OLEH
HORASMAN PARSAULIAN SIMARMATA
03121402068
i
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas segala rahmat,
hidayah beserta nikmat-Nya penulis dapat menyelesaikan Skripsi yang berjudul
“Kajian Ketercapaian Kualitas pada Pencampuran Batubara (Coal Blending)
antara MT-46 dan AL-52 pada CHF Load In Muara Tiga Besar PT Bukit Asam
(Persero), Tbk. Tanjung Enim”. Skripsi ini disusun berdasarkan penelitian yang
dilakukan di Satuan Kerja Penanganan batubara (PAB) PT Bukit Asam (Persero),
Tbk. pada tanggal 28 Maret sampai dengan 30 Mei 2016.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada Dr. Ir. Restu
Juniah, M.T dan Syariffudin, ST., MT , selaku Pembimbing I dan Pembimbing II
yang telah membimbing dalam penyelesaian skripsi ini.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada :
1. Prof. Dr. Ir. Subriyer Nasir, M.Sc., Ph.D selaku Dekan Fakultas Teknik
Universitas Sriwijaya.
2. Dr. Hj. Rr. Harminuke Eko Handayani, S.T., M.T. dan Bochori, S.T., M.T.,
sebagai Ketua dan Sekretaris Jurusan Teknik Pertambangan Fakultas Teknik
Universitas Sriwijaya.
3. Dr. Ir. H. Maulana Yusuf, M.S, M.T. sebagai dosen Pembimbing Akademik.
4. Dosen dan staf Jurusan Teknik Pertambangan Fakultas Teknik Universitas
Sriwijaya.
5. Julius Parulian Hutasoit, S.T., selaku Pembimbing Lapangan dan Asisten
Manager Operasi Penanganan Batubara 2.
6. Keluarga yang senantiasa mendoakan kelancaran pelaksanaan Tugas Akhir ini.
7. Semua pihak yang telah membantu menyukseskan dan mendukung
penyelesaian laporan Tugas Akhir ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak lepas dari
kekurangan maka diharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun guna
penyempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan menunjang
perkembangan ilmu pengetahuan.
Universitas Sriwijaya
RINGKASAN
KAJIAN KETERCAPAIAN KUALITAS PADA PENCAMPURAN
BATUBARA (COAL BLENDING) ANTARA MT-46 DAN AL-52 PADA
CHF LOAD IN MUARA TIGA BESAR PT BUKIT ASAM (PERSERO), TBK.
TANJUNG ENIM
Karya Tulis Ilmiah berupa Skripsi, Januari 2017
Horasman Parsaulian Simarmata ; Dibimbing oleh DR. Ir. Restu Juniah, MT dan
Syarifudin, ST., MT
RINGKASAN
PT Bukit Asam (Persero), Tbk. memiliki tiga lokasi penambangan dengan kualitas yang berbeda-
beda, sehingga PT Bukit Asam perlu melakukan pencampuran batubara guna meningkatkan
batubara kualitas rendah sehingga dapat dimanfaatkan, dan dapat dipasarkan ke konsumen. Untuk
batubara kualitas rendah yang berasal dari Muara Tiga Besar, yaitu batubara dengan minebrand
MT-46 dengan nilai kalori 4600-4900 Kcal/kg, PT Bukit Asam (Persero), Tbk. merencanakan
pencampuran batubara dengan batubara yang berasal dari Tambang Air Laya yaitu AL-52, dengan
nilai kalori 5201-5500 kcal/kg. Tujuan dari pencampuran ini adalah menghasilkan batubara
dengan kualitas Bukitasam-50 berdasarkan permintaan konsumen yang ada. Proporsi pencampuran
dilapangan menunjukkan pencampuran batubara antara MT-46 dan AL-52 adalah 1 : 1.91 dimana
pencampuran ini menghasilkan nilai batubara dengan Total Moisture 28.82%, Ash sebesar 3.22,
Total Sulfur sebesar 0.41 dan nilai kalori sebesar 4953 kcal/kg. Berdasarkan simulasi
pencampuran ini seharusnya menghasilkan batubara dengan Total Moisture sebesar 26.50 %, dan
ash sebesar 1.86%, Total sulfur sebesar 0.38 dan Nilai kalori sebesar 5124. Penyimpangan
kualitas yang dihasilkan antara teoritis dan aktual pada pencampuran batubara pada unit CHF Load
In Muara Tiga Besar meliputi penyimpangan Total Moisture sebesar 2.32%, ash sebesar 1.36%,
Total sulfur sebesar 0.03 dan calorivic value sebesar 170.54 cal/gr. Adapun faktor-faktor penyebab
penyimpangan kualitas dilapangan antara lain disebabkan oleh aktivitas coal getting, penurunan
kualitas batubara di front penambangan,, proses pencampuran, dan kontaminasi batubara di
stockpile. Untuk menanggulangi faktor-faktor perlu dilakukan peningkatan terhadap proporsi
pencampuran, monitoring proses pencampuran dan kontrol kualitas batubara di stockpile.
Horasman Parsaulian Simarmata ; Dibimbing oleh DR. Ir. Restu Juniah, MT, and
Syarifudin, ST., MT
SUMMARY
PT Bukit Asam (Persero), Tbk. have three mining locations with different qualities, because of that
PT Bukit Asam coal must doing coal blending to improve low quality coal that to be utilized, and
can be marketed to consumers. For low quality coal that coming from Muara Tiga Besar, namely
coal with minebrand MT-46 with a calorific value of 4600-4900 Kcal / kg, PT Bukit Asam
(Persero), Tbk has planning coal blending plant with coal from Air Laya that AL-52, with a
calorific value 5201-5500 kcal / kg. The goal of the blending is to produce a Bukitasam-50 coal, in
accordance with the market demand. Field shows the mixing proportions of coal blending between
the MT-46 and AL-52 is 1: 1.91 where quality value is 28.82% Total Moisture, Ash at 3.22, Total
sulfur at 0.41 and a calorific value of 4954 cal /gr. Based on simulation this mixing should produce
coal with a Total Moisture of 26.50 %, ash of 1.86 %, and total sulfur of 0.38 % and Calorific
Value at 5123. The resulting quality deviations between the teoretical and actual coal blending at
CHF unit Load In Muara Tiga Besar is 2,32% Total Moisture, 1.36 % ash, Total Sulfur at 0.03
and calorivic value of 170.54 cal / gr. The factors causing deviations in the field of quality, among
others, due to the decline in the quality of coal mining front, getting coal activity, the process of
mixing and contamination of coal in the stockpile. To overcome the factors necessary to upgreding
the coal blending proportion, the activity of mixing, quality control of coal in the stockpile.
