Anda di halaman 1dari 20

TUGAS MANDIRI

Disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Mata Kuliah


Penyelidikan Geoteknik

Disusun Oleh:
Rizal Mutaqin (22-2015-230)

Dosen Pengajar:
Benny Moestofa, Ir., M.Sc.

JURUSAN TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL
BANDUNG
2018
STEPS INVOLVED IN A GEOTECHNICAL INVESTIGATION

1. Establishing the aim of the investigation


2. Collection of available information, air photos and construction experience
in the area
3. Inspection of the site and geological mapping
4. Geophysical investigations
5. Sounding
6. Boreholes and insitu tests
7. Joint survei
8. Trial pits
9. Assessment of core and samples
10. Laboratory testing
11. Analysis and interpretation
12. Reporting

LANGKAH-LANGKAH YANG TERLIBAT DALAM INVESTIGASI


GEOTEKNIK

1. Menentukan tujuan penyelidikan


Tujuan penyelidikan sangat penting untuk melakukan sebuah
penyelidikan geoteknik, pada langkah menentukan tujuan adalah dimana
seorang teknisi ataupun perancang harus benar-benar memperhitungkan
segala aspek yang berhubungan dengan penyelidikan geoteknik.
2. Pengumpulan informasi yang tersedia, foto udara dan pengalaman
konstruksi di daerah
Pengumpulan informasi sangat penting guna mendukung
penyelidikan lebih terperinci dan detail informasi secara menyeluruh.
Dengan banyaknya data yang didapat, informasi yang akan disimpulkan
akan menjadi lebih akurat karena informasi tersebut telah memiliki berbagai
sumber dasar untuk dijadikan sebuah informasi.

3. Inspeksi situs dan pemetaan geologi


Inspeksi situs dan pemetaan geologi adalah bentuk pencarian
informasi pada daerah penyelidikan yang merupakan suatu kegiatan
pendataan informasi-informasi geologi permukaan dan menghasilkan suatu
bentuk laporan berupa peta geologi yang dapat memberikan gambaran
mengenai penyebaran dan susunan batuan (lapisan batuan), serta memuat
informasi gejala-gejala struktur geologi yang mungkin mempengaruhi pola
penyebaran batuan pada daerah tersebut.
4. Penyelidikan geofisika
Geofisika adalah bagian dari ilmu bumi yang mempelajari
bumi menggunakan kaidah atau prinsip-prinsip fisika. Di dalamnya
termasuk juga meteorologi, elektrisitas atmosferis dan fisika ionosfer.
Penelitian geofisika untuk mengetahui kondisi di bawah permukaan bumi
melibatkan pengukuran di atas permukaan bumi dari parameter-parameter
fisika yang dimiliki oleh batuan di dalam bumi. Dari pengukuran ini dapat
ditafsirkan bagaimana sifat-sifat dan kondisi di bawah permukaan bumi baik
itu secara vertikal maupun horisontal.
Untuk mengetahui kondisi di bawah permukaan bumi melibatkan
pengukuran di atas permukaan bumi dari parameter-parameter fisika yang
dimiliki oleh batuan di dalam bumi. Dari pengukuran ini dapat ditafsirkan
bagaimana sifat-sifat dan kondisi di bawah permukaan bumi baik itu secara
vertikal maupun horisontal.
Bumi sebagai tempat tinggal manusia secara alami menyediakan
sumber daya alam yang berlimpah. Kekayaan sumber daya alam Indonesia
sangat melimpah, sehingga kita sebagai generasi penerus bangsa harus
berupaya untuk dapat memanfaatkan sumber daya yang ada tersebut untuk
kesejahteraan bangsa. Keterbatasan ilmu untuk mengolah sumberdaya alam
tersebut memang menjadi kendala bagi kita untukmelakukan eksplorasi
terhadap kekayaan alam yang kita miliki tersebut. Sehingga kita merasa
perlu untuk mempelajari cara atau metode untuk mengungkap suatu
informasi yang terdapat di dalam perut bumi. Salah satu cara atau metode
untuk memperoleh informasi tersebut adalah dengan menggunakan metode
survei geofisika. Survei geofisika yang sering dilakukan selama ini antara
lain
a) Metode Geolistrik (metode resistivity/tahanan jenis)
Metoda ini menggunakan medan potensial listrik bawah
permukaan sebagai objek pengamatan utamanya. Kontras resistivity
yang ada pada batuan akan mengubah potensial listrik bawah
permukaan tersebut sehingga bisa kita dapatkan suatu bentuk anomali
dari daerah yang kita amati.
Dalam metoda geolistrik terdapat beberapa spesifikasi yaitu :
a. Self potensial (SP) –> Metode ini memanfaatkan potensial listrik
yang terdapat di alam.
b. Induced potential (IP) –> Metode ini memanfaatkan potensial listrik
yang kita induksikan sendiri kedalam tanah.
Teori utama dalam metoda resistivity sesuai dengan hokum Ohm yaitu
arus yang mengalir (I) pada suatu medium sebanding dengan voltage
(V) yang terukur dan berbanding terbalik dengan resistansi (R) médium,
atau dapat dirumuskan sebagai berikut :
V = I.R
Dimana R (Resistansi) sebanding dengan panjang medium yang dialiri
(x), dan berbanding terbalik dengan luas bidang (A), yang sesuai
dengan rumus :
R = x/A
Untuk mendapatkan pengukuran resistivity yang menghasilkan harga
resistivitas semu ρapp(apparent resistivity) dirumuskan oleh :
ρ app = K array . V / I
Dalam pelaksanaan survei dikenal beberapa metoda pengambilan data
sesuai dengan peletakan eloktroda yang dilakukan. Hal ini berpengaruh
terhadap faktor geometri peneletian resistivity yang kita lakukan.
Adapun aturan/metoda tersebut antara lain :
a) Metoda Wenner
b) Metoda Gradien
c) Metoda Schlumberger
d) Metoda Dipole-dipole
e) Metoda Pole-dipole

