Anda di halaman 1dari 9

11

M
TO ATER
P L ID
EV AN
EL LAT
- X IH
II S AN
MA SO
AL
SB

BIOLOGI
MP
TN

SESI 11
EVOLUSI II

A. MEKANISME EVOLUSI
Anda tentu masih ingat kekaguman Darwin pada spesies burung Finch di Kepulauan
Galapagos. Pada saat itu, Darwin mengemukakan bahwa bervariasinya burung Finch itu
karena proses adaptasi. Spesies yang adaptif (berhasil melakukan adaptasi) akan tetap
bertahan hidup dan akan mewariskan keunggulannya itu pada generasi berikutnya. Dari
sinilah, muncul teori Evolusi. Bagaimanakah evolusi makhluk hidup itu terjadi? Faktor-
faktor apa yang menyebabkan terjadinya evolusi? Marilah kita pelajari dalam materi
berikut.

Evolusi terjadi karena adanya seleksi alam dan variasi genetik. Variasi genetik disebabkan
adanya mutasi gen dan rekombinasi gen-gen pada keturunan baru. Rekombinasi gen
dipercepat oleh adanya perkawinan secara tidak acak (nonrandom) dan hanyutan genetik
(genetic drift). Secara lebih rinci, evolusi dapat terjadi karena:

a. Seleksi Alam
Alam mengadakan seleksi terhadap individu-individu yang hidup di dalamnya. Hanya
individu-individu yang dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya (beradaptasi),
yang dapat terus bertahan hidup. Individu-individu tersebut dapat memiliki keturunan
dan mewariskan sifatnya kepada keturunannya tersebut.

1
Sebaliknya, makhluk hidup yang tidak mampu beradaptasi akan punah. Konsep ini dikenal
dengan survival of the fittest. Sebagai contoh, sekelompok rusa yang hidup di bawah
ancaman hewan pemangsa, seperti macan, harimau, singa, dan citah, secara alamiah
rusa-rusa yang mampu berlari kencang dapat bertahan hidup dan memiliki keturunan.
Sebaliknya, rusa yang lemah, mudah sakit, dan tidak dapat berlari kencang akan mati dan
tidak dapat melanjutkan keturunannya.

Seleksi alam sebenarnya merupakan proses alamiah yang telah dikenal ahli biologi
sebelum Darwin. Para ahli biologi saat itu mendefinisikan seleksi alam sebagai mekanisme
yang menjaga agar spesies tidak berubah dan tidak mengalami mutasi. Namun, Darwin
menjadi orang pertama yang mengemukakan bahwa seleksi alam mempunyai kekuatan
evolusi. Selanjutnya, Darwin mengemas teori Evolusi melalui seleksi alam dalam bukunya
On The Origin of Species by Means of Natural Selection yang diterbitkan pada tanggal
24 November tahun 1859. Darwin menyatakan bahwa seleksi alam merupakan faktor
pendorong terjadinya evolusi. Pernyataan tersebut didasarkan pada pengamatannya
terhadap populasi alami di dunia. Dia mengamati adanya beberapa kecenderungan
berikut:
1. jumlah keturunan yang terlalu besar (over reproduction),
2. jumlah populasi yang selalu konstan (tetap),
3. adanya faktor pembatas pertumbuhan populasi, dan
4. perbedaan keberhasilan berkembang biak.

Setiap spesies mempunyai kemampuan untuk menghasilkan banyak keturunan setelah


dewasa. Melalui proses reproduksi, populasi makhluk hidup dapat meningkat secara
geometrik.

Setiap individu hasil perkawinan memungkinkan mempunyai variasi warna, bentuk,


maupun kemampuan bertahan diri di lingkungan. Varian yang adaptif akan tetap hidup
dan berkembang, tetapi spesies yang tidak adaptif akan punah.

Tingkat kesuksesan perkembangbiakan juga menentukan pertumbuhan populasi


makhluk hidup dan merupakan kunci dalam seleksi alam. Makhluk hidup yang paling
adaptif adalah individu yang berhasil dalam perkembangbiakan. Sebaliknya, yang tidak
berhasil akan mati prematur atau menghasilkan sedikit keturunan.

Lebih lanjut dalam bukunya itu, Darwin mengemukakan bahwa individu-individu yang
beradaptasi pada habitat mereka dengan baik akan mewariskan sifat-sifat unggul kepada
generasi berikutnya. Darwin menyatakan bahwa sifat-sifat unggul atau menguntungkan
ini lama-kelamaaan akan terakumulasi dan mengubah suatu kelompok individu menjadi
spesies yang sama sekali berbeda dengan nenek moyangnya. Berdasarkan proses inilah,

2
akan terbentuk spesies baru. Suatu contoh proses seleksi alam paling terkenal pada masa
itu adalah mengenai evolusi ngengat (Biston betularia) selama revolusi industri di Inggris.
Pada awal revolusi industri di Inggris, kulit batang pohon di sekitar Manchester berwarna
cerah. Hal ini mengakibatkan ngengat (Biston betularia) berwarna cerah yang hinggap
pada kulit batang tidak mudah tertangkap burung pemangsa. Itulah sebabnya pada
awal revolusi industri, populasi ngengat berwarna cerah lebih banyak daripada ngengat
berwarna gelap. Keadaan itu berubah 180 setelah terjadi revolusi industri. Mengapa
terjadi demikian? Lima puluh tahun kemudian, kulit batang pohon menjadi lebih gelap
akibat polusi udara. Keadaan itu sangat menguntungkan ngengat berwarna gelap karena
saat hinggap di pohon tidak terlihat oleh burung pemangsanya. Sebaliknya, ngengat
berwarna cerah mudah dilihat oleh burung pemangsa. Hal ini mengakibatkan jumlah
populasi ngengat berwarna gelap lebih besar daripada ngengat berwarna cerah. Sekarang
timbul pertanyaan, Mungkinkah ngengat Biston betularia berwarna cerah berubah menjadi
Biston betularia berwarna gelap?

b. Mutasi Gen
Setiap spesies memiliki genotip dan fenotip yang berbeda. Genotip berupa gen-gen yang
menentukan fenotip (sifat yang tampak) pada individu terdapat pada kromosom di dalam
nukleus. Gen tersusun dalam DNA (asam deoksiribonukleat). Sementara itu, DNA disusun
oleh nukleotida yang terdiri dari basa nitrogen, gula deoksiribosa, dan fosfat. Perubahan
yang terjadi pada susunan kimia DNA dapat mengakibatkan perubahan sifat individu.
Perubahan ini disebut mutasi gen.

Jika mutasi gen tidak menyebabkan perubahan asam amino, tidak akan menimbulkan
efek yang berarti. Namun, jika mutasi gen menyebabkan perubahan pembentukan asam
amino maka fungsi gen tersebut juga berubah. Perubahan fungsi ini dapat diamati melalui
kelainan yang terjadi pada individu yang mengalami mutasi. Bagaimana peristiwa mutasi
dapat menyebabkan terjadinya evolusi? Setiap sel makhluk hidup dapat mengalami mutasi
setiap saat, tetapi tidak semua mutasi dapat diwariskan pada keturunannya. Mutasi yang
terjadi pada sel soma (sel tubuh) tidak akan diwariskan. Setelah individu yang mengalami
mutasi meninggal, mutasi yang terjadi juga akan menghilang bersamanya. Sementara
itu, mutasi yang terjadi pada sel-sel kelamin akan diwariskan pada keturunannya. Adanya
bahan mutagen dalam gonad dapat menyebabkan terjadinya mutasi pada sel kelamin
jantan (sperma) dan sel kelamin betina (ovum). Dengan demikian, gen yang bermutasi
akan diwariskan dan selalu ada dalam setiap sel keturunannya.

Sebagian besar mutasi bersifat merugikan karena mutasi dapat mengubah atau merusak
posisi nukleotida-nukleotida yang menyusun DNA. Perubahan-perubahan akibat mutasi
banyak menyebabkan kematian, cacat, dan abnormalitas, seperti yang dialami penduduk
Hiroshima, Nagasaki, dan Chernobyl.

3
c. Hanyutan Genetic (Genetik Drift)
Genetik drift adalah perubahan frekuensi gen secara acak pada populasi kecil yang
terisolasi. Makin kecil populasi maka makin besar kemungkinan pengaruh genetik drift.
Namun, jika jumlah populasinya besar maka efek genetik drift dapat diabaikan.

d. Perkawinan Tidak Acak


Perkawinan secara tidak acak (nonrandom) akan meningkatkan jumlah genotip
homozigot. Perkawinan di antara kerabat atau perkawinan sedarah menjadi contoh
perkawinan nonrandom. Perkawinan seperti ini akan menurunkan genotip heterozigot
dan meningkatkan frekuensi gen cacat homozigot resesif.

B. PEMBENTUKAN SPESIES BARU (SPESIASI)


Makhluk hidup dikatakan satu spesies jika mereka masih mungkin melakukan pertukaran
gen melalui proses perkawinan (interhibridisasi).

Apabila varietas dari suatu spesies terdapat barier (penghalang) geografik sehingga tidak
dapat melakukan reproduksi maka akhirnya dapat menjadi dua spesies yang berbeda.
Keadaan tersebut dapatdiatas menyebabkan isolasi reproduksi dan domestikasi. Proses
pembentukan spesies seperti ini disebut spesiasi. Spesiasi dapat terjadi melalui dua cara:

a. Spesiasi Alopatrik
Spesies yang sama yang dipisahkan oleh barier/penghalang sehingga menjadi dua
spesies yang berbeda maka akan terbentuk populasi alopatrik.

b. Spesiasi Simpatrik
Dua spesies yang berbeda menghuni tempat yang sama disebut populasi simpatrik.
Spesiasi dapat terjadi karena adanya beberapa hal, antara lain:
1. Isolasi reproduksi
Macam-macam mekanisme isolasi reproduksi:
• Mekanisme yang mencegah terjadinya perkawinan:
~ isolasi ekogeografi
~ isolasi habitat
~ isolasi temporal
~ isolasi perilaku
~ isolasi mekanik
• Mekanisme yang mencegah terjadinya hibrida:
~ isolasi gamet
~ isolasi perkembangan
~ ketidakmampuan hidup suatu hibrid.

4
• Mekanisme yang mencegah kelangsungan hibrida:
~ kemandulan hibrid
~ eliminasi hibrid yang bersifat selektif.
2. Domestikasi
Seperti sudah dijelaskan sebelumnya, domestikasi adalah suatu upaya agar tumbuhan atau
hewan, yang biasa hidup liar (tidak terkontrol) menjadi dapat hidup dan dikembangbiakkan
dalam kondisi yang terkontrol. Contohnya, usaha manusia menjadikan hewan ternak dari
hewan liar dan tanaman budidaya dari tumbuhan liar.

Pada dasarnya, tindakan ini adalah memindahkan makhluk hidup dari lingkungan aslinya
ke lingkungan yang diciptakan manusia. Tindakan ini dapat mengakibatkan timbulnya
jenis-jenis hewan dan tumbuhan yang menyimpang dari aslinya.
3. Spesiasi akibat poliploid
Bunga Oenothera lamarckiana yang mempunyai 14 kromosom karena adanya alel yang
gagal berpisah maka terbentuklah keturunan dengan 28 kromosom yang kemudian
diberi nama Oenothera gigas. Kedua Oenothera dibedakan jenisnya karena jika keduanya
disilangkan akan menghasilkan keturunan yang triploid yang kemudian ternyata steril.
Peristiwa terjadinya Oenothera gigas tersebut dinamakan autopoliploid. Antara O. gigas
sendiri dapat terjadi perkembangbiakan dan menghasilkan keturunan yang fertil.
4. Radiasi adaptif
Contoh dari radiasi adaptif adalah burung Finch yang ditemukan oleh C. R. Darwin di
kepulauan Galapagos. Di tempat asalnya Amerika Selatan, hanya dikenal satu spesies saja,
namun di pulau Galapagos terdapat 13 spesies burung Finch yang berbeda morfologi
paruh, kebiasaan makan, dan pola perilaku.

Sebagian ilmuan berteori bahwa burung di Galapagos mula-mula adalah satu spesies
saja, namun kompetisi segera timbul karena keadaan pulau yang semakin gersang dan
terpencil. Berdasarkan adaptasi ini, muncullah bermacam-macam burung Finch, antara
lain:
• Tiga spesies yang hidup di tanah, makan biji-bijian yang berbeda, berparuh pendek,
dan kuat.
• Satu spesies berparuh panjang untuk memakan biji kaktus.
• Enam spesies yang lain dikenal sebagai burung pencari makan di pohon yang
dibedakan atas pemakan biji dan serangga. Selain itu, ada pula pengisap madu,
insekta dan buah di semak belukar.

5
E. HUKUM HARDY WEINBERG
Frekuensi gen adalah frekuensi kehadiran suatu gen pada suatu populasi dalam
hubungannya dengan frekuensi semua alelnya. Dalam genetika, populasi berarti
kelompok organisme sejenis yang dapat saling kawin dan menghasilkan keturunan yang
fertil. Contohnya, dalam suatu populasi terdapat alel dominan (A) dengan alel resesif (a).
Perkawinan antara induk galur murni heterozigot dominan (AA) dengan induk homozifot
resesif (aa), menghasilkan keturunan F1 dengan genotip heterezigot (Aa). Pada keturunan
F2 menghasilkan perbandingan genotip atau keseimbangan frekuensi gen dalam populasi
(F2) = AA (homozigot dominan) : Aa (heterozigot) : aa (homozigot resesif ) = 25% : 50% :
25% atau 1 : 2 : 1. Pada keturunan berikutnya (F3) ternyata menghasilkan perbandingan
genotip seperti keturunan F2, yaitu AA : Aa : aa = 1 : 2 : 1.

Pada1908 G.H. Hardy seorang matematikawan Inggris dan W. Weinberg seorang


fisikawan Jerman menyatakan bahwa dalam populasi besar di mana perkawinan terjadi
secara random dan tidak adanya kekuatan yang mengubah perbandingan alela dalam
lokus, perbandingan genotip alami selalu konstan dari generasi ke generasi. Pernyataan
tersebut dikenal dengan hukum Perbandingan Hardy-Weinberg. Adanya perubahan
keseimbangan frekuensi gen dalam suatu populasi memberi petunjuk adanya evolusi.
Hukum Hardy-Weinberg berlaku jika memenuhi beberapa persyaratan berikut.
1. Tidak terjadi mutasi.
2. Terjadi perkawinan secara acak.
3. Tidak terjadi aliran gen, baik imigrasi maupun emigrasi.
4. Jumlah populasi besar.
5. Tidak terjadi seleksi alam.
Secara matematis hukum Hardy-Weinberg dirumuskan sebagai berikut.

(p + q)2 = p2 + 2pq + q2 = 1

Sebagai contoh alela gen A dan a, maka menurut persamaan di atas:


p2 = frekuensi individu homozigot dominan AA
2pq = frekuensi individu heterozigot Aa
q2 = frekuensi individu homozigot resesif aa
Bagaimana penerapan persamaan tersebut dalam menjawab permasalah genetika
populasi? Perhatikan contoh berikut:

Di sebuah desa terdapat populasi 100 orang, 84% penduduk lidahnya dapat menggulung
dan 16% lidahnya tidak dapat menggulung. Tentukan jumlah penduduk yang heterozigot
dan homozigot jika genotip penduduk yang lidahnya dapat menggulung Rr atau RR dan
lidah yang tidak dapat menggulung bergenotip rr!