Citations :
Universitas Sriwijaya
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL...................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ ii
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI .................... iii
HALAMAN PERNYATAAN INTEGRITAS ............................................... iv
KATA PENGANTAR .................................................................................. v
RINGKASAN ................................................................................................ vi
SUMMARY ................................................................................................... vii
DAFTAR ISI .................................................................................................. viii
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xi
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xiv
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang .......................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah ...................................................................... 2
1.3. Batasan Masalah......................................................................... 2
1.4. Tujuan ........................................................................................ 2
1.5. Manfaat Penelitian ..................................................................... 3
Universitas Sriwijaya
2.8. Perhitungan Proporsi Pencampuran…………………...…… .... 18
2.9. Perhitungan Kualitas Akhir Pencampuran……………...…… .. 23
2.10.Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pencampuran…...…… ..... 24
2.11.Kegiatan Penambangan………………………...…… ............... 25
BAB 3 METODOLOGI
3.1. Lokasi Penelitian ........................................................................ 32
3.2. Pengamatan di CHF Load In ...................................................... 33
3.2. Pengambilan Sampel pada Stockpile ......................................... 34
3.3. Pengujian Sampel di Laboratorium ............................................ 35
3.4. Analisa Data ............................................................................... 40
BAB 4 PEMBAHASAN
4.1. Kualitas Batubara di Front ........................................................ 41
4.2. Permintaan Konsumen untuk BukitAsam-50 ........................... 42
4.3. Mekanisme Pencampuran ......................................................... 42
4.4. Perencanaan Pencampuran menggunakan program PQM
For Windows ............................................................................. 46
4.5. Pencampuran Batubara Secara Aktual di Lapangan ................. 47
4.6. Kualitas Batuabara Hasil Pencampuran di CHF Load In
Muara Tiga Besar ....................................................................... 48
4.7. Kualitas Batubara Seharusnya Dihasilkan Secara Teoritis
Berdasarkan Simulasi ................................................................. 49
4.8. Perbandingan Kualitas yang Dihasilkan ................................... 51
4.8.1. Perbandingan Selisih Total Moisture ............................ 51
4.8.2. Perbandingan Selisih Kadar Abu ................................. 51
4.8.3. Perbandingan Selisih Total Sulfur ................................ 51
4.8.4. Perbandingan Selisih Nilai Kalori ................................ 52
4.9. Faktor-Faktor Penyebab Penyimpangan Kualitas
di Lapangan. .............................................................................. 52
4.9.1. Aktivitas Coal Getting .................................................. 52
4.9.2. Penurunan Kualitas Batubara di Front .......................... 53
4.9.3. Proses Pencampuran ..................................................... 54
4.9.4. Kontaminasi Batubara di Stockpile .............................. 54
4.10. Penanggulangan Terhadap Penyimpangan yang Terjadi. ....... 55
BAB 5 PENUTUP
5.1. Kesimpulan ................................................................................. 55
5.2. Saran ............................................................................................ 55
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Universitas Sriwijaya
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1 Komponen Batubara dan Dasar Pelaporan ................................... 10
2.2 Roof Type Stockpile (Chevron Methods) ...................................... 14
2.3 Line Type Stacking ........................................................................ 14
2.4 Areal Stockpilling.......................................................................... 15
2.5 Axial Stockpilling .......................................................................... 15
2.6 Continous Stockpilling .................................................................. 16
2.7 Alternatif Stockpilling ................................................................... 16
2.8 Metode Curah Langsung ............................................................... 17
2.9 Metode dua Conveyor ................................................................... 18
2.10 Tampilan Awal Software POM-QM for Windows ....................... 21
2.11 Tampilan awal module linear programming ................................ 21
2.12 Tampilan form pengisian model matematika ................................ 22
2.13 Tampilan hasil perhitungan .......................................................... 22
2.14 Bulldozer Komatsu D375A melakukan kegiatan
pemerataan jalan ........................................................................... 26
2.15 Kegiatan pemuatan overburden ke dari alat gali ke
alat angkut .................................................................................... 27
2.16 Pengangkutan Lapisan Interburden dengan menggunakan
HD ................................................................................................ 28
2.17 Kegiatan Ripping Batubara sebelum dilakukan penggalian ......... 29
2.18 Kegiatan pemuatan batubara dengan PC ...................................... 30
2.19 Kegiatan pengangkutan batubara dengan menggunakan
Dump Truck .................................................................................. 30
2.20 Kegiatan dumping batubara pada CHF Load In
Muara Tiga Besar ........................................................................ 31
3.1 Peta lokasi tambang batubara PT. Bukit Asam (Persero), Tbk.
Tanjung enim ................................................................................ 33
3.2 Kegiatan Preparasi Sampel pada PT Bukit Asam
(Persero), Tbk ................................................................................ 35
3.4 Kegiatan pengeringan sampel pada drying room
PT Bukit Asam (Persero ............................................................... 36
3.5 a. Penimbangan sampel pada Top pan balance dan
b. Memasukkan sampel kedalam drying oven.............................. 37
3.6 Ash Furnace .................................................................................. 38
3.7 Alat pengukur Total Sulfur (Ash Furnace,
Timbangan dan Perangkat Komputer) ......................................... 38
3.8 a. Pemasangan benang pada komponen bomb calorimeter
b. Bomb Calorimeter ..................................................................... 39
3.9 Diagram alir analisis Penelitian .................................................... 40
4.1 Dump Hopper Muara Tiga Besar .................................................. 43
4.2 Feeder Breaker CHF Load In Muara Tiga Besar ......................... 44
4.3 Conveyor pada CHF Load In Muara Tiga Besar .......................... 45
4.4 Pencurahan Batubara Livestockpile 2 ........................................... 45
4.5 Aktivitas Penambangan di TAL Barat .......................................... 53
DAFTAR TABEL
Halaman
Universitas Sriwijaya
DAFTAR LAMPIRAN
Tabel Halaman
A. Spesifikasi Minebrand PT Bukit Asam (Persero), Tbk 58
B. Spesifikasi Marketbrand PT Bukit Asam (Persero), Tbk 60
C. Kualitas Batubara di Front Penambangan TAL Barat 61
D. Kualitas Batubara di Front Penambangan MTB Selatan 62
E. Laporan Analisa Batubara di Stockpile 63
F. Layout CHF Load In Muara Tiga Besar 64
G. Curah Hujan 65
BAB 1
PENDAHULUAN
Universitas Sriwijaya
Tambang Air Laya yaitu AL-52, dengan nilai kalori 5201-5500 kcal/kg. Kualitas
batubara yang diinginkan dari pencampuran kedua jenis batubara ini adalah
menghasilkan batubara dengan minebrand Bukitasam-50 dengan nilai kalori 5100
Kcal/Kg, yaitu pada rentang atas marketbrand PT. Bukit Asam (Persero), Tbk .
Seringnya terjadi perbedaan antara data kualitas batubara hasil pencampuran pada
livestockpile dengan kualitas batubara yang harapkan untuk dikirim ke konsumen,
membuat perlunya kajian terhadap ketercapaian kualitas pencampuran batubara
pada unit CHF Load In muara Tiga Besar PT Bukit Asam.
Universitas Sriwijaya
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Universitas Sriwijaya
1. Teori Insitu, menyatakan bahwa semua vegetasi hidup, kemudian mati dan
diendapkan pada tempat itu juga sampai dengan terbentuknya gambut dan
dilanjutkan dengan proses pembatubaraan (coalification).
2. Teori Drift, menyatakan bahwa semua vegetasi hidup kemudian mati,
tertransportasi, dan diendapkan tempat lain sampai terbentuknya gambut dan
diikuti oleh proses pembatubaraan (coalification).
Faktor–faktor yang mempengaruhi terjadinya batubara yaitu adanya
perkembangan dan jenis tumbuh–tumbuhan, keadaan lingkungan pengendapan,
juga adanya proses geologi. Adapun penjelasannya sebagai berikut :
1. Perkembangan dan jenis–jenis tumbuhan, faktor ini sangat mempengaruhi jenis
dan akumulasi batubara. Berbagai jenis tumbuhan dan bagian – bagian dari
akar sampai bunga, antara lain vitrain terbentuk dari batang kayu yang keras,
yang merupakan batubara yang porous.
2. Keadaan lingkungan pengendapan, lingkungan mempengaruhi jenis, kilap dan
peringkat dari batubara. Keadaan lingkungan ini meliputi : cuaca, iklim, dan
keadaan tanah maupun rawa – rawa tersebut. Pada daerah yang beriklim tropis
maka pertumbuhan hutan yang sangat banyak, akibatnya pada daerah tersebut
kemungkinan besar akan terbentuk batubara. Batubara yang terendapkan pada
daerah tropis dan beriklim hangat akan membentuk batubara yang mengkilap,
sedangkan batubara pada daerah dingin membentuk batubara yang kusam.
