Pengenalan Bahan Kimia
Pengenalan Bahan Kimia
NIM 175100600111024
KELAS H
KELOMPOK H4
1. PRELAB
1.1 Contoh Bahan Kimia pada Simbol Berbahaya Masing-masing 2 Beserta Gambar Simbol
Simbol Keterangan Contoh Zat
(Widhy, 2009)
(Widhy, 2009)
1.2 MSDS (Material Safety Data Sheet) Bahan Kimia yang Disebutkan di Atas
*Peringatan:
Ini mungkin berbahaya bagi orang yang memberikan bantuan lewat mulut ke
mulut (resusitasi) bila bahan dihirup adalah racun, infeksi atau korosif. Cari
bantuan medis segera.
Tertelan:
Jangan mengusahakan muntah kecuali bila diarahkan berbuat demikian oleh tim
medis. Jangan pernah memberikan apapun melalui mulut kepada korban yang
sadar. Longgarkan pakaian yang ketat seperti kerah, dasi, ikat pinggang atau ikat
pinggang. Carilah bantuan medis jika gejala muncul. (Kristianingrum, 2012).
Meski sudah lumrah dijadikan sebagai bahan untuk keperluan rumah tangga,
kecantikan, dan industri, aseton juga bisa menyebabkan efek berbahaya bagi tubuh
manusia. Keracunan aseton biasa disebut dengan ketoasidosis yang terjadi apabila
jumlah aseton dalam tubuh melebihi ambang batas normal. (Dikshith, 2013).
- Pertolongan Pertama:
Umum:
Jika ragu dalam hal apapun, atau bila gejala terus berlangsung, carilah bantuan
medis. Dilarang memberikan apapun melalui mulut kepada orang yang di bawah
sadar. Jika pingsan, atur ke posisi pemulihan dan cari saran medis.
Penghirupan:
Pindahkan orang yang terkena ke tempat berudara segar. Jaga agar orang
tersebut tetap hangat dan beristirahat. Jika tidak bernapas, jika napas tidak
teratur atau jika terjadi serangan pernapasan, sediakan pernapasan buatan atau
oksigen oleh petugas terlatih.
Kontak kulit:
Lepaskan pakaian dan sepatu yang terkontaminasi. Cuci kulit dengan sabun
dan air sampai bersih atau gunakan pembersih kulit yang diakui. Jangan
menggunakan pelarut atau pengencer.
Kontak mata:
Periksa apakah memakai lensa kontak, dan lepaskan jika ada. Segera basuh
mata dengan air yang mengalir sedikitnya selama 15 menit, dengan kelopak
mata tetap terbuka. Segera dapatkan pertolongan medis.
Tertelan:
Jika tertelan, segera dapatkan pertolongan dari tim medis. Jaga agar orang
tersebut tetap hangat dan beristirahat. Jangan memaksa orang tersebut untuk
muntah. (Dikshith, 2013).
- Sifat:Harmful Irritation
Keadaan Fisik: Solid
Bau: Berbau
Warna: Putih (Harjanto, 2011).
- Pengenalan Bahaya:
Senyawa ini memiliki banyak manfaat dan kegunaan, namun memiliki sifat yang
mudah beriritasi. (Harjanto, 2011).
- Pertolongan Pertama:
Kontak Mata:
Periksa dan lepaskan jika ada lensa kontak. Dalam kasus terjadi kontak, segera
siram mata dengan banyak air sekurang-kurangnya 15 menit. Dapatkan perawatan
medis dengan segera.
Kontak Kulit :
Dalam kasus terjadi kontak, segera basuh kulit dengan air sedikitnya selama 15
menit dan keluarkan pakaian yang terkontaminasi dan sepatu. Tutupi kulit yang
teriritasi dengan sesuatu yang lunak. Cuci pakaian sebelum digunakan kembali.
Kulit Serius :
Cuci dengan sabun desinfektan dan tutupi kulit terkontaminasi dengan krim anti-
bakteri.
