Anda di halaman 1dari 24

ASI Melampaui Imunisasi

dalam Mengembangkan Sistem Imun pada Bayi

Disusun Oleh:
Iris Amelinda Zainina (XI MIPA 4/14)
Rossa Bella Adhina (XI MIPA 4/24)

SMA NEGERI 2 LUMAJANG


Jalan HOS Cokroaminoto No 159 Lumajang 67311
Telp / Fax (0334) 881036
http://www.sman2-lmj.sch.id email: info@sman2-lmj.sch.id
2016/2017
LEMBAR PENGESAHAN

1. Judul : Asi Melampaui Imunisasi dalam Mengembangkan


Sistem Imun pada Bayi
2. Nama kelompok : 1. Iris Amelinda Zainina
2. Rossa Bella Adhina
3. Asal Sekolah : SMA NEGERI 2 LUMAJANG
4. Alamat Email : irishamell@yahoo.co.id - bellaadhina@gmail.com
8. Nama Pembimbing : Drs. Sugeng Setyo Utomo dan Maristessa Harsal,
S.Pd.
Lumajang, 27 September 2016

Menyetujui
Penulis II, Penulis I

Rossa Bella Adhina Iris Amelinda Zainina

NISN. 152227 NISN. 152126

Pembimbing II, Pembimbing I,

Maristessa Harsal, S.Pd. Drs. Sugeng Setyo Utomo


NIP. NIP. 19631025 198512 1 002

2
Mengetahui
Kepala SMA Negeri 2 Lumajang,

Dra. Hj. Widowati Tjindarwasih, M.M.


NIP 19570930 198103 2 006

3
ABSTRAK

Zainina, Iris Amelinda. Adhina, Rossa Bella. 2016. Asi Melampaui Imunisasi
dalam Mengembangkan Sistem Imun Pada Bayi. Karya Tulis Ilmiah, SMA
Negeri 2 Lumajang. Pembimbing (I) : Drs. Sugeng Setyo Utomo,
Pembimbing (II) : Maristessa Harsal, S.Pd

Kata Kunci : ASI, Imunoglobulin A, Kolostrum, Kenikir

ASI adalah makanan bayi yang paling penting terutama pada bulan-bulan
pertama kehidupan (Soetjiningsih, 1997). Diberikan kepada bayi berumur 0 – 6
bulan tanpa memberikan makanan atau minuman lain. Imunoglobulin A sekretorik
(sIgA) yang dihasilkan oleh mukosa usus bayi yang belum dapat berperan secara
optimal di dalam sistem pertahanan mukosa usus sehingga komponen imun
didukung oleh ASI.
ASI memiliki kandungan gizi yang sesuai serta volume yang tepat sesuai
dengan kapasitas lambung bayi yang masih terbatas (Depkes, 2012). Komposisi
ASI berbeda-beda sesuai dengan stadium laktasi, waktu, nutrisi ibu, dan masa
gestasi janin saat lahir (Olds et all, 2001). Kolostrum dimiliki susu pertama yang
keluar berbentuk cairan kekuning-kuningan yang lebih kental dari ASI matang,
mengandung protein, vitamin yang larut dalam lemak, dan mineral yang lebih
banyak dari ASI matang, dan tinggi akan immunoglobulin A (IgA) sebagai sumber
imun pasif bagi bayi, kolostrum juga berfungsi sebagai pencahar untuk
membersihkan saluran pencernaan bayi baru lahir.
Karya ilmiah ini disusun berdasarkan pada studi literatur yang ditulis
dengan mencari teori yang relevan dengan herbal yang terkait untuk memperlancar
ASI yaitu kenikir. Disusun berdasarkan berbagai pustaka yang berasal dari jurnal,
internet dan buku. Referensi yang diperoleh melalui studi literatur dijadikan
pedoman teori untuk analisis daun kenikir yang dapat digunakan sebagai herbal
pelancar ASI.
Kenikir yang mengandung senyawa metabolit sekunder yaitu steroid,
alkaloid, saponin, dan flavonoid serta terdapat protein dan lemak. Senyawa steroid
inilah yang menyebabkan kenikir dapat memperlancar ASI. Kenikir yang
dikeringkan akan menyebabkan kandungan air dalam tanaman kenikir akan
berkurang, sehingga yang tersisa hanya senyawa penting yang terkandung pada
tanaman kenikir. Dikemas menjadi teh agar awet dalam penyimpanan, dan mudah
saat penyajian.