Teknik akusisi data resistivity :


=>Peralatan yang dibutuhkan :
1. Sepasang elektroda arus dan elektroda potensial
2. Accu (biasanya 12 v, 1 A)
3. Peralatan elektronik pengukuran (spt: Mc-Ohm, Phoenix
Technology, Abem Terrameter dll)
=> Tennik Pengukuran :
1. Sounding : untuk informasi bawah permukaan secara vertikal
(model bumi berlapis)
2. Profilling : untuk informasi bawah permukaan secara mendatar
(variasi lateral)
3. Offset Sounding : untuk informasi bawah permukaan profil
sounding yang kontinyu secara lateral
=> Tahapan akusisi :
1. Tentukan konfigurasi elektroda yang ingin dipakai
2. Pasang elektroda sesuai dengan konfigurasi yang dipilih
3. Ukur besar resistivity semunya
4. Catat hal-hal penting : posisi dan elevasi elektroda, arus dan
potensial yang digunakan tiap pengukuran, resistivity semu yang
didapat di alat, kondisi geologi dilapangan secara umum
5. Plot pada kurva bi-log antara jarak AB/2 vs resistivity semu yang
didapat

Setiap metode mempunyai Keunggulan dan Kekurangan , keunggulan


dan kekurangan metode geolistrik adalah sebagai berikut
Kelebihan Kekurangan
Harga peralatan murah Tidak efektif untuk pemakaian di
kawasan karst
Biaya survei relatif murah Untuk mendeteksi air tidak bisa
diketahui berapa jumlah volume pasti
air tersebut
Peralatan relatif kecil dan ringan Tidak bisa membedakan air mengalir
dan yang statis
Waktu yang dibutuhkan relatif cepat, Tidak bisa menjangkau wilayah yang
bisa mendapatkan 4 titik dalam sehari dalam karena jankauannya berkisar
1000-1500 kaki dibawah permukaan
bum
b) Metode Seismik
Metode seismik merupakan salah satu bagian dari seismologi
eksplorasi yang dikelompokkan dalam metode geofisika aktif, dimana
pengukuran dilakukan dengan menggunakan ‘sumber’ seismik (palu,
ledakan,dll). Setelah usikan diberikan, terjadi gerakan gelombang di dalam
medium (tanah/batuan) yang memenuhi hukum-hukum elastisitas ke
segala arah dan mengalami pemantulan ataupun pembiasan akibat
munculnya perbedaan kecepatan. Kemudian, pada suatu jarak tertentu,
gerakan partikel tersebut di rekam sebagai fungsi waktu. Berdasar data
rekaman inilah dapat ‘diperkirakan’ bentuk lapisan/struktur di dalam
tanah.

