Oleh
Gita Cahyaningtyas
NIM: 06081381419048
Program Studi Pendidikan Matematika
i
PERNYATAAN
Gita Cahyaningtyas
NIM 06081381419048
ii
PRAKATA
Gita Cahyaningtyas
iii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ………………………………………………………… i
PERNYATAAN ……………………………………………………………... ii
PRAKATA …………………………………………………………………… iii
DAFTAR ISI …………………………………………………………………. iv
DAFTAR TABEL ……………………………………………………………. vi
DAFTAR GAMBAR ………………………………………………………… vii
DAFTAR LAMPIRAN ………………………………………………………. ix
ABSTRAK …………………………………………………………………… x
iv
BAB III METODE PENELITIAN ………………………………………... 21
3.1 Jenis Penelitian ………………………………………………………….. 21
3.2 Variabel Penelitian ………………………………………………………. 21
3.3 Definisi Variabel Penelitian ……………………………………………... 21
3.4 Subjek Penelitian ………………………………………………………... 21
3.5 Waktu dan Tempat Penelitian …………………………………………… 21
3.6 Prosedur Penelitian ……………………………………………………… 22
3.6.1 Tahap Persiapan ………………………………………………...... 22
3.6.2 Tahap Pelaksanaan ……………………………………………...... 22
3.6.3 Tahap Analisis Data ……………………………………………… 24
3.7 Tahap Pengumpulan Data ………………………………………………. 24
3.7.1 Tes ……………………………………………………………….. 24
3.7.2 Wawancara ……………………………………………………… 24
3.8 Teknik Analisis Data ……………………………………………………. 24
3.8.1 Analisis Data Tes ………………………………………………… 24
3.8.2 Analisis Data Wawancara ………………………………………... 27
v
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Sintaks Model Pembelajaran CUPs………………………………... 12
Tabel 2.2 Kompetensi Dasar dan Indikator Hubungan Antar Sudut ………… 16
Tabel 2.3 Indikator Kemampuan Pemecahan Masalah Melalui
Tahapan CUPs …………………………………………….….…… 20
Tabel 3.1 Pedoman Penskoran Kemampuan Pemecahan Masalah
Matematis ….….….………………………………………………. 25
Tabel 3.2 Penilaian Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis …………. 27
Tabel 4.1 Agenda Persiapan Penelitian ……………...………………………. 29
Tabel 4.2 Saran/Komentar Validasi …………………………………………. 30
Tabel 4.3 Rincian Waktu dan Materi Penelitian ……………...……………... 36
Tabel 4.4 Kriteria Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis …………… 47
Tabel 4.5 Persentase Kemunculan Indikator Kemampuan Pemecahan
Masalah Matematis Siswa pada Tes ………...…………………….. 47
Tabel 4.6 Daftar peserta didik yang melakukan wawancara ……………..….. 55
vi
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Model Triplet ……………………………...……………………... 15
Gambar 2.2 Siswa Melihat Jawaban yang Ditampilkan di Depan Kelas ……... 15
Gambar 2.3 Gambar ∠𝑃𝑄𝑅 ………………………………...…………………. 17
Gambar 2.4 ⃗⃗⃗⃗⃗ berimpit pada busur ……………………………………...…...
𝑄𝑅 17
Gambar 2.5 ∠𝑃𝑄𝑅 dengan Besar 50 ̊ …………………………………………. 17
Gambar 2.6 Sudut Lancip ……………………………………………………... 18
Gambar 2.7 Sudut Siku-Siku ………………………………………………….. 18
Gambar 2.8 Sudut Tumpul ……………………………………………………. 18
Gambar 2.9 Sudut Lurus …………………………….………………………… 18
Gambar 4.1 Kegiatan 1 sebelum divalidasi ………………….……….……….. 32
Gambar 4.2 Kegiatan 1 setelah divalidasi ………………….……….……….… 33
Gambar 4.3 Langkah-langkah sebelum divalidasi pada tahap Individu ………. 33
Gambar 4.4 Langkah-langkah setelah divalidasi pada tahap Individu ………... 34
Gambar 4.5 Indikator pembelajaran sebelum divalidasi ……………………… 34
Gambar 4.6 Indikator pembelajaran sesudah divalidasi ………………………. 35
Gambar 4.7 Soal nomor 1 sebelum divalidasi ………………………………… 35
Gambar 4.8 Soal nomor 1 sebelum divalidasi ………………………………... 36
Gambar 4.9 Peneliti membantu peserta didik ……………………………….... 38
Gambar 4.10 Jawaban peserta didik mengenai pengertian jenis-jenis
sudut …………………………………………………...…...…..... 38
Gambar 4.11 Peserta didik mengerjakan LKPD Triplet ……………………….. 39
Gambar 4.12 Tiap kelompok menunjukkan hasil diskusi pertemuan 1 ……..…. 40
Gambar 4.13 Peneliti mengklarifikasi hasil diskusi peserta didik ……..….…… 41
Gambar 4.14 Jawaban peserta didik pada Kegiatan 2 ……..….……..….……… 43
Gambar 4.15 Peneliti membimbing peserta didik ……..….……..….………….. 44
Gambar 4.16 Tiap kelompok menunjukkan hasil diskusi pertemuan 2 ……..…. 44
Gambar 4.17 Peneliti dan peserta didik mengecek jawaban ……..….……..…... 45
vii
Gambar 4.18 Suasana Peserta Didik sedang tes ……..….……..….……..….…. 46
Gambar 4.19 Jawaban soal tes peserta didik S nomor 2 ……..……..….……… 48
Gambar 4.20 Jawaban soal tes peserta didik CC nomor 3 …………...……..…. 50
Gambar 4.21 Jawaban soal tes peserta didik ESP nomor 2 ……..….……..…... 51
Gambar 4.22 Jawaban soal tes peserta didik MHK nomor 1 ……..….……..…. 53
Gambar 4.23 Jawaban soal tes peserta didik MHK nomor 2 ……..….……..…. 54
viii
DAFTAR LAMPIRAN
ix
Universitas Sriwijaya
ABSTRAK
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang bertujuan untuk mengetahui
kemampuan pemecahan masalah matematis siswa setelah diterapkan pembelajaran
menggunakan model CUPs pada materi hubungan antar sudut di SMP Negeri 18
Palembang. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VII.8 dengan jumlah siswa 30
orang. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data tes dan data
wawancara yang digunakan untuk memperoleh data tentang kemampuan
pemecahan masalah matematis siswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
kemampuan pemecahan masalah matematis siswa dengan rata-rata sebesar 72,41
berkategori baik, dengan rincian sebagai berikut: persentase kemampuan
pemecahan masalah matematis kategori sangat baik sebesar 16,67%, untuk kategori
baik sebesar 46,67%, untuk kategori cukup sebesar 20,00%, dan untuk kategori
kurang sebesar 16,67%. Dengan demikian, penerapan model Conceptual
Understanding Procedures dapat dijadikan alternatif pembelajaran untuk melihat
kemampuan pemecahan masalah matematis siswa.
