Anda di halaman 1dari 42

PEMERINTAH KABUPATEN BONE BOLANGO

RSUD TOTO KABILA


Jln. Kesehatan No. 25 Telp./ Fax (0435) 831273

KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TOTO KABILA


NOMOR :
TAHUN 2015
TENTANG
KEBIJAKAN PELAYANAN INSTALASI GAWAT DARURAT (IGD)
DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TOTO KABILA
DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TOTO KABILA

Menimbang

Mengingat

a.

Bahwa dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan


Rumah Sakit Umum Daerah Toto,maka di perlukan
upaya penyelenggaraan Pelayanan Instalasi Gawat
Darurat (IGD) yang bermutu tinggi ;

b.

bahwa agar pelayanan Instalasi Gawat Darurat (IGD) di


Rumah Sakit Umum Daerah Toto Kabila dapat
terlaksana dengan baik, perlu adanya kebijakan Direktur
Rumah Sakit Umum Daerah Toto Kabila sebagai
landasan bagi penyelenggaraan pelayanan Instalasi
Gawat Darurat (IGD) di Rumah Sakit Umum Daerah Toto
Kabila ;

c.

bahwa
berdasarkan
pertimbangan
sebagaimana
dimaksud dalam butir a dan b, perlu ditetapkan dengan
Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Toto
Kabila.

1.

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun


2009 Tentang Kesehatan(Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5063) ;

2.

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun


2009 tentang Rumah Sakit(Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2009 Nomor 144 Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5072) ;

3.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32


Tahun 1996 tentang Tenaga
Kesehatan(Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 1996 Nomor 49
,Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 3637);

4.

Peraturan
Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 269/MENKES/Per/111/2008 Tentang Rekam
Medis.

5.

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor


161/MENKES/Per/I/2010 Tentang Registrasi Tenaga
Kesehatan .

6.

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor


1438/MENKES/Per/IX/2010 Tentang Standar Pelayanan
Kedokteran.

7.

Peraturan
Menteri
Kesehatan
Nomor
117/Menkes/Per/VI/201 tentang Sistim Informasi Rumah
Sakit.

8.

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor


1691/Menkes/Per/VII/2011 Tentang Keselamatan Pasien
Rumah Sakit.

9.

Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia


Nomor 856 Tahun 2008 tentang Standar Instalasi Gawat
Darurat (IGD) Rumah Sakit;

10. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia


Nomor 432/Menkes/SK/IV/2007 Tentang Pedoman
Manajemen Kesehatan dan keselamatan Kerja (K3) di
Rumah Sakit;
11. Peraturan Gubernur Gorontalo Nomor
Tahun
Tentang Regionalisasi Sistem Rujukan Rumah Sakit
Provinsi Gorontalo(Berita Daerah Provinsi Gorontalo
Tahun Nomor ,Tambahan Berita Daerah Provinsi
Gorontalo Nomor
);
12. Peraturan Gubernur Gorontalo Nomor
Tahun
tentang Petunjuk Teknis Regionalisasi Sistem
Rujukan Rumah Sakit Provinsi Gorontalo(Berita
Daerah Provinsi Gorontalo Tahun
Nomor
);
13. Peraturan Gubernur Gorontalo Nomor
Tahun
Tentang Petunjuk Teknis Penerapan Standar
Pelayanan
Minimal
Rumah
di
Provinsi
Gorontalo(Berita Daerah Provinsi Gorontalo Tahun
Nomor
);
14. Peraturan Gubernur Gorontalo Nomor
Tahun
Tentang Pedoman Pelaksanaan Pelayanan Instalasi
Gawat Darurat (IGD) Rumah Sakit di Provinsi
Gorontalo(Berita Daerah Provinsi Gorontalo Tahun
Nomor
);
15. Peraturan Daerah Nomor
Tahun
Tentang
Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Rumah
Sakit
Umum
Daerah
Kabupaten
Bone
Bolango(Lembaran
Daerah
Kabupaten
Bone
Bolango Tahun
Nomor
);
16. Peraturan Bupati Bone Bolango Nomor
Tahun
Tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit
Umum Daerah Kabupaten Bone Bolango (Berita
Daerah Kabupaten Bone Bolango Tahun Nomor );

17. Keputusan Bupati Bone Bolango Nomor


Tahun
Tentang Penetapan Rumah Sakit Umum Daerah
Kabupaten Bone Bolango Untuk Menerapkan Pola
Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum
Daerah;

MEMUTUSKAN
Menetapkan

KESATU

KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH


TOTO KABILA TENTANG KEBIJAKAN PELAYANAN
INSTALASI GAWAT DARURAT (IGD) RUMAH SAKIT UMUM
DAERAH TOTO KABILA.

KEDUA

Kebijakan pelayanan Instalasi Gawat Darurat (IGD) di RSUD


Toto Kabila sebagaimana tercantum dalam lampiran
Keputusan ini.

KETIGA

Pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan pelayanan


Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD Toto Kabila
dilaksanakan oleh Bidang Pelayanan dan Keperawatan
RSUD Toto Kabila.

KEEMPAT

Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkannya, dan


apabila di kemudian hari ternyata terdapat kekeliruan dalam
penetapan ini akan diadakan perbaikan sebagaimana
mestinya.

Ditetapkan di
Pada tanggal

: Tilongkabila
:

Direktur,

dr. Tonie Doda, Sp.OG


Pangkat : Pembina Tingkat I
NIP
: 19710205 200012 1 005

SALINAN Surat Keputusan ini disampaikan kepada :


1. Kepala Bidang/Bagian lingkup RSUD Toto Kabila
2. Kepala Seksi/Subag lingkup RSUD Toto Kabila
3. Ketua Komite Medik RSUD Toto Kabila
4. Ketua Komite Keperawatan RSUD Toto Kabila
5. Kepala Unit/Instalasi lingkup RSUD Toto Kabila

Lampiran

Peraturan Direktur RSUD Toto Kabila


Nomor
:
Tanggal
:

KEBIJAKAN PELAYANAN INSTALASI GAWAT DARURAT (IGD)


RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TOTO KABILA
Kebijakan Umum :
1. Peralatan di unit Instalasi Gawat Darurat(IGD) harus selalu di lakukan
pemeliharaan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
2. Pelayanan di unit Instalasi Gawat Darurat (IGD) harus selalu berorientasi
kepada mutu dan keselamatan pasien.
3. Semua petugas unit Instalasi Gawat Darurat(IGD) wajib memiliki izin sesuai
dengan ketentuan yang berlaku.
4. Setiap petugas atau staf Unit Instalasi Gawat Darurat(IGD) wajib meningkatkan
kompetensinya melalui pelatihan yang sudah di programkan.
5. Dalam melaksanakan tugasnya setiap petugas wajib mematuhi ketentuan dalam
Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) termasuk penggunaan Alat Pelindung
Diri (APD),serta selalu mengacu pada Pencegahan dan Pengendalian Infeksi
(PPI).
6. Setiap petugas harus bekerja sesuai dengan standar profesi,standar prosedur
operasional yang berlaku,etika profesi menghormati hak pasien dan
mengutamakan keselamatan pasien.
7. Pelayanan di Instalasi Gawat Darurat(IGD) di laksanakan dalam 24 jam secara
terus menerus 7 hari dalam seminggu.
8. Penyediaan tenaga harus mengacu kepada pola ketenagaan.
9. Untuk melaksanakan koordinasi dan evaluasi wajib di laksanakan rapat rutin
bulanan minimal satu bulan sekali.
10. Setiap bulan wajib membuat laporan.
Kebijakan Khusus :
1. RSUD Toto Kabila memiliki pelayanan gawat darurat yang memiliki kemampuan:
a. Melakukan pemeriksaan awal kasus-kasus gawat darurat
b. Melakukan resusitasi dan stabilisasi
2. Instalasi Gawat Darurat(IGD) harus bisa bekerjasama dengan unit pelayanan
medis terkait yang ada di luar Maupun di dalam instansi terkait pelayanan
kesehatan tersebut, baik pra rumah sakit maupun rumah sakit dalam
menyelenggarakan terafi definitif.
3. Dalam pelaksanaan pelayanan di unit pelayanan Instalasi Gawat Darurat (IGD)
mempunyai alur pelayanan sebagai berikut :
a. Pelayanan triase (screening)
b. Ruang resusitasi/stabilisasi
c. Ruang observasi sesuai fasilitas dan kemampuan yang tersedia di dukung
kemampuan terafi definitif.
d. Pelayanan rekam medik 24 jam
4. Dalam pelayanannya InstalasiGawat Darurat(IGD) tidak di perkenankan
menolak pasien gawat darurat karena alasan pembiayaan untuk selanjutnya
mengikuti peraturan yang di tetapkan.
5. Instalasi Gawat Darurat(IGD) wajib menerima pasien gawat darurat dan
menanganinya sesuai dengan klasifikasinya.
6. Setiap pasien yang datang berobat ke Instalasi Gawat Darurat(IGD) harus
mendaftar ke bagian sentral opname untuk rawat inap.
7. Dalam memberikan pelayanan herus selalu menghormati dan melindungi hakhak pasien.
8. Selain menangani kasus true emergency IGD juga melayani kasus false
emergency
9. Pada pasien Death On Arnival(DOA) tidak di lakukan resusitasi kecuali atas
permintaan keluarga dan harus di beri nomor Instalasi Gawat Darurat.

10. Dokter yang bertugas di IGD harus memiliki sertifikat PPGD/ACLS dan BLS
yang masih berlaku.
11. Pada setiap shiff jaga salah satu perawat yang bertugas harus memiliki sertifikat
PPGD/ACLS yang masih berlaku sebagai penanggung jawab shiff.
12. Obat dan alat kesehatan sesuai standar yang berlaku harus selalu tersedia.
13. Dalam pelaksanaan pelayanan Gawat Darurat :
a. Instalasi Gawat Darurat(IGD) mempunyai area yang dapat di gunakan untuk
penanganan korban massal akibat bencana.
b. mempunyai kerja sama dengan sarana dan fasilitas pelayanan kesehatan di
sekitarnya dalam menghadapi musibah massal/bencana yang terjadi di
daerah wilayah Kabupaten Bone Bolango (Sistem Penanggulangan Gawat
Darurat Terpadu Bencana).
14. Instalasi Gawat Darurat(IGD) memiliki sarana penunjang pelayanan sbb :
a. penunjang medis
Radiologi,Laboratorium,Farmasi,Unit Transfusi Darah
b. penunjang non medis
komunikasi khusus(telepon/aiphone) dan ambulance
15. Memiliki Sumber Daya Manusia(SDM)yang terampil dalam penanggulangan
penderita gawat darurat.
16. Penanganan pasien tidak akut dan tidak gawat yang datang ke IGD di luar jam
kerja tetap di berikan pelayanan sesuai dengan kondisinya.
17. Setiap pasien yang datang ke IGD di lakukan triage untuk mendapatkan
pelayanan yang tepat dan sesuai dengan kondisi pasien.
18. Triage di IGD di lakukan oleh dokter jaga IGD atau perawat penanggung jawab
shiift.
19. Setiap pasien yang memerlukan pemeriksaan diagnostik/terapi/spesimen yang
tidak tersedia di RSUD Toto dapat di lakukan rujukan ke rumah sakit lain
termasuk juga bagi pasien yang memerlukan rujukan rawat inap yang di
indikasikan karena penyakitnya.
20. Setiap petugas /staf IGD wajib mengikuti pelatihan yang sudah di programkan
untuk meningkatkan kompetensi.
21. Setiap tindakan medis yang di lakukan harus berdasarkan atas permintaan
dokter persetujuan pasien/penanggung jawab.
22. Penyediaan tenaga harus mengacu kepada pola ketenagaan.
23. Instalasi Gawat Darurat menerima kegiatan magang, mahasiswa praktek,
penelitian, dari berbagai institusi pendidikan yang terkait.