Eksperimen seismik aktif pertama kali dilakukan padatahun 1845


oleh Robert Mallet, yang oleh kebanyakan orang dikenal sebagai bapak
seismologi instrumentasi. Mallet mengukur waktu transmisi gelombang
seismik,yang dikenal sebagai gelombang permukaan, yang dibangkitkan
oleh sebuah ledakan. Mallet meletakkan sebuah wadah kecil berisi merkuri
pada beberapa jarak dari sumber ledakan dan mencatat waktu yang
diperlukan oleh merkuri untuk be-riak. Pada tahun 1909, Andrija
Mohorovicic menggunakan waktu jalar dari sumber gempa bumi untuk
eksperimennya dan menemukan keberadaan bidang batas antara mantel
dan kerak bumi yang sekarang disebut sebagai Moho.
Hukum Fisika Gelombang Seismik
Gelombang seismik mempunyai kelakuan yang sama dengan
kelakuan gelombang cahaya, sehingga hukum-hukum yang berlaku untuk
gelombang cahaya berlaku juga untuk gelombang seismik. Hukum-hukum
tersebut antara lain:
1. Huygens mengatakan bahwa gelombang menyebar dari sebuah titik
sumber gelombang ke segala arah dengan bentuk bola.

2. Hukum snellius menyatakan bahwa bila suatu gelombang jatuh diatas


bidang batas dua medium yang mempunyai perbedaan densitas, maka
gelombang tersebut akan dibiaskan jika sudut datang gelombang lebih
kecil atau sama dengan sudut kritisnya. Gelombang akan dipantulkan jika
sudut datangnya lebih besar dari sudut kritisnya. Gelombang datang,
gelombang bias, gelombang pantul terletak pada suatu bidang datar.

Di dalam eksplorasi seismik dikenal 2 macam metode, yaitu:


A. Metode seismik bias (refraksi)
Seismik refraksi dihitung berdasarkan waktu jalar gelombang pada
tanah/batuan dari posisi sumber ke penerima pada berbagai jarak tertentu.
Pada metode ini, gelombang yang terjadi setelah gangguan pertama (first
break) diabaikan,sehingga sebenarnya hanya data first break saja yang
dibutuhkan. Parameter jarak (offset) dan waktu jalar dihubungkan oleh
cepat rambat gelombang dalam medium. Kecepatan tersebut dikontrol
oleh sekelompok konstanta fisis yang ada di dalam material dan dikenal
sebagaiparameter elastisitas batuan.
B. Metode seismik pantul (refleksi)
Sedangkan dalam seismik refleksi, analisis dikonsentrasikan pada
energi yang diterima setelah getaran awal diterapkan. Secara umum, sinyal
yang dicari adalah gelombang-gelombang yang terpantulkan dari semua
interface antar lapisan di bawah permukaan. Analisis yang dipergunakan
dapat disamakan dengan ‘echo sounding’ pada teknologi bawah air, kapal,
dan sistem radar. Informasi tentang medium juga dapat diekstrak dari
bentuk dan amplitudo gelombang refleksi yang direkam.Struktur bawah
permukaan dapat cukup kompleks, tetapi analisis yang dilakukan masih
sama dengan seismik refraksi, yaitu analisis berdasar kontras
parameter elastisitas medium.
Tabel Kelebihan dan Kekurangan Metode Seismik dengan Metode Geofisika
lainya
Kelebihan Kekurangan
Dapat mendeteksi variasi baik lateral Banyaknya data yang dikumpulkan
maupun kedalaman dalam parameter dalam sebuah survei akan sangat besar
fisis yang relevan, yaitu kecepatan jika diinginkan data yang baik
seismik.
Dapat menghasilkan citra kenampakan Perolehan data sangat mahal baik
struktur di bawah permukaan akuisisi dan logistik dibandingkan
dengan metode geofisika lainnya.
Dapat dipergunakan untuk membatasi Reduksi dan prosesing membutuhkan
kenampakan stratigrafi dan beberapa banyak waktu, membutuhkan komputer
kenampakan pengendapan. mahal dan ahli-ahli yang banyak.
Respon pada penjalaran gelombang Peralatan yang diperlukan dalam
seismik bergantung dari densitas akuisisi umumnya lebih mahal dari
batuan dan konstanta elastisitas metode geofisika lainnya.
lainnya. Sehingga, setiap perubahan
konstanta tersebut (porositas,
permeabilitas, kompaksi, dll) pada
prinsipnya dapat diketahui dari metode
seismik.
Memungkinkan untuk deteksi Deteksi langsung terhadap kontaminan,
langsung terhadap keberadaan misalnya pembuangan limbah, tidak
hidrokarbon dapat dilakukan.

