
9 3.99E+01 6.64E+01 22 1.05E+02 1.75E+02
10 4.48E+01 7.51E+01 23 1.10E+02 1.83E+02
11 4.99E+01 8.34E+01 24 1.15E+02 1.91E+02
12 5.49E+01 9.13E+01 25 1.20E+02 2.00E+02
13 5.99E+01 9.96E+01

Kurva pada saat data pada tabel 1 diplot menggunakan Microsoft Excel

Kurva T - X Direct Wave


2.50E+02

2.00E+02 y = 1.6663x - 0.0993

1.50E+02
Times (ms)

1.00E+02

5.00E+01

0.00E+00
-2.00E+010.00E+002.00E+014.00E+016.00E+018.00E+011.00E+021.20E+021.40E+02

-5.00E+01
Distance (m)

Gambar 5. Kurva T – X Direct Wave


b. Refracted Wave dengan Kecepatan Awal (V1) = 600 m/s dan Kecepatan Akhir
(V2) = 1200 m/s
Proses yang dilakukan di octave:

Gambar 6. Processing Data Refracted Wave


Shot Gather menggunakan fungsi plotgather(seis,1);

Gambar 7. Shot Gather dari Allwaves

Tabel 2. Hasil Picking pada Refracted Wave

No Distance (m) Times (ms) No Distance (m) Times (ms)


1 -1.79E-01 -5.16E-01 13 5.99E+01 9.29E+01
2 4.81E+00 8.43E+00 14 6.50E+01 9.68E+01
3 9.80E+00 1.66E+01 15 7.00E+01 1.01E+02
4 1.49E+01 2.48E+01 16 7.50E+01 1.06E+02
5 1.99E+01 3.29E+01 17 7.98E+01 1.09E+02
6 2.48E+01 4.15E+01 18 8.48E+01 1.14E+02
7 3.00E+01 4.97E+01 19 8.99E+01 1.19E+02
8 3.50E+01 5.86E+01 20 9.48E+01 1.22E+02
9 3.99E+01 6.68E+01 21 9.99E+01 1.27E+02
10 4.47E+01 7.50E+01 22 1.05E+02 1.31E+02
11 5.00E+01 8.31E+01 23 1.10E+02 1.35E+02
12 5.48E+01 8.90E+01 24 1.15E+02 1.39E+02
Kurva pada saat data pada tabel 2 diplot menggunakan Microsoft Excel

Kurva T - X Refracted Wave


160

140 y = 0.8384x + 42.726


Direct
120 Waves
100
y = 1.6488x + 0.3782 Refracte
Times (ms)

80 d Waves

60 Linear
(Direct
40 Waves)

20

0
-20 0 20 40 60 80 100 120 140
-20
Distance (m)

Gambar 8. Kurva T – X pada Refracted Wave

c. Refracted DIP dengan Kecepatan Awal (V1) = 600 m/s dan Kecepatan Akhir
(V2) = 1200 m/s
Proses yang dilakukan di octave:

Gambar 9. Processing Data Refracted Dip


Shot Gather menggunakan fungsi plotgather(seis,1);

Gambar 10. Shot Gather pada Refracted Dip


Tabel 3. Hasil Picking pada Refracted Dip (Kemiringan 1 (+))

No Distance (m) Times (ms) No Distance (m) Times (ms)


1 -1.72E-01 -1.19E-01 13 5.99E+01 9.97E+01
2 4.93E+00 7.93E+00 14 6.49E+01 1.08E+02
3 9.93E+00 1.63E+01 15 6.98E+01 1.16E+02
4 1.48E+01 2.44E+01 16 7.49E+01 1.22E+02
5 1.98E+01 3.28E+01 17 7.99E+01 1.28E+02
6 2.49E+01 4.12E+01 18 8.49E+01 1.33E+02
7 2.99E+01 4.96E+01 19 8.98E+01 1.38E+02
8 3.49E+01 5.77E+01 20 9.49E+01 1.44E+02
9 3.99E+01 6.64E+01 21 9.99E+01 1.49E+02
10 4.49E+01 7.49E+01 22 1.05E+02 1.55E+02
11 4.99E+01 8.29E+01 23 1.10E+02 1.60E+02
12 5.49E+01 9.17E+01 24 1.15E+02 1.66E+02

Tabel 4. Hasil Picking pada Refracted Dip (Kemiringan 2 (-))

No Distance (m) Times (ms) No Distance (m) Times (ms)


