Anda di halaman 1dari 27

JENIS-JENIS ALAT MUSIK TRADISIONAL

DI INDONESIA

1. Pengertian
Alat musik merupakan suatu instrumen yang dibuat atau dimodifikasi untuk tujuan
menghasilkan musik. Pada prinsipnya, segala sesuatu yang memproduksi suara, dan dengan cara
tertentu bisa diatur oleh musisi, dapat disebut sebagai alat musik. Walaupun demikian, istilah ini
umumnya diperuntukkan bagi alat yang khusus ditujukan untuk musik. Bidang ilmu yang
mempelajari alat musik disebut organologi.

2. Jenis-jenis Alat Musik Tradisional Dari Berbagai Daerah Di Indonesia


A. Jawa
Jawa Barat adalah sebuah provinsi di Indonesia, ibu kotanya berada di Bandung. Berikut ini
daftar Alat Musik Tradisional daerah Provinsi Jawa Barat (Jabar): Angklung, Arumba, Calung,
Celempung, Degung, Jentreng, Kacapi, Karinding, Tarawangsa, Rebab, Suling.
1) Gong
Gong adalah sebuah alat musik pukul yang terkenal di Asia Tenggara dan Asia Timur.
Sangat disayang, sekarang ini tidak banyak dijumpai lagi perajin Gong seperti ini. Kabar
lain menyebutkan, Gong merupakan alat musik tradisional yang berasal dari Vietnam dan
berkembang di Indonesia. Benarkah demikian?

2) Angklung
Angklung adalah alat musik multitonal (bernada ganda) yang
secara tradisional berkembang dalam masyarakat Sunda di
Pulau Jawa bagian barat. Alat musik ini dibuat dari bambu,
dibunyikan dengan cara digoyangkan (bunyi disebabkan oleh
benturan badan pipa bambu) sehingga menghasilkan bunyi
yang bergetar dalam susunan nada 2, 3, sampai 4 nada dalam
setiap ukuran, baik besar maupun kecil. Dictionary of the
Sunda Language karya Jonathan Rigg, yang diterbitkan pada
tahun 1862 di Batavia, menuliskan bahwa angklung adalah
alat musik yang terbuat dari pipa-pipa bambu, yang dipotong
ujung-ujungnya, menyerupai pipa-pipa dalam suatu organ, dan diikat bersama dalam suatu
bingkai, digetarkan untuk menghasilkan bunyi. Angklung terdaftar sebagai Karya Agung
Warisan Budaya Lisan dan Nonbendawi Manusia dari UNESCO sejak November 2010.
3) Kecapi

Jadi alat musik khas Jawa Barat, alat


musik Kecapi dimainkan dengan cara
dipetik, mirip seperti gitar yang
memiliki beberapa senar. Kecapi atau
ada juga yang sebut Kacapi dipetik
dengan jari tangan kanan dan jari tangan
kiri.
Kapan alat musik Kecapi dimainkan?
Biasanya dimainkan dalam pertunjukan
acara-acara adat setempat.

4) Rebab
Mempunyai arti Indera, Rebab kabarnya menjadi alat
musik tradisional asal Jawa Barat yang cara
memainkannya dengan menggesek dua buah senarnya.
Kayu adalah bahan Rebab, dan buat menggetarkan
suaranya ditutup menggunakan kulit tipis yang
mempunyai tangga nada pentatonis.

5) Arumba
Berasal dari Jawa Barat, alat music Arumba
terbuat dari bahan atau tumbuhan bambu.
Sebutan lainnya adalah Ensemble yang muncul
pada tahun 1960-an. Manusia bernama Yoes
Roesadi dikenal sebagai awal pemimpin dari
Grup Musik Arumba.

6) Kulanter
Menurut informasi yang banyak beredar, bentuk
dari seperti kendang, begitu juga bahan untuk
membuatnya. Yang membuat beda adalah
ukurannya yang lebih kecil. Ada juga yang
menyatakan, Kulanter dengan alat musik
Kutiplak. Jadi, lebih jelasnya, Kutiplak adalah
kulanter yang ditepak dengan posisi berdiri,
sedangkan Kutipung adalah Kulanter yang
ditidurkan. Jelas, bukan?
7) Calung
Kabarnya, Calung merupakan alat musik Sunda
yang diebut sebagai prototipe (purwarupa) dari alat
musik Angklung. Terjadi perbedaan saat alat
tersebut dimainkan. Menurut laman Wikipedia,
Calung dimainkan dengan cara memukul batang
(wilahan, bilah) dari ruas-ruas (tabung bambu)
yang tersusun menurut titi laras (tangga nada)
pentatonik (da-mi-na-ti-la).

8) Karinding

Karinding adalah salah satu alat musik tiup


tradisional Sunda. Ada beberapa daerah
tempat pembuatan alat musik ini, yaitu
Citamiang, Pasirmukti, (Tasikmalaya),
Lewo Malangbong, (Garut), dan
Cikalongkulon (Cianjur) yang dibuat dari
pelepah kawung (enau).
Lantas, bagaimana cara memainkan alat
musik Karinding?
Anggota tubuh bernama bibir menjadi
intrumen memainkan alat musik Karinding,
yaitu dengan disimpan di bibir, terus tepuk bagian pemukulnya biar tercipta resonansi suara.
Kadang dimainkan oleh satu orang (solo) atau bisa juga alat musik yang berasal dari Jabar ini
dimainkan secara pergrup (2 sampai 5 orang). Seorang diantaranya disebut pengatur nada atau
pengatur ritem.
Penuturan Abah Olot nada atau pirigan dalam memainkan karinding ada 4 jenis, yaitu:
– tonggeret,
– gogondangan,
– rereogan,
– dan iring-iringan.

9) Tarawangsa
Tarawangsa adalah salah satu jenis kesenian rakyat yang ada di Jawa Barat. Menurut informasi
yang barhasil ditemukan, istilah “Tarawangsa” sendiri memiliki dua pengertian:
(1) alat musik gesek yang memiliki dua dawai yang terbuat dari kawat baja atau besi dan
(2) nama dari salah satu jenis musik tradisional Sunda.
10) Celempung
Alat musik Celempung kabarnya adalah alat
musik tradisional dari Jawa Barat yang asal
mula keberadaannya tidak diketahui berasal
darimana. Pertunjukan keseniangan
Celempungan dapat disaksikan dalam acara-
acara hajatan seperti pernikahan, khitanan atau
pesta kenegaraan serta upacara-upacara lainnya.
Terbuat dari hinis bambu, alat musik ini
melahirkan gelombang resonansi yang ada
dalam ruas batang bambu.

11) Suling
Terbuat dari bambu, Suling merupakan alat
musik dari keluarga alat musik tiup kayu.
Dimainkan dengan cara ditiup, Suling atau
Seruling masih banyak dijumpai sampai saat
ini.

12) Gamelan
Gamelan merupakan ensembel musik
yang biasanya menonjolkan metalofon,
gambang, gendang, dan gong. Kata
Gamelan berasal dari bahasa Jawa gamel
yang memiliki arti memukul.
Adapaun fungsi Gamelan adalah sebagai
iring-iringan tari, iring-iringan upacara
adat dan pagelaran seni lainya bagi
budaya Jawa.

13) Jengglong
Alat musik Jengglong adalah alat musik
tradisional yang berasal dari daerah Jawa Barat.
Menurut sejarah, alat musik Sunda ini masih satu
keluarga dengan bonang, saron dan goong.
14) Trompet Reog
Terompet reog merupakan salah satu alat musik
tradisional dari Jawa timur yang hingga sekarang masih
dimanfaatkan untuk mengiringi kesenian yang cukup
terkenal yaitu reog ponorogo di daerah Ponorogo.
Terompet reog terbuat dari kayu atau bambu dan juga
tempurung kelapa.
6 lubang yang terdapat pada terompet reog berfungsi
sebagai pengatur nada, lalu 1 luban yang ada di ujung
terompet tempat untuk pemainnya meniup terompet.
Bentuk dan hiasan dari terompet seperti kepala naga
hanya untuk menggambarkan seni dari terompet tersebut.

B. Bali
Bali merupakan daerah yang memiliki budaya mistis dan nuansa hindu budha yang kental,
selain itu alat musik tradisional yang digunakan di daerah ini pun masih terbilang sangatlah
asli dan langka.

1) Gerantang
Gerantang terdiri atas beberapa potongan bambu
yang disusun berderet dan dimainkan dengan
menggunakan 2 alat pemukul khusus seperti
Gambang (alat musik dari Jawa) namun alat
musik gerantang menggunakan bambu.
Alat musik tradisional yang berasal dari Bali ini
cukup sering digunakan dalam kegiatan gamelan
atau angklung. Di daerah Jawa barat alat seperti
ini disebut calung, jelas pastinya ada perbedaan
antara alatmusik tradisional Bali dan Jawa.
Alat musik Gerantang juga digunakan dalam pentas seni Cupak Gerantang
Cupak Gerantang adalah cerita 2 orang tokoh kaka beradik bernama Cupak dan Grantang.
Cupak mencerminkan semua sifat buruk manisua, sedangkan Gerantang sebaliknya, ia
mencerminkan sifat baik pada diri manusia.

2) Rindik
Rindik juga merupakan contoh alat musik
tradisional Bali yang bisa kalian temui saat
berkunjung ke pulau dewata. Rindik terbuat
dari bambu yang bernada selendro dan
dimainkan dengan cara dipukul. Rindik
biasanya dimainkan oleh grup (sekitar 3 – 5
orang) dimana 2 orang memainkan rindik dan
sisanya menggunakan alat musik lain.
Rindik biasa digunakan sebagai musik
pengiring hiburan rakyat ‘Joget Bumbung‘. Seiring perkembangan zaman, kini rindik sudah
bisa fleksibel dan mengikuti kemajuan era modern. Sekarang ini rindik digunakan sebagai
pelengkap untuk acara pernikahan atau juga bisa sebagai penyambut tamu.
3) Ceng-Ceng
Alat musik ceng-ceng merupakan unsur penting
dari perangkat gamelan Bali. Dalam berbagai
unsur musik gamelan, ceng-ceng memegang
peran yang sangat penting diantara alat musik
tradisional Bali yang lainnya.
Ceng-ceng dimainkan dengan cara dipukul pada
bagian tembaga yang bundar dibagian atas dan
akan menghasilkan suara “ceng-ceng-ceng”
sesuai namanya. Untuk menghasilkan suara
yang keras anda cukup memegang kedua bagian
yang atas dengan menggunakan kedua tangan.
Di Bali, Ceng-ceng biasanya digunakan pada barungan gamelan, gong gede, semar
pegulingan, barongan, gong gebyar, pelegongan, dan lain-lain. Ada juga acara yang cukup
terkenal disana yang disebut Tari Barong Batubulan Bali, dengan membayar tiket masuk
anda bisa menikmati acara tersebut.
Kayu nangka dan tembaga adalah bahan dasar untuk membuat alat musik
tradisoinal ceng-ceng. Teridi dari 6 buah logam bundar di bagian bawah dan 2 buah logam
bundar di bagian atas. Tali yang ada pada bagian atas perunggu Ceng Ceng, berfungsi untuk
memegang alat musik tersebut, Ceng-Ceng mirip seperti sebuah simbal.

4) Pereret
Pereret adalah alat musik tradisional Bali kuno yang memiliki bentuk seperti terompet, laat
musik ini hingga sekarang masih ada keberadaannya. Cara memainkannya adalah dengan
memegang terompet tersebut, lalu
ditiup melalui lubang pada ujung
bagian terompet.
Pereret biasanya digunakan oleh
masyarakat Bali dalam pentas seni
budaya mereka yang berupa seni Sewo
Gati, mirip dengan kesenian Arja di
Bali, namun kesenian ini posisi
penarinya hanya duduk.
Masyarakat Bali yang masih
mempercayai hal mistis meyakini
bahwa pereret bisa dimanfaatkan untuk perbuatan yang tidak baik, mereka percaya bahwa
alat musik ini bisa digunakan untuk alat guna-guna untuk para wanita agar mau dinikahi
oleh pria yang melakukan hal ini.
5) Genggong

Alat musik Genggong berasal dari daerah Bali, Genggong merupakan salah satu instrumen
musik getar yang menghasilkan suara unik, suara yang dihasilkan seperti suara suling
namun lebih kecil dan lebih kuat jika terdengar di telinga kita. Genggong biasanya
digunakan dalam pentas seni musik, alat musik genggong umumnya dimainkan dalam intro
musik (pembuka) dan juga suara pengirim musik.

C. Kalimantan
Kalimantan selatan merupakan sebuah Provinsi yang terletak di pulau Kalimantan yang
memiliki kekayaan alam yang sangat luar biasa, tentu kita tahu bahwa hasil alam di pulau
Kalimantan didominasi batu bara, di samping minyak bumi, emas, intan, serta batuan lainnya.

Kalimantan memiliki kondisi alam yang sangatlah indah, jika anda sedang berkunjung kesana di
kawasan dataran rendah banyak sekali lahan gambut hingga rawa-rawa yang masih asli dari
alam sehingga kaya akan keanekaragaman hayati, di kawasan dataran tingginya-pun tak kalah
indah dengan masih sejuknya pemandangan hijau hutan tropis alami yang telah dilindungi oleh
pemerintah.

1) Kintung
Kintung adalah alat musik yang terbuat
dari bambu, bentuk alat musik ini seperti
angklung yang berasal dari Jawa Barat.
Bunyi yang dikeluarkan alat musik ini
juga bisa diatur tergantung pada bagian
yang disebut “rautan / serutan”. Semakin
ke atas sebuah rautan makan semakin
kecil pula pegangannya.
Kintung termasuk alat musik yang
dimainkan dengan cara dipukul dan
terdiri atas 7 ruas bambu yang berbeda-beda tergantung namanya. Kintung juga dilengkapi
dengan 2 buah tongkat yang digunakan untuk memukul. Dulu alat musik ini
dipertandingkan, tak hanya dari segi suara namun dipercaya juga bisa dipertandingkan hal
magisnya.
Kintung adalah alat musik yang bersifat instrumental dan dapat mengiringi lagu, biasanya
jenis lagu tirik dan japin atau nyanyian Banjar lainnya. Supaya lebih indah, biasanya alat
musik ini ditambahkan dengan gendan dan gong.
2) Kalang Kupak
Kalang kupak adalah alat musik
tradisional Kalimantan Selatan atau lebih
tepatnya dari Suku Bukit. Masyarakat
Dayak Maanyan memanggil alat musik
ini dengan sebutan “Salung” yang
fungsinya untuk menghibur petani dan
mengusir binatang.
Kalang Kupak terbuat dari bambu,
namun bambu yang digunakan-pun tidak
sembarangan dan hanya jenis bambu tipis
yang digunakan untuk menghasilkan
Kalang Kupak terbaik. Kalang Kupak terdiri dari 8 ruas bambu yang tiap-tiapnya dipotong
setengah dan meruncing pada bagian ujungnya.
Kalang Kupak biasanya digunakan juga untuk mengiringi upacara ada Balian
Ruas-ruas tadi disatukan dengan serat rotan hingga bentuknya mirip dengan alat musik
tradisional Calung dari Jawa Barat. Peran Kalang Kupak dalam sebuah pentas kesenian
adalah sebagai pengiring melodi dan semakin baik jika dimainkan dengan alat musik gong,
gendang dan kecapi.

3) Panting
Panting, adalah sebuah alat musik tradisional
Kalimantan Selatan yang diyakini berasal dari
suku Banjar. Selain sebagai alat musik,
Panting juga merupakan sebuah nama
kesenian yang berasal dari KalSel yang alat
musiknya didominasi dengan alat musik
Panting, maka dari itu disebut kesenian
Panting.
Panting memiliki bentuk seperti gambus (alat
musik gitar dari timur tengah) dan Panting juga memiliki senar, sehingga cara
memainkannya dengan cara dipetik. Namun jika dibandingkan dengan Gambus, Panting
memiliki ukuran yang lebih kecil.

4) Kurung-Kurung
Kurung-kurung merupakan alat musik tradisional
unik yang bisa anda temukan di salah satu
Kabupaten di Kalimantan Selatan, tepatnya di
Kab. Balangan. Alat musik tradisional ini terbuat
dari kayu berukuran panjang yang dibagian
bawahnya terbuat dari bambu. Lucunya, alat
musik kurung-kurung ini mengeluarkan suara
yang lucu setelah di hentak-hentak ke tanah.
Alat musik ini mengeluarkan bunyi yang bededa
satu sama lainnya, sehingga anda bisa memainkan
alat musik ini secara bersama-sama dan bergantian
jika inigin menciptakan irama yang unik. Alat
musik Kurung-Kurung juga digunakan jika ada tamu atau pejabat yang dianggap penting
datang ke daerah tersebut. Selain itu alat musik tradisional ini juga dimainkan pada saat
upacara adat, seperti Kenduri.
5) Bumbung
Bumbung, alat musik ini adalah sebuah modifikasi
dari Bumbung Lamang (Beras ketan yang dibakar
didalam bambu hingga masak), Bumbung
memiliki 7 nada dasar yang keberadaannya
mungkin sudah sedikit sulit dicari. Jika anda ingin
melihat kesenian ini, bermainlah ke tempat yang
disebut dengan desa Barikin, terletak di Kabupaten
Hulu Sungai Tengah.
Jika anda mengetahui kesenian Kintung, Bumbung
merupakan salah satu dari 5 alat musik tradisional
yang digunakan dan dipotong pendek serta dibelah
agar menghasilkan 5 nada besar. Selain itu,
kesenian Karawintan di daerah Kalimantan Selatan menggunakan alat musik
tradisional Bumbung.

6) Kuriding/Gurinding/Guriding
Guriding alat musik tradisional kalimantan
selatan yang dimaikan dengan cara berbeda
dengan musik lainnya, untuk menghasilkan
suara, alat musik tradisional ini harus
ditarik gagang tali yang nantinya akan
bergetar dan menghasilkan bunyi, memang
sekilas ketika kita mendengarnya mirip
dengan alat musik harpa namun alat musik
ini sangatlah berebeda, dan anda harus
menempelkannya di mulut anda.
Teknik yang digunakan untuk memainkan
Gurinding juga berbeda, dan semakin jago pemain maka akan semakin indah dan merdu
juga suara yang dihasilkan alat musik ini. Dalam keseharian warga urang Banjar, Kuriding
memiliki fungsi yang bermacam-macam, ada yang menggunakannya untuk menghibur diri
ada juga yang menggunakannya sebagai pengingat mereka akan leluhur mereka.

7) Kalampat
Kalampat adalah salah satu alat musik
tradisional dari Kalimantan Selatan yang
terbuar dari batang batung (sejenis bambu
namun tebal dan memiliki diameter besar).
Kalampat merupakan alat musik tradisional
yang menyerupai Gendang, namun berkepala
tunggal.
Kalampat dimainakan dengan cara dipukul
menggunakan pemukul yang terbuat dari rotan.
Dalam sebuah acara yang menggunakan
Kalampat sebagai musiknya, biasanya akan
dikombinasikan dengan gong sebagai
pengiringnya seperti dalam upacara panen padi
(Bawanang) dan upacara suku Dayak lainnya.
8) Serunai Banjar
Serunai Banjar adalah instrumen musik yang biasa
dimainkan dalam acara Bakuntau atau seni bela diri silat
asal banjar yang lahir dari daerah hulu sungai, meskipun
sekarang alat musik Serunai Banjar sudah jarang
digunakan karena jarangnya pementasan silat ini,
penggunaan alat musik modern juga mulai
menggantikan peranan Serunai Banjar.
Alat musik Serunai Banjar merupakan alat musik tiup
yang berasal dari Kalimantan Selatan tepatnya suku
Banjar dan bentuknya menyerupai terompet dengan
design ukiran yang unik. Pada bagian mulut terdapat
reeds ganda yang fungsingya sebagai bantu tiup dan
langsung mengenai bibir pemain.
Reeds itu terbuat dari daun kelapa kering yang
dipasangkan kearah tempat meniup Serunai . Serunai
Banjar umumnya dimainkan bersamaan dengan alat
musik lain yang bisa mengiringi seni Kuntau (sebuah kesenian beladiri) atau tari kuda
kepang seperti gong.

9) Terbang Mahidin
Terbang Mahidin atau yang lebih mudah
disebut Mahidin saja adalah salah satu
kesenian yang dipentaskan dengan fungsi
sebagai penyajian estitis (sebagai hiburan
untuk penonton) yang menggunakan alat
musik yang menonjolkan karakteristik dari
KalSel.
Terbang Mahidin terbuat dari kulit kambing
yang sudah dikeringkan, tentunya jangan
lupa dibersihkan dulu sebelum dikeringan.
Kulit kambing yang akan digunakan tersebut
diberikan kerangka kayu dengan garis tengahnya sekitar 28cm-30cm dan bagian bawahnya
25 cm.
Kayu yang digunakan untuk pembuatannya adalah batang pohon seperti pohon nangka,
batang pohon Tiwadak Banyu dan nantinya dikencangkat dengan menggunakan rotan yang
sudah diserut.
Alat musik tradisional Mahidin bisa dimainkan sendirian atau berpasangan atau mungkin
juga jika anda ingin mempertandingkan Mahidin mana yang lebih bagus, nanti penonton
akan bertugas sebagai juri pertandingan. Permainan musik ini biasanya digelar pada malam
hari.
D. Sumatera
1) Aramba
Dalam susunan Alat musik tradisional
Sumatera Utara Aramba merupakan alat
musik yang biasa dimainkan pada saat
acara perkawinan. Aramba terbuat dari
tembaga kuningan / logam perunggu, alat
musik ini diyakini berasal dari Nias.
Aramba dimainkan dengan cara dipukul
pada bagian yang berbentuk bundar dan
menonjol di bagian tengahnya, biasanya
Aramba digantungkan pada seutas tali,
bentuk alat musik ini mudah dikenali
karena adanya bentuk bundar yang menonjol pada bagian atasnya.

2) Doli-doli
Alat musik Doli-Doli sangatlah unik,
secara sekilas mungkin akan ada orang
yang beranggapan bentuknya
menyerupai angklung, hanya saja cara
memainkan dan memegangnya berbeda.
Di daratan Melayu, masyarakat daerah
sana mengenali Doli-Doli dengan
sebutan Kolintang .Doli-Doli terbuat dari
4 bilah kayu dan alat musik tradisional
ini dimainkan dengan cara ditiup. Alat musik tradisional Sumatera Utara Doli-Doli, bisa
anda jumpai di dearah Nias. Alat musik ini dimainkan bersamaan dengan alat musik
tradisional yang lainnya seperti Aramba dan pakpak.

3) Druri Dana
Satu lagi alat musik tradisional Sumatera
Utara yang dimainkan dengan cara dipukul, yakni
Druri Dana, alat ini terbuat dari kayu yang
dipotong dan dibentuk seperti gambar diatas.
Druri dana merupakan alat musik yang
mengeluarkan suara ketika bambu tersebut saling
beradu.
Druri Dana diyakini berasal dari pulau Nias, dan
prinsip kerjanya seperti alat musik tradisional
Angklung.
4) Faritia

Faritia terbuat dari bahan logam atau kuningan, alat musik tradisional ini termasuk golongan
alat musik idiophone (alat musik yang menghasilkan suara dari getaran). Bentuk alat musik
Faritia seperti Talempong dari Padang dan gamelan dari Jawa.
Fatiria berbentuk bundar dengan diameter 23 cm dan ketebalannya 4 cm dengan bagian
tengah yang menonjol untuk dipukul. Fatiria dimainkan dengan alat pemukul khusus yang
disebut Simalambuo atau kayu Duria, kabarnya Fatiria merupakan alat barter pada jaman
dulu yang dijadikan alat musik tradisional oleh masyarakat Nias.
Faritia memang sangatlah mirip dengan Gong, hanyasaja ukurannya lebih kecil dibanding
Gong. Cara memainkannya-pun juga sama seperti gong, dipukul dan nantinya akan
mengeluarkan bunyi yang khas.

5) Garantung / Kolintang
Garantung adalah alat musik
tradisional provinsi Sumatera Utara
tepatnya Batak Toba, yang terbuat dari
kayu dan bentuknya tertata rapi dan
memiliki 5 bilah nada yang fungsinya
sebaga pembawa melodi. Garantung
termasuk kedalam kelompok
Xylophone (batang-batang yang
menghasilkan nada)
Selain sebagai pengiring melodi,
Garantung juga dikenal sebagai
penstabil ritme variable pada lagu-lagu tertentu dengan memainkannya dengan
teknik Mamalu. Garantung terdiri dari 7 wilahan yang tersusun rapi, digantung diatas
sebuah kotak yang berfungsi sekaligus resonatornya.
Garantung dimainkan dengan menggunakan dua buah stik di tangan kiri dan kanan. Teknik
yang digunakan pada umumnya ialah tangan kiri sebagai pembawa melodi dan ritme
(memukul bagian tankai Garantung sekaligus saat memainkan sebuah lagu).

6) Gonrang
Gonrang merupakan hasil dari kesenian masyarakat Sumalungun yang mempunyai fungsi
dalam masyarakat daerah tersebut. Gonrang terdiri dari beberapa alat musik yang masing-
masingnya memiliki makna berbeda, Gonrang tidak mungkin bisa lepas dari kehidupan dan
acara adat dalam budaya Simalungun.
Dalam kesenian & kebudayaan Simalungun, Gonrang memiliki makna ganda yakni bersifat
religi/sakral dan bersifat rekreatif (menghibur).
Dikalangan masyarakat Simalungun, Gonrang merupakan alat musik utama yang pasti hadir
dalam acara-acara penting seperti pernikahan, kematian, dan pesta adat namun sayangnya
peranan dari alat musik ini sudah kurang diminati karena posisinya yang tergantikan dengan
alat musik modern.

7) Gordang

Gonrang juga termasuk kedalam alat musik tradisional Sumatera Utara yang dimainkan
dengan cara dipukul, sebuah gendang dari taganing yang berperan sebagai pengatur ritme
dan sangat serbaguna, itulah Gordang.
Gordang merupakan instrumen musik yang terdiri dari 9 buah Gendang, bentuk dari
Gordang sendiri adalah susunan dari gendang-gendang besar yang tersusun secara rapi dan
urutan.
Gordang biasanya dimainkan saat pertunjukkan upacara adat, penyambutan, acara
pernikahan dan juga terkadang pada saat adanya “acara kematian”. Gordang umunya
dimainkan dengan alat musik tradisional dari Sumatera Utara yang lainnya.
8) Gendang Singanaki
Gendang Singanaki terbuat dari Kayu dan
potongan kulit binatang, Gendang yang
sangat khas di daerah Batak Karo ini
memiliki 2 bagian berbeda yak
ni penganaki dan anak gendang yang
disebut Gerantung / enek-enek, berukuran
kecil ramping. Untuk memainkannya anda
memerlukan alat memukulnya.
Gendang Singanaki berfungsi sebagai alat
penentu ritme dalam sebuah ensambel musik,
alat musik ini biasanya juga dimainkan
bersamaan dengan alat musik lain seperti
Sarune. Gendang Singanaki biasanya
dimainkan pada saat upacara adat yang
bernuansa religi atau acara guro-guro aron.

9) Gendang Sisibah/Pakpak

Jika anda mencari terjemahan dari


Gendang Sisibah/pakpak ini, artinya
adalah Sembilan gendang yang dimana
salah satu sisinya diletakkan dalam satu
rak yang dipukul menggunakan pemukul
yang terbuat dari kayu / alat pukul
lainnya.
Gendang Sisibah banyak dijumpai di
daerah Sumatera Utara untuk mengiringi upacarat adat yang ada di PakPak Dairi dalam
acara suka ataupun duka
Bisa dibilang Gendang Sisibah merupakan Ensambel musik dari Pakpak, Sumatera Utara
yang terdiri dari sembilan gendang (yang memiliki 1 sisi saja), Kalondang, Lobat, Kecapi,
dan Gong. Lalu Ensambel musik ini dimainkan untuk mengiringi upacara-upacara adat di
daerah sana.

10) Gung dan Penganak


Penganak dan Gong tergolong di
kelompokan dalam alat musik
idiophone (bergetar untuk
menghasilkan suara). Perbedaan antara
keduanya dengan gong nusantara
lainnya terletak pada ukuran dan lebar
diameternya[src].
Alat musik ini memiliki ukuran
diameter yang terbilang cukup besar di
angka 68 cm dan penganaknya
berukuran kecil sekitar 16 cm. Gong
dan penganak terbuat dari logam kuningan, sedangkan alat pemukulnya yang dinamai Palu-
Palu terbuat dari kayu dengan benda lunak diujungnya (biasanya diikatkan kain).

11) Hapetan atau Hasapi

Hapetan sudah cukup dikenal oleh masyarakat Indonesia yang terbukti nama dari “Hapetan”
sudah tercatata pada KBBI, Hapetan adalah alat musik sejenis kecapi dari daerah Tapanuli,
berdawai dan dimainkan dengan sebuah bilah petik[src].
Hapetan merupakan jenis alat musik tradisional Sumatera Utara yang dimainkan dengan
cara di petik, cara memainkannya mirip dengan sejenis gitar tradisional berdawai 2 dari
daerah Tapanuli. Di daerah bernama Sumbawa, alat musik ini disebut Jungga.

12) Ole-Ole
Ole-ole, jenis alat musik tiup yang
badannya terbuat dari batang padi dan
resonatornya terbuat dari daun kelapa
atau enau. Ole-ole merupakan alat musik
sederhana yang masuk dalam jenis alat
musik yang bersifat instrumen solo, Alat
musik ole-ole terbuat dari satu ruas
batang padi.
Pada satu ruas batang padi tersebut
pangkal ujung dekat ruasnya dipecah-pecah sedemikian rupa, sehingga pecahan batang tadi
menjadi alat penggetar udara sebagai penghasil bunyi alat musik Ole-Ole. Alat musik tiup
ini terkadang juga memiliki lubang pada batangnya.
Lubang nada pada bang tidak beraturan tergantung kepada pembuat alat musiknya dan
nada-nada yang ingin di capai, dibuat sedemikian rupa karena memang alat musik ini dibuat
hanya untuk hiburan pribadi saja. Pada pangkal ujungnya digulung daun tebu / kelapa / enau
sehingga suaranya terdengar keras dan jauh.

13) Panggora
Panggora merupakan alat musik sejenis
Gong namun suara bunyinya sedikit
unik, bunyi Panggora seperti itu karena
memang alat musik jenis itu dimainkan
oleh satu orang dengan pukulan
mengunakan stik, lalu setelah suara
muncul nanti diredam dengan pegangan
tangan.
Panggora ini adalah gong yang paling
besar dengan ukuran diameter mencapai
37 cm dengan tebalnya sekitar 6 cm.
Panggora mempunyai bentuk berupa gong berukuran amat besar, besarnya melebihi
Aramba dan Faritia. Panggora terbuat dari logam seperti besi, kuningan atau perunggu,
Suara yang dihasilkan oleh alat musik tersebut nyaring dan keras.

14) Sarune Bolon


Sarune Bolon terbuat dari logam, alat musik
ini memiliki 6 buah lubang nada yang
berfungsi utuh dan berperan sebagai
pengiring melodi yang keluar. Alat musik
tradisional ini termasuk bagian dari
perangkat Gondang Sabangunan dari daerah
Batak Toba.
Instrumen ini digabungkandengan Taganing,
Gondang, Ogung, Hesek, dan Adap.
Sedangkan pada masyarakat daerah
Simalungun, Alat musik Sarune Bolon
merupakan bagian dari perangkat Gindrang Saparangguan.
Sarune Bolon biasanya dimainkan bersamaan dengan Gondrang Sipitu-
pitu,Ogung,Mongmongan, dan Sitalasayak pada saat upacara adat.

15) Taganing
Taganing merupakan salah satu alat
musik Batak Toba yang terdiri dari 5
buah gendang yang fungsinya sebagai
pengatur ritme di beberapa lagu daerah.
Taganing bisa disebut juga sebagai Drum
set melodis, alat musik ini digantung
dalam sebuah rak yang sama.
Bentuk dari Taganin
menyerupai Gordang, hanyasaja
ukurannya yang memang bermacam-
macam, yang paling besar
adalah Gendang yang paling kanan, semakin ke kiri ukurannya semakin kecil dan suara
yang dihasilkan-pun berbeda, karena memang itu tujuannya.

E. Aceh
1) Arbab
Arbab adalah alat musik tradisional Aceh dan cara
memainkannya adalah dengan cara digesek, alat musik
tradisional gesek ini biasanya digunakan dalam acara
pertunjukkan hiburan rakyat seperti pasar malam atau pawai
dan sebagainya.
Arbab terdiri dari 2 bagian yaitu arbabnya dan juga
penggeseknya,. Arbab pernah berkembang di daerah Pidie,
Aceh Besar dan Aceh Barat. Lagu yang dibawakan umumnya
berupa cerita pendek yang diselingi dengan humor-humor
ringan yang mudah ditangkap para pendengar
.
2) Bangsi Alas
Bangsi atau Bansi adalah jenis alat musik
tradisional Aceh yang dimana cara
memainkan alat musikini adalah ditiup.
Bangsi memiliki panjang kurang lebih 41cm
dan diameter sekitar 3 cm dan memiliki 7
lubang tepat dibagian atas yang berfungsi
untuk mengatur melodi seperti apa yang ingin
dikeluarkan
Sayangnya, pembuatan bangsi dahulunya
sering identik dengan adanya kabar duka
meninggal dunia seorang warga kampung
tempat bangsi dibuat. Apabila dibuat untuk menghormati orang yang meninggal tersebut,
nantinya bangsi yang sudah dibuat dihanyutkan di sungai.
Penggunaan bangsi di tanah Alas dulunya digunakan sebagai pengiring Tarian Landok
Alun, sebuah tarian khas dari desa Telangat Pagan. Tarian ini menceritakan kegembiaraan
para petani yang mendapatkan rezeki dari tuhan berupa lahan baru dalam kondisi tanah
yang baik.

3) Canang
Canang adalah salah satu dari alat
musik tradisional provinsi Aceh,
dapat kita temui pada kelompok
masyarakat Gayo, Tamiang, dan
Alas. Biasanya mereka
menyebutnya dengan
sebutan Canang
Trieng, Teganing atau Keciapi.
Fungsi dari canang umumnya
sebagai pengiring tarian tradisional.
Canang juga digunakan sebagai
penghibur bagi anak gadis yang
sedang berkumpul pada masa itu. Canang dimainkan saat waktu senggang atau selepas dari
sawah.
Canang dapat diartikan dalam beberapa pengertian. Dari sekian banyak alat
musik tradisional di Aceh, canang secara sepintas ditafsirkan sebagai alat musik yang
dipukul. Sangat disayangkan semakin majunya teknologi tidak membuat rasa ke-
ingintahuan anak muda semakin tinggi akan budaya tradisional.

