Anda di halaman 1dari 9

ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM PROMOSI KESEHATAN DI PUSKESMAS

SONDER KABUPATEN MINAHASA


Wilis Pandapotan Ritonga*, Franckie.R.R Maramis*, Ardiansa A.T. Tucunan*

*FakultasKesehatanMasyarakatUniversitas Sam Ratulangi Manado

ABSTRAK
Promosi kesehatan berarti membangun kebijakan publik yang sehat, menciptakan lingkungan yang mendukung,
memperkuat aksi komunitas, mengembangkan keterampilan pribadi, dan mengorientasikan layanan kesehatan.
Promosi Kesehatan Puskesmas sonder tahun 2016 terdiri dari jumlah kegiatan penyuluhan kesehatan di 19
wilayah kerja, jumlah kunjungan rumah sebanyak 1079 rumah dan jumlah penyebaran informasi baik
kelampok maupun perorangan adalah sebanyak 15.163. Tujuan penelitian ini ialah untuk memperoleh
gambaran pelaksanaan program promosi kesehatan di Puskesmas Sonder. Jenis penelitian ini ialah penelitian
kualitatif dengan metode deskriptif, dilaksanakan pada bulan Januari-Februari 2018 bertempat di Puskesmas
Sonder Kabupaten Minahasa. Informan pada penelitian ini dipilih menggunakan purposive sampling yang
didasarkan pada kesesuaian (approppiateness) dan kecukupan (addequency). Prinsip kesesuaian yaitu
informan yang dipilih berdasarkan pengetahuan yang dimiliki yang berkaitan dengan topik penelitian.
Penelitian ini dilaksanakan di Puskesmas Sonder Kecamatan Sonder dan di Dinas Kesehatan Kabupaten
Minahasa, yang menjadi informan dalam penelitian ini adalah Kepala Seksi Promosi Kesehatan di Dinas
Kesehatan Kabupaten Minahasa, Kepala Puskesmas Sonder, Penanggung jawab Program Promosi Kesehatan
di Puskesmas Sonder, dan Lurah di Wilayah Kerja Puskesmas Sonder. Perencanaan program promosi
kesehatan telah dilaksanakan baik dari Dinas Kesehatan ke Puskesmas dan sebaliknya dari Puskesmas ke
Dinas Kesehatan. Rencana umum promosi kesehatan puskesmas disesuaikan dengan jadwal kunjungan
Puskesmas dan Posyandu. Sedangkan rencana operasional program promosi kesehatan dibuat karena
mempunyai dana yang berasal dari BOK (Bantuan Operasional Khusus) yang dibuat dalam bentuk POA (Plan
Of Action). Kesimpulan dalam penelitian ini bahwa Kerjasama lintas program dan lintas sektor telah
dilaksanakan oleh pihak Dinas Kesehatan Kabupaten Minahasa maupun Puskesmas Sonder.

Kata Kunci: Promosi Kesehatan Di Puskesmas

ABSTRACT
Health promotion means building a healthy public policy, creating a supportive environment, strengthening
community action, developing personal skills, and orienting health care. Health Promotion The 2016
Puskesmas consists of health counseling activities in 19 work areas, number of home visits as many as 1079
houses and the number of information dissemination either kelampok or individual is 15,163. The purpose of
this study is to obtain an overview of the implementation of health promotion program at PuskesmasSonder. The
type of this research is qualitative research with descriptive method, executed in January-February 2018
located at PuskesmasSonder of Minahasa Regency. Informants in this study were selected using purposive
sampling based on suitability (approppiatenesis) and adequacy (adequency). The principle of conformity is the
informant selected based on the knowledge possessed related to the research topic. This research was
conducted at Sonder Health Center of SonderSubdistrict and in Health Office of Minahasa District, which
became informant in this research is Head of Health Promotion Section in Minahasa District Health Office,
Head of PuskesmasSonder, Public Health Promotion Program at Sonder Health Center and Village Head in
Work Area PuskesmasSonder. Health promotion program planning has been implemented either from the
Health Office to the Puskesmas and vice versa from the Puskesmas to DinasKesehatan. The general health
promotion plan of puskesmas is adjusted to the schedule of visit of Puskesmas and Posyandu. While the
operational plan of health promotion program is made because it has fund from BOK (Special Operational
Assistance) made in the form of POA (Plan Of Action). The conclusion of this research is that cross-program
and cross-sectoral cooperation has been implemented by the Health Office of Minahasa District and
PuskesmasSonder.

Keywords: Promotion Program at Puskesmas.


PENDAHULUAN kemampuan individu tetapi juga tindakan
Menurut (WHO) Word Health diarahkan perubahan kondisi sosial,
Organisation, Promosi Kesehatan lingkungan, politik dan ekonomi untuk
adalah proses yang memungkinkan orang mengurangi dampaknya terhadap populasi dan
untuk meningkatkan kontrol atas faktor-faktor kesehatan individu (Prasko, 2015).
penentu kesehatan dan dengan demikian Berdasarkan PERMENKESRI NO
meningkatkan kesehatan mereka. Promosi 741/MENKES/PER/VII/2008 tentang standar
kesehatan berarti membangun kebijakan pelayanan minimal bidang Kesehatan
publik yang sehat, menciptakan lingkungan Kabupaten/Kota, cakupan promosi kesehatan
yang mendukung, memperkuat aksi adalah 80%.
komunitas, mengembangkan keterampilan Berdasarkan hasil penelitian dari
pribadi, dan mengorientasikan layanan Rejeki (2012), desa siaga telah dilaksanakan
kesehatan dengan berbagai kegiatan dengan Upaya
Program promosi kesehatan dan pencegahan Kesehatan Bersumbedaya Masyarakat
penyakit fokus pada menjaga orang sehat. (UKBM), namun belum semuanya berjalan
Promosi kesehatan melibatkan dan seperti yang diharapkan, puskesmas telah
memberdayakan individu dan masyarakat berupaya dalam mendampingi pengembangan
untuk terlibat dalam perilaku sehat, dan desa siaga, namun fasilitas yang dilakukan
membuat perubahan yang mengurangi risiko puskesmas belum mewujudkan community
pengembangan penyakit kronis dan morbiditas development, melainkan lebih kearah
lainnya Promosi Kesehatan mempunyai peran mobilisasi sosial.
yang sangat penting dalam proses Kemudian hasil penelitian Suwendro
Pemberdayaan Masyarakat, melalui (2010), Program Promosi Kesehatan belum
pembelajaran dari, oleh dan bersama berjalan dengan baik karena pemberdayaan
masyarakat sesuai dengan lingkungan sosial masyarakat belum optimal dilihat dari
budaya setempat, agar masyarakat dapat presentase PHBS yang belum mencapai target,
menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan. kerjasama lintas program dan lintas sektor
Promosi Kesehatan juga belum maksimal, upaya advokasi belum
Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk dilaksanakan dan Sumber Daya manusia yang
memperkuat keterampilan dan kemampuan sesuai standar promosi kesehatan belum ada.
individu untuk mengambil tindakan dan Keputusan Menteri Kesehatan
kapasitas kelompok atau masyarakat untuk No.128/Menkes/SK/II/2004 yang dikutip oleh
bertindak secara kolektif untuk melakukan Prasetyawati Promosi Kesehatan merupakan
kontrol atas faktor-faktor penentu kesehatan salah satu upaya kesehatan wajib Puskesmas
dan mencapai perubahan yang positif. Promosi selain Upaya Kesehatan Lingkungan, Upaya
kesehatan tidak hanya mencakup tindakan Kesehatan Ibu dan Anak serta KB, Upaya
diarahkan untuk memperkuat keterampilan dan Perbaikan Gizi Masyarakat, Upaya
Pencegahan, Pemberantasan Penyakit METODE PENELITIAN
Menular, dan Upaya pengobatan. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif
Puskesmas Sonder kecamatan Sonder yang dilakukan dengan metode deskriptif.
mempunyai 19 wilayah kerja yang terdiri dari Informan pada penelitian ini dipilih
Desa Leilem, Desa Leilem 2, Desa Leilem 3, menggunakan purposive sampling yang
Desa Kolongan Atas, Desa Kolongan Atas 1, didasarkan pada kesesuaian (approppiatenesis)
Desa Kolongan Atas 2, Desa Tonolet, Tonolet dan kecukupan (adequency). Prinsip
1, Desa Talikuran, Desa Talikuran 1, Desa kesesuaian yaitu informan yang dipilih
Kauneran, Desa Kauneran 1, Desa Sendangan, berdasarkan pengetahuan yang dimiliki yang
Desa Sendangan 1, Desa Tincep, Desa berkaitan dengan topik penelitian. Prinsip
Timbukar, Desa Rambunan, Desa Rambunan kecukupan yang dimaksud ialah jumlah
Amian dan Desa Sawangan. Jumlah penduduk informan tidak menjadi faktor penentu utama
di wilayah kerja Puskesmas Sonder 18.427 akan tetapi kelengkapan data yang di
jiwa . Adapun luas wilayah Kecamatan Sonder pentingkan. Berdasarkan prinsip tersebut yang
3
12,256 km yang umumnya terdiri atas dataran menjadi informan dalam penelitian ini adalah
rendah dengan transportasi kendaraan umum Kepala Seksi Promosi Kesehatan di Dinas
dapat di capai melalui jalan darat (Profil Kesehatan Minahasa, Kepala Puskesmas
Puskesmas Sonder, 2017). Sonder, Penanggung jawab program Promosi
Berdasarkan data yang di dapat dari Kesehatan di Puskesmas Sonder, Tokoh
Puskesmas Sonder pencapaian jumlah rumah Masyarakat/Lurah setempat.
tangga yang melakukan PHBS sebanyak 4514 Instrumen yang digunakan dalam
dari total rumah tangga yang dipantau penelitian ini adalah peneliti sendiri dibantu
(88,65%). Dapat dilihat juga jumlah kegiatan dengan instrument tambahan berupa pedoman
Promosi Kesehatan Puskesmas sonder tahun wawancara, alat perekam suara (voice
2016 terdiri dari jumlah kegiatan penyuluhan recorder), kamera,dan alat tulis- menulis.
kesehatan di 19 wilayah kerja, jumlah Dalam penelitian kualitatif, data yang telah
kunjungan rumah sebanyak 1079 rumah dan berhasil digali, dikumpulkan dan dicatat dalam
jumlah penyebaran informasi baik kelampok kegiatan penelitian harus diusahakan
maupun perorangan adalah sebanyak 15.163. kemantapan dan kebenarannya. Oleh karena
Selain itu cakupan desa siaga aktif yaitu semua itu peneliti harus memilih dan menentukan
wilayah kerja di puskesmas sonder dapat di cara-cara yang tepat untuk mengembangkan
simpulkan bahwa cakupan pelaksanaan validitas data yang diperolehnya. Cara
Promosi kesehatan belum mencapai standar pengumpulan data yang beragam tekniknya
yang di tentukan yaitu 80%(Profil Puskesmas harus sesuai dan tepat untuk menggali data
Sonder, 2017). yang benar-benar diperlukan bagi penelitian.
Pelaksanaan teknik pemeriksaan didasarkan
atas sejumlah kriteria tertentu. Dalam
penelitian ini, validitas dan reabilitas data yang HASIL DAN PEMBAHASAN
akan digunakan oleh peneliti adalah dengan Rencana Umum dan Rencana Operasional
menggunakan teknik sebagai berikut: Promosi Kesehatan di Puskesmas
Triangulasi Berdasrkan hasil wawancara tentang rencana
Triangulasi adalah teknik pemeriksaan umum berdasarkan pernyataan dari pemegang
keabsahan data yang memanfaatkan program promosi kesehatan di Dinkes
sesuatu yang lain. Di luar data itu untuk mengatakan di setiap puskesmas
keperluan pengecekan atau sebagai merencanakan atau melaksanakan suatu
pembanding terhadap data itu. Lebih program berdasarkan (Plan Of Action) POA
spesifik triangulasi yang digunakan dalam dan menurut wawancara dengan Kepala
penelitian ini adalah triangulasi sumber. Puskesmas dan Pemegang Program Promosi
Triangulasi sumber, yakni Kesehatan di Puskesmas Sonder, perencanaan
membandingkan dan mengecek balik program promosi kesehatan mengikuti jadwal
derajat kepercayaan suatu informasi yang kunjungan di puskesmas dan posyandu. Dan
diperoleh melalui waktu dan alat yang berdasarkan wawancara dengan Lurah,
berbeda dalam penelitian kualitatif. Hal petugas Puskesmas memberitahukan kepada
ini dapat dicapai salah satunya dengan lurah ketika melakukan kegiatan. Hasil
jalan atau cara membandingkan hasil wawancara mengenai perencanaan yang
wawancara narasumber atau informan mengacu pada kebijakan-kebijakan dinas
satu dengan narasumber atau informan kesehatan untuk promosi kesehatan menurut
penelitian yang lain (Moleong, 2013: pemegang program promosi kesehatan
330-331). kabupaten Minahasa menunjukan bahwa
Menggunakan bahan referensi bahan perencanaan yang dibuat untuk perencanaan
referensi di sini adalah adanya bahan program promosi kesehatan di atur oleh
pendukung untuk membuktikan data yang Permenkes (Peraturan Kementerian
telah kita temukan. Sebagai contoh, data Kesehatan), serta undang-undangnya.
hasil wawancara perlu didukung dengan
adanya rekaman wawancara, foto-foto Upaya Advokasi
untuk mendukung kredibilitas data. Selain Hasil wawancara mengenai advokasi yang
itu hasil penelitian diperkuat dengan dilakukan oleh puskesmas maupun Dinas
membandingkan hasil penelitian Kesehata dengan tujujan dibuatnya suatu
terdahulu. kebijakan yang berkaitan dengan Promosi
Kesehatan, harus dilakukan baik advokasi ke
bawah dalam hal ini baik Kepala Desa ataupun
advokasi ke atas atau instansi terkait seperti
Dinas Kesehatan.
Advokasi yang dilakukan dalam bentuk dana yang berasal dari BOK (bantuan
pemaparan program dan ketika membutuhkan operasional khusus) yang dibuat dalam bentuk
dana. Sebenarnya hal ini belum bisa dikatakan POA (plan of action). POA(Plan Of Action)
advokasi karena hanyasebatas menyampaikan atau Rencana Pelaksanaan Kegiatan (RPK)
keluhan-keluhan atau masalah-masalah yang Puskesmas Sonder terdiri dari Upaya
ditemukan dalam pelaksanaan program Kesehatan Prioritas, Upaya Kesehatan
promosi kesehatan. Tenaga Penyuluh Lainnya, dan Manajemen
Kesehatan Masyarakat (PKM) yang sesuai Puskesmas.Advokasi yang dilakukan oleh
dengan standar acuan di Puskesmas Sonder pihak puskesmas yaitu advokasi ke Dinas
saat ini belum ada. Hal ini sesuai dengan Kesehatan Kabupaten Minahasa dan ada juga
penuturan dari pemegang program promosi advokasi yang dilakukan kepada Desa
kesehatan di Puskesmas Sonder mengatakan setempat sebagai salah satu sasaran promosi
“penyuluhan kesehatan ada, tetapi yang kesehatan, seperti yang dikatakan misalnya ke
sesuai standar belum ada”. Kalau sebagai kelurahan ada rapat lintas sektor dan juga ke
jabatan fungsional sudah ada. Hal itu sesuai Dinkes”, dan hal ini juga diakui oleh Kepala
dengan penelusuran dokumen di Dinas Desa Leilem bahwa dari pihak puskesmas
Kesehatan Kabupaten Minahasa baru 2 tenaga melakukan advokasi ketika akan
Promosi Kesehatan. melaksanakan program promosi kesehatan.

Tenaga Penyuluh Kesehatan Masyarakat Pengembangan media dan sarana


(PKM) Puskesmas Berdasarkan hasil wawancara dengan Kepala
Dari hasil wawancara diatas menunjukan Puskesmas, media dan sarana yang ada di
bahwa ada tenaga penyuluh yang dilatih sesuai Puskesmas yaitu leaflet, brouser, wirreless,
standar tetapi ada yang dilatih sebagai Over Hend Projector (OHP), dan banner.
penyuluh biasa, berdasarkan wawancara Bardasarkan hasil penelusuran dokumen yang
dengan pemegang program promosi kesehatan ada di Dinas Kesehatan Kabupaten Minahasa,
di Dinas Kesehatan Minahasa tentang tenaga media elektronik yang ada di Puskesmas
promkes yang ada di dinkes terdapat 2 orang Sonder yaitu generator set, wireless,
yang ada di bidang promkes. Perencanaan megaphone, dan lcd mega layout, masing-
program promosi kesehatan telah dilaksanakan masing 1 buah. Menurut pemegang program,
baik dari Dinas Kesehatan ke Puskesmas dan media dan saran yang digunakan dalam
sebaliknya dari Puskesmas ke Dinas penyuluhan memang ada tetapi masih kurang,
Kesehatan. Rencana umum promosi kesehatan seperti kendaran tidak ada sehingga jika ingin
puskesma disesuaikan dengan jadwal mengadakan penyuluhan di luar gedung atau
kunjungan Puskesmas dan Posyandu. kunjungan rumah, biasanya menggunakan
Sedangkan rencana operasional program kendaraan umum atau berjalan kaki. Kondisi
promosi kesehatan dibuat karena mempunyai media dan sarana, ada yang masih bisa
digunakan namun ada juga yang sudah rusak. pelatihan, kunjungan keluarga, pengadaan
Hal ini berkaitan dengan penyediaan dana sarana dan prasarana, dan sebagainya.
untuk program promosi kesehatan seperti yang Pemegang program promosi kesehatan di
dikatakan oleh pemegang program promosi Puskesmas Sonder berlatar belakang perawat,
kesehatan. Media dan sarana yang ada, jadi beliau mempunyai rangkap jabatan yaitu
biasanya didapatkan dari Dinas Kesehatan, sebagai perawat dan penanggungjawab
Kementerian Kesehatan, dan dibuat sendiri. program Promosi Kesehatan, sehingga
Berdasarkan wawancara dengan pemegang program-program promosi kesehatan belum
program promosi kesehatan di Dinas berjalan dengan baik. Ketersediaan sarana dan
Kesehatan Minahasa, Kepala Puskesmas prasarana juga menjadi kendala dalam
sonder, dan pemegang program promosi melaksanakan program promosi kesehatan.
kesehatan di Puskesmas sonder, kendala dalam Seperti kendaraan yang digunakan untuk
penyelenggaraan program promosi kesehatan promosi kesehatan diluar gedung yang belum
adalah dana, sarana dan prasarana serta ada, sehingga menghambat berjalannya
sumber daya manusia khususnya tenaga program promosi kesehatan diluar gedung.
penyuluhan kesehatan masyarakat (PKM) Kendala-kendala dalam pelaksanaan program
yang sesuai dengan standar belum ada. promosi kesehatan mengakibatkan belum
Promosi kesehatan memperoleh dana dari optimalnya program promosi kesehatan di
Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) yang Puskesmas Sonder.
berasal dari APBD. Namun dana yang
disediakan belum mencukupi. Akibat dari Analisis SWOT
keterbatasan dana yang ada, mengakibatkan Analisis SWOT dapat diartikan sebagai suatu
program-program promosi kesehatan tidak kajian yang dilakukan terhadap suatu
berjalan dengan baik seperti pelatihan- organisasi sedemikian rupa sehingga diperoleh
pelatihan, kunjungan keluarga, pengadaan keterangan yang akurat tentang berbagai faktor
sarana dan prasarana, dan sebagainya. kekuatan, kelemahan, kesempatan serta
hambatan yang dimiliki atau yang dihadapi
Kendala-kendala pelaksanaan Promosi oleh suatu organisasi (Azwar, 2010). Berikut
Kesehatan adalah analisis SWOT yang ada di Puskesmas
Promosi kesehatan memperoleh dana dari Towuntu Timur :
Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) yang 1. Kekuatan (Strength)
berasal dari APBD. Namun dana yang a. Lokasi puskesmas mudah
disediakan belum mencukupi. Akibat dari dijangkau oleh masyarakat
keterbatasan dana yang ada, mengakibatkan b. Memiliki jumlah tenaga
program-program promosi kesehatan tidak kesehatan yang banyak
berjalan dengan baik seperti pelatihan- c. Memiliki struktur organisasi
dan program kerja puskesmas
2. Kelemahan (Weaknesses) dengan promosi kesehatan di
a. belum ada SDM yang sesuai puskesmas.
dengan kopentensi di bidang 2. Kerjasama lintas program dan
Promosi kesehatan lintas sektor telah dilaksanakan
b. Belum adanya POA program oleh pihak Dinas Kesehatan
Promosi kesehatan di Kabupaten Minahasa maupun
Puskesmas Sonder Puskesmas Sonder agar dapat
c. Tidak ada laporan kunjungan terlaksana suatu program promosi
rumah kesehatan.
d. Belum adanya dana untuk 3. Sumber daya manusia untuk
lebih memperbanyak media promosi kesehatan di puskesmas
cetak untuk dibagikan kepada sonder belum memiliki kompotensi
masyarakat tetapi suadah ada pelatihan
3. Kesempatan (Opportunity) pelatihan yang mengacu pada
a. Meningkatkan mutu pelaksana program promosi
pelayanan kesehatan bagi kesehatan.
masyarakat dengan 4. Ketersediaan sarana dan prasarana
memaksimalkan setiap yang cukup menunjang dalam
Program Puskesmas pelaksanaan program promosi
menerapkan strategi promosi kesehatan
kesehatan untuk pencegahan 5. Kendala-kendala dalam
berbagai penyakit dan pelaksanaan program promosi
meningkatkan derajat kesehatan yaitu merubah pola fikir
kesehatan masyarakat. masyarakat agar dapat hidup sehat
4. Hambatan (Treath) adalah salah satu dari peran
a. Meningkatkan kualitas kerja promosi kesehatan
dalam bidang kesehatan .
khusunya promosi kesehatan. SARAN
1. Lebih mengoptimalkan pelatihan-
KESIMPULAN pelatihan khusus untuk tenaga
Perencanaan Program Promosi Kesehatan di penyuluh kesehatan masyarakat
Puskesmas Sonder di buat dalam bentuk Plan khususnya bidang promosi
Of Action (POA) kesehatan
1. Pihak Puskesmas maupun Dinas 2. Meningkatkan kerjasama dengan
Kesehatan Telah melakukan upaya dinas atau instansi atau lintas
advokasi dengan tujuan dibuatnya sektor. Terkait tentang pengadaan
suatu kebijakan yang berhubungan sarana dan prasarana untuk
menunjang program promosi Azrul, 2010. Pengantar Administrasi
kesehatan. Kesehatan.Tanggerang : Binapura
3. Lebih di maksimalkan program Aksara
kunjungan keluarga sekaligus Budiyono, Jati, danMustofa, 2010. Posisi
sosialisasi kepada masyarakat Stakeholder Dan Strategi Advokasi
tentang pentingnyaPerilaku Hidup Kibbla Kabupaten/Kota Di Jawa
Bersih dan Sehat (PHBS) Tengah.Jurnal Manajement Pelayanan
4. Membuat Program Pelatihan- Kesehatan. Volume 13 Nomor 03
pelatihan atau lokakarya untuk para September 2010 Halaman 126.
tokoh agama dan tokoh masyarakat (online)
agar dapat terjalin kemitraan dan DepartementKesehatan RI, 2004. Keputusan
menciptakan suasana yang Menteri Kesehatan Nomor:
mendukung perilaku sehat. 128/Menkes/SK/II /2004Tentang
5. Melibatkan tokoh agama maupun Kebijakan Dasar Pusat Kesehatan
tokoh masyarakat dalam proses Masyarakat.Jakarta :Departemen
perencanaan program promosi Kesehatan RI
kesehatan Departement Kesehatan RI, 2007.Keputusan
6. Mengusulkan kepada dinas Menteri Kesehatan Nomor :
kesehatan untuk di teruskan kepada 585/Menkes/SK/V /2007 tentang
pemerintah kota Manado supaya Pedoman Pelaksanaan Promosi
dapat memberikan usulan Kesehatan di Puskesmas. Jakarta
peningkatan Anggaran Pendapatan :Departemen Kesehatan RI
Belanja Daerah (APBD) untuk Departement Kesehatan RI, 2008. Peraturan
kegiatan promosi kesehatan. Menteri Kesehatan
NO.741/MENKES/VII/2008 tentang
DAFTAR PUSTAKA Standar Pelayanan Bidang Kesehatan
Ainy,2012, Pelaksanaan Kebijakan Bantuan Kabupaten/Kota. Jakarta : Departemen
Operasional Kesehatan di Kabupaten Kesehatan RI
Oganlilir Sumatera Selatan, Jurnal Fitriani, 2011. Promosi Kesehatan. Yogyakarta
Kebujakan Kesehatan Indonesia : Graha ilmu
Volume 01, Nomor 1, Maret 2012, Hartono, 2010. Promosi Kesehatan di
Halaman 7 (online) Puskesmas dan Rumah Sakit. Jakarta:
Anonimus, 2017 Profi lPuskesmas Sonder. Rineka Cipta
Kecamatan Sonder Kambey, 2013. Pengaruh Pembinaan,
Anonimus, 2017 Profil Promosi Kesehatan Pelatihan dan Pengembangan,
Puskesmas Sonder.Kecamatan Sonder Pemberdayaan dan Partisipasi
terhadap Kinerja Karyawan. Jurnal
Studi Manajeme dan Organisasi. Praskso,2015. Defenisi Promosi
Volume 10 Kesehatn.Yogyakarta :Graha ilmu
Khozin, 2012. Evaluas iImplementasi Riskesdas,2013.Riset Kesehatan Dasar.
Kebijakan Standar Pelayanan Jakarta :Badan Penelitian dan
Minimal Bidang Kesehatan di Pengembangan Kesehatan Kementrian
Kabupaten Gunungkidul. Junal Studi Kesehatan RI
Pemerintahan Volume 1 Rejeki, Hasanbasri, danSanjaya, 2012. Peran
Lumbanraja (2013). Pengaruh Pelatihan dan Puskesmas dalam Pengembangan
Karakteristik Pekerjaan Terhadap Desa Siaga Di Kabupaten Bantul.
Prestasi Kerja Perawat di Badan Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia.
Pelayanan Kesehatan Rumah Sakit Volume 01
Umum Daerah Langsa. Jurnal Sugiono, 2013. Memahami Penelitan
Manajemen dan Kewirausaha Volume Kualitatif. Bandung CV. Alfabeta
12 Sungkar, Winita, danKurniawan, 2012.
Pengaruh Penyuluhan Terhadap
Maulana, 2009. PromosiKesehatan. Jakarta Tingkat Pengetahuan Masyarakat dan
:Penerbit BukuKedokteran EGC Kepadatan Aedes Aegypti di
Kecamatan Bayah, Provinsi Banten.
Mubarak, Chayatin, Rozikin, Supradi, 2007. JurnalMakaraKesehatan Volume 14
Promosi Kesehatan Sebuah Proses Suwendro, 2012. Gambaran Program Promosi
Belajar Mengajar dalam Pendidikan. Kesehatan Di Puskesmas Ranotana
Yogyakarta : Graha Ilmu Weru Kecamatan Wanea Kota
Notoatmojo, 2007. Promosi Kesehatan dan Manado. Skripsi. Manado .Fakultas
Ilmu Perilaku. Jakarta : Rineka Cipta. Kesehatan Masyarakat. Universitas
Prasetyawati,2012. Kesehatan Ibu dan Anak Sam Ratulangi Manado.
(KIA) Dalam Millenium Development Widjayanti, 2013. Model Pemberdayaan
Goals (MDGs). Yogyakarta : Masyarakat. Jurnal Ekonomi
Nuhamedika Pembangunan Volume 12 Nomor.

Anda mungkin juga menyukai