Contoh Studi Kasus Bengkel Motor
Contoh Studi Kasus Bengkel Motor
1. Abstrak
Perusahaan X adalah perusahaan skala kecil yang memfokuskan pada kegiatan usaha
di bengkel sepeda motor yang menjual suku cadang sepeda motordan menyediakan
layanan untuk sepeda motor.Perusahaan ini menghadapi persaingan ketat yang
memaksa perusahaan untuk mengurangi margin keuntungan, hasil ini ada pada
dampak negatif terhadapprofitabilitas perusahaan dan pangsa pasar.
Rekayasa ulang proses bisnis mengubah proses bisnis pada proses penjualan suku
cadang, pergudangan, dan perencanaan persediaan. Rata-rata waktu pelayanan
pelanggan sebelum
menerapkan rekayasa ulang proses bisnis adalah sekitar 30 menit, setelah proses
rekayasa ulang waktu tereduksi menjadi kurang dari 15menit.
2. Pendahuluan
Perusahaan X adalah perusahaan skala kecil yang terletak di sebuah kota kecil di Jawa
Barat. Perusahaan ini berfokus pada perbaikan sepeda motor dan mesin. Bisnis
bengkel sepeda motor mengatur penjualan suku cadang sepeda motor dan
menyediakan layanan untuk sepeda motor. Sedangkan, bisnis lokakarya
mesinmenyediakan layanan pembangunan mesin otomotif, layanan mesin perbaikan,
dan dukungan teknis untuk berbagai industri kecil dan menengah di daerah sekitarnya.
Perusahaan ini merupakan toko tertua dan terbesar di daerah itu.
Selama sepuluh tahun terakhir, telah terjadi perubahan dalam lingkungan bisnis yang
ditandai dengan munculnya banyak perusahaan baru. Dalam bisnis lokakarya mesin,
perusahaan dilindungi oleh jumlah modal yang dibutuhkan untuk membangun sebuah
lokakarya sebagai penghalang yang signifikan untuk masuk.Hal ini mengakibatkan
hanya pesaing kecil yang bermunculan sehingga tidak ada pesaing potensial yang
merugikan eksistensi perusahaan dan hanya menyebabkan sedikit penurunan pangsa
pasar perusahaan.
Berbeda dengan bisnis perbaikan mesin, bisnis bengkel sepeda motor menghadapi
situasi yang lebih buruk dengan pembentukan banyak bengkel sepeda motor dari skala
kecil kecil hingga skala besar yang tersebar di berbagai lokasi di kota.
Dalam bisnis ini, perusahaan melayani duasegmen usaha yaitu: Business to Business
(B2B) dan Business to Customer (B2C). Perusahaan ini menghadapi persaingan ketat
yang mengarah ke harga perang yang terluka parah profitabilitas perusahaan dan
pangsa pasar.
3. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menerapkan konsep rekayasa ulang proses
bisnis dalam perusahaan bengkel sepeda motor X. Penelitian ini memberikan solusi
bagi perusahaan X untuk secara signifikan meningkatkan kinerja bisnis usaha bengkel
sepeda motor dalam rangka mempertahankan keberadaan bisnis.
4. Landasan Teori
Proses bisnis didefinisikan sebagai satu set tugas logis yang saling berkaitan yang
dilakukan untuk mencapai hasil bisnis(Davenport dan Short, 1990).
BPR bersumber dari berbagai disiplin ilmu.Empat bidang utama dapat diidentifikasi
sebagai sasaran perubahan BPR:
o Organisasi
o Teknologi
o Strategi
o Orang dimana pandangan proses digunakan sebagai kerangka kerja untuk
mempertimbangkan dimensi-dimensi ini.
5. Metode dan Aplikasi
Reengineering proses bisnis di perusahaan X dilakukan dengan mengikuti langkah-
langkah yang sistematis seperti yang ditunjukkan pada Gambar 4. Model ini
dikembangkan dari model process improvement cycle dar Hammer (1996)
dikombinasikan dengan model five steps in process redesign oleh Davenport (1990).
