Disusun Oleh:
Iris Amelinda Zainina (XI MIPA 4/14)
Rossa Bella Adhina (XI MIPA 4/24)
Menyetujui
Penulis II, Penulis I
2
Mengetahui
Kepala SMA Negeri 2 Lumajang,
3
ABSTRAK
Zainina, Iris Amelinda. Adhina, Rossa Bella. 2016. Asi Melampaui Imunisasi
dalam Mengembangkan Sistem Imun Pada Bayi. Karya Tulis Ilmiah, SMA
Negeri 2 Lumajang. Pembimbing (I) : Drs. Sugeng Setyo Utomo,
Pembimbing (II) : Maristessa Harsal, S.Pd
ASI adalah makanan bayi yang paling penting terutama pada bulan-bulan
pertama kehidupan (Soetjiningsih, 1997). Diberikan kepada bayi berumur 0 – 6
bulan tanpa memberikan makanan atau minuman lain. Imunoglobulin A sekretorik
(sIgA) yang dihasilkan oleh mukosa usus bayi yang belum dapat berperan secara
optimal di dalam sistem pertahanan mukosa usus sehingga komponen imun
didukung oleh ASI.
ASI memiliki kandungan gizi yang sesuai serta volume yang tepat sesuai
dengan kapasitas lambung bayi yang masih terbatas (Depkes, 2012). Komposisi
ASI berbeda-beda sesuai dengan stadium laktasi, waktu, nutrisi ibu, dan masa
gestasi janin saat lahir (Olds et all, 2001). Kolostrum dimiliki susu pertama yang
keluar berbentuk cairan kekuning-kuningan yang lebih kental dari ASI matang,
mengandung protein, vitamin yang larut dalam lemak, dan mineral yang lebih
banyak dari ASI matang, dan tinggi akan immunoglobulin A (IgA) sebagai sumber
imun pasif bagi bayi, kolostrum juga berfungsi sebagai pencahar untuk
membersihkan saluran pencernaan bayi baru lahir.
Karya ilmiah ini disusun berdasarkan pada studi literatur yang ditulis
dengan mencari teori yang relevan dengan herbal yang terkait untuk memperlancar
ASI yaitu kenikir. Disusun berdasarkan berbagai pustaka yang berasal dari jurnal,
internet dan buku. Referensi yang diperoleh melalui studi literatur dijadikan
pedoman teori untuk analisis daun kenikir yang dapat digunakan sebagai herbal
pelancar ASI.
Kenikir yang mengandung senyawa metabolit sekunder yaitu steroid,
alkaloid, saponin, dan flavonoid serta terdapat protein dan lemak. Senyawa steroid
inilah yang menyebabkan kenikir dapat memperlancar ASI. Kenikir yang
dikeringkan akan menyebabkan kandungan air dalam tanaman kenikir akan
berkurang, sehingga yang tersisa hanya senyawa penting yang terkandung pada
tanaman kenikir. Dikemas menjadi teh agar awet dalam penyimpanan, dan mudah
saat penyajian.
4
KATA PENGANTAR
Segala puji kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan nikmat serta
hidayah-Nya sehingga karya tulis ilmiah yang berjudul “Asi Melampaui Imunisasi
dalam Mengembangkan Sistem Imun Pada Bayi” dapat diselesaikan tepat pada
waktunya.
Penyusunan karya tulis ilmiah ini ditujukan untuk berpartisipasi dalam
lomba karya tulis ilmiah yang telah diadakan oleh SMAN 2 Lumajang.
Ucapan terima kasih kepada orang tua yang memberi dukungan dan
fasilitas, kepala sekolah yang telah memberi kesempatan, teman-teman yang
membantu, pihak SMAN 2 Lumajang yang telah menyediakan kesempatan agar
berkarya, serta bapak Drs. Sugeng Setyo Utomo dan ibu Maristessa Harsal selaku
guru pembimbing yang telah bersedia untuk membimbing dalam menyelesaikan
lomba karya tulis ilmiah ini.
Karya tulis ini masih memiliki banyak kekurangan, sehingga saran serta
kritik diperlukan untuk memperbaiki kekurangan pada karya tulis ini. Semoga
karya tulis ini dapat bermanfaat dan memberi inspirasi serta inovasi untuk
memudahkan para ibu di Indonesia dalam menjalankan perannya.