Perbandingan Seismik Refraksi – Seismik Refleksi


Metode Seismik Refraksi (Bias) Metode Seismik Refleksi (Pantul)
Keunggulan Kelemahan
Pengamatan refraksi membutuhkan Karena lokasi sumber dan penerima
lokasi sumber dan penerima yang kecil, yang cukup lebar untuk memberikan
sehingga relatif murah dalam citra bawah permukaan yang lebih
pengambilan datanya baik, maka biaya akuisisi menjadi
lebih mahal.
Prosesing refraksi relatif simpel Prosesing seismik refleksi
dilakukan kecuali proses filtering untuk memerluakn komputer yang lebih
memperkuat sinyal first berak yang mahal, dan sistem data base yang jauh
dibaca. lebih handal.
Karena pengambilan data dan lokasi Karena banyaknya data yang direkam,
yang cukup kecil, maka pengembangan pengetahuan terhadap database harus
model untuk interpretasi tidak terlalu kuat, diperlukan juga beberapa asumsi
sulit dilakukan seperti metode geofisika tentang model yang kompleks dan
lainnya interpretasi membutuhkan personal
yang cukup ahli.

Kelemahan Keunggulan
Dalam pengukuran yang regional , Pengukuran seismik pantul
Seismik refraksi membutuhkan offset menggunakan offset yang lebih kecil
yang lebih lebar.
Seismik bias hanya bekerja jika Seismik pantul dapat bekerja
kecepatan gelombang meningkat bagaimanapun perubahan kecepatan
sebagai fungsi kedalaman. sebagai fungsi kedalaman
Seismik bias biasanya diinterpretasikan Seismik pantul lebih mampu melihat
dalam bentuk lapisan-lapisan. Masing- struktur yang lebih kompleks
masing lapisan memiliki dip dan
topografi
Seismik bias hanya menggunakan Seismik pantul merekan dan
waktu tiba sebagai fungsi jarak (offset) menggunakan semua medan
gelombang yang terekam.
Model yang dibuat didesain untuk Bawah permukaan dapat tergambar
menghasilkan waktu jalar teramati. secara langsung dari data terukur

c) Metode GPR
Metode ground penetrating radar atau georadar merupakan salah
satu metode geofisika yang mempelajari kondisi bawah permukaan
berdasarkan sifat elektromagnetik dengan menggunakan gelombang
radio dengan frekuensi antara 1-1000 MHz. Georadar menggunakan
gelombang elektromagnet dan memanfaatkan sifat radiasinya yang
memperlihatkan refleksi seperti pada metode seismik refleksi.
Pengukuran dengan menggunakan GPR ini merupakan metode
yang tepat untuk mendeteksi benda benda kecil yang berada di dekat
permukaan bumi (0,1-3 meter) dengan resolusi yang tinggi yang artinya
konstanta dielektriknya menjadi rendah.
Ada tiga jenis pengukuran yaitu refleksi, velocity sounding, dan
transiluminasi. Pengukuran refleksi biasa disebut Continuous Reflection
Profiling (CRP). Pengukuran velocity Sounding disebut Common Mid
Point (CMP) untuk mementukan kecepatan versus kedalaman, dan
transiluminasi disebut juga GPR Tomografi.