4) Bereguh
Bereguh adalah alat musik tradisional
dari Aceh yang terbuat dari tanduk
kerbau. Bereguh berfungsi sebagai
alat musik yang bukan sebagai
hiburan, melainkan alat yang
digunakan untuk berkomunikasi antar
masyarakat Aceh pada zaman dulu
yang hidup di tengah hutan.
Di beberapa daerah seperti Pidie,
Aceh utara dan Aceh besar tentunya
tau bagaiamana sejarah daerah
tersebut dimasa dulunya dimana
masyarakat daerah tersebut tinggal
berjauhan satu sama lainnya. Dengan meniup Bereguh, kelompok lain dapat memperkirakan
posisi dan jarak orang yang meniup instrumen tersebut.
Suara yang dihasilkan dan panjangnya nada sangatlah berpengaruh dari teknik yang
digunakan oleh pengguna dari instrumen ini. Bereguh juga bisa anda manfaatkan jika
berada di dalam hutan sehingga anda tidak terpisah dengan pemandu atau teman pendaki
lainnya.

5) Talempong

Talempong Aceh adalah instrumen tradisional dengan prinsip kerja serupa seperti Sharon.
Talempong diperkirakan telah berusia lebih dari 100 tahun[sumber] berada di daerah sekitar
Tamiang. dan sekarang keberadaannya sudah hampir tidak pernah bisa terlihat putri bangsa
yang memainkannya.
Alat musik tradisional Aceh ini umumnya dimainkan oleh kaum wanita, terutama para
remajanya. Talempong dimainkan dengan cara dipukul menggunakan alat pemukul khusus.
Talempong juga bisa menghasilkan nada yang melodis di telinga kita.

6) Geundrang
Geundrang adalah salah satu
instrumen yang bentuknya seperti
gendang, alat musik tradisional Aceh
ini dimainkan dengan cara dipukul
pada bagian yang bergetarnya
menggunakan telapak tangan atau
kayu pemukul khsusu. Fungsi dari alat
musik ini adalah sebagai pengatur
nada dari sebuah pertunjukan. Secara
umum Geundrang dimainkan dengan
posisi berdiri ataupun duduk
tergantung dari latar kondisi
pertunjukkan. Sampai saat ini Geundrang masih sering dimainkan oleh masyarakat Aceh,
baik hanya sekedar seni tradisional ataupun modern.
Geundrang banyak dijumpai di daerah Aceh besar dan juga di pesisir Aceh seperti Pidie,
Aceh utara, dan lainnya. Gendang tidak memiliki tangga nada, variasi nada yang hadi dari
Geundrang murni berasal dari teknik memukulnya. Secara teknis kekencangan dari kulit
geundrang juga akan berpengaruh pada suaranya.
7) Rapai
Rapai merupakan instrumen ritmis yang dibuat dari kayu
dan kulit ternak (lembu). Menurut Z.H Idris alat musik rapai
ini berasal dari Irak (Bahdad) dan dibawa ke Indonesai oleh
seorang penyiar agama Islam bernama Syeh Rapi.Dalam
melakukan pertunjukkan, Rapai dimainkan oleh 8 – 12
orang yang dikenal dengan sebutan awak Rapai, alat musik
ini berfungsi untuk mengatur tempo irama bersama dengan
serune kalee.
Rapai memang mirip dengan rebana pada umumnya yang
dimainkan dengan cara dipukul, alat musik ini berbentuk
seperti panci dengan berbagai ukuran. Rapai memang bisa
dimainkan sendirian, namun akan lebih bagus jika
dimainkan dengan teknik pukulan yang berbeda – beda.

8) Serune Kalee
Alat musik tradisional Aceh
yang satu ini berbentuk seperti
sebuah terompet yang memang
memiliki ciri khusus dari Aceh,
bentuknya menyerupai klarinet
dan memanjang, ketika
dimainkan biasanya Serune
kalee diiringi dengan alat musik
lain seperti geundrang, rapai,
dan sejumlah instrumen
tradisional lainnya.
Serune kalee sampai saat ini
masih digunakan untuk acara-
acara tradisional seperti penyambutan tamu, pernikahan, atau sekedar acara hiburan semata
serune kalee selalu menghiasi acara tersebut.

9) Taktok Trieng
Seperti alat musik rapai, Taktok Trieng juga dimainkan
dengan cara dipukul, alat musik ini terbuat dari bahan
dasar bambu. Alat musik ini mudah kita jumpai di daerah
Aceh besar dan Kab. Aceh lainnya.
Menurut daerah asalnya, Taktok Trieng dikenal dengan 2
macam, yakni yang di pergunakan di Meunasah, di balai-
balai pertemuan dan di tempat lain yang di lihat wajar
untuk meletakkan alat ini. Lalu yang kedua adalah yang
dipergunakan di sawah-sawah guna mengusir hewan
seperti burung atau serangga lainnya yang berpotensi
merusak panen
10) Tambo
Tambo adalah salah satu alat
musik tradisional Aceh yang
dipukul menggunakan alat
pemukul yang dibuat sepasang,
mungkin saat pertama kali
mendengar jenis musik ini anda
berfikiran bahwa ukurannya
mungkin seperti gitar atau alat
musik biasanya, jangan salah
Tambo berukuran cukup besar
untuk dibawa oleh 1 orang.
Pada masa-masanya tambo
dimanfaatkan untuk tujuan
mengumpulkan masyarakat untuk
membahas atau sekedar
bermusyawarah di tempat tertentu,
biasanya Tambo diletakkan di Meunasah yang jika nantinya ada keperluan mendadak
mereka bisa langsung memanggil warga.

F. Sulawesi

Sulawesi Selatan adalah sebuah Provinsi yang beribukotakan di Makassar. Sulawesi Selatan
dulunya memiliki nama “Ujung Pandang“. Sulawesi Selatan sangatlah memiliki potensi
kesenian dan kearifan lokal yang sangat indah.

1) Tolindo / Popondi
Tolindo merupakan alat musik
tradisional khas Sulawesi
Selatan yang tepatnya berasal
dari tanah Toraja, dengan
bentuknya yang unik dan juga
sederhana alat musik
tradisional Tolindo / Popondi
digunakan dalam berbagai
acara adat disana. Alat musik
Tolindo juga cukup terkenal
didunia, nama Tolindo merupakan sebutan alat musik tradisional ini di daerah Bugis
sedangkan Popondi untuk sebutannya di daerah Makasar.
Alat musik tradisional ini terbuat dari bahan yang bisa dicari dari alam yaitu kayu,
tempurung kelapa dan tentunya senar karena kita memainkan Tolindo dengan cara dipetik.
Tolindo / Popondi memiliki bentuk seperti busur, alat musik ini juga termasuk kedalam
jenis sitar berdawai satu. Tempurung kelapa tadi nantinya akan dimanfaatkan sebagai
resonatornya.
Alat musik TradisionalPopondi / Tolindo biasanya dimainkan oleh para petani saat
melakukan panen sawah mereka atau saat mengisi waktu senggang para remaja.
2) Gendang Bulo
Gendang Bulo adalah alat musik tradisional
daerah sulawesi selatan yang berbentuk
seperti gendang namun ukurannya cukup
kecil dan juga panjang. Gendang ini
dimainkan pada saat acara-acara tertentu saja
seperti adanya pernikahan atau acara adat
tertentu, selain itu pemain dari alat musik
Gendang Bulo adalah kamu laki-laki, namun
sayang jarang dijumpai pemain yang masih
muda, karena mungkin kurangnya minat belajar dari generasi muda.
Gendang Bulo memiliki ukuran yang berbeda, salah satu sisinya berukuran lebih lebar pada
bagian yang dipukul. Untuk memainkan Gendang Bulo, anda harus mengatur letaknya
terlebih dahulu dan jika anda normal (tidak kidal) sisi yang lebih besar ada di sebelah kanan
dan untuk memukulnya menggunakan seperti sebuah batang kayu atau stik drum, dan
bagian kiri dipukul menggunakan telapak tangan.
Posisi gendang juga harus diperhatikan, jika anda tidak kidal berarti posisi gendang tersebut
miring ke arah kiri (bagian yang dipukul menggunakan tongkat di kanan) dan sebaliknya.
Pemain biasanya menggunakan pakaian adat dan saat dimainkan, gendang ini bisa
dikolaborasikan dengan alat alat musik tradisional Sulawesi Selatan lainnya.

3) Alosu / Lalosu
Alat musik tradisonal Sulawesi
Selatan Alosu adalah alat musik
yang terbuat dari anyaman daun
kelapa dan berbentuk kotak-kotak
kecil yang tersusun rapih. Di
bagian dalamnya terdapat biji-
bijian yang jika kita goyangkan
akan menimbulkan suara seperti
beras yang terdapat dalam botol
plastik. Penggunaan Alosu sulit ditemukain, tetapi jika anda beruntuk ada beberapa
nyanyian daerah yang menggunakan alat musik tradisional ini sebagai pengiringnya.

4) Ana’ Becing
Becing adalah sebuah alat musik yang terbuat dari logam dan dimainkan dengan cara
dipukulkan satu sama lain. Bentuknya yang menarik, yakni mirip sepasang dayung
membuat alat musik ini cukup tersohor, terlebih karena sering dimainkan dalam karnaval
atau parade pesta dan upacara adat.
5) Keso-Keso
Keso-keso merupakan alat musik
tradisional Sulawesi Selatan yang cukup
terkenal karena suara yang dihasilkan
sangat indah dan membuat kita seakan
terbawa dengan suasana daerah
asalnya. Alat musik tradisional ini
memiliki nama “keso” karena memang
cara memainkannya digesek, sehingga
disebut “keso-keso” dan beberapa orang
juga ada yang menyebutnya “Kere-Kere
Galang”.
Pada bagian tubuh keso-keso yang digunakan sebagai resonatornya terbuat dari kayu
nangka yang dipilih dengan cara khusus dan dibentuk menyerupai jantung pisang dengan
rongga ditengahnya agar menciptakan suara yang maksimal. Setelah dipahat se-demikian
rupa sehingga berbentuk cekungan, kekosongan dari kayu nangka tersebut ditutup dengan
membran yang terbuat dari kulit kambing pilihan.
Dari alat menggeseknya tidak diperlukan kayu khusus karena asalkan kuat, kayu tersebut
bisa digunakan sebagai busur yang digunakan untuk menggesek keso-keso. Namun yang
terpenting terletak pada benda yang terlihat seperti tali busur tersebut yang ternyata
menggunakan rambut ekor kuda sebagai bahannya. Bunyi yang dihasilkan ternyata berasal
dari gesekan antara senar pada keso-keso dan juga rambut ekor kuda pada busur.

6) Suling Lembang
Suling Lembang adalah alat musik
tradisional di Sulawesi Selatan yang
berasal dari asal Toraja yang memiliki
panjang yang berbeda dari suling lainnya,
dengan panjang 40 hingga 100 cm, Suling
Lembang merupakan suling terpanjang di
daerah Toraja. Meskipun dengan panjang
hingga 1 m, Suling ini memiliki ukuran
diameter yang kecil jadi kita masih bisa
memegang dengan menggunakan tangan
kita dan pada bagian ujung suling tersebut
diberikan cerobong tanduk, sehingga bentuknya seperti terompet.
Suling Lembung memiliki 6 lubang nada yang biasanya digunakan pada lagu lagu Toraja
terutama pada saat acara berduka, namun suling ini tidak dimainkan solo dan seringnya
diiringi dengan alat musik lain yaitu Suling deata. Suling lembang berbentuk tegak lurus
dan ditiup melalui bagian atas yang berbentuk seperti cincin dan juga nada-nada yang
dihasilkan sangatlah bertemakan “Toraja”.
Peran Suling Lembang ini baru akan terlihat pentingnya pada sebuah kegiatan Rambu Tuka‘
dan juga Aluk Rampe Matampu (Upacara panen padi dan Upacara kematian).
Penggunaan alat musik tradisional ini sangat penting untuk mengiringi syair dan lagu pada
upacara tersebut.

7) Puwi-Puwi
Satu lagi alat musik tiup dengan bentuk yang cukup unik, Puwi-puwi atau juga disebut puik-
puik adalah sebuah alat musik berupa terompet khas dari Sulawesi Selatan. Bentuk dan cara
memainkan alat musik ini sama persis dengan beberapa alat musik dari daerah lain di Indonesia,
seperti serunai di Sumatera, Sronen di Jawa Timur, dan Tarompet di Jawa Barat.

8) Basi-Basi / Klarinet

Bentuk dari alat musik tradisional ini mengingatkan kita seperti alat musik yang digunakan
pawang ular pada film-film yang membuat ular menjadi jinak. Masyarakat Bugis menyebut
alat musik ini dengan sebutan basi basi sedangkat penduduk Makasar menyebutnya Klarinet
(seperti terompet panjang dengan banyak lubang suara). Basi basi dimainkan dengan cara
ditiup, didalamnya terdapat sebuah membran yang nantinya dapat menghasilkan bunyi saat
dimainkan.

9) Jalappa / Kancing-Kancing
Jalappa adalah alat musik tradisional yang berbentuk seperti simbal, alat musik ini terbuat dari
logam kuningan dan dimainkan pada saat upacara adat tertentu saja seperti saat persembahan
sesaji untuk para dewata. Di beberapa daerah, nama alat musik tradisional Sulawesi Selatan ini
lebih dikenal dengan sebutan kancing-kancing karena bentuknya yang menyerupai kancing
berukuran besar.
G. PAPUA
Papua, sebuah pulau yang memiliki predikat pulau terbesar kedua di dunia dan terbesar pertama
di Indonesia ini memiliki kekayaan hayati yang sangat berlimpah. Pantai pasir dua merupakan
salah satu keindahan alam yang masih terjaga keindahannya.

1) Pikon
Pikon adalah alat musik tradisional
daerah Papua. Pikon diyakini berasal
dari kata Pikonane yang dalam bahasa
Baliem berarti bunyi, dalam
kesenian alat musik tradisional Papua
pikon kebanyakan dimainkan oleh
kaum laki-laki, khususnya di daerah
pedalaman suku Dani.
Meskipun banyak yang menyebut
Pikon adalah alat musik, suara yang
dihasilkan darinya tidaklah sebaik
yang kalian bayangkan bahkan bisa dibilang suara yang dihasilkan sedikit mengganggu jika
kalian tidak terbiasa mendengarnya (sumbang).

2) Yi
Yi yang berbentuk seperti “suling”,
Yi terbuat dari kayu dan bambu.
Alat musik ini dulunya digunakan
untuk memanggil penduduk dan
juga sebagai pengiring tari-tarian
daerah[source]. Nama alat tradisional
Papua ini memanglah sangat simpel
namun suara yang dihasilkan
sangatlah unik.
Yi juga termasuk dari salah satu
daftar alat musik tradisional
dari Papua Barat
Alat musik Yi sangatlah sulit ditemukan, mungkin jika kalian mencarinyadi perpustakaan
digital-pun belum tentu bisa menemukan keterangan dan asal-usul musik Yi. Alat musik ini
memiliki bentuk fisik yang agak gempal dan berwarna coklat gelap.

3) Triton
Sekilas jika kita mendengar nama alat
musik tradisional dari Papua “Triton”
seperti tidak asing, Triton memang
merupakan nama sebuah daerah (sebuah
teluk lebih tepatnya) yang “katanya”
memiliki keindahan hayati yang lebih indah
dari Raja Ampat.
Selain Yi, Triton juga merupakan alat
musik tradisional dari Papua Barat.
Dulunya, triton sering dimanfaatkan untuk
sarana berkomunikasi dan memanggil
bantuan, namun sekarang lebih sering
digunakan untuk hiburan semata.

4) Fuu
Alat musik Fuu terbuat dari kayu dan
bambu yang digunakan sebagai alat untuk
memanggil penduduk suku tertentu dan
juga mengiringi tari-tarian tradisional
suku Asmat (salah satu suku di
pedalaman Papua) di kabupaten Merauke,
Papua.
Bisa dibilang Fuu merupakan paduan
antara bentuk “suling” dan “tabung”
karena memang bentuknya yang gempal
dan berlubang pada ujungnya, Fuu biasa
dimainkan berkolaborasi dengan alat musik Papua lainnya seperti Tifa dan atau Kelambut.
Banyak orang yang mengatakan bahwa alat musik Fuu adalah identitas Papua yang harus
dilestarikan keberadaannya.

5) Kecapi mulut

Kecapi mulut adalah alat musik yang terbuat dari bambu wulu, untuk memainkannya-pun
ada teknik tersendirinya. Untuk memainkan Kecapi mulut, alat musik ini harus kalian jepit
diantara bibir, lalu ditiup sambil menarik talinya. Alat musik ini diyakini berasal dari Suku
dani yang ada di lembah Baliem, Papua.
Salah satu tempat yang masih menyimpan keaslian dari alat musik Kecapi mulut adalah
museum Loka Budaya Universitas Cenderawasih. Kecapi mulut menghasilkan suara yang
tidak terlalu keras, sehingga mungkin penggunaannya hanya untuk hiburan semata.

6) Tifa
Alat musik tradisional Papua
Tifa dimainkan dengan cara dipukul,
memang seperti gendang karena teknik
memainkannya pun hampir sama. Tifa
terbuat dari batang kayu yaang dikosongi
atau diambil isinya, lalu salah satu sisinya
diberikan kulit rusa yang telah dikeringkan
untuk menghasilkan suara.
Kulit rusa hanyalah salah satu pilihan
untuk membuat bagian yang dipukul,
mereka mungkin bisa saja menggantinya
dengan menggunakan kulit hewan lainnya.
Tifa juga alat musik yang memiliki cerita
legenda, salah satunya adalah cerita tentang
“Biwar sang penakluk naga“
Tifa juga memiliki berbagai macam jenis, diantaranya: Tifa Jekir, Tifa Dasar, Tifa Potong,
Tifa Jekir Potong dan Tifa Bas. Tifa digunakan sebagai iring-iringan lagu, berdansa disertai
api unggun dan lainnya, namun pada jaman dulu Tifa merupakan penyemangat perang.

7) Paar & Kee


Paar dan Kee bisa dibilang seperti sepasang
perangko dan surat. Paar terbuat dari Labu
dan Kee terbuat dari tulang burung kasuari.
Fungsi Paar dan Kee biasanya digunakan
sebaga penutup aurat laki-laki namun juga
digunakan sebagai alat musik di beberapa
pesta adat.
Para penari yang menggunakan Paar dan
Kee melompat lompat sehingga kedua
benda ini bersentuhan menciptakan bunyi
yang memiliki irama. Alat musik ini
berasal dari Suku Waris di Kab. Keerom.

8) Krombi
Krombi atau Kerombi adalah alat
musik yang terbuat dari bambu,
Krombi merupakan alat yang
digunakan oleh suku Tehit di
Papua untuk mengiringi tarian
pada acara adat masyarakat
seperti pesta adat. Krombi
dimainkan menggunakan sebuah
kayu kecil yang dipukul.
Krombi bisa kalian temukan di
daerah kampung Seremuk, Sorong selatan Provinsi Papua. Krombi biasanya dimainkan
berkolaborasi dengan alat musik lainnya seperti piko, nailavos, fu akuika, karapra. Tak
jarang masyarakat juga memainkan alat musik tradisional Papua Nugini (New Geunea).

9) Butshake
Butshake terbuat dari Bambu dan buah kenari,
alat musik ini berasal dari daerah Muyu
Kabupaten Merauke. Instrumen musik ini
memiliki suara gemericik saat diayunkan atau
dikocok menggunakan tangan. Butshake
biasanya digunakan oleh masyarakat Papua
sebagai pengiring tarian adat.
Pada prinsipnya Butshake adalah instrumen
musik yang suaranya tercipta dari hasil
“tabrakan” antar kenari yang ada pada bambu.
Mungkin di era modern ini Butshake mirip
dengan “marakas“

10) Amyen

Amyen merupakan alat musik tradisional dari Papua yang dimainkan dengan cara ditiup,
bentuknya sangat mirip dengan alat musik seruling / suling. Amyen digunakan untuk
mengiringi tari-tarian daerah serta memanggil dan memberikan tanda bahaya saat perang
dahulu.
Amyen menggunakan bahan kayu putih dalam pembuatannya, alat musik ini diyakini
berasal dari Suku Web, Kab. Keerom – Provinsi Papua.

11) Atowo
Atowo merupakan nama alat musik tradisional dari Papua yang
sulit ditemukan keberadaannya, memang benar sekali alat musik
tradisional Papua Atowo merupakan alat musik khas adat
budaya nasional disana. Bentuk dari atowo adalah bulat panjang
dengan ukuran relatif kecil dan ringan.
Atowo dimainakn dengan menggunakan 2 tangan, tangan yang
satu memegang badan atowo dan tangan satunya menabuh
dengan teknik pukulan untuk menciptakan irama yang indah.
Atowo biasa digunakan untuk hiburan rakyat.

Anda mungkin juga menyukai