Direktur,

dr. Tonie Doda, Sp.OG


Pangkat : Pembina Tingkat I
NIP
: 19710205 200012 1 005

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pelayanan Kesehatan adalah upaya yang di selenggarakan oleh suatu
organisasi untuk memelihara danmeningkatkan kesehatan,mencegah dan
menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat.

Pelayanan Kesehatan yang bermutu adalah pelayanan kesehatan yang


dapat memuaskan setiap pemakai jasa pelayanan kesehatan sesuai dengan
tingkat kepuasan rata-rata penduduk,serta yang penyelenggaraannya sesuai
dengan kode etik dan standar pelayanan profesi yang telah di tetapkan.
Pelayanan Gawat Darurat merupakan pelayanan yang dapat memberikan
tindakan yang cepat dan tepat pada seorang atau kelompok orang agar dapat
meminimalkan angka kematian dan mencegah terjadinya kecacatan yang tidak
perlu. Upaya peningkatan gawat darurat di tujukan untuk menunjang pelayanan
dasar,sehingga dapat menanggulangi pasien gawat darurat baik dalam keadaan
sehari-hari maupun dalam keadaan bencana.
Dengan semakin meningkatnya jumlah penderita gawat darurat,maka di
perlukan peningkatan pelayanan gawat darurat baik yang di selenggarakan di
tempat kejadian selama perjalanan ke Rumah Sakit maupun di Rumah Sakit.
Berdasarkan hal tersebut di atas,maka di Instalasi Gawat Darurat perlu di
buat standar pelayanan yang merupakan pedoman bagi semua pihak dalam
tata cara pelaksanaan pelayanan yang di berikan ke pasien pada umumnya dan
pasien IGD RSUD Toto Kabila khususnya.
Berkaitan dengan hal tersebut di atas maka,dalam melakukan pelayanan
Gawat darurat di IGD RSUD Toto Kabila harus berdasarkan standar pelayanan
Gawat darurat RSUD toto Kabila.
B. Ruang Lingkup
Ruang lingkup pelayanan Instalasi Gawat Darurat meliputi :
1. Pasien dengan kasus True Emergency
Yaitu pasien yang tiba-tiba berada dalam keadaan gawat darurat atau akan
menjadi gawat dan terancam nyawanya atau anggota badannya(akan
menjadi cacat) bila tidak mendapat pertolongan secepatnya.
2. Pasien dengan kasus False Emergency
Yaitu pasien dengan :
- Keadaan gawat tetapi tidak memerlukan tindakan darurat.
- Keadaan gawat tetapi tidak mengancam nyawa dan anggota
-

badannya.
Keadaan tidak gawat dan tidak darurat.

C. Batasan Operasional
1. Instalasi Gawat Darurat
Adalah unit pelayanan di rumah sakit yang memberikan pelayanan pertama
pada pasien dengan ancaman kematian dan kecacatan secra terpadu
dengan melibatkan berbagai multidisiplin.
2. Triage
Adalah pengelompokan korban yang berdasarkan atas berat ringannya
trauma/penyakit serta kecepatan penanganan/pemindahannya.
3. Prioritas
Adalah penentuan mana yang harus di dahulukan mengenai penanganan
dan pemindahan yang mengacu tingkat ancaman jiwa yang timbul.
4. Survey Primer
Adalah deteksi cepat dan koreksi segera terhadap kondisi yang
mengancam jiwa.
5. Survey Sekunder

Adalah melengkapi survey primer dengan mencari perubahan-perubahan


anatomi yang akan berkembang menjadi semakin parah dan memperberat
perubahan fungsi vital yang ada berakhir dengan mengancam jiwa bila tidak
segera di atasi.
6. Pasien Gawat Darurat
Pasien yang tiba-tiba berada dalam keadaan gawat atau akan menjadi
gawat dan terancam nyawanya atau anggota badannya(akan menjadi
cacat)bila tidak mendapat pertolongan secepatnya.
7. Pasien Gawat Tidak Darurat
Pasien berada dalam keadaan gawat tetapi tidak memerlukan tindakan
darurat misalnya kanker stadium lanjut.
8. Pasien Darurat Tidak Gawat
Pasien akibat musibah yang datang tiba-tiba tetapi tidak mengancam
nyawa dan anggota badannya misalnya luka sayat dangkal.
9. Pasien Tidak Gawat Tidak Darurat
Misalnya pasien dengan Ulcus Tropium,TBC,Kulit dan sebagainya.
10. Kecelakaan (Accident)
Suatu kejadian di mana terjadi interaksi karena faktor yang datangnya
mendadak,tidak di kehendaki sehingga menimbulkan cedera fisik,mental
dan sosial.
Kecelakaan dan cedera dapat di klasifikasikan menurut :
a. Tempat kejadian
- Kecelakaan lalu lintas
- Kecelakaan di lingkungan rumah tangga
- Kecelakaan di lingkungan pekerjaan
- Kecelakaan di sekolah
- Kecelakaan di tempat-tempat umum lain seperti halnya tempat
rekreasi, perbelanjaan, di area olah raga, dan lain-lain.
b. Mekanisme kejadian
Tertumbuk jatuh,terpotong,tercekik oleh benda asing,tersengat, terbakar
baik karena efek kimia, fisik maupun listrik atau radiasi
c. Waktu kejadian
- Waktu perjalanan (travelling/transport time)
- Waktu bekerja waktu sekolah, waktu bermain dan lain-lain.
11. Cidera
Masalah kesehatan yang di dapat/di alami sebagai akibat kecelakaan.
12. Bencana
Peristiwa atau rangkaian peristiwa yang di sebabkan oleh alam dan atau
manusia yang mengakibatkan korban dan penderitaan manusia,kerugian
harta benda,kerusakan lingkungan,kerusakan sarana dan prasarana umum
serta menimbulkan gangguan terhadap tata kehidupan masyarakat dan
pembangunan nasional yang memerlukan pertolongan dan bantuan.
Kematian dapat terjadi bila seseorang mengalami kerusakan atau
kegagalan dari salah satu systim/organ di bawah ini yaitu :
a. Susunan saraf pusat
b. Pernapasan
c. Kardiovaskuler
d. hati
e. ginjal
f. pangcreas
Kegagalan (kerusakan) systim/organ tersebut dapat di sebabkan oleh :
a. trauma cedera
b. infeksi
c. keracunan(poisoning)
d. degerenerasi (failure)
e. asfiksi

f.

kehilangan cairan dan electrolit dalam jumlah besar (excessive loss of

water and electrolit).


g. dan lain-lain
Kegagalan sistim susunan saraf pusat kardiovaskuler,pernapasan dan
hipoglikemia dapat menyebabkan kematian dalam waktu singkat :(4-6)
sedangkan kegagalan sistim/organ yang lain dapat menyebabkan kematian
dalam waktu yang lama.
Dengan demikian keberhasilan Penanggulangan Penderita Gawat
Darurat (PPGD) dalam mencegah kematian dan cacat di tentukan oleh :
a. Kecepatan menemukan penderita gawat darurat
b. Kecepatan meminta pertolongan
c. Kecepatan dan kualitas pertolongan yang di berikan
1) Di tempat kejadian
2) Dalam perjalanan ke rumah sakit
3) Pertolongan selanjutnya secara mantap di rumah sakit
D. Landasan Hukum
1. Undang-undang No 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan
2. Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI No 436/Menkes/SK/VI/1993 tentang
berlakunya Standar Pelayanan di Rumah Sakit
3. Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI No 0701 / YANMED / RSKS / GDE /
VII / 1991 Tentang Pedoman Pelayanan Gawat Darurat.
4. Undang-undang No 29 Tahun 2004 tentang Praktek Kedokteran
5. Undang-undang No 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen.

BAB II

STANDAR KETENAGAAN
A. Kualifikasi SDM
Pola ketenagaan SDM IGD adalah :
No
.
1.

Nama Jabatan
Ka. Unit IGD

Kualifikasi

Keterangan

S1, D4, D III

Bersertifikat

Keperawatan

BCLS/BTCLS/ PPGD

2.

Pj. IGD bedah, non

S1, D4, D III

Bersertifikat

bedah
Perawat Pelaksana

Keperawatan

3.

ACLS/ATLS
Bersertifikat

4.

IGD
Dokter IGD

5.

TPK

D III Keperawatan
Dokter Umum
SMU

BCLS/BTCLS/ PPGD
Bersertifikat
ACLS/ATLS
-

B. Distribusi Ketenagaan
Pola pengaturan ketenagaan Instansi Gawat Darurat yaitu :
1. Untuk Dinas Pagi :
Yang bertugas sejumlah 2(dua)orang dengan standar minimal bersertifikat
BLS :
Kategori
:
a) 1 orang Ka Ru
b) 1 orang Pelaksana
2. Untuk Dinas Sore :
Yang bertugas sejumlah 2(dua) orang dengan standar minimal bersertifikat
BLS.
Katergori :
a) 1 orang Penanggung Jawab Shift
b) 1 orang pelaksana
3. Untuk Dinas Malam :
Yang bertugas sejumlah 2(dua) dengan standar minimal bersertifikat BLS
kategori :
a) 1 orang Penanggung Jawab Shift
b) 1 orang Pelaksana
C. Pengaturan Jaga
1. Pengaturan jaga perawat IGD
a. pengaturan jadwal dinas perawat IGD di buat dan di pertanggung
jawabkan oleh kepala ruang (karu) IGD dan di setujui oleh Kepala
Bidang Pelayanan keperawatan.
b. Jadwal dinas di buat untuk jangka waktu satu bulan dan di di
realisasikan ke perawat pelaksana IGD setiap satu bulan.
c. Untuk tenaga perawat yang memiliki keperluan penting pada hari
tertentu maka perawat tersebut dapat mengajukan izin pada kepala
ruangan kemudian kepala ruangan mengatur kembali kelancaran shift
yang bersangkutan.
d. Setiap tugas jaga/shift harus ada perawat penanggung jawab shift(PJ
Shift) dengan syarat pendidikan minimal D III Keperawatan dan masa
kerja minimal 2 tahun,serta memiliki sertifikat tentang kegawat daruratan.
e. Jadwal dinas terbagi atas dinas pagi,dinas sore,dinas malam,lepas
malam, libur dan cuti.

f.

