Anda di halaman 1dari 29

BAB III

THRU TUBING SERVICES

3.1 Pengertian Thru Tubing Service


Thru Tubing Service adalah Business unit yang melakukan operasi di dalam
tubing. Selama produksi pasti akan terjadi beberapa masalah pada tubing. Jika hal ini
telah terjadi maka akan sangat mengganggu kinerja dari sumur dan akhirnya akan
memberi dampak buruk bagi sumur.
Untuk mengatasi semua masalah yang terjadi pada tubing, disaat itulah
dibutuhkan Thru Tubing Service untuk membantu baik dalam memproduksikan
sumur dengan secara terus-menerus maupun membantu dalam menjaga integritas
sumur.
Dalam Thru Tubing Service, ada beberapa peralatan yang dilakukan, yaitu :
1. Fishing
2. Milling
3. Packer

3.2 Fishing
Salah satu kegiatan pemboran adalah operasi pemancingan (fishing). Operasi
pemancingan adalah kegiatan memancing (fishing) barang-barang yang terlepas dan
tertinggal didalam lubang. Peralatan yang tertinggal didalam lubang bor disebut “
fish ”. Fish yang tertinggal atau jatuh dalam lubang bor harus diambil karena kalau
tidak diambil akan mengganggu kelancaran operasi pemboran selanjutnya.

3.2.1 Jenis Fish

Ada bermacam-macam jenis fish yang terdapat didalam lubang bor. Jenis,
ukuran, kekuatan atau compression stress dan tension failure alat-alat yang akan

9
dipancing tersebut serta bentuknya dapat bermacam-macam bergantung dari situasi
serta penyebab dari adanya fish tersebut :

1. Pipa bor (Drill Pipe) atau pahat (bit) terjepit


2. Pipa bor (Drill Pipe) lepas atau patah
3. Pahat terlepas seluruhnya atau sebagian terjatuh kedalam lubang bor
4. Pipa selubung (casing) terjepit, pecah, atau lepas
5. Kabel swab, kabel logging atau kabel REDA yang putus
6. Peralatan atau benda-benda lainnya yang terjatuh kedalam lubang bor.

Jenis, ukuran, bentuk ikan, situasi dan kondisi lubang bor. Pada proses
fishing tersebut, akan banyak menentukan cara pemancingan serta alat yang
diperlukan.

3.2.2 Identifikasi Permasalahan Pemboran

Sebelum kita mulai operasi pembersihan lubang bor dari fish yang tertinggal
maka kita harus menentukan dulu perincian serta ciri-ciri dari fish tersebut serta
kajian kenapa fish tersebut bisa terjadi kejadian seperti itu.

Sebagai contoh, pipa bor terjepit sebelum atau dalam pembebasan, perlu
diketahui ukuran pipa, ukuran lubang bor, tempat jepitan, sebab pipa bisa terjepit dan
seterusnya.

Contoh lain, pipa bor patah dan tertinggal dalam lubang bor maka perlu
diketahui ukuran pipa, ukuran lubang bor, serta berapa yang tertinggal, bagaimana
bentuk patahan, lokasi terjadinya patahan, apakah lubang bor miring dan lain
sebagainya.

3.2.3 Penyebab Terjadinya Fishing Job


Fishing Job dapat terjadi karena berbagai hal, yaitu:
3.2.3.1 Human Error ( Faktor Manusia )

10
Contoh yang umum dari kesalahan manusia adalah menjatuhkan
hammer, crowbar, tong jar, petol wrench atau beberapa peralatan-peralatan
kecil lainnya kedalam lubang sumur. Hal ini jelas menjadi penyebab pekerjaan
memancing (fishing job).

3.2.3.2 Open Hole Testing


Open Hole Testing mempunyai resiko terbesar dari terjepitnya pipa
dan berakhir dengan pekerjaan memancing (fishing job) selama dilakukan
pengujian sumur lubang terbuka (open hole testing). Di tempat itu, dimana
pengetesan alat-alat dapat/bisa tertinggal dan pada formasi yang sedang
dilakukan pengujian untuk waktu yang cukup lama dapat mengakibatkan
peralatan-peralatan pemboran menjadi terjepit.

