Anda di halaman 1dari 8

Pola Persebaran Permukiman Teratur Berdasarkan Aksesibilitas Teratur ………(Anastasia Livia Serevina, Flavia Hansa, Indira Sekarini)

POLA PERSEBARAN PERMUKIMAN TERATUR BERDASARKAN


AKSESIBILITAS DI KECAMATAN BANJARMASIN TENGAH
(Distribution Pattern Of Regulated Settlement Based On Accessibility In Banjarmasin
Tengah District)

Anastasia Livia Serevina


Universitas Indonesia
Kukusan, Depok, Jawa Barat
E-mail: anastasialivias@gmail.com

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan bagaimana pola persebaran permukiman teratur yang
terbentuk dilihat dari aksesibilitasnya di Kecamatan Banjarmasin Tengah, Kota Banjarmasin, Kalimantan
Selatan. Permukiman teratur dalam penelitian ini merupakan komplek perumahan, aksesibilitas berupa
jaringan jalan (kolektor, lokal, lainnya), dan fasilitas pelayanan masyarakat yang dapat dijangkau melalui
jaringan melalui aksesibilitas tersebut. Pemilihan sampel menggunakan metode sampling purposive
sampling, dengan kriteria merupakan penduduk di permukiman teratur. Metode analisis pada penelitian ini
menggunakan software ArcMap yaitu network analysis dan deskriptif. Kesimpulannya adalah persebaran
permukiman teratur di Kecamatan Banjarmasin Tengah terdapat pada jenis jalan lokal dan lainnya.
Permukiman teratur lebih banyak ditemukan di jenis jaringan jalan lainnya. Berdasarkan kelas permukiman
teratur kelas mewah, sedang, dan sederhana secara urut yaitu 2:3:2 yang terdapat pada Kecamatan
Banjarmasin Tengah. Permukiman teratur di Banjarmasin tengah memiliki fasilitas pelayanan masyarakat
yang tersebar rata dan dapat dijangkau oleh lokasi permukiman teratur. Fasilitas pelayanan masyarakat
yang menjadi orientasi perjalanan penduduk permukiman teratur antara lain perkantoran dan sarana
berbelanja.

Kata kunci: Persebaran, permukiman teratur, aksesibilitas, fasilitas pelayanan

ABSTRACT
This study aims to explain how the pattern of regular settlement distribution formed is seen from its
accessibility in the District of Central Banjarmasin, Banjarmasin City, South Kalimantan. Regular settlements
in this study are housing complexes, accessibility in the form of road networks (collectors, local, others), and
community service facilities that can be reached through the network through the accessibility. The sample
selection uses purposive sampling sampling method, with the criteria of being residents in regular
settlements. The method of analysis in this study using ArcMap software is network analysis and descriptive.
The conclusion is that the distribution of regular settlements in Central Banjarmasin District is found in local
and other types of roads. Regular settlements are found more in other types of road networks. Based on the
class of luxury, medium, and simple regular residential classes in the order of 2: 3: 2 in Central Banjarmasin
District. Regular settlements in Banjarmasin have community service facilities that are spread evenly and can
be reached by regular settlement locations. Community service facilities that become regular residential
settlements for residents include offices and shopping facilities.

Keywords: Distribution, regular settlements, accessibility, service facilities

PENDAHULUAN
Pertumbuhan daerah bisnis di tengah kota mebuat daerah perumahan tergeser ke arah luar
kota, sehingga menyebabkan terjadinya variasi tempat tinggal (Andrian Yusman, 2014).
Pertumbuhan di sebuah kota yang penduduknya beragam menyebabkan budaya yang mendiami
kota tersebut juga menjadi beragam, permukiman yang terbangun pun beragam atau heterogen.
Berdasarkan UU no 1 tahun 2011 (perumahan dan kawasan pemukiman) pasal 1, ayat 17:
Perencanaan perumahan mencakup : Rumah Sederhana, Rumah Menengah dan Rumah Mewah.