Inhalasi:
Jika terhirup, pindahkan ke udara segar. Jika tidak bernapas, berikan pernapasan
buatan. Jika sulit bernapas, berikan oksigen.
Serius Terhirup:
Evakuasi korban ke daerah yang aman secepatnya. Longgarkan pakaian yang ketat
seperti kerah, dasi, ikat pinggang atau ikat pinggang. jika sulit bernapas, beri
oksigen. Jika korban tidak bernafas, lakukan pernafasan dari mulut ke mulut.
*Peringatan:
Ini mungkin berbahaya bagi orang yang memberikan bantuan lewat mulut ke mulut
bila bahan dihirup adalah racun, infeksi atau korosif.
Tertelan:
Jangan berusaha muntah kecuali bila diarahkan berbuat demikian oleh personel
medis. Longgarkan pakaian yang ketat seperti kerah, dasi, ikat pinggang atau ikat
pinggang. Segera cari bantuan medis jika gejala muncul. (Harjanto, 2011).
Kontak Mata:
Periksa dan lepaskan jika ada lensa kontak. Dalam kasus terjadi kontak,
segera siram mata dengan air sekurang-kurangnya 15 menit.
Kontak Kulit :
Dalam kasus terjadi kontak, segera basuh kulit dengan air selama 15 menit
dengan mengeluarkan pakaian yang terkontaminasi dan sepatu. Tutupi kulit
yang teriritasi dengan sesuatu yang lunak. Cuci pakaian sebelum digunakan
kembali.
Kulit Serius :
Cuci dengan sabun desinfektan dan menutupi kulit terkontaminasi dengan
krim anti-bakteri.
Inhalasi:
Jika terhirup, pindahkan ke udara segar. Jika tidak bernapas, berikan
pernapasan buatan. Jika sulit bernapas, berikan oksigen.
Serius Terhirup:
Evakuasi korban ke daerah yang aman secepatnya. Longgarkan pakaian
yang ketat seperti kerah, dasi, ikat pinggang atau ikat pinggang. jika sulit
bernapas, beri oksigen. Jika korban tidak bernafas, lakukan pernafasan dari
mulut ke mulut.
Tertelan:
Jangan muntah kecuali bila diarahkan oleh tim medis. Longgarkan pakaian
yang ketat seperti kerah, dasi, ikat pinggang atau ikat pinggang. (Dikshith,
2013).
1.3 Budaya Kesehatan dan Keselamatan Kerja yang Terdapat pada Laboratorium
Desain laboratorium harus mempunyai sistem ventilasi yang memadai dengan sirkulasi
udara yang adekuat. Desain laboratorium harus mempunyai pemadam api yang tepat
terhadap bahan kimia yang berbahaya yang dipakai. Kesiapan menghindari panas sejauh
mungkin dengan memakai alat pembakar gas yang terbuka untuk menghindari bahaya
kebakaran. Untuk menahan tumpahan larutan yang mudah terbakar dan melindungi tempat
yang aman dari bahaya kebakaran dapat disediakan bendung-bendung talam. Dua buah
NAMA MUHAMMAD RAIHAN FADILAH
NIM 175100600111024
KELAS H
KELOMPOK H4
jalan keluar harus disediakan untuk keluar dari kebakaran dan terpisah sejauh mungkin.
Tempat penyimpanan di disain untuk mengurangi sekecil mungkin risiko oleh bahan-bahan
berbahaya dalam jumlah besar. (Dharma, 2011).
NAMA MUHAMMAD RAIHAN FADILAH
NIM 175100600111024
KELAS H
KELOMPOK H4
2. TINJAUAN PUSTAKA
(Kurniawati, 2017).
(Kurniawati, 2017).
(Kancono, 2010).
(Kancono, 2010).
NAMA MUHAMMAD RAIHAN FADILAH
NIM 175100600111024
KELAS H
KELOMPOK H4
(Kurniawati, 2017).
(Tiarani, 2016).
(Kurniawati, 2017).
(Kancono, 2010).
(Kancono, 2010).
