LAP FINAL PC9 Akhir PDF
LAP FINAL PC9 Akhir PDF
DAFTAR ISI
i
Pendampingan Dalam Rangka Manajemen Aset Pada PDAM (PC 9)
ii
Pendampingan Dalam Rangka Manajemen Aset Pada PDAM (PC 9)
iii
Pendampingan Dalam Rangka Manajemen Aset Pada PDAM (PC 9)
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pembangunan pada dasarnya merupakan hal yang pokok untuk mendukung pengembangan
ekonomi yang saat ini sedang terus digalakkan oleh pemerintah pusat maupun daerah.
Pembangunan penyediaan sarana dan prasarana perkotaan sub sektor air minum pada
dasarnya merupakan hal yang pokok untuk mendukung pengembangan ekonomi suatu
daerah Kota/Kabupaten yang saat ini sedang terus digalakkan oleh pemerintah pusat
maupun daerah.
Sebagaimana diketahui bahwa pengembangan sistem penyediaan air minum merupakan
satu kesatuan sistem fisik (teknik) dan non fisik dari prasarana dan sarana air minum.
Kegiatan ini bertujuan untuk membangun, memperluas dan meningkatkan sistem fisik (teknik)
dan non fisik (kelembagaan, manajemen, keuangan, peran masyarakat dan hukum) dalam
satu kesatuan yang utuh untuk melaksanakan penyediaan air minum kepada masyarakat
menuju yang lebih baik.
Saat ini masih banyak perusahaan milik negara baik milik Pemerintah Pusat maupun milik
Pemerintah Daerah belum melakukan pengelolaan asset yang dimilikinya secara baik dan
benar termasuk PDAM diseluruh Indonesia.
Salah satu masalah utama pengelolaan barang (aset) adalah ketidak tertiban dalam
pengelolaan data barang (aset). Ini menyebabkan PDAM kesulitan . untuk mengetahui secara
pasti aset yang dikuasai/dikelolanya, sehingga aset-aset yang dikelola PDAM cenderung
tidak optimal dalam penggunaannya, serta di sisi lain PDAM akan mengalami kesulitan untuk
mengembangkan pemanfaatan aset pada masa yang akin datang.
Implikasi dari pemanfaatan dan pengelolaan aset yang tidak optimal adalah tidak
diperolehnya nilai kemanfaatan yang seimbang dengan nilai intrinsik dan potensi yang
terkandung dalam aset itu sendiri. Misalnya dari aspek ekonomis adalah tidak diperolehnya
revenue yang sepadan dengan besaran nilai yang dimiliki, yang merupakan salah satu
sumber pendapatan potensial buat perusahan, atau dengan kata lain Return on Asset (ROA)-
nya rendah.
Dengan persebaran aset secara geografis serta penanganan masing – masing aset yang
spesifik (misalnya diakibatkan oleh perbedaan dalam hal pemanfaatan, peruntukan yang
beragam, serta pola/model pengguna-usahaan kepada pihak ketiga yang beragam pula),
maka pengelolaan aset mesti dilakukan dalam suatu program yang dapat
dipertanggungjawabkan. Program ini menggambarkan komitmen PDAM untuk melaksanakan
yang saat ini disebut sebagai Good Corporate Governance, dengan mengacu pada asas-
asas keterbukaan (Transparency), keadilan (Fairness), dapat dipertanggungjawabkan
(Accountable) serta tidak mengorbankan kepentingan publik (Public Sphere). Ini semua akin
mendorong PDAM benar-benar mengembangkan strategi pembangunan perusahaan
berdasarkan potensi yang dimilikinya sendiri.
1-1
Pendampingan Dalam Rangka Manajemen Aset Pada PDAM (PC 9)
Beberapa kendala yang umum dihadapi mengenai pengelolaan barang milik negara yaitu
sebagai berikut :
a. Keterbatasan sumber daya manusia dalam hal mengelola aset;
b. Ketidakjelasan mengenai perlakukan aset
c. Keterbatasan tentang pemahaman penilaian aset
PDAM adalah salah satu perusahaan milik pemerintah daerah yang antara lain mempunyai
tugas dari pemerintah daerah untuk melayani kebutuhan air minum masyarakat, khususnya
air minum perpipaan. Lemahnya pengelolaan barang milik PDAM akan menjadi suatu
permasalahan. Oleh karena itu untuk terwujudnya tertib administrasi dan tertib pengelolaan
barang milik PDAM maka sangat diperlukan petunjuk teknis / panduan untuk manajemen
asset sehingga PDAM memahami bagaimana mengelola assetnya dengan baik. Disamping
itu juga perlu adanya peningkatan kemampuan tentang pengelolaan barang milik PDAM
yang cukup mendasar bagi para penyelenggara.
1.2 Perumusan Masalah
Kekayaan milik PDAM terdiri dari berbagai macam jenis dan lokasinya diberbagai tempat,
namun pengelolaannya belum ditata dengan baik karena belum ada petunjuk teknis untuk
manajemen aset. Oleh karena itu perlu disusun suatu petunjuk teknis / panduan bagaimana
manajemen aset yang baik bagi PDAM. Dalam upaya menjamin terlaksananya tertib
administrasi dan tertib pengelolaan barang tersebut diperlukan adanya kesamaan persepsi
dan langkah secara integral dan menyeluruh dari unsur-unsur yang terkait dalam
pengelolaan barang milik PDAM.
Bertitik tolak dari keadaan tersebut, maka rumusan masalah ini difokuskan kepada :
Bagaimana manajemen aset dilakukan oleh PDAM
Faktor apa yang menghambat pelaksanaan manajemen aset dilakukan oleh PDAM
1-2
Pendampingan Dalam Rangka Manajemen Aset Pada PDAM (PC 9)
1-3
Pendampingan Dalam Rangka Manajemen Aset Pada PDAM (PC 9)
1-4
Pendampingan Dalam Rangka Manajemen Aset Pada PDAM (PC 9)
1-5
Pendampingan Dalam Rangka Manajemen Aset Pada PDAM (PC 9)
2-1
Pendampingan Dalam Rangka Manajemen Aset Pada PDAM (PC 9)
e. Optimal : membangun nilai yang terbaik kompromi antara faktor persaingan, seperti
kinerja, biaya dan risiko, terkait dengan aset atas siklus hidupnya;
f. Sustainable : Berkelanjutan: mengingat konsekuensi jangka panjang dari kegiatan
jangka pendek untuk memastikan bahwa kecukupan ketentuan dibuat untuk persyaratan
dan kewajiban masa depan (seperti ekonomi atau kelestarian lingkungan hidup yang
berkelanjutan; sistem kinerja, tanggung jawab sosial dan tujuan jangka panjang
lainnya);
g. Integrated/Terpadu : mengakui bahwa ketergantungan dan pengaruh gabungan
adalah penting bagi kesuksesan. Hal ini memerlukan kombinasi atribut di atas,
dikoordinasikan untuk memberikan pendekatan bergabung- dan nilai bersih.