3.2.3.3 Mechanical Failures ( kegagalan mekanis )


a. Pump Failures ( kegagalan pompa )
Pada umumnya masalah mekanis yang banyak terjadi adalah
kegagalan pompa. Hal ini banyak menimbulkan masalah dalam proses operasi
pemboran sehingga kemungkinan untuk dilakukannya fishing job besar sekali.

b. Hoisting Equipment Failures ( Kegagalan Peralatan Pengangkatan )


Salah satu masalah mekanis serius yang banyak terjadi adalah
kegagalan peralatan pengangkat. Salah satu contoh dari masalah-masalah
tersebut adalah putusnya drilling line, gagalnya crown block atau traveling
block, sistem pengereman dari drum draw works. Hal-hal tersebut sangat
membahayakan, karena dapat mengakibatkan jatuhnya peralatan pemboran ke
dalam sumur yang dapat berakhir dengan pekerjaan memancing (fishing job)
dan menimbulkan resiko yang sangat besar bagi para pekerja.

c. Down Hole Failures ( kegagalan bawah permukaan )

11
Kegagalan bawah mencakup hilangnya cone dari bit, putusnya pipa
pemboran, kegagalan pipa mekanis peralatan-peralatan bawah permukaan,
washed out tools joints, cracked pins dan split boxes. Semua perlengkapan rig
seharusnya diberikan perawatan dengan hati-hati sekali, kekurangan-
kekurangannya harus di inspeksi dan dilengkapi dan mengoperasikan
perlengkapan-perlengkapan rig harus pada batas design yang telah dianjurkan.
Beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya fishing job karena disebabkan
oleh kondisi di bawah permukaan. Cara-cara pengoperasian peralatan bawah
permukaan perlu diperhatikan ketika melakukan pemboran pada formasi yang
bermasalah.

3.2.3.4 Formation Factor


Shale sangat penting dan special karena lebih dari 50% pemboran
berada di lapisan shale ini. Kemungkinan persentase terbesar penyebab hole
problem dan fishing jobs biasanya terjadi karena formasi ini. Seperti masalah
sloughing shale dan swelling clay.

Gambar 3.1 Sloughing or swelling formations


3.2.3.5 Deviation, Dogleg dan Crooked
Masalah yang paling sulit biasanya disebabkan oleh pembelokan
lubang, dogleg, dan kondisi lubang yang berbelok-belok (crooked hole) selama

12
pemboran. Masalah yang terjadinya biasanya key seats, wall sticking,
meningkatnya drag dan torque, accidental side tracking, pembersihan lubang,
stabilitas lubang, kesulitan pada saat running drill string dan cementing casing
dan pengunaan casing ketika pemboran dalam. Masalah juga bisa terjadi
selama proses produksi sumur, termasuk casing, tubing dan penggunaan rod
pada peralatan pengangkatan buatan (artificial lift)

Gambar 3.2 Key Seat

3.2.4 Fishing Tools

Alat pancing secara keseluruhan dapat dikelompokkan dalam alat pancing itu
sendiri dan alat-alat pembantu untuk melaksanakan operasi pemancingan,termasuk
juga alat keselamatan agar rangkaian pemancing tersebut tidak terjepit dengan
sendirinya.

3.2.4.1 Alat pancing (fishing tools)

1. Alat Pancing Pipa

13
Alat pancing pipa berdasarkan cara mengambilnya, juga terbagi atas dua cara
yaitu :

a. Alat pancing pipa dari luar, terdiri dari


1) Mati, seperti Die collar
Die collar merupakan alat pancing mati, alat pancing jenis ini
apabila telah dipasang pada “ikan” ( pipa yang dipancing ) maka alat
tersebut tidak dapat dilepas lagi. Jika memancing dengan alat jenis ini harus
dilengkapi dengan alat bantu yang disebut “safety joint”.

