Ok Pelayanan Pasien Usia Lanjut Cacat Anak Dan Pasien Resiko Kekerasan
Ok Pelayanan Pasien Usia Lanjut Cacat Anak Dan Pasien Resiko Kekerasan
TENTANG
MEMUTUSKAN
Menetapkan :
Ditetapkan di : Tilongkabila
Pada tanggal :
Direktur,
Kebijakan :
1. Rumah Sakit Umum Daerah Toto Kabila memberi pelayanan bagi berbagai
variasi pasien dengan berbagai variasi kebutuhan pelayanan kesehatan,
salah satunya adalah pasien usia lanjut, pasien yang cacat, pasien anak dan
populasi pasien dengan resiko kekerasan.
2. Petugas harus melakukan identifikasi pada semua pasien yang baru masuk,
apakah termasuk pasien usia lanjut, pasien yang cacat, pasien anak ataukah
populasi pasien dengan resiko kekerasan.
3. Semua pasien usia lanjut, pasien yang cacat, pasien anak dan populasi
pasien dengan resiko kekerasan harus dipantau oleh petugas.
4. Semua pasien usia lanjut, pasien yang cacat, pasien anak dan populasi
pasien dengan resiko kekerasan harus didampingi oleh keluarganya setiap
saat, apabila karena suatu hal keluarga pasien tidak ada yang bisa
mendampingi pasien, maka keluarga pasien harus melapor ke petugas.
5. Petugas harus melakukan edukasi kepada keluarga pasien usia lanjut,
pasien yang cacat, pasien anak karena pasien-pasien tersebut tidak mandiri
(ketergantungan bantuan).
6. Apabila akan dilakukan tindakan resiko tinggi, petugas harus menjelaskan
kepada keluarga terdekat pasien dan keluarga pasien memberikan
persetujuan dengan menandatangani format informed consent.
7. Kamar bayi harus dijaga oleh petugas secara bergantian dan apabila ada
keluarga yang ingin melihat maka harus seizin petugas.
8. Satpam melakukan pengawasan dengan berkeliling area rumah sakit
utamanya pada lokasi-lokasi terpencil.
Direktur,
1. Pengertian
a. Pelayanan pasien usia lanjut, pasien yang cacat, pasien anak dan populasi
pasien dengan resiko kekerasan adalah bentuk pelayanan yang diberikan
kepada pasien usia lanjut, pasien yang cacat, pasien anak dan populasi
pasien dengan resiko kekerasan pada saat mendapatkan
perawatan/pengobatan di rumah sakit.
b. Pasien usia lanjut adalah pasien yang berusia 65 tahun keatas yang dirawat
di rumah sakit.
c. Pasien yang cacat adalah pasien yang mempunyai keterbatasan fisik atau
mental yang dirawat di rumah sakit.
d. Pasien anak adalah pasien yang berusia 14 tahun ke bawah yang dirawat di
rumah sakit.
e. Populasi pasien dengan resiko kekerasan adalah populasi pasien yang
mempunyai resiko mendapat kekerasan fisik, yaitu bayi, anak-anak, orang
cacat, usia lanjut dan pasien-pasien korban kekerasan (korban
pemerkosaan, korban pemukulan, tahanan, dan lain-lain).
2. Ruang Lingkup
a. Instalasi Gawat Darurat
b. Unit Rawat Inap
c. Intensive Care Unit
d. Kamar Operasi
e. Unit Rawat Jalan
f. PONEK
g. Unit Penunjang Medis
3. Tata Laksana
a. Pelayanan Pasien Usia Lanjut
1) Petugas menanyakan identitas pasien pada saat pendaftaran
2) Pasien usia lanjut yang akan berobat di rawat jalan disiapkan kursi roda
untuk keperluan ambulasi
3) Pasien usia lanjut yang masuk melalui IGD menggunakan brankar untuk
keperluan ambulasi.
4) Pada saat di IGD dan unit rawat inap pasien usia lanjut menggunakan
gelang pasien dengan warna kuning.
5) Pasien usia lanjut harus didampingi oleh keluarganya setiap saat
termasuk pada saat menerima edukasi, mendapat penjelasan tentang
kondisi penyakit pasien pada saat dilakukan tindakan/prosedur, dan lain-
lain.
6) Petugas memberikan penjelasan kepada keluarga terdekat pasien
apabila akan dilakukan tindakan resiko tinggi dan keluarga pasien
memberikan persetujuan dengan menandatangani lembar informed
consent.
7) Petugas senantiasa melakukan pemantauan/observasi pada pasien usia
lanjut.
8) Di unit rawat inap, petugas memberikan edukasi kepada keluarga pasien
untuk pemenuhan kebutuhan dasar pasien usia lanjut dalam hal
pelaksanaan tugas sehari-hari seperti mandi, memotong kuku, menyisir
rambut dan lain-lain karena pasien usia lanjut tidak mandiri
(ketergantungan bantuan).
9) Di Intensive Care Unit, pemenuhan kebutuhan dasar pasien usia lanjut
dalam hal pelaksanaan tugas sehari-hari seperti mandi, memotong kuku,
menyisir rambut dan lain-lain dilakukan oleh petugas.
10) Petugas mendokumentasikan pelayanan pasien dalam berkas rekam
medis.
b. Pelayanan Pasien Yang Cacat
1) Petugas melakukan identifikasi pasien yang cacat pada saat assesmen
dan mendokumentasikannya pada format hambatan di populasi pasien.