3. Proses geologi lainnya yang mempengaruhi pembentukan atau menaikkan
derajat kualitas batubara antara lain :
a. Intrusi, hal ini menyebabkan batubara mengalami metamorfosa kontak
sehingga derajat batubara akan meningkat seperti di Tambang Air Laya.
b. Perlipatan, pada zona perlipatan yang kuat, batubara akan mengalami
kenaikan derajat.
c. Patahan, pada zona patahan batubara akan mengalami metamorfosa akibat
adanya dislokasi. (Sukandar rumidi, 1995)
Universitas Sriwijaya
komponen batubara, yaitu batubara murni dan ditambah dengan material-materail
pengotor yang ikut bersamanya (impurities). (Muchjidin, 2006). Adapun analis
proximat terdiri dari:
A. Total Moisture (Kandungan Air Total)
Total moisture (TM) disebut juga dengan as received moisture (istilah yang
digunakan untuk pembeli batubara) atau as sampled moisture (istilah yang
digunakan untuk penjual batubara). Total moisture (TM) menunjukan jumlah
semua air yang tidak terikat secara kimiawi, yaitu air yang teradsorpsi di
permukaan, air yang berada di kapiler-kapiler batubara, dan air yang terlarut
(dissolved water). (Muchjidin, 2006)
Total moisture suatu batubara harus selalu diperhatikan, dimana total
moisture suatu batubara dapat berbeda-beda, baik itu moisture batubara pada saat
batubara belum ditambang (batubara front), moisture pada saat batubara sudah
ditambang (batubara stockpile), maupun moisture batubara pada saat mau
dipasarkan (di dalam gerbong).
B. Kandungan Air Bawaan (Inherent Moisture)
Kandungan air bawaan (Inherent Moisture) adalah air yang memenuhi pori-
pori batubara dalam keadaan alami. Kandungan air bawaan ini berhubungan erat
dengan nilai kalori, dimana bila kandungan air bawaan berkurang maka nilai
kalori meningkat (Sukandar Rumidi, 1995).
C. Kadar Abu (Ash Content)
Merupakan sisa-sisa zat organik yang terkandung dalam batubara setelah
dibakar. Kandungan abu tersebut dapat dihasilkan dari pengotor bawaan dalam
proses pembentukan batubara maupun dari proses penambangan (Sukandar
Rumidi, 1995).
D. Kandungan Zat Terbang (Volatile Matter)
Volatile matter (VM) adalah banyaknya zat yang hilang bila sampel
batubara dipanaskan pada suhu dan waktu yang telah ditentukan (setelah dikoreksi
oleh kadar moisture). Volatile yang menguap pada pengujian sebagian besar
terdiri dari gas-gas yang mudah terbakar, seperti hidrogen, karbon monoksida, dan
methane, serta sebagian kecil uap yang dapat mengembun seperti tar dan karbon
dioksida. (Muchjidin, 2006). Zat terbang merupakan zat aktif yang menghasilkan
energi atau panas apabila batubara tersebut dibakar. Pembakaran batubara dengan
zat terbang tinggi akan mempercepat pembakaran karbon padatnya (CV),
sebaliknya zat terbang rendah akan mempersulit proses pembakaran (Sukandar
Rumidi, 1995).
E. Kandungan karbon Tertambat (Fixed Carbon)
Merupakan banyaknya karbon yang terdapat dalam material sisa setelah
volatile matter dihilangkan. Fixed carbon ini mewakili sisa penguraian dari
komponen organik batubara ditambah sedikit senyawa nitrogen, belerang,
hidrogen dan mungkin oksigen yang terserap atau bersatu secara kimiawi. Dengan
adanya pengeluaran kandungan air dan zat terbang maka karbon tertambat secara
otomatis akan naik, sehingga makin tinggi kandungan karbonnya kelas batubara
makin baik (Sukandar Rumidi, 1995).
2.3.2 Analisa Ultimat (Ultimate Analysis)
Analisa Ultimat didefinisikan sebagai suatu analisa mengenai batubara yang
untuk mengetahui seberapa besar kandungan unsur karbon, hydrogen, oksigen,
nitrogen dan sulfur dalam suatu batubara. Analisis ultimat setiap unsur ditentukan
dalam suatu sampel analitik dan hasil penentuan dinyatakan dalam basis kering,
bebas mineral matter. (Muchjidin, 2006)
2.3.3 Nilai Kalori (Calorific Value)
Nilai kalori merupakan kemampuan panas yang mampu dihasilkan dari
pembakaran suatu batubara per kilogramnya. Nilai kalori ini dinyatakan dalam
satuan Kcal/kg, BTU/lb, MJ/kg (Muchjidin, 2006). Besar nilai kalori batubara
berbanding lurus dengan jumlah atau persentase karbon yang menyusun batubara
tersebut. Semakin banyak jumlah karbon maka semakin tinggi kalori yang
dimiliki suatu batubara. Sedangkan apabila semakin sedikit jumlah karbon pada
suatu batubara maka akan semakin rendah kalori yang dimiliki oleh suatu
batubara.
Universitas Sriwijaya
dan batubara murni (pure coal). Moisture terdiri dari air bebas dan air lembab,
mineral matter terdiri dari abu dan zat terbang, sedangkan batubara murni terdiri
dari bahan organic, zat terbang dan karbon tertambat. Untuk analisa batubara,
dasar pelaporan yang dilakukan oleh PT Bukit Asam (Persero) Tbk didasarkan
menurut SK Direksi No. 093/KEPT/Int-0100/PB.02.03/2015 yaitu menggunakan
basis as received (ar) sebagai basis pelaporannya.
A. As Received (ar)
Basis as received berarti hasil analisis dihitung dengan memasukkan
kandungan air total dari sampel. Hal ini mungkin dilakukan jika batubara dalam
keadaan basah. As Receive (Ar) dikatakan juga sebagai analisis batubara yang
didasarkan pada kondisi batubara dalam keadaan baru diterima atau disampling.
B. Air Dry Based (adb)
Basis Air Dry Based (adb) merupakan basis dimana sampel batubara yang
dianalisis ditempatkan di udara terbuka, kandungan air totalnya secara perlahan
akan mencapai kesetimbangan dengan kelembaban udara pada atmosfir
laboratorium. Jika kandungan air permukaan dari sampel ini kemudian ditentukan
maka diperoleh kandungan air dalam basis adb.
Universitas Sriwijaya
2.5. Pencampuran Batubara (Coal Blending)
Ragam jenis batubara pada tumpukan-tumpukan yang dimiliki oleh suatu
perusahaan tambang belum tentu selalu dapat memenuhi perimintaan para
pelanggan. Untuk memenuhinya kerapkali perusahaan tersebut harus mencampur
beberapa jenis batubara dari beberapa tumpukan yang dimilikinya dengan
proporsi yang sesuai. (Yakub, 2012)
Pencampuran atau blending adalah penggabungan atau penimbunan secara
bersamaan dan terus menerus dalam waktu tertentu dari dua atau lebih material
(batubara beda kualitas), yang dianggap mempunyai komposisi yang konstan
(parameter kualitas konstan) dan terkontrol proporsinya.
Blending juga diartikan sebagai pencampuran batubara yang berbeda nilai
kalorinya, dimana hasil akhir dari proses pencampuran tersebut diharapkan akan
didapatkan nilai kalori yang sesuai dengan target (permintaan pasar). Tujuan dari
proses blending ini adalah untuk mengoptimalkan agar pemamfaatan nilai
cadangan batubara yang mempunyai nilai kalori rendah, sehingga akan
mempunyai nilai ekonomis yang tinggi. (Anwar, 2011)
Langkah-langkah dalam proses pencampuran, antara lain:
- Menghitung proporsi pencampuran untuk mencapai target yang diinginkan
- Mencampurkan dan mengaduknya sampai merata (homogenisasi)
Menghitung proporsi pencampuran tidak sulit dilakukan, tapi mengaduk
campuran sampai merata sangatlah sulit dilakukan, terutama jika pengadukan
dilakukan tanpa peralatan yang memadai. Semakin tidak sempurna suatu proses
pencampuran dan pengadukan, semakin sulit proses pengambilan contonya. Hal
ini karena varian distribusi partikelnya sangat besar sehingga presisi dan akurasi
pengambilan conto semakin rendah.