Teori Dasar
GPR terdiri dari sebuah pembangkit sinyal, antena transmitter dan
receiver sebagai pendeteksi gelombang EM yang dipantulkan. Signal
radar ditransmisikan sebagai pulsa-pulsa yang tidak terabsorbsi oleh
bumi tetapi dipantulkan dalam domain waktu tertentu. Mode konfigurasi
antena transmitter dan receiver pada GPR terdiri dari mode monostatik
dan bistatik. Mode monostatik yaitu bila transmitter dan receiver
digabung dalam satu antena. sedangkan moded bistatik bila kedua antena
memiliki jarak pemisah.
Transmitter membangkitkan pulsa gelombang EM pada frekuensi
tertentu sesuai dengan karaketristik antena tersebut (10 MHz – 4 GHz).
Receiver diset untuk melakukan scan yang secara normal mancapi 32-
512 scan per detik. Setiap hasil scan ditampilkan pada layar monitor
(real-time) sebagai fungsi waktu two-way traveltime, yaitu waktu yang
dibutuhkan gelombang EM menjalar dari transmitter, target dan ke
receiver. Tampilan ini disebut radargram.
Fenomena elektromagnetik dapat dijelaskan dengan persamaan
Maxwell. Persamaan ini terdiri dari 4 persamaan medan dan untuk tiap-
tiap persamaan merupakan hubungan antara medan dengan distribusi
sumber yang bersangkutan.
Persamaan yang menghubungkan sifat fisik medium dengan
medan yang timbul pada medium tersebut dapat dinyatakan dengan :
Keterangan :
H = intensitas medan magnet (ampere/m)
D = perpindahan listrik (coulomb/m2)
? = permitivitas listrik (farad/m)
σ = konduktivitas (1/ohm-m)
Untuk menyderhanakan masalah, sifat fisik medium diasumsikan
tidak bervariasi terhadap waktu dan posisi (homogen isotropi). Maka
persamaan Maxwell dapat ditulis sebagai berikut :
Persamaan Maxwel ini adalah landasan berpikir dari perambatan
gelombang elektromagnet. Pada material dielektrik murni suseptibilitas
magnetik (μ) dan permitivitas listrik (?) adalah konstan dan tidak terdapat
atenuasi dalam perambatan gelombang. Tidak sama halnya jika
berhadapan dengan material dielektrik yang ada.
Sifat-sifat dari material bumi bergantung dari komposisi dan
kandungan air material tersebut. Keduanya ini mempengaruhi cepat
rambat perambatan gelombang dan atenuasi gelombang elektromagnet.
Keberhasilan dari metoda GPR bergantung pada variasi bawah
permukaan yang dapat menyebabkan gelombang tertransmisikan.
Perbandingan energi yang direfleksikan disebut koefisien refleksi (R)
yang ditentukan oleh perbedaan cepat rambat gelombang elektromagnet
dan lebih mendasar lagi adalah perbedaan dari konstanta dielektrik relatif
dari media yang berdekatan. Hal ini dapat dilihat pada persamaan berikut
:
Keterangan :
V1 = cepat rambat geombang elektromagnet pada lapisan 1
V2 = cepat rambat geombang elektromagnet pada lapisan 2 , dan V1 <
V2
?1 dan ?2 = konstanta dielektrik relatif lapisan 1 dan lapisan 2
Dalam semua kasus, besarnya R terletak antara -1 dan 1. bagian
dari energi yang ditransmisikan sama dengan 1-R. Persamaan diatas
daplikasikan untuk keadaan normal pada permukaan bidang datar.
Dengan asumsi tidak ada sinyal yang hilang sehubungan dengan
amplitudo sinyal.
Jejak yang terdapat pada rekaman georadar merupakan
konvolusi dari koefisien refleksi dan impulse georadar ditunjukkan oleh
persamaan :
Keterangan :
r(t) = koefisien refleksi
A(t) = amplitudo rekaman georadar
F(t) = impulse radar
n(t) = noise radar
Besar amplitudo rekaman georadar r(t) akan tampak pada
penampang rekaman georadar berupa variasi warna. Refleksi atau
transmisi di sekitar batas lapisan menyebabkan energi hilang. Jika
kemudian ditemukan benda yang memiliki dimensi yang sama dengan
panjang gelombang dari sinyal gelombang elektromagnet maka benda ini
menyebabkan penyebaran energi secara acak. Absorbsi ( mengubah
energi elektromagnet menjadi energi panas ) dapat menyebabkan energi
hilang. Penyebab yang paling utama hilangnya energi karena atenuasi
fungsi kompleks dari sifat lstrik dan dielektrika media yang dilalui sinyal
radar. Atenuasi (α) tergantung dari konduktifitas (σ), peermeabilitas
magnetik (μ), dan permitivity (?) dari media yang dilalui oleh sinyal dan
frekuensi dari sinyal itu sendir (2πf). Sifat bulk dari material ditentukan
oleh sifat fisik dari unsur pokok yang ada dan komposisinya.
Tabel Kelebihan dan Kekurangan Metode GPR dengan Metode Geofisika
lainya
Kelebihan Kekurangan
Biaya operasional lebih murah tidak bisa melakukan penetrasi / deteksi
sedalam gelombang bunyi.
resolusi yang sangat tinggi karena Kemampuan radar hanya puluhan
menggunakan frekuensi tinggi meter (kurang lebi 100 meter)
(broadbandatau wideband)
Pengoperasian yang cukup mudah Antena GPR umum hanya untuk durasi
pulsa tertentu
Merupakan metoda non destructive
sehingga aman digunakan.