Apabila ada tenaga perawat jaga karena sesuatu hal sehingga tidak
dapat jaga sesuai jadwal yang telah di tetapkan(terencana),maka
perawat yang bersangkutan harus memberitahu karu IGD :2 jam
sebelum

dinas

pagi

jam

sebelum

malam,sebelum memberitahu karu

dinas

sore

atau

dinas

IGD, diharapkan perawat yang

bersangkutan sudah mencari perawat pengganti, apabila perawat yang


bersangkutan tidak mendapatkan perawat pengganti maka Karu IGD
akan mencari tenaga perawat pengganti yaitu perawat yang hari itu libur
atau perawat IGD yang tinggal di asrama.
g. Apabila ada tenaga perawat tiba-tiba tidak dapat jaga sesuai jadwal yang
telah di tetapkan (tidak terencana),maka Karu IGD akan mencari
perawat pengganti yang hari itu libur atau perawat IGD yang tinggal di
asrama. Apabila perawat pengganti tidak di dapatkan,maka perawat
yang dinas pada shift sebelumnya wajib untuk menggantikan.(Prosedur
Pengaturan jadwal dinas perawat IGD sesuai SPO terlampir).
2. Pengaturan Jaga Dokter IGD
a. Pengaturan jadwal dokter jaga IGD menjadi tanggung jawab Ka.Instalasi
Gawat Darurat dan di setujui oleh Kepala Bidang Pelayanan.
b. Jadwal dokter jaga IGD di buat untuk jangka waktu 1 bulan serta sudah
diedarkan ke unit terkait dan dokter jaga yang bersangkutan 1 minggu
sebelum jaga di di mulai.
c. Apabila dokter jaga IGD karena sesuatu hal sehingga tidak dapat jaga
sesuai dengan jadwal yang telah di tetapkan maka :
1) Untuk yang terencana dokter yang bersangkutan

harus

menginformasikan ke Ka,Instalasi Gawat Darurat dan di harapkan


dokter
Tersebut sudah menunjuk dokter jaga pengganti.
2) Untuk yang tidak terencana dokter yang bersangkutan harus
menginformasikan ke Ka.Instalasi Gawat Darurat dan di harapkan
dokter tersebut sudah menunjuk dokter jaga pengganti,apabila
dokter jaga pengganti tidak di dapatkan maka Ka. Instalasi Gawat
Darurat

wajib untuk mencarikan dokter jaga pengganti,yaitu

digantikan oleh dokter jaga dokter jaga pengganti tidak didapatkan


maka dokter jaga shift sebelumnnya wajib untuk menggantikan.
(Prosedur pengaturan jadwal jaga dokter IGD sesuai SPO terlampir).
3) Untuk yang tidak terencana dokter yang bersangkutan harus
menginformasikan ke Ka.Instalasi Gawat Darurat dan di harapkan
dokter tersebut sudah menunjuk dokter jaga pengganti apabila
dokter jaga pengganti tidak di dapatkan,maka Ka.Instalasi Gawat
Darurat wajib untuk mencarikan dokter jaga pengganti,yaitu di
gantikan oleh dokter jaga ruangan .apabila dokter jaga pengganti
tidak di dapatkan maka dokter jaga shift sebelumnnya wajib untuk
menggantikan.(Prosedur pengaturan jadwal jaga dokter IGD sesuai
SPO terlampir).
3. Pengaturan Jadwal Dokter Konsulen
a. Pengaturan jadwal jaga dokter konsulen menjadi tanggung jawab kepala
Bidang Pelayanan.

b. Jadwal jaga dokter konsulen di buat untuk jangka waktu 3 bulan serta
sudah di edarkan ke unit terkait dan dokter konsulen yang bersangkutan
1 minggu sebelum jaga di mulai.
c. Apabila dokter konsulen jaga karena sesuatu hal sehingga tidak dapat
jaga sesuai dengan jadwal yang telah di tetapkan maka :
1) Untuk yang terencana ,dokter yang bersangkutan
mengunformasikan

ke

manejer

pelayanan

atau

ke

harus
petugas

sekretariat paling lambat 3 hari sebelum tanggal jaga,serta dokter


tersebut wajib menunjuk dokter jaga konsulen pengganti.
2) Untuk yang tidak terencana dokter yang bersangkutan harus
menginformasikan ke manejer pelayanan dan di harapkan dokter
tersebut sudah menunjuk dokte jaga konsulen pengganti,apabila
dokter jaga pengganti tidak di dapatkan maka manager pelayanan
wajib untuk mencarikan dokter jaga konsulen pengganti.(Prosedur
pengaturan jadwal jaga dokter konsulen sesuai SPO terlampir.)

BAB III
STANDAR FASILITAS
A. Sarana
1. Lokasi
a. Instalasi Gawat Darurat (IGD) berada di gedung utama bagian depan
RSUD Toto Kabila dan mempunyai akses yang baik dengan jalan raya.
b. Instalasi Gawat Darurat (IGD) terpisah secara fisik atau fungsional
dengan unit lain dan di hubungkan dengan koridor dengan unit lain
c. Instalasi Gawat Darurat (IGD) berdekatan dengan unit laboratorium dan
unit radiologi serta mempunyai akses yang baik dari IGD.
d. Ambulance yang membawa pasien sampai di depan pintu masuk IGD
e. Di samping IGD terdapat area parkir khusus ambulance (memuat lebih
dari dua ambulance.
f. Ruang triase di IGD seharusnya memuat paling sedikit 2 brangkar.
2. Lingkungan Ruangan IGD
a. Dinding

Dinding IGD terbuat dari bahan porselin (tidak mudah menyerap air) atau
dengan cat epoxi yang tidak luntur dan aman serta berwarna terang.
Dinding mudah di bersihkan dan tidak mudah kotor.
b. Langit-langit
Bahan langit-langit IGD terbuat dari bahan yang kuat dan aman, tinggi
minimal 2,70 meter dari lantai.bahan langit-langit terpasang dengan
rapat kuat sehingga tidak menghasilkan kotoran atau debu.
c. Pintu
1) Lebar pintu minimal 1,20 meter dan tinggi minimal 2,10 meter dan
semua pintu kamar harus selalu dalam keadaan tertutup.
2) Pintu IGD harus cukup untuk di lewati brangkar serta terdiri dari 2
daun pintu dan selalu dalam keadaan tertutup.
3) Harus di sediakan pintu keluar tersendiri untuk jenazah dan bahan
kotor yang tidak terlihat oleh pasien dan pengunjung.
d. Lantai
Bahan lantai IGD terdiri dari bahan vinyl yang rata atau keramik yang
rata dan mudah di bersihkan,kedap air dan warna terang.
e. Sumber Air
Sumber Air di IGD berasal dari saluran air bersih PAM atau Sumur Bor.
f. Air Kotor(limbah)
Limbah cair yang berasal dari IGD di buang ke saluran air kotor yang di
hubungkan ke instalasi pengolahan air limbah (IPAL)
g. Listrik
1) Sumber daya listrik dari PLN sebagai sumber listrik utama.
2) Sumber daya listrik dari genset sebagai sumber listrik cadangan
3) Kapasitas panel harus mampu melayani beban dengan minimal 1,5
kali dari beban yang terpasang pada saat gedung mulai di gunakan.
4) Pemasangan Instalasi listrik, instalasi kotak kontak biasa,kotak
kontak khusus,harus mangacu PUIL 2000 Khusus panel sietim
instalasi listrik pada fasilitas pelayanan kesehatan.
h. Pendingin Ruangan
1) Ruang operasi di pasang pendingin untuk menciptakan ruangan
bersih/steril dengan suhu ruangan berkisar 19-24 c
2) Ventilasi atau penghawaan sebaiknya menggunakan AC tersendiri
yang di lengkapi filter bakteri.
3. Jumlah Ruangan
IGD RSUD Toto Kabila memiliki ruangan :
a. Ruangan penerimaan :
1) Ruang tunggu
2) Ruang pendaftaran pasien baru / rawat
3) Ruangan triase
b. Ruangan tindakan :
1) Ruang resusitasi
2) Ruang tindakan bedah, non bedah
3) Ruang dekontaminasi
c. Ruang operasi
d. Ruang observasi
e. Ruang petugas
f. Ruang administrasi
B. PRASARANA
1. Ruang Triase
a. Kit pemeriksaan
b.
2. Ruang Tindakan
a.
b.
c.
d.

e.
f.
g. Suction (sesuai jumlah tempat tidur)
h. Trakheostomi set (minimal 1 set setiap nomor/ukuran)
i. Bag Valve mask (minimal 1 setiap nomor/ukuran)
j. Kanul Oksigen
k. Oksigen Mask (dewasa / anak)
l. Chest tube
m. Ventilator transport
n. Vital Sign Monitor (sesuai jumlah tempat tidur)
o. Infus Pump
p. Syring Pump
q. ECG
r. Vena Section
s. Defibrilator
t. Gluko stick
u. Stetoskope
v. Termometer
w. Nebulizer
x. Oksigen Konsentrat
y. Warmer
Imobilization Set
a. Neck Kollar
b. Splint
c. Long spine board
d. Scope strecter
e. Urine bag
f. NGT
g. Wound Toilet Set
Obat-obatan dan alat habis pakai :
a. Cairan infus kolid
b. Cairan infus krestaloid
c. Cairan infus dextrose
d. Adrenalin
e. Sulfat tropin
f. Kortikosteroid
g. Lidokain
h. Dextrose 50%
i. Aminophilin
j. ATS TT
k. Trombolid
l. Amiodaron
m. Manitol
n. Furosemide
o. APD : masker, hand scoen
3. Ruang Tindakan Bedah
Alat medis :
a. Meja operasi (minimal 1 unit)
b. Dresing set (minimal 10 set)
c. Infusion set (minimal 10 set)
d. Vena section set (minimal 1 set)
e. Torakhosintetis (minimal 1 set)
f. Metal kauter (minimal 1 set)
Alat-alat untuk ruang tindakan bedah :
a. Bidai segala ukuran untuk tungkai, lengan, leher, tulang punggung (1 set)
b. Verban segala ukuran :
1) 4 x 5 cm (5 buah)
2) 4 x 10 cm (5 buah)
c. Vena seksi (1 set)
d. Ekstaksi kuku set (2 set)
e. Hecting set (5 set)
f. Benang-benang / jarum segala jenis dan ukuran :
1) Cat gut 2/0 dan 3/0 (1 buah)
2) Silk black 2/0 (1 buah), 3/0 (1 buah)
3) Jarum (1 set)
g. Lampu sorot ( 1 buah)

h.
i.
j.
k.