Universitas Sriwijaya
beberapa metode yang dapat dilakukan pada saat membuat tumpukan yang
sekaligus membentuk formasi blending:
1. Roof type Stockpile (Chevron Method)
Material yang akan diblending ditumpahkan selapis demi selapis secara
bergantian sepanjang blending bed.(Gambar 2.2)
4. Axial Stockpiling
Lapisan material yang dicurahkan disusun secara longitudinal dilakukan
dengan menggeser posisi curahan lebih tinggi dan menyamping.(Gambar
2.5)
Universitas Sriwijaya
5. Continous stockpiling
Hampir sama dengan metode axial stockpiling tetapi ukuran material
tumpukan yang dicurahkan relatif sama tiggi dan sejajar ke samping.
(Gambar 2.6)
6. Alternatif Stockpiling
Material blending ditumpahkan pada dua tempat dalam jarak tertentu,
lapisan selanjutnya dicurahkan secara bergantian sehingga bertemu
ditengah.( Gambar 2.7)
Universitas Sriwijaya
pada masing-masing conveyor akan bertemu pada conveyor ke 3 dan kemudian
akan tercampur pada conveyor tersebut.
Pencampuran dengan menggunakan dua conveyor ini memiliki beberapa
hal yang harus diperhatikan, yaitu:
a. Kecepatan conveyor 1 dan conveyor 2 harus sama
b. AF 1 dan AF 2 harus dikonsruksi seperti metode curahan langsung
c. Curahan dari conveyor 1 dan conveyor 2 harus bertabrakan pada saat posisi
curahan masih agak lurus. (Gambar 2.9)
Keterangan:
Xb = parameter kualitas produk blending
α1 = proporsi batubara ke 1 dalam blending
α2 = proporsi batubara ke 2 dalam blending
αn = proporsi batubara ke n dalam blending
X1 = parameter kualitas batubara ke 1
X2 = parameter kualitas batubara ke 2
Xn = parameter kualitas batubara ke n
Universitas Sriwijaya
adalah versi baru dari perangkat lunak windows yang merupakan gabungan dari
POM for Windows dan QM for Windows. Perangkat lunak ini merupakan produk
yang fleksibel dan paling banyak digunakan dibidang manajemen operasi.
Program POM-QM merupakan sebuah program bantu komputer yang memiliki
beberapa metode untuk memecahkan permasalahan–permasalahan yang berkaitan
dengan manajemen operasi dan riset operasi.
Program POM-QM yang digunakan dalam menentukan proporsi
pencampuran (blending) batubara sehingga sesuai dengan spesifikasi yang
diinginkan oleh konsumen dengan prinsip pengaplikasian metode simpleks.
Proses perhitungan metode ini denganmelalui perhitungan ulang (iteration)
dimana langkah-langkah perhitungan yang sama dilakukan berulangsampai solusi
optimal diperoleh.
Program POM-QM for windows memiliki beberapa modul yang dapat
digunakan antara lain:
- Aggregate Planing
- Assignment
- Breakeven / Cost Volume Analysis
- Capital Investment
- Decision Analysis
- Forecasting
- Inventory
- Learning Curves
- Linear Programing
- Layout
- Lot Sizing
- Project Management
- Quality Control
- Reliability
- Simulation
- Statistics
- Waiting Line
- Dan lain-lain
Adapun modul yang digunakan dalam proses perhitungan proporsi batubara
dalam proses pencampuran (blending) batubara pada Software POM-QM For
Windows yaitu Linear Programming.
Langkah-langkah dalam penyelesaian persoalan menggunakan Software
POM-QM for Windows (Hanani, 2007) yaitu:
1. Pilih menu File, kemudian pilih New
2. Secara otomatis kita diarahkan pada menu Module, kemudian pilih program
Linear Programing hingga muncul tampilan seperti Gambar 2.10
3. Klik pada bagian untitled(Gambar 2.11) jika ingin memberi judul sesuai
yang diinginkan, atau biarkan saja jika tidak ingin memberi judul (langsung
pada langkah 4).
Universitas Sriwijaya
4. Isi jumlah batasan pada number of constraint dengan cara mengetik langsung
pada angka yang ada atau dengan mengklik/menggerakkan tanda panah
5. Isi jumlah variabel pada number of variable dengan cara mengetik langsung
pada angka yang ada atau dengan mengeklik/menggerakkan tanda panah
6. Pada objective dipilih sesuai fungsi tujuan, dalam permasalahan ini fungsi
tujuannya adalah memaksimalkan, berarti kita pilih maximize (klik pada
maximize)
7. Tekan OK, sehingga muncul tampilan seperti Gambar 2.12.
Keterangan :
KC= Kualitas Hasil Blending
K1 = Kualitas Batubara 1 (kcal/Kg)
K2 = Kualitas Batubara 2 (kcal/Kg)
Kn = Kualitas Batubara n
W1 = Berat Batubara 1 (Kg)
W2 = Berat Batubara 2 (Kg)
Wn = Berat Batubara n
Universitas Sriwijaya
b. Ketidak Homogenan dalam suatu blending akibatnya akan terasa langsung oleh
konsumen pada saat batubara tersebut digunakan.
c. Kesempurnaan dari suatu blending adalah ketepatan dalam pencapaian target
kualitas hasil blending dan Homogenitas hasil blending.
Universitas Sriwijaya
Kegiatan pioneering yang merupakan proses lanjutan dari land clearing,
yaitu melakukan penggalian lapisan tanah humus yang berada pada lapisan paling
atas. Tanah humus ini sengaja dipisahkan pada disposal tersendiri untuk disimpan
dan akan ditabur kembali pada saat proses reklamasi. Pada proses ini alat yang
digunakan adalah hydraulic excavator Komatsu PC 1250 sebagai alat gali muat
tanah humus, dumptruck HD 785 untuk pengangkutan tanah humus sejauh
2400m, dan juga bulldozer Komatsu D 375 A sebagai sarana pendukung dalam
proses pembuatan jalan akses menuju tambang (dibantu juga dengan compactor
dan grader), dan membuat saluran air jika diperlukan (Gambar 2.14).
Gambar 2.15 Kegiatan pemuatan overburden dari alat gali ke alat angkut
Universitas Sriwijaya
Gambar 2.16 Pengangkutan lapisan Interburden dengan menggunakan HD
Universitas Sriwijaya
Gambar 2.18 Kegiatan pemuatan batubara dengan PC 400
Gambar 2.20 Kegiatan dumping batubara pada CHF Load In Muara Tiga Besar
Universitas Sriwijaya
BAB 3
METODOLOGI PENELITIAN
Gambar 3.1 Foto Udara Lokasi Tambang Batubara PT Bukit Asam (Persero),
Tbk. Tanjung enim (Satuan Kerja Eksplorasi Rinci PT. BA, 2015)
Universitas Sriwijaya
3.3. Pengambilan Sampel pada Stockpile
1. Contoh yang harus diambil telah mewakili seluruh ukuran butiran yang ada.
2. Ukuran peralatan pengambilan contoh yang digunakan telah sesuai dengan
ukuran butiran yang terbesar. Lebar skop (w) = 2,5 kali diameter (d) rata-rata
ukuran butir yang terbesar.
3. Increment adalah pengambilan contoh batubara dengan satu kali
gerakan dan memakai alat pengambilan contoh, dengan jumlah minimal
pengambilan.