4
KATA PENGANTAR

Segala puji kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan nikmat serta
hidayah-Nya sehingga karya tulis ilmiah yang berjudul “Asi Melampaui Imunisasi
dalam Mengembangkan Sistem Imun Pada Bayi” dapat diselesaikan tepat pada
waktunya.
Penyusunan karya tulis ilmiah ini ditujukan untuk berpartisipasi dalam
lomba karya tulis ilmiah yang telah diadakan oleh SMAN 2 Lumajang.
Ucapan terima kasih kepada orang tua yang memberi dukungan dan
fasilitas, kepala sekolah yang telah memberi kesempatan, teman-teman yang
membantu, pihak SMAN 2 Lumajang yang telah menyediakan kesempatan agar
berkarya, serta bapak Drs. Sugeng Setyo Utomo dan ibu Maristessa Harsal selaku
guru pembimbing yang telah bersedia untuk membimbing dalam menyelesaikan
lomba karya tulis ilmiah ini.
Karya tulis ini masih memiliki banyak kekurangan, sehingga saran serta
kritik diperlukan untuk memperbaiki kekurangan pada karya tulis ini. Semoga
karya tulis ini dapat bermanfaat dan memberi inspirasi serta inovasi untuk
memudahkan para ibu di Indonesia dalam menjalankan perannya.

Lumajang, 21 Oktober 2016


Penyusun,

5
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN.........................................................................
ABSTRAK....................................................................................................
KATA PENGANTAR..................................................................................
DAFTAR ISI.................................................................................................
DAFTAR GAMBAR……………………………………………………….
DAFTAR TABEL………………………………………………………….

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah…………………………………….
1.2 Rumusan Masalah…………………………………………..
1.3 Tujuan Penelitian……………………………………………
1.4 Hipotesis…………………………………………………….
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kandungan ASI…………………………………………….
2.2 Imunisasi……………………………………………………
2.3 Tanaman Kenikir……………………………………………
BAB III METODE PENULISAN
3.1 Jenis Studi…………………………………………………..
3.2 Waktu dan Tempat Penulisan……………………………….
3.3 Metode Pengumpulan Data…………………………………
3.4 Dokumentasi………………………………...........................
BAB IV PEMBAHASAN
4.1 Kandungan ASI…………………………………………….
4.2 Kerja ASI Sebagai Imunisasi Alami pada Bayi……………
4.3 Kerja Teh Kenikir untuk Memperlancar ASI.…...................
BAB V PENUTUP........................................................................................
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................

6
DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Tumbuhan Kenikir…………………………………………….


2.2 Daun Kenikir………………………………………………….

7
DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

2.1 Kandungan ASI………………………………………………..


2.2 Jenis vaksin yang diwajibkan oleh pemerintah………………..
2.3 Jenis vaksin yang belum diwajibkan oleh pemerintah………...

8
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Di zaman yang modern ini, bukan hal yang mengejutkan jika wanita
berperan sebagai ibu rumah tangga sekaligus wanita karir. Ibu modern saat ini,
sering menyepelekan dalam pemberian ASI dan malah memberikan susu formula
kepada anaknya. Padahal ASI adalah makanan bayi yang paling penting terutama
pada bulan-bulan pertama kehidupan (Soetjiningsih, 1997).
ASI eksklusif adalah pemberian ASI saja kepada bayi berumur 0 – 6
bulan tanpa memberikan makanan atau minuman lain. Menurut ahli kesehatan,
bayi pada usia tersebut sudah terpenuhi gizinya hanya dengan ASI saja. Manfaat
ASI eksklusif yaitu agar bayi kebal terhadap beragam penyakit pada usia
selanjutnya (Depkes, 2007).
Departemen kesehatan dunia juga menargetkan cakupan pemberian ASI
eksklusif sebesar 80%. Suatu pertemuan Konsultasi pemberian ASI pada bulan
Maret 2001 di Jenewa-Swiss, menghasilkan kesepakatan tentang pemberian ASI
secara eksklusif pada bayi sejak usia 0-6 bulan sebagai upaya untuk menurunkan
kejadian infeksi pada traktus gastrointestinalis. Hal ini terutama ditujukan
terhadap bayi-bayi yang dibesarkan di dalam masyarakat di mana prevalensi ibu
yang menderita kurang gizi maupun bayi yang mengalami gangguan pertumbuhan
intra uterin masih tinggi.
Di dunia khususnya di negara berkembang , pemberian ASI-eksklusif
sampai bayi berusia 6 bulan dapat mengurangi paparan terhadap mikroba patogen,
karena terbukti angka morbiditas dan mortalitas penyakit diare akibat infeksi
meningkat setelah bayi mendapat makanan tambahan (WHO, 2001).
Di awal masa kehidupan bayi, imunoglobulin A sekretorik (sIgA) yang
dihasilkan oleh mukosa usus bayi belum dapat berperan secara optimal di dalam
sistem pertahanan mukosa usus. Pada bayi yang menyusui pertahanan imun pada
jaringan usus bayi dibantu oleh komponen imun ASI. Salah satunya adalah
antibodi sIgA yang merupakan komponen imun utama, yang dapat mengikat

