HIRSUTISM
Pembimbing :
Dr. Hj. Hervina, Sp. KK
Disusun Oleh :
Ikhsan Primatra
102118083
Saya amat berharap tugas refarat ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan seta pengetahuan kita mengenai hirsutism. Saya sangat menyadari
sepenuhnya bahwa didalam refarat ini terdapat banyak kekurangan dan jauh dari
kesempurnaan. Oleh sebab itu, kritik dan saran sangat saya butuhkan untuk
kedepannya, agar refarat selanjutnya menjadi lebih baik.
Semoga refarat yang sederhana ini mudah dipahami dan dimengerti oleh
siapapun yang membacanya. Saya mohon maaf apabila terdapat kesalahan dan
kata-kata yang kurang berkenan. Saya ucapkan terimakasih.
Penulis,
Penulis
DAFTAR ISI
2
Daftar Isi.......................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
1. Defenisi .................................................................................................6
2. Etiologi .................................................................................................7
3. Epidemiologi ........................................................................................8
4. Diagnosis ..............................................................................................9
5. Diagnosis Banding ..............................................................................10
6. Penatalaksanaan ..................................................................................11
7. Edukasi ...............................................................................................13
8. Prognosis .............................................................................................14
Kesimpulan .....................................................................................................15
BAB I
PENDAHULUAN
3
A. Latar Belakang
Hirsutisme berasal dari bahasa latin hirsutus yang mempunyai arti berbulu
berlebihan pada wanita di tempat yang seharusnya tidak ada atau minimal
jumlahnya yang biasanya tumbuh pada laki-laki dewasa. Pertumbuhan rambut ini
Ada istilah lain untuk pertumbuhan rambut yang tidak normal yaitu
rambut yang dipengaruhi hormon androgen, biasanya tumbuh pada wajah, dada,
pada bidang kosmetik dan psikologi. Hirsutisme adalah suatu gejala dari penyakit
atau mungkin juga suatu tanda dari kelainan medis yang serius, terutama jika hal
sehingga dapat menegakkan diagnosis dan mencari faktor yang menjadi penyebab.
Selain itu juga perlu dilakukan evaluasi dengan pemeriksaan kadar serum
4
Adanya algoritma mengenai evaluasi dan cara penegakan diagnosis
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
5
1. Defenisi
rambut yang berlebihan pada wanita di tempat yang seharusnya tidak ada
Pertumbuhan rambut ini biasanya pada area yang dipengaruhi oleh hormon
androgen.
khusus pada bidang kosmetik dan psikologi. Hirsutisme adalah suatu gejala
dari penyakit atau mungkin juga suatu tanda dari kelainan medis yang
serius, terutama jika hal ini berkembang dengan cepat setelah masa
pubertas.
2. Etiologi
6
Kelebihan produksi androgen merupakan faktor yang paling
androgen
7
Bila androgen sampai ke target sel, akan berinteraksi dengan
terjadinya hirsutisme.
3. Epidemiologi
dapat terjadi pada pria, hal ini lebih sulit untuk dikenali karena variabilitas
bentuk hirsutisme non neoplastik terjadi saat pubertas. Ini termasuk PCOS
hirsutisme idiopatik.
8
Hirsutisme berkembang setelah terjadi peningkatan berat badan dan
Hirsutisme memburuk secara cepat terutama pada wanita yang lebih tua.
4. Diagnosis
penyakit dan pemeriksaan fisik secara teliti yang berguna untuk evaluasi
diagnostik. Riwayat keluarga sangat penting oleh karena 50% dari wanita
95% dari para penderita ini mengidap PCOS atau hirsutisme idiopatik.
9
menyingkirkan sebagian besar kelainan yang menjadi penyebab, dan
dari Sindroma Cushing’s atau virilisasi harus diwaspadai dan dipastikan ada
dari 200 ng per dL (6,94 nmol per L) dan/atau kadar DHEAS lebih dari 700
ng per dL (24,3 nmol per L), maka terdapat indikasi yang kuat adanya tumor
5. Diagnosis Banding
1. Hipertrikosis
Gambar 1. Hipertrikosis
10
2. Congenital Adrenal Hyperplasia
salah. Tidak ada obat, tetapi CAH dapat dikelola dengan pengobatan
hormonal.
