Anda di halaman 1dari 5

BARRATAGA

Pengertian :

Barrataga adalah bangunan rumah rakyat tahan gempa yang merupakan nama lain dari BRSTG
(Bangunan rumah tinggal sederhana tahan gempa). Kondep dasar BARRATAGA dirumuskan
dari hasil study analitik dengan menggunakan pendekatan teknik sipil, dilihat dari kerusakan
akibat gempa diberbagai wilayah di Indonesia.

Prinsip-prinsip BARRATAGA

Prinsip BARRATAGA yaitu

1. Bila terjadi gempa ringan bangunan tidak mengalami kerusakan

2. Bila terjadi gempa sedang bangunan teknis boleh mengalami kerusakan pada elemen
non struktur tetapi tidak boleh rusak pada elemen strukturnya sedangkan bangunan
sederhana boleh mengalami kerusakan pada tembok

3. Bila gempa besar bangunan teknis boleh rusak pada elemen struktur dan non struktur
tetapi bangunan tidak boleh runtuh sedangkan bangunan sederhana boleh mengalami
kerusakan pada tembok dan perkuatan praktisnya tetapi masih dapat diperbaiki.

4. Banguna yang dapat bertahan terhadap gempa besar adalah bangunan yang bersifat
daktail (liat, a lot) bangunan daktail adalah kemampuan bangunan untuk mengalami
perubahan bentuk tetapi masih bisa menerima beban.

Tujuan merencanakan bangunan tahan gempa

1. Mencegah dan mengurangi timbulnya korban jiwa manusia

2. Mencegah, mengurangi, atau melindungi manusia dari luka-luka

3. Mencegah dan mengurangi timbulnya kerusakan bangunan

4. Mencegah dan mengurangi kerusakan isi bangunan (harta dan benda berharga)

Bangunan tahan gempa ditinjau dari berbagai segi antara lain yaitu:

1. Tinjauan arsitektur

a. Denah

Denah bangunan sebaiknuya mempunyai bentuk simetris, karena bentuk ini dapat
menghilangkan pengaruh puntiran. Misalnya : bujursangkar, empat persegi panjang.

b. Atap bangunan

Bentuk atap yang terlalu besar dan terlalu berat dapat membahayakan keamanan
struktur karena dapat mengakibatkan beban gempa yang lebih besar. Oleh karena
itu pemakaian atap bangunan dianjurkan untuk memakai bahan-bahan atap yang
ringan seperti seng, asbes gelombang atau aluminium.

c. Bukaan dinding

Jumlah lebar bukaan dalam satu bidang dinding sebaiknya tidak melebihi setengah
panjang dinding. Bila hal itu terjadi, bidang dinding diberi penguat dinding (beton
bertulang).

2. Tinjauan struktur

a. Fondasi

Merupakan struktur bawah yang menahan struktur di atasnya dan meneruskan


beban yang ada ke tanah.

b. Kolom tiang

Kolom atau tiang berfungsi membantu dinding dalam menahan beban di atasnya,
sekaligus menjadikan dinding tembok menjadi daktail.

c. Balok bangunan

Balik pada bangunan rumah sederhana terdiri dari ring balok (balok keliling) dan
balok lintel. Balok latai atau lintel mempunya fungsi sebagai penguat horizontal dan
umumnya terletak di atas kusen.

d. Atap bangunan

Struktur atap perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

- Atap harus memiliki bobot yang ringan

- Rangka kuda-kuda harus kuat menahan beban atap dan harus diangkerkan pada
dukungannya yaitu pada kolom atau ring balok.

- Pada arah memanjang, atap harus diperkuat dengan ikatan angin antara rangka
kuda-kuda

e. Dinding

Dinding tembokan memiliki kegunaan antara lain :

- Dinding bangunan pada saat terjadi gempa akan menerima beban permukaan
pada arah tegak lurus dinding dan beban geser pada arah sejajar dinding.

- Kekuatan dinding dalam menahan beban dipengaruhi oleh adanya angker pada
sisi dinding dan adanya perkuatan pada dinidng sendiri.
- Dinding harus diangker pada kolom dengan panjang angker 1,5 kali panjang
batu bata atau batako. Angker dipasang setiap 10 lapis bata merah atau tiga kali
lapis batako.

- Dinding ampig ( gunung-gunung ) akan mengalami defleksi yang besar bila


diguncang beban gempa karena terletak pada bagian tertinggi. Oleh karena itu
ampig memerlukan perkuatan berupa rangka dinding.

- Dinding harus diberi kolom praktis dan balok pengikat pada bagian dinding
yang mempunyai luas lebih dari 12 m2 atau panjang dinding 20 kali tebal
dinding.

- Pemasangan dinding ½ bata harus diperkuat oleh adanya kolom praktis yang
mengikat baik dengan sloof (di kaki) dan balok ring di puncak dinding.

- Jika bentang kuda-kuda lebih dari 6 m maka diperlukan lagi penambahan beton
bertulang secara vertikal.

3. Tinjauan Bahan Bangunan.

Menurut Departemen Pekerjaan Umum Badan dan Pengembangan PU (1982),


mutu bahan bangunan yang digunakan seperti pasir (agregat halus), cemen
Portland, batako, kerikil, baja tulangan, air, beton, sebaiknya memenuhi
ketentuan seperti berikut:

a. Pasir

- Pasir tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 5 %.

- Pasir memiliki butiran halus, sedang , dan kasar.

- Pasir terasa tajam bila diremas dan tidak lembut seperti pasir
pantai.

b. Cemen Portland

- Semen tidak menggumpal, membatu atau mengeras.

- Semen tidak terasa tajam bila digosok antara ibu jari dan
telunjuk.

- Bila semen dicampur air, semen harus tercampur merata.

c. Batako

- Batako tidakluruh bila ditekan.


- Batako memiliki permukaan rata dan tidak cacat.

- Batako dapat digunakan setelah berumur 8 minggu.

- Batako tidak boleh terkena hujan sebelum dipakai.

- Saat pemasangan, batako tidak boleh direndam air terlebih


dahulu tetapi batako cukup dibasahi permukaannya dengan air.

d. Kerikil

- Permukaan kerikil tidak halus atau tidak licin.

- Kerikil harus terdiri dari butir yang beraneka ragam besarnya.

- Kerikil harus terdiri dari butir yang keras dan tidak berpori.

- Agregat kasar memilki ukuran diameter 5 mm.

- Bila kandungan lumpur melampaui 1 %, agregat haru dicuci.

e. Baja tulangan

- Baja tulangan harus memenuhi syarat SNI.

- Baja tulangan tidak boleh mengandung serpih-serpih maupun


retak-retak.

- Baja tulangan hanya diperkenankan berkarat hingga pada


permukaannya.

- Batang baja harus tidak tertekuk, sehingga saat akan digunakan


tidak usah diluruskan terlebih dahulu.

f. Air

- Air tidak boleh berwarna, tidak berbau, dan tidak berasa.

- Air tidak mengandung lumpur serta minyak.

g. Beton

- Bahan-bahan beton terdiri dari kerikil, pasir, semen, dan air.

- Perbandingan antara semen : pasir : kerikil adalah 1 : 2 : 3.


Sedangkan untuk beton kedap air perbandingan anatra semen :
pasir : kerikil adalah 1 : 1,5 : 2,5.

h. Kayu

- Kayu harus mempunyai serat yang lurus dan cacat kayu tidak
boleh terlalu banyak.
- Kayu harus kering udara dan sudah tua, jenis kayu yang baik.

- Retak arah radial tidak boleh lebih besar dari 1/3 tebal kayu.

Anda mungkin juga menyukai