NAMA MUHAMMAD RAIHAN FADILAH
NIM 175100600111024
KELAS H
KELOMPOK H4
(Tiarani, 2016).
(Tiarani, 2016).
(Tiarani, 2016).
(Kurniawati, 2017).
NAMA MUHAMMAD RAIHAN FADILAH
NIM 175100600111024
KELAS H
KELOMPOK H4
(Tiarani, 2016).
(Kurniawati, 2017).
(Widhy, 2009).
2.17 Pengertian Gelas Arloji, Fungsi dan Gambar
Gelas arloji adalah alat untuk menimbang bahan-bahan kimia yang bersifat higroskopis, juga
sebagai penutup saat melakukan pemanasan bahan kimia. (Widhy, 2009).
(Kurniawati, 2017).
2.18 Pengertian Gelas Ukur, Fungsi dan Gambar
Gelas ukur berfungsi sebagai alat ukur volume cairan yang tidak memerlukan ketelitian yang
tinggi. (Widhy, 2009).
(Kurniawati, 2017).
NAMA MUHAMMAD RAIHAN FADILAH
NIM 175100600111024
KELAS H
KELOMPOK H4
3. PEMBAHASAN
Buka pintu timbangan analitik. Letakkan objek yang akan ditimbang diatas pan
timbangan secara hati-hati. Tutup pintu timbangan dan tunggu hingga layar
menunjukkan angka yang stabil. Catat berat objek yang ditimbang.
Jika kita ingin melakukan ‘Tare’ untuk alas yang kita gunakan untuk menimbang,
letakkan alas atau wadah diatas pan timbangan, tutup pintu timbangan dan
tunggu hingga angka di layar menjadi stabil. Tekan tombol ‘Tare’. Biarkan angka
di layar stabil 0.0000g. Buka pintu timbangan dan letakkan bahan kimia sedikit
demi sedikit hingga mendekati massa bahan kimia yang diinginkan. Tutup pintu
timbangan, biarkan layar menunjukkan angka yang stabil, catat massa/berat
yang muncul di layar timbangan.
Keluarkan objek dari timbangan dan biarkan angka di layar menjadi stabil.
Bersihkan dengan hati-hati menggunakan kuas yang telah disediakan.
Tutup pintu timbangan dan biarkan layar menunjukkan angka yang stabil, lalu
nol-kan kembali timbangannya (Beran, 2011).
3.4 pH Meter
Cara menggunakan pH Meter yaitu:
Bersihkan botol dengan solusi penyimpanan, bilas elektroda, hingga kering
Ukur pH 4 buffer, yang merah muda.
Sesuaikan meter untuk membaca 4 dengan Cal 1 tombol di sebelah kiri.
Bersihkan pH 4 penyangga, bilas elektroda, hingga kering
Ukur pH 10 buffer, yang berwarna biru.
Sesuaikan meter untuk membaca 10 dengan Cal 2 tombol di sebelah kanan.
Bersihkan pH 10 penyangga, bilas elektroda, menghapuskan kering.
Ukur pH 4 penyangga lagi. pH harus membaca 4. Jika tidak, menyesuaikan Cal 1
tombol.
Kembali ke pH 10 penyangga. pH harus membaca 10. Jika tidak, menyesuaikan
Cal 2 tombol.
Ulangi standarisasi menggunakan Cal 1 tombol dengan pH 4 penyangga dan Cal
2 tahu dengan 10 pH buffer sampai pembacaan konsisten diperoleh. (Harjanto,
2011).
3.5 Spatula
Spatula adalah alat untuk mengambil obyek. Spatula yang sering digunakan di
laboratorium biologi atau kimia berbentuk sendok kecil, pipih dan bertangkai. Ada tiga
jenis spatula untuk keperluan laboratorium:
Spatula yang terbuat dari logam (stainlessteel) digunakan untuk mengambil
obyek yang telah diiris untuk sediaan mikroskop.
Spatula politena atau tanduk, digunakan sebagai sendok untuk mengambil bahan
kimia padat.