4. Metode Gravity
Metode Gravity adalah salah satu metode eksplorasi dalam
geofisika, yang memenfaatkan sifat daya tarik antar benda yang didapat dari
densitasnya, jadi prinsip eksplorasi dengan metode gravity ini yaitu mencari
anomali gravity pada subsurface.
Adapun tahapan dari metode ini yaitu :
1. Pengambilan data dari lapangan
Pengambilan data dilapangan dapat menggunakan alat gravimeter,
(contoh kasus : LaCoste & Romberg Model G-525). pada alat ini terdapat 3
komponen besar (gravimeter, dudukan cembung dan power supply -accu-),
tahapan menggunakan alat ini yaitu dudukan cembung di posisikan pada
titik pengukuran, taruh gravimeter diatasnya, sentring kestabilan alat
terhadap permukaan, buka kunci bandul, baca perhitungan alat, catat
datanya, tutup kunci bandul dan selesai.

5. Metode Magnetik
Survei magnetik merupakan metoda eksplorasi geofisika yang
mengukur medan magnet bumi di setiap titik yang ada di muka bumi.
Penggunaan metode magnetik berdasarkan pada adanya anomali medan
magnetik bumi yang diakibatkan oleh adanya perbedaan sifat kemagnetan
dari berbagai macam batuan. Dalam kegiatan eksplorasi, survei magnetik
dapat dilakukan di darat, laut maupun udara.

5. Bunyi
Sounding (Bunyi) di lakukan untuk mengetahui kedalaman
permukaan dasar laut atau sungai. Sounding juga bermanfaat untuk
mengetahui informasi lapisan di bawah permukaan tanah secara vertikal.
Sounding merupakan nama lain dari pengujian sondir yang artinya suatu
pengujian lapangan untuk mengetahui letak kedalaman tanah keras. Istilah
sounding juga diambil dari vertikal electrical sounding (VES) yaitu teknik
pengukuran geolistrik yang bertujuan memperkirakan variasi resistivitas
sebagai fungsi dari kedalaman pada suatu titik pengukuran. Mengingat jarak
antar elektroda menentukan kedalaman investigasi maka pada teknik
sounding pengukuran dilakukan dengan jarak elektroda bervariasi.
Konfigurasi elektroda yang dgunakan umumnya adalah konfigurasi Wenner
atau Schlumberger.
Secara kualitatif variasi resistivitas terhadap kedalaman tercermin
pada kurva sounding, yaitu plot resistivitas semu sebagai fungsi dari α
(Wenner) atau α = AB/2 ( Schlumberger).

Gambar di atas memperlihatkan empat tipe kurva sounding (konfigurasi


Schlumberger, ρα vs. AB/2) sesuai dengan variasi resistivitas terhadap kedalaman
untuk kasus tiga lapisan : tipe H, tipe A, tipe K dan tipe Q. Untuk kasus empat
lapisan atau lebih kurva sounding merupakan gabungan antara beberapa tipe utama
tersebut.
Teknik sounding dapat digunakan untuk tujuan penentuan air tanah, struktur
geologi, litologi dan penyelidikan mineral-mineral logam, maupun untuk keperluan
geoteknik.

6. Sumur bor dan tes insitu


Penyelidikan sumur bor dan tes insitu pada intinya dilakukan untuk
mengetahui aspek aspek penunjang penyelidikan seperti data mengenai
keadaan lingkungan sekitar dll. Terdapat beberapa pengujian untuk
pengujian insitu (lapangan), yaitu sondir, SPT, Pit Test, Hand Bore, dan lain
sebagainya. Pengujian tersebut dapat di lakukan dilapangan untuk
mengetahui parameter-parameter tanah untuk penyelidikan.

7. Survei bersama
Survei bersama dilakukan agar menjadi bahan pertimbangan
selanjutnya untuk melakukan proyek nantinya. Dalam survei bersama yang
dilakukan melibatkan beberapa pihak, berguna untuk mempercepat proses
survei lapangan. Dengan begitu waktu yang diperlukan untuk proses survei
menjadi lebih efisien.
8. Lubang percobaan
Diadakannya pengujian dengan lubang percobaan adalah sebagai
media percobaan terhadap survei yang dilakukan dilapangan dengan tujuan
untuk mengetahui keadaan dibawah permukaan tanah. Selain itu dengan
melakukan percobaan ini kita dapat mengetahui jenis lapisan tanah yang ada
pada lokasi proyek.