5
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN.........................................................................
ABSTRAK....................................................................................................
KATA PENGANTAR..................................................................................
DAFTAR ISI.................................................................................................
DAFTAR GAMBAR……………………………………………………….
DAFTAR TABEL………………………………………………………….
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah…………………………………….
1.2 Rumusan Masalah…………………………………………..
1.3 Tujuan Penelitian……………………………………………
1.4 Hipotesis…………………………………………………….
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kandungan ASI…………………………………………….
2.2 Imunisasi……………………………………………………
2.3 Tanaman Kenikir……………………………………………
BAB III METODE PENULISAN
3.1 Jenis Studi…………………………………………………..
3.2 Waktu dan Tempat Penulisan……………………………….
3.3 Metode Pengumpulan Data…………………………………
3.4 Dokumentasi………………………………...........................
BAB IV PEMBAHASAN
4.1 Kandungan ASI…………………………………………….
4.2 Kerja ASI Sebagai Imunisasi Alami pada Bayi……………
4.3 Kerja Teh Kenikir untuk Memperlancar ASI.…...................
BAB V PENUTUP........................................................................................
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................
6
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
7
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
8
BAB I
PENDAHULUAN
9
mikroba patogen, mencegah perlekatannya pada sel enterosit di usus dan
mencegah reaksi imun yang bersifat inflamasi (Jackson & Nazar , 2006; Hanson,
2007).
Sebagai negeri yang kaya raya akan hasil alamnya, tanaman di sekitar
kita dapat dimanfaatkan. Seperti halnya kenikir yang mengandung senyawa
metabolit sekunder yaitu steroid, alkaloid, saponin, dan flavonoid juga terdapat
protein serta lemak. Adanya senyawa steroid tersebut menyebabkan kenikir dapat
dikonsumsi untuk memperlancar ASI.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa kandungan ASI ?
2. Bagaimana kerja ASI sebagai imunisasi alami pada bayi ?
3. Bagaimana kerja teh kenikir untuk memperlancar ASI ?
1.3 Tujuan dan manfaat
1. Untuk mengetahui kandungan ASI.
2. Untuk mengetahui kerja ASI sebagai imunisasi alami pada bayi.
3. Untuk mengetahui kerja teh kenikir untuk memperlancar ASI.
10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 ASI
Air Susu Ibu (ASI) merupakan suatu emulsi lemak dalam larutan protein,
laktosa, dan garam-garam organik yang dikelurkan oleh kelenjar mamari manusia.
Sebagai satu-satunya makanan alami yang berasal dari ibu, ASI menjadi makanan
terbaik dan sempurna untuk bayi karena mengandung zat gizi sesuai kebutuhan
untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi (Siregar, 2005).
ASI eksklusif didefinisikan sebagai pemberian ASI sedini mungkin setelah
persalinan, diberikan tanpa jadwal dan tidak ada makanan tambahan sampai
dengan bayi berumur 6 bulan. Makanan tambahan yang dimaksud yaitu susu
formula, air matang, jus buah, air gula, dan madu. Vitamin maupun obat, dalam
bentuk tetes atau sirup tidak termasuk makanan tambahan (Pearl et all, 2004; Dee,
2008).
ASI dapat memenuhi kebutuhan nutrisi bayi 6 bulan karena kandungan
gizinya yang sesuai. Kapasitas lambung bayi baru lahir hanya dapat menampung
cairan sebanyak 10-20 ml (2-4 sendok teh). ASI memiliki kandungan gizi yang
sesuai serta volume yang tepat sesuai dengan kapasitas lambung bayi yang masih
terbatas (Depkes, 2012). Komposisi ASI berbeda-beda sesuai dengan stadium
laktasi, waktu, nutrisi ibu, dan masa gestasi janin saat lahir (Olds et all, 2001).
Kolostrum memiliki susu pertama yang keluar berbentuk cairan kekuning-
kuningan yang lebih kental dari ASI matang. Kolostrum mengandung protein,
vitamin yang larut dalam lemak, dan mineral yang lebih banyak dari ASI matang.