2) Pada saat di IGD dan unit rawat inap pasien yang cacat menggunakan
gelang pasien dengan klip warna kuning.
3) Pasien yang cacat harus didampingi keluarganya setiap saat termasuk
pada saat menerima edukasi, mendapat penjelasan tentang kondisi
penyakit pasien, pada saat dilakukan tindakan/prosedur, dan lain-lain.
4) Petugas memberikan penjelasan kepada keluarga terdekat pasien
apabila akan dilakukan tindakan resiko tinggi dan keluarga pasien
memberikan persetujuan dengan menandatangani lembar informed
consent.
5) Petugas senantiasa melakukan pemantauan/observasi pada pasien
yang cacat.
6) Petugas mendokumentasikan pelayanan pasien dalam berkas rekam
medis.
c. Pelayanan Pasien Anak-Anak
1) Petugas menanyakan identitas pasien pada saat pendaftaran.
2) Pada saat di IGD dan unit rawat inap pasien anak menggunakan gelang
pasien dengan klip warna kuning.
3) Petugas menjelaskan kepada keluarga pasien agar selalu memasang
pengaman yang ada di tempat tidur pasien.
4) Pasien anak harus didampingi oleh keluarganya setiap saat termasuk
pada saat menerima edukasi, mendapat penjelasan tentang kondisi
penyakit pasien, pada saat dilakukan tindakan/prosedur, dll.
5) Petugas memberikan penjelasan kepada keluarga terdekat pasien
apabila akan dilakukan tindakan resiko tinggi dan keluarga pasien
memberikan persetujuan dengan menandatangani lembar informed
consent
6) Petugas senantiasa melakukan pemantauan/observasi pada pasien
anak
7) Di unit rawat inap, petugas memberikan edukasi kepada keluarga pasien
untuk pemenuhan kebutuhan dasar pasien anak-anak dalam hal
pelaksanaan tugas sehari-hari seperti mandi, memotong kuku, menyisir
rambut, dll karena pasien anak tidak mandiri (ketergantungan bantuan)
8) Di Intensive Care Unit, pemenuhan kebutuhan dasar pasien anak dalam
hal pelaksanaan tugas sehari-hari seperti mandi, memotong kuku,
menyisir rambut dll dilakukan oleh petugas
9) Modifikasi lingkungan yang bernuansa anak-anak dapat menciptakan
keceriaan dan rasa nyaman bagi pasien
10) Kamar bayi dijaga oleh petugas secara bergantian, apabila ada keluarga
pasien yang ingin melihat harus seizin petugas
11) Closed Circuit Television (CCTV) terpasang di unit perawatan anak dan
kamar bayi untuk pengawasan
12) Petugas mendokumentasikan pelayanan pasien dalam berkas rekam
medis
d. Pelayanan Pada Populasi Pasien Dengan Resiko Kekerasan
1) Petugas mengidentifikasi pasien dengan resiko kekerasan pada saat
asesmen dan mendokumentasikannya pada format asesmen pasien
korban kekerasan
2) Petugas menempatkan pasien yang beresiko kekerasan pada ruangan
yang dekat dengan nurse station agar mudah dipantau
3) Jika dibutuhkan penjagaan yang ketat, contoh pasien tahanan kepolisian
maka petugas koordinasi dengan satpam untuk melakukan penjagaan
secara bergantian
4) Unit perawatan dipasang Closed Circuit Television (CCTV) untuk
pengawasan
5) Pasien dengan resiko kekerasan harus selalu didampingi oleh
keluarganya
6) Petugas mendokumentasikan pelayanan pasien dalam berkas rekam
medis
PELAYANAN PASIEN USIA LANJUT
Prosedur
1. Petugas melakukan identifikasi pasien yang cacat pada
saat assesmen dan mendokumentasikannya pada
format hambatan di populasi pasien.
2. Pada saat di IGD dan unit rawat inap pasien yang cacat
menggunakan gelang pasien dengan klip warna kuning.
3. Pasien yang cacat harus didampingi keluarganya setiap
saat termasuk pada saat menerima edukasi, mendapat
penjelasan tentang kondisi penyakit pasien, pada saat
dilakukan tindakan/prosedur, dan lain-lain.
4. Petugas memberikan penjelasan kepada keluarga
terdekat pasien apabila akan dilakukan tindakan resiko
tinggi dan keluarga pasien memberikan persetujuan
dengan menandatangani lembar informed consent.
5. Petugas senantiasa melakukan pemantauan/observasi
pada pasien yang cacat.
6. Petugas mendokumentasikan pelayanan pasien dalam
berkas rekam medis.
Prosedur
1. Petugas mengidentifikasi pasien dengan resiko
kekerasan pada saat asesmen dan
mendokumentasikannya pada format asesmen pasien
korban kekerasan
2. Petugas menempatkan pasien yang beresiko kekerasan
pada ruangan yang dekat dengan nurse station agar
mudah dipantau
3. Jika dibutuhkan penjagaan yang ketat, contoh pasien
tahanan kepolisian maka petugas koordinasi dengan
satpam untuk melakukan penjagaan secara bergantian
4. Unit perawatan dipasang Closed Circuit Television
(CCTV) untuk pengawasan
5. Pasien dengan resiko kekerasan harus selalu didampingi
oleh keluarganya
6. Petugas mendokumentasikan pelayanan pasien dalam
berkas rekam medis