Blefaritis
Blefaritis
askep blefaritis
yulifitri34
6 years ago
Advertisements
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Saat ini banyak sekali masyarakat yang tidak peduli akan kesehatan dirinya. Sehingga
satunya adalah bagian kelopak mata. Biasanya masyarakat menganggap remeh penyakit ini
karena mereka beranggapan bahwa penyakit ini akan segera hilang. Padahal bila tidak ditangani
dengan serius maka akan muncul berbagai komplikasi dari penyakit ini seperti Blefaritis salah
satunya. Selain itu, penyakit ini juga dapat mengganggu pencitraan dirinya. Disinilah peran
tenaga medis sangat dibutuhkan bagi masyarakat sebagai upaya memperbaiki tingkat kesehatan
masyarakat.
Blefaritis adalah radang pada kelopak mata. Radang yang sering terjadi pada kelopak
merupakan radang kelopak dan tepi kelopak. Radang bertukak atau tidak pada tepi kelopak
bisanya melibatkan folikel dan kelenjar rambut. Blefaritis ditandai dengan pembentukan minyak
berlebihan di dalam kelenjar di dekat kelopak mata yang merupakan lingkungan yang disukai
B. Tujuan Penulisan
TINJAUAN TEORITIS
1. Definisi
Blefaritis adalah radang pada kelopak mata, sering mengenai bagian kelopak mata dan
tepi kelopak mata. Pada beberapa kasus disertai tukak atau tidak pada tepi kelopak mata,biasanya
Blefaritis adalah inflamasi pada pinggir kelopak mata biasanya disebabkan oleh sthopilokokus.
Pada kasus ini bulu mata rontok dan tidak diganti oleh yang baru karena ada destriksi folikel
rambut. Pada pangkal rambut terdapat sisik kering (krusta) berwarna kuning pada bulu mata.
ü Blefaritis seborrheik
Inflamasi kelenjar kulit didalam bulu mata/kelenjar bulu mata. Pada kasus ini bulu mata cepat
jatuh tetapi dapat diganti yang baru karena tidak ada destruksi folikel rambut. Didapatkan
Pada 5% dari total jumlah penyakit mata yang dilaporkan pada rumah sakit (sekitar 2-5%
berasal dari konsultasi pasien yang punya kaitan dengan penyakit mata). Insidensi blefaritis
menurut WHO : Blefaritis staphylococcal sering terjadi pada wanita pada usia rata-rata 42 tahun
dan biasanya disertai dengan mata kering pada 50% kasus, blefaritis seboroik umumnya terjadi
pada pria dan wanita pada rata-rata usia 50 tahun dan disertai mata kering pada 33% kasus,
sedangkan pada blefaritis meibom juga umum terjadi pada pria dan wanita pada usia rata-rata 50
3. Etiologi
ü Blefaritis Ulseratif
Penyebabnya adalah staphylococcus aureus (stafilikokus epidermis).
ü Blefaritis Non-Ulseratif
Secara umum :
meibom, atau gangguan dari ketiganya. Blefaritis anterior biasanya disebabkan karena infeksi
staphylococcus aureus, didapatkan pada 50% pada pasien yang menderita blefaritis, tapi hanya
10% orang yang tidak memberikan gejala blefaritis namun ditemukan bakteri staphylococcus.
Infeksi staphylococcus epidermis didapatkan sekitar 95% pasien. Blefaritis seboroik serupa
dengan dermatitis seboroik, dan posterior blefaritis (meibomian blefaritis) disebabkan gangguan
batas bulu mata, kelenjar ini menghasilkan minyak ke kornea dan konjungtiva. Kelenjar ini
disekresikan dari lapisan luar air mata yang bisa menghambat penguapan air mata, dan membuat
permukaan mata menjadi tetap halus, serta membantu menjaga struktur dan keadaan mata.