Kolostrum sangat penting untuk diberikan karena selain tinggi akan
immunoglobulin A (IgA) sebagai sumber imun pasif bagi bayi, kolostrum juga
berfungsi sebagai pencahar untuk membersihkan saluran pencernaan bayi baru
lahir. Produksi kolostrum dimulai sejak masa kehamilan sampai beberapa hari
setelah kelahiran. Namun, pada umumnya kolostrum digantikan oleh ASI transisi
dalam dua sampai empat hari setelah kelahiran bayi (Olds et all, 2001; Roesli,
2004; Brown, 2005). ASI transisi diproduksi mulai dari berhentinya produksi
11
kolostrum sampai kurang lebih dua minggu setelah melahirkan. Kandungan
protein dalam ASI transisi semakin menurun, namun kandungan lemak, laktosa
dan vitamin larut air, semakin meningkat. Volume ASI transisi semakin
meningkat seiring dengan lama menyusui dan kemudian digantikan oleh ASI
matang (Olds et all, 2001; Roesli, 2004).
ASI matang mengandung dua komponen berbeda berdasarkan waktu
pemberian yaitu foremilk dan hindmilk. Foremilk merupakan ASI yang keluar
pada awal bayi menyusu, sedangkan hindmilk keluar setelah permulaan let-
down.Foremilk mengandung vitamin, protein, dan tinggi akan air. Hindmilk
mengandung lemak empat sampai lima kali lebih banyak dari foremilk (Olds et
all, 2001; Roesli, 2004).
Protein
Cytokines/chemokines Imunomodulator
TGF , IL-10 Anti-inflamasi
TNF , IL-1 , IL-6 Efek pro-inflammatory
IL-4, IL-5, IL-13 Stimulan imunitas Th2
IFN , IL-2, IL-12 Stimulan imunitas Th1
IL-8, eotaxin Fungsi chemoattractant
Reseptor/antagonists Anti-inflamasi
sCD14, TNFR I and II, IL-1RA
Defensins Anti-mikroba
sIgA, IgM, IgG antibodies Anti-adesif, efek anti-infeksi
Hormon/growth factors Imunomodulator
Prolactin, leptin, IGF-1
Enzim Anti-mikroba, imunomodulator
Lisosim Efek mikrobisidal, imunomodulator
Laktoferrin
12
Laktalbumin Efek mikrobisidal, iron-binding
Casein capengikat zat besi, imunomodulator
Haptocorrin Peptida anti-mikroba
Laktoperoxidase Mengandung komponen karbohidrat
Karbohidrat anti-adesif
Oligosakarida, glikokoonjugates Anti-mikroba cara dengan mengikat
Antioksidan vitamin B-12
Vitamins A, C, E, katalase, Anti-mikroba
glutathion peroxidase, dll.
Lemak Anti-adesif, pengatur pertumbuhan
Asam lemak bebas, mikrobiota dan fungsi imun
monoglycerides Radical scavenging, anti-inflamasi
PUFA
Arachidonic acid, docosahexaenoic Anti-mikroba dan anti-viral
acid, dll.
Asam Nukleat imunomodulator, pengatur produksi
Nukleotida, nukleosida, prostaglandin
oligonukleotida
Komponen subseluler Peningkat antibodi, efek metabolisme
Gangliosides
Exosomes
Sel Pengatur pertumbuhan mikrobiota dan
Neutrofil, makrofag fungsi imun
T and B limfosit Pengatur sistim imun, induksi sel Treg
Bakteri
Bifidobacteria Anti-mikroba
Lactobacillus Perkembangan sistim imun
pengatur pertumbuhan mikrobiota dan
fungsi imun
Tabel 2.1 Kandungan ASI
13
Seperti terlihat pada tabel 2.1, beberapa anti-mikroba, anti-inflamasi, dan
agen immunomodulator yang terkandung pada ASI bersifat multifungsi, diantara
mereka ada yang saling bersinergi satu sama laindan/atau bekerja secara
sendiri,hal ini terutama dalam menutupi keterlambatan perkembangan sistim imun
bayi. Dalam perkembangan penelitian stem cell dalam kesehatan, Sang Pencipta
tidak melupakan ASI didalamnya. Bukti terbaru eksistensi stem cell pada ASI
semakin menunjukkan peran penting dalam membangun sistim imun manusia
yang semakin tak terbantahkan oleh siapa pun dan ini sudah dikonfirmasi oleh
ahli stem cell.
