Jurusan Kimia
Alam
Fakuttas Matematika dan llmu Pengetahuan
Universitas Negeri Makassar
2004
CHEMICA
ISSN 14i1-6502
--;
CIIEMICA adalah jurnal yang memuat informasi ilmiah bidang kimia dan pendidikan kimia
berupa hasil penelitian, telaah pustaka, opini, makalah teknis, dan kajian buku'
=:#
CHEMICA direrbitkan oleh Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Makassar ([INM)
Judul Halaman
N0.
Pince Salempa*
*)Dosen
Jurusan Kimia FMIPA UNM
ABSTRAK
Penelitian ini berfujuan mengukur kelarutan dan kalor pelarutan asam oksalat dan natrium
klorida dengan teknik volumetri. Fraksimol asam oksalat ditetapkan dengan metode
alkalimetri yaitu menggunakan NaOH 0,2 N sebagai larutan standar. Fraksi mol natrium
klorida ditetapkan dengau metode argentometri yaitu dengan menggunakan AgNO3 0,2 N
sebagai larutan standar. Penetapan fraksi mol ini dilakukan pada temperatur bervariasi yaitu
30,40 50, dan 60'C. Hasil penelitian ini menunjukkan kecendrungan makin tinggt temperarur
kelanrtan asam oksalat dan natrium klorida juga makin besar, tetapi pertambahan kelarutan
unfirk interval temperatur terfentu pada temperatur yang lebih tinggi semakin kecil. Kalor
pelarutan (AHs) asam oksalat adalah 14,312kJ m0l-rdan kalor pelarutm (AHs) narrium
klorida adalah 18,106 kJ mol-r.
ABSTRACT
The aims of this research are to measurement of solubility and heat solubility of oxalic
acid
and pctassium chloride by volumetric method. Mole fraction of oxalic acid was
determined
by alkalimetry method that use 0,2 N NaOH as standard solution. Mole fraction of potassium
chloride was detemrined by argentometry method that use 0,2 N AgNO3 as standard solution.
Determined of, them were carried out at various temperatures of10,40,50, and 60t.
The
results of this research tend the higher of temperatur" from 30 to 60'C *or"O
solubility,s of
oxalic acid and potassitrm chloride are higher. But, gt'owths of solubility's of oxalic
acid and
potassium chloride at certain interval of temperature are decrease frorn-19
to I Lo/o and.3I to
117o, respectively. Heat solubility (AHs) of oxalic acid is 14,312 kJ
mole-r arrd heat
solubility (AHs) of potassiunr chloride is 1g,106 kJ molar.
PEIYDAHULUAN
Bila suatu zat padat dima- partikel atau molekul-molekul zat
sukkan ke dalam air, maka akan terjadi padat akan terlepas dari struktur
proses pelarutan dimana partikel- padatnya kemudian berinteraksi
dengan molekul-molekul pelarut (air) secara kimia sama, artinya tidak ada
membentuk larutan Yang homogen. komplikasi mengenai solvasi atau
Peristiwa melarutnya zat Padat ionisasi, kalor pelarutan mempunyai
membentuk larutan Yang homogen dan nilai yang sama dengan kalor
akan menyerap kalor disebut kalor pelelehan zat terlarut sehingga AHs
pelarutan z.atpadat. dapat diganti dengan AHn.,"(fussion
:
Dalam termodinamika kalor pelelehan).
pelarutan disebut entalpi pelarutan dan Dalam praktek nilai AHs daPat
diberi larnbang AHs. BesarnYa AHs digunakan untuk memperkirakan nilai
tergantung dari jenis zat padat dan dari kalor pelarutan zat dengan cara
umumnya dinyatakan dalam satuan ekstrapolasi pada kurvanya. Selain itu
kkaUmol atau kJ/mol. Melarutnya zat jrrga dapat digunakan untuk
padat terjadi pada temperatur tertentu menentukan kalor pelarutan rata-tata
yang disebut temperatur leleh (melting antara interval suhu T-T, hal ini
point temperature) dengan lambang To. dimungkinkan karena fraksi mol zat
Kelarutan zal Padat umumnYa akan terlarut bisa diukur dengan salah satu
bertambah dengan naiknya temperatur metode volumetri tergantung dari zat
dan akan terhenti dengan sendirinya yang dilarutkan,demikian pula interval
pada saat keseimbangan antara tekanan suhu dapat dipilih dalam pengkuran
uap dan tekanan uap larutannYa fraksi mol zatnYa. BesarnYa
tercapai.Pada saat setimbang terdapat harga(nilai) kalor pelarutan suatu zat
kesetimbangan antara potensial kimia padat dan harga kalor rata-tata pada
dafr zat dalam larutannya dan potensial interval suhu banyak diPerlukan
kimia padatnya. Larutan dengan dibidang industi kimia dan bagi
konsentrasi tinggi potensial kimia dari laboran dan peneliti. Nilai kalor
zat terlarutnya akan lebih besar pelarutan zatpdat dan nilai kalor rata-
daripada larutan dengan konsentrasi rata harus dicari dan ditentukan
yang lebih rendah. Perbedaan potensial melalui penukuran. Kendala bagi
kimia ini akan bertindak semacam pengguna yang kurang atat tidak
gaya yang menggerakkan atau memahami konsep melarut dan kalor
mengubah zat kimia dari keadaan pelarutan zat, umumnYa tidak daPat
dengan potensial kimia tinggi menjadi membedakan antara kalor pelarutan
keadaan dengan potensial kimia yang differensial, kalor pelarutan integral,
lebih rendah. dan kalor pengenceran. Kalor
Mengingat kelarutan zat Padat pelarutan integral adalah pembahasan
mempunyai batas tertentu artinYa entalpi untuk larutan dari satu mol zat
pada saat larutannya jenuh tidak akan terlarut dan n mol Pelarut. Bila
ada zat yang bisa larut lagi. Apabila banyaknya air bertambah kalor
temperatur dinaikkan kelarutan akan pelarutan integral mendekati nilai
bertambah sampai menjadi jenuh lagi asimtotik dari kun,anya. Nilai kalor
dan apabila temperatur dinaikkan lagi pelarutan inilah yang dimaksudkan
kelarutan akan bertambah lagi. Bila zat dengan kalor pelarutan zat permol dari
terlarut dilarutkan dalam pelarut yang larutan air yang sedemikian encernya
pengaduk
Labu A
Labu B
0.1
0.0t,
0.05
0.04
o.02
Gambar 2. Ktwa asam oksalat danNatrium klorida dalam air sebagai temperatur
Nilai kalor pelarutan untuk asam olaalat dan natrium klorida" setelah dihitung,
terdapat dalam tabel3.
Tabel 3. Kalor asam oksalat dan natrium klorida
AHs (kJ/mol
peneliti mengalami kesulitan karena
4) Tingkat ketelitian metode yang kurangnya data dari kelarutan natrium
digunakan. klorida dan asam oksalat, serta data
Untuk memprediksi prosentase kalor kelarutannya. Peneliti hanya
ketelitian dari metode yang digunakan,
Ter
XB