Sekresi protein pada pasien yang menderita kelainan kelenjar meibom berbeda komposisi dan
kuantitas dari orang dengan mata normal. Ini menjelaskan kenapa pada pasien dengan kelainan
kelenjar meibom jarang menderita sindrom mata kering. Kelenjar meibom berasal dari glandula
sebasea.
4. Patofisiologi
Patofisiologi blefaritis biasanya terjadi kolonisasi bakteri pada mata. Hal ini
mengakibatkan invasi mikrobakteri secara langsung pada jaringan ,kerusakan sistem imun atau
kerusakan yang disebabkan oleh produksi toksin bakteri , sisa buangan dan enzim. Kolonisasi
dari tepi kelopak mata dapat ditingkatkan dengan adanya dermatitis seboroik dan kelainan fungsi
kelenjar meibom.
5. Klasifikasi
Blefaritis Bakterial
Blefaritis Superfisial
Bila infeksi kelopak superfisial disebabkan oleh staphylococcus maka pengobatan yang terbaik
adalah dengan salep antibiotik seperti sulfasetamid dan sulfisolksazol. Sebelum pemberian antibiotik
krusta diangkat dengan kapas basah. Bila terjadi blefaritis menahun maka dilakukan penekanan manual
kelenjar meibom untuk mengeluarkan nanah dari kelenjar meibom (Meibormianitis), yang biasanya
menyertai.
Blefaritis Seboroik
Merupakan peradangan menahun yang sukar penanganannya. Biasanya terjadi pada laki-laki usia
lanjut (50 tahun), dengan keluhan mata kotor, panas, dan rasa kelilipan. Gejalanya adalah sekret yang
keluar dari kelenjar meiborn, air mata berbusa pada kantus lateral, hiperemia, dan hipertropi pupil pada
konjungtiva. Pada kelopak dapat terbentuk kalazion, hordeolum, madarosis, poliosis, dan jaringan
keropeng. Pengobatannya adalah dengan membersihkan menggunakan kapas lidi hangat. Kompres
hangat sela 5-10 menit. Kelenjar meibom ditekan dan dibersihkan dengan shampo bayi.
Blefaritis Skumosa
Blefaritis skuamosa adalah blefaritis disertai adanya skuama atau krusta pada pangkal bulu mata
yang bila dikupas tidak mengakibatkan terjadinya luka kulit. Merupakan peradangan tepi kelopak
terutama yang mengenai kulit didaerah akar bulu mata dan sering terdapat pada orang yang berambut
minyak. Penyebabnya adalah kelainan metabolik ataupun oleh jamur. Pasien dengan blefaritis skuamosa
akan terasa gatal dan panas. Pada blefaritis skuamosa terdapat sisik berwarna halus-halus dan
penebalan margo palpebra disertai madarosis. Sisik ini mudah dikupas dari dasarnya mengakibatkan
pendarahan. Pengobatan blefaritis skuamosa ialah dengan membersihkan tepi kelopak dengan shampo
bayi, salep mata, dan steroid setempat disertai dengan memperbaiki metabolisme pasien.
d. Blefaritis Ulseratif
Merupakan peradangan tepi kelopak atau blefaritis dengan tukak akibat infeksi staphylococcus.
Pada blefaritis ulseratif terdapat keropeng berwarna kekuning-kuningan yang bila diangkat akan terlihat
ulkus yang kecil dan mengeluarkan darah disekitar bulu mata. Pada blefaritis ulseratif skuama yang
terbentuk bersifat kering dan keras, yang bila diangkat akan terjadi luka dngan disertai pendarahan.
Pengobatan dengan antibiotik dan higiene yang baik sedangkan pada blefaritis ulseratif dapat dengan
sulfasetamid, gentamisin atau basitrasin. Apabila ulseratif mengalami peluasan, pengobatan harus
ditambah antibiotik sistemik dan diberi roboransia.
