Disusun Oleh:
Rizal Mutaqin (22-2015-230)
Dosen Pengajar:
Benny Moestofa, Ir., M.Sc.
Kelemahan Keunggulan
Dalam pengukuran yang regional , Pengukuran seismik pantul
Seismik refraksi membutuhkan offset menggunakan offset yang lebih kecil
yang lebih lebar.
Seismik bias hanya bekerja jika Seismik pantul dapat bekerja
kecepatan gelombang meningkat bagaimanapun perubahan kecepatan
sebagai fungsi kedalaman. sebagai fungsi kedalaman
Seismik bias biasanya diinterpretasikan Seismik pantul lebih mampu melihat
dalam bentuk lapisan-lapisan. Masing- struktur yang lebih kompleks
masing lapisan memiliki dip dan
topografi
Seismik bias hanya menggunakan Seismik pantul merekan dan
waktu tiba sebagai fungsi jarak (offset) menggunakan semua medan
gelombang yang terekam.
Model yang dibuat didesain untuk Bawah permukaan dapat tergambar
menghasilkan waktu jalar teramati. secara langsung dari data terukur
c) Metode GPR
Metode ground penetrating radar atau georadar merupakan salah
satu metode geofisika yang mempelajari kondisi bawah permukaan
berdasarkan sifat elektromagnetik dengan menggunakan gelombang
radio dengan frekuensi antara 1-1000 MHz. Georadar menggunakan
gelombang elektromagnet dan memanfaatkan sifat radiasinya yang
memperlihatkan refleksi seperti pada metode seismik refleksi.
Pengukuran dengan menggunakan GPR ini merupakan metode
yang tepat untuk mendeteksi benda benda kecil yang berada di dekat
permukaan bumi (0,1-3 meter) dengan resolusi yang tinggi yang artinya
konstanta dielektriknya menjadi rendah.
Ada tiga jenis pengukuran yaitu refleksi, velocity sounding, dan
transiluminasi. Pengukuran refleksi biasa disebut Continuous Reflection
Profiling (CRP). Pengukuran velocity Sounding disebut Common Mid
Point (CMP) untuk mementukan kecepatan versus kedalaman, dan
transiluminasi disebut juga GPR Tomografi.
Teori Dasar
GPR terdiri dari sebuah pembangkit sinyal, antena transmitter dan
receiver sebagai pendeteksi gelombang EM yang dipantulkan. Signal
radar ditransmisikan sebagai pulsa-pulsa yang tidak terabsorbsi oleh
bumi tetapi dipantulkan dalam domain waktu tertentu. Mode konfigurasi
antena transmitter dan receiver pada GPR terdiri dari mode monostatik
dan bistatik. Mode monostatik yaitu bila transmitter dan receiver
digabung dalam satu antena. sedangkan moded bistatik bila kedua antena
memiliki jarak pemisah.
Transmitter membangkitkan pulsa gelombang EM pada frekuensi
tertentu sesuai dengan karaketristik antena tersebut (10 MHz – 4 GHz).
Receiver diset untuk melakukan scan yang secara normal mancapi 32-
512 scan per detik. Setiap hasil scan ditampilkan pada layar monitor
(real-time) sebagai fungsi waktu two-way traveltime, yaitu waktu yang
dibutuhkan gelombang EM menjalar dari transmitter, target dan ke
receiver. Tampilan ini disebut radargram.
Fenomena elektromagnetik dapat dijelaskan dengan persamaan
Maxwell. Persamaan ini terdiri dari 4 persamaan medan dan untuk tiap-
tiap persamaan merupakan hubungan antara medan dengan distribusi
sumber yang bersangkutan.