Di negara- negara berkembang di Asia yang pertumbuhan ekonominya cepat namun tidak
diimbangi dengan pembangunan infrastruktur dan fasilitas yang cukup, contohnya Indonesia,
permukiman menjadi masalah yang sangat diperhatikan. Di mana banyak penduduk dari desa

1
Seminar Nasional Geomatika 2018: Penggunaan dan Pengembangan Produk Informasi Geospasial Mendukung Daya Saing Nasional

berlomba-lomba pindah ke kota berakhir di permukiman kumuh. Di sisi lain terdapat permukiman
yang teratur, terencana dan tertata rapih dengan fasilitas yang cukup, yang notabenenya
merupakan wilayah pemukiman orang-orang dengan status ekonominya menengah ke atas.
Sehingga terdapat kesenjangan sosial yang sangat kontras di kota-kota besar di Indonesia.

Kota Banjarmasin merupakan salah satu kota besar di Indonesia yang lebih dari setengah
penduduknya merupakan pendatang atau bukan penduduk asli. Banjarmasin dengan kepadatan
penduduk sekitar 700 jiwa lebih dengan luas wilayah tidak mencapai 100 kilometer persegi
memang masih tinggi angka pemukiman kumuhnya. Jadi, perlu dibantu membuat pemukiman
layak huni agar tercapai kesejahteraan. Terlebih, Pemko Banjarmasin terus berupaya menurunkan
angka kawasan kumuh. Tahun 2014, angkanya seluas 709,6 hektare. Tahun 2017, menurun
menjadi 523,19 hektare.

Terdapatnya pemukiman disebabkan oleh adanya kemungkinan untuk hidup bagi masyarakat
yang bersangkutan, sesuai dengan keahlian atau keterampilan mereka. Makin besar kemungkinan
untuk hidup yang diberikan suatu wilayah, semakin besar pula kemungkinan jumlah manusia yang
tinggal di wilayah tersebut (Banowati, 2006, hlm. 56). Wilayah yang memiliki kondisi jalan yang
baik, bisa dilalui dengan berbagai jenis kendaraan, terdapat fasilitas yang cukup memadai dan
baik, maka bisa dikatakan aksesibilitas daerah tersebut baik. Diperkirakan dalam skala global dua
pertiga penduduk dunia akan tinggal dikawasan perkotaan sedangkan di Indonesia diperkirakan
hingga 60%, artinya kawasan perkotaan di Indonesia akan menghadapi tantangan kompleks
berupa dampak tekanan penduduk yang meningkat (Mangunjaya, 2006).

Sebagaimana dikemukakan oleh Soemarwoto (1985, hlm. 202) “ perubahan yang terjadi pada
lingkungan masyarakat akan menimbulkan tekanan pada penduduk terhadap kebutuhan lahan”.
Pemilihan lokasi penelitian yaitu kecamatan Banjarmasin Tengah, beralasan kecamatan tersebut
memiliki luas wilayah paling kecil dibandingkan kecamatan lainnya di Kota Banjarmasin, namun
memiliki kepadatan penduduk yang paling tinggi. Penelitian ini membuka peluang untuk para
pembaca mengetahui bagaimana pola permukiman teratur yang tersebar di kecamatan
Banjarmasin Tengah, Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan.

Pola persebaran permukiman dalam penelitian ini dibatasi oleh pola permukiman teratur yang
berdasarkan kelas dan aksesbilitasnya.Permukiman teratur dalam penelitian ini merupakan
kompleks perumahan yaitu tempat tinggal terencana yang dibagun dengan aksesibilitas dan
fasilitas pelayanan masyarakat yang cukup baik dan lengkap. Kelas permukiman teratur dalam
penelitian adalah klasifikasi permukiman teratur yang ditentukan oleh tipe (luas bangunan per luas
tanah) dan harga bangunannya. Aksesibilitas dalam penelitian ini berupa tingkat kemudahan untuk
mencapai fasilitas pelayanan masyarakat dari lokasi permukiman teratur yang difasilitasi oleh
jaringan jalan.

Jaringan jalan dalam penelitian ini berdasarkan lebar jalannya, jaringan jalan terbagi atas
jalan arteri, jalan kolektor, dan jalan local, yang membentuk sistem jaringan jalan secara
keseluruhan. Fasilitas pelayanan masyarakat dalam penelitian ini adalah sarana dan prasarana
yang tersedia untuk mendukung kehidupan masyarakat di permukiman teratur. Beberapa contoh
fasilitas pelayanan masyarakat yaitu sekolah, rumah sakit, tempat ibadah, kantor polisi, pasar, dan
lain-lain.