Blefaritis Angularis
Merupakan infeksi staphlococcus pada tepi kelopak di sudut kelopak atau kantus. Blefaritis
angularis yang mengenai sudut kelopak mata (kantus eksternus dan internus) sehingga dapat
mengakibatkan gangguan pada fungsi puntum lakrimal. Blefaritis angularis disebabkan oleh
Staphylococcus aureus. Kelainan ini biasanya bersifat rekuren. Befaritis angularis diobati dengan sulfa,
tetrasiklin dan seng sulfat. Penyulit pada punctum lakrimal bagian medial sudut mata yang akan
menyumbat duktus lakrimal.
Blefaritis Meibomianitis
Merupakan infeksi pada kelenjar meibom yang akan mengakibatkan tanda peradangan lokal pada
kelenjar tersebut. Meibomianitis menahun perlu pengobatan kompres hangat, penekanan dan
pengeluaran nanah dari dalam berulang kali disertai antibiotik lokal.
Blefaritis Virus
Herpes Zoster
Virus ini dapat memberikan infeksi pada ganglion saraftrigeminus Biasanya.virus ini akan
mengenai orang dengan usia lanjut. Bila yag terkena ganglion cabang oftalmik maka akan terlihat gejala-
gejala herpes zoster pada mata dan kelopak mata atas. Gejala tidak akan melampaui garis medin kepala
dengan tanda-tanda yang terlihat pada mata adalah rasa sakit pada daerah yang terkena dan badan
terasa demam. Pada kelopak mata terlihat vesikel dan infiltrat pada kornea bila mata terkena. Lesi vesikel
pada cabang oftalmik saraf trigeminus superfisial merupakan gejala yang khusus pada infeksi herpes
zoster mata.
Herpes Simplex
Vesikel kecil dikelilingi eritema yang dapat disertai dengan keadaan yang sama pada bibir
merupakan tanda herpes simplex kelopak. Dikenal bentuk blefaritis simplex yang merupakan radang tepi
kelopak ringan dengan terbentuknya krusta kuning basah pada tepi bulu mata, yang mengakibatkan
kedua kelopak lengket.
BLEFARITIS JAMUR
Infeksi superfisial
Blefaritis pedikulosis : kadang-kadang pada penderita dengan higiene yang buruk akan dapat bersarang
tuma atau kutu pada pangkal silia di daerah margo palpebra.
6. Mekanisme Klinis
Gejala :
Blefaritis menyebabkan kemerahan dan penebalan, bisa juga terbentuk sisik dan keropeng atau luka
terbuka yang dangkal pada kelopak mata.
Blefaritis bisa menyebabkan penderita merasa ada sesuatu di matanya. Mata dan kelopak mata terasa
gatal, panas, dan menjadi merah. Bisa terjadi pembengkakan kelopak mata dan beberapa helai bulu
mata rontok.
Mata menjadi merah, berair dan peka terhadap cahaya terang. Bisa juga terbentuk keropeng yang
melekat erat pada tepi kelopak mata; jika keropeng dilepaskan, bisa terjadi pendarahan.
Selama tidur, sekresi mata mengering sehingga ketika bangun kelopak mata sukar dibuka.
Tanda :
Skuama pada tepi kelopak
7. Pemeriksaan Fisik
Visus
Pemeriksaan (loupe, slit lamp) : permukaan konjungtiva, kornea, COA, Iris dan pupil
8. Pemeriksaan Penunjang
Uji Laboratorium
Radiografi
Fluorescein Angiografi
Computed Tomografi
9. Pengobatan
Pengobatan tergantung dari jenis blefaritisnya, namun kunci dari semua jenis blefaritis adalah
menjaga kebersihan kelopak mata dan menghindarkan dari kerak. Sangat dianjurkan untuk mengurangi
dan menghentikan penggunaan bedak atau kosmetik saat dalam penyembuhan blefaritis, karena jika
kosmetik tetap digunakan maka akan sulit untuk menjaga kelopak mata tetap bersih. Kompres dengan air
hangat untuk mengurangi kerak. Bila belum terjadi komplikasi bahan pembersih seperti campuran air
dan shampo bayi atau dengan menggunakan produk pembersih kelopak mata dapat pula dipergunakan.