Kata kunci: Conceptual Undrstanding Procedures, kemampuan pemecahan
masalah matematis siswa.
x
Universitas Sriwijaya
ABSTRACT
This research is a descriptive research that aims to determine students’
mathematical problem solving ability after applied learning using CUPs in
relationship between angles at SMP Negeri 18 Palembang. The subject of this
research were the students of class VII.8 with 30 students. The data used in this
study are test data and interview data used to obtain data about students'
mathematical problem solving ability. The results showed that students'
mathematical problem solving ability with average score 72,41 is categorized good,
with the following details: the percentage of mathematical problem solving abilities
very good category is 16,67%, for good category is 46,67%, for enough category
20.00%, and for the less category is 16.67%. Thus, the application of Conceptual
Understanding Procedures can be used as an alternative learning to see students'
mathematical problem solving ability.
Keywords: CUPs, students' mathematical problem solving ability
xi
Universitas Sriwijaya
BAB I
PENDAHULUAN
1
Universitas Sriwijaya
2
Universitas Sriwijaya
yang memenuhi KKM yang ditentukan sekolah, yaitu ≥75. Berdasarkan pernyataan
dari guru bidang studi, siswa juga masih kesulitan dalam menyusun strategi yang
akan digunakan dalam soal dimana hal ini tentu berimbas kepada proses
penyelesaiannya, seperti siswa masih belum mampu menentukan pelurus sudut
yang ditanyakan.
Marpaung (2007) menyatakan guru masih mendominasi pembelajaran di
kelas sehingga siswa bersikat pasif dan hanya mendengarkan guru mengajar. Hal
tersebut tidak sejalan dengan paradigma pembelajaran saat ini dimana orientasi
pembelajaran diharuskan berpusat pada siswa (student centered) (Permendikbud,
2016). Sehingga, guru dituntut untuk dapat menentukan suatu model pembelajaran
yang inovatif dan konstruktif agar tercipta situasi dan kondisi kelas yang kondusif
demi tercapainya tujuan pembelajaran yang diharapkan (Hasbilah, 2016). Selain
itu, Parker (2011) juga menyatakan jika tingkat kemampuan pemecahan masalah
siswa akan berkembang apabila siswa terlibat dalam kegiatan kelompok.
Salah satu model pembelajaran inovatif, konstruktif dan juga kooperatif yang
sekiranya dapat mengembangkan kemampuan pemecahan masalah adalah dengan
menerapkan model pembelajaran Conceptual Understanding Procedures (CUPs).
Hal ini sejalan dengan pendapat Sari (2014) yang menyatakan bahwa salah satu
model pembelajaran yang dapat dijadikan alternatif untuk mengembangkan
kemampuan pemecahan masalah matematis siswa adalah model CUPs. Menurut
Monash University (2014), CUPs adalah model pembelajaran yang memuat
prosedur pengajaran yang didesain untuk membantu perkembangan pemahaman
konsep-konsep yang dianggap sulit oleh siswa sehingga siswa mampu memahami
masalah dengan baik. Model pembelajaran CUPs merupakan model yang
berlandaskan pendekatan konstruktivisme dengan menegaskan pentingnya peran
aktif individu dan tanggung jawab atas tercapainya pemahaman dalam kelompok
(Hidayati, 2015).
Dengan CUPs, siswa tidak hanya duduk diam mendengarkan dan menerima
saja apa yang disampaikan oleh guru, namun siswa dapat lebih aktif dalam proses
pembelajaran dan dapat menyelesaikan suatu masalah secara bersama-sama dengan
saling mengkomunikasikan gagasan-gagasan yang mereka miliki (Monash
3
Universitas Sriwijaya
4
Universitas Sriwijaya
5
Universitas Sriwijaya
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
6
Universitas Sriwijaya
7
Universitas Sriwijaya
8
Universitas Sriwijaya
masalah adalah suatu strategi yang diterapkan ke dalam situasi baru dimana
membutuhkan proses berpikir tingkat tinggi agar suatu permasalahan dapat teratasi.
9
Universitas Sriwijaya
1. Mencoba-coba.
Strategi ini biasanya digunakan untuk mendapatkan gambaran umum
pemecahan masalah dengan mencoba-coba. Proses mencoba-coba ini tidak
akan selalu berhasil, akan ada waktunya gagal. Karena itu, proses mencoba-
coba menggunakan suatu analisis yang tajam benar-benar dibutuhkan pada
penggunaan strategi ini.
2. Membuat diagram atau gambar.
Pada strategi ini, siswa dapat memperjelas masalah dengan menggambar,
tidak hanya dibayangkannya saja, dimana diagram atau gambar yang dibuat
tidak perlu sempurna, bagus atau aktual, asalkan bagian-bagian terpenting
dari gambar terlihat jelas.
3. Mencoba pada soal yang lebih sederhana.
Strategi ini berkaitan dengan penggunaan contoh-contoh khusus yang lebih
mudah dan lebih sederhana, sehingga gambaran umum penyelesaian
masalahnya akan lebih mudah dianalisis juga ditemukan.
4. Membuat tabel.
Mengorganisasikan data ke dalam sebuah tabel membantu untuk
mengungkapkan suatu pola tertentu dan juga mengidentifikasi informasi
yang tidak lengkap. Penggunaan tabel dianggap efisien dalam menyusun
sejumlah besar data dan klarifikasi apabila muncul pertanyaan baru
berkenaan dengan data tersebut, sehingga memudahkan dalam
menggunakan data agar pertanyaan dapat terselesaikan dengan baik.
5. Menemukan pola.
Kegiatan matematika yang berkaitan dengan proses menemukan suatu pola
dari sejumlah data yang diberikan, dapat dimulai dari sekumpulan gambar
atau bilangan yang mungkin memiliki sifat-sifat yang sama. Pencarian pola
pada awalnya hanya dilakukan secara pasif melalui permasalahan yang
diberikan oleh guru, namun lambat laun keterampilan ini akan terbentuk
dengan sendirinya sehingga bila dihadapkan pada suatu permasalahan lain,
mungkin akan muncul pada siswa pertanyaan : “Adakah pola atau
keteraturan tertentu yang mengaitkan tiap data yang diberikan?”.