9
mikroba patogen, mencegah perlekatannya pada sel enterosit di usus dan
mencegah reaksi imun yang bersifat inflamasi (Jackson & Nazar , 2006; Hanson,
2007).
Sebagai negeri yang kaya raya akan hasil alamnya, tanaman di sekitar
kita dapat dimanfaatkan. Seperti halnya kenikir yang mengandung senyawa
metabolit sekunder yaitu steroid, alkaloid, saponin, dan flavonoid juga terdapat
protein serta lemak. Adanya senyawa steroid tersebut menyebabkan kenikir dapat
dikonsumsi untuk memperlancar ASI.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa kandungan ASI ?
2. Bagaimana kerja ASI sebagai imunisasi alami pada bayi ?
3. Bagaimana kerja teh kenikir untuk memperlancar ASI ?
1.3 Tujuan dan manfaat
1. Untuk mengetahui kandungan ASI.
2. Untuk mengetahui kerja ASI sebagai imunisasi alami pada bayi.
3. Untuk mengetahui kerja teh kenikir untuk memperlancar ASI.

10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 ASI
Air Susu Ibu (ASI) merupakan suatu emulsi lemak dalam larutan protein,
laktosa, dan garam-garam organik yang dikelurkan oleh kelenjar mamari manusia.
Sebagai satu-satunya makanan alami yang berasal dari ibu, ASI menjadi makanan
terbaik dan sempurna untuk bayi karena mengandung zat gizi sesuai kebutuhan
untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi (Siregar, 2005).
ASI eksklusif didefinisikan sebagai pemberian ASI sedini mungkin setelah
persalinan, diberikan tanpa jadwal dan tidak ada makanan tambahan sampai
dengan bayi berumur 6 bulan. Makanan tambahan yang dimaksud yaitu susu
formula, air matang, jus buah, air gula, dan madu. Vitamin maupun obat, dalam
bentuk tetes atau sirup tidak termasuk makanan tambahan (Pearl et all, 2004; Dee,
2008).
ASI dapat memenuhi kebutuhan nutrisi bayi 6 bulan karena kandungan
gizinya yang sesuai. Kapasitas lambung bayi baru lahir hanya dapat menampung
cairan sebanyak 10-20 ml (2-4 sendok teh). ASI memiliki kandungan gizi yang
sesuai serta volume yang tepat sesuai dengan kapasitas lambung bayi yang masih
terbatas (Depkes, 2012). Komposisi ASI berbeda-beda sesuai dengan stadium
laktasi, waktu, nutrisi ibu, dan masa gestasi janin saat lahir (Olds et all, 2001).
Kolostrum memiliki susu pertama yang keluar berbentuk cairan kekuning-
kuningan yang lebih kental dari ASI matang. Kolostrum mengandung protein,
vitamin yang larut dalam lemak, dan mineral yang lebih banyak dari ASI matang.
Kolostrum sangat penting untuk diberikan karena selain tinggi akan
immunoglobulin A (IgA) sebagai sumber imun pasif bagi bayi, kolostrum juga
berfungsi sebagai pencahar untuk membersihkan saluran pencernaan bayi baru
lahir. Produksi kolostrum dimulai sejak masa kehamilan sampai beberapa hari
setelah kelahiran. Namun, pada umumnya kolostrum digantikan oleh ASI transisi
dalam dua sampai empat hari setelah kelahiran bayi (Olds et all, 2001; Roesli,
2004; Brown, 2005). ASI transisi diproduksi mulai dari berhentinya produksi