4. Berat minimum satu increment (m) yaitu:
m= 0,06 x “Nominal Upper Size”
Adapun langkah-langkah pengambilan sampel di stockpile yaitu sebagai
berikut :
a. Persiapan personil dan peralatan pengambilan contoh
b. Koordinasi dengan unit kerja pengelola :
1). Lokasi asal, jenis batubara, dan volume
2). Cek lokasi penumpukan batubara
3). Gambar / sketsa tumpukan batubara di stockpile
c. Tentukan tonase satu “consignment” , “Nominal Upper Size” dan berat satu
increment.
d. Berdasarkan kemampuan dan kondisi peralatan yang ada saat ini maka
pengambilan contoh yang paling representatif dengan tinggi tumpukan 2,5
meter.
e. Hitung jumlah min “increment” yang harus diambil dalam satu tumpukan.
f. Ukur panjang, lebar dan tinggi tumpukan.
g. Buat garis imaginer secara memanjang dan melebar pada
permukaan tumpukan.
h. Pastikan bahwa jumlah titik perpotongan garis-garis tersebut banyaknya 1/3
dari jumlah minimum increment.
i. Ambil “increment” dari setiap titik untuk sebanyak tiga
“increment” yaitu :
1). Pertama 1/6 tinggi tumpukan diukur dari permukaan
2). Kedua ½ tinggi tumpukan diukur dengan permukaan
3). Ketiga 5/6 tinggi tumpukan diukur dari permukaan
j. Gabungkan increment-increment yang diambil dari setiap titik secara
memanjang menjadi satu untuk membentuk satu contoh “gross contoh”.
k. Identifikasi setiap contoh dan pemberian label :
1). Nomor contoh / jenis batubara
2). Tanggal/lokasi pengambilan contoh
3). Asal batubara
4). Nama/petugas pengambilan contoh
5). Laporan hasil kerja kepada Ka. Group pada lembar data yang telah
disediakan.
Universitas Sriwijaya
Gambar 3.3. Kegiatan Preparasi Sampel pada PT Bukit Asam (Persero), Tbk
(Dokumen Penelitian, 2016)
Gambar 3.4. Kegiatan pengeringan sampel pada drying room PT Bukit Asam
(Persero), Tbk (Dokumen Penelitian, 2016)
(a) (b)
Gambar 3.5. (a) Penimbangan sampel pada Top pan Balance dan (b) memasukkan
sampel kedalam drying oven (Dokumen Penelitian, 2016)
Universitas Sriwijaya
tinggi kalori batubara tinggi. Hal ini dipengaruhi oleh mineral pengotor seperti
besi yang ketika ikut terbakar akan ikut melebur sehingga nilai kalorinya naik.
Gambar 3.7. Alat pengukur Total Sulfur meliputi Ash Furnace, Timbangan dan
Perangkat Komputer (Dokumen Penelitian, 2016)
Cara penggunaan alat ini adalah dengan mengatur suhu sesuai dengan
furnace temperature dan set point temperatureyaitu 1311,900C. Tunggu beberapa
menit, kemudian kadar sulfur akan muncul pada layar komputer yang telah diatur
secara otomatis.
6. Analisis Calorivic Value
Untuk uji kalori siapkan batubara yang telah ditimbang 1gr, yaitu batubara
yang telah direduksi dengan menggunakan crossbeat yaitu dengan ukuran 0,212
mm. Kemudian pasang benang pada alat pengukur bomb colorimeter. Fungsi
benang adalah sebagai penghantar listrik (pembakar). Setelah itu tunggu hingga
15 menit maka nilai kalori akan muncul dengan sendirinya pada print hasil
pengujian dengan satuan cal/gr.
(a) (b)
Gambar 3.8. a. Pemasangan benang pada komponen bomb calorimeter b. Bomb
Calorimeter (Dokumen Penelitian, 2016)
Universitas Sriwijaya
selanjutnya yang kemudian disajikan dalam bentuk tabel, grafik, atau perhitungan
penyelesaian.
Identifikasi Masalah
Perumusan Masalah
Pengamatan dan
Pengambilan Data
Data Primer Data Sekunder
-Tonase Batubara -Curah Hujan
-Kualitas Batubara hasil -Target Produksi
pencampuran - Kualitas batubara di
Pengolahan Data front
Target produksi batubara mine brand MT-46 pada Bulan April 2016
adalah sebesar 80.000 ton untuk. Rendahnya kualitas batubara dengan mine brand
MT-46 dan tidak adanya permintaan pasar untuk batubara ini, membuat batubara
dengan kualitas ini harus di blending dengan batubara lain untuk menghasilkan
kualitas yang lebih tinggi. Pencampuran batubara yang direncanakan oleh PT.
Bukit Asam (Persero), Tbk untuk batubara dengan mine brand MT-46 yang
berasal dari front penambangan Muara Tiga Besar tersebut adalah batubara
dengan mine brand AL-52, yang berasal dari front penambangan Tambang Air
Laya. Kualitas batubara yang diharapkan dari pencampuran atau blending
batubara ini adalah batubara dengan kualitas Bukitasam-50, dengan kalori 5100
Cal/gr.
Universitas Sriwijaya
batubara akan di dumping pada hopper 1 dan batubara dari front penambangan
Tambang Air Laya barat akan didumping pada hopper 2.
Gambar 4.1 Dump Hopper Muara Tiga BesarPT Bukit Asam (Persero),
Tbk
Batubara yang akan didumping pada dump hopper , sebelum dicampur atau
di blending, direduksi terlebih dahulu ukurannya dengan mengunakan alat
pemecah berupa feeder breaker. Penggunaan alat berupa feeder beaker ini
bertujuan untuk memecah dan mengecilkan ukuran batubara yang relatif masih
berukuran besar sehingga batubara yang menuju conveyor 1 dan 2 ukuran
butirnya relatif akan mengecil dari ukuran aslinya yang berasal dari front
penambangan. Batubara yang masuk ke conveyor 1 dan 2 juga akan ditimbang
melalui belt scale yang berada pada unit CHF Load In untuk mengetahui seberapa
besar tonase batubara yang masuk untuk kemudian dijadikan acuan pembayaran
kepada kontraktor.
Batubara yang telah mengalami pengecilan ukuran oleh feeder breaker
batubara kemudian akan melewati magnetic separator untuk kemudian
ditumpahkan pada chain conveyor dengan kecepatan yang konstan (2 m/s). Dalam
hal ini batubara akan mengalami pencampuran yaitu pada conveyor 3 yakni
melalui batubara yang ditumpahkan pada conveyor 1 dan conveyor 2.
Gambar 4.2 Feeder Breaker pada CHF Load In Muara Tiga Besar
Conveyor
Conveyor 1
3
Universitas Sriwijaya
Conveyor
2
Universitas Sriwijaya
23 April 2016 4216.02 8895.80 1:2.11
24 April 2016 2346.00 4527.78 1:1.93
25 April 2016 2046.52 3642.81 1:1.78
26 April 2016 3297.91 5969.22 1:1.81
27 April 2016 4119.24 7950.13 1:1.93
28 April 2016 4134.05 8144.08 1:1.97
29 April 2016 2371.10 5026.73 1:2.12
30 April 2016 1689.35 1639.35 1:2.21
Rata-rata 80556.113 154959.73 1:1.91
Tabel 4.4. Kualitas batubara MT-46 dan AL-52 berdasarkan data front
Minebrand PARAMETER
TM Ash Content Total Sulfur Caloric Value
MT-46
30.01 2.41 0.59 4678.25
AL-52 24.66 1.57 0.27 5356.67
Perbandingan PARAMETER
Simulasi
TM Ash Content Total Sulfur Caloric Value
(MT : AL)
1:1.0 27.34 1.99 0.43 5017
Universitas Sriwijaya
1:1.1 27.21 1.97 0.42 5034
Universitas Sriwijaya
Secara teoritis hasil perhitungan Nilai Kalori batubara hasil pencampuran
adalah 5124 Cal/gr namun berdasarkan kenyataan dilapangan Nilai Kalori yang
dihasilkan adalah 4953 Cal/gr atau terjadi penyimpangan sebesar 170.54 cal/gr.