6
Penyelesaian:
RR = p2, Rr = 2pq, dan rr = q2
Frekuensi gen r = 16 %
Rumus:
(p + q)2 = p2 + 2pq + q2 = 1
q2 = 16% = 0,16
q = 0,16 = 0,4
Oleh karena frekuensi untuk seluruh alel harus 1, maka p + q = 1 sehingga frekuensi alel
dominan (p) dapat dihitung:
p= 1 – 0,4 = 0,6; p2 = 0,36
Persentase homozigot dominan adalah 0,36 × 100% = 36%
2pq = 2 × 0,6 × 0,4 = 0,48
Persentase heterozigot adalah 0,48 × 100% = 48%
Jadi, perbandingan antara genotip homozigot dominan (RR), heterozigot (Rr), dan
homozigot resesif (rr) adalah 36 : 48 : 16, sedangkan frekuensi alel R = 0,6 dan alel r = 0,4.

LATIHAN SOAL

1. Usaha manusia untuk memperoleh tanaman budi daya dari tumbuhan liar dan hewan
ternak dari hewan liar disebut ....
A. domestikasi
B. hibridisasi
C. fertilisasi
D. adaptasi
E. isolasi

2. Penyebab terjadinya bastar mandul yaitu apabila dua spesies simpatrik ...
A. menghasilkan keturunan yang fertil
B. menghasilkan keturunan yang steril
C. menghasilkan keturunan yang mati sebelum lahir
D. terdapat sel gamet jantan yang tidak mempunyai viabilitas
E. mempunyai bentuk morfologi alat reproduksi yang berbeda

3. DBila dua spesies simpatrik mempunyai morfologi alat reproduksi yang berbeda. Hal ini
terjadi karena adanya ....
A. isolasi mekanik
B. isolasi temporal
C. isolasi perilaku
D. isolasi ekogeografi
E. isolasi gamet

7
4. Proses evolusi dari suatu spesies dapat berlangsung lebih cepat jika ...
A. ada pemilihan pada perkawinan
B. keadaan lingkungan stabil
C. populasi besar
D. tidak ada persaingan diantara individu
E. frekuensi gen konstan

5. Populasi simpatrik adalah populasi yang yang berasal dari spesies sama. Populasi tersebut,
cenderung untuk berubah menjadi dua spesies yang berbeda apabila ...
A. habitatnya sama dan sering terjadi interhibridisasi
B. habitatnya sama dan jarang terjadi interhibridisasi
C. habitatnya sama dan sulit terjadi interhibridisasi
D. habitatnya berbeda dan tidak dapat mengalami interhibridisasi
E. habitatnya berbeda dan makanannya sama

06. Dua spesies ular berada dalam satu daerah, namun salah satu spesies hidup di air,
sedangkan spesies lainnya hidup di darat. Isolasi ini disebut sebagai ....
A. iIsolasi habitat
B. iIsolasi perilaku
C. iIsolasi musim
D. iIsolasi perkembangan
E. isolasi gamet

07. Berapakah jumlah orang bertangan normal homozigot dan heterozigot, jika dalam
populasi penduduk 200.000 jiwa terdapat 49% orang bertangan kidal?
A. 18.000 dan 84.000
B. 18.000 dan 42.000
C. 36.000 dan 42.000
D. 36.000 dan 82.000
E. 36.000 dan 49.000

8. Dalam suatu populasi terdapatdidapat pria buta warna 1 %, berapakah persentase wanita
carrier buta warna pada populasi tersebut ?
A. 9%
B. 18%
C. 0,99%
D. 1,98%
E. 12%

8
9. Dari 20.000 penduduk, diketahui penduduk yang memiliki golongan darah AB = 18 %,
frekuensi gen pembawa A dan B adalah sama, berapa orang yang bergolongan darah B
dan O?
A. 3.300 dan 1.600
B. 3.200 dan 1.600
C. 6.600 dan 3.200
D. 6.400 dan 3.600
E. 3.300 dan 1.800

10. Menurut teori Darwin, adanya variasi individu dalam populasi merupakan salah satu
penyebab terjadinya evolusi.
SEBAB
Individu yang sifatnya paling sesuai untuk kondisi lingkungan, mempunyai kemungkinan
yang paling banyak untuk terus hidup dan berkembangbiak.

Anda mungkin juga menyukai