Kassa (1 tromol)
Cirkumsisi set (1 set)
Gunting verban set ( 3 set)
Stomach tube / NGT
1) Nomor 12 (3 buah)
2) Nomor 16 (3 buah)
3) Nomor 18 (3 buah)
l. Spekulum hidung (2 buah)
m. Spuit sesuai kebutuhan
1) 5 cc (5 buah)
2) 2,5 cc (5 buah)
n. Infus set (1 buah)
o. Dower catheter segala ukuran
1) Nomor 16 (2 buah)
2) Nomor 18 (1 buah)
p. Emergency lamp (1 buah)
q. Stetoskope (1 buah)
r. Tensimeter (1 buah)
s. Thermometer (1 buah)
t. Elastis verban sesuai kebutuhan
1) 6 inchi (1 buah)
2) 4 inchi (2 buah)
3) 3 inchi (2 buah)
u. Tiang infus (2 buah)
Alat-alat untuk ruangan tindakan non bedah :
a) Stomach tube / NGT
1) Nomor 16 (2 buah)
2) Nomor 18 (2 buah)
3) Nomor 12 (3 buah)
b) Urine bag (3 buah)
c) Otoscope (1 buah)
d) Nebulizer (1 buah)
e) Mesin EKG (1 buah)
f) Infus set (1 buah)
g) IV catheter semua nomor (1 set)
h) Spuit sesuai kebutuhan
1) 1 cc (5 buah)
2) 2,5 cc (5 buah)
3) 5 cc (5 buah)
4) 10 cc (5 buah)
5) 20 cc (3 buah)
6) 50 cc ( 3 buah)
i) Tensimeter (1 buah)
j) Stetoskop (1 buah)
k) Thermometer (1 buah)
l) Tiang infus (1 buah)
Alat-alat untuk ruangan observasi :
a) Tensimeter (1 buah)
b) Oksigen lengkap dengan flow meter (1 buah)
c) Termometer (1 buah)
d) Stetoskop (1 buah)
e) Standar infus (1 buah)
f) Infus set ( 1 set)
g) IV Catheter segala ukuran (1 set)
h) Spuit sesuai kebutuhan
1) 1 cc (5 buah)
2) 2,5 cc (5 buah)
3) 5 cc (5 buah)
4) 10 cc (5 buah)
5) 20 cc (3 buah)
6) 50 cc (3 buah)
Alat-alat dalam trolly emergency :
a) Obat life saving (terlampir pada standar obat IGD RSUD Toto Kabila)
b) Obat penunjang (erlampir pada standar obat IGD RSUD Toto Kabila)
c) Alat-alat kesehatan
1) Ambu bag / air viva untuk dewasa dan anak (1 buah / 1 buah)

2) Oropharingeal airway
- Nomor 3 (2 buah)
- Nomor 4 (2 buah)
3) Laringoscope dewasa dan anak (1 set)
4) Magyl forcep
5) Face mask (1 buah)
6) Urine bag non steril (5 buah)
7) Spuit semua ukuran
8) Infus set (1 set)
9) Endotracheal tube (dewasa dan anak)
- Nomor 2,5 (1 buah)
- Nomor 3 (1 buah)
- Nomor 4 (1 buah)
- Nomor 7 (1buah)
- Nomor 7,5 (1 buah)
- Nomor 8 (1buah)
10) Slang oksigen sesuai kebutuhan
11) Stomach tube / NGT
- Nomor 16 (2 buah)
- Nomor 18 (2 buah)
- Nomor 12 (3 buah)
12) IV catheter sesuai kebutuhan
- Nomor 18 cath / terumo (2 / 2 buah)
- Nomor 20 cath / terumo (2 / 16 buah)
- Nomor 22 cath / terumo (2 / 11 buah)
13) Suction catheter segala ukuran
- Nomor 10 (3 buah)
- Nomor 12 (2 buah)
14) Neck collar ukuran S / M (2 / 1)
Ambulance
Untuk menunjang pelayanan terhadap pasien RSUD Toto Kabila saat ini
memiliki 2 (dua) unit ambulance yang kegiatannya berada dalam
koordinasi IGD dan bagian umum.
Fasilitas dan sarana untuk ambulance :
a) Perlengkapan ambulance
1) AC
2) Sirine
3) Lampu rotater
4) Sabuk pengaman
5) Sumber listrik / stop kontak
6) Lemari untuk alat medis
7) Lampu ruangan
8) Wastafel
b) Alat dan obat
1) Tabung oksigen (1 buah)
2) Mesin suction (1 buah)
3) Monitor EKG (1 buah)
4) Stretcher (1 buah)
5) Scope (1 buah)
6) Piala ginjal (5 buah)
7) Tas emergency yang berisi :
Obat-obat untuk life saving
- Cairan infus RL, NaCL 0,9% (5/10 kolf)
- Senter (2 buah)
- Stetoskop (3 buah)
- Tensimeter (1 buah)
- Piala ginjal (5 buah)
- Oropharingeal airway
- Gunting verban (2 buah)
- Tongue spatel (1 buah)
- Reflex hummer (2 buah)
- Infus set (1 buah)
- IV catheter (nomor 20, 18 : 2 : 2)
- Spuit semua ukuran (masing-masing 2 buah)

Standar Obat IGD RSUD Toto Kabila


Obat Live Saving :
a) Injeksi
No

Nama Obat

Satua

Jumla

Jenis Obat

1.
2.

Adona AC 10 ml
Alupent

n
ampul
ampul

h
6
2

Haemostatic
Anti
asthmatic

3.

Aminophilin

ampul

14

COPD preparations
Anti
asthmatic
dan

4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.

Atropin sulfat
Buscopan
Catapres
Cedation
Cortidex
Diazepam
Dicynone
Dormicum
Ephinepherin

ampul
ampul
ampul
ampul
ampul
ampul
ampul
ampul
ampul

125
14
3
5
6
5
5
5
2

COPD preparations
Anti spasmodics
Anti spasmodics
Other anti hypertensives
Anti emetics
Corticosteroid hormones
Minor transquillizer
Haemostatics
Hypnotics dan sedatives
Anastetic
lokal
dan

16
94
5
2

general
Diuterics
Anastetic lokal
Anti emetik
Neuroprotector

13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.
31.
32.
33.
34.
35.
36.
37.
38.

Lasik
Lidocain
Metro clopramide
Nicholin 250 mg

ampul
ampul
ampul
ampul

b) Tablet
No

Nama Obat

Satua
n

Jumlah

Jenis Obat
Anti hypertensi /

1.

Adalat 5 mg

tablet

10

2.

Adalat 10 mg

tablet

10

3.

Cedocard 5 mg

tablet

Anti anginal

4.

Nitrobat

tablet

10

Nitrogliserida

Betabloker
Anti hypertensi /
Betabloker

dan

c) Cairan Infus
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.

Nama Obat
Asering
Dextrose 5% 250 ml
Dextrose 5% 500 ml
Dextrose 10% 500 ml
Dextrose In saline 0,225
Dextrose 0,5 Darrow
Kaen 2 B
Kaen 3 A
Larutan 2 A
Manitol 250 cc
NaCL 0,9% 250 ml
NaCL 0,9% 500 ml
NaCL 3%
Ringer Dextrose
Ringer Lactat
Ringer Solution
Dex 40$ 25 ml

Satuan
kolf
kolf
kolf
kolf
kolf
kolf
kolf
kolf
kolf
kolf
kolf
kolf
kolf
kolf
kolf
kolf
Fialon

Jumlah
4
2
8
5
2
3
1
1
7
2
1
1
5
6
13
2
6

Jenis Obat

Satuan

Jumla

Jenis Obat

supp
supp
supp
supp

h
2
3
1
1

Anti emetik
Anti emetik
Anti emetik
Anti
piretik,

Analgetik
Anti

piretik,

Analgetik
Anti

piretik,

tube
tube

5
7

Analgetik
Sedatif
Sedatif

Satuan
ampul
ampul
ampul
ampul
ampul
ampul
ampul
Flacon
Flacon
Flacon

Jumlah
5
3
5
2
5
12
8
4
10
2

Jenis Obat
Antiemetik
Vitamin (elektrolit)
Antasida
Cardiac drugs
Vitamin
Anti spasmudics
Anti emetik
Anti Inflamasi
Antibiotik
Antibiotik

Satuan
tablet

Jumlah
7

Jenis Obat
Anti coagulans, anti

d) Suppositoria
No
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Nama Obat
Amicain Supp
Primperan supp child
Primperan supp adult
Paracetamol supp
Propyretic 160 mg
Proris supp
Stesolid 5 mg rect
Stesolid 10 mg rect

supp
supp

e) Obat Penunjang
1) Injeksi
No
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.

Nama Obat
Cedantron
Calsium gluconas
Zantadin
Lanoxin
Neurobion 5000
Paverin
Sotatik
Cortison Asetat
Kanamycin 1 gr
Procain Penicilin

2) Obat Tablet
No
1.

Nama Obat
Aspilet

trombotics

2.
3.
4.
5.
6.
7.

Inderal
Inopamil
Isorbid
Merislon
Propanolo
Strocain

tablet
tablet
tablet
tablet
tablet
tablet

5
5
2
2
3
5

8.
9.

Norit
Ponstan

tablet
tablet

15
2

Beta Blockers
Cardiac drugs
Anti vertigo
Beta Blockers
Antacid
&
Anti
ulcerant
Analgetic &
Antipiretic

BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN
A. Tata Laksana Pendaftaran Pasien
1. Petugas Penanggung Jawab
a. Perawat IGD
b. Petugas Admission
2. Perangkat Kerja
Satuan Medis
3. Tata Laksana Pendaftaran Pasien IGD
a. Pasien yang datang ke IGD diterima oleh perawat kemudian perawat
mengarahkan

salah

satu

keluarga

untuk

mendaftar

di

bagian

pendaftaran IGD.
b. Petugas pendaftaran menanyakan kepada keluarga apakah pasien
tersebut pasien baru atau pasien lama :
Apabila pasien lama :
1) Petugas pendaftaran menanyakan kartu kontrol pasien untuk
dicarikan lest pasien tersebut
2) Keluarga pasien menyerahkan kartu kontrol pasien kepada petugas
pendaftaran
3) Petugas pendaftaran mencari lest pasien tersebut di ruang
penyimpanan
4) Apabila keluarga pasien tidak membawa kartu kontrol maka petugas
pendaftaran

mengecek

data

pasien

di

komputer

dengan

memasukkan nama pasien, umur dan alamat, sehingga muncul


nomor rekam medik pasien.
5) Petugas pendaftaran menemukan lest lama pasien tersebut
Apabila pasien baru :
- Petugas pendaftaran memberikan nomor rekam medik yang dicatat
pada buku registrasi dan kartu kontrol lalu diserahkan

kepada

keluarga pasien.
c. Petugas pendaftaran menanyakan kepada keluarga tentang identitas
klien dan jaminan yang digunakan.
d. Petugas pendaftaran menyerahkan lest pasien kepada perawat IGD
yang disertai dengan gelang identitas klien apabila pasien rawat inap :
1) Gelang warna merah untuk pasien perempuan
2) Gelang warna biru untuk pasien laki-laki
B. Tata Laksana Sistem Komunikasi IGD
1. Petugas penanggung jawab
Dokter IGD
Perawat IGD