Tanah
Universitas Sriwijaya
Pencampuran batubara yang dilakukan antara batubara dengan minebrand
MT-46 dan AL-52 pada dasarnya dilakukan pada CHF Load In atau Dump
hopper. Pada pencampuran ini batubara yang berasal dari front penambangan
Muara Tiga Besar dan Tambang Air Laya di dumping dengan menggunakan
dumptruck ke dump hopper 1 dan 2. Pada proses pencampuran ini seringkali
terjadi ketidaksesuaian penjadwalan antara batubara yang berasal dari front
penambangan dikarenakan perbedaan jarak yang cukup jauh.
Ketidaksesuaian penjadwalan antara kedua front yaitu Muara Tiga Besar
dan Tambang Air Laya dapat membuat laju pengumpanan pada hopper menjadi
tidak sesuai. Hal ini dapat menyebabkan batubara yang akan dicampur menjadi
tercampur tidak sempurna.
Universitas Sriwijaya
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari pembahasan pada bab sebelumnya dan pengamatan yang dilakukan di
lapangan maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Pencampuran batubara yang dilakukan PT Bukit Asam (Persero), Tbk pada
CHF Load In Muara Tiga Besar adalah menggunakan metode dua belt
conveyor, dimana batubara yang berasal dari front penambangan yang masuk
dicampur pada Chain Conveyor 3 (CC-03) . Setelah itu batubara akan dialirkan
pada Chain Conveyor 4 (CC-04), Chain Conveyor 5 (CC-05) dan Chain
Conveyor 6 (CC-06) untuk kemudian dicurahkan di livestockpile.
2. Berdasarkan pengamatan dilapangan proporsi aktual pencampuran batubara
dilapangan adalah 1: 1.91 yaitu dengan dengan persentase 34.37% batubara
minebrand MT-46 dan 65.63% batubara minebrand AL-52.
3. Kualitas Batubara yang dihasilkan dari pencampuran antara MT-46 dan AL-52
adalah batubara dengan Total Moisture 28.82%, Ash 3,22%, Total Sulfur
0.41% dan Nilai kalori 4953
4. Kualitas Batubara yang seharusnya dihasilkan adalah batubara dengan batubara
dengan Total Moisture 26.50%, Ash 1.86%, Total Sulfur 0.38 dan Nilai Kalori
5124.
5.1 Saran
1. Berdasarkan penyimpangan yang terjadi dilapangan maka perlu dilakukan
peningkatan terhadap proporsi pencampuran yang ada, monitoring proses
pencampuran pada CHF Load In, dan manajemen stockpile agar kualitas batubara
yang dihasilkan dari pencampuran dapat sesuai dengan kualitas batubara yang
diharapkan.
2. Berdasarkan kualitas batubara yang dihasilkan dari hasil pencampuran maka
perlu dilakukannya proses pencampuran kembali terhadap batubara yang
dihasilkan agar sesuai dengan kualitas yang diinginkan oleh konsumen.
DAFTAR PUSTAKA
Anwar U. dan Arif T., 2011. Model matematika untuk optimasi nilai kalori
batubara blending di PT. Batubara Bukit Kendi Tanjung Enim – Sumatera
Selatan. ISBN : 979-587-395-4
Ilham, M. S., Widodo, S., dan Rauf, J. H. 2013. Upaya Optimalisasi Proses
Blending untuk Meningkatkan Kualitas Batubara dan Memenuhi Kriteria
Permintaan Konsumen. Jurnal Geosains, 09 (01): 45 – 46.
Sunarijanto dkk. 2008. Batubara: Panduan Bisnis PT Bukit Asam (Persero), Tbk.
PT Bukit Asam (Persero), Tbk: Jakarta.
Wirdasari, Dian. 2009. Metode Simpleks dalam Program Linier. Jurnal Saintikom,
06 (01): 278 – 280.
Universitas Sriwijaya
Wulan. (2012). Peningkatan Kualitas Batubara Indonesia Peringkat Rendah
Melalui Penghilangan Moisture Dengan Pemanasan Gelombang Mikro.
Skripsi, Fakultas Teknik: Universitas Indonesia.
LAMPIRAN A
SPESIFIKASI MINE BRAND
Tabel b.1. Penggolongan kualitas mine brand PT Bukit Asam (Persero), Tbk.
(Keputusan Direksi PT Bukit Asam (Persero), Tbk No 093/KEP/Int-
0100/PB.02.03/2015)
PARAMETER KUALITAS
Mine CV
TM IM Ash VM TS
Brand (kkal/kg,
(%, ar) (% ,ar) (%, ar) (%, ar) (%, ar)
ar)
BB – 46 26,10 – 28,91 13,39 – 17,91 6,84 – 9,48 28,91 – 33,06 0,21 – 1,50 4600 – 4900
BB – 50 23,11 – 25,19 12,45 - 18,73 4,68 – 8,08 31,70 – 34,02 0,21 – 1,10 4901 – 5200
BB – 52 20,64 – 24,07 10,50 – 16,35 2,64 – 5,65 34,14 - 36,61 0,18 – 1,20 5201 – 5500
AL – 50 23,85 – 27,80 10,45 – 15,62 2,43 – 6,20 33,33 – 35,56 0,23 – 1,10 4910 – 5200
AL – 52 21,96 – 25,19 10,38 – 14,74 2,48 – 5,51 34,11 – 36,30 0,13 – 1,10 5201 – 5500
AL – 55 19,22 – 22,88 8,64 – 13,90 2,07 – 4,99 35,17 – 37,67 0,18 – 1,10 5501 – 5800
AL – 58 15,98 – 19,86 7,14 – 11,49 1,95 – 5,30 36,20 – 39,64 0,25 – 1,20 5801 - 6100
AL – 61 12,80 – 16,96 5,08 – 9,45 1,84 – 6,06 33,05 – 42,96 0,36 – 1,51 6001 – 6400
AL – 64 8,94 – 13, 97 3,00 – 7,11 1,72 – 8,05 33,80 – 42,13 0,29 – 1,51 6401 – 6700
Universitas Sriwijaya
PARAMETER KUALITAS
Mine CV
TM IM Ash VM TS
Brand (kkal/kg,
(%, ar) (% ,ar) (%, ar) (%, ar) (%, ar)
ar)
AL – 67 7,20 – 10,71 2,39 – 5,80 2,71 – 6,81 33,19 – 42,25 0,18 – 1,56 6701 – 7100
AL – 72 4,80 – 8,57 1,43 – 4,13 2,16 – 8,18 28,51 – 42,71 0,24 – 1,32 >7101
MT – 44 26,33 – 31,48 9,98 – 16,52 4,09 – 9,83 31,46 – 33,99 0,10 – 1,10 4400 – 4600
MT – 46 25,54 – 30,03 10,28 – 16,90 3,04 – 7,22 32,43 – 35,00 0,06 – 0,81 4601 – 4900
MT - 50 23,42 – 27,74 10,29 – 15,21 2,26 – 5,69 33,72 – 36,12 0,09 – 1,35 5201 – 5500
LAMPIRAN B
MARKET BRAND
Kualitas batubara yang merupakan produk pasar (market brand) PT. Bukit
Asam (Persero), Tbk., terdiri dari empat jenis produk, yaitu: Bukit Asam-45,
Bukit Asam-50, Bukit Asam-55, dan Bukit Asam-64 (Tabel b.2).
Tabel b.2. Klasifikasi batubara market brand PT Bukit Asam (Persero), Tbk.
(Keputusan Direksi PT Bukit Asam (Persero), Tbk No 093/KEP/Int-
0100/PB.02.03/2015).
PARAMETER KUALITAS
Market CV
TM IM Ash VM TS
Brand (kkal/kg,
(%, ar) (%, ar) (%, ar) (%, ar) (%, ar)
ar)
Bukit Asam- 26,00 – 10,00 – 4,00 – 31,00 –
0,25 – 1,20 4400 – 4600
45 35,00 17,00 10,00 37,00
Bukit Asam- 20,00 – 10,00 – 31,00 –
3,00 – 8,00 0,30 – 1,20 4900 – 5100
50 30,00 14,50 36,00
Bukit Asam- 17,00 – 33,00 –
9,00 – 14,00 3,00 – 8,00 0,45 – 1,20 5400 – 5600
55 26,00 42,00
Bukit Asam- 13,00 – 33,00 –
3,00 – 7,00 4,00 – 8,00 0,40 – 1,20 6300 – 6500
64 17,00 40,00
Dengan adanya spesifikasi mine brand dan market brand ini, maka dapat
mempermudah flexibilitas dalam pemasaran terhdap permintaan pasar domestik
maupun ekspor.