10
Universitas Sriwijaya
11
Universitas Sriwijaya
12
Universitas Sriwijaya
13
Universitas Sriwijaya
1. Sesi 1
Siswa diberi latihan dalam bentuk soal. Guru menjelaskan ketentuan dalam
pengerjaannya kepada siswa dan menekankan pentingnya untuk
menggambar yang besar ketika mempresentasikan jawaban dari satu triplet
dalam A3.
2. Sesi 2
Siswa selama 5-10 menit berusaha untuk menyelesaikan secara individu.
Selama waktu itu siswa dapat menuliskan ide ke sebuah kertas A4.
3. Sesi 3
Kemudian siswa pindah ke dalam triplet mereka dan diberikan waktu
berdiskusi kurang lebih 20 menit untuk mereka saling memperlihatkan dan
mendengarkan ide dari masing-masing anggota. Selain saling bertukar ide,
diskusi ini bertujuan agar mereka dapat menemukan kesalahan dalam alasan
mereka dan akhirnya mencapai hasil bersama yang kemudian dituliskan ke
14
Universitas Sriwijaya
4. Sesi 4
Semua jawaban dalam A3 harus ditempel di dinding atau papan tulis dan
semua siswa diperbolehkan untuk mendekat ke jawaban yang telah
ditempelkan dimana dapat disusun dalam jajaran berbentuk U .
5. Sesi 5
Guru harus melihat semua jawaban dan menganalisa dengan mencari
persamaan maupun perbedaan dari tiap jawaban kemudian memulai diskusi
kelas dengan memilih jawaban yang sekiranya hasilnya dapat mewakili
jawaban dari beberapa kelompok dan meminta anggotanya untuk
mempresentasikan jawaban kepada semua siswa. Hal yang perlu diingat,
15
Universitas Sriwijaya
16
Universitas Sriwijaya
17
Universitas Sriwijaya
c. Sudut tumpul yaitu sudut yang besarnya antara 90̊ dan 180̊.
18
Universitas Sriwijaya
2. Berpelurus
Dua sudut dikatakan saling berpelurus
jika jumlah kedua sudut sebesar 180̊.
3. Bertolak belakang
Dua sudut dikatakan saling bertolak
belakang jika titik sudutnya berhimpit dan
kaki-kaki sudutnya membentuk garis
lurus. Sudut yang bertolak belakang sama
besar.
19
Universitas Sriwijaya
Menurut Mills dkk (2014), keseluruhan proses dari model CUPs sangat
efektif untuk membantu siswa dalam pemahaman konsep dan pemecahan masalah
sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini juga sejalan dengan
penelitian Ibrahim (2017) yang menyatakan, bahwa penerapan CUPs berpengaruh
positif terhadap kemampuan pemecahan masalah peserta didik dan salah satu model
yang efektif untuk dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa.
Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa CUPs dapat digunakan untuk melihat
kemampuan pemecahan masalah siswa.
Adapun hubungan antara model CUPs dengan Pemecahan Masalah disajikan
dalam tabel 2.3
Tabel 2.3. Indikator Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis
Melalui Tahapan CUPs
CUPs Kemampuan Pemecahan Masalah
Fase Individu
Siswa memahami masalah atau Memahami masalah
situasi yang telah diberikan dengan
menuliskan apa yang diketahui dan
tidak diketahui secara individu.
Fase Tripet
Siswa secara berkelompok berdiskusi Merencanakan strategi penyelesaian
menyusun pikiran atau rencana Menyelesaikan masalah
bersama, strategi apa yang sebaiknya
digunakan dan menyelesaikannya
bersama.
Fase Diskusi Kelas
Siswa mengkomunikasikan hasil Melihat kembali
yang telah mereka dapat, dengan
memberikan dugaan, alasan dan
alternatif lain dari jawaban.
20
Universitas Sriwijaya
BAB III
METODE PENELITIAN
21
Universitas Sriwijaya
22
Universitas Sriwijaya
2. Kegiatan Inti
Fase Individual:
a. Guru membagikan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) kepada
seluruh peserta didik untuk dibaca terlebih dahulu.
b. Guru mengklarifikasi hal yang masih kurang dimengerti oleh peserta
didik yang berkenaan dengan LKPD.
c. Peserta didik mulai mengerjakan LKPD secara individu.
Fase Triplet:
d. Setelah selesai mengerjakan secara individu, guru membagi peserta
didik ke dalam kelompok yang terdiri dari 3 orang. Namun bila tidak
memungkinkan, dapat menjadi 4 orang tiap kelompok.
e. Peserta didik berdiskusi menyatukan jawaban untuk mencapai
kesepakatan bersama dalam kelompok.
f. Peserta didik menuliskan hasil diskusi mereka pada kertas yang telah
disediakan.
g. Salah satu perwakilan dari tiap kelompok menempelkan hasil
diskusi ke depan kelas.
Fase Diskusi Kelas:
h. Guru mengkondisikan peserta didik agar dapat mendekat kepada
hasil diskusi dan membentuk U.
i. Guru memilih salah satu kelompok yang dirasa cukup mewakili
yang lain untuk mempresentasikan hasil diskusi mereka di depan
kelas.
j. Peserta didik mempresentasikan hasil diskusi mereka di depan kelas.
k. Peserta didik melakukan sesi tanya jawab setelah kelompok
melakukan presentasi di depan kelas.
l. Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk bertanya
mengenai pembelajaran yang telah dipelajari hari ini.
3. Penutup
a. Guru mengarahkan peserta didik untuk membuat kesimpulan
pembelajaran.
23
Universitas Sriwijaya
24
Universitas Sriwijaya
25
Universitas Sriwijaya
26
Universitas Sriwijaya
27
Universitas Sriwijaya
2. Penyajian Data
Pada saat penyajian data, peneliti menuliskan data, menyusun, dan
mengidentifikasi data yang mengacu pada indikator kemampuan pemecahan
masalah matematis. Pada penelitian ini, triangulasi yang digunakan adalah
triangulasi sumber, yaitu membandingkan dari hasil tes kemampuan pemecahan
masalah matematis yang dikerjakan siswa dengan klarifikasi melalui wawancara
dari sumber.
