Anda di halaman 1dari 3

PENGELOLAAN LINEN KOTOR NON INFEKSIUS

RSU Kelas D Koja NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN


Jl. Walang Permai No.39 SPO/PPI/020 00 1/3

DISETUJUI OLEH
Direktur RSU Kelas D Koja
TANGGAL
STANDAR PROSEDUR
TERBIT
OPERASIONAL
19/11/2015
dr Nailah, M.Si
NIP.197710212006042025
Linen adalah bahan dari kain yang digunakan di fasilitas
PENGERTIAN pelayanan kesehatan, seperti : selimut, penutup tempat tidur,
penutup bantal, kain pembersih dan sebagainya.
Pengelolaan linen adalah suatu kegiatan yang dimulai dari
pengumpulan linen kotor dari masing-masing ruangan,
pengangkutan, pencucian, penyetrikaan, penyimpanan, dan
penggunaan kembali linen yang sudah bersih.
TUJUAN 1. Untuk memutus mata rantai transmisi mikroorganisme
2. Untuk meminimalkan infeksi di rumah sakit
1. Undang - undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2009
KEBIJAKAN tentang Kesehatan
2. Undang – undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun 2009
tentang Rumah Sakit
3. Pedoman Manajemen Linen di Rumah Sakit, Departemen
Kesehatan RI, Direktorat Jenderal Pelayanan Medik, tahun
2004.
4. Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Rumah
Sakit dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya, Depkes RI,
2011.
5. SK Direktur RSU Kelas D Koja Nomor 46 Tahun 2015 Tentang
Kebijakan Pengelolaan Linen Dan Laundry
Prinsip Umum :
PROSEDUR 1. Unit laundry menerima linen kotor dari ruangan dengan
menggunakan kantong plastik atau wadah yang tidak rusak
saat diangkut, lalu dilakukan pencatatan.
2. Linen yang diterima oleh laundry sudah dipisahkan di ruangan
antara yang infeksius dan non infeksius.
3. Linen infeksius dibungkus kantung plastik kuning dan linen non
infeksius dibungkus plastik hitam.
PENGELOLAAN LINEN KOTOR NON INFEKSIUS

RSU Kelas D Koja NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN


Jl. Walang Permai No.39 SPO/PPI/020 00 2/3
4. Linen kotor dibawa ke ruangan laundry dengan menggunakan
PROSEDUR keranjang/trolley laundry.
5. Pintu masuk dan pintu keluar linen kotor dan linen bersih harus
berbeda.
6. Linen bersih disimpan, dikemas di lemari atau rak sebelum
dikembalikan ke ruangan.

Prosedur :
 Petugas laundry melakukan cuci tangan.
 Petugas laundry memakai APD dengan urutan pelindung kaki,
apron/jubah, masker, kacamata pelindung, penutup kepala,
lalu sarung tangan.
 Mengambil linen kotor dari wadah yang sudah dibawa dari
ruangan
 Linen ditimbang
 Bersihkan kotoran padat ke dalam tempat sampah
 Linen kotor non infeksius tidak perlu dilakukan perendaman
 Linen langsung dimasukkan ke dalam mesin cuci non
infeksius, berat linen jangan melebihi 17 kg
 Isi laci detergen mesen cuci dengan :
o Detergen cair dengan takaran 150cc detergen untuk
20 kg cucian linen kotor ringan sedangkan 300cc
detergen untuk linen kotor berat
o Pewangi pakaian dengan takaran 150cc untuk cucian
20kg
 Proses pencucian
 Setelah dicuci, masukan linen ke dalam mesin pengering.
 Setelah dari mesin pengering, linen dikeluarkan dan diletakkan
di tempat penyetrikaan
 Lepaskan semua APD lalu lakukan cuci tangan
 Saat proses penyeterikaan dan pelipatan gunakan APD yang
baru (masker dan topi)
 Linen bersih dimasukkan ke dalam plastik
 Simpan linen dalam rak penyimpanan
 Lepaskan masker dan topi, lakukan cuci tangan
PENGELOLAAN LINEN KOTOR NON INFEKSIUS

RSU Kelas D Koja NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN


Jl. Walang Permai No.39 SPO/PPI/020 00 3/3

UNIT TERKAIT Unit Laundry

DOKUMEN TERKAIT Formulir Monitoring Linen dan Laundry

Anda mungkin juga menyukai