Unit bisnis sepeda motor perusahaan X dapat diklasifikasikan sebagai bengkel resmi
dan menyediakan jasa pemeliharaan dan suku cadang untuk berbagai merek sepeda
motor. Bengkel X terdaftar sebagai bagian dari jaringan spare part penjualan resmi
yang menyediakan suku cadang asli untuk Honda, Yamaha, Suzuki, dan Kawasaki.
Pelanggan perusahaan dapat diklasifikasikan ke dalam dua kategori umum:
o Pengguna jasa pemeliharaan sepeda motora dan / atau pembeli suku cadang
sepeda motor untuk tujuan konsumsi sendiri (Segmen B2C)
o Pembeli suku cadang untuk dijual kembali yang biasanya bengkel sepeda motor
lain. (Segmen B2B)
a) Administrasi
Proses transaksi pembelian pencatatan dan penjualan suku cadang, rekaman layanan
mekanik dari jasa pemeliharaan sepeda motor, dan penggajian.
b) Keuangan
Proses bisnis yang mengatur aliran penerimaan dan pengeluaran kas.
Analisis proses bisnis saat ini dan pengamatan langsung di lapangan menunjukkan
bahwa proses bisnis memiliki beberapa kelemahan. Titik lemah yang diidentifikasi
dalam proses bisnis adalah:
o Proses bisnis yang melayani penjualan suku cadang untuk segmen B2B dan
B2C adalah segmen proses bisnis yang sama.
o Waktu rata-rata layanan bagi pelanggan yang melakukan pembelian lebih dari
10 jenis barang adalah 30-60 menit.
o Pencatatn penjualan dilakukan secara manual.
o Stock out rate yang dialami oleh perusahaan adalah sekitar 70%.
5.2.Determine Customer Needs and Identify Performance Gap
Metode untuk mengidentifikasi kebutuhan konsumen adalah melalui focus group
discussion dengan beberapa perusahaan pelanggan. FGD dilakukan dengan
melibatkan sepuluh pelanggan setia dan mantan pelanggan yang tidak lagi melakukan
bisnis dengan bengkel X. Hasil diskusi ditampilkan dalam tabel di bawah.
o Segmen pelanggan B2B dilayani oleh proses bisnis yang sama dengan segmen
B2C . Akibatnya petugas penjualan tidak bisa fokus pada melayani konsumen
dari segmen B2B karena petugas juga harus melayani pembelian suku cadang
dalam jumlah kecil oleh konsumen B2C .
o Proses mendapatkan barang di gudang melibatkan aktivitas pencarian di gudang
semenjak item tidak disimpan dengan cara yang terorganisir . Bahkan kadang-
kadang item sudah habis .
o Proses pembuatan nota penjualan dilakukan secara manual dengan bantuan
kalkulator yang sering membutuhkan pengecekan ulang untuk memastikan
tidak ada kesalahan .
Proses pengecekan harga barang dilakukan dengan melihat kode dan menemukan
harga pada daftar harga yang ditetapkan buku (masing-masing merek tertentu atau
pemasok biasanya memiliki buku daftar harga sendiri ) .
5.5.2. Procurement and Inventory Control
Proses pengendalian persediaan yang dilakukan oleh Bengkel X saat ini adalah proses
yang sangat sederhana. Proses ini pada dasarnya adalah proses dari perhitungan item
stok di gudang dan pemesanan kepada pemasok. Masalah yang sering dihadapi
dengan proses bisnis saat ini adalah kekurangan barang pada jenis tertentu dari barang
satu dan kelebihan stok di barang-barang lainnya. Proses ini diilustrasikan pada
Gambar 6.
Proses pembelian barang di bengkel dibuat untuk pemasok X yang mengirim mereka
ke perusahaan karyawan. Karyawan akan memeriksa jumlah stok yang akan dibeli di
tempat dan membuat perintah untuk karyawan. Kelemahan yang ditemukan dalam
proses bisnis saat ini adalah: