223 599 1 PB PDF
223 599 1 PB PDF
suardanamambal@yahoo.com
Abstract. Communication frame work has been done at Tabanan Hospital based on
konventional model without clearly topic. The problem appear is nurses didn’t known patient
problem completely. Effective communication based SBAR when handover time has been
applaid at Sanglah Hospital whenever fulfill JCI (Joint Commission Internasional) standard.
Effective communication verry important to ensure patient safety and quality services. The
aim of this research is to analysis the effect of SBAR communication with efectivity of
handover. Desain of this reserch is quasi eksperiment from 27`nurses at Griyatama word
Tabanan hospital with total sampling technic. Data was collected by observation process,
conten and time handover on July-September 2015. Statistic test by t test with α = 0.05.
Everage of time for handover in the morning shift after treatment is 5,73 minute and afternon
3,48 minute. The conclussion is the effect of SBAR communication model for effectivity of
handover with r =0,832 and t = 4,847 and p value 0,001 (< α = 0,05).
Keywords : effectivity, SBAR Communication, Handover
Abstrak. Kerangka komunikasi yang digunakan di RSUD Tabanan selama ini masih
berdasarkan pola komunikasi konvensional tanpa ada kejelasan materi yang
dikomunikasikan. Permasalahan yang muncul adalah perawat masih kurang mengetahui
permasalahan pasien secara menyeluruh. Komunikasi efektif berbasis SBAR, yang digunakan
pada saat perawat melakukan timbang terima (handover) merupakan suatu metode yang telah
diterapkan di RSUP Sanglah dalam rangka memenuhi standar pelayanan JCI (Joint
Commission Internasional). Komunikasi efektif sangat penting untuk menjamin keselamatan
pasien dan kualitas pelayanan. Tujuan penelitian ini untuk menganalisa pengaruh komunikasi
SBAR dengan efektifitas timbang terima (handover). Desain penelitian ini adalah quasi
eksperimen. Penelitian dilakukan pada 27` perawat di ruang rawat inap Griyatama RSUD
Tabanan dengan teknik total sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan mengobservasi
proses, isi dan waktu timbang terima. Penelitian dilakukan Juli-September 2015. Uji statistik
yang digunakan adalah t test dengan α = 0.05. Rata-rata jumlah waktu untuk timbang terima
pagi setelah perlakuan adalah 5,73 menit dan siang 3,48 menit. Ada pengaruh yang kuat
metode komunikasi efektif SBAR dengan efektifitas pelaksanaan timbang terima (handover)
dengan nilai r =0,832 serta nilai t = 4,847 dan p value 0,001 (< α = 0,05).
Kata Kunci: efektifitas, komunikasi SBAR, timbang terima
43
Jurnal Skala Husada (e-issn : 2580-3700) Volume 15 Nomor 1 April 2018 : 43 - 58
yang tercatat pada buku survey kepuasan pasien. Penelitian dilaksanakan bulan Juli
pelanggan, laporan monitoring dan sampai September 2015 Pada penelitian ini
evaluasi pelayanan dan laporan patient populasinya adalah semua perawat di
safety di rawat inap RSUD Tabanan ruang rawat inap Ruang Griyatama RSUD
periode Juli-Desember 2011 didapatkan Tabanan yang telah mendapatkan
data sebagai berikut: komunikasi antar pengarahan dan sudah menerapkan
petugas tidak nyambung, pelayanan komunikasi SBAR dalam upaya
keperawatan lambat dengan alasan masih meningkatkan efektifitas pelayanan.
operan dan medication error oleh karena Jumlah perawat pada Rawat Inap Ruang
kesalahan penerimaan pesan. Griyatama RSUD Tabanan adalah 30
Tujuan dari penelitian ini adalah orang perawat terdiri dari 4 (perawat
untuk menganalisis pengaruh metode primer (PP), 23 perawat associate (PA)
komunikasi efektif SBAR dengan dengan satu (1) orang kepala ruangan dan
efektifitas pelaksanaan timbang terima satu (2) orang wakil Kepala Ruangan.
(handover) pada pasien di Ruang Pengambilan sampel menggunakan teknik
Griyatama RSUD Tabanan. sampling Nonprobability Sampling yaitu
total sampling.
Metode Penelitian
Jenis data yang dipergunakan dalam
Desain dalam penelitian ini adalah
penelitian ini adalah data primer yaitu,
quasi eksperimen yang menggambarkan
data yang dikumpulkan langsung dari
dan menganalisis pengaruh metode
responden, seperti data tentang hasil
komunikasi efektif SBAR terhadap
penilaian metode komunikasi SBAR
efektifitas pelaksanaan timbang terima
dengan efektifitas pelaksanaan timbang
(handover) pada pasien rawat inap Ruang
terima (handover) pada pasien rawat inap
Griyatama RSUD Tabanan tahun 2015.
Ruang Griyatama RSUD Tabanan. Metode
Pendekatan yang digunakan dalam
pengumpulan data yang menggunakan
penelitian ini adalah cross-sectional
observasi terstruktur dan pengukuran.
Penelitian dilaksanakan di Rawat
Observasi dilakukan sebanyak dua kali
Inap Ruang Griyatama RSUD Tabanan
kepada semua responden oleh peneliti dan
dengan alasan karena pihak rumah sakit
tim. Pengamatan pertama dilakukan pada
akan menerapkan kebijakan Standar
saat awal sebelum dilakukan komunikasi
Prosedur Operasional (SPO) Metode
efektif SBAR. Selanjutnya dilakukan
Komunikasi SBAR dalam efektifitas
pembekalan dan pendampingan timbang
pelayanan untuk melaporkan keadaan
46
IK Suardana, IGAA Rasdini, NN Hartati (Pengaruh Metode Komunikasi …)
terima dengan metode SBAR selama dua berdistribusi normal (hasil uji Kolmogorov
minggu. Observasi kedua dilakukan Smirnov adalah 0,109 dan 0,333 > α =
sebulan setelah dilaksanakan timbang 0,05) maka untuk menguji pengaruh dari
terima dengan metode SBAR. Setiap komunikasi SBAR dilakukan uji t dengan
responden berperan sebagai pemberi tingkat kemaknaan 95% .
pesan/informasi dengan tehnik komunikasi
Hasil dan Pembahasan
SBAR dalam melaksanakan timbang
Pada penelitian ini yang menjadi
terima (handover) dan berperan sebagai
sampel adalah perawat yang bekerja di
penerima pesan dalam melaksanakan
Ruang Griyatama RSUD Tabanan. Jumlah
asuhan keperawatan sesuai pedoman
sampel yang di peroleh sebanyak 27
observasi yang sudah disiapkan. Setiap
responden. Adapun karakteristik respon-
responden diamati pada operan jaga pagi
den sebagai berikut :
dan siang.
Teknik analisa data yang digunakan Karakteristik responden berdasarkan
adalah univariat untuk menggambarkan status kepegawaian
karakteristik responden dan tendensi Adapun karakteristik Responden
sentral dari proses serta hasil timbang berdasarkan status kepegawaian seperti
terima. Dari proses analisis diperoleh data pada tabel berikut :
Tabel 1
Karakteristik Responden Berdasarkan Status Kepegawaian
di Ruang Griyatama RSUD Tabanan Tahun 2015
No Status Kepegawaian F %
1 PNS 10 37
2 Kontrak 17 63
Jumlah 27 100
47
Jurnal Skala Husada (e-issn : 2580-3700) Volume 15 Nomor 1 April 2018 : 43 - 58
Tabel 2
Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan
di Ruang Griyatama RSUD Tabanan Tahun 2015
No Pendidikan F %
1 Diploma III Keperawatan 25 92,6
2 S1 Keperawatan 2 7,4
Jumlah 27 100
No Jabatan F %
1 Perawat Primer 5 18,5
2 Perawat Asosiate 22 81,5
Jumlah 27 100
Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa sebagian besar responden sebagai perawat asosiate
yaitu sebanyak 22 orang (81,5%).
Tabel 4
Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
di Ruang Griyatama RSUD Tabanan Tahun 2015
No Kelompok Umur F %
1 20 – 30 th 11 40,7
2 31 – 40 th 15 55,6
3 > 40 th 1 3,7
Jumlah 27 100
Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa dari 27 responden sebagian besar responden berusia
31 – 40 tahun yaitu sebanyak 15 orang (55,6%)
48
IK Suardana, IGAA Rasdini, NN Hartati (Pengaruh Metode Komunikasi …)
Tabel 5
Karakteristik Responden Berdasarkan Masa Kerja
di Ruang Griyatama RSUD Tabanan Tahun 2015
No Masa Kerja F %
1 1 – 5 th 10 37
2 6 – 10 th 17 63
Jumlah 27 100
Tabel 6
Distribusi Hasil Observasi Pelaksanaan Komunikasi Sebelum Perlakuan
pada Timbang Terima Pagi
49
Jurnal Skala Husada (e-issn : 2580-3700) Volume 15 Nomor 1 April 2018 : 43 - 58
Berdasarkan hasil observasi pagi sebelum terakhir pasien” (25,9 %). Variabel yang
diberikan perlakuan menunjukkan bahwa nilai observasinya terbanyak Kurang
nilai observasinya terbanyak dengan Sesuai adalah variabel “mengklarifikasi
kriteria Sangat Sesuai adalah variabel kondisi pasien saat ini” dengan jumlah 27
“menyampaikan permasalahan dan kondisi orang (100 %).
Tabel 7
Distribusi Hasil Observasi Pelaksanaan Komunikasi Sebelum Perlakuan
pada Timbang Terima Siang
Berdasarkan tabel di atas terlihat pasien” (18,5 %). Variabel yang nilai
pada saat timbang terima siang sebelum observasinya terbanyak Kurang Sesuai
diberikan perlakuan menunjukkan bahwa adalah variabel “mengklarifikasi kondisi
nilai observasinya terbanyak dengan pasien saat ini” dengan jumlah 11 orang
kriteria Sangat Sesuai adalah variabel (40,7 %).
“melaporkan riwayat permasalahan
50
IK Suardana, IGAA Rasdini, NN Hartati (Pengaruh Metode Komunikasi …)
Tabel 8
Distribusi Hasil Observasi Pelaksanaan Komunikasi
Setelah Perlakuan pada Timbang Terima Pagi
51
Jurnal Skala Husada (e-issn : 2580-3700) Volume 15 Nomor 1 April 2018 : 43 - 58
Tabel 9
Distribusi Hasil Observasi Pelaksanaan Komunikasi Sebelum Perlakuan
pada Timbang Terima Pagi
Berdasarkan hasil observasi yang pasien saat ini” dengan jumlah 8 orang
telah dilaksanakan kepada 27 orang (29,6%).
responden yang diobservasi pada saat
timbang terima siang setelah diberikan Waktu Pelaksanaan Timbang Terima
perlakuan menunjukkan bahwa nilai Sesuai dengan tujuan umum
observasinya terbanyak dengan kriteria penelitian yaitu mengetahui efektifitas
Sangat Sesuai adalah variabel komunikasi efektif SBAR pada saat
“melaporkan riwayat permasalahan timbang terima dapat disajikan nilai
pasien” (63%). Variabel yang nilai tendensi sentralnya seperti pada tabel
observasinya terbanyak Kurang Sesuai berikut:
adalah variabel “mengklarifikasi kondisi
52
IK Suardana, IGAA Rasdini, NN Hartati (Pengaruh Metode Komunikasi …)
Tendensi sentral Waktu timbang terima Pre Waktu timbang terima Post
Pagi siang Rata-rata Pagi Siang Rata-rata
Mean 5,74 4,93 5,33 5,74 3,48 4,61
Median 5,42 4,75 4,92 5,42 3,33 4,15
Modus 4,09 5,00 4,32 4,09 2,73 4,32
SD 1,95 1,14 1,38 1,95 1,19 1,29
Skewness 0,956 1,297 1.574 0,956 0,657 0,832
Minimum 2,27 4,25 3,64 .956 .657 2,73
Maksimum 10,83 7,83 9,33 .448 .448 7,33
Range 8,56 4.25 5,70 8.56 4.47 4,61
Dari data pada tabel di atas selanjutnya dianalisis untuk menjawab tujuan penelitian.
Hasil analisis sebagai berikut:
Variabel N Mean SD R t p
Lama Timbang Terima 27 5,33 1,37
Sebelum perlakuan 0,832 4,847 0,001
Lama Timbang Terima 27 4,60 1,37
Setelah perlakuan
53
Jurnal Skala Husada (e-issn : 2580-3700) Volume 15 Nomor 1 April 2018 : 43 - 58
tidak sesuai, kegiatan perawat menyim- maupun masa kerja yang pendek. Hasil
pulkan tentang kondisi pasien saat ini penelitian ini sependapat dengan model
sebanyak tujuh (7) orang (17,5%) tidak proses komunikasi yang digambarkan oleh
sesuai dan kegiatan perawat menyampai- Schermerhorn, Hunt dan Orborn dalam
kan usul/solusi tindakan selanjutnya untuk Konsil Kedokteran Indonesia (2006) yaitu
mengatasi permasalahan yang terjadi komunikasi akan berjalan efektif atau
sebanyak delapan (8) orang (20,0%) tidak dapat saja terjadi kesenjangan antara
sesuai. Metode komunikasi SBAR mulai maksud pengirim pesan dengan yang
diperkenalkan dan disosialisasi di RSUD dimengerti oleh penerima pesan karena
Tabanan Denpasar sejak bulan Agustus beberapa hambatan seperti pengetahuan,
2011, teknik ini masih relatif baru pengalaman, perbedaan sudut pandang,
sehingga dalam pelaksanaannya masih budaya, bahasa dan lainnya sehingga usia
banyak ditemui kekurangan. Untuk yang relative lebih muda dan dengan
meningkatkan kemampuan dalam hal pengalaman yang masih terbatas akan
komunikasi, materi ataupun teori saja berefek terhadap kemampuan komunikasi
kurang efektif sehingga diperlukan seseorang.