6. Penatalaksanaan
a. Non Farmakologi
metode laser yang paling murah dan cukup terpercaya dibandingkan dengan
metode laser yang lain dalam menghilangkan rambut. Pada penggunaan satu
11
penundaan pertumbuhan rambut selama 2–6 bulan, dan beberapa
kali.
b. Farmakologi
lambat, kadang terjadi lebih dari beberapa bulan. Apabila terapi secara
medis tidak memberikan hasil yang baik pada penderita, dapat dilakukan
Antiandrogen Spironolactone
pertumbuhan rambut
12
dihentikan, maka rambut akan tumbuh kembali dalam 8 minggu seperti pada
flutamide. Di sisi lain, tidak ada antiandrogen yang disetujui oleh U.S. Food
7. Edukasi
pasien
13
2. Memastikan kepada pasien bahwa pasien tidak akan kehilangan
kewanitaannya
sensasi terbakar).
8. Prognosis
atau ganas.
14
BAB III
KESIMPULAN
wanita di tempat yang seharusnya tidak ada atau minimal jumlahnya yang
kadar serum testosteron lebih dari 200 ng per dL (6,94 nmol per L) dan/atau
kadar DHEAS lebih dari 700 ng per dL (24,3 nmol per L), maka terdapat
15
DAFTAR PUSTAKA
16
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kelinan dan penyakit genetik adalah penyimpangan dari sifat atau sifat rata-
rata manusia, serta merupakan penyakit yang muncul karena tidak berfungsinya
faktor-faktor genetik yang mengatur struktur dan fungsi fisiologi tubuh manusia.
pertumbuhan rambut yang berlebihan, baik di seluruh bagian tubuh maupun di area
tubuh tertentu. Kelainan ini juga dikenal sebagai Werewolf Syndrome, karena
ini tidak berkaitan dengan hormon androgen sehingga penyakit ini dapat terjadi
dikemudian hari. Kasus hypertrichosis pertama yang dicatat oleh sejarah adalah
pada akhir abad ke-15 dan diderita oleh seorang pria yang bernama Petrus
Gonsalvus asal Canary Islands. Bukan hanya menimpa diri Petrus seorang,
gangguan tersebut juga diderita oleh keluarganya, yakni dua orang putri, seorang
putra, dan seorang cucu. Selama 300 tahun setelahnya, ditemukan sekitar 50 kasus
17
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
hormon androgen pada wajah, dada, dan daerah kemaluan pada wanita.
B. Klasifikasi
anak saat lahir. Sebagian besar tubuh ditutupi dengan rambut lanugo
(rambut halus), lembut, dan tidak berpigmen yang meliputi janin dan yang
1. Hipertrikosis Lanuginose
2. Hipertrikosis Umum
18
3. Hipertrikosis Terminal
4. Hipertrikosis Terbatas
5. Nevoid Hipertrikosis
1. Hipertrikosis Lanuginosa
2. Hipertrikosis Umum
bibir atas, dan dagu. Hal ini juga akan mempengaruhi daerah
19
C. Epidemiologi
tidak diketahui. Namun, insiden yang dilaporkan berkisar dari 1 dalam satu miliar
predileksi geografis. Tidak ada predileksi rasial dan jenis kelamin yang diketahui.
D. Patofisiologi
terminal, atau lanugo. Hipertrikosis dapat menyertai sindrom genetik tertentu, atau
dapat diinduksi secara sekunder oleh obat eksogen, terutama fenitoin, minoxidil,
20
E. Diagnosis
Telapak tangan, telapak kaki, selaput lendir, labia minora, preputium, dan
ditutupi oleh rambut halus, pirang atau non-pigmentasi saat lahir. Rambut-
rambut ini bisa mencapai hingga 10 sentimeter dan sering menyatu dengan
rambut terminal yang lebih gelap dari kulit kepala dan atau alis mata.