Gambar 3.3 Die Collar

2) Hidup, seperti Releasable Overshoot


Merupakan alat pancing luar yang hidup. Alat pancing jenis ini apabila
telah dipasang pada “fish” ( pipa yang dipancing ) dan usaha melepaskan
dari ikan yang terjepit tidak berhasil maka alat pancing dapat dilepas lagi
untuk kemudian pemancingan bisa dimulai lagi. Releasable Overshot
mempunyai dua jenis grapple, yaitu :
 Spiral grapple atau single bowl
 Basket grapple atau double bowl

14
Gambar 3.4 Releasable Overshot

b. Alat pancing pipa dari dalam, terdiri dari


1) Mati, seperti Taper Tap
Merupakan alat pancing dari dalam mati. Alat pancing jenis apabila
telah dipasang pada “fish”, maka alat ini tidak dapat dilepas lagi. Jika
memancing dengan alat pancing jenis ini harus dilengkapi dengan alat bantu
yang disebut “safety joint”.

Gambar 3.5 Taper Tap

2) Hidup, seperti Releasable Spears

15
Merupakan alat pancing dari dalam hidup, yang dimaksud dari dalam
adalah cara menangkap ikan dari bagian dalam pipa. Dapat dilepas apabila
gagal mencabut pipa yang dipancing.

Gambar 3.6 Releasable Spears

2. Alat pancing ( junk )


Alat pancing barang jatuhan terdiri dari
a. Junk basket

Gambar 3.7 Junk Basket


b. Full circle releasing spear

16
Gambar 3.8 Full circle releasing spear

c. Junk Basket Sub

Gambar 3.9 Junk Basket Sub

d. Fishing Magnet

17
Gambar 3.10 Fishing Magnet

3. Wire rope atau kabel

Gambar 3.11 Wire rope

3.2.4.2 Alat pancing (fishing tools) Berdasarkan Cara Kerjanya

Fishing tools berdasarkan cara kerjanya dibagi dua, yaitu :

18
1. Alat untuk mengeluarkan tubing, packer dan alat-alat lain dengan tanpa
rusak berantakan.
2. Untuk mengeluarkan alat tetapi setelah dihancurkan sepotong demi
sepotong.

3.2.4.3 Jenis-jenis Operasi Fishing

Jenis operasi fishing bermacam-macam, pada umumnya operasi fishing


terbagi atas beberapa bagian.

1. Open Hole Fishing

Operasi pemancingan berfungsi untuk mengembalikan atau memperbaiki


kondisi lubang ke keadaan normal sehingga operasi pemboran dapat di mulai lagi.
Operasi pemancingan pada open hole umumnya terbagi dalam beberapa kelompok,
yaitu:

a. Pemancingan “ fish “ yang kecil seperti bits, cone bits, tong dies dan hand
tools.
b. Pemancingan rangkaian pemboran bawah permukaan dan lainnya.
c. Pemancingan alat-alat packer dan alat-alat penyumbat (plug).
d. Pemancingan wireline
e. Pemancingan tubular dengan diameter kecil
f. Rangkaian bengkok atau patah karena perputaran yang tinggi.

2. Cased Hole Fishing

Pemancingan didalam cased hole sama dengan pemancingan pada lubang


open hole, dan peralatan memancing yang digunakan juga sama dengan peralatan
memancing yang dipakai untuk open hole. Tetapi biasanya masalah formasi yang
dihadapi lebih sedikit dibanding open hole.

3.2.4.4. Prosedur Fishing

19
3.2.4.4.1. Memancing Junk
Junk adalah potongan-potongan atau bagian-bagian peralatan yang ukurannya
kecil-kecil yang harus diambil dari dalam lubang. Junk harus diambil karena akan
menggangu operasi pemboran.
Junk dapat berupa :
1. Cone bit yang lepas
2. Gigi-gigi bit yang lepas
3. Peralatan atau perkakas yang jatuh kedalam lubang
4. Bagian dari reamer
5. Patahan-patahan slip
6. Potongan-potongan hasil milling (gerinda)

Gambar 3.12 Junk

3.2.4.4.1.1. Alat Pancing Junk


Alat pancing junk adalah sebagai berikut :
1. Finger Type Junk Basket.
2. Boot Sub.
3. Core Type Junk Basket.
4. Reverse Circulation retrievers.

20
5. Fishing Magnet.
6. Jet Bottom Hole Cutter.

