NPM : 15150091
Grup :C
1. Jelaskan makna dari angka-angka dari tabel sebaran Z, T, 2, dan F. Anda
jelaskan 𝑧𝛾 = 𝑎, 𝑡𝛾,𝜗 = 𝑏, 𝜒 2 𝛾,𝜗 = 𝑐, 𝑓𝛾,𝜗1 𝑣𝑠𝜗2 = 𝑑 lengkap dengan diagramnya!
Penyelesaian :
Sebaran Z
Defenisi : Sebaran suatu peubah acak normal dengan rataan nol dan varians 1
1 2
1
disebut aturan normal baku 𝑛(𝑧 ; 0,1) = 𝑒 2𝑧 , −∞ < 𝑧 < ∞
√(2𝜋)
Salah satu tabel yang disusun untuk sebaran normal baku terdiri dari nilai Z lajur
kiri pertama sebagai angka bulat dan persepuluhan, dan baris atas pertama
perseratusan, nilai peluang antara 0 dan z, sesuai dengan baris dan kolom yangg
bersesuaian.
Catatan : Cara penyusunan tabel tidak baku biasanya setiap penulis bebas memilih
caranya sendiri.
0 z
Z 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
0,0 .... .... .... .... .... .... .... .... .... ....
0,1 .... .... .... .... .... .... .... .... .... ....
0,2 .... .... .... .... .... .... .... .... .... ....
.... .... .... .... .... .... .... .... .... .... ....
.... .... .... .... .... .... .... .... .... .... ....
.... .... .... .... .... .... .... .... .... .... ....
3,9 .... .... .... .... .... .... .... .... .... ....
a = zp %
P ( 0 < Z < z) = 𝛾
0 a z
Sebaran T
Semua kurva sebaran t menyebar dengan variasi lebih besar, puncak lebih rendah
(keruncingan yang lebih tajam) dan kurva normal.
Kurva sebaran T = p :
𝑡𝛾,𝑣 = 𝑏 artinya, untuk sebaran t dengan peubah acak T, derajat bebas v dan
dengan ketelitian sebesar 𝛾 maka peluangnya adalah b.
b = tp %
P ( T < tp;v) = 𝑃
1-P
tp
Sebaran 2
1
Defenisi : Suatu sebaran gamma dengan parameter = 2 𝑣 dan β = 2, 𝑣 bilangan
1 1
1 𝑣−1 − 𝑥
1⁄ 𝑣 1 𝑒 2 𝑒 2 , 𝑥>0
2 2 𝑟( 𝑣)
2
𝑓𝑥 = {0,𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘𝑥𝑙𝑎𝑖𝑛𝑛𝑦𝑎
Untuk memudahkan perhitungan dibuat suatu tabel sebaran khi kwadrat yang
memuat beberapa nilai peluang derajat bebas (𝑣) dan nilai khi kwadrat (2) yang
berarti P(0≤ 2 ≤ 2;v) =
Bentuk tabel sebaran 2
Kurva sebaran 2
peluangnya adalah C C = 2 P %
Sebaran F
Kurva sebaran F tidak simetrik dan tergantung pada derajat bebas v1 dan v2
sebagai contoh dapat dilihat gambar berikut
db 6 dan 24 db 6 dan 10
db 6 dan 10
a b 𝑓𝛼 ; 𝑣1 , 𝑣2
Untuk mempermudah perhitungan maka telah ada disusun tebal sebaran F yang
komponennya terdiri dari derajat bebas v1 yang disebut derajat bebas pembilang
dan v2 disebut derajat bebas penyebut, nilai f dan luas daerah dibawah kurva atau
nilai peluang P(F> 𝑓𝛼 ; 𝑣1 , 𝑣2 ) = . Simbolik 𝑓𝛼 ; 𝑣1 , 𝑣2 sering juga dituliskan 𝑓𝛼 ;
𝑣1 𝑣5 𝑣2 atau 𝑓𝛼 ; 𝑣1 lawan 𝑣2 , tetapi ada juga penulis memakai 𝑓𝛼 ( 𝑣1 , 𝑣2 ). Dalam
tulisan ini dijelaskan bentuk tabel dengan = 1% dan 5%.
P(F> 𝑓𝛼 ; 𝑣1 , 𝑣2 ) =
0,025
0 1 2 3 3,44 4
Interval F
50-56 4
57-63 6
64-70 8
71-77 12
78-84 3
85-91 7
∑ 𝒇= ∑ 𝒇𝒙 ∑ 𝒇𝒅 = ∑ 𝒇𝒖 ∑ 𝒇𝒙𝟐
𝟒𝟎 -105
= 𝟐𝟖𝟓𝟓 = −𝟏𝟓 = 𝟏𝟔𝟖𝟖𝟖𝟖𝟗
2855
= = 71,375
40
Menghitungrataan data dengancaradeviasi:
𝑓𝑖 𝑑𝑖
𝑥̅ = xo + ∑𝑘𝑖=1 𝑁
−105
= 74 + 40
= 71,375
𝑓𝑖 𝑢𝑖
𝑥̅ = xo + ∑𝑘𝑖=1 .𝑃
𝑁
−15
= 74 + .7
40
= 71,375
2
𝑁 ∑𝑘𝑖=1 𝑓𝑖 𝑥𝑖2 − (∑𝑘𝑖=1 𝑓𝑖 𝑥𝑖 )
𝑉𝑎𝑟(𝑥) = 𝜎𝑥2 =
𝑁2
4(53 − 71,375)2 6(60 − 71,375)2 8(67 − 71,375)2
= + +
40 40 40
12(74 − 71,375)2 3(81 − 71,375)2 7(88 − 71,375)2
+ + +
40 40 40
= 115,26
b) Menghitung varian data apabila data dianggap sebagai sampel
∑𝑘
𝑖=1 𝑓𝑖 −(𝑋−𝑋)
2
𝑉𝑎𝑟(𝑥) = 𝑆𝑥2 = 𝑛−1
= 118,5
c) Kemencengan
𝑋−𝑚𝑜
Kemencengan = 𝑆
71,375−73,8
= 9,86
= 0,25
d) Kurtosis
𝑚4
𝛼4 =
(𝑚2 )2
280011,1585
𝛼4 =
(115,26)2
= 2,1085
3. Peluang Terlambatnya mahasiswa masuk kuliah adalah P dalam satu hari,
berapa peluang mahasiswa tidak terlambat n kali sampai dengan n2 kali dalam y
bulan kuliah (1 bulan 30 hari kuliah). Dengan pilihan 0,41<p<0,49.
a. Dengan sebaran yang sesuai
Sebaran Normal
o P(o<P<0,41) = 0,1591 atau -0,41<P<0 = 0,1591
o P(0<P<0,49) = 0,1879 atau -0,49<P<0 = 0,1879
1
1 0,49 − 2 𝑑𝑧
Jadi, P(0<P<0,41) = ∫ 𝑒 2𝑧 = 0,1879
√2𝜋 0,41
1
1 0,49 − 2 𝑑𝑧
Maka P(0,41<P,0,49) = ∫ 𝑒 2𝑧 = 0,1879 − 0,1591 = 0,0288.
√2𝜋 0,41
b. Dengan pendekatan/hampiran
Misalnya peluang terlambatnya mahasiswa untuk masuk kuliah adalah 0,6 dalam
satu hari maka peluang tidak terlambatnya mahasiswa adalah 0,2 kali. Misalkan P
menyatakan mahasiswa yang tidak terlambat masuk kuliah, maka yang ditanya
adalah P(0,41<P<0,49).
n = 30
p = 0,2
𝜇 = 𝑛. 𝑝 = 30.0,2 = 6
𝛿 = √𝑛𝑝𝑞
= √30.0,2.0,6
= 1,897.
Dengan sebaran binomial:
P(0,41<P<0,49) = ∑0,49
0,41 𝑏(𝑃; 30, 0,2)
Perhitungan dapat menjemukkan oleh karena itu pendekatan sebaran nomial dapat
digunakan P(0,41<0,49) = P(𝑧𝑝 = −0,09 < 𝑧 < 𝑧𝑝 = 0,99) sedangkan 𝑧𝑝 =
−0,09−6 −6,09 0,99−6
−0,09 = = = −3,21 dan 𝑧𝑝 = 0,99 = = −2,64. Maka
1,897 1,897 1,897
Pembahasan:
X = {{𝑥1 , 𝑥2 , 𝑥3 , 𝑥4 , 𝑥5 , 𝑥6 }, 𝑁 = 6
Mialkan X ={1,2,3,4,6,8}
Dipilih : 2≤ 4 ≤ 5
6 6!
Maka data baru = ( ) = 5!1! = 6 𝑑𝑎𝑡𝑎
5
16 23 22 21 20 18
+ + + + +
5 5 5 5 5 5
a) 𝜇𝑥 = 6
= 4,2
6
𝑥𝑖
𝜇𝑥 = ∑
6
𝑖=1
1+2+3+4+6+8
= 6
= 4.
(𝑥1 −𝜇)2
b) 𝜎𝑥2 = ∑𝑘𝑖=1 𝑁
= 5,67
c) varians dari rataan-rataan tersebut (data baru (*))
𝜎𝑥2 = 0,2267
d) 𝜎𝑥2 = 0,2268
𝜎𝑥2 𝑁−𝑛
Jadi, terbukti bahwa 𝜎𝑥2 ≠ . 𝑁−1
𝑛
5. Mawar mengambil sebuah sampel acak yaitu terdiri dari 160 ekor ayam.
Setelah diperiksa suhu tubuhnya 260c. Jika populasi dianggap memiliki sebaran
normal. Maka tentukanlah taksiran rataan suhu tubuh ayam apabila: simpangan
baku populasinya diketahui 280c, y = 0,090.
Pembahasan:
X = 260
n = 160
𝛿 = 280
𝜎𝑥 𝜎𝑥
Maka 𝑋 − 𝑍1𝑦 . < 𝜇𝑥 < 𝑋 + 𝑍1𝑦 .
2 √𝑛 2 √𝑛
28 28
26 − 𝑍10,090 . < 𝜇𝑥 < 26 + 𝑍10,090 .
2 √160 2 √160
25,97 < 𝜇𝑥 < 26,02
Berarti rataan suhu tubuh ayam yaitu antara 25,970c dengan 26,020c.