(CHL) didasarkan pada temuan klinis dan histologis, dan tidak diperlukan
pemeriksaan laboratorium.
21
Pada pemeriksaan histologi rambut lanugo cenderung tidak
F. Penatalaksanaan
1. Non – farmakologi
2. Farmakologi
G. Prognosis
peningkatan angka kematian. Tidak ada riwayat morbiditas medis atau fisik
22
Gejala sisa psikologis dapat terjadi karena adanya pertumbuhan rambut
23
BAB III
KESIMPULAN
lembut, dan tidak berpigmen yang meliputi janin dan yang biasanya ada
tertentu, atau dapat diinduksi secara sekunder oleh obat eksogen, terutama
24
Untuk penatalaksanaan farmakologi dapat diberikan eflornithine
hydrochloride) Cream, 13,9% untuk daerah yang terkena dari wajah dan
daerah yang berdekatan yang terlibat di bawah dagu dan gosok secara
Gunakan dua kali sehari setidaknya 8 jam terpisah atau seperti yang
25
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
enzim 21 hidroksilase yang disebabkan karena mutasi pada gen CYP21B. Insidens
dari penyakit ini 1 : 10.000 sampai 1 : 20.000 kelahiran. Manifestasi klinis dari
penyakit ini pada wanita adalah ambiguinitas genetalia dan pseudohermafrodit pada
wanita.(1,2)
Penyakit ini ditandai oleh defisiensi enzim yang terlibat dalam jalur steroidogenesis
pada kelenjar adrenal. Penyakit ini dapat terjadi pada wanita dan laki-laki dan
Kasus ini merupakan kasus yang jarang sehingga diangkat sebagai laporan
kasus dengan tujuan untuk lebih memahami tentang kelainan ini. Berikut
26
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Defenisi
kelenjar adrenal. Kondisi ini sering didiagnosis saat lahir. Ini berarti anak baik
mereka dalam jumlah yang salah. Tidak ada obat, tetapi CAH dapat dikelola
langka, tetapi dipahami dengan baik dan pengobatan sudah tersedia. CAH juga
kelainan bawaan (hadir sejak lahir) yang melibatkan hormon dari kelenjar adrenal.
Kata 'hiperplasia' berarti 'ditumbuhi'. Seorang anak dengan CAH lahir dengan
Kelenjar adrenal terdiri dari dua bagian utama, yaitu adrenal medulla dan
adrenal cortex. Adrenal medulla adalah lapisan luar kelenjar yang berfungsi untuk
Walaupun kortisol sering dikaitkan dengan kolesterol yang tinggi dan risiko
gangguan pada metabolisme tubuh, namun hormon ini tetap berperan penting
karena dapat membantu mengatur tekanan darah. Selain itu, hormon ini akan
27
dibutuhkan saat seseorang sedang stres. Kortisol merupakan hormon yang dapat
mengubah protein tertentu menjadi energi yang dibutuhkan seseorang saat dalam
kondisi tertekan. Hal ini akan menjadi berbahaya apabila tubuh sedang dalam
Kelenjar adrenal juga menghasilkan hormon seks, yang juga disebut sebagai
hormon gonadal. Hormon ini dapat membantu fungsi seksual sekunder pada pria
dan wanita, termasuk pertumbuhan payudara pada wanita dan perubahan suara pada
pria. Ciri kelamin sekunder yang lebih dominan akan ditentukan oleh jumlah
dalam jumlah yang sangat banyak, maka seorang wanita dapat mengalami
Sehingga, kelenjar adrenal tidak dapat menghasilkan hormon tertentu dalam jumlah
yang tepat, misalnya kortisol. Ada kemungkinan tubuh akan menghasilkan hormon
dalam jumlah yang sangat banyak, namun biasanya jumlahnya tidak mencukupi.