3. Menarik Kesimpulan
Penarikan kesimpulan pada penelitian ini, yaitu berupa deskripsi yang jelas
berdasarkan dari kategori indikator kemampuan pemecahan masalah matematis.
28
Universitas Sriwijaya
BAB IV
28 Maret 2018 – 29 Maret 2018 Pengurusan surat izin dari FKIP ke Diknas
Pendidikan Kota Palembang
29
Universitas Sriwijaya
30
Universitas Sriwijaya
31
Universitas Sriwijaya
32
Universitas Sriwijaya
33
Universitas Sriwijaya
Dari uraian LKPD di atas, LKPD yang digunakan untuk setiap pertemuan
sesuai dengan langkah CUPs. Selain LKPD, peneliti juga melakukan validasi
terhadap RPP. Sebelum divalidasi, peneliti menuliskan indikator pembelajaran
seperti pada gambar 4.5 berikut
34
Universitas Sriwijaya
Setelah diperbaiki sesuai saran dari validator, maka RPP sudah sesuai dengan
langkah CUPs. Selanjutnya peneliti melakukan validasi pada soal tes untuk
mengukur kemampuan pemecahan masalah matematis siswa. Dari 3 soal yang
divalidasi, validator menyarankan agar soal nomor 3 diubah karena tidak sesuai
dengan kisi-kisi dan materi yang diajarkan. Lalu, pada soal nomor 1 validator
menyarankan untuk menghapus gambar yang disediakan agar peserta didik dapat
menggunakan strategi menggambar dalam menyelesaikan soal. Gambar 4.7
menunjukkan soal nomor 1 sebelum divalidasi seperti di bawah ini
35
Universitas Sriwijaya
36
Universitas Sriwijaya
Pertemuan Pertama
Pertemuan pertama dilaksanakan pada tanggal 30 April 2018. Pelajaran
berlangsung selama 2 jam pelajaran, yaitu pada jam ke 1 sampai jam ke 2 dengan
pokok bahasan mengenai jenis-jenis dan ukuran sudut. Jumlah peserta didik yang
hadir sebanyak 31 orang.
Kegiatan dimulai dengan kegiatan pendahuluan dengan menyampaikan
tujuan pembelajaran yang akan dicapai, yaitu (1) Peserta didik mampu
menyebutkan jenis-jenis sudut, yaitu sudut lancip, siku – siku, tumpul, dan lurus ;
(2) Peserta didik mampu menentukan besar sudut menggunakan busur ; (3) Peserta
didik mampu menentukan solusi dari permasalahan yang berkaitan dengan jenis-
jenis sudut. Setelah itu, peneliti juga menyebutkan manfaat dari mempelajari sudut
dalam kehidupan sehari-hari, seperti digunakan untuk konstruksi bangunan. Saat
proses pembelajaran berlangsung, digunakan langkah-langkah CUPs. Adapun
langkahnya adalah sebagai berikut.
Individu
Pada tahap ini, peserta didik diberikan kesempatan untuk dapat
menemukan konsep serta menyelesaikan permasalahannya sendiri.
Diberikan beberapa gambar dimana peserta didik haruslah mengukur sudut
yang terdapat pada gambar yang disediakan menggunakan busur. Setelah
itu, peserta didik mengelompokkan sudut yang terbentuk tersebut ke
masing-masing jenis sudutnya. Namun ada beberapa peserta didik yang lupa
cara mengukur sudut. Sehingga peneliti membantu peserta didik dengan
sedikit mengingatkan mereka tahapan dari mengukur sudut yang telah
mereka pelajari sebelumnya.
37
Universitas Sriwijaya
38
Universitas Sriwijaya
Triplet
Setelah masing-masing peserta didik menyelesaikan tiap-tiap kegiatan
dan permasalahan yang diberikan, peneliti mengelompokkan peserta didik.
Dari jumlah peserta didik sebanyak 31 orang, dibentuklah 10 kelompok
dengan 9 kelompok yang terdiri dari 3 orang dan satu kelompok yang terdiri
dari 4 orang. Anggota kelompok tersebut dipilih oleh peneliti secara
heterogen. Hal ini dimaksudkan agar tidak adanya ketimpangan
kemampuan dari setiap kelompok dan juga berdasarkan model CUPs itu
sendiri. Pada tahap ini, peserta didik menyatukan jawaban yang telah
mereka kerjakan pada tahap individu.
39
Universitas Sriwijaya
Diskusi kelas
Menurut Kloot (2003), pada tahap ini, hasil diskusi dari masing-masing
kelompok harus ditempel di dinding atau papan tulis. Kemudian semua
peserta didik diarahkan untuk mendekat ke dinding atau papan tulis untuk
melihat semua hasil diskusi yang telah ditempel. Namun, peneliti sedikit
memodifikasi langkah menurut Kloot. Hal ini dikarenakan peraturan yang
diterapkan oleh pihak sekolah bertentangan dengan langkah tersebut.
Sehingga peneliti berinisiatif untuk meminta perwakilan salah satu anggota
masing-masing kelompok untuk membawa hasil diskusi mereka dan
menunjukkannya ke seluruh kelas.
40
Universitas Sriwijaya
Pertemuan Kedua
Pertemuan kedua dilaksanakan pada tanggal 3 Mei 2018. Pelajaran
berlangsung selama 3 jam pelajaran, yaitu pada jam ke 1 sampai jam ke 3 dengan
pokok bahasan hubungan antar sudut, yaitu sudut berpelurus, sudut berpenyiku, dan
sudut bertolak belakang. Jumlah peserta didik yang hadir sebanyak 30 orang,
dengan 1 orang tidak hadir dikarenakan sakit.
Kegiatan dimulai dengan kegiatan pendahuluan dengan menyampaikan
tujuan pembelajaran yang akan dicapai, yaitu (1) Peserta didik mampu menentukan
besar hubungan antar sudut, yaitu sudut berpelurus, sudut berpenyiku, dan sudut
41
Universitas Sriwijaya
bertolak belakang; (2) Peserta didik mampu menentukan solusi dari permasalahan
yang berkaitan dengan hubungan antar sudut, yaitu sudut berpelurus, sudut
berpenyiku, dan sudut bertolak belakang. Setelah itu, peneliti juga menyebutkan
manfaat dari mempelajari sudut dalam kehidupan sehari-hari, seperti digunakan
untuk konstruksi bangunan. Saat proses pembelajaran berlangsung, digunakan
langkah-langkah CUPs. Adapun langkahnya adalah sebagai berikut.