2. Perangkat Kerja

Pesawat Telepon
Handphone
3. Tata Laksana Sistem Komunikasi IGD
a. Antara IGD dengan unit lain dalam RSUD Toto Kabila adalah dengan
nomor extension masing-masing unit :
1) Apabila petugas IGD menginginkan komunikasi dengan unit lain
maka petugas IGD menekan nomor extension sesuai unit yang
dituju.
2) Apabila nomor yang dituju mengangkat telepon maka petugas IGD
meyebutkan nama, dan IGD serta tujuan komunikasi yang
diinginkan.
3) Setelah tujuan komunikasi tercapai makan petugas IGD mengakhiri
komunikasi dengan mengucapkan terima kasih dan salam.
b. Antara IGD dengan dokter konsulen / rumah sakit lain / yang terkait
dengan pelayanan di luar rumah sakit adalah menggunakan pesawat
telepon langsung dari IGD :
1) Apabila dokter IGD membutuhkan konsul terhadap dokter konsulen
maka dokter IGD menelpon dokter konsulen yang diinginkan.
2) Dokter konsulen memberikan instruksi atau saran pengobatan
terhadap pasien dan dokter umum mengakhiri komunikasi dengan
mengucapkan terima kasih dan salam.
C. Tata Laksana Pelayana Triase
1. Petugas Penanggung Jawab
Dokter Jaga IGD
Perawat Jaga IGD
2. Perangkat Kerja
Stetoscope
Tensimeter
Status Medis
3. Tata Laksana Pelayanan Triase IGD
a. Triase Pasien Pada Keadaan Biasa
Triase pada keadaan biasa yaitu pasien yang datang ke IGD tidak
bersamaan dengan pasien lainnya, hal ini dilakukan triase dengan cara
sebagai berikut :
1) Perawat melakukan triase awal pada saat penerimaan pasien (di
pintu masuk IGD) dengan cara menanyakan keluhan utama atau
yang paling dirasakan oleh klien sambil memperhatikan keadaan
umum klien.
2) Perawat melakukan ambulasi ke ruang triase untuk dilakukan
anamnesa lanjutan.
3) Apabila keadaan pasien membutuhkan penanganan yang cepat
makan dokter IGD dan perawat IGD segera menangani pasien
sesuai dengan kondisi kegawat daruratannya.
4) Bila kondisi pasien mulai stabil maka petugas IGD melakukan
anamnesa yang lebih lanjut untuk menentukan pengobatan dan
pemeriksaan lanjutan yang dibutuhkan pasien.
5) Apabila pasien membutuhkan resusitasi makan pasien dilakukan
resusitasi sesuai dengan keadaan klien.
6) Setelah dilakukan pemeriksaan lanjutan

makan

perawat

menentukan pasien diobservasi di ruang observasi bedah atau non


bedah.

7) Apabila keadaan pasien membutuhkan pemeriksaan lanjutan yang


tidak tersedia di rumah sakit maka petugas IGD memberikan
penjelasan kepada keluarga pasien tentang rencana rujukan untuk
pemeriksaan yang akan dilakukan.
8) Petugas IGD melakukan pencatatan pada lembaran triase yang
telah disediakan.
b. Triase Pasien Pada Keadaan Luar Biasa
Triase pasien pada keadaan luar biasa yaitu dilakukan pada pasien
yang datang ke IGD 2 (dua) orang atau lebih secara bersamaan maka
hal ini dilakukan triase dengan cara sebagai berikut :
1) Perawat melakukan triase awal pada saat penerimaan pasien (di
pintu masuk IGD) dengan cara menanyakan keluhan utama atau
yang paling dirasakan oleh klien sambil memperhatikan keadaan
umum klien.
2) Perawat melakukan ambulasi ke ruang triase untuk dilakukan
anamnesa lanjutan.
3) Petugas IGD melakukan penanganan pasien berdasarkan tingkat
kegawatan pasien dengan menempatkan pasien sesuai prioritas
Merah
: segera ditangani dengan prioritas I (PI)
Kuning : segera ditangani dengan prioritas II (P2)
Hijau
: ditangani prioritas III (P3)
Hitam :
pasien mengalami cedera mematikan
dan

akan

meninggal

meskipun

mendapat

pertolongan.
4) Petugas IGD melakukan pemeriksaan lanjutan sesuai dengan
prioritas pasien.
5) Petugas IGD melakukan tindakan sesuai dengan prioritas pasien.
6) Petugas IGD mendokumentasikan prioritas triase pada lembar triase
yang telah disediakan.
D. Tata Laksana Pengisian Informed Consent
1. Petugas Penanggung Jawab
Dokter Jaga IGD
Perawat Jaga IGD
2. Perangkat Kerja
Formulir Persetujuan Tindakan.
3. Tata Laksana Informed Consent
a. Dokter IGD yang sedang bertugas menjelaskan tujuan dari pengisian
informed consent pada pasien / keluarga pasien disaksikan oleh
perawat.
b. Pasien menyetujui informed consent diisi dengan lengkap disaksikan
oleh perawat.
c. Setelah diisi dimasukkan dalam status medik pasien.
E. Tata Laksana Transportasi Pasien
1. Petugas Penanggung Jawab
Perawat IGD
Sopir Ambulance
2. Perangkat Kerja
Mobil Ambulance
3. Tata Laksana Transportasi Pasien
F. Tata Laksana Pelayanan False Emergency
1. Petugas Penanggung Jawab
Perawat Admission
Dokter jaga IGD

Tim emergency
2. Perangkat Kerja
Stetoscope
Tensimeter
Alat tulis
3. Tata Laksana Pelayanan False Emergency
a) Pasien / keluarga pasien mendaftar dibagian admission
b) Dilakukan triase untuk penempatan pasien
c) Pasien dilakukan pemeriksaan fisik oleh dokter jaga IGD
d) Dokter jaga menjelaskan kondisi pasien pada keluarga / penanggung
jawab
e) Bila perlu dirawat / observasi pasien dianjurkan sebagai admission
f) Bila tidak perlu dirawat pasien diberikan resep dan bisa langsung pulang
g) Pasien dianjurkan untuk kontrol kembali sesuai dengan saran dokter
G. Tata Laksana Pelayanan Visum Et Repertum
1. Petugas Penanggung Jawab
Petugas Rekam Medis
Dokter jaga IGD
Perawat IGD
2. Perangkat Kerja
Formulir Visum Et Repertum IGD
3. Tata Laksana Pelayanan Visum Et Repertum
a) Petuga IGD menerima surat permintaan visum et repertum dari pihak
kepolisian.
b) Surat permintaan visum et repertum diserahkan ke bagian rekam medik
c) Petugas rekam medik menyerahkan status medis pasien kepada dokter
jaga yang menangani pasien terkait.
d) Setelah visum et repertum diselesaikan oleh rekam medik maka lembar
yang asli diberikan pada pihak kepolisian.
H. Tata Laksana Pelayanan Death On Arrival (DOA)
1. Petugas Penanggung Jawab
Dokter jaga IGD
Petugas Satpam
Perawat IGD
2. Perangkat Kerja
Senter
Stetoscope
EKG
Surat Kematian
3. Tata Laksana Death On Arrival IGD (DOA)
a) Pasien dilakukan triase dan pemeriksaan oleh dokter jaga IGD.
b) Bila dokter sudah menyatakan meninggal, maka dilakukan perawatan
jenazah.
c) Dokter jaga IGD membuat surat keterangan meninggal
d) Jenazah dipindahkan / diserah terimakan di ruangan jenazah dengan
bagian umum / keamanan.

I.

Tata Laksana Sistem Informasi Pra Rumah Sakit


1. Petugas Penanggung Jawab
Perawat IGD
2. Perangkat Kerja
a. Ambulance
b. Handphone
3. Tata Laksana Sistem Informasi Pelayanan Pra Rumah Sakit

a. Perawat yang mendampingi pasien memberikan informasi mengenai


kondisi pasien yang akan dibawa, kepada perawat IGD RSUD Toto
Kabila.
b. Isi informasi mencakup :
1) Keadaan umum (kesadaran dan tanda-tanda vital)
2) Peralatan yang diperlukan di IGD (suction, monitor, defibrillator)
3) Kemungkinan untuk dirawat di unit intensive care.
4) Perawat IGD melaporkan pada dokter jaga IGD dan PJ shift serta
menyiapkan hal-hal yang diperlukan sesuai dengan laporan yang
diterima oleh petugas ambulance.
J. Tata Laksana Sistem Rujukan
1. Petugas Penanggung Jawab
a. Dokter IGD
b. Perawat IGd
2. Perangkat Kerja
a. Ambulance
b. Formulir persetujuan tindakan
c. Formulir rujukan
3. Tata Laksana Sistem Rujukan IGD
a. Alih Rawat
1) Perawat IGD menghubungi rumah sakit yang akan dirujuk.
2) Dokter jaga IGD memberikan informasi pada dokter jaga rumah sakit
rujukan mengenai keadaan umum pasien.
3) Bila tempat telah tersedia di rumah sakit rujukan, perawat IGD
menghubungi RSUD Toto Kabila / ambulance 118 sesuai kondisi
pasien.
b. Pemeriksaan Diagnostik
1) Pasien / keluarga pasien dijelaskan oleh dokter jaga mengeai tujuan
pemeriksaan diagnostik, bila setuju maka keluarga pasien harus
mengisi informed consent.
2) Perawat IGD menghubungi rumah sakit rujukan.
3) Perawat IGD menghubungi petugas ambulance RSUD Toto Kabila.
c. Spesimen
1) Pasien / keluarga pasien dijelaskan mengenai tujuan pemeriksaan
spesimen.
2) Bila keluarga setuju maka harus mengisi informed consent.
3) Dokter jaga mengisi formulir pemeriksaan dandiserahkan ke petugas
laboratorium.
4) Petugas laboratorium melakukan rujukan ke laboratorium yang dituju.

BAB V
KESELAMATAN PASIEN
A. Pengertian
Keselamatan pasien (patient Safety)
Adalah suatu sistem dimana rumah sakit membuat asuhan pasien lebih aman.
Sistem tersebut meliputi :
1. Asesmen resiko
2. Identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan resiko pasien.

3. Pelaporan dan analisis insiden.


4. Kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya.
5. Implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya resiko.
Sistem ini mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh :
1. Kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan.
2. Tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil.
B. Tujuan
1. Terciptanya budaya keselamatan pasien di rumah sakit.
2. Meningkatnya akuntabilitas rumah sakit terhadap pasien dan masyarakat.
3. Menurunkan Kejadian Tidak Diharapkan (KTD) di rumah sakit.
4. Terlaksananya program-program pencegahan sehingga tidak terjadi
pengulangan Kejadian Tidak Diharapkan (KTD).
C. Standar Keselamatan Pasien
1. Hak pasien
2. Mendidik pasien dan keluarga
3. Keselamatan pasien dan kesinambungan pelayanan
4. Penggunaan metode-metode peningkatan kinerja untuk melakukan evaluasi
dan program peningkatan keselamatan pasien
5. Mendidik staf tentang keselamatan pasien
6. Peran kepemimpinan dalam meningkatkan keselamatan pasien
7. Komunikasi merupakan kunci bagi staf untuk mencapai keselamatan pasien.
D. Kejadian Tidak Diharapkan (KTD)
1. Adverse Event
Adalah suatu kejadian yang tidak diharapkan yang mengakibatkan
cedera pasien akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil
tindakan yang seharusnya diambil dan bukan karena penyakit dasarnya
atau kondisi pasien. Cedera dapat diakibatkan oleh kesalahan medis atau
bukan kesalahan medis karena tidak dapat dicegah.
2. KTD uang tidak dapat dicegah / Unpreventable Adverse Event
Suatu KTD yang terjadi akibat komplikasi yang tidak dapat dicegah
dengan pengetahuan mutakhir.
E. Kejadian Nyaris Cedera (KNC) / Near Miss
Adalah suatu kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan (commission)
atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil (omission), yang dapat
mencederai pasien, tetapi cedera serius tidak terjadi :
1. Karena keberuntungan
2. Karena pencegahan
3. Karena peringanan
F. Kesalahan medis / Medical Errors
Adalah kesalahan yang terjadi dalam proses asuhan medis yang
mengakibatkan atau berpotensi mengakibatkan cedera pada pasien.
G. Kejadian Sentinel / Sentinel Event
Adalah suatu KTD yang mengakibatkan kematian atau cedera yang serius,
biasanya dipakai untuk kejadian yang sangat tidak diharapkan atau tidak dapat
diterima, seperti : operasi pada bagian tubuh yang salah.
Pemilihan kata sentinel terkait dengan keseriusan cedera yang terjadi
(seperti amputasi pada kaki yang salah) sehingga pencarian fakta terhadap
kejadian ini mengungkapkan adanya masalah yang serius pada kebijakan dan
prosedur yang berlaku.
H. Tata Laksana