11
kolostrum sampai kurang lebih dua minggu setelah melahirkan. Kandungan
protein dalam ASI transisi semakin menurun, namun kandungan lemak, laktosa
dan vitamin larut air, semakin meningkat. Volume ASI transisi semakin
meningkat seiring dengan lama menyusui dan kemudian digantikan oleh ASI
matang (Olds et all, 2001; Roesli, 2004).
ASI matang mengandung dua komponen berbeda berdasarkan waktu
pemberian yaitu foremilk dan hindmilk. Foremilk merupakan ASI yang keluar
pada awal bayi menyusu, sedangkan hindmilk keluar setelah permulaan let-
down.Foremilk mengandung vitamin, protein, dan tinggi akan air. Hindmilk
mengandung lemak empat sampai lima kali lebih banyak dari foremilk (Olds et
all, 2001; Roesli, 2004).

Komponen ASI Aktivitas

Protein
Cytokines/chemokines Imunomodulator
TGF , IL-10 Anti-inflamasi
TNF , IL-1 , IL-6 Efek pro-inflammatory
IL-4, IL-5, IL-13 Stimulan imunitas Th2
IFN , IL-2, IL-12 Stimulan imunitas Th1
IL-8, eotaxin Fungsi chemoattractant
Reseptor/antagonists Anti-inflamasi
sCD14, TNFR I and II, IL-1RA
Defensins Anti-mikroba
sIgA, IgM, IgG antibodies Anti-adesif, efek anti-infeksi
Hormon/growth factors Imunomodulator
Prolactin, leptin, IGF-1
Enzim Anti-mikroba, imunomodulator
Lisosim Efek mikrobisidal, imunomodulator
Laktoferrin

12
Laktalbumin Efek mikrobisidal, iron-binding
Casein capengikat zat besi, imunomodulator
Haptocorrin Peptida anti-mikroba
Laktoperoxidase Mengandung komponen karbohidrat
Karbohidrat anti-adesif
Oligosakarida, glikokoonjugates Anti-mikroba cara dengan mengikat
Antioksidan vitamin B-12
Vitamins A, C, E, katalase, Anti-mikroba
glutathion peroxidase, dll.
Lemak Anti-adesif, pengatur pertumbuhan
Asam lemak bebas, mikrobiota dan fungsi imun
monoglycerides Radical scavenging, anti-inflamasi
PUFA
Arachidonic acid, docosahexaenoic Anti-mikroba dan anti-viral
acid, dll.
Asam Nukleat imunomodulator, pengatur produksi
Nukleotida, nukleosida, prostaglandin
oligonukleotida
Komponen subseluler Peningkat antibodi, efek metabolisme
Gangliosides
Exosomes
Sel Pengatur pertumbuhan mikrobiota dan
Neutrofil, makrofag fungsi imun
T and B limfosit Pengatur sistim imun, induksi sel Treg
Bakteri
Bifidobacteria Anti-mikroba
Lactobacillus Perkembangan sistim imun
pengatur pertumbuhan mikrobiota dan
fungsi imun
Tabel 2.1 Kandungan ASI