Universitas Sriwijaya
PT. Bukit Asam (Persero), Tbk No. Dok : BAMSF : PAB : 8.2.4:01:04
LABORATORIUM PENGUJIAN BATUBARA Revisi : 3
JL. Parigi No. 01 Tanjung Enim 31716 Halaman: 1 dari 1
No. Laporan : 1755 / Int-251210000E / PR.03.01 / III /2016 Tanggal : 18 Maret 2016 No. SP : 39 / 251-153 /SPCB/III/2016
: Asisten Manajer Geologi
Nama Pelanggan Tanggal : 15 Maret 2016
Alamat : TANJUNG ENIM
1 41.115.3.16 15-Mar-16 15-Mar-16 18-Mar-16 26.0 12.4 1.0 0.8 43.9 37.1 42.7 36.1 0.16 0.14 6391 5399 TAL MT4. / 35 C Channel
2 41.116.3.16 15-Mar-16 15-Mar-16 18-Mar-16 24.8 13.5 1.8 1.6 40.3 35.0 44.4 38.6 0.31 0.27 6.151 5347 C Channel
3 41.117.3.16 15-Mar-16 15-Mar-16 18-Mar-16 23.6 11.0 1.6 1.4 41.8 35.9 45.6 39.1 0.49 0.42 6224 5343 C Channel
4 41.118.3.16 15-Mar-16 15-Mar-16 18-Mar-16 25.3 12.5 2.4 2.0 43.2 36.9 41.9 35.8 0.28 0.24 6250 5336 C Rata rata bobot AL.52 HS
5 41.119.3.16 15-Mar-16 15-Mar-16 18-Mar-16 24.2 9.8 2.2 1.8 43.4 36.5 44.6 37.5 0.13 0.11 6368 5351 TAL MT4. / 36 C Channel
6 41.120.3.16 15-Mar-16 15-Mar-16 18-Mar-16 24.2 11.3 2.7 2.3 41.6 35.5 44.4 37.9 0.18 0.15 6270 5358 C Channel
7 41.121.3.16 15-Mar-16 15-Mar-16 18-Mar-16 25.9 11.4 2.2 1.8 44.0 36.8 42.4 35.5 0.31 0.26 6371 5328 C Channel
8 41.122.3.16 15-Mar-16 15-Mar-16 18-Mar-16 23.3 13.5 0.8 0.7 40.4 35.8 45.3 40.2 0.66 0.59 6.080 5391 C Rata rata bobot AL.52 HS
Catatan :
- Hasil Analisis Normal Test
- Parameter IM : Analisis Inherent Moisture , Acuan : (BS.1016 Part 104.1: 1999 / ASTM D.3173-03 /ISO 17426:2005 )
- Parameter ASH : Analisis Ash Content , Acuan : (BS.1016 Part 104.4: 1998 / A STM D.3174-04/ISO 17426:2005 )
- Parameter VM : Analisis Volatile Matter, Acuan : (BS.1016 Part 104.3: 1998 / ASTM D.3175-07/ISO 17426:2005)
LAMPIRAN D
LAMPIRAN C
- Parameter GCV : Analisa Nilai Kalori Gross , Acuan : ( BS.1016 section 105 : 1992 / ASTM D.5865-07a /I SO 1928 :1995 )
- Parameter TM : Analisis Total Moisture , Acuan : (BS.1016 part 1.1973 / ASTM D.3302-07/ISO 687-1974)
- Parameter TS : Analisis Total Sulfur , Acuan : ( BS.1016 section 106.4.2 : 1996 (HTM) /ASTM D.4239 - 08/I SO 351 : 1997 )
- Parameter FC : Analisis Fixed Carbon , Acuan : Perhitungan
- Laporan Pengujian ini dinyatakan telah divalidasi secara memadai oleh personel yang berwenang pada saat didistribusikan melalui trtansmisi e-Mail.
- User name personel pengirim sama dengan personel yang memvalidasi laporan ini.
- Laporan pengujian dan/atau sertifikat ini hanya melaporkan keadaan pada saat pengujian dilakukan dan diterbitkan dengan itikad baik tanpa prasangka.
- Laporan pengujian ini tidak boleh digandakan sebagian/sepotong-sepotong, kecuali penggandaan secara lengkap dengan persetujuan secara tertulis
oleh Laboratorium Pengujian PTBA Tanjung Enim.
- Ketidaksesuaian mengenai hasil analisis ini dapat menghubungi Laboratorium Pengujian pada kesempatan pertama.
*) Parameter yang sudah diakreditasi
**) Lokasi pengambilan contoh dan Subkontraktor yang berkompeten, dll.
(Supervisor Preparasi & Analisis Batubara Grup A-D/Deputi Manajer Teknis IV)
KUALITAS BATUBARA TAL BARAT
No. Laporan : 1604 / lnt-251210000E / PR.03.01 / III / 2016 Tanggal : 12 Maret 2016 No. SP : 35 / 231-153 / SPCB / III / 2016
Nama Pelanggan : Asisten Manajer Geologi TAL - MTB Tanggal : 8 Maret 2016
Alamat : Tanjung Enim
1 42. 053.01.2016 8-Mar-16 8-Mar-16 10-Mar-16 29.90 12.40 2.30 1.84 42.10 33.69 43.20 34.57 0.25 0.20 5911 4730 A1 Channel
2 42. 054.01.2016 8-Mar-16 8-Mar-16 10-Mar-16 29.50 13.60 2.10 1.70 42.60 34.80 41.70 34.10 0.53 0.43 5.889 4816 A1 Channel
3 42. 055.01.2016 8-Mar-16 8-Mar-16 10-Mar-16 30.50 13.40 1.40 1.12 42.90 34.43 42.30 33.95 0.53 0.43 5958 4782 A1 Channel
4 42. 056.01.2016 8-Mar-16 8-Mar-16 10-Mar-16 30.4 11.5 1.9 1.49 43.4 34.1 43.2 34.0 0.18 0.14 5991 4712 MTBS/14 A1 Rata-rata Bobot MT-46 LS
5 42. 057.01.2016 8-Mar-16 8-Mar-16 11-Mar-16 28.00 14.00 3.20 2.70 41.60 34.80 41.20 34.50 0.19 0.16 5.820 4873 A2 Channel
6 42. 058.01.2016 8-Mar-16 8-Mar-16 11-Mar-16 28.90 15.90 2.30 1.90 41.20 34.80 40.60 34.30 0.15 0.13 5.816 4917 A2 Channel
7 42. 059.01.2016 8-Mar-16 8-Mar-16 11-Mar-16 28.60 13.20 1.70 1.40 43.50 35.80 41.60 34.20 0.45 0.37 5.891 4846 A2 Channel
8 42. 060.01.2016 8-Mar-16 8-Mar-16 11-Mar-16 27.40 13.30 1.30 1.09 42.40 35.50 43.00 36.01 0.45 0.38 5863 4910 MTBS/15 A2 Rata-rata Bobot MT-46 LS
9 42. 061.01.2016 8-Mar-16 8-Mar-16 12-Mar-16 26.50 13.70 3.70 3.20 41.10 35.00 41.50 35.30 0.22 0.18 5939 5058 B Channel
10 42. 062.01.2016 8-Mar-16 8-Mar-16 12-Mar-16 26.70 13.60 3.60 3.10 40.60 34.40 42.20 35.80 0.22 0.18 5957 5054 B Channel
11 42. 063.01.2016 8-Mar-16 8-Mar-16 12-Mar-16 26.20 14.00 3.60 3.10 39.80 34.20 42.60 36.60 0.20 0.16 5975 5127 B Channel
12 42. 064.01.2016 8-Mar-16 8-Mar-16 12-Mar-16 26.50 13.80 3.60 3.10 40.50 34.50 42.10 35.90 0.21 0.17 5957 5079 MTBS/16 B Rata-rata Bobot MT-50 LS
Catatan :
- Hasil Analisis Normal Test
- Parameter IM : Analisis Inherent Moisture , Acuan : (BS.1016 Part 104.1:1999)
- Parameter ASH : Analisis Ash Content , Acuan : (BS/ISO 1171:2010)
- Parameter VM : Analisis Volatile Matter, Acuan : (BS/ISO 562:2010)
- Parameter GCV : Analisis Nilai Kalori Gross , Acuan : (BS/ISO 1928:2009)
- Parameter TM : Analisis Total Moisture , Acuan : (BS.1016 part 1.1973)
- Parameter TS : Analisis Total Sulfur , Acuan : ( BS/ ISO 19579:2006)
- Parameter FC : Analisis Fixed Carbon , Acuan : Perhitungan
LAMPIRAN E
- Laporan Pengujian ini dinyatakan telah divalidasi secara memadai oleh personel yang berwenang pada saat didistribusikan melalui trtansmisi e-Mail.