B. Klasifikasi
28
bulan yang telah menunjukkan pertumbuhan rambut pubis. Pada
dini. Secara klinis akan didapatkan usia tulang (bone age) yang lebih
lipatan labios krotal. Pembentukan 2/3 bagian distal dari vagina dan
29
laki-laki dan perempuan yang keliru dianggap laki-laki sering
klinis lain pada bentuk ini sama seperti pada defisiensi 21-
garam dapat terjadi pada minggu I-IV kehidupan. Pada saat dimana
diagnosis sering kali baru ditegakkan atau pada saat timbul pencetus
30
krisi adrenal merupakan salah satu alasan diperlukannya program
C. Etiologi
31
baru lahir dengan defisiensi enzim 3β –HSD memiliki gejala dari
defisiensi kortisol dan aldosteron. Pada anak perempuan dapat
memiliki perkembangan seksual yang normal maupun virilisasi
ringan yang kebanyakan terdeteksi pada masa pubertas. Oleh karena
hiperandrogenisme, maka dapat terjadi anovulasi kronik bahkan
amenore primer.
5. Defisiensi enzim 17α-OH
Defisiensi enzim-enzim ini juga dapat menimbulkan
kelainan-kelainan pada proses steroidogenesis di adrenal dan di
gonad. Uniknya terjadi kompensasi dari sekresi ACTH yang
memacu produksi berlebih dari mineralokortikoid, sehingga
menyebabkan hipertensi dan hipokalemia. Wanita dengan defisiensi
enzim 17α-OH akan mengalami sexual infantilism dan
hypergonadotropic hypogonadism. Hipergonadotropisme terjadi
karena defisiensi estrogen.
6. Defisiensi Steroidogenic Acute Regulatory (StAR) protein
Protein StAR adalah fosfoprotein mitokondria yang
bertanggung jawab mengangkut kolesterol dari luar ke dalam
membran interna mitokondria yang kemudian diubah menjadi
pregnenolon oleh P450cc. Kehilangan enzim ini menyebabkan
gangguan pada steroidogenesis di adrenal maupun gonad.
Kerusakan overium dapat terjadi setelah masa pubertas aibat adanya
kerusakan sel-sel ovarium.
D. Diagnosis
Terdapat 2 jenis CAH berdasarkan manifestasi klinis dan defek gen
yaitu tipe klasik dan nonklasik. Tipe klasik masih dibagi 2 berdasarkan
tingkat berat ringannya gejala yaitu salt wasting dan simple virilizing .
(2,3,4,5).
CAH tipe klasik memiliki karakteristik adanya gangguan fungsi
adrenokortikal yang ditandai dengan penurunan sekresi kortisol dan
32
aldosteron serta peningkatan sekresi androgen. Kadar androgen yang tinggi
mengakibatkan gangguan pembentukan genetalia eksterna pada wanita
sedangkan organ genetalia interna biasanya normal dimana hal ini akan
mengakibatkan kondisi female pseudohermaphrodism (FPH). Kelainan
genetalia eksterna pada wanita berupa maskulinisasi yang diklasifikasikan
berdasarkan derajat fusi pada labioskrotal, pembesaran klitoris dan adanya
perubahan anatomis dari uretra dan vagina dimana klasifikasi ini disebut
Prader. Berikut adalah gambar klasifikasi Prader :
33
saat dewasa juga merupakan pubertas lebih awal yang sering ditemukan
pada CAH klasik. Pada umumnya manifestasi salt wasting dan/atau simple
virilizing ditemukan pada 4 minggu awal kehidupan sampai dengan 1 tahun
tetapi terdapat studi di Inggris yang menemukan bahwa manifestasi klinis
CAH juga dapat muncul lebih lambat (1,2,5,6,7,8)
Pada CAH tipe nonklasik manifestasi klinis yang ditemukan lebih
disebabkan karena hiperandrogenism daripada akibat defisiensi
glukokortikoid, yaitu pada anak-anak akan ditemukan pubertas premature,
clitoromegaly tanpa ambiguinitas genetalia sedangkan pada dewasa muda
gejala klinis yang ditemukan seperti hirsutism, oligomenorrhea, jerawat dan
infertilitas. Tidak semua individu dengan CAH non klasik akan memberikan
gejala. Terdapat sebuah studi yang mengamati hubungan fenotip dan
genotip pada 330 keluarga yang dicurigai terdapat riwayat CAH non klasik
menemukan hanya 9 individu yang simptomatik dan 42 individu tetap
asimptomatik walaupun terdapat kelainan genetik. Berikut adalah skema
manifestasi klinis dari CAH klasik dan non klasik :
34
ditemukan hasil > 10000ng/dL maka diagnosis CAH klasik dapat
ditegakkan tanpa melakukan ACTH stimulation test. Pada CAH nonklasik
juga ditemukan peningkatan 17 OHP tetapi penegakan diagnosis harus
didahului dengan ACTH stimulation test karena kadar 17 OHP dapat
ditemukan masih dalam batas normal atau sedikit meningkat.
E. Penatalaksanaan
1. Farmakologi
Terapi CAH pada dasarnya adalah subtitusi glukokortikoid
dalam hal ini adalah kortisol dengan preparat hidrokortison dan
mineralokortikoid. Pada remaja dan dewasa dapat diberikan terapi
prednison dosis rendah (5-7,5 mg/hari dibagi dalam 2 kali
pemberian) atau deksametason dosis rendah (dosis total sebesar
1,25-1,5 mg diberikan dosis tunggal atau berbagi dalam dua kali
pemberian). Pasien harus dimonitor secara cermat adanya tanda-
tanda sindroma cushing iatrogenik seperti kenaikan berat badan
yang cepat, striae dan osteopenia.
2. Non – Farmakologi
Tindakan operatif disarankan dilakukan pada penderita
wanita dengan virilisasi berat dimana berdasarkan klasifikasi Prader
didapatkan stadium ≥3 Kelainan pada traktus urogenital bagian
bawah pada penderita wanita dengan CAH yang mengalami
virilisasi adalah adanya klitoromegali, fusi dari labium mayor pada
bagian posterior dan terbentuk sinus urogenital. Tindakan operatif
yang dilakukan berupa vaginoplasty, rekonstruksi perineal dan
clitoroplasty tergantung pada derajat Prader yang ditemukan dan
tindakan operatif direkomendasikan dilakukan seawal mungkin.
F. Komplikasi
Problem terapi pada penatalaksanaan CAH adalah kesulitan
mencapai keseimbangan antara kondisi hiperandrogenism dan
35
hiperkortisolism. Terapi yang kurang adekuat dapat menyebabkan
peningkatan resiko terjadinya krisis adrenal dan peningkatan produksi
hormon androgen dan percepatan pertumbuhan sedangkan terapi yang
berlebihan akan menimbulkan Sindroma Cushing iatrogenic, hipertensi dan
penekanan pertumbuhan tulang.
36
BAB III
KESIMPULAN
pada kelenjar adrenal. Etiologi penyakit ini >90% CAH terjadi akibat
β-hydroxylase dan <5% CAH yang jarang terjadi disebabkan oleh defisiensi
yaitu tipe klasik dan nonklasik. Tipe klasik masih dibagi 2 berdasarkan
tingkat berat ringannya gejala yaitu salt wasting dan simple virilizing. CAH
37
Terapi CAH pada dasarnya adalah subtitusi glukokortikoid dalam
Pada remaja dan dewasa dapat diberikan terapi prednison dosis rendah (5-
7,5 mg/hari dibagi dalam 2 kali pemberian) atau deksametason dosis rendah
(dosis total sebesar 1,25-1,5 mg diberikan dosis tunggal atau berbagi dalam
dua kali pemberian). Pasien harus dimonitor secara cermat adanya tanda-
tanda sindroma cushing iatrogenik seperti kenaikan berat badan yang cepat,
hiperkortisolism.
pertumbuhan tulang.
38