Individu
Pada tahap ini, peserta didik diberikan kesempatan untuk dapat
menemukan konsep serta menyelesaikan permasalahannya sendiri.
Diberikan beberapa informasi mengenai denah perumahan dengan besar-
besar sudut antar rumah. Dari kegiatan 1 hingga kegiatan 3, pertama-
pertama peserta didik diharapkan untuk dapat menggambar sudut yang telah
ditentukan menggunakan busur. Selanjutnya peserta didik mengerjakan
sesuai dengan perintah yang terdapat di LKPD. Tiap akhir kegiatan, peserta
didik harus dapat menyimpulkan pengertian dari sudut berpenyiku,
berpelurus, dan bertolak belakang.
Kemudian, peserta didik sedikit kebingungan pada saat mengerjakan
kegiatan 2 yaitu, menyimpulkan sudut berpelurus. Peserta didik diminta
untuk menggambar sudut yang terbentuk dari kebun buah dan rumah kakek.
Informasi yang disediakan sebelumnya tidak menuliskan besaran sudut dari
kebun buah dan rumah kakek. Sehingga disini peneliti membimbing peserta
didik dengan meminta mereka agar dapat membaca kembali informasi yang
disediakan dan memberikan petunjuk bahwa sudut yang terbentuk tersebut
melalui sudut-sudut lain terlebih dahulu. Seperti salah satu jawaban dari
peserta didik pada kegiatan 2 pada gambar 4.14 berikut
42
Universitas Sriwijaya
Triplet
Setelah masing-masing peserta didik menyelesaikan tiap-tiap kegiatan
dan permasalahan yang diberikan, peneliti mengelompokkan peserta didik.
Seperti pertemuan sebelumnya, dari jumlah peserta didik sebanyak 31
orang, dibentuklah 10 kelompok dengan 9 kelompok yang terdiri dari 3
orang dan satu kelompok yang terdiri dari 4 orang. Namun pada pertemuan
kedua ini, ada siswa yang tidak masuk karena sakit sehingga terdapat 1
kelompok yang hanya terdiri dari 2 anggota saja.
Peserta didik sedikit kebingungan saat diminta untuk memberikan
contoh sudut berpenyiku, berpelurus, dan bertolak belakang. Peneliti pun
mengingatkan kembali mereka pada pertemuan sebelumnya mengenai
jenis-jenis sudut. Selain memberikan contoh, peserta didik juga sedikit
kebingungan bagaimana menyelesaikan permasalahan yang diberikan.
43
Universitas Sriwijaya
Diskusi kelas
Berdasarkan pertemuan sebelumnya, proses diskusi kelas memiliki
perlakuan dan tujuan yang sama. Semua perwakilan tiap kelompok
menunjukkan hasil diskusi mereka ke depan kelas seperti pada gambar 4.16
berikut
44
Universitas Sriwijaya
Pertemuan Ketiga
Pertemuan ketiga dilaksanakan pada tanggal 4 Mei 2018 dan berlangsung
selama 2 jam pelajaran atau 2 x 40 menit, yaitu pada jam ke 1 sampai jam ke 2.
Pada pertemuan ini, peneliti memberikan soal tes untuk mengetahui kemampuan
pemecahan masalah peserta didik. Peserta didik yang hadir sebanyak 30 orang. Soal
berupa soal uraian dan berjumlah 3 soal dan dikerjakan secara individu. Suasana
pada saat tes berlangsung ditunjukkan seperti pada gambar 4.18 berikut
45
Universitas Sriwijaya
46
Universitas Sriwijaya
Jumlah 30 100 -
Dari tabel 4.4 di atas, terlihat bahwa rata-rata hasil tes siswa sebesar 72,41
dimana termasuk ke dalam kategori baik. Kemudian untuk persentase kemunculan
setiap indikator pemecahan masalah matematis pada masing-masing soal disajikan
pada tabel 4.5 berikut
Tabel 4.5 Persentase Kemunculan Indikator Kemampuan Pemecahan
Masalah Matematis Siswa pada Tes
Merancang
Memeriksa
Memahami Strategi Menyelesaikan
No Soal Kembali
Masalah (%) Penyelesaian Masalah (%)
(%)
(%)
1 100,00 87,50 65,83 45,00
2 100,00 87,50 65,83 26,67
3 100,00 79,17 64,17 38,00
Rata-Rata 100,00 84,72 65,28 35,56
47
Universitas Sriwijaya
Dari hasil tes, peserta didik dengan kategori sangat baik sudah mampu
memenuhi semua indikator pemecahan masalah matematis. Salah satu peserta didik
dengan kemampuan pemecahan masalah matematis sangat baik adalah peserta
didik S. Peserta didik S dapat menyelesaikan soal nomor 1 dan 3 dengan tepat dan
benar sedangkan pada nomor 2, peserta didik S kurang dalam indikator melihat
kembali dan hanya mendapatkan skor 1 karena pemeriksaan yang dilakukan belum
lengkap. Berikut adalah jawaban peserta didik S pada soal nomor 1 yang termasuk
ke dalam kategori sangat baik pada gambar 4.19
Memahami
masalah
Merancang strategi
penyelesaian dan
menyelesaikannya
Memeriksa
kembali
48
Universitas Sriwijaya
49
Universitas Sriwijaya
Memahami
masalah
Merancang
strategi
penyelesaian
Menyelesaikan
masalah
Hanya
menuliskan
kesimpulan
50
Universitas Sriwijaya
Memahami
masalah
Merancang
strategi
penyelesaian
Melaksanakan
penyelesaian
tanpa hasil akhir
yang lengkap
51
Universitas Sriwijaya
52
Universitas Sriwijaya
Memahami
masalah
Merancang strategi
penyelesaian namun
belum tepat
Tidak ada
penyelesaian
Tidak ada
pemeriksaan
kembali
53
Universitas Sriwijaya
Memahami
masalah
Merancang
strategi
penyelesaian
Menyelesaikan
masalah tetapi
tidak lengkap
54
Universitas Sriwijaya
Berikut ini adalah transkip wawancara peneliti dengan peserta didik untuk tiap-tiap
kategori:
1. Peserta didik dengan kategori sangat baik (S)
Soal tes nomor 1
P : Apa yang kamu pahami dari soal?
S : Ada 3 sudut yang diketahui bu, 1 sudut yang ditanyakan
P : Cara apa yang pertama kali terlintas dipikiranmu ketika melihat soal?
S : Menggambar sudut-sudut yang diketahui, terus digabungin jadi satu.