METODE
Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Banjarmasin Tengah, Kota Banjarmasin, Provinsi
Kalimantan Selatan. Secara geografis berlokasi di 3.3195° LS dan 114.5866° BT. Tipe wilayah
Kecamatan Banjarmasin Tengah 16.66 km². Kecamatan Banjarmasin Tengah memiliki 12
kelurahan antara lain: Kelurahan Teluk Dalam, Kelurahan Mawar, Kelurahan Kertak Baru Ilir,
Kelurahan Kertak Baru Ulu, Kelurahan Pasar Lama, Kelurahan Seberang Mesjid, Kelurahan Melayu,
Kelurahan Gadang, Kelurahan Pekapuran Laut, Kelurahan Sungai Baru, Kelurahan Kelayan Luar,
Kelurahan Antasan Besar.
2
Pola Persebaran Permukiman Teratur Berdasarkan Aksesibilitas Teratur ………(Anastasia Livia Serevina, Flavia Hansa, Indira Sekarini)

Gambar 1. Peta Administrasi Kecamatan Banjarmasin Tengah Kota Banjarmasin.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Pada Table 2 di bawah harga rumah paling rendah 250 juta rupiah yaitu di perumahan
Komplek P dan K dan harga rumah paling tinggi adalah 3 miliar yang terdapat di perumahan Dinas
Mandiri. Terdapat 3 rumah dengan harga yang berbeda pada Komplek P dan K dari rendah ke
tinggi yaitu 250 juta, 700 juta, dan 1.3 miliar rupiah. Pada Komplek P dan K dengan tipe
bangunan rumah yang sama tidak mempengaruhi harga karena pada komplek perumahan P dan
K, tidak terdapat keseragaman rumah, kualitas dan desain bangunan berbeda-beda berdasarkan
pemilik rumah membangun rumahnya. Komplek Pondok Sari dan Family House berada pada
alamat yang sama yaitu jalan Rawasari, Kelurahan Teluk Dalam, namun keduanya memiliki harga
yang berbeda, Family House 255 juta rupiah dan Komplek Pondok Sari 750 juta rupiah. Antara
Family House dan Komplek Pondok Sari terdapat perbedaan tipe bangunan, dan juga desain
rumah, pada komplek perumahan Komplek Pondok Sari tipe sama tetapi desain tidak seragam,
sedangkan di Family House desain rumah semuanya disamakan atau seragam, tidak bisa
membangun sesuai desain yang diinginkan pemilik rumah. Terakhir yaitu komplek Griya Amalia
yang berada pada Jalan Meratus Kelurahan Antasan Besar dengan tipe 10*12 m² rumah di
komplek Griya Amalia memiliki harga 870 juta rupiah. Pada komplek Griya Amalia rumah yang
terbangun adalah seragam tidak ada keberagaman desain bangunan dan juga tipe bangunan.
Selain terdapat perbedaan bangunan rumah pada ke tujuh komplek perumahan teratur di atas
terdapat juga perbedaan pintu masuk atau entrance saat memasuki perumahan.

3
Seminar Nasional Geomatika 2018: Penggunaan dan Pengembangan Produk Informasi Geospasial Mendukung Daya Saing Nasional

Tabel 1. Harga dan Tipe Bangunan Rumah Perumahan Teratur

Tipe
Nama Perumahan
No. Alamat Bangunan Harga Bangunan (rupiah)
Teratur
(m²)

Jl. P. Tendean,
1 Komplek P dan K 15*10 250 juta
Kelurahan Gadang

Jl. P. Tendean,
2 Komplek P dan K 15*10 1,3 miliar
Kelurahan Gadang

Jl. P. Tendean,
3 Komplek P dan K 15*10 700 juta
Kelurahan Gadang

Jl. Rawasari, Kelurahan


4 Komplek Pondok Sari 12*16 750 juta
Teluk Dalam

Jl. Rawasari, Kelurahan


5 Family House 8*9 255 juta
Teluk Dalam

Jl. Kinibalu, Kelurahan


6 Dinas Mandiri 60*11 3 miliar
Teluk Dalam

Jl. Meratus, Kelurahan


7 Griya Amalia 10*12 870 juta
Antasan Besar

1. Kompleks Perumahan P dan K

Gambar 2.Gapura pintu masuk kompleks perumahan P dan K.

