NOMOR :
TENTANG
MEMUTUSKAN :
Ditetapkan di Jakarta
Pada tanggal
Direktur Rumah Sakit Umum Daerah
Kepulauan Seribu
MA’MUN
NIP. 196708131998031007
Lampiran
Surat Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Kepulauan Seribu
Nomor :
Tanggal :
1. Pasien yang datang ke IGD dilayani selama 24 jam dengan pola pelayanan sesuai
kebutuhan penanganan kegawatannya, yang ditentukan melalui proses triase.
Ada 4 pembagian kelompok pasien IGD berdasarkan triase, yaitu :
a. Triase Merah, yaitu pasien gawat (terancam jiwa / gangguan ABC),
b. Triase Kuning, yaitu pasien darurat (perlu penanganan segera walaupun tidak
terancam jiwa / tidak ada gangguan ABC),
c. Triase Hijau, yaitu pasien tidak gawat dan tidak darurat ( false emergency),
d. Triase Hitam, yaitu pasien datang dalam keadaan sudah meninggal (Death On
Arrive / DOA).
2. Pasien IGD yang berdasarkan proses triase ternyata bukan merupakan kasus gawat
darurat, dikirim ke poliklinik rawat jalan. Apabila poliklinik rawat jalan sudah tutup atau
pada hari libur, maka pasien dapat dilayani di IGD dengan prioritas kedua setelah
pasien gawat darurat.
3. Pelayanan medis di IGD dilakukan oleh dokter umum sebagai dokter jaga onsite
dengan pengaturan dinas 3 shift dan dokter spesialis sebagai dokter konsulen oncall
dengan pengaturan dinas setiap hari.
4. Syarat jabatan bagi dokter yang bertugas di IGD adalah memiliki sertifikat
ATLS/ACLS/ PPGD/GELS.
5. Pelayanan triase di IGD dilakukan oleh perawat IGD jaga on site. Pelayanan
keperawatan di IGD dengan pengaturan dinas 2 shift.
6. Syarat jabatan bagi perawat yang bertugas di IGD adalah memiliki sertifikat
BTCLS/PPGD.
7. Fasilitas radiologi di RSU Kepulauan Seribu disediakan untuk pelayanan bagi pasien-
pasien di IGD, rawat jalan dan rawat inap dengan prioritas pertama diberikan pada
pasien IGD.
9. Semua petugas jaga di IGD harus dibuat jadwal dinas harian/bulanan oleh pejabat
yang berwenang serta disahkan oleh atasan langsung. Adanya SOP untuk tata cara
tukar jaga dan bila tidak masuk kerja.
10. Daftar semua petugas jaga yang berdinas setiap harinya dipasang di papan
pengumuman agar dapat dibaca oleh semua orang yang berkepentingan.
11. Guna mendukung pelayanan di instalasi gawat darurat disediakan obat/alat dan
perbekalan farmasi, untuk itu instalasi gawat darurat diberi kewenangan untuk
mengelola alat dan obat perbekalan farmasi yang termasuk kelompok obat dan alat
life saving dan obat essensial.
12. Obat dan alat untuk kepentingan penyelamatan jiwa atau life saving di instalasi gawat
darurat dapat langsung digunakan setelah ada perintah dari dokter, kemudian
diselesaikan prosedur administrasinya. Penggunaan alat dan obat life saving di IGD
ditetapkan dengan SPO. Dalam pengelolaan obat dan alat untuk life saving, kepala
instalasi gawat darurat berkoordinasi dengan kepala instalasi farmasi agar tidak terjadi
obat yang kadaluarsa.
13. Pengadaan obat dan alat medis di IGD harus dibuat SPO nya.
14. Semua penggunaan obat, alat habis pakai dan linen harus dibuat SPO
pelaksanaannya.
15. Penggunaan alat komunikasi, muatan informasi dan tata cara komunikasi di IGD
ditetapkan dengan SPO sistim komunikasi dan informasi gawat darurat.
19. Petugas IGD berkoordinasi dengan unit kerja lain, terutama Unit Rawat Inap perihal
pemindahan pasien IGD untuk perawatan definitif selanjutnya.
20. Semua peralatan medis IGD harus dilakukan pemeliharaan secara berkala dan
peralatan yang menggunakan ukuran harus dilakukan kalibrasi setiap tahun untuk
menjaga akurasinya.
21. Semua peralatan medis yang digunakan di IGD harus dibuat SPO penggunaannya.
22. Semua tindakan medis, tindakan keperawatan dan tindakan penunjang harus dibuat
SPO-nya dan dilakukan informed consent sesuai pedoman yang ditetapkan dalam
Permenkes 290 tahun 2008.
23. Penanganan bencana dan KLB harus mengacu kepada buku pedoman
penanggulangan bencana dan KLB rumah sakit. Perlu dibuat SPO agar semua
petugas dapat bekerja secara sinergi dan koordinatif, serta dibuat program pelatihan
keterampilan penanganan KLB/Bencana dan dilakukan simulasi.
24. Pasien yang terpapar oleh kotoran, bahan kimia atau bahan berbahaya, melalui
proses dekontaminasi.
25. Pelayanan di IGD harus memperhatikan konsep pencegahan infeksi dan keselamatan
pasien, mengacu pada pedoman yang ditetapkan rumah sakit.
26. Semua petugas IGD harus ditingkatkan keterampilannya melalui program diklat, yang
dibuat kerangka acuan programnya setiap tahun oleh Kepala IGD mengacu pada
program SDM rumah sakit berdasarkan training need assesment.
29. Semua pelayanan IGD harus berorientasi pada mutu dan kepuasan pasien.
Ditetapkan di Jakarta
Pada tanggal
Direktur Rumah Sakit Umum Daerah
Kepulauan Seribu
MA’MUN
NIP. 196708131998031007