Gambar sudut POS, dari yang paling besar dulu, baru ke POR terakhir
QOS.
P : Selanjutnya, bagaimana kamu menyelesaikannya?
S : Setelah digambar, terus diberi nama sesuai yang diketahui dari soal.
Setelah tahu QOR dimana, ukur saja bu. Ternyata ukurannya 60 derajat.
P : Apakah kamu yakin jawaban sudah benar?
S : Yakin bu
P : Bagaimana kamu bisa yakin jawaban tersebut benar?
S : Ini aca pakai cara ini (menunjuk lembar jawaban), jawabannya sama
bu. Sama-sama 60 derajat. Jadi pasti benarlah jawabannya
Berdasarkan wawancara di atas, peserta didik sudah memenuhi seluruh
indikator dari pemecahan masalah matematis. S dapat menjelasakan apa yang
diketahui dan ditanya pada soal, menjelaskan strategi apa yang akan digunakan, dan
kemudian menyelesaikannya. S juga sudah menjelasakan strategi lain yang bisa ia
gunakan dan sangat yakin dengan jawabannya.
55
Universitas Sriwijaya
56
Universitas Sriwijaya
ESP : Sudah bu
P : Coba periksa dulu sudah benar atau belum
ESP : Cakmano caronyo bu? Ini kan kalau dihitung, benar ada 10
4.2 Pembahasan
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kemampuan pemecahan
masalah matematis setelah diterapkan model pembelajaran CUPs yang dapat dilihat
melalui hasil tes peserta didik pada materi hubungan antar sudut di SMP Negeri 18
57
Universitas Sriwijaya
58
Universitas Sriwijaya
kategori sangat baik dan baik adalah peserta didik yang aktif selama proses belajar
mengajar berlangsung. Keseluruhan dari peserta didik yang berkategori sangat baik
dan baik adalah peserta didik yang terlibat aktif dalam diskusi, aktif menyampaikan
pendapatnya saat tahapan triplet berlangsung, serta dapat mengerjakan serangkaian
kegiatan di dalam LKPD yang diberikan. Mereka juga dapat memahami masalah
dan menyelesaikan permasalahan yang ada pada LKPD.
Kemampuan pemecahan masalah matematis dengan kategori sangat baik dan
baik ini dikarenakan pembelajaran menggunakan CUPs memang dirancang
menjadi pembelajaran yang membuat peserta didik untuk dapat mengkonstruk
sendiri pengetahuan yang mereka miliki sehingga dapat memahami masalah dengan
baik (Monash University, 2014). Hal ini sejalan dengan penelitian Sari (2014) yang
menyatakan bahwa kemampuan pemecahan masalah matematis peserta didik
menggunakan CUPs lebih tinggi dibandingkan dengan kemampuan pemecahan
masalah matematis peserta didik yang tidak menggunakan CUPs.
Terdapat 6 peserta didik yang dikategorikan memiliki kemampuan
pemecahan masalah matematis cukup dengan persentase 20,00% dan 5 peserta
didik yang dikategorikan memiliki kemampuan pemecahan masalah matematis
cukup dan kurang ini, pada umumnya hanya memenuhi beberapa indikator
kemampuan pemecahan masalah matematis. Salah satu peserta didik yang
dikategorikan cukup adalah ESP. Terlihat pada gambar 4.21, jawaban ESP pada
soal nomor 2 belum memenuhi skor maksimal dari tiap-tiap indikator pemecahan
masalah. ESP mampu memahami masalah yang diberikan, merancang strategi
sesuai dengan permasalahan, namun tidak dapat menyelesaikannya dengan tepat
dan lengkap. Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan peserta didik, ESP dapat
menjelaskan bagaimana ia memperoleh hasil penyelesaiannya. Pada saat diminta
untuk dapat memeriksakan kembali jawabannya, ESP tetap yakin bahwa apa yang
ia jawab sudah benar dan menunjukkan kembali bagaimana ia memperoleh hasil
penyelesaiannya.
Begitu pula dengan peserta didik yang dikategorikan memiliki kemampuan
pemecahan masalah matematis kurang. Salah satu peserta didik yang diaktegorikan
kurang adalah MHK. Terlihat pada gambar 4.22, jawaban MHK pada soal tes
59
Universitas Sriwijaya
60
Universitas Sriwijaya
peserta didik tidak menyetujui kelompok yang telah dirancang oleh peneliti jadi
peserta didik yang tidak setuju tersebut melakukan interupsi dan hal ini
menyebabkan waktu terbuang cukup banyak. Sehingga pada pertemuan pertama
tahapan diskusi kelas tidak berjalan dengan baik. Kurangnya waktu berpengaruh
terhadap rendahnya kemampuan pemecahan masalah matematis peserta didik pada
indikator memeriksa kembali. Hal ini didukung oleh Kurniawati (2013) yang
menyatakan bahwa pembelajaran matematika menggunakan model CUPs
membutuhkan waktu dan tenaga yang ekstra jika dibandingkan dengan
pembelajaran konvensional.
Pada saat pembelajaran, beberapa peserta didik mengalami kesulitan dalam
menyelesaikan kegiatan dan permasalahan yang ada pada LKPD. Hal ini
dikarenakan bahasa yang digunakan peneliti masih belum sepenuhnya dipahami
oleh peserta didik sehingga masih banyak peserta didik yang bertanya maksud dari
perintah yang diberikan. Selain itu, walaupun peneliti sudah merancang
permasalahan pada LKPD sesuai dengan tahapan pemecahan masalah Polya,
peneliti merasa hal tersebut masih belum cukup untuk membiasakan peserta didik
menggunakan tahapan pemecahan masalah dalam menyelesaikan setiap
permasalahan yang diberikan. Sehingga ini menjadi salah salah satu penyebab
masih banyak peserta didik kebingungan untuk menjawab soal yang diberikan.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan model CUPs pada
pembelajaran dapat dijadikan alternatif pembelajaran untuk melihat kemampuan
pemecahan masalah matematis siswa. Namun, masih terdapat kelemahan dalam
penelitian ini, yaitu peneliti kurang mampu mengatur waktu sehingga tidak
menyelesaikan pembelajaran dengan tepat, bahasa yang digunakan pada LKPD
menghambat peserta didik untuk menjawab, dan peserta didik yang masih belum
terbiasa menyelesaikan permasalahan menggunakan tahapan pemecahan masalah.