Persamaan yang menghubungkan sifat fisik medium dengan
medan yang timbul pada medium tersebut dapat dinyatakan dengan :
Keterangan :
H = intensitas medan magnet (ampere/m)
D = perpindahan listrik (coulomb/m2)
? = permitivitas listrik (farad/m)
σ = konduktivitas (1/ohm-m)
Untuk menyderhanakan masalah, sifat fisik medium diasumsikan
tidak bervariasi terhadap waktu dan posisi (homogen isotropi). Maka
persamaan Maxwell dapat ditulis sebagai berikut :
Persamaan Maxwel ini adalah landasan berpikir dari perambatan
gelombang elektromagnet. Pada material dielektrik murni suseptibilitas
magnetik (μ) dan permitivitas listrik (?) adalah konstan dan tidak terdapat
atenuasi dalam perambatan gelombang. Tidak sama halnya jika
berhadapan dengan material dielektrik yang ada.
Sifat-sifat dari material bumi bergantung dari komposisi dan
kandungan air material tersebut. Keduanya ini mempengaruhi cepat
rambat perambatan gelombang dan atenuasi gelombang elektromagnet.
Keberhasilan dari metoda GPR bergantung pada variasi bawah
permukaan yang dapat menyebabkan gelombang tertransmisikan.
Perbandingan energi yang direfleksikan disebut koefisien refleksi (R)
yang ditentukan oleh perbedaan cepat rambat gelombang elektromagnet
dan lebih mendasar lagi adalah perbedaan dari konstanta dielektrik relatif
dari media yang berdekatan. Hal ini dapat dilihat pada persamaan berikut
:
Keterangan :
V1 = cepat rambat geombang elektromagnet pada lapisan 1
V2 = cepat rambat geombang elektromagnet pada lapisan 2 , dan V1 <
V2
?1 dan ?2 = konstanta dielektrik relatif lapisan 1 dan lapisan 2
Dalam semua kasus, besarnya R terletak antara -1 dan 1. bagian
dari energi yang ditransmisikan sama dengan 1-R. Persamaan diatas
daplikasikan untuk keadaan normal pada permukaan bidang datar.
Dengan asumsi tidak ada sinyal yang hilang sehubungan dengan
amplitudo sinyal.
Jejak yang terdapat pada rekaman georadar merupakan
konvolusi dari koefisien refleksi dan impulse georadar ditunjukkan oleh
persamaan :
Keterangan :
r(t) = koefisien refleksi
A(t) = amplitudo rekaman georadar
F(t) = impulse radar
n(t) = noise radar
Besar amplitudo rekaman georadar r(t) akan tampak pada
penampang rekaman georadar berupa variasi warna. Refleksi atau
transmisi di sekitar batas lapisan menyebabkan energi hilang. Jika
kemudian ditemukan benda yang memiliki dimensi yang sama dengan
panjang gelombang dari sinyal gelombang elektromagnet maka benda ini
menyebabkan penyebaran energi secara acak. Absorbsi ( mengubah
energi elektromagnet menjadi energi panas ) dapat menyebabkan energi
hilang. Penyebab yang paling utama hilangnya energi karena atenuasi
fungsi kompleks dari sifat lstrik dan dielektrika media yang dilalui sinyal
radar. Atenuasi (α) tergantung dari konduktifitas (σ), peermeabilitas
magnetik (μ), dan permitivity (?) dari media yang dilalui oleh sinyal dan
frekuensi dari sinyal itu sendir (2πf). Sifat bulk dari material ditentukan
oleh sifat fisik dari unsur pokok yang ada dan komposisinya.
Tabel Kelebihan dan Kekurangan Metode GPR dengan Metode Geofisika
lainya
Kelebihan Kekurangan
Biaya operasional lebih murah tidak bisa melakukan penetrasi / deteksi
sedalam gelombang bunyi.
resolusi yang sangat tinggi karena Kemampuan radar hanya puluhan
menggunakan frekuensi tinggi meter (kurang lebi 100 meter)
(broadbandatau wideband)
Pengoperasian yang cukup mudah Antena GPR umum hanya untuk durasi
pulsa tertentu
Merupakan metoda non destructive
sehingga aman digunakan.