1. Memberikan pertolongan pertama sesuai dengan kondisi yang terjadi pada


2.
3.
4.
5.

pasien
Melaporkan pada dokter jaga IGD
Memberikan tindakan sesuai dengan instruksi dokter jaga
Mengobservasi keadaan umum pasien
Mendokumentasikan kejadian tersebut pada formulir Pelaporan Insiden
Keselamatan

BAB VI
KESELAMATAN KERJA
A. Pendahuluan
HIV / AIDS telah menjadi ancaman global. Ancaman penyebaran HIV
menjadi lebih tinggi karena pengidap HIV tidak menampakkan gejala. Setiap
hari ribuan anak berusia kurang dari 15 tahun dan 14.000 penduduk berusia 1549 tahun terinfeksi HIV. Dari keseluruhan kasus baru 25% terjadi di negaranegara

berkembang

yang

belum

mampu

menyelenggarakan

kegiatan

penanggulangan yang memadai.


Angka pengidap HIV di Indonesia terus meningkat, dengan peningkatan
kasus yang sangat bermakna. Ledakan kasus HIV / AIDS terjadi akibat
masuknya kasus secara langsung ke masyarakat melalui penduduk migran,
sementara potensi penularan di masyarakat cukup tinggi (misalnya melalui
perilaku seks bebas tanpa pelindung, pelayanan kesehatan yang belum aman
karena belum ditetapkannya kewaspadaan umum dengan baik, penggunaan
bersama peralatan menembus kulit : tato, tindik, dan lain-lain).
Penyakit Hepatitis B dan C, yang keduanya potensial untuk menular
melalui tindakan pada pelayanan kesehatan. Sebagai ilustrasi dikemukakan
bahwa menurut data PMI angka kesakitan Hepatitis B di Indonesia pada
pendonor sebesar 2,08% pada tahun 1998 dan angka kesakitan Hepatitis C
dimasyarakat menurut perkiraan WHO adalah 2,10%. Kedua penyakit ini sering
tidak dapat dikenali secara klinis karena tidak memberikan gejala.
Dengan munculnya penyebaran penyakit tersebut di atas memperkuat
keinginan untuk mengembangkan dan menjalankan prosedur yang bisa
melindungi semua pihak dari penyebaran infeksi.

Upaya pencegahan

penyebaran infeksi dikenal melalui Kewaspadaan Umum atau Universal


Precaution yaitu dimulai sejak dikenalnya infeksi nosokomial yang terus
menjadi ancaman bagi Petugas Kesehatan.
Tenaga Kesehatan sebagai ujung tombak yang melayani dan melakukan
kontak langsung dengan pasien dalam waktu 24 jam secara terus menerus

tentunya mempunyai resiko terpajan infeksi, oleh sebab itu tenaga kesehatan
wajib menjaga kesehatan dan keselamatan dirinya dari resiko tertular penyakit
agar dapat bekerja maksimal.
B. Tujuan
1. Petugas kesehatan didalam menjalankan tugas dan kewajibannya dapat
melindungi diri sendiri, pasien dan masyarakat dari penyebaran infeksi.
2. Petugas kesehatan didalam menjalankan tugas dan kewajibannya
mempunyai resiko tinggi terinfeksi penyakit menular dilingkungan tempat
kerjanyan. Untuk menghindarkan paparan rersebut, setiap petugas harus
menerapkan prinsip Universal Precaution.

C. Tindakan yang beresiko terpajan


1. Cuci tangan yang kurang benar
2. Penggunaan sarung tangan yang kurang tepat
3. Penutupan kembali jarum suntik secara tidak aman
4. Pembuangan peralatan tajam secara tidak aman
5. Teknik dekontaminasi dan sterilisais peralatan kurang tepat
6. Praktek kebersihan ruangan yang belum memadai

D. Prinsip Keselamatan Kerja


Prinsip utama prosedur Universal Precaution dalam kaitan keselamatan
kerja adalah menjaga higiene sanitasi individu, higiene sanitasi ruangan dan
sterilisasi peralatan. Ketiga prinsip tersebut dijabarkan menjadi 5 (lima) kegiatan
pokok yaitu :
1. Cuci tangan guna mencegah infeksi silang
2. Pemakaian alat pelindung diantaranya pemakaian sarung tangan guna
mencegah kontak dengan darah serta cairan infeksi yang lain.
3. Pengelolaan alat kesehatan bekas pakai
4. Pengelolaan jarum dan alat tajam untuk mencegah perlukaan
5. Pengelolaan limbah dan sanitasi ruangan.

BAB VII
PENGENDALIAN MUTU

Indikator mutu yang digunakan di RSUD Toto Kabila dalam memberikan


pelayanan dan angka keterlambatan penanganan kegawat daruratan dengan
variabel jumlah penderita yang dilayani > 5 menit berbanding dengan jumlah
penderita gawat darurat yang sama.
Dalam pelaksanaan indikator mutu menggunakan kurva harian dalam
format sendiri dan dievaluasi serta dilaporkan setiap bulan pada panitia mutu dan
direktur pelayanan.

TRIASE

RSUD TOTO
KABILA

NO. DOKUMEN
A.05.05
TANGGAL
TERBIT
15/05/2013

NO. REVISI
HALAMAN
A
1/1
DITETAPKAN
DIREKTUR

PROSEDUR TETAP
dr. Tonie Doda, Sp.OG
NIP. 19710205 200012 1 005
Pengertian

Triase adalah suatu system seleksi menilai keadaan pasien


sesuai derajat kegawatan pada saat pasien diterima IGD.
Triase pasien pada keadaan biasa yaitu pasien yang datang
ke IGD tidak bersamaan dengan pasien lainnya.
Triase pasien pada keadaan bersamaan / luar biasa yaitu
dilakukan pada pasien yang datang ke IGD 2 (dua) orang
atau lebih secara bersamaan atau terdapat bencana

Tujuan

Sebagai acuan penerapan langkah-langkah


melaksanakan triase di RSUD Toto Kabila.

Kebijakan

Keputusan Direktur RSUD Toto Kabila Nomor


tahun
2015 tentang Kebijakan Pelayanan Instalasi Gawat
Darurat (IGD) di Rumah Sakit Umum Daerah Toto Kabila

untuk

Prosedur
a. Triase pada keadaan biasa
1. Perawat melakukan triase awal pada saat penerimaan
pasien (di pintu masuk IGD) dengan cara menanyakan
keluhan utama atau yang paling dirasakan oleh klien
sambila memperhatikan keadaan umum klien.
2. Perawat melakukan ambulasi ke ruangan triase untuk
dilakukan anamnesa lanjutan.
3. Apabila keadaan pasien membutuhkan penanganan
yang cepat maka dokter IGD dan perawat IGD segera
menangani pasien sesuai dengan kondisi kegawat
daruratnya.
4. Bila kondisi pasien mulai stabil maka petugas IGD
melakukan anamnesa yang lebih lanjut untuk
menentukan pengobatan dan pemeriksaan lanjutan

5.
6.

7.

8.

yang dibutuhkan pasien.


Apabila pasien membutuhkan resusitasi maka pasien
dilakukan resusitasi sesuai dengan keadaan klien
Setelah dilakukan pemeriksaan lanjutan maka perawat
menentukan pasien diobservasi di ruang observasi
bedah atau non bedah.
Apabila keadaan pasien membutuhkan pemeriksaan
lanjutan yang tidak tersedia di rumah sakit, maka
petugas IGD memberikan penjelasan kepada keluarga
pasien tentang rencana rujukan untuk pemeriksaan
yang akan dilakukan.
Petugas IGD melakukan pencatatan pada lembaran
triase yang telah disediakan.

TRIASE

RSUD TOTO
KABILA

NO. DOKUMEN
A.05.05
TANGGAL
TERBIT
15/05/2013

NO. REVISI
HALAMAN
A
1/1
DITETAPKAN
DIREKTUR

PROSEDUR TETAP
dr. Tonie Doda, Sp.OG
NIP. 19710205 200012 1 005
b. Triase pasien pada keadaan bersamaan/luar biasa
1. Perawat melakukan triase awal pada saat
penerimaan pasien ( di pintu masuk IGD) dengan
cara menanyakan keluhan utama atau yang paling
dirasakan klien sambil memperhatikan keadaan
umum pasien.
2. Perawat melakukan ambulasi ke ruang triase untuk
dilakukan anamnesa lanjutan.
3. Petugas IGD melakukan penanganan pasien
berdasarkan tingkat kegawatan pasien dengan
menempatkan pasien sesuai prioritas :
a) Merah : segera ditangani prioritas I (PI)
b) Kuning : segera ditangani prioritas II (P2)
c) Hijau
: ditangani prioritas III (P3)
d) Hitam :
pasien
mengalami
cedera
mematikan
dan
akan
meninggal
meskipun
mendapat
pertolongan
4. Petugas IGD melakukan pemeriksaan lanjutan
sesuai dengan prioritas pasien.
5. Petugas IGD melakukan tindakan sesuai dengan
prioritas pasien.
6. Petugas IGD mendokumentasikan proses triase
pada lembar triase yang telah disediakan.

Unit Terkait

1. Unit Rawat Inap


2. Unit Rawat Jalan
3. Unit Perawatan Intensif

SERAH TERIMA PASIEN PRE DAN POST


OPERASI

RSUD TOTO
KABILA

NO. DOKUMEN
A.05.05
TANGGAL
TERBIT
15/05/2013

NO. REVISI
HALAMAN
A
1/1
DITETAPKAN
DIREKTUR

PROSEDUR TETAP
dr. Tonie Doda, Sp.OG
NIP. 19710205 200012 1 005
Pengertian

Serah terima pasien adalah tata cara serah terima pasien


antara perawat ruangan/bangsal dengan perawat kamar
operasi.

Tujuan

Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk serah


terima pasien IGD pre dan post operasi.