Kelemahan lainnya adalah penelitian ini hanya menggambarkan kemampuan
pemecahan masalah matematis peserta didik setelah diterapkan CUPs tanpa
membandingkan dengan kemampuan pemecahan masalah matematis peserta didik
sebelum diterapkan CUPs.
61
Universitas Sriwijaya
62
Universitas Sriwijaya
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa
kemampuan pemecahan masalah matematis siswa setelah diterapkan Conceptual
Understanding Procedures pada materi hubungan antar sudut di SMP Negeri 18
Palembang berkategori baik, yaitu dengan rata-rata sebesar 72,41. Siswa yang
termasuk dalam kategori sangat baik sebanyak 5 siswa dengan persentase 16,67%,
siswa yang termasuk kategori baik sebanyak 14 siswa dengan persentase 46,67%,
siswa yang termasuk kategori cukup sebanyak 6 siswa dengan persentase 20,00%,
dan siswa yang termasuk kategori kurang sebanyak 5 siswa dengan persentase
16,67%. Secara keseluruhan persentase indikator kemampuan pemecahan masalah
matematis paling tinggi, yaitu memahami masalah dengan persentase 100,00%.
Sementara persentase kemunculan indikator kemampuan pemecahan masalah
matematis paling rendah, yaitu memeriksa kembali dengan persentase 35,56%.
5.2 Saran
Adapun beberapa saran dari peneliti setelah melaksanakan penelitian ini
antara lain:
1. Bagi guru
Dengan adanya hasil penelitian ini, guru dapat menerapkan model CUPs
sebagai salah satu alternatif model pembelajaran pada materi
matematika lainnya. Selain itu, guru diharapkan dapat membiasakan
siswa untuk menjawab soal menggunakan tahapan pemecahan masalah
terutama pada tahapan memeriksa kembali jawaban.
2. Bagi peneliti lain
Bagi peneliti lain, diharapkan dapat menerapkan CUPs dengan lebih
baik lagi terutama dalam mengatur alokasi waktu. Peneliti lain juga
diharapkan menggunakan CUPs untuk melihat kemampuan matematis
lainnya.
62
Universitas Sriwijaya
62
Universitas Sriwijaya
DAFTAR PUSTAKA
63
Universitas Sriwijaya
64
Universitas Sriwijaya
65
Universitas Sriwijaya
L
A
M
P
I
R
A
N
Universitas Sriwijaya
66
Universitas Sriwijaya
67
Universitas Sriwijaya
68
Universitas Sriwijaya
69
Universitas Sriwijaya
70
Universitas Sriwijaya
71
Universitas Sriwijaya
72
Universitas Sriwijaya
73
Universitas Sriwijaya
74
Universitas Sriwijaya
75
Universitas Sriwijaya
76
Universitas Sriwijaya
77
Universitas Sriwijaya
78
Universitas Sriwijaya
79
Universitas Sriwijaya
80
Universitas Sriwijaya
81
Universitas Sriwijaya
82
Universitas Sriwijaya
83
Universitas Sriwijaya
84
Universitas Sriwijaya
A. Kompetensi Inti
KI 1 : Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya
KI 2 : Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab,
peduli(toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam
jangkauan pergaulan dan keberadaannya
KI 3 : Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan procedural)
berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi,
seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata
KI 4 : Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret
(menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat)
dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar,
dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber
lain yang sama dalam sudut pandang/teori
85
Universitas Sriwijaya
C. Tujuan Pembelajaran
Pertemuan 1
Melalui pembelajaran dengan menggunakan model Conceptual
Understanding Procedures (CUPs) diharapkan:
1. Peserta didik mampu menyebutkan jenis-jenis sudut, yaitu sudut lancip,
siku – siku, tumpul, dan lurus
2. Peserta didik mampu menentukan besar sudut menggunakan busur.
3. Peserta didik mampu menentukan solusi dari permasalahan yang berkaitan
dengan jenis-jenis sudut.
Pertemuan 2:
Melalui pembelajaran dengan menggunakan model Conceptual
Understanding Procedures (CUPs) diharapkan:
4. Peserta didik mampu menentukan besar hubungan antar sudut, yaitu sudut
berpelurus, sudut berpenyiku, dan sudut bertolak belakang.
5. Peserta didik mampu menentukan solusi dari permasalahan yang berkaitan
dengan hubungan antar sudut, yaitu sudut berpelurus, sudut berpenyiku,
dan sudut bertolak belakang.
86
Universitas Sriwijaya
D. Materi Pembelajaran
Pertemuan 1
Fakta
2. Nama suatu sudut dapat berupa simbol 𝛼, 𝛽, dll, atau berdasarkan titik-
titik yang melalui garis yang berpotongan tersebut.
3. Satuan sudut dinyatakan dalam dua jenis, yaitu derajat (“o”) dan radian
(rad).
4. ∠𝐴𝑄𝐵 bisa juga disebut ∠𝑄, dan besar sudut 𝑄 dilambangkan dengan
𝑚∠𝑄.
Konsep
1. Sudut dibentuk oleh dua buah sinar garis yang bertitik pangkal sama.
2. Besar sudut satu putaran penuh adalah 360°.
3. Jenis-jenis sudut berdasarkan ukuran :
Sudut Siku-Siku Sudut Lancip
87
Universitas Sriwijaya
Prinsip
1. Sinar garis yang membentuk sudut disebut kaki sudut.
2. Daerah yang dibatasi kaki sudut disebut daerah sudut.
Prosedur
Mengukur Sudut dengan Busur Derajat
1. Perhatikan gambar sudut PQR berikut.
4. Lihatlah garis pada busur derajat yang berimpit dengan sinar garis QP.
Garis tersebut menunjukkan angka 50 dan 130. Karena arah sudut PQR
berlawanan dengan arah putaran jarum jam, maka diambil bilangan
terkecil, yaitu 50.
88
Universitas Sriwijaya
Pertemuan 2
Fakta
1. Nama suatu sudut dapat berupa simbol 𝛼, 𝛽, dll, atau berdasarkan titik-
titik yang melalui garis yang berpotongan tersebut.
2. Satuan sudut dinyatakan dalam dua jenis, yaitu derajat (“o”) dan radian
(rad).
3. ∠𝑃𝐴𝑆 bisa juga disebut ∠𝐴, dan besar sudut 𝐴 dilambangkan dengan
𝑚∠𝐴.
Konsep
4. Berpenyiku
Dua sudut dikatakan saling berpenyiku
jika jumlah kedua sudut sebesar 90̊.