Gambar diatas memperlihatkan bahwa lapisan tanah terdiri dari


beberapa jenis lapisan. Dengan lubang percobaan kita dapat menentukan
jenis tanah apakah yang ada dan dapat memperhitungkan apakah konstruksi
yang akan dibuat diatasnya dapat dilakukan atau tidak.

9. Penilaian inti dan sampel


Penilaian inti sampel dilakukan untuk mengetahui keadaan lapangan
dalam bentuk inti sampel yang dinilai layak ataupun tidak. berupa data
primer, selanjutnya akan diadakan penelitian lebih lanjut di laboratorium.
Sampel tanah terdiri dari 2 jenis yaitu undisturb (UDS) dan disturb (DS),
perbedaannya adalah pada saat pengambilan dan terjaganya kondisi tanah
mendekati kondisi lapangan.
Sampel jenis undisturb adalah sampel tanah diambil dengan cara
melakukan pengeboran dan tanah dimasukan kedalam tabung berukuran 40
cm untuk hand bore, 60 cm untuk bor mesin, dan 1 meter untuk core barrels.
Dan tabung tersebut di kedua sisinya di beri paravin guna untuk menjaga
kadar air tanah di dalam tabung. Sedangkan untuk sampel disturb
pengambilan sampelnya hanya menggunakan kantong plastik.

10. Pengujian laboratorium


Setelah pengambilan sampel dilakukan maka tahap selanjutnya
dalam penyelidikan tanah adalah pengujian laboratorium. Pengujian
laboratorium adalah tindak lanjut dari penilaian inti dan sampel, pengujian
laboratorium dilakukan untuk mencocokan data primer dan menguji
kelayakannya sebelum dilakukannya proyek. Dalam pengujian
laboratorium terdiri dari pengujian sifat dan karakteristik tanah. Pengujian
laboratorium teridiri dari Index Properties, dan Engineering Properties.
11. Analisis dan interpretasi
Setelah melakukan tahapan-tahapan sebelumnya yang telah
dijelaskan, dilanjutkan pada tahap analisis. Analisis dan interpretasi adalah
tindakan untuk meninjau ulang dan menganalisis data-data yang telah
diperoleh dan mencoba menyempurnakan perencanaanya supaya langkah
kerja dan prosedur yang akan dilakukan nantinya tidak salah. Pada tahap
analisis perencana akan mempertimbangkan metode dan jenis konstruksi
apa yang akan dikerjakan. Analisis yang di lakukan dapat berupa analisis
numerik dan analisis perhitungan manual. Di zaman digital sekarang ramai
digunakan analisis dengan menggunakan aplikasi/software (Analisis
Numerik). Dikarenakan selain lebih efisien akan waktu dan tenaga
dibandingkan dengan analisis perhitungan manual, analisis numerik dipilih
karena menghasilkan analisis yang lebih akurat. Karena meminimalisir
adanya human error. Analisis numerik untuk bidang geoteknik yaitu plaxis,
allpile, midas, dan lain sebagainya.

12. Pelaporan
Sebagai langkah akhir dari setiap penelitian maka harus ada
pelaporan yang jelas agar kesesuaian data yang diperoleh bisa dibuktikan
dan legal. Laporan penyelidikan geoteknik dibuat atas dasar untuk
memudahkan orang membaca hasil dari semua penyelidikan geoteknik.
Dengan begitu semua hasil dari penyelidikan tertera pada laporan
geoteknik.

Kesimpulan :

Setiap langkah-langkah yang telah dijelaskan merupakan hal


penting dan tidak dapat ditinggalkan. Karena setiap langkah tersebut adalah
hal yang nantinya akan menjadi bukti dari penyelidikan geoteknik. Hasil
analisis dan bukti konkret tersebut akan di jadikan suatu laporan geoteknik
dan dasar pertimbangan konstruksi yang akan dikerjakan.
DAFTAR PUSTAKA

http://septiana-hakim.blogspot.com/2014/09/survei-geolistrik-dengan-
metode.html

http://abhanafiah.blogspot.com/2014/11/langkah-yang-dilakukan-dalam.html

https://franspenatazend.blogspot.com/2016/12/penyelidikan-lapangan-dan-
pemetaan.html

Anda mungkin juga menyukai