Anti-mikroba yang terdapat pada ASI diantaranya berfungsi sebagai Growth
tertentu yang kelak melindungi bayi dari pertumbuhan bakteri penyebab penyakit.
Hal ini dilakukan melalui produksi senyawa organik tertentu yang dihasilkan oleh
bakteri spesifik bifidobacteria dan lactobacilli yang tumbuh serta diinduksi oleh
komponen protein dan oligosakarida dalam ASI.
Beberapa komponen ASI juga berperan sebagai inhibitor yang akan
mempengaruhi metabolisme bakteri sehingga mereduksi perkembangan bakteri.
Diantaranya adalah laktoferin, sebuah protein pengikat zat besi dengan bobot
molekul sekitar 80 kDa, yang eksis dalam jumlah besar pada ASI. Fungsi
laktoferin sebagai anti-bakteri, antiviral, anti-fungal, dan anti-parasitikal telah
banyak dilaporkan. Selain itu, laktoferin juga berfungsi sebagai anti-inflamasi,
imunomodulator, dan anti-karsinogenik. Laktoferin tahan terhadap degradasi oleh
enzim protease yang ada dalam sistim pencernaan, sehingga akan tetap terstruktur
dalam bentuk aktif pada tubuh bayi.Laktoferin ini akan menghambat
perkembangan patogen spesifik, khususnya yang membutuhkan zat besi untuk
perkembangan mereka. Diantara bakteri tersebut adalah Bacillus
stearothermophilus, Bacillus subtilis, Klebsiella pneumoniae, Listeria
monocytogenes, Staphylococcus aureus, Streptococcus mutans, Streptococcus
parasanguinis, Actinobacillus, S. epidemidis, Chlamydophila psittaci,
Haemophillus influenzae, E. coli, Helicobacter felis, Helicobacter pylori,
Legionella pneumophila, Pseudomonas aeruginosa, Shigella flexneri, Vibrio
cholerae , Mycobacterium tuberculosis, Mycoplasma bovis, Porphyromonas
14
gingivalis, dan Samonella enteritidis. Aktivitas antiviral dari laktoferin ASI
melawan HIV-1 dan rotavirus pun telah dikonfirmasi yang menunjukkan
bagaimana sifat multifungsi dari protein ini. Hal yang menarik, peptida pendek
pada sisi amino terminal dari laktoferin juga terbukti membunuh Streptococcus
mutants dan Vibrio cholerae melalui mekanisme khelat (pengikatan ion).Laporan
penelitian yang lain menunjukkan bahwa sebagian laktoferin dan fragmennya
terserap dan di sekresikan melalui urin bayi yang memberikan indikasi kuat akan
tugas sebagai protektor dari laktoferin terhadap infeksi saluran kandung kemih.
2.2 Imunisasi
Imunisasi adalah suatu proses untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh
dengan cara memasukkan vaksin, yakni virus atau bakteri yang sudah dilemahkan,
dibunuh, atau bagian-bagian dari bakteri (virus) tersebut telah dimodifikasi.
Vaksin dimasukkan ke dalam tubuh melalui suntikan atau diminum (oral).
Setelah vaksin masuk ke dalam tubuh, sistem pertahanan tubuh akan bereaksi
membentuk antibodi. Reaksi ini sama seperti jika tubuh kemasukan virus atau
bakteri yang sesungguhnya. Antibodi selanjutnya akan membentuk imunitas
terhadap jenis virus atau bakteri tersebut.
Imunisasi sangat penting untuk melindungi bayi dari penyakit-penyakit
menular yang bahkan bisa membahayakan jiwa. Di Indonesia, imunisasi bayi dan
anak dikelompokkan menjadi dua. Kelompok pertama berisi jenis imunisasi yang
diwajibkan oleh pemerintah melalui program pengembangan imunisasi (PPI).
Kelompok imunisasi yang diwajibkan ini dibiayai seluruhnya oleh pemerintah.