Untuk kasus yang disebabkan oleh infeksi bakteri, antibiotik dapat dipergunakan sedangkan untuk
membasmi bakteri terkadang diberikan salep antibiotik (misalnya erythroicyn atau sulfacetamide) atau
antibiotik per oral (misalnya tetracycline).
Jika terdapat dermatitis seboroik maka harus diobati terlebih dahulu. Jika terdapat kutu, bisa
dihilangkan dengan mengoleskan dengan jeli petroleum pada dasar bulu mata. Jika kelenjar kelopak
mata tersumbat, maka perlu dilakukan pemijitan pada kelopak mata untuk mengeluarkan sisa yang
mengumpul sehingga bisa menghambat aliran kelenjar kelopak mata. Cairan air mata buatan atau
minyak pelembut disarankan pada beberapa kasus. Jika pasien menggunakan lensa kontak, sebaiknya
disarankan untuk menghentikan pemakaiannya terlebih dahulu selama proses pengobatan. Blefaritis
tidak dapat disembuhkan secara sempurna meski pengobatan telah berhasil, kemungkinan kembali
terserang penyakit ini sangat mungkin terjadi.
10. Komplikasi
Komplikasi yang berat karena lefaritis jarang terjadi. Komplikasi yang paling sering terjadi pada
pasien yang menggunakan lensa kontak. Mungkin sebaiknya disarankan untuk sementara waktu
menggunakan alat bantu lain seperti kaca mata sampai gejala blefaritis hilang.
Syndrome mata kering adalah komplikasi yang paling sering terjadi pada blefaritis. Syndrome mata kering
(keratokonjungtivis sica) adalah kondisi dimana mata pasien tidak bisa memproduksi air mata yang
cukup, atau air mata menguap terlalu cepat. Ini bisa menyebabkan mata kekurangan air dan menjadi
meradang. Syndrome ini dapat terjadi karena dipengaruhi gejala blefaritis, dermatitis seboroik, dan
dermatitis rosea, namun dapat juga disebabkan karena kualitas air mata yang kurang baik.
Gejalanya ditandai dengan nyeri atau kering, sekitar mata, dan ada yang mengganjal di dalam
mata dengan penglihatan yang buram. Semua gejala tersebut dapat dihilangkan dengan menggunakan
obat tetes mata yang mengandung cairan yang dibuat untuk bisa menggantikan air mata.
Konjungtivitis adalah peradangan pada mata. Ini terjadi ketika ada bakteri didalam kelopak mata. Kondisi
ini menyebabkan efek buruk pada penglihatan. Pada banyak kasus konjungtivitis akan hilang setelah dua
atau tiga minggu tanpa perlu pengobatan. Antibiotik berupa obat tetes mata disarankan untuk
mengurangi gejala, atau untuk menghindari infeksi berulang. Akan tetapi, pada beberapa kasus masih
didapatkan bahwa penggunaan antibiotik tetes tidak lebih cepat memperbaiki kondisi dibanding dengan
menunggu sampai kondisi itu kembali lagi tanpa pengobatan apapun.
Kista meibom adalah pembengkakan yang terjadi pada kelopak mata. Ini bisa terjadi ketika salah satu
kelenjar meibom meradang da menyebabkan blefaritis. Kista umumnya tapa rasa sakit, kecuali jika
disertai dengan infeksi, yang memerlukan antibiotik. Penggunaan kompres hangat untuk kista bisa
membuat kista mengecil, akan tetapi kista itu sering menghilang dengan sendirinya. Jika kista tetap ada,
ini dapat dihilangkan dengan bedah sederhana dengan anastesi lokal.