simulasi dan role play dalam pembela- Menurut Wijaya (2010) hambatan
jaran. Studi eksperimen yang dilakukan dalam komunikasi dapat dipengaruhi oleh
Kesten (2011) pada mahasiswa beberapa faktor seperti fisik (ruang fisik,
keperawatan di Georgetown University lingkungan), faktor biologis yaitu
School Of Nursing and Health Studies, ketidaksempurnaan anggota tubuh dalam
Washington, DC menunjukkan perbedaan membantu proses komunikasi baik verbal
yang signifikan antara kemampuan maupun nonverbal, faktor intelektual yaitu
komunikasi SBAR yang hanya dengan tingkat pendidikan maupun pengetahuan
pemberian teori dibandingkan dengan yang dimiliki, faktor psikis (kejiwaan,
pemberian teori ditambah role play. emosional dan rasa saling percaya), dan
Pemberian teori ditambah role play faktor nilai budaya dan bahasa. Perawat
menujukkan hasil yang lebih baik. yang memiliki pengetahuan atau
Data hasil observasi menunjukkan pendidikan yang tinggi akan memiliki
perawat dengan pendidikan yang lebih kemampuan intelektual yang lebih baik
tinggi (sarjana/S1) maupun masa kerja dan kemampuan mereka dalam
yang lebih lama memiliki kemampuan menganalisa suatu masalah lebih kritis dan
komunikasi yang lebih baik dibandingkan lebih tajam. Begitu pula pengalaman
dengan pendidikan diploma (D III) dalam bekerja adalah nilai lebih yang
54
IK Suardana, IGAA Rasdini, NN Hartati (Pengaruh Metode Komunikasi …)
Hasil penelitian ini tidak jauh berbeda timbang terima pagi sebelum perlakuan
dengan penelitian yang dilakukan adalah 5,73 menit dan siang 4,93 menit.
sebelumnya oleh The Joint Commmission Efektifitas timbang terima pagi
Organizations tentang sentinel events setelah penerapan metode komunikasi
didapatkan data bahwa kejadian total efektif SBAR di Ruang Griyatama RSUD
sentinel events terjadi oleh karena masalah Tabanan sebagain besar sangat sesuai
komunikasi sebesar 70%.12 Penelitin yang dengan persentase 11,1% sampai 70,4%.
dilakukan oleh Haig et al (2006) dalam Sedangkan pada timbang terima siang
10
Kesten juga menunjukkan bahwa sebagian besar sesuai dengan persentase
komunikasi SBAR menjamin komunikasi 37% sampai 81,5%. Rata-rata jumlah
diantara para pemberi pelayanan kesehatan waktu untuk timbang terima pagi setelah
efektif dan menurunkan angka kejadian perlakuan adalah 5,73 menit dan siang
sentinel events dari 89,9 per 1000 pasien 3,48 menit.
perhari menjadi 39,96 per 1000 pasien Ada pengaruh yang kuat metode
perhari pertahun. komunikasi efektif SBAR dengan
Dari hasil penelitian ini menunjuk- efektifitas pelaksanaan timbang terima
kan bahwa metode komunikasi efektif (handover) dengan nilai r =0,832 serta
SBAR yang diterapkan oleh manajemen nilai t = 4,847 dan p value 0,001 (< α =
RSUD Tabanan sangat efektif di dalam 0,05).
pelayanan keperawatan khususnya dan Kepada perawat di Ruang Griya
pelayananan kesehatan secara umum tama diharapkan lebih sering melakukan
karena memberi efek terhadap citra rumah klarifikasi dengan menunjukkan kondisi
sakit dan kualitas pelayanan secara umum. pasien sehingga tidak terjadi kesalahan
dalam melakukan intervensi. Pengucapan
Simpulan dan Saran salam juga hal yang sangat penting
Efektifitas timbang terima pagi dijadikan kebiasaan dalam memulai
sebelum penerapan metode komunikasi interaksi dengan pasien. Kepada pihak
efektif SBAR di Ruang Griyatama RSUD manajemen keperawatan dan bidang Diklit
Tabanan sebagain besar sesuai dengan RSUD Tabanan diharapkan melakukan
persentase 40,7 sampai 100%. Sedangkan inservise training tentang SBAR agar
pada timbang terima siang sebagian besar tujuan mencapai patient safety bisa
sesuai dengan persentase 59,3 sampai tercapai
100%. Rata-rata jumlah waktu untuk
57
Jurnal Skala Husada (e-issn : 2580-3700) Volume 15 Nomor 1 April 2018 : 43 - 58