13
Seperti terlihat pada tabel 2.1, beberapa anti-mikroba, anti-inflamasi, dan
agen immunomodulator yang terkandung pada ASI bersifat multifungsi, diantara
mereka ada yang saling bersinergi satu sama laindan/atau bekerja secara
sendiri,hal ini terutama dalam menutupi keterlambatan perkembangan sistim imun
bayi. Dalam perkembangan penelitian stem cell dalam kesehatan, Sang Pencipta
tidak melupakan ASI didalamnya. Bukti terbaru eksistensi stem cell pada ASI
semakin menunjukkan peran penting dalam membangun sistim imun manusia
yang semakin tak terbantahkan oleh siapa pun dan ini sudah dikonfirmasi oleh
ahli stem cell.
Anti-mikroba yang terdapat pada ASI diantaranya berfungsi sebagai Growth
tertentu yang kelak melindungi bayi dari pertumbuhan bakteri penyebab penyakit.
Hal ini dilakukan melalui produksi senyawa organik tertentu yang dihasilkan oleh
bakteri spesifik bifidobacteria dan lactobacilli yang tumbuh serta diinduksi oleh
komponen protein dan oligosakarida dalam ASI.
Beberapa komponen ASI juga berperan sebagai inhibitor yang akan
mempengaruhi metabolisme bakteri sehingga mereduksi perkembangan bakteri.
Diantaranya adalah laktoferin, sebuah protein pengikat zat besi dengan bobot
molekul sekitar 80 kDa, yang eksis dalam jumlah besar pada ASI. Fungsi
laktoferin sebagai anti-bakteri, antiviral, anti-fungal, dan anti-parasitikal telah
banyak dilaporkan. Selain itu, laktoferin juga berfungsi sebagai anti-inflamasi,
imunomodulator, dan anti-karsinogenik. Laktoferin tahan terhadap degradasi oleh
enzim protease yang ada dalam sistim pencernaan, sehingga akan tetap terstruktur
dalam bentuk aktif pada tubuh bayi.Laktoferin ini akan menghambat
perkembangan patogen spesifik, khususnya yang membutuhkan zat besi untuk
perkembangan mereka. Diantara bakteri tersebut adalah Bacillus
stearothermophilus, Bacillus subtilis, Klebsiella pneumoniae, Listeria
monocytogenes, Staphylococcus aureus, Streptococcus mutans, Streptococcus
parasanguinis, Actinobacillus, S. epidemidis, Chlamydophila psittaci,
Haemophillus influenzae, E. coli, Helicobacter felis, Helicobacter pylori,
Legionella pneumophila, Pseudomonas aeruginosa, Shigella flexneri, Vibrio
cholerae , Mycobacterium tuberculosis, Mycoplasma bovis, Porphyromonas

14
gingivalis, dan Samonella enteritidis. Aktivitas antiviral dari laktoferin ASI
melawan HIV-1 dan rotavirus pun telah dikonfirmasi yang menunjukkan
bagaimana sifat multifungsi dari protein ini. Hal yang menarik, peptida pendek
pada sisi amino terminal dari laktoferin juga terbukti membunuh Streptococcus
mutants dan Vibrio cholerae melalui mekanisme khelat (pengikatan ion).Laporan
penelitian yang lain menunjukkan bahwa sebagian laktoferin dan fragmennya
terserap dan di sekresikan melalui urin bayi yang memberikan indikasi kuat akan
tugas sebagai protektor dari laktoferin terhadap infeksi saluran kandung kemih.

2.2 Imunisasi
Imunisasi adalah suatu proses untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh
dengan cara memasukkan vaksin, yakni virus atau bakteri yang sudah dilemahkan,
dibunuh, atau bagian-bagian dari bakteri (virus) tersebut telah dimodifikasi.
Vaksin dimasukkan ke dalam tubuh melalui suntikan atau diminum (oral).
Setelah vaksin masuk ke dalam tubuh, sistem pertahanan tubuh akan bereaksi
membentuk antibodi. Reaksi ini sama seperti jika tubuh kemasukan virus atau
bakteri yang sesungguhnya. Antibodi selanjutnya akan membentuk imunitas
terhadap jenis virus atau bakteri tersebut.
Imunisasi sangat penting untuk melindungi bayi dari penyakit-penyakit
menular yang bahkan bisa membahayakan jiwa. Di Indonesia, imunisasi bayi dan
anak dikelompokkan menjadi dua. Kelompok pertama berisi jenis imunisasi yang
diwajibkan oleh pemerintah melalui program pengembangan imunisasi (PPI).
Kelompok imunisasi yang diwajibkan ini dibiayai seluruhnya oleh pemerintah.
Oleh karena itu vaksin-vaksin tersebut bisa diperoleh masyarakat luas secara
gratis di Puskesmas dan Posyandu. Kelompok kedua adalah vaksin-vaksin yang
dianjurkan oleh Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). Jenis vaksin dalam
kelompok ini belum diwajibkan pemerintah.
Imunisasi merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan kekebalan
tubuh danpemberantasan penyakit menular. Angka kematian bayi dan balita yang
tinggi diIndonesia menyebabkan turunnya derajat kesehatan masyarakat, salah
satu upaya untukmengatasi masalah ini adalah program pemberian imunisasi