Kebijakan

Keputusan Direktur RSUD Toto Kabila Nomor


tahun
2015 tentang Kebijakan Pelayanan Instalasi Gawat
Darurat (IGD) di Rumah Sakit Umum Daerah Toto Kabila

Prosedur
1. Perawat ruangan mengetahui jadwal operasi
2. Perawat ruangan mempersiapkan area operasi sesuai
prosedur yang berlaku
3. Perawat ruangan melengkapi berkas kesiapan operasi
pasien termasuk informed consent pasien untuk dibawa
ke kamar operasi
4. Perawat ruangan menyertakan ke kamar operasi

5.
6.

7.
8.

9.

kelengkapan penunjang operasi misalnya : persediaan


obat-obatan, persediaan darah yang diperlukan saat
operasi dilakukan.
Perawat ruangan mengecek gelang identitas pasien
sebelum dibawa ke kamar operasi
Perawat ruangan mengantar pasien ke kamar operasi
setengah jam sebelum jadwal operasi atau setelah ada
panggilan dari petugas kamr operasi.
Perawat ruangan melakukan serah terima pasein
dengan petugas kamar operasi di ruang transfer.
Perawat ruangan menyerahkan pasien kepada petugas
kamar operasi yang disertai dengan format hand
overyang ditandatangani oleh perawat ruangan dan
perawat kamar operasi.
Petugas kamar operasi memeriksa :
a. Kelengkapan berkas pasien
b. Kelengkapan identitas
c. Catatan medik pasien
d. Keadaan umum pasien
e. Informed consent
f. Pemeriksaan penunjang
g. Obat-obatan
h. Persiapan darah

SERAH TERIMA PASIEN PRE DAN POST


OPERASI

RSUD TOTO
KABILA

NO. DOKUMEN
A.05.05
TANGGAL
TERBIT
15/05/2013

NO. REVISI
HALAMAN
A
1/1
DITETAPKAN
DIREKTUR

PROSEDUR TETAP
dr. Tonie Doda, Sp.OG
NIP. 19710205 200012 1 005
10. Perawat omloop / asisten operasi mencatat kejadian
khusus dan pengobatan selama operasi berlangsung.
11. Perawat omloop / asisten operasi menyiapkan catatan
untuk serah terima pasien.
12. Petugas Recovery Room (RR) menyerahkan pasien
post operasi beserta semua kelengkapannya kepada
perawat ruangan

Unit Terkait

1. Unit Rawat Inap


2. Kamar Operasi
3. ICU

PENDAFTARAN PASIEN BARU IGD

RSUD TOTO
KABILA

NO. DOKUMEN
A.05.05
TANGGAL
TERBIT
15/05/2013

NO. REVISI
HALAMAN
A
1/1
DITETAPKAN
DIREKTUR

PROSEDUR TETAP
dr. Tonie Doda, Sp.OG
NIP. 19710205 200012 1 005
Pengertian

Pendaftaran pasien baru IGD adalah suatu


pencatatan awal mengenai identitas umum pasien.

proses

Tujuan

Sebagai acuan penerapan langkah-langkah


pemesanan kamar pasien IGD ke Unit Rawat Inap.

untuk

Kebijakan

Keputusan Direktur RSUD Toto Kabila Nomor


tahun
2015 tentang Kebijakan Pelayanan IGD di Rumah Sakit
Umum Daerah Toto Kabila

Prosedur

1. Pasien yang datang ke IGD diterima oleh perawat,


kemudian perawat mengarahkan salah satu keluarga
untuk mendaftar di bagian pendaftaran IGD.

2. Petugas pendaftaran menanyakan kepada keluarga


apakah pasien tersebut pasien baru atau pasien lama :
a. Petugas pendaftaran menanyakan kartu kontrol
pasien untuk dicarikan lest pasien tersebut.
b. Keluarga pasien menyerahkan kartu kontrol pasien
kepada petugas pendaftaran.
c. Petugas pendaftaran mencari lest pasien tersebut di
ruang penyimpanan.
d. Apabila keluarga pasien tidak membawa kartu
kontrol maka petugas pendaftaran mengecek data
pasien dikomputer dengan memasukkan nama
pasien, umur dan alamat, sehingga muncul nomor
rekam medik pasien.
e. Petugas pendaftaran menemukan lest lama pasien
tersebut.
Apabila pasien baru :
Petugas pendaftaran memberikan nomor rekam medik
yang dicatat pada buku registrasi dan kartu kontrol lalu
diserahkan kepada keluarga pasien.
3. Petugas pendaftaran menanyakan kepada keluarga
tentang identitas klien dan data demografi serta jaminan
yang digunakan.
4. Petugas pendaftaran menyerahkan lest pasien kepada
perawt IGD yang disertai dengan gelang identitas klien
apabila pasien rawat inap :
a. Gelang warna merah untuk pasien perempuan
b. Gelang warna biru untuk pasien laki-laki.
Unit Terkait

1
2

IGD
Unit Rekam Medik

PERSIAPAN OPERASI CYTO

RSUD TOTO
KABILA

NO. DOKUMEN
A.05.05
TANGGAL
TERBIT
15/05/2013

NO. REVISI
HALAMAN
A
1/1
DITETAPKAN
DIREKTUR

PROSEDUR TETAP
dr. Tonie Doda, Sp.OG
NIP. 19710205 200012 1 005
Pengertian

Operasi cyto adalah tindakan operasi yang harus segera


dilakukan untuk menghindari komplikasi yang lebih lanjut.

Tujuan

Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk persiapan


operasi cyto.

Kebijakan

Keputusan Direktur RSUD Toto Kabila Nomor

tahun

2015 tentang Kebijakan Pelayanan IGD di Rumah Sakit


Umum Daerah Toto Kabila
Prosedur
1. Perawat / dokter memberikan penjelasan kepada pasien/
keluarga tentang resiko, manfaat, komplikasi yang
potensial jika tidak segera dilakukan tindakan operasi.
2. Perawat / dokter memberitahu kepada pasien / keluarga
bahwa tindakan operasi akan segera dilakukan.
3. Keluarga klien / pasien menandatangani lembar
persetujuan tindakan kedokteran (informed consent).
4. Petugas ruangan / IGD melengkapi semua kelengkapan
dan pemeriksaan penunjang sebelum pasien dibawa ke
kamar operasi.
5. Petugas melapor kepada dokter anastesi / penata
anastesi bahwa pasien akan segera dilakukan tindakan
operasi (Operasi Cyto).
6. Perawat ruangan / IGD melapor ke petugas kamar
operasi bahwa pasien akan segera dioperasi (Operasi
Cyto).
7. Perawat mengukur tanda-tanda vital pasien sebelum
dibawa ke kamar operasi.
8. Perawat kembali mengecek identitas dan kelengkapan
berkas rekam medis klien serta pemeriksaan penunjang
pasien.
9. Perawat mendorong pasien ke kamar operasi dan
melakukan serah terima pasien dengan perawat kamar
operasi dengan menyerahkan format hand over pasien.

Unit Terkait

1. Rawat Inap
2. Kamar Operasi

PEMESANAN KAMAR PASIEN IGD


KE UNIT RAWAT INAP

RSUD TOTO
KABILA

NO. DOKUMEN
A.05.05
TANGGAL
TERBIT
15/05/2013

NO. REVISI
HALAMAN
A
1/1
DITETAPKAN
DIREKTUR

PROSEDUR TETAP
dr. Tonie Doda, Sp.OG
NIP. 19710205 200012 1 005
Pengertian

Pemesanan kamar pasien IGD ke unit rawat inap adalah


suatu proses pemesanan kamar pasien di rawat inap untuk
pasien IGD yang diopname (Rawat Inap)

Tujuan

Sebagai acuan penerapan langkah-langkah


pemesanan kamar pasien IGD ke Unit Rawat Inap.

untuk

Kebijakan

Keputusan Direktur RSUD Toto Kabila Nomor


tahun
2015 tentang Kebijakan Pelayanan IGD di Rumah Sakit
Umum Daerah Toto Kabila

Prosedur
1. Apabila pasien sudah dinyatakan untuk rawat inap oleh
dokter IGD maka petugas IGD mengisi formulir
pengantar rawat inap yang ditandatangani oleh dokter
IGD.
2. Perawat memberikan formulir pengantar rawat inap
tersebut kepada keluarga pasien untuk dibawa ke bagian
Sentra Opname.
3. Petugas sentra opname menjelaskan tentang sarana
dan prasarana yang tersedia di ruang rawat inap.
4. Petugas sentra opname menghubungi bagian perawatan
yang dituju untuk konfirmasi kamar yang diinginkan oleh
pasien.
5. Apabila pasien/keluarga telah menyetujui ruangan yang
disepakati maka keluarga mengembalikan formulir
pengantar rawat inap yang telah dilengkapi dengan
jaminan pasien kepada perawat IGD.
6. Sebelum pasien dipindahkan ke ruang rawat inap maka
perawat IGD mengkonfirmasi ulang ke bagian Sentra
Opname tentang kesiapan kamar rawat inap.
7. Apabila kamar rawat inap telah siap maka perawat IGD
melakukan transfer pasien dari IGD ke ruang rawat inap.

Unit Terkait

1. Unit Rekam Medik


2. Unit Rawat Inap

KONSUL PASIEN RAWAT INAP

RSUD TOTO
KABILA

NO. DOKUMEN
A.05.05
TANGGAL
TERBIT
15/05/2013

NO. REVISI
HALAMAN
A
1/1
DITETAPKAN
DIREKTUR

PROSEDUR TETAP
dr. Tonie Doda, Sp.OG
NIP. 19710205 200012 1 005
Pengertian

Konsul pasien adalah pelaksanaan konsultasi oleh dokter

umum/dokter spesialis yang merawat pasien rawat inap


kepada dokter spesialis/dokter spesialis lain.

Tujuan

Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk konsul


pasien rawat inap.

Kebijakan

Keputusan Direktur RSUD Toto Kabila Nomor


tahun
2015 tentang Kebijakan Pelayanan IGD di Rumah Sakit
Umum Daerah Toto Kabila

Prosedur

1. Dokter memeriksa pasien yang didampingi oleh perawat


yang bertanggung jawab terhadap pasien tersebut.
2. Apabila dokter umum/dokter spesialis menemukan
dugaan penyakit yang menjadi kewenangan dokter
spesialis/dokter spesialis lain maka dokter yang
bersangkutan menuliskan permintaan konsultasi yang
ditulis di lembar konsultasi pada buku medical record
pasien.
3. Perawat yang bertanggung jawab terhadap pasien
tersebut menemui dokter spesialis yang ditujukan konsul
oleh dokter umum/dokter spesialis lain dengan
membawa buku medical record pasien yang berisi
permintaan konsul.
4. Dokter spesials yang ditujukan konsul menanyakan
kepada perawat tentang kondisi pasien memungkinkan
untuk dibawa ke tempat dokter yang bersangkutan atau
pasien harusdikonsul di tempat dimana pasien di rawat
inap.
5. Apabila kondisi pasien memungkinkan untuk dibawa ke
tempat dokter yang ditujukan konsul :
a. Perawat kembali ke tempat dimana pasien dirawat
untuk memberitahukan kepada pasien dan
keluarganya bahwa pasien akan dikonsul kepada
dokter spesilais lain.
b. Perawat membawa pasien ke tempat dokter spesialis
untuk dilakukan pemeriksaan oleh dokter yang
bersangkutan.
6. Apabila kondisi pasien harus dikonsul di tempat dimana
pasien dirawat :
a. Dokter spesialis yang ditujukan konsul mendatangi
pasien dimana pasien di rawat inap.
b. Dokter spesialis memeriksa pasien yang didampingi
oleh perawat yang bertanggung jawab terhadap
pasien tersebut.