4
Pola Persebaran Permukiman Teratur Berdasarkan Aksesibilitas Teratur ………(Anastasia Livia Serevina, Flavia Hansa, Indira Sekarini)

Gambar 3. (Dari kiri ke kanan) Rumah komplek P dan K harga 250 juta rupiah, 700 juta rupiah,
1.3 miliar rupiah.

2. Komplek Pondok Sari

Gambar 4. Entrance dan jalan komplek perumahan Pondok Sari.

3. Family House

Gambar 5. Rumah dan jalan di kompleks perumahan Family House


5
Seminar Nasional Geomatika 2018: Penggunaan dan Pengembangan Produk Informasi Geospasial Mendukung Daya Saing Nasional

4. Dinas Mandiri

Gambar 6. Rumah perumahan Dinas Mandiri

5. Griya Amalia

Gambar 7. Rumah perumahan Griya Amalia

Tabel 2. Klasifikasi Perumahan Permukiman Teratur

Kelas Perumahan Tipe (m²) Harga (Rp.)


Sederhana 72-150 250-255 juta
Sedang 120-192 700-870 juta
Mewah 120-660 1.3-3 miliar

Klasifikasi berdasarkan pengumpulan data kuesioner menghasilkan tiga kelas


permukiman teratur: Mewah, Sedang, dan Sederhana. Permukiman teratur masuk dalam
kelas Sederhana jika memiliki tipe bangunan rumah yaitu 72 hingga 150 m2 dan memiliki
harga rumah 250 hingga 255 juta rupiah. Permukiman teratur masuk dalam kelas Sedang
jika memiliki tipe bangunan rumah yaitu 120 hingga 192 m2 dan memiliki harga rumah 700
hingga 870 juta rupiah. Permukiman teratur masuk ke dalam kelas Mewah jika memiliki tipe
bangunan rumah yaitu 120 hingga 660 m2 dan memiliki harga rumah 1.3 hingga 3 miliar
rupiah. Dari klasifikasi perumahan tersebut, maka permukiman teratur yang telah diteliti
diklasifikasikan menjadi sebagai berikut,

6
Pola Persebaran Permukiman Teratur Berdasarkan Aksesibilitas Teratur ………(Anastasia Livia Serevina, Flavia Hansa, Indira Sekarini)

Tabel 3. Klasifikasi Komplek Perumahan Sampel Penelitian


No. Nama Komplek Perumahan Kelas Perumahan

1 Komp P dan K Sederhana


2 Komp P dan K Mewah
3 Komp P dan K Sedang
4 Komp Pondok Sari Sedang
5 Family House Sederhana
6 Dinas Mandiri Mewah
7 Griya Amalia Sedang

Gambar 8. Peta Pesebaran Permukiman Teratur Berdasarkan Akasesibilitas Kecamatan Banjarmasin


Tengah.

Aksesibilitas berupa jaringan jalan, pada penelitian, jaringan jalan terbagi atas tiga jenis jalan.
Jenis jalan yang terdapat pada Kecamatan Banjarmasin Tengah antara lain jalan kolektor, jalan
lokal, dan jalan lainnya. Interpretasi citra sebelum lapangan menunjukkan adanya permukiman
teratur pada setiap jenis jalan pada wilayah penelitian. Sehingga diharapkan pola pesebaran
permukiman teratur akan memperlihatkan karakteristik permukiman pada masing-masing jenis
jalan (kolektor, lokal, dan lainnya). Kenyataannya, pada lapangan tidak ditemukan komplek
perumahan teratur atau permukiman teratur pada jenis jalan kolektor. Komplek perumahan teratur
yang ditemukan saat survei lapangan terdapat pada jenis jalan lokal dan lainnya.