4. Metode Gravity
Metode Gravity adalah salah satu metode eksplorasi dalam
geofisika, yang memenfaatkan sifat daya tarik antar benda yang didapat dari
densitasnya, jadi prinsip eksplorasi dengan metode gravity ini yaitu mencari
anomali gravity pada subsurface.
Adapun tahapan dari metode ini yaitu :
1. Pengambilan data dari lapangan
Pengambilan data dilapangan dapat menggunakan alat gravimeter,
(contoh kasus : LaCoste & Romberg Model G-525). pada alat ini terdapat 3
komponen besar (gravimeter, dudukan cembung dan power supply -accu-),
tahapan menggunakan alat ini yaitu dudukan cembung di posisikan pada
titik pengukuran, taruh gravimeter diatasnya, sentring kestabilan alat
terhadap permukaan, buka kunci bandul, baca perhitungan alat, catat
datanya, tutup kunci bandul dan selesai.
5. Metode Magnetik
Survei magnetik merupakan metoda eksplorasi geofisika yang
mengukur medan magnet bumi di setiap titik yang ada di muka bumi.
Penggunaan metode magnetik berdasarkan pada adanya anomali medan
magnetik bumi yang diakibatkan oleh adanya perbedaan sifat kemagnetan
dari berbagai macam batuan. Dalam kegiatan eksplorasi, survei magnetik
dapat dilakukan di darat, laut maupun udara.
5. Bunyi
Sounding (Bunyi) di lakukan untuk mengetahui kedalaman
permukaan dasar laut atau sungai. Sounding juga bermanfaat untuk
mengetahui informasi lapisan di bawah permukaan tanah secara vertikal.
Sounding merupakan nama lain dari pengujian sondir yang artinya suatu
pengujian lapangan untuk mengetahui letak kedalaman tanah keras. Istilah
sounding juga diambil dari vertikal electrical sounding (VES) yaitu teknik
pengukuran geolistrik yang bertujuan memperkirakan variasi resistivitas
sebagai fungsi dari kedalaman pada suatu titik pengukuran. Mengingat jarak
antar elektroda menentukan kedalaman investigasi maka pada teknik
sounding pengukuran dilakukan dengan jarak elektroda bervariasi.
Konfigurasi elektroda yang dgunakan umumnya adalah konfigurasi Wenner
atau Schlumberger.
Secara kualitatif variasi resistivitas terhadap kedalaman tercermin
pada kurva sounding, yaitu plot resistivitas semu sebagai fungsi dari α
(Wenner) atau α = AB/2 ( Schlumberger).
7. Survei bersama
Survei bersama dilakukan agar menjadi bahan pertimbangan
selanjutnya untuk melakukan proyek nantinya. Dalam survei bersama yang
dilakukan melibatkan beberapa pihak, berguna untuk mempercepat proses
survei lapangan. Dengan begitu waktu yang diperlukan untuk proses survei
menjadi lebih efisien.
8. Lubang percobaan
Diadakannya pengujian dengan lubang percobaan adalah sebagai
media percobaan terhadap survei yang dilakukan dilapangan dengan tujuan
untuk mengetahui keadaan dibawah permukaan tanah. Selain itu dengan
melakukan percobaan ini kita dapat mengetahui jenis lapisan tanah yang ada
pada lokasi proyek.
12. Pelaporan
Sebagai langkah akhir dari setiap penelitian maka harus ada
pelaporan yang jelas agar kesesuaian data yang diperoleh bisa dibuktikan
dan legal. Laporan penyelidikan geoteknik dibuat atas dasar untuk
memudahkan orang membaca hasil dari semua penyelidikan geoteknik.
Dengan begitu semua hasil dari penyelidikan tertera pada laporan
geoteknik.
Kesimpulan :
http://septiana-hakim.blogspot.com/2014/09/survei-geolistrik-dengan-
metode.html
http://abhanafiah.blogspot.com/2014/11/langkah-yang-dilakukan-dalam.html
https://franspenatazend.blogspot.com/2016/12/penyelidikan-lapangan-dan-
pemetaan.html