- User name personel pengirim sama dengan personel yang memvalidasi laporan ini.
- Laporan pengujian dan/atau sertifikat ini hanya melaporkan keadaan pada saat pengujian dilakukan dan diterbitkan dengan itikad baik tanpa prasangka.
- Laporan pengujian ini tidak boleh digandakan sebagian/sepotong-sepotong, kecuali penggandaan secara lengkap dengan persetujuan secara tertulis
oleh Laboratorium Pengujian PTBA Tanjung Enim.
- Ketidaksesuaian mengenai hasil analisis ini dapat menghubungi Laboratorium Pengujian pada kesempatan pertama.
*) Parameter yang sudah diakreditasi
**) Lokasi pengambilan contoh dan Subkontraktor yang berkompeten, dll.
Universitas Sriwijaya
LAPORAN ANALISA BATUBARA
STOCKPILE
1 STP II. 056.04.2016 1-Apr-16 2-Apr-16 3000.00 26.30 12.30 2.44 35.88 35.38 0.42 5009 F.5/AL
2 STP II. 057.04.2016 2-Apr-16 3-Apr-16 3000.00 28.30 9.20 1.70 32.50 37.50 0.36 4949 F.5/AL
3 STP II. 062.04.2016 3-Apr-16 4-Apr-16 3000.00 29.00 13.60 2.30 34.02 34.68 0.54 4916 F.5/AL
4 STP II. 056.04.2017 4-Apr-16 5-Apr-16 3000.00 27.60 11.30 3.02 34.20 35.18 0.33 5004 F.5/AL
5 STP II. 064.04.2016 5-Apr-16 6-Apr-16 3000.00 29.60 11.00 2.06 33.38 34.96 0.58 4944 F.5/AL
6 STP II. 064.04.2017 6-Apr-16 7-Apr-16 3000.00 28.30 14.50 4.19 33.46 34.05 0.30 4799 F.5/AL
7 STP II. 066.04.2016 7-Apr-16 8-Apr-16 3000.00 30.30 16.90 2.26 34.39 33.05 0.35 4979 F.5/AL
8 STP II. 067.04.2016 8-Apr-16 9-Apr-16 3000.00 29.80 11.00 4.02 31.31 34.86 0.32 4794 F.5/AL
9 STP II. 069.04.2017 9-Apr-16 10-Apr-16 3000.00 30.50 12.80 3.11 34.35 32.04 0.55 4918 F.5/AL
10 STP II. 072.04.2016 10-Apr-16 11-Apr-16 3000.00 27.60 8.30 4.82 32.92 34.66 0.43 5015 F.5/AL
11 STP II. 073.04.2016 11-Apr-16 12-Apr-16 3000.00 29.80 14.20 4.09 30.11 36.00 0.50 4916 F.5/AL
12 STP II. 074.04.2016 12-Apr-16 13-Apr-16 3000.00 27.60 11.30 3.02 34.20 35.18 0.33 5004 F.5/AL
13 STP II. 073.04.2017 13-Apr-16 14-Apr-16 3000.00 28.80 11.80 1.21 32.86 37.13 0.40 5024 F.5/AL
14 STP II. 074.04.2017 14-Apr-16 15-Apr-16 3000.00 29.70 14.60 3.50 33.60 34.20 0.33 5007 F.5/AL
15 STP II. 073.04.2018 15-Apr-16 16-Apr-16 3000.00 27.40 14.10 2.45 35.67 34.48 0.32 4938 F.5/AL
16 STP II. 080.04.2016 16-Apr-16 17-Apr-16 3000.00 27.40 11.00 3.51 33.85 35.24 0.43 5134 F.5/AL
17 STP II. 081.04.2016 17-Apr-16 18-Apr-16 3000.00 29.40 12.20 2.98 32.57 35.06 0.54 4781 F.5/AL
17 STP II. 082.04.2016 18-Apr-16 19-Apr-16 3000.00 30.80 16.10 2.97 32.74 33.49 0.36 4971 F.5/AL
18 STP II. 083.04.2016 19-Apr-16 20-Apr-16 3000.00 29.80 11.50 5.95 30.62 33.63 0.63 4933 F.5/AL
LAMPIRAN F
19 STP II. 084.04.2016 20-Apr-16 21-Apr-16 3000.00 29.00 13.80 4.78 33.11 33.11 0.40 4825 F.5/AL
20 STP II. 087.04.2017 21-Apr-16 22-Apr-16 3000.00 30.60 14.50 4.14 32.31 32.95 0.35 4778 F.5/AL
21 STP II. 088.04.2016 22-Apr-16 23-Apr-16 3000.00 28.10 12.80 2.10 35.60 34.10 0.28 5044 F.5/AL
22 STP II. 089.04.2016 23-Apr-16 24-Apr-16 3000.00 26.70 10.20 3.02 35.10 35.18 0.25 5010 F.5/AL
23 STP II. 090.04.2016 24-Apr-16 25-Apr-16 3000.00 27.90 12.80 2.56 36.22 33.32 0.51 5021 F.5/AL
24 STP II. 091.04.2017 25-Apr-16 26-Apr-16 3000.00 29.70 16.20 2.85 34.65 32.80 0.52 4934 F.5/AL
25 STP II. 090.04.2017 26-Apr-16 27-Apr-16 3000.00 30.50 12.80 3.11 34.35 32.04 0.55 4918 F.5/AL
26 STP II. 091.04.2018 27-Apr-16 28-Apr-16 3000.00 29.70 14.60 3.50 33.60 34.20 0.33 5007 F.5/AL
27 STP II. 090.04.2018 28-Apr-16 29-Apr-16 3000.00 29.80 13.40 3.73 32.75 33.72 0.47 4920 F.5/AL
28 STP II. 097.04.2021 29-Apr-16 30-Apr-16 3000.00 27.10 12.40 4.24 34.79 33.87 0.32 5034 F.5/AL
29 STP II. 098.04.2022 30-Apr-16 1-May-16 3000.00 27.60 10.40 2.83 32.73 36.85 0.18 5049 F.5/AL
RERATA 28.82 12.72 3.22 33.59 34.43 0.41 4953
Catatan:
Universitas Sriwijaya
500
400
300
TAL
200 MTB
100
0
April Mei Juni Juli Agustus
Gambar 3.2. Grafik curah hujan rata – rata Tambang Air Laya dan Muara Tiga
Besar PT Bukit Asam (Persero), Tbk (satuan kerja perencanaan
hidrologi PT Bukit Asam (Persero), Tbk., 2016)