Bintil pada kelopak mata adalah bintil pada kelopak mata ini merupakan benjolan yang nyeri yang
terbentuk di luar kelopak mata. Ini disebabkan karena infeksi bakteri pada folikel bulu mata ( yang
berlokasi di dasar bulu mata). Pada kasus ringan bisa disembuhkan dengan kompres hangat pada daerah
sekitar bintil. Namun, pada kasus yang berat perlu diberikan antibiotik salep dan tablet.
1. Pengkajian
Data Subjektif
ü Malu dan kurang percaya diri akibat efek dari penyakitnya (bulu mata rotok dan tidak terganti)
ü Kemerahan
ü Pengeluaran pus
2. Diagnosa Keperawatan
Nyeri b.d inflamasi akibat infeksi bakteri.
3. Intervensi
Kriteria hasil:
Intervensi :
Kriteria hasil :
Klien tampak relaks dan melaporkan ansietas menurun sampai tingkat dapat diatasi
Intervensi :
Intervensi :
Intervensi :
Rasional : klien menjadi tahu cara pemberian obat tetes mata dengan benar.
Tujuan : meningkatkan penyembuhan luka tepat waktu,bebas drainase purulen, eritema, dan demam.
Intervensi :
Rasional : infeksi mata terjadi 2 – 3 hari setelah proseddur dan memerlukan upaya intervensi.
Gunakan teknik yang tepat untuk membersihkan mata dari dalam keluar dengan tisu basah untuk tiap
usapan.
4. Implementasi
Pelaksanaan adalah tahap yang menggunakan rencana keperawatan dalam melakukan tindakan
keperawatan. definisi secara umum, implementasi mencakup tindakan penyerahan tindakan dan
pencatatan. perawat harus memperhatikan atau tertuju pada pengembangan dari langkah rencana
keperawatan yang telah dibuat, kemudian selanjutnya melakukan tindakan yang dicatat dalam aktivitas
perawat dan memperhatikan respon klien (Kozier, et. all, 2000).
Tujuan dari pelaksanaan adalah membantu klien mencapai tujuan yang telah ditetapkan, yang
mencakup peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit, pemulihan kesehatan dan memfasilitasi koping
(Nursalam, 2001).
5. Evaluasi
Evaluasi merupakan tahap akhir dari proses keperawatan. Evaluasi adalah tindakan yang terus
menerus, bertujuan untuk menentukan kemampuan klien dan keperawatan kesehatan profesional yaitu
menunjukkan peningkatan kearah tujuan yang hendak dicapai pada klien dan keefektifan rencana
keperawatan. Evaluasi merupakan aspek yang penting karena memberikan kesimpulan proses akhir
apakah intervensi dihentikan, diteruskan, atau perlu rencana / intervensi baru (Kozier, et. all, 2000).
Hasil evaluasi yang diharapkan setelah diberikan asuhan keperawatan pada klien dengan
blepharitis yaitu :
BAB III
PENUTUP
1.Kesimpulan
Blefaritis adalah peradangan pada kelopak mata yang ditandai dengan kelopak mata yang
berminyak. Disebabkan karena bakteri jamur dan virus atau juga karena gangguan aliran kelenjar
meibom pada kelopak mata. Blefaritis memberikan gejala mata merah, berair dan nyeri, serta rontoknya
bulu mata. Blefaritis sebenarnya bisa hilang tanpa pengobatan, karena prinsip utama pengobatan
blefaritis adalah kebersihan kelopak mata, namun untuk membantu mempercepat penyembuhan
biasanya diberikan theraphy khusus sesuai dengan penyebab dari blefaritis tersebut
DAFTAR PUSTAKA
Barbara C. Long. 1996. Perawatan Medikal Bedah 2. Padjajaran Bandung; Bandung.
Istiqomah, dkk. 2004. Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Gangguan Mata. EGC; Jakarta.
Advertisements
Categories: Uncategorized
Leave a Comment
yulifitri34
Back to top
Advertisements