1 -6.30E-02 1.65E+02 13 5.99E+01 9.13E+01
2 4.93E+00 1.62E+02 14 6.50E+01 8.29E+01
3 9.93E+00 1.60E+02 15 6.99E+01 7.41E+01
4 1.48E+01 1.57E+02 16 7.49E+01 6.64E+01
5 1.99E+01 1.54E+02 17 7.99E+01 5.77E+01
6 2.49E+01 1.49E+02 18 8.49E+01 4.96E+01
7 2.98E+01 1.41E+02 19 8.99E+01 4.08E+01
8 3.49E+01 1.33E+02 20 9.49E+01 3.32E+01
9 3.99E+01 1.25E+02 21 9.99E+01 2.44E+01
10 4.49E+01 1.16E+02 22 1.05E+02 1.63E+01
11 4.99E+01 1.08E+02 23 1.10E+02 7.93E+00
12 5.49E+01 9.94E+01 24 1.15E+02 -4.85E-01
Kurva pada saat data pada tabel 3 dan tabel 4 diplot menggunakan Microsoft Excel

Kurva T - X Dip Refracted Wave

1.80E+02
y = -0.6028x + 165.48
y = 1.0881x + 40.689
1.60E+02
Refracted 2
1.40E+02

1.20E+02 Direct 2

1.00E+02
Times (ms)

Direct 1
8.00E+01
y = 1.667x - 0.1991
Refracted 1
6.00E+01

4.00E+01

2.00E+01
y = -1.667x + 191.05
0.00E+00
-2.00E+010.00E+002.00E+014.00E+016.00E+018.00E+011.00E+021.20E+021.40E+02
-2.00E+01
Distance (m)

Gambar 11. Kurva T – X Dip Refracted Wave

IV. ANALISIS DATA


a. Direct Wave dengan Kecepatan 600 m/s
Setelah melalui picking dan processing, didapatkan data dan grafik yang
menunjukkan sebuah kemiringan grafik dengan penjelasan bahwa kemiringan
grafik merupakan 1/kecepatan lapisan. Kemiringan grafik di gambar 5 direct wave
dituliskan dengan lambang m.
𝑚 = 1.6663
1
𝑉= = 0.60013 𝐾𝑚⁄𝑠 = 600.13 𝑚⁄𝑠
𝑚
Dengan perhitungan di atas diperoleh kecepatan lapisan sebesar 600.13 m/s.
Jika dibandingkan dengan data yang dimasukkan seperti pada gambar 4 yang
menunjukkan kecepatan 600 m/s, maka bisa dihitung galat dari picking yang telah
dilakukan sebesar:

|600 − 600.13|
%𝑔𝑎𝑙𝑎𝑡 = × 100% = 0.02167%
600
b. Refracted Wave dengan Kecepatan Awal (V1) = 600 m/s dan Kecepatan Akhir
(V2) = 1200 m/s
Pada grafik gambar 8 terdapat kemiringan 1 untuk mendapatkan kecepatan pada
lapisan pertama.
𝑚1 = 1.6488
1
𝑉1 = = 0.606502 𝐾𝑚⁄𝑠 = 606.502 𝑚⁄𝑠
𝑚1

Dengan perhitungan di atas diperoleh kecepatan lapisan pertama sebesar 606.502


m/s. Perhitungan galat picking kecepatan lapisan 1 dengan kecepatan yang
tercantum pada gambar 6 sebesar 600 m/s adalah
|600 − 606.502|
%𝑔𝑎𝑙𝑎𝑡 = × 100% = 1.08367%
600

Pada grafik gambar 8 terdapat kemiringan 2 untuk mendapatkan kecepatan pada


lapisan kedua.
𝑚2 = 0.8384
1
𝑉2 = = 1.192748 𝐾𝑚⁄𝑠 = 1192.748 𝑚⁄𝑠
𝑚2

Dengan perhitungan di atas diperoleh kecepatan lapisan kedua sebesar 1192.748


m/s. Perhitungan galat picking kecepatan lapisan 2 dengan kecepatan yang
tercantum pada gambar 6 sebesar 1200 m/s adalah :
|1200 − 1192.748|
%𝑔𝑎𝑙𝑎𝑡 = × 100% = 0.6043%
1200

Kedalaman lapisan pertama setelah melakukan data processing dengan


menggunakan Intercept Method.
42.726
𝑇𝑖 = 𝑠
1000
𝑇𝑖 × 𝑉1
ℎ= = 15.04725 𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟
𝑉1
2 cos (sin−1 ( ))
𝑉2
Dengan perhitungan di atas diperoleh kedalaman lapisan pertama sebesar
15.04725 meter.
Perhitungan galat kedalaman lapisan pertama jika dibanding dengan kedalaman
yang tercantum pada gambar 6 sebesar 15 m adalah :

|15 − 15.04725|
%𝑔𝑎𝑙𝑎𝑡 = × 100% = 0.315%
15

c. Refracted DIP dengan Kecepatan Awal (V1) = 600 m/s dan Kecepatan Akhir
(V2) = 1200 m/s
Pada grafik yang terdapat pada gambar 11 dapat dianalisis:
- Kemiringan 1 (+) mempunyai nilai gradien positif.
𝑚1 = 1.667
1
𝑉1 = = 0.599880024 𝐾𝑚⁄𝑠 = 599.880024 𝑚⁄𝑠
𝑚1
𝑚2 = 1.0881
1
𝑉2𝑑 = = 0.919033177 𝐾𝑚⁄𝑠 = 919.033177 𝑚⁄𝑠
𝑚2
V2d merupakan kecepatan lapisan kedua posisi down dip dengan nilai
sebesar 919.033177 m/s.
- Kemiringan 2 ( - ) mempunyai nilai gradien negatif.
𝑚1 = −1.667
1
𝑉1 = = 0.599880024 𝐾𝑚⁄𝑠 = 599.880024 𝑚⁄𝑠
−𝑚1
𝑚2 = −0.6028
1
𝑉2𝑢 = = 1.658925017 𝐾𝑚⁄𝑠 = 1658.925017 𝑚⁄𝑠
−𝑚2
V2u merupakan kecepatan lapisan kedua posisi up dip dengan nilai sebesar
1658.925017 m/s.

Dengan menggunakan rumus 1.6 :


𝑉2𝑢 + 𝑉2𝑑
𝑉2 = = 1288.979097 𝑚⁄𝑠
2
Maka kecepatan lapisan kedua pada refracted dip sebesar 1288.979097 m/s.
Berlaku juga untuk kecepatan lapisan pertama, karena melalui kemiringan 1
dan kemiringan 2 sama maka mendapatkan nilai V1 sebesar 599.880024 m/s.
Perhitungan galat saat melakukan picking jika dibandingan dengan gambar 9
yang memiliki nilai V1 = 600 m/s dan V2 = 1200 m/s adalah
|600 − 599.880024 |
%𝑔𝑎𝑙𝑎𝑡 𝑉1 = × 100% = 0.019996%
600
|1200 − 1288.979097|
%𝑔𝑎𝑙𝑎𝑡 𝑉2 = × 100% = 7.41492475%
1200

Melalui data kecepatan lapisan kedua yang berasal dari grafik gambar 11
diperoleh sebuah gambaran lapisan bahwa lapisan bagian kanan memiliki V2
yang lebih kecil sehingga disebut sebagai down dip dan lapisan bagian kiri
memiliki V2 yang lebih besar sehingga disebut dengan up dip (terlihat pada
gambar 12).

Up dip Down dip

Gambar 12. Lapisan Miring

V. KESIMPULAN
Dari percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa:
1. Gelombang seismik dapat dibedakan jenis – jenisnya menjadi direct wave, reflected wave,
dan reflected wave dengan penjalaran gelombang masing – masing.
2. Pemodelan lapisan bumi pada umumnya semakin ke bawah mempunyai kecepatan yang
semakin besar yang menandakan bahwa refracted wave muncul pada lapisan tersebut dan
dapat dimodelkan gambaran lapisan bawah permukaannya.
3. Dengan menggunakan rumus yang ada pada dasar teori diperoleh kedalaman dan
kecepatan gelombang pada lapisan datar dengan hasil yang hampir sama (kesalahan
terdapat pada picking) sedangkan pada lapisan miring mendapatkan kecepatan dan juga
dapat menentukan lapisannya ( kanan down dip dan kiri up dip).
MANFAAT PRAKTIKUM

1. Hal – hal yang bisa dipelajari dari praktikum ini:


a. Membedakan penjalaran gelombang – gelombang seismik.
b. Bisa menentukan kecepatan dan kedalaman lapisan bawah permukaan dengan data
yang telah didapatkan.
2. Manfaat atau aplikasi yang bisa menggunakan praktikum ini di dunia kerja nanti:
a. Mengerti dasar – dasar dari refracted wave.
b. Bisa bersaing dengan kemampuan pemahaman tentang seismik refraksi untuk
mendapatkan pekerjaan yang diinginkan.

REFERENSI

[1] Asistant Lab GP. 2018. Modul 1 Tipe – Tipe Gelombang. URL:
https://drive.google.com/file/d/16jL2DItP0D_hJfnFiTQGKc63n0AMD_EZ/view
[10/02/2018]

[2] Mubarak,H. 2018. Seismic Refraction #Week 4. URL :


https://elearning.universitaspertamina.ac.id/pluginfile.php/19724/mod_resource/content/1/
Seismic%20Refraction%20%28GP2204%29%20Week%20%234.pdf [09/02/2018]

[3] Mubarak,H. 2018. Seismic Refraction #Week 3. URL :


https://elearning.universitaspertamina.ac.id [09/02/2018]

Anda mungkin juga menyukai