Oleh karena itu vaksin-vaksin tersebut bisa diperoleh masyarakat luas secara
gratis di Puskesmas dan Posyandu. Kelompok kedua adalah vaksin-vaksin yang
dianjurkan oleh Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). Jenis vaksin dalam
kelompok ini belum diwajibkan pemerintah.
Imunisasi merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan kekebalan
tubuh danpemberantasan penyakit menular. Angka kematian bayi dan balita yang
tinggi diIndonesia menyebabkan turunnya derajat kesehatan masyarakat, salah
satu upaya untukmengatasi masalah ini adalah program pemberian imunisasi
15
dasar bagi bayi dan balitasecara lengkap. Namun program ini masih mengalami
hambatan, yaitu penolakan dari orang tua. Penolakan orang tua dalam pemberian
imunisasi ini dikarenakan anggapanyang salah yang berkembang di masyarakat
tentang imunisasi, tingkat pengetahuanyang rendah, dan kesadaran yang kurang
terhadap imunisasi. ASI akan memperkuat imun pada bayi, karena pada bayi
imunnya belum terlalu baik. ASI merupakan salah satu asupan utama dan satu-
satunya yang memiliki kandungan terlengkap untuk mencukupi kenutuhan si bayi.
Berikut jenis imunisasi yang diwajibkan oleh pemerintah
Jenis Vaksin Keterangan
16
mendapat vaksin TT (tetanus) melalui program Bulan
Imunisasi Anak Sekolah (BIAS).
Campak Vaksin Campak-1 diberikan pada usia 9 bulan, lalu Campak-
2 pada usia 6 tahun melalui program BIAS.
Tabel 2.2 Jenis vaksin yang diwajibkan oleh pemerintah.
Dan berikut beberapa jenis vaksin penting namun belum diwajibkan oleh
pemerintah
17
Influenza Anak usia dibawah 8 tahun yang diimunisasi influenza
untuk yang pertama kalinya direkomendasikan 2 dosis
dengan jarak minimal 4 minggu.
Tabel 2.3 Jenis vaksin yang belum diwajibkan oleh pemerintah.
18
berambut, masih muda berwarna hijau setelah tua coklat. Biji keras, kecil, bentuk
jarum, panjang ± 1 cm, berwarna hitam. Akar tunggang dan berwarna putih.
2.3.4 Anatomi
Bagian yang digunakan untuk memperlancar asi adalah daunnya, karena
pada daun terdapat senyawa steroid yang dominan daripada bagian yang lain.
19
BAB III
METODE PENULISAN
3.4 Dokumentasi
Karya tulis ini diharapkan dapat memberi wawasan bahwa untuk
memperlancar ASI tidak hanya daun katuk yang bisa tetapi daun kenikir juga
dapat memperlancar ASI. Banyaknya ibu yang tidak mau menyusui anaknya atau
ASI yang dihasilkan kurang lancer dapat dibantu dengan mengonsumsi teh daun
kenikir.
20
Cara Pengolahan Daun Kenikir
a. Alat dan bahan :
1. Daun kenikir
2. Bidang penjemur
b. Langkah kerja :
1. Buang bagian batang tua kenikir.
2. Keringkan daun di bawah sinar matahari.
3. Hancurkan daun kering hingga ukuran tidak terlalu kecil.
4. Kemas daun kering dalam kantong plastik dan tutup rapat.
21
BAB IV
PEMBAHASAN
22
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
ASI memiliki kandungan yang kompleks untuk bayi, serta praktis dan
tidak menambah biaya pengeluaran. ASI akan memperkuat imun pada bayi,
karena pada bayi imunnya belum terlalu baik. Kandungan senyawa steroid akan
bekerja untuk memperlancar ASI karena senyawa steroid tersebut akan menambah
hormon oksitosin pada ibu, agar ASI menjadi lancar.
5.2 Saran
Diperlukan penelitian lanjutan untuk menentukan penggunaan yang tepat
dan aman teh kenikir pada ibu menyusui
23
DAFTAR PUSTAKA
http://www.medkes.com/2014/01/pengertian-tujuan-dan-jadwal-imunisasi-
lengkap.html
24