Setelah dilakukan klasifikasi permukiman teratur berdasarkan harga dan tipe rumah serta
dengan tambahan informasi orientasi perjalanan dari penduduk permukiman teratur. Kelas
permukiman teratur mewah, sedang, dan sederhana berdasarkan jenis jalannya divisualisasikan
seperti pada Gambar 8. Berdasarkan Gambar 8 maka pada jenis jalan lokal (jalan garis orange)

7
Seminar Nasional Geomatika 2018: Penggunaan dan Pengembangan Produk Informasi Geospasial Mendukung Daya Saing Nasional

terdapat 2 permukiman teratur dengan kelas menengah dan 1 permukiman teratur kelas mewah.
Pada jenis jalan lainnya (jalan garis abu-abu) terdapat 2 permukiman teratur kelas sederhana, 1
permukiman teratur kelas menengah, dan 1 permukiman teratur kelas sederhana. Perbandingan
banyak permukiman teratur antara jenis jalan lokal dan jenis jalan lainnya adalah 3:4 permukiman
teratur.

KESIMPULAN

Persebaran permukiman teratur di Kecamatan Banjarmasin Tengah terdapat pada jenis jalan
lokal dan lainnya. Permukiman teratur lebih banyak ditemukan di jenis jaringan jalan lainnya.
Berdasarkan kelas permukiman teratur kelas mewah, sedang, dan sederhana secara urut yaitu
2:3:2 yang terdapat pada Kecamatan Banjarmasin Tengah. Permukiman teratur di Banjarmasin
tengah memiliki fasilitas pelayanan masyarakat yang tersebar rata dan dapat dijangkau oleh lokasi
permukiman teratur. Fasilitas pelayanan masyarakat yang menjadi orientasi perjalanan penduduk
permukiman teratur antara lain perkantoran dan sarana berbelanja. Pemilihan lokasi rumah
sebagai tempat tinggal tidak dipengaruhi oleh jangkauan orientasi perjalanan, jauhnya lokasi
orientasi perjalanan tidak menjadi masalah karena tersedia kendaraan umum maupun pribadi.
Tidak ditemukan permukiman teratur pada jenis jaringan jalan kolektor dimungkinkan karena
pengambilan data yang kurang mewakili, hanya dari 3 kelurahan Kelurahan Gadang yaitu, Teluk
Dalam, dan Antasan Besar, dari 12 kelurahan yang terdapat di Kecamatan Banjarmasin Tengah.

UCAPAN TERIMA KASIH


Terima kasih kami ucapkan kepada para dosen dan rekan mahasiswa Geografi Universitas
Indonesia atas bantuannya dalam pelaksanaan penelitian ini.

DAFTAR PUSTAKA
Ali, Mukti, dkk. 2015. Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2015. Manado: Jurusan Arsitektur Universitas
Sam Ratulangi.
Amirin, Tatang. 2003. Pokok – pokok Teori Sistem. Jakarta: RajaGrafindo Persada
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT. Rineka
Cipta.
Kurniawan, Yoga. 2008. Karakteristik Permukiman Berdasarkan Penggunaan Tanah, Kepadatan
Penduduk, dan Aksesibilitas di Kecamatan Duren Sawit. Depok: Skripsi Program Studi Geografi
Fakultas MAtematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia.
Murphey, Rhoads. 1982. The Scope of Geography (RLE Social & Cultural Geography). United
Kingdom: Routledge
Nareswari, Cantika. 2009. Kualitas Hidup Penduduk Lokal di Sekitar Perumahan Teratur Kota
Depok Bagian Barat. Depok: Skripsi Program Studi Geografi Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Universitas Indonesia.
Pelambi, dkk. 2016. Identifikasi Pola Sebaran Permukiman Terencana di Manado. Manado: S1
Program Studi Perencanaan Wilayah & Kota, Jurusan Arsitetur Universitas Sam Ratulangi
Purwanto. 2010. Analisis Kebijakan Dalam Pengadaan Fasilitas Sosial dan Fasilitas Umum di DKI
Jakarta. Depok: Tesis Program Magister Perencanaan dan Kebijakan Publik Kekhususan
Manajemen Sektor Publik-Infrastruktur Universitas Indonesia.
Undang – Undang Republik Indonesia No. 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan
Permukiman.

Anda mungkin juga menyukai