Spatula nekel adalah spatula yang disepuh dengan nekel, digunakan sebagai
sendok kecil untuk mengambil bahan kimia. (Harjanto, 2011).
3.12. Erlenmeyer
Erlenmeyer digunakan dalam proses titrasi kimia untuk memisahkan larutan yang akan
di titrasi dan juga digunakan sebagai wadah untuk memanaskan larutan. (Beran, 2011).
3.13 Buret
Cara menggunakan buret, yaitu:
Cuci buret hingga bersih, bebas lemak maupun debu.
Buret diklem pada tiang buret dalam posisi tegak lurus dengan datar air.
Periksa kran buret, kran harus mudah diputar dan tidak bocor. Bila kran sukar
diputar atau bocor, lepaskan kran tersebut dan olesilah permukaannya dengan
vaselin.
Bilaslah buret dengan larutan yang akan dipakai untuk titrasi, kemudian isi buret
dengan larutan yang sama sampai diatas titik nol.
NAMA MUHAMMAD RAIHAN FADILAH
NIM 175100600111024
KELAS H
KELOMPOK H4
Alirkan larutan dengan membuka kran dan usahakan kolom pipa dibawah kran
terisi larutan ( tidak terdapat gelembung udara ).
Atur tinggi cairan sampai meniskusnya tepat pada angka nol atau angka lain dan
catatlah angka mula - mula ini.
Mulailah titrasi, tangan kiri memegang kran sambil memutarnya dan tangan
kanan memegang labu erlenmeyer yang berisi cairan yang akan dititrasi.
Selama titrasi labu erlenmeyer digoyang - goyang dengan gerakan berputar agar
larutan yang menetes dari buret segera bercampur. Demikian seterusnya sampai
titik akhir dicapai ( ditandai dengan adanya perubahan warna ). (Harjanto, 2011).
3.14 Bulb
Cara Menggunakan Rubber Bulb
Pasang ujung pipet dibagian bawah rubber bulb dengan cara sedikit - Setalah
pipet dihubungkan dengan Ruber bulb angkat dengan kedua tangan, tangan
kanan memegang ruber bulb dan tangan kiri memegang pipet secara perlahan.
Arahkan pipet ke larutan /cairan yang akan diambil / disedot dengan
menggunakan tangan kiri. Tekan katup Aspirate(A) kemudian kempeskan
Rubber bulb agar angin yang terperangkap didalam ruber bulb keluar.
Setelah angin dikeluarkan sedot cairan dengan menekan katup Suction (S),
jangan sampai melebihi skala pipet dan jangan sampai larutan masukkan ke
rubber bulb karena hal ini dapat menyebabkan rubber bulb cepat rusak.
Setelah pipet terisi dengan larutan atau cairan sesuai yang dibutuhkan kemudian
keluarkan larutan cairan ke tempat lain dengan cara mengangkat dengan kedua
tangan seperti langkah no 1. Arahkan pipet ke dalam tempat lain. Sesuai volume
yang dikehendaki dengan cara menekan katup Exhaust (E) secara perlahan-
lahan dan dalam posisi pipet tegak lurus, tunggu bebearapa sampai larutan
sudah keluar dengan sempurna. (Harjanto, 2011).
4. KESIMPULAN
Dalam semua aspek kerja, selalu terdapat Kesehatan dan Keselamatan Kerja, termasuk
juga di laboratorium. Sebelum kita melakukan penelitian di lab, maka kita harus mengetahui
terlebih dahulu mengenai K3 yang ada di laboratorium. Terdapat juga sejumlah alat – alat
laboratorium yang sangat banyak dan beragam. Kita harus menguasai keseluruhan alat –
alat tersebut supaya memudahkan kita untuk melakukan penelitian. Dan yang tak kalah
penting, kita juga harus mengetahui zat – zat kimia yang berbahaya bagi kita beserta simbol
– simbolnya, supaya kita bisa lebih berhati – hati dalam melakukan penelitian, dan juga
tentunya menambah wawasan kita tentang keberagaman zat kimia yang ada.