15
dasar bagi bayi dan balitasecara lengkap. Namun program ini masih mengalami
hambatan, yaitu penolakan dari orang tua. Penolakan orang tua dalam pemberian
imunisasi ini dikarenakan anggapanyang salah yang berkembang di masyarakat
tentang imunisasi, tingkat pengetahuanyang rendah, dan kesadaran yang kurang
terhadap imunisasi. ASI akan memperkuat imun pada bayi, karena pada bayi
imunnya belum terlalu baik. ASI merupakan salah satu asupan utama dan satu-
satunya yang memiliki kandungan terlengkap untuk mencukupi kenutuhan si bayi.
Berikut jenis imunisasi yang diwajibkan oleh pemerintah
Jenis Vaksin Keterangan

BCG Vaksin BCG (Bacillus Calmette Guerin) dapat diberikan


sejak lahir. Imunisasi ini betujuan untuk memberikan
kekebalan tubuh terhadap penyakit tubercolocis (TBC).
Apabila vaksin BCG akan diberikan pada bayi di atas usia 3
bulan, ada baiknya dilakukan dulu uji tuberkulin. BCG boleh
diberikan apabila hasil tuberkulin negatif.
Hepatitis B Vaksin Hepatitis B yang pertama harus diberikan dalam
waktu 12 jam setelah bayi lahir, kemudian dilanjutkan pada
umur 1 bulan dan 3 hingga 6 bulan. Jarak antara dua
imunisasi Hepatitis B minimal 4 minggu. Imunisasi ini untuk
mencegah penyakit Hepatitis B.
Polio Imunisasi Polio diberikan untuk mencegah poliomielitis yang
bisa menyebabkan kelumpuhan.
DPT Vaksin DPT adalah vaksin kombinasi untuk mencegah
penyakit difteri, pertusis (batuk rejan), dan tetanus. Ketiga
penyakit ini sangat mudah menyerang bayi dan anak.
Imunisasi DPT diberikan pada bayi umur lebih dari 6
minggu. Vaksin DPT dapat diberikan secara simultan
(bersamaan) dengan vaksin Hepatits B. Ulangan DPT
diberikan pada usia 18 bulan dan 5 tahun. Usia 12 tahun

16
mendapat vaksin TT (tetanus) melalui program Bulan
Imunisasi Anak Sekolah (BIAS).
Campak Vaksin Campak-1 diberikan pada usia 9 bulan, lalu Campak-
2 pada usia 6 tahun melalui program BIAS.
Tabel 2.2 Jenis vaksin yang diwajibkan oleh pemerintah.
Dan berikut beberapa jenis vaksin penting namun belum diwajibkan oleh
pemerintah

Jenis Vaksin Keterangan

Hib Pemberian Vaksin Hib (Haemophilus influenzae tipe


B) ditujukan untuk mencegah penyakit meningitis atau
radang selaput otak. Vaksin Hib diberikan mulai usia 2
bulan dengan jarak pemberian dari vaksin pertama ke
vaksin lanjutannya adalah 2 bulan. Vaksin ini dapat
diberikan secara terpisah ataupun kombinasi dengan
vaksin lain.
MMR Vaksin MMR diberikan untuk mencegah penyakit
gondongan (mumps), campak (measles), dan campak
jerman (rubela). MMR dapat diberikan pada umur 12
bulan apabila belum mendapat imunisasi campak di
umur 9 bulan. Umur 6 tahun diberikan imunisasi
ulangannya.
Hepatitis A Vaksin ini direkomendasikan pada usia diatas 2 tahun,
diberikan sebanyak 2 kali dengan interval 6 sampai 12
bulan.
Tifoid Vaksin Tifoid direkomendasikan untuk usia diatas 2
tahun. Imunisasi ini diulang setiap 3 tahun.
Pneumokokus (PCV) Apabila hingga usia di atas 1 tahun belum
mendapatkan PCV, maka vaksin diberikan sebanyak 2
kali dengan interval 2 bulan. Pada umur 2 hingga 5
tahun diberikan satu kali.

17
Influenza Anak usia dibawah 8 tahun yang diimunisasi influenza
untuk yang pertama kalinya direkomendasikan 2 dosis
dengan jarak minimal 4 minggu.
Tabel 2.3 Jenis vaksin yang belum diwajibkan oleh pemerintah.

2.3 Tanaman Kenikir

2.3.1 Klasifikasi Tanaman


Divisi : Spermatophyta
Sub divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Bangsa : Asterales
Suku : Asteraceae
Marga : Cosmos
Jenis : Cosmos caudatus.

2.3.2 Penyebaran Tanaman


Kenikir tersebar di Amerika Tengah yang suhunya panas. Biasanya
cenderung tumbuh di iklim panas yang tak begitu lembab, tanah yang berpasir dan
subur, tanah terbuka dan penyinaran matahari yang penuh.Di Indonesia, kenikir
banyak ditanam di Jawa dan dataran rendah hingga pegunungan sampai
ketinggian 1200 mdpl. Biasanya ditanam di sekitar rumah sebagai tanaman hias.

2.3.3 Morfologi Tanaman


Perdu dengan tinggi 75-100 cm dan berbau khas. Batang tegak, segi
empat, beralur membujur, bercabang banyak, beruas berwarna hijau keunguan.
Daunnya majemuk, bersilang berhadapan, berbagi menyirip, ujung runcing, tepi
rata, panjang 15-25 cm, berwarna hijau. Bunga majemuk, bentuk bongkol, di
ujung batang, tangkai panjang ± 25 cm, mahkota terdiri dari 8 daun mahkota,
panjang ± 1 cm, merah, benang sari bentuk tabung, kepala sari coklat kehitaman,
putik berambut, hijau kekuningan, merah. Buahnya keras, bentuk jarum, ujung

18
berambut, masih muda berwarna hijau setelah tua coklat. Biji keras, kecil, bentuk
jarum, panjang ± 1 cm, berwarna hitam. Akar tunggang dan berwarna putih.

Gambar 2.1 Tumbuhan Kenikir

2.3.4 Anatomi
Bagian yang digunakan untuk memperlancar asi adalah daunnya, karena
pada daun terdapat senyawa steroid yang dominan daripada bagian yang lain.

Gambar 2.2 Daun Tumbuhan Kenikir

2.3.5 Kandungan Tanaman


Kenikir mengandung zat kimia seperti 0,1% tagetiin, terthienyl, 0,74%
helenian, flavosantin. Tanaman ini bersifat pahit serta sejuk. Bagian akar
mengandung senyawa antioksidan yang baik untuk menolak radikal bebas. Selain
itu, tanaman herbal ini juga mengandung minyak atsiri, saponin, flavonoida
polifenol, protein, lemak, kalsium, vitamin A, serta karbohidrat.

19
BAB III
METODE PENULISAN

3.1 Jenis Studi


Karya ilmiah ini adalah karya tulis yang disusun berdasarkan pada studi
literatur yang ditulis dengan mencari teori yang relevan dengan permasalahan
yang ditentukan. Karya tulis ini disusun berdasarkan berbagai pustaka yang
berasal dari jurnal, internet dan buku. Referensi yang diperoleh melalui studi
literatur dijadikan pedoman teori untuk analisis daun kenikir yang dapat
digunakan sebagai herbal pelancar ASI.

3.2 Waktu dan Tempat Penulisan


Analisis dan penulisan karya tulis ilmiah ini dilakukan di rumah penulis
mulai bulan September hingga 28 Oktober 2016

3.3 Metode Pengumpulan Data


Jenis data yang digunakan adalah data sekunder yang diperoleh melalui
internet dan buku. Pengumpulan data pada internet dan buku penulis lakukan guna
memperkaya referensi dalam mendapatkan data yang akurat dan terpercaya. Hal
ini dilakukan dengan menjelajahi situs, buku, dan jurnal ASI, dan tanaman
kenikir. Semua data tersebut dirangkum dari poin-poin yang terpenting untuk
memudahkan pemahaman terhadap pembaca. Berdasarkan sumber referensi,
karya tulis ini mengangkat tentang bagaimana tanaman kenikir dapat
memperlancar ASI, untuk memudahkan para ibu menyusui.

3.4 Dokumentasi
Karya tulis ini diharapkan dapat memberi wawasan bahwa untuk
memperlancar ASI tidak hanya daun katuk yang bisa tetapi daun kenikir juga
dapat memperlancar ASI. Banyaknya ibu yang tidak mau menyusui anaknya atau
ASI yang dihasilkan kurang lancer dapat dibantu dengan mengonsumsi teh daun
kenikir.

20
Cara Pengolahan Daun Kenikir
a. Alat dan bahan :
1. Daun kenikir
2. Bidang penjemur
b. Langkah kerja :
1. Buang bagian batang tua kenikir.
2. Keringkan daun di bawah sinar matahari.
3. Hancurkan daun kering hingga ukuran tidak terlalu kecil.
4. Kemas daun kering dalam kantong plastik dan tutup rapat.

Cara Penyajian Teh Kenikir


a. Alat
1. Panci
2. Kompor
3. Sendok
4. Saringan
5. Gelas
b. Bahan
1. Serbuk atau daun kering kenikir
2. Air
3. Gula
c. Langkah kerja :
1. Rebus daun kenikir kering 3 sendok makan dengan air 300 ml air.
2. Tunggu hingga air tersisa 200 ml dalam panci.
3. Matikan kompor, kemudian saring air rebusan.
4. Tuang air rebusan yang sudah disaring dalam gelas.
5. Teh siap diminum

21
BAB IV
PEMBAHASAN

4.1 Kandungan ASI


ASI dapat memenuhi kebutuhan nutrisi bayi 6 bulan karena kandungan
gizinya yang sesuai. Kapasitas lambung bayi baru lahir hanya dapat menampung
cairan sebanyak 10-20 ml (2-4 sendok teh). ASI memiliki kandungan gizi yang
sesuai serta volume yang tepat sesuai dengan kapasitas lambung bayi yang masih
terbatas (Depkes, 2012). Komposisi ASI berbeda-beda sesuai dengan stadium
laktasi, waktu, nutrisi ibu, dan masa gestasi janin saat lahir (Olds et all, 2001).
Kandungan ASI sangat penting untuk pertumbuhan pada bayi.

4.2 Kerja ASI sebagai Imunisasi Alami pada Bayi


ASI akan memperkuat imun pada bayi, karena pada bayi imunnya belum
terlalu baik. Anti-mikroba yang terdapat pada ASI diantaranya berfungsi sebagai
Growth tertentu yang kelak melindungi bayi dari pertumbuhan bakteri penyebab
penyakit. Hal ini dilakukan melalui produksi senyawa organik tertentu yang
dihasilkan oleh bakteri spesifik bifidobacteria dan lactobacilli yang tumbuh serta
diinduksi oleh komponen protein dan oligosakarida dalam ASI. ASI merupakan
salah satu asupan utama dan satu-satunya yang memiliki kandungan terlengkap
untuk mencukupi kenutuhan si bayi.

4.3 Kerja Teh Kenikir untuk Memperlancar ASI


Kandungan senyawa steroid akan bekerja untuk memperlancar ASI
karena senyawa steroid tersebut akan menambah hormon oksitosin pada ibu, agar
ASI menjadi lancar.

22
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
ASI memiliki kandungan yang kompleks untuk bayi, serta praktis dan
tidak menambah biaya pengeluaran. ASI akan memperkuat imun pada bayi,
karena pada bayi imunnya belum terlalu baik. Kandungan senyawa steroid akan
bekerja untuk memperlancar ASI karena senyawa steroid tersebut akan menambah
hormon oksitosin pada ibu, agar ASI menjadi lancar.
5.2 Saran
Diperlukan penelitian lanjutan untuk menentukan penggunaan yang tepat
dan aman teh kenikir pada ibu menyusui

23
DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2007, Tagetes erecta, http:// www.ces.ncsu.edu


http://manfaat.co.id/10-manfaat-daun-kenikir-bagi-kesehatan-tubuh-anda
https://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=4&cad=r
ja&uact=8&ved=0ahUKEwirmYy14__PAhWMto8KHWc-
Db4QFggzMAM&url=https%3A%2F%2Fid.wikipedia.org%2Fwiki%2FKenikir
&usg=AFQjCNEI7tdON50iqPPyJK42X0x1LwaGIQ&sig2=rSwYjXtVOgx7h-
kXYCYF1Q
http://www.medkes.com/2014/01/pengertian-tujuan-dan-jadwal-imunisasi-
lengkap.html
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jnursing

http://www.medkes.com/2014/01/pengertian-tujuan-dan-jadwal-imunisasi-
lengkap.html

24

Anda mungkin juga menyukai