3.2.4.5 Perawatan Fishing Tools


Perawatan Fishing Tools dapat dilakukan dengan cara:
1. Perbaiki permukaan Impression block setiap selesai dipakai.
2. Tambahkan Tungsten Carbide pada permukaan Guide Shoe dan milling tools.
3. Periksa piston pada Fishing Jar, bumper sub, bila sudah rusak segera diganti.
4. Periksa keausan ulir pada Taper Tap & Die collar
5. Periksa keausan Knife dan Spring pada Internal Pipe Cutter
6. Periksa keausan Grapple pada Overshot.
7. Periksa kondisi Tool Joint Thread dan diberi grease.
8. Periksa kondisi Washover Pipe Body dengan Tubescope
Fishing Tools Body perlu dicat agar tidak rusak oleh korosi.

3.2.4.6 Pertimbangan Keekonomisan Fishing


Bila ikan tidak dapat dipancing pada usaha-usahanya yang pertama, timbul
pertanyaan sampai kapankah pemancingan akan diteruskan mengingat bahwa tidak
selalu pemancingan akan berhasil.
Hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam pemancingan dan jika akan
melakukan side tracking antara lain :
1. Harga / nilai drill collar atau ikan.
2. Biaya penyumbatan (cement plug) yang menyangkut waktu dan material.
3. Biaya side tracking, menyangkut waktu, jasa pembelokkan dari biaya pemboran
kembali.
4. Ditambah nilai kerugian karena sumur tidak vertikal lagi.
Harga dari nilai seluruh kerugian tadi diperhitungkan sebagai nilai “ X “ hari
sewa rig., bila ikan akan dipancing maka biaya pemancingan terutama akan
menyangkut waktu ( sewa atau atau penyusutan harga rig ) serta sewa alat pancing.

21
Dalam hal ini perlu dipelajari dan diperbandingkan angka keberhasilan pemancingan
yang pernah ada.
Biasanya pemancingan akan dimulai dengan cara serta alat yang paling baik
atau memungkinkan keberhasilan yang paling tinggi. Operasi ini bisanya akan
memakan waktu paling banyak 1-2 hari yang pertama. Bila usaha ini belum berhasil
kemungkinan akan berhasil pada hari-hari yang berikutnya makin mengecil berarti
biaya pemancingan akan dapat lebih besar dari nilai sewa rig (“ X “ hari sewa rig)
bila dilakukan side tracking.

3.3 Milling
Jika tool yang tertinggal di sumur tidak bisa diambil lagi, maka dilakukan
milling. Milling adalah alat penghancur dengan menggunakan drill bit.

3.3.1 Proses Mill


Cocokkan motor rpm yang diantisipasi dengan ukuran bit / mill / underreamer
dan permukaan cutting. Jika mill tampak terlalu sensitif, maka lakukan pertimbangan
untuk mengubah mill menjadi struktur mill yang kurang agresif untuk meningkatkan
proses milling.
Jika penetration rate lambat tapi maka lakukan pertimbangan untuk
mengintegrasikan mill yang lebih agresif. Periksa dan catat pengamatan mengenai
kondisi mill pada saat pengambilan BHA. Dalam aplikasi underreamer, baik untuk
membatasi waktu running antara 12 dan 14 jam sebelum tripping dari lubang untuk
pemeriksaan head dan blade inspection.Hal ini tergantung pada desain underreamer,
amankan pisau underreamer saat tripping.

22
Gambar 3.13 Mill

3.3.2 Masalah pada milling operation


3.3.2.1 Indikasi utama : kehilangan tekanan 100-500 psi
1. Penyebabnya:
 Tekanan tidak konsisten karena penambahan atau pengurangan ixing
peredam gesekan
 Mati
 Back off atau washout di tool string
 Motor lemah atau washed out
 Alat pengukur pompa buruk atau load cell
 Leak di koil atau reel
 Memasuki interval perforasi, fluida yang mengganggu well bore
 Kondisi normal
2. Tindakan:
 Angkat dari bawah untuk memeriksa tekanan bawah dengan tekanan
diferensial drilling
 POOH untuk memeriksa tool string
 Ubah sumber fluida (truk, tangki, tangki hari ctu)
 Memberatkan di bagian bawah untuk mencoba stall motor, jika tidak,
maka kembali ke step 2
 Tekanan pada sel beban alat pengukur pompa untuk memeriksa sticking
 melakukan pengurangan sedikit demi sedikit atau tanpa berat.

3.4 Packer
Dalam industri perminyakan dan gas bumi, packer adalah bahan / materi / alat
yang di set untuk menciptakan kondisi pembatas (sealing) antara tubing dengan

23
casing, drill pipe dengan casing atau dalam open hole sebagai pengisolasi area
formasi tertentu.

3.4.1 Kegunaan Packer

1. Proteksi casing

Packer mengisolasi dan melindungi casing dari fluida sumur yang korosif dan
tekanan tinggi.

2. Safety

Packer membatasi area tekanan yang bekerja (well control), dari tekanan pada area
diameter casing menjadi tekanan hanya pada sekitar diameter tubing.

3. Konservasi energi

Packer mengalirkan seluruh fluida reservoir melalui tubing, dimana gas dan
minyak menyatu sehingga menyebabkan daya angkat (memanfaatkan tekanan gas)
dalam kecepatan yang tinggi, packer juga dapat membatasi zona- zona produksi
sehingga dapat mencegah kehilangan / kerusakan reservoir sumber fluida tersebut.

4. Kondisi operasional

Terkait dengan alasan operasional penggunaan packer antara lain : alasan produksi
(gas lift / hydraulic pump) dimana dibutuhkan volume annular tertentu yang
terbentuk oleh packer, tubing dan casing, alasan cementing, acidizing dan
sebagainya.

3.4.2 Jenis & Karateristik Packer

1. Menurut konsep, fisik & konstruksi packer

24
a. Cup type packer

Cup type packer adalah bentuk paling standard dari packer, dimana seal
berbentuk cup yang bisa menahan tekanan dari 1 arah atau 2 arah bersamaan.

Gambar 3.14 Cup Type Packer

b. Tension packer (slip/jay – slot combination)

Packer yang diset dengan tension, tubing ditarik dengan besaran over pull
tertentu yang akan menyebabkan rubber packing mengembang / pack off terhadap
casing.

25
Gambar 3.15 Tension Packer

c. Solid – head compression packer


Packer yang diset dengan kompresi, tubing
ditekan dengan besaran tertentu yang akan menyebabkan rubber packing
mengembang / pack off terhadap casing.

Gambar 3.16 Solid-head Compression Packer

d. Isolation packer

26
Packer yang diset dengan tujuan isolasi yang ditunjukkan dengan adanya pipa /
tubing anchor yang menerus kebawah packer untuk kemudian dikoneksikan
dengan packer yang lain.

Gambar 3.17 Isolation Packer

e. Control head compression packer


Packer yang menggunakan valve pada control head compression yang bertujuan
untuk menanggulangi masalah - masalah pressure dan memungkinnya tubing di
cabut tanpa harus release packer.

Gambar 3.18 Control Head Compression Packer

f. Treating compression packer

27
Packer yang diset dengan fitur tertentu dimana pada tipe ini terdapat
kemampuan packer untuk menahan pressure dari bawah tanpa bergantung pada
berat tubing.

Gambar 3.19 Treating Compression Packer

g. Mechanically set dual slip packer

Packer yang diset ketika berat tubing tidak mencukupi untuk set packer akibat
titik set packer yang lebih tinggi sehingga tidak ada tubing di bawah packer,
dimana dilengkapi slip diatas dan dibawah packer yang memungkinkan menahan
pressure dari dua arah.

Gambar 3.20 Mechanically Set Dual Packer

28
h. Hydraulic packer by tubing pressure
Packer yang diset dengan memanfaatkan tekanan dari dalam tubing dengan
dibantu plug / bola sehingga tekanan akan melalui setting port kemudian menekan
piston.

Gambar 3.21 Hydraulic Packer

i. Retrievable, permanent packer / drillable


Packer yang juga dilengkapi dengan dua slip diatas dan dibawah, pengesetannya
bisa secara mekanik, hidrolik bahkan wire line. Biasanya pada bagian atas terdapat
check valve untuk menahan pressure dari bawah dan bisa diset dengan stinger pipe
/ tubing.