KONSUL PASIEN RAWAT INAP

RSUD TOTO

NO. DOKUMEN
A.05.05
TANGGAL
TERBIT
15/05/2013

NO. REVISI
HALAMAN
A
1/1
DITETAPKAN
DIREKTUR

KABILA
PROSEDUR TETAP

Prosedur

Unit Terkait

dr. Tonie Doda, Sp.OG


NIP. 19710205 200012 1 005
7. Dokter spesials yang dimintai konsul menulis jawaban
konsul pada lembaran konsultasi yang ada pada buku
medical record pasien.
8. Perawat yang bertanggung jawab terhadap pasien
tersebut membawa buku medical record pasien untuk
memperlihatkan jawaban konsul (usul rawat bersama
atau pindah rawat) kepada dokter yang meminta konsul.
Unit Rawat Inap

JADWAL JAGA PERAWAT IGD


NO. DOKUMEN
A.05.05
TANGGAL
TERBIT

NO. REVISI
HALAMAN
A
1/1
DITETAPKAN
DIREKTUR

RSUD TOTO
KABILA

15/05/2013

PROSEDUR TETAP
dr. Tonie Doda, Sp.OG
NIP. 19710205 200012 1 005
Pengertian

Jadwal jaga perawat IGD adalah jadwal jaga perawat IGD


yang diatur sedemikian rupa untuk memenuhi kelangsungan
pelayanan IGD selama 24 Jam.

Tujuan

Sebagai acuan penerapan langkah-langkah pembuatan


jadwal jaga perawat IGD di RSUD Toto Kabila

Kebijakan

Keputusan Direktur RSUD Toto Kabila Nomor


tahun
2015 tentang Kebijakan Pelayanan IGD di Rumah Sakit
Umum Daerah Toto Kabila

Prosedur

1. Kepala ruangan membuat rancangan jadwal jaga


perawat IGD setiap tanggal 15 pada bulan berjalan.
2. Setiap shift dikoordinir oleh satu orang koordinator shift.
3. Kepala ruangan mensosialisasikan rancangan jadwal
jaga perawat IGD kepada semua perawat IGD dengan
memperlihatkan rancangan jadwal jaga kepada perawat
IGD.
4. Perawat IGD yang masuk shift berhak mengatur jadwal
libur (libur nasional) yang diambil pada saat jaga pagi.
5. Apabila rancangan jadwal perawat IGD sudah disetujui
oleh semua perawat IGD maka kepala ruangan
menyerahkan rancangan jadwal jaga tersebut kepada
bagian pelayanan dan keperawatan paling lambat
tanggal 20 pada bulan berjalan.
6. Bagian pelayanan dan keperawatan memverifikasi
rancangan jadwal jaga yang diserahkan kepala ruangan.
7. Kepala
bidang
pelayanan
dan
keperawatan
menandatangani rancangan jadwal jaga yang sudah
ditetapkan menjadi jadwal jaga perawat IGD yang
diketahui oleh Direktur RSUD Toto Kabila.
8. Jadwal jaga yang sudah ditetapkan berlaku pada tanggal
1 pada bulan berikutnya.
9. Jadwal jaga yang sudah ditetapkan tidak dapat diubah
tanpa dikonfirmasi kepada kepala ruangan dengan
ketentuan :
a. Apabila ada tenaga perawat jaga karena sesuatu hal
sehingga tidak dapat jaga sesuai jadwal yang telah
ditetapkan (terencana), maka perawat yang
bersangkutan harus memberitahu karu IGD 2 jam
sebelum dinas pagi, 4 jam sebelum dinas sore atau
dinas malam.

JADWAL JAGA PERAWAT IGD

RSUD TOTO
KABILA

NO. DOKUMEN
A.05.05
TANGGAL
TERBIT
15/05/2013

NO. REVISI
HALAMAN
A
1/1
DITETAPKAN
DIREKTUR

PROSEDUR TETAP

dr. Tonie Doda, Sp.OG


NIP. 19710205 200012 1 005
b. Sebelum memberitahu karu IGD, diharapkan perawat
yang bersangkutan sudah mencari perawat
pengganti, apabila perawat yang bersangkutan tidak
mendapatkan perawat pengganti, maka karu iGD
akan mencari tenaga perawat pengganti yaitu
perawat yang hari itu libur atau perawat IGD yang
tinggal di asrama.
c. Apabila perawat pengganti tidak didapatkan, maka
perawat yang dinas pada shift sebelumnya wajib
untuk menggantikan

Unit Terkait

Instalasi Gawat Darurat

PELAYANAN PASIEN DEATH ON ARRIVAL


(DOA)

RSUD TOTO
KABILA

NO. DOKUMEN
A.05.05
TANGGAL
TERBIT
15/05/2013

NO. REVISI
HALAMAN
A
1/1
DITETAPKAN
DIREKTUR

PROSEDUR TETAP
dr. Tonie Doda, Sp.OG
NIP. 19710205 200012 1 005
Pengertian

Pelayanan Death On Arrival (DOA) adalah pelayanan


pasien yang menurut keluarga masih ada harapan hidup
tetapi pasien meninggal sebelum dilakukan tindakan di UGD

Tujuan

Sebagai acuan penerapan langkah-langkah Pelayanan


Pasien Death On Arrival (DOA) di IGD RSUD Toto Kabila

Kebijakan

Keputusan Direktur RSUD Toto Kabila Nomor


tahun
2015 tentang Kebijakan Pelayanan IGD di Rumah Sakit
Umum Daerah Toto Kabila

Prosedur

Unit Terkait

1. Pasien diterima oleh perawat dan dilakukan triase


2. Dokter melakukan pemeriksaan dengan segera kepada
pasien
3. Dokter memastikan pasien sudah meninggal sebelum
ditindaki
4. Perawat IGD memanggil keluarga terdekat pasien untuk
mendapatkan penjelasan dari dokter tentang keadaan
pasien
5. Dokter IGD membuat surat keterangan meninggal
6. Perawat IGD menghubungi bagian instalasi jenazah
7. Petugas instalasi jenazah membawa kertas dorong untuk
jenazah ke IGD
8. Perawat menjelaskan kepada keluarga klien untuk proses
pengambilan jenazah dilakukan di instalasi jenazah
9. Petugas IGD melakukan serah terima jenazah dengan
petugas instalasi jenazah
10. Petugas jenazah mentransfer pasien ke instalasi jenazah
untuk dilakukan pemulasaran jenazah
11. Petugas IGD melakukan registrasi pasien ke Buku
Kematian IGD.
1. Instalasi Gawat Darurat
2. Instalasi Jenazah
3. Rekam Medik

MENCUCI ALAT

RSUD TOTO
KABILA

NO. DOKUMEN
A.05.05
TANGGAL
TERBIT
15/05/2013

NO. REVISI
HALAMAN
A
1/1
DITETAPKAN
DIREKTUR

PROSEDUR TETAP
dr. Tonie Doda, Sp.OG
NIP. 19710205 200012 1 005
Pengertian

Mencuci alat adalah suatu proses mebersihkan alat dari


kontaminasi kotoran sebelum dilakukan sterilisasi alat.

Tujuan

Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk mencuci


alat (kedokteran dan keperawatan)

Kebijakan

Keputusan Direktur RSUD Toto Kabila Nomor


tahun
2015 tentang Kebijakan Pelayanan IGD di Rumah Sakit
Umum Daerah Toto Kabila

Prosedur

Unit Terkait

1. Perawat menyatukan alat yang sudah digunakan


2. Perawat membawa alat ke wadah pencucian alat
3. Perawat menyiapkan larutan disinfektan kemudian
merendam alat tersebut selama 15 menit
4. Perawat membersihkan alat dengan menggunakan sikat
atau spon yang sudah dicampur dengan detergen
5. Perawat membilas alat dengan air mengalir sampai
bersih
6. Perawat mengeringkan alat yang sudah dibilas dengan
handuk bersih
7. Perawat memasukkan alat bersih dan kering yang sudah
diset ke dalam bak instrumen untuk disterilkan
1.
2.
3.
4.

Instalasi Gawat Darurat


Kamar Operasi
PONEK
Unit Rawat Inap

JADWAL JAGA DOKTER IGD

RSUD TOTO
KABILA

NO. DOKUMEN
A.05.05
TANGGAL
TERBIT
15/05/2013

NO. REVISI
HALAMAN
A
1/1
DITETAPKAN
DIREKTUR

PROSEDUR TETAP
dr. Tonie Doda, Sp.OG
NIP. 19710205 200012 1 005
Pengertian

Jadwal Jaga Dokter iGD adalah jadwal jaga dokter IGD


yang diatur sedemikian rupa untuk memenuhi kelangsungan
pelayanan IGD selama 24 jam

Tujuan

Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk


pembuatan jadwal jaga dokter IGD RSUD Toto Kabila

Kebijakan

Keputusan Direktur RSUD Toto Kabila Nomor


tahun
2015 tentang Kebijakan Pelayanan IGD di Rumah Sakit
Umum Daerah Toto Kabila

Prosedur

1. Kepala ruangan membuat rancangan jadwal jaga dokter


IGD setiap tanggal 15 pada bulan berjalan
2. Kepala ruangan mensosialisasi rancangan jadwal jaga
dokter IGD kepada semua dokter IGD dengan
memperlihatkan rancangan jadwal jaga kepada dokter
IGD
3. Apabila jadwal dokter IGD sudah disetujui oleh semua
dokter IGD maka kepala ruangan menyerahkan
rancangan jadwal tersebut kepada bagian pelayanan
dan keperawatan paling lambat tanggal 20 pada bulan
berjalan
4. Bagian pelayanan dan keperawatan memverifikasi
rancangan jadwal jaga yang diserahkan kepala ruangan
5. Kepala
bidang
pelayanan
dan
keperawatan
menandatangani rancangan jadwal jaga yang sudah
ditetapkan menjadi jadwal jaga dokter IGD yang
diketahui oleh direktur RSUD Toto Kabila
6. Jadwal jaga yang sudah ditetapkan berlaku pada tanggal
1 pada bulan berikutnya
7. Jadwal yang telah ditetapkan tidak dapat diubah tanpa
konfirmasi kepada kepala ruangan dengan ketentuan :
a. Apabila ada tenaga dokter jaga karena sesuatu hal
sehingga tidak dapat jaga sesuai jadwal yang telah
ditetapkan
(terencana),
maka
dokter
yang
bersangkutan harus memberitahu Karu IGD 2 jam
sebelum dinas pagi, 4 jam sebelum dinas sore atau

malam
b. Sebelum memberitahu Karu IGD diharapkan dokter
yang bersangkutan sudah mencari dokter pengganti
c. Apabila dokter pengganti tidak didapatkan, maka
dokter yang dinas pada shift sebelumnya wajib untuk
menggantikan
Unit Terkait

Instalasi Gawat Darurat

Anda mungkin juga menyukai