5. Berpelurus
Dua sudut dikatakan saling berpelurus
jika jumlah kedua sudut sebesar 180̊.
6. Bertolak belakang
Dua sudut dikatakan saling bertolak
belakang jika titik sudutnya berhimpit dan
kaki-kaki sudutnya membentuk garis
lurus. Sudut yang bertolak belakang sama
besar.
Prinsip
1. Sinar garis yang membentuk sudut disebut kaki sudut.
2. Daerah yang dibatasi kaki sudut disebut daerah sudut.
89
Universitas Sriwijaya
F. Langkah-Langkah Pembelajaran
Pertemuan 1 ( 2 Jam Pelajaran )
Tahap Deskripsi kegiatan
Pembelajaran
Guru Peserta didik
(waktu)
90
Universitas Sriwijaya
91
Universitas Sriwijaya
92
Universitas Sriwijaya
93
Universitas Sriwijaya
94
Universitas Sriwijaya
(15 menit) serta kesiapan peserta didik alat tulis, buku pelajaran
untuk mengikuti proses dan keperluan belajar
pembelajaran. lainnya.
95
Universitas Sriwijaya
96
Universitas Sriwijaya
97
Universitas Sriwijaya
bertanya ataupun
menyontek kepada teman
sebangkunya.
Fase 1. Setelah selesai mengerjakan 1. Peserta didik membentuk
Triplet secara individu, guru kelompok sesuai dengan
membagi peserta didik ke yang sudah ditentukan
dalam kelompok seperti oleh guru.
pembelajaran sebelumnya.
98
Universitas Sriwijaya
99
Universitas Sriwijaya
100
Universitas Sriwijaya
Kelompok 1: Kelompok 2:
1. Salsabila 1. Marsya Ayu Safitri
2. Flatya Syntaqma 2. Narsa Onalia Putri
3. M. Herdin Kurnia 3. Armayasta Yado Lambarsa
4. M. Roni Fauri Saputra
Kelompok 3: Kelompok 4:
1. Achmad Iqbal Alfachrezi 1. Milkatun Nurania
2. Cantika Elina Lestari 2. Risky Yulamdari
3. Yudi Saputra 3. Indah Salsabilah
Kelompok 5: Kelompok 6:
1. Amanda Ramdhania 1. MGS. M. Rasyid
2. Clairine Chantera 2. Aris Gumelar
3. Berliana Dwi Rizky 3. Rafli Shafar P
Kelompok 7: Kelompok 8:
1. Susela 1. Alex Jonpul Bellmundo
2. M. Rizky Prasetya 2. Salman Alfahiri
3. Riski Miranda 3. Muhammad Aditiah
101
Universitas Sriwijaya
Melihat kembali
102
Universitas Sriwijaya
RUBRIK PENILAIAN
Ditanya:
Besar ∠𝑄𝑂𝑅 ?
Langkah 2. Menyusun strategi penyelesaian 4
103
Universitas Sriwijaya
104
Universitas Sriwijaya
Ditanya:
Jumlah sudut yang bertolak belakang
Langkah 2. Menyusun strategi penyelesaian 4
Menggunakan gambar
3 dan 6
(b) 3 garis berbeda yang melalui 1 titik
105
Universitas Sriwijaya
106
Universitas Sriwijaya
107
Universitas Sriwijaya
108
Universitas Sriwijaya
109
Universitas Sriwijaya
110
Universitas Sriwijaya
111
Universitas Sriwijaya
112
Universitas Sriwijaya
113
Universitas Sriwijaya
114
Universitas Sriwijaya
115
Universitas Sriwijaya
116
Universitas Sriwijaya
117
Universitas Sriwijaya
118
Universitas Sriwijaya
119
Universitas Sriwijaya
120
Universitas Sriwijaya
121
Universitas Sriwijaya
122
Universitas Sriwijaya
123
Universitas Sriwijaya
124
Universitas Sriwijaya
125
Universitas Sriwijaya
1 2 3 JUMLAH
No Nama Siswa NILAI
SKOR
I1 I2 I3 I4 I1 I2 I3 I4 I1 I2 I3 I4
1 Achmad Iqbal Alfachrezi 2 4 4 2 2 4 4 2 2 2 1 0 29 80,56
2 Aditya Ramadhan 2 3 0 0 2 3 1 0 2 4 1 0 18 50,00
3 Alex Jonpul Bellmundo 2 4 4 0 2 4 3 0 2 4 3 0 28 77,78
4 Amanda Ramdhania 2 4 3 0 2 4 3 0 2 4 3 0 27 75,00
5 Aris Gumelar 2 4 4 0 2 4 3 0 2 4 2 0 27 75,00
6 Armayasta Yado Lambarsa 2 4 4 2 2 4 3 0 2 3 0 0 26 72,22
7 Awliyah Putri 2 4 4 1 2 4 4 1 2 4 2 0 30 83,33
8 Berliana Dwi Rizky 2 4 0 0 2 4 3 0 2 4 3 0 24 66,67
9 Clairine Chantera 2 4 4 2 2 4 1 0 2 4 4 1 30 83,33
10 Chelsia Anngita Listari 2 3 1 0 2 4 3 0 2 4 4 2 27 75,00
11 Ego Satria Putra 2 4 4 2 2 4 3 0 2 1 0 0 24 66,67
12 Flatya Syntaqma 2 4 4 2 2 4 4 2 2 4 3 0 33 91,67
13 Indah Salsabilah 2 1 0 0 2 4 3 0 2 4 4 2 24 66,67
14 Marsya Ayu Safitri 2 4 4 2 2 4 4 2 2 4 4 0 34 94,44
15 M. Herdin Kurnia 2 1 0 0 2 4 3 0 2 1 1 0 16 44,44
16 M. Rizky Prasetya 2 2 1 0 2 4 3 0 2 4 4 2 26 72,22
17 M. Roni Fauri Saputra 2 4 4 2 2 0 0 0 2 0 0 0 16 44,44
18 MGS. M. Rasyid 2 4 3 0 2 4 4 2 2 4 3 0 30 83,33
19 Milkatun Nurania 2 4 1 0 2 4 4 2 2 4 4 2 31 86,11
20 Muhammad Aditiah 2 1 1 0 2 4 3 0 2 0 0 0 15 41,67
126
Universitas Sriwijaya
127
Universitas Sriwijaya
PEDOMAN WAWANCARA
Responden : Siswa
No Indikator Wawancara
128
Universitas Sriwijaya
129
Universitas Sriwijaya
130