Gambar 3.22 Retrievable Packer

29
2. Menurut cara kerja

a. Packer Mekanik
Peralatan ini disekatkan dengan cara memutarkan tubing dan sering disebut
sebagai “Hook Wall Packers” Terdiri atas 3 tipe yaitu :

1) Weight set packer

Disekatkan dengan jalan membuka slipnya dari posisi tertutup sewaktu masuk
lubang dan memberikan beban rangkaian tubing pada packer. Beban yang diterima
packer menyebabkan slip menggigit dinding casing dan beban selanjutnya
mengembangkan karet packer hingga menyekat annulus diatas packer dan
dibawah packer. Slip yang menggigit dinding casing melindungi packer agar tidak
bergerak kebawah sewaktu memperoleh beban dari rangkaian Untuk melepaskan
packer ini, dilakukan dengan cara memutar rangkaian tubing berlawanan arah dari
sewaktu menyekatkan packer, lalu memberikan tarikan sambil terus diputar hingga
packer terlepas.

30
Gambar 3.23 Weight Set Packer

2) Tension set packer

Dipasang dengan cara melepas/membuka slip supaya menggigit dinding casing,


untuk kemudian memberikan gaya tarikan dengan cara mengangkat rangkaian
tubing secara perlahan-lahan. Slip yang menggigit dinding casing akan menjaga
agar sewaktu memberikan tarikan pada rangkaian tubing, packer tidak akan
bergerak keatas. Tarikan selanjutnya akan mengembangkan karet penyekat yang
akan menyekat/memisahkan annulus diatas packer dan dibawah packer. Untuk
melepas packer digunakan cara yang sederhana yaitu dengan cara mengendorkan
rangkaian tubing.

Gambar 3.24 Tension Set Packer

3) Packer dengan slip berlawanan arah

Packer yang menggunakan slip yang kedudukannya berlawanan ini, bekerja


dengan cara memutar rangkaian searah jarum jam. Sewaktu menyekat, slip-slip

31
dan karet packer secara mekanis akan bekerja. Untuk melepas packer jenis ini
digunakan cara yang sama seperti sewaktu menyekatkan packer ini.
.

Gambar 3.25 Packer dengan slip berlawanan arah

b. Packer Hidrolik

Hydraulic set packer disekatkan dengan cara memberikan tekanan hidraulik untuk
menekan penyekat (cover) dibalik slip. Begitu disekat, packer terkunci oleh
tekanan yang terperangkap disekitarnya atau pengunci mekanis. Umumnya,
peralatan pengunci mekanis digunakan. Packer tersebut dapat dilepas dengan
mengangkat tubing disertai dengan memutarnya searah jarum jam.

32
Gambar 3.26 Hydraulic Set Packer

c. Packer permanen

Alat ini dapat disekatkan dengan berbagai cara yaitu: dengan bantuan electric
wireline, drill pipe ataupun tubing. Slip-slip yang saling berlawanan terletak diatas
dan dibawah dari karet (packing) untuk menahan packer pada kedudukannya yang
benar. Setelah posisi terpasang packer ini tak akan bergeser dari kedudukannya.

Gambar 3.27 Permanent Packer (1)

Gambar 3.28 Permanent Packer (2)

33
3. Menurut metode instalasi
a. Tubing / Drill pipe running
Tubing atau drill pipe yang dikoneksikan ke packer yang kemudian dihantar
menuju titik kedalaman set dengan aplikasi mekanik ataupun hidrolik. Beberapa
tipe retrievable packer yang di running menggunakan Tubing / DP

Gambar 3.29 Retrievable Packer (1)

34
Gambar 3.30 Retrievable Packer (2)

Gambar 3.31 Retrievable Packer (3)

b. Wire line running

35
Wire line running packer umumnya digunakan pada packer tipe permanent atau
drillable misalkan Bridge plug, cement retainer dsb. Dengan menggunakan aliran
elektrik pada wire line yang digunakan untuk pemicu explosive yang kemudian
akan menekan piston secara kejut. Beberapa tipe bridge plug (packer) yang di
running dan di set menggunakan Wire line

Gambar 3.32 Wireline Running Packer


c. Running tool
Pada running tools khususnya untuk liner hanger, packer adalah bagian yang
terintegrasi untuk menahan jika ada tekanan dari annulus maupun untuk membatasi
semen pada saat cementing liner hanger. Umumnya packer diset dengan
menggunakan pressure (hydrolik)

36
Gambar 3.33 Integrated Packer

37

Anda mungkin juga menyukai