2-2
Pendampingan Dalam Rangka Manajemen Aset Pada PDAM (PC 9)
2-3
Pendampingan Dalam Rangka Manajemen Aset Pada PDAM (PC 9)
2-4
Pendampingan Dalam Rangka Manajemen Aset Pada PDAM (PC 9)
2-5
Pendampingan Dalam Rangka Manajemen Aset Pada PDAM (PC 9)
a. Yang tercantum di neraca seperti; Biaya Pra operasi & pengembangan, hak paten,
hak waralaba, HPH dst;
b. Yang tidak tercantum dalam neraca seperti; Pool of Employees
2-6
Pendampingan Dalam Rangka Manajemen Aset Pada PDAM (PC 9)
3 Williams, Haka, Bettner, Caecello, Financial & Managerial Accounting, Mc Graw – Hill International Edition
4 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2005 Tanggal 13 Juni 2005 Standar Akuntansi Pemerintahan
Pernyataan No. 07
2-7
Pendampingan Dalam Rangka Manajemen Aset Pada PDAM (PC 9)
Peralatan dan Mesin; Gedung dan Bangunan; Jalan, Irigasi, dan Jaringan; Aset Tetap
Lainnya; dan Konstruksi dalam Pengerjaan.
Untuk dapat diakui sebagai aset tetap, suatu aset harus berwujud dan memenuhi kriteria:
(a) Mempunyai masa manfaat lebih dari 12 (dua belas) bulan; (b) Biaya perolehan aset
dapat diukur secara andal; (c) Tidak dimaksudkan untuk dijual dalam operasi normal
entitas; dan (d) Diperoleh atau dibangun dengan maksud untuk digunakan.
2-8
Pendampingan Dalam Rangka Manajemen Aset Pada PDAM (PC 9)
e) Melakukan penghapusan aset yang efektif dengan nilai sisa (salvage value) yang
maksimal
f) Melaksanakan strategi pendanaan yang tepat untuk pengelolaan aset.
3. Melaksanakan pemantauan terhadap pelaksanaan pengelolaan aset, meliputi :
a) Melakukan pemantauan kinerja aset sebagai pertimbangan perlakukan pengelolaan
aset
b) Data dan informasi aset dimuktahirkan secara berkala sesuai dengan kebijakan dan
SOP yang ditetapkan perusahaan
4. Melakukan tindakan koreksi pengelolaan aset, meliputi :
a) Melakukan evaluasi pengelolaan aset dan mengidentifikasi penyimpangan
pelaksanannya
b) Melakukan tindakan koreksi terhadap penyimpangan pelaksanaan pengelolaan aset
c) Melakukan tindakan preventif untuk mencegah penyimpangan tidak terulang kembali
d) Melakukan review manajemen secara berkala keseluruhan dengan tujuan perbaikan
pengelolaan aset yang optimal
Pentingnya manajemen aset dikarenakan permintaan akan prasarana penyediaan air minum
terus meningkat, sumber daya terbatas, usia prasarana yang sudah lama, efisiensi produksi
dan distribusi semakin menurun, target cakupan pelayanan tidak tercapai, semua itu dapat
berakibat diperlukan investasi baru yang sangat mahal dan tidak optimalnya aset.
Penolakan terhadap kenaikan tarif air minum, kebutuhan investasi agar setiap rupiah
bermanfaat secara optimal, kebutuhan agar prasarana yang ada lebih efisien dengan
merubah pola kerja dari yang reaktif menjadi proaktif.
Paradigma yang ada selama ini ada hanya membangun, mengoperasikan aset belum pada
bagaimana cara mengelola aset. Sehingga dengan mengelola aset yang baik dapat
memperpanjang umur aset serta mengoptimalkan pemeliharaan dan penggantian aset.
Pengelolaan aset juga dapat digunakan sebagai pengambilan keputusan untuk
mengembangkan strategi pembiayaan jangka panjang yang lebih rinci dan kinerja yang
berkelanjutan kedepan.
2-9
Pendampingan Dalam Rangka Manajemen Aset Pada PDAM (PC 9)
3-1
Pendampingan Dalam Rangka Manajemen Aset Pada PDAM (PC 9)
B. Unit Produksi
Kapasitas Produksi yang telah dibangun belum semuanya dapat dimanfaatkan,
terhadap kapasitas produksi riil, kapasitas produksi yang dipergunakan dapat dilihat
pada tabel dibawah ini.
C. Unit Distribusi
Sistem Pengaliran PDAM Kota Palembang ke pelanggan dengan sistem gravitasi dan
pemompaan.
Untuk lebih jelasnya sistem pengaliran PDAM Kota Palembang dapat dilihat pada
tabel dibawah ini.
Tabel 3.2 : Sistem Pengaliran PDAM Kota Palembang
D. Unit Pelayanan
Jumlah penduduk yang terlayani menurut wilayah teknis maupun administratif adalah
sebanyak 1.341.995 jiwa dari jumlah penduduk sebanyak 1.504.634 jiwa. Cakupan
pelayanan PDAM Kota Palembang mencapai 95,36%.
3-2
Pendampingan Dalam Rangka Manajemen Aset Pada PDAM (PC 9)
Untuk lebih jelasnya cakupan pelayanan PDAM Kota Palembang dapat dilihat pada
tabel dibawah ini.
Tabel 3.3 : Cakupan pelayanan PDAM Kota PakembangTahun 2012
3-3
Pendampingan Dalam Rangka Manajemen Aset Pada PDAM (PC 9)
Tabel 3.4 : Kapasitas Produksi dan Tingkat Pelayanan Unit Pelayanan SPAM
Rambutan
Tahun 2013
Kap. Terpasang (L/det) 1.020
Kap. Produksi (L/det) 850
3
Jumlah Air Yang Terjual (M ) 1.376.355
3
Kap. Distribusi (M ) IPA Rambutan 1.907.571
3
Kap. Resevoir (M ) 12.000
Tipe IPA Konvensional
Luas Wilayah (KM2) + 35.910
Wilayah Distribusi Ilir Barat I, Ilir Barat II, Bukit Kecil, Sebagian Ilir Timur I
Jumlah Pelayanan (% ) 95%
Juml.Pelanggan (SL) 33.688
Jaringan distribusi utama pada Sistem Penyediaan Air Minum Rambutan menggunakan pipa
PVC dia. 200 mm, 150 mm, 100 mm. Teknis pengaliran distribusi dilakukan secara
Pemompaan dan gravitasi.
Unit Pelayanan Sistem Penyediaan Air Minum Rambutan meliputi wilayah :
Rambutan
Bukit Kecil
Ilir Barat 2
Sebagian Ilir Barat 1
Sebagian Ilir Timur 1
Sebagian Kecil Gandus
Sebagai Pilot Project untuk pekerjaan “Pendampingan Dalam Rangka Manajemen Asset
Pada PDAM (PC-9)” Kota Palembang dipilih Sistem Penyediaan Air Minum Rambutan yang
melayani daerah pelayanan Kecamatan Rambutan.
PDAM Tirta Musi Kota Palembang hingga saat ini telah mencatat aset berdasarkan harga
perolehan / harga beli termasuk biaya yang dikeluarkan sampai aktiva tersebut dapat
digunakan.
Pencatatan aset PDAM di Tirta Musi Kota Palembang dikelompokkan berdasarkan SAK
ETAP yaitu :
1. Tanah dan hak atas Tanah
2. Instalasi Sumber Air
3. Instalasi Pompa
4. Instalasi Pengolahan
5. Instalasi Transmisi dan Distribusi
6. Bangunan / Gedung
7. Peralatan dan Perlengkapan
8. Kendaraan / Alat Angkutan
3-4
Pendampingan Dalam Rangka Manajemen Aset Pada PDAM (PC 9)
3-5
Pendampingan Dalam Rangka Manajemen Aset Pada PDAM (PC 9)
3-6
Pendampingan Dalam Rangka Manajemen Aset Pada PDAM (PC 9)
3-7
Pendampingan Dalam Rangka Manajemen Aset Pada PDAM (PC 9)
3-8
Pendampingan Dalam Rangka Manajemen Aset Pada PDAM (PC 9)
3-9
Pendampingan Dalam Rangka Manajemen Aset Pada PDAM (PC 9)
3-10
Pendampingan Dalam Rangka Manajemen Aset Pada PDAM (PC 9)
3-11
Pendampingan Dalam Rangka Manajemen Aset Pada PDAM (PC 9)
3-12
Pendampingan Dalam Rangka Manajemen Aset Pada PDAM (PC 9)
Permasalahan manajemen aset PDAM Kota Palembang adalah pencatatan riwayat aset
yang masih parsial atau terpisah belum dalam satu catatan induk /data base mengenai
aset dari perolehan hingga total biaya siklus hidup aset dan kondisi dan kinerja aset serta
dampak / resiko kegagalan suatu aset terutama data riwayat aset yang tahun
perolehannya/ dibangun pada tahun 1982. Permasalahan lain aset-aset yang mengalami
modifikasi tidak terinformasikan secara menyeluruh kepada bagian inventarisasi aset.
Skematik SPAM Rambutan dapat dilihat pada gambar 3.1 berikut ini.
3-13
Pendampingan Dalam Rangka Manajemen Aset Pada PDAM (PC 9)
3-14
Pendampingan Dalam Rangka Manajemen Aset Pada PDAM (PC 9)
3-15
Pendampingan Dalam Rangka Manajemen Aset Pada PDAM (PC 9)
Cakupan pelayanan tersebut naik sebesar 20% yang disebabkan adanya penurunan
asumsi penduduk tahun 2010 sebesar 624.299 jiwa, sedangkan hasil sensus penduduk yang
dikeluarkan BPS tahun 2010 jumlah penduduk Kota Surakarta sebesar 499.337 jiwa
ditambah perkiraan pertumbuhan 0.565% di tahun 2011.
Cakupan pelayanan PDAM Kota Surakarta mencapai 77.23% diatas target nasional
(RPJMN) tahun 2011 sebesar 62.5%, namun belum mencapai target pelayanan sesuai
dengan Instruksi Mentri Dalam Negeri Nomor 24 tahun 1999 tanggal 18 mei 1999, yaitu
target pelayanan untuk penduduk sektor perkotaan sebesar 80%, hal tersebut disebabkan :
Keterbatasan sumber air baku di Kota Surakarta
Banyaknya pelanggan yang tutup (1.104)
Selain data jumlah penduduk terlayani PDAM di Kota Surakarta juga terdapat penduduk
yang menikmati air bersih dari Program Air Bersih yang berasal dari Dana Alokasi Khusus
(DAK) sebesar 701 SR (4.206 jiwa) atau dengan cakupan pelayanan sebesar 0.86%
sehingga total cakupan pelayanan PDAM Kota Surakarta sebesar 392.004 jiwa atau
sebesar 78.06%.
Upaya-upaya yang telah dan akan dilakukan PDAM Kota Surakarta untuk meningkatkan
percepatan pencapaian pelayanan air bersih adalah :
Penambahan SR baru tahun 2011 sebanyak 1.158 SR
Penyertaan Pemerintah Kota Surakarta sebesar Rp 1 Milyar yang bisa digunakan
untuk penambahan pelanggan sekitar 3000 SR
Program Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Regional Wonogiri Sukoharja Solo
Karanganyar (Wosusokas).
B. Unit Produksi
Kapasitas Produksi yang telah dibangun belum semuanya dapat dimanfaatkan,
terhadap kapasitas produksi riil, kapasitas produksi yang dipergunakan dapat dilihat
pada tabel dibawah ini.
3-16
Pendampingan Dalam Rangka Manajemen Aset Pada PDAM (PC 9)
C. Unit Distribusi
Sistem Pengaliran PDAM Kota Surakarta ke pelanggan dengan sistem gravitasi dan
pemompaan.
Untuk lebih jelasnya sistem pengaliran PDAM Kota Surakarta dapat dilihat pada tabel
dibawah ini.
Tabel 3.11 : Sistem Pengaliran PDAM Kota Surakarta
D. Unit Pelayanan
Jumlah penduduk yang terlayani menurut wilayah teknis maupun administratif adalah
sebanyak 387.798 jiwa atau 77.23% dari jumlah penduduk sebanyak 502.158 jiwa.
Cakupan pelayanan tersebut naik sebesar 20% yang disebabkan adanya penurunan
asumsi penduduk tahun 2010 sebesar 624.299 jiwa, sedangkan hasil sensus penduduk
yang dikeluarkan BPS tahun 2010 jumlah penduduk Kota Surakarta sebesar 499.337
jiwa ditambah perkiraan pertumbuhan 0.565% di tahun 2011.
Cakupan pelayanan PDAM Kota Surakarta mencapai 77.23% diatas target nasional
(RPJMN) tahun 2011 sebesar 62.5%, namun belum mencapai target pelayanan sesuai
dengan Instruksi Mentri Dalam Negeri Nomor 24 tahun 1999 tanggal 18 mei 1999,
yaitu target pelayanan untuk penduduk sektor perkotaan sebesar 80%, hal tersebut
disebabkan :
Keterbatasan sumber air baku di Kota Surakarta
3-17
Pendampingan Dalam Rangka Manajemen Aset Pada PDAM (PC 9)
3-18
Pendampingan Dalam Rangka Manajemen Aset Pada PDAM (PC 9)
Pelaksanaan manajemen aset PDAM Kota Surakarta hingga saat ini telah mencatat aset
berdasarkan harga perolehan / harga beli termasuk biaya yang dikeluarkan sampai
aktiva tersebut dapat digunakan.
Pencatatan aset PDAM Kota Surakarta dikelompokkan berdasarkan SAK ETAP yaitu :
1. Tanah dan hak atas Tanah
2. Instalasi Sumber Air
3. Instalasi Pompa
4. Instalasi Pengolahan
5. Instalasi Transmisi dan Distribusi
6. Bangunan / Gedung
7. Peralatan dan Perlengkapan
8. Kendaraan / Alat Angkutan
9. Inventaris dan Perabot Kantor
Informasi lain yang didapat didalam pencatatan berupa kode aset, tanggal perolehan,
penyusutan, akumulasi penyusutan, nilai buku dan lokasi aset tersebut berada.
Daftar aset PDAM Kota Surakarta meliputi :
1. Nama Aset
2. Lokasi
3. Tahun Perolehan
4. Kelompok Harta
5. Harga Perolehan
6. Akumulasi Penyusutan
7. Nilai Buku
8. % Penyusutan
9. Penyusutan
10. Keterangan
Biaya-biaya yang timbul dari aset seperti biaya operasi, pemeliharaan, penggantian spare
part dan perbaikan dilakukan pencatatan secara terpisah oleh bagian keuangan. PDAM
Kota Surakarta melaksanakan manajemen aset dengan membentuk bagian inventarisasi
aset yang dikepalai oleh Kepala bagian.
Sebagai pilot project kegiatan pendampingan manajemen aset PDAM Kota Surakarta
memilih Ssitem Penyediaan Air Minum Unit Jurug yang melayani Kelurahan Jebres
Kecamatan Jebres Kota Surakarta.
IPA Jurug menggunakan air permukaan dari sungai Bengawan Solo, pengolahan air
dilakukan secara lengkap. Air yang masuk dari pipa transmisi, dibubuhi bahan kimia
dengan dosis PAC untuk membantu proses pembentukan flok-flok. Proses pembubuhan ini
dilakukan dengan menggunakan pompa. Setelah melalui pengadukan lambat, flok-flok
yang telah menggumpal diendapkan dalam bak sedimentasi. Tahap berikutnya adalah
menuju ke unit filtrasi. Air yang telah diolah kemudian di tampung dalam ground reservoir
kapasitas 500 m3.
3-19
Pendampingan Dalam Rangka Manajemen Aset Pada PDAM (PC 9)
Tabel dibawah ini menjelaskan kapasitas yang terpasang di IPA Jurug PDAM Kota
Surakarta
Tabel 3.13 : Data Teknis IPA Jurug PDAM Kota Surakarta Tahun 2012
Tahun 2009 2010 2011 2012
3
Kap. Terpasang (M ) 3.153.600 3.153.600 3.153.600 3.153.600
3
Kap. Produksi (M ) 2.551.137,13 3.052.474,4 2.710.512,9 3.153.369,5
3
Kap. Distribusi (M ) IPA Jurug 2.415.730,00 2.854.175,0 2.581.911,7 2.997.210,5
Jumlah Penjualan (M )
3 2.310.556 2.332.544 2.108.337 2.059.797
PDAM Kota Surakarta baru melakukan pencatatan / inventarisir data mengenai aset
dimulai tahun 2010 dengan dibentuknya struktur organisasi untuk menangani masalah
manajemen aset PDAM dibawah Bagian Inventarisasi Aset.
Berikut ini tabel inventarisasi aset PDAM Kota Surakarta :
3-20
Pendampingan Dalam Rangka Manajemen Aset Pada PDAM (PC 9)
3-21
Pendampingan Dalam Rangka Manajemen Aset Pada PDAM (PC 9)
Tabel 3.17 : Daftar Aset Instalasi Transmisi dan Distribusi Unit Jurug
3-22
Pendampingan Dalam Rangka Manajemen Aset Pada PDAM (PC 9)
Permasalahan manajemen aset PDAM Kota Surakarta apabila dilihat dari tabel-tabel
diatas pelaksanaan manajemen aset baru pada sebagian pencatatan/inventarisasi aset.
yang terinformasikan hanya sekedar kode data, nama aset, kode jenis, akumulasi
penyusutan, harga perolehan, lokasi dan status serta nilai buku aset. Total biaya siklus hidup
aset, kondisi dan kinerja hingga optimalisasi operasional expenditure dan capital
expenditure suatu aset belum dapat terinformasikan sehingga strategi pembaruan aset
tidak dapat dilakukan. Sehingga tidak dapat diketahui berapa besar biaya untuk
pemeliharaan, biaya perbaikan maunpun biaya penggantian spare part yang telah
dilakukan.
Skematik Sistem Penyediaan Air Minum Lokasi Jurug Kelurahan Jebres Kecamatan Jebres
Kota Surakarta dengan sumber air permukaan Sungai Bengawan Solo adalah sebagai
berikut :
3-23
Pendampingan Dalam Rangka Manajemen Aset Pada PDAM (PC 9)
3-24
Pendampingan Dalam Rangka Manajemen Aset Pada PDAM (PC 9)
3-25
Pendampingan Dalam Rangka Manajemen Aset Pada PDAM (PC 9)
3-26
Pendampingan Dalam Rangka Manajemen Aset Pada PDAM (PC 9)
3-27
Pendampingan Dalam Rangka Manajemen Aset Pada PDAM (PC 9)
Tabel 3.18 : Data Teknis Sistem Penyediaan Air Minum di PDAM Kabupaten Klaten
Jenis Kapasitas Kapasitas Kapasitas Produksi Jumlah Tingkat Pelayanan
No. SPAM PDAM Kab. Klaten Sumber Air Pengolahan Sumber Terpasang Produksi Ril Rata-rata Sambungan Wilayah Jumlah Penduduk Persen
(l/dt) (l/dt) (l/dt) (l/dt) (SR) Pelayanan Penduduk Terlayani Pelayanan
I SPAM Ibukota Kabupaten 331,00 219,5 219,5 175,4 15.064 4 Kecamatan 126.428 75.320 59,58
1 SPAM Kota Klaten 1 Mata air Geneng Klorinasi 213,00 140,0 140,0 1 Kec. Klaten Utara
2 Mata air Lanang Klorinasi 88,00 50,0 50,0 2 Kec. Klaten Tengah
3 Sumur dalam Gayamprit IPA Lengkap 15,00 15,0 15,0 3 Kec. Klaten Selatan
4 Sumur dalam Pamardikarya Pressure Filter 15,00 14,5 14,5 4 Kec. Kalikotes
II SPAM IKK 1.435,50 229,5 229,5 137,7 15.768 12 Kecamatan 283.466 78.840 27,81
1 SPAM IKK Prambanan 30,00 30,0 30,0 11,9 1.003 1 Kecamatan 23.059 5.015 21,75
SPAM IKK Prambanan 1 Sumur dalam Kebondalem Lor Klorinasi 10,00 10,0 10,0 1 Kec. Prambanan
2 Sumur dalam Taskombang 10,00
IPA Lengkap 20,0 20,0
3 Sumur dalam Kokosan 10,00
2 SPAM IKK Karanganom 981,50 35,5 35,5 40,0 4.277 3 Kecamatan 41.671 21.385 51,32
SPAM IKK Karanganom 1 Mata air Ponggok Klorinasi 899,00 25,0 25,0 1 Kec. Karanganom
2 Mata air Jolotundo Klorinasi 75,00 5,5 5,5 2 Kec. Ceper
3 Sumur dalam Pondok Pressure Filter 7,50 5,0 5,0 3 Kec. Polanharjo
Blm beroperasi sejak 2009 4 Sumur dalam Jatinom Aerasi + SPC Blm beroperasi sejak 2009
3 SPAM IKK Karangnongko 29,00 10,0 10,0 4,8 633 1 Kecamatan 8.168 3.165 38,75
SPAM IKK Karangnongko Mata air Sliling Klorinasi 29,00 10,0 10,0 1 Kec. Karangnongko
4 SPAM IKK Kemalang 35,00 20,0 20,0 4,9 652 2 Kecamatan 6.421 3.260 50,77
SPAM IKK Kemalang 1 Mata air Sliling Klorinasi 20,00 6,0 6,0 1 Kec. Kemalang
2 Sumur dalam Warung Air Klorinasi 15,00 14,0 14,0 2 Kec. Manisrenggo
5 SPAM IKK Delanggu 325,00 34,0 34,0 27,6 3.117 1 Kecamatan 40.186 15.585 38,78
SPAM IKK Delanggu 1 Mata air Wangen Klorinasi 25,00 14,0 14,0 1 Kec. Delanggu
2 Mata air Nila Klorinasi 300,00 20,0 20,0
6 SPAM IKK Wedi 35,00 25,0 25,0 11,0 922 1 Kecamatan 26.808 4.610 17,20
SPAM IKK Wedi Mata air Sendang Klorinasi 35,00 25,0 25,0 1 Kec. Wedi
7 SPAM IKK Ceper+Pedan+Cawas - 75,0 75,0 37,5 5.164 4 Kecamatan 137.153 25.820 18,83
- SPAM IKK Ceper Mata air Nila Klorinasi - 1 Kec. Ceper
- SPAM IKK Pedan 2 Kec. Pedan
- SPAM IKK Cawas 3 Kec. Cawas
4 Kec. Trucuk
TOTAL 1.766,50 449,0 449,0 313,0 30.832 16 Kecamatan 409.894 154.160 37,61
3-28
Pendampingan Dalam Rangka Manajemen Aset Pada PDAM (PC 9)
Gambar 3.3 : Pelayanan PDAM Kabupaten Klaten (Per Akhir Tahun 2012)
TULUNG
4 IKK Karangnongko 10 IKK Cawas
IKK Kemalang
KEMALANG POLANHARJO
Kap.Terpasang = 20 l/dt
Produksi Rata2 = 4,9 l/dt DELANGGU
5 PDAM Kabupaten Klaten
Pelanggan = 652 SR WONOSARI
JATINOM
NRW = 16,53% 3 6 Kap.Terpasang = 449 l/dt
Produksi Rata2 = 313 l/dt
4 KR ANOM
Pelanggan = 30.832 SR
JUWIRING
NRW = 28,08%
KR NONGKO
IKK Karangnongko Tingkat Konsumsi Air
NGAWEN = 18,83 m3/samb/bln
Kap.Terpasang = 10 l/dt CEPER Tingkat Pelayanan
Produksi Rata2 = 4,8 l/dt = 37,61%
Pelanggan = 633 SR MANISRENGGO
KLATEN
UTARA
8 PEDAN
KB ARUM
NRW = 21,68% 1 9 KR DOWO
KLATEN
TENGAH KALIKOTES
KLATEN UTARA
SELATAN TRUCUK
JOGONALAN
PRAMBANAN
2 10
7 CAWAS
GANTIWARNO WEDI
BAYAT
3-29
Pendampingan Dalam Rangka Manajemen Aset Pada PDAM (PC 9)
Jumlah penduduk yang terlayani sebanyak 262.172 jiwa atau 20.05% dari jumlah
penduduk sebanyak 1.307.562 jiwa. Selain dari pada PDAM Kabupaten Klaten,
pelayanan air bersih juga dilakukan oleh Pemeritah Kabupaten Klaten melalui Program
Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (Pamsimas). Cakupan pelayanan
masih dibawah target RPJMN tahun 2011 sebesar 68.90% disebabkan terbatasnya
jaringan transmisi dan distribusi, kurangnya kesadaran masyarakat terutama di pedesaan
akan pentingnya air bersih untuk kesehatan dan tingkat penghasilan masyarakat yang
relatif masih rendah. Selama tahun 2011, PDAM Kabupaten Klaten telah berupaya untuk
meningkatkan cakupan pelayanannya yaitu dengan pengembangan sambungan rumah
bersumber dana dari AusAID yang dihibahkan kepada Pemerintah Daerah Kabupaten
Klaten dalam bentuk program MBR melalui Pemerintah Pusat Cq Kementerian Keuangan.
Dimasa mendatang PDAM Kabupaten Klaten masih sedang berupaya memperluas jaringan
SR dari sumber dana yang sama.
Kondisi tersebut masih di bawah target nasional untuk program MDG”s yaitu mampu
memberikan pelayanan air minum sebanyak 68.90%, target tersebut merupakan target ke
7 yaitu memastikan kelestarian lingkungan hidup. Jumlah penduduk yang belum dapat
dilayani ini pada dasarnya merupakan potensi tersendiri untuk memperluasusaha PDAM
Kabupaten Klaten.
Untuk pengembangan pelayanan, sosialisasi kepada masyarakat melibatkan instansi terkait
(Dinas Kesehatan dan Puskesmas), sehingga pada tahun tahun mendatang diharapkan
masyarakat terdorong untuk melakukan pemasangan baru. Untuk itu dalam pelaksanaan
peningkatan pelayanan kami malakukan :
Instruksi kepada bagian teknik dan bagian langganan untuk melakukan survey dan
penelitian untuk menyempurnakan perencanaan penentuan lokasi jaringan.
Meningkatkan koordinasi untuk bersama sama meningkatkan kegiatan yang
bertujuan meningkatkan penambahan pelanggan,
Merencanakan kegiatan dan mengalokasikan anggaran pemasaran untuk program
pemasangan sambungan baru.
3-30
Pendampingan Dalam Rangka Manajemen Aset Pada PDAM (PC 9)
B. Unit Produksi
Kapasitas produksi yang telah di bangun sudah semuanya dapat dimanfaatkan,
demikian juga terhadap kapasitas produksi Riil juga sudah dapat dipergunakan
sepenuhnya.
Untuk lebih jelasnya kapasitas produksi Kabupaten Klaten dapat dilihat pada tabel di
bawah ini.
Tabel 3.19 : Kapasitas Produksi PDAM Kabupaten Klaten
C. Unit Distribusi
Sistem Pengaliran PDAM Kabupaten Klaten ke pelanggan dengan sistem gravitasi dan
pemompaan.
3-31
Pendampingan Dalam Rangka Manajemen Aset Pada PDAM (PC 9)
Untuk lebih jelasnya sistem pengaliran PDAM Kabupaten Klaten dapat dilihat pada
tabel dibawah ini.
Tabel 3.20 : Sistem Pengaliran PDAM Kabupaten Klaten
D. Unit Pelayanan
Jumlah penduduk yang terlayani sebanyak 262.172 jiwa atau 20.05% dari jumlah
penduduk sebanyak 1.307.562 jiwa. Selain dari pada PDAM Kabu[aten Klaten,
pelayanan air bersih juga dilakukan oleh Pemeritah Kabupaten Klaten melalui Program
Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (Pamsimas). Cakupan
pelayanan masih dibawah target RPJMN tahun 2011 sebesar 68.90% disebabkan
terbatasnya jaringan transmisi dan distribusi, kurangnya kesadaran masyarakat
terutama di pedesaan akan pentingnya air bersih untuk kesehatan dan tingkat
penghasilan masyarakat yang relatif masih rendah. Selama tahun 2011, PDAM
Kabupaten Klaten telah berupaya untuk meningkatkan cakupan pelayanannya yaitu
dengan pengembangan sambungan rumah bersumber dana dari AusAID yang
dihibahkan kepada Pemerintah Daerah Kabupaten Klaten dalam bentuk program MBR
melalui Pemerintah Pusat Cq Kementerian Keuangan. Dimasa mendatang PDAM
Kabupaten Klaten masih sedang berupaya memperluas jaringan SR dari sumber dana
yang sama.
Kondisi tersebut masih di bawah target nasional untuk program MDG”s yaitu mampu
memberikan pelayanan air minum sebanyak 68.90%, target tersebut merupakan
target ke 7 yaitu memastikan kelestarian lingkungan hidup. Jumlah penduduk yang
belum dapat dilayani ini pada dasarnya merupakan potensi tersendiri untuk
memperluasusaha PDAM Kabupaten Klaten.
Untuk pengembangan pelayanan, sosialisasi kepada masyarakat melibatkan instansi
terkait (Dinas Kesehatan dan Puskesmas), sehingga pada tahun tahun mendatang
3-32
Pendampingan Dalam Rangka Manajemen Aset Pada PDAM (PC 9)
diharapkan masyarakat terdorong untuk melakukan pemasangan baru. Untuk itu dalam
pelaksanaan peningkatan pelayanan kami malakukan :
Instruksi kepada bagian teknik dan bagian langganan untuk melakukan survey
dan penelitian untuk menyempurnakan perencanaan penentuan lokasi jaringan.
Meningkatkan koordinasi untuk bersama sama meningkatkan kegiatan yang
bertujuan meningkatkan penambahan pelanggan,
Merencanakan kegiatan dan mengalokasikan anggaran pemasaran untuk
program pemasangan sambungan baru.
Untuk lebih jelasnya cakupan pelayanan PDAM Kabupaten Klaten dapat dilihat pada
tabel dibawah ini.
Tabel 3.21 : Cakupan pelayanan PDAM Kabupaten Klaten Tahun 2011
3-33
Pendampingan Dalam Rangka Manajemen Aset Pada PDAM (PC 9)
Tabel 3.22 : Sumber Air Baku, Jenis Pengolahan, Kapasitas Terpasang &
Kapasitas Produksi
Tahun 2012
Jaringan distribusi utama pada sistem sumur dalam Wedi menggunakan pipa PVC dia. 200
mm, 150 mm, 100 mm. Teknis pengaliran distribusi dilakukan secara gravitasi.
Pelayanan SPAM IKK Wedi saat ini melayani 11 kelurahan/ desa dengan jumlah
pelanggan 922 pelanggan:
Pelaksanaan Manajemen Aset PDAM Kabupaten Klaten selama ini dilakukan baru pada
tahap inventarisasi data aset, berdasarkan kelompok aktiva sesuai dengan standar laporan
keuangan, belum pada tahapan mengenai kondisi maupun kinerja aset serta biaya yang
timbul dengan dioperasionalkannya aset tersebut.
Pencatan aset PDAM Kabupaten Klaten terdiri dari :
1. Tanah dan hak atas Tanah
2. Instalasi Sumber Air
3. Instalasi Pompa
3-34
Pendampingan Dalam Rangka Manajemen Aset Pada PDAM (PC 9)
4. Instalasi Pengolahan
5. Instalasi Transmisi dan Distribusi
6. Bangunan / Gedung
7. Peralatan dan Perlengkapan
8. Kendaraan / Alat Angkutan
9. Inventaris dan Perabot Kantor
Informasi lain yang didapat dalam pencatatan aset PDAM berupa :
1. No
2. Nama Barang
3. No Kode Pembukuan
4. Nilai Perolehan
5. Akumulasi Penyusutan
6. Biaya Penyusutan Nilai Buku
Biaya-biaya yang timbul akibat aset yang dioperasikan seperti biaya operasi,
pemeliharaan, penggantian spare part dan perbaikan dilakukan didalam pencatatan
keuangan dan terpisah tidak dimasukan kedalam data riwayat hidup aset.
Didalam pembukuan aset dicatat berdasarkan kontrak kegiatan, sehingga mempersulit
PDAM didalam pemilahan jenis aset apa saja yang telah ditanam.
Sebagai pilot project kegiatan pendampingan manajemen aset PDAM Kabupaten Klaten
memilih Sistem Penyediaan Air Minum Mata Air Sendang.
Berikut ini tabel inventarisasi aset PDAM Kabupaten Klaten :
3-35
Pendampingan Dalam Rangka Manajemen Aset Pada PDAM (PC 9)
Tabel 3.23 : Daftar Aset Instalasi Sumber Air Mata Air Sendang (Wedi)
3-36
Pendampingan Dalam Rangka Manajemen Aset Pada PDAM (PC 9)
3-37
Pendampingan Dalam Rangka Manajemen Aset Pada PDAM (PC 9)
Permasalahan manajemen aset yang selama ini dihadapi oleh PDAM Kabupaten Klaten
adalah menganai data riwayat aset terdahulu, dikarenakan riwayat aset belum tercatat
secara teratur sehingga tidak dapat diketahui berapa besar biaya untuk pemeliharaan,
biaya perbaikan maunpun biaya penggantian spare part yang telah dilakukan. PDAM
Kabupaten Klaten baru melakukan pencatatan / inventarisir data sesuai dengan kebutuhan
laporan keuangan.
Skematik dan Layout SPAM IKK Wedi Kabupaten Klaten dapat dilihat pada gambar 3.4
berikut ini.
3-38
Pendampingan Dalam Rangka Manajemen Aset Pada PDAM (PC 9)
3-39
Pendampingan Dalam Rangka Manajemen Aset Pada PDAM (PC 9)
3-40
Pendampingan Dalam Rangka Manajemen Aset Pada PDAM (PC 9)
4-1
Pendampingan Dalam Rangka Manajemen Aset Pada PDAM (PC 9)
Tabel 4.1 : Jadwal Kegiatan Pelaksanaan Pendampingan Manajemen Aset Kota Palembang
4-2
Pendampingan Dalam Rangka Manajemen Aset Pada PDAM (PC 9)
Tabel 4.2 : Jadwal Kegiatan Pelaksanaan Pendampingan Manajemen Aset Kota Surakarta
4-3
Pendampingan Dalam Rangka Manajemen Aset Pada PDAM (PC 9)
Tabel 4.3 : Jadwal Kegiatan Pelaksanaan Pendampingan Manajemen Aset Kabupaten Klaten
4-4
Pendampingan Dalam Rangka Manajemen Aset Pada PDAM (PC 9)
4-5
Pendampingan Dalam Rangka Manajemen Aset Pada PDAM (PC 9)
4-6
Pendampingan Dalam Rangka Manajemen Aset Pada PDAM (PC 9)
4-7
Pendampingan Dalam Rangka Manajemen Aset Pada PDAM (PC 9)
4-8
Pendampingan Dalam Rangka Manajemen Aset Pada PDAM (PC 9)
PENILAIAN KONDISI
Nilai Uraian Tingkat
Kondisi Pemeliharaan
1 Kondisi baru PP biasa
2
3 Hanya kerusakan kecil (non fungsional) PP biasa, PK kecil
4
5 Kemerosotan sedang PP biasa, PK utama
6
7 Kemerosotan signifikan Perbaikan Utama,
Rehabilitasi
8
9 Kelihatannya tidak bisa diperbiaki Kemungkinan Rehabilitasi
10 Tidak bisa diperbaikai Penggantian
Keterangan
PP = Pemeliharaan Preventif
PK = Pemeliharaan Korektif
12. Kinerja
Dicantumkan kinerja aset sesuai tabel berikut ini disesuaikan dengan kondisi pada
saat dilakukan pendataan terakhir. Ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah aset
beroperasi efisen atau tidak.
KINERJA
Nilai Uraian
Kinerja
1 Sama atau melebihi target kinerja
2 Penyimpangan target kinerja yg tak signifikan
3 Defisiensi kinerja yang berarti
4 Defisieani kinerja yang besar
5 Sama sekali tidak mencapai target apapun
4-9
Pendampingan Dalam Rangka Manajemen Aset Pada PDAM (PC 9)
Dicantumkan target kinerja aset yang diharapkan sesuai tabel berikut disesuaikan
dengan kondisi pada saat dilakukan pendataan terakhir.
4-10
Pendampingan Dalam Rangka Manajemen Aset Pada PDAM (PC 9)
4-11
Pendampingan Dalam Rangka Manajemen Aset Pada PDAM (PC 9)
Faktor Redundansi dicantumkan sesuai dengan tabel berikut ini pada saat asset
didata (posisi terakhir)
Faktor Redundansi
Tingkat Redundansi Reduksi
50% Cadangan 50%
100% Cadangan 90%
200% Cadangan Kedua 98%
20. Probabilitas gagal
Probabilitas gagal merupakan indicator didalam penentuan kegagalan suatu asset
sehingga semakin besar persentase kegagalan suatu asset semakin besar pula
kemungkinan asset ini mengalami kegagalan.
Dicantumkan probabilitas gagal table berikut.
Kemungkinan / Probabilita Gagal (PG)
% of Usia Manfaat Efektif Nilai PG
0% 1
10% 2
20% 3
30% 4
40% 5
50% 6
60% 7
70% 8
80% 9
90% 10
4-12
Pendampingan Dalam Rangka Manajemen Aset Pada PDAM (PC 9)
4-13
Pendampingan Dalam Rangka Manajemen Aset Pada PDAM (PC 9)
4-14
Pendampingan Dalam Rangka Manajemen Aset Pada PDAM (PC 9)
4-15
Pendampingan Dalam Rangka Manajemen Aset Pada PDAM (PC 9)
Setelah dilakukan hasil pendampingan PDAM dapat memahami arti penting mengenai
manajemen aset dan yang selama ini PDAM lakukan baru tahap inventarisasi.
Adapun kegunaan dan manfaat yang diterima oleh PDAM Kota Palembang dengan
adanya kegiatan manajemen aset antara lain :
1. Bahwa perlunya identifikasi aset tetap untuk mempermudahkan nama dan keberadaan
suatu aset serta status aset tersebut.
2. Dapat mengetahui biaya investasi dan perawatan secara menyeluruh.
3. Dapat mengoptimalisasi aset yang ada.
4. Menyusun pola / rumusan siklus hidup pengelolaan aset.
5. Pengelolaan aset tetap kini menjadi lebih handal.
6. Efisiensi dan efektifitas pengelolaan aset dapat terjaga.
7. Kebijakan dalam berinvestasi kedepan lebih tepat guna.
4-16
Pendampingan Dalam Rangka Manajemen Aset Pada PDAM (PC 9)
4-17
Pendampingan Dalam Rangka Manajemen Aset Pada PDAM (PC 9)
Pencatatan aset yang selama ini dilakukan oleh PDAM adalah belum mencatat aset terinci
secara detail.
Manfaat dari pendampingan manajemen aset adalah sebagai berikut :
1. Terinformasinya seluruh data mengenai aset PDAM dari unit air baku hingga pelayanan
berdasarkan catatan dan hirarki aset tersebut.
2. Dengan melaksanakan manajemen aset dapat diketahui kondisi aset saat ini.
3. Analisis resiko / kekritisan dari aset tersebut dapat diketahui sehingga PDAM dapat
membuat strategi atau rekomendasi apakah aset tersebut perlu pembaharuan,
pemeliharaan atau penghapusan.
Tabel manajemen aset hasil pendampingan dapat dilihat pada lampiran.
4-18
Pendampingan Dalam Rangka Manajemen Aset Pada PDAM (PC 9)
4-19
Pendampingan Dalam Rangka Manajemen Aset Pada PDAM (PC 9)
4-20
Pendampingan Dalam Rangka Manajemen Aset Pada PDAM (PC 9)
5-1
Pendampingan Dalam Rangka Manajemen Aset Pada PDAM (PC 9)
5-2
Pendampingan Dalam Rangka Manajemen Aset Pada PDAM (PC 9)
5-3
Pendampingan Dalam Rangka Manajemen Aset Pada PDAM (PC 9)
5-4
Pendampingan Dalam Rangka Manajemen Aset Pada PDAM (PC 9)
l. Ditinjau secara berkala untuk memastikan bahwa hal itu masih tetap efektif dan
konsisten dengan kebijakan manajemen aset dan rencana strategis organisasi dan
dengan kebijakan dan strategi organisasi lainnya.
5-5
Pendampingan Dalam Rangka Manajemen Aset Pada PDAM (PC 9)
Rencana manajemen aset harus disampaikan kepada semua pihak terkait dengan secara
detail sesuai dengan partisipasi mereka atau kepentingan bisnis dalam penyampaian
rencana.
Dalam pengembangan rencana pengelolaan aset , organisasi harus memastikan bahwa
pengaturan yang sesuai, kebijakan fungsional, standar, proses dan / atau prosedur ,
memungkinkan pengelolaan aset dan sumber daya yang tersedia untuk pelaksanaan yang
efektif efisien dan biaya rencana.
Perencanaan dibuat untuk:
Memberikan pengarahan baik untuk manajer maupun karyawan nonmanajerial
Mengetahui kapan pelaksanaan dan selesainya suatu kegiatan.
Mengetahui siapa saja yang terlibat (struktur organisasinya), baik kualifikasinya
maupun kuantitasnya.
Mendapatkan kegiatan yang sistematis termasuk biaya dan kualitas pekerjaan.
Meminimalkan kegiatan-kegiatan yang tidak produktif dan menghemat, biaya,
tenaga, dan waktu.
Memberikan gambaran yang menyeluruh mengenai kegiatan pekerjaan.
Menyerasikan dan memadukan beberapa subkegiatan.
Mendeteksi hambatan kesulitan yang bakal ditemui.
Kebutuhan Perencanaan Aset dimaksudkan agar aset yang dibutuhkan tepat jenis, tepat
jumlah, tepat waktu, tepat mutu.
Perencanaan adalah suatu proses pemilihan dan pemikiran yang menghubungkan fakta-
fakta berdasarkan asumsi-asumsi yang berkaitan dengan masa datang dengan
menggambarkan dan merumuskan kegiatan-kegiatan tertentu yang diyakini diperlukan
untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu dan menguraikan bagaimana pencapaiannya.
D. Perencanaan kontinjensi
Organisasi harus menetapkan, menerapkan, dan memelihara rencana dan / atau prosedur
untuk mengidentifikasi dan menanggapi insiden dan situasi darurat, dan memelihara
kelangsungan kegiatan pengelolaan aset kritis.
Dalam mengembangkan rencana dan prosedur , organisasi harus mempertimbangkan:
a. Risiko aset terkait yang, jika direalisasikan, bisa mengakibatkan insiden atau situasi
darurat;
b. Gangguan potensial untuk kegiatan pengelolaan aset kritis;
c. Tindakan yang paling tepat untuk menanggapi situasi insiden atau keadaan darurat,
dan mengurangi kemungkinan konsekuensi;
d. Kompetensi dan pelatihan personil yang dibutuhkan untuk merespon keadaan darurat;
e. Kebutuhan pemangku kepentingan terkait yang mungkin terpengaruh oleh insiden atau
situasi darurat, atau yang mungkin diperlukan untuk mendukung organisasi untuk
merespon peristiwa tersebut
5-6
Pendampingan Dalam Rangka Manajemen Aset Pada PDAM (PC 9)
Rencana dan / atau prosedur harus mengidentifikasi bagaimana organisasi akan merespon,
dan mengelola, insiden dan situasi darurat, dan harus mencakup informasi tentang:
a. Personel penting, layanan darurat dan lembaga eksternal, termasuk rincian kontak;
b. Pengaturan untuk komunikasi internal dan eksternal;
c. Bagaimana organisasi akan mempertahankan atau memulihkan kegiatan pengelolaan
aset penting dalam hal terjadi gangguan;
d. Penyediaan sumber daya, dan pemeliharaan peralatan apapun, fasilitas atau
layanan yang bias diperlukan selama gangguan, insiden atau situasi darurat;
e. Pencatatan informasi penting sementara menanggapi, dan mengelola, insiden dan
keadaan darurat;
f. Proses untuk kembali ke operasi normal.
Organisasi harus meninjau secara berkala, menguji dan, di mana dianggap perlu, merevisi
rencana dan / atau prosedur untuk insiden dan kesiapsiagaan dan respon darurat dan
kesinambungan aset penting kegiatan pengelolaan.
5-7
Pendampingan Dalam Rangka Manajemen Aset Pada PDAM (PC 9)
g. Memastikan risiko aset terkait diidentifikasi, dinilai dan dikendalikan, dan termasuk
dalam kerangka kerja manajemen risiko secara keseluruhan organisasi;
h. Memastikan ketersediaan sumber daya yang memadai;
i. Berkomunikasi dengan semua pihak terkait pentingnya mematuhi persyaratan sistem
manajemen aset untuk mencapai rencana strategis organisasi.
5-8
Pendampingan Dalam Rangka Manajemen Aset Pada PDAM (PC 9)
F. .Manajemen Informasi
Dalam manajemen informasi, organisasi harus :
a. Mengidentifikasi informasi manajemen aset yang diperlukan untuk memenuhi
persyaratan dengan mempertimbangkan semua fase siklus hidup asset;
b. Merancang, menerapkan dan memelihara sistem untuk mengelola informasi
manajemen asset;
5-9
Pendampingan Dalam Rangka Manajemen Aset Pada PDAM (PC 9)
G. Manajemen Risiko
Manajemen risiko merupakan bagian integral dari semua proses manajemen asset, dan
merupakan landasan penting bagi pengelolaan aset proaktif. Tujuan keseluruhan adalah
untuk memahami penyebab, akibat dan kemungkinan efek samping yang terjadi, untuk
secara optimal mengelola risiko tersebut ke tingkat yang dapat diterima, dan untuk
menyediakan jejak audit untuk manajemen risiko. Hal ini dicapai dengan:
a. Mengidentifikasi potensi risiko yang terkait dengan aset, dan membuat perkiraan
tingkat risiko terkait, atas dasar pengendalian risiko yang ada atau yang diusulkan;
b. Menentukan apakah risiko tersebut ditoleransi;
c. Menentukan apakah diperlukan analisis lebih lanjut;
d. Merancang pengendalian risiko di mana ini ditemukan diperlukan atau diinginkan.
Proses manajemen risiko meliputi tahapan sebagai berikut:
a. Mengidentifikasi Risiko
b. Menganalisis Risiko
c. Mengevaluasi Risiko
d. Menangani Risiko
e. Memantau Risiko
f. Mengkomunikasikan Risiko
5-10
Pendampingan Dalam Rangka Manajemen Aset Pada PDAM (PC 9)
b. Memastikan bahwa kewajiban eksternal berlaku hukum dan persyaratan lain atau
diidentifikasi dan dimasukkan ke dalam unsur-unsur yang sesuai sistem manajemen
asset;
c. Menyimpan informasi ini up-to-date;
d. Mengkomunikasikan informasi tentang persyaratan hukum dan lainnya untuk semua
pihak terkait.
I. Manajemen perubahan
Apabila peraturan yang ada direvisi, atau peraturan baru diperkenalkan yang bisa
berdampak pada kegiatan pengelolaan aset, organisasi harus menilai risiko yang terkait
sebelum pengaturan yang baru diimplementasikan. Pengaturan baru atau revisi untuk
dipertimbangkan meliputi:
a. Struktur organisasi yang direvisi, peran atau tanggung jawab;
b. Kebijakan manajemen aset yang direvisi, strategi, tujuan atau rencana;
c. Proses revisi atau prosedur untuk kegiatan pengelolaan aset;
d. Pengenalan aset baru, sistem aset atau teknologi;
e. Pengenalan kontraktor atau pemasok baru.
5-11
Pendampingan Dalam Rangka Manajemen Aset Pada PDAM (PC 9)
5-12
Pendampingan Dalam Rangka Manajemen Aset Pada PDAM (PC 9)
C. Evaluasi Kepatuhan
Sebuah organisasi harus menetapkan, menerapkan dan memelihara prosedur untuk
mengevaluasi secara berkala yang sesuai dengan hukum atau persyaratan lainnya yang
berlaku untuk manajemen aset, sebagai bagian dari komitmen untuk kepatuhan.
Evaluasi kepatuhan organisasi harus dilakukan oleh orang yang kompeten baik dari dalam
organisasi dan / atau menggunakan sumber daya eksternal.
Berbagai input dapat digunakan untuk menilai kepatuhan, termasuk:
a. Audit;
b. Hasil inspeksi peraturan;
c. Analisis persyaratan hukum dan lainnya;
d. Review dari dokumen dan / atau catatan kejadian dan penilaian risiko;
e. Wawancara;
f. Fasilitas, peralatan dan inspeksi daerah;
g. Proyek atau ulasan kerja;
h. Analisis hasil tes dari pemantauan dan pengujian;
i. Fasilitas wisata dan / atau pengamatan langsung.
5-13
Pendampingan Dalam Rangka Manajemen Aset Pada PDAM (PC 9)
D. Audit
Organisasi harus memastikan bahwa audit dari sistem manajemen aset yang dilakukan
untuk:
a. Menentukan apakah sistem manajemen aset:
- memenuhi pengaturan yang direncanakan untuk manajemen aset,
- telah diimplementasikan dan dipertahankan;
- efektif dalam memenuhi kebijakan manajemen asset, strategi manajemen
aset dan tujuan pengelolaan aset.
E. Tindakan perbaikan
a. Tindakan Korektif
Tindakan korektif adalah tindakan yang diambil untuk mengatasi akar penyebab
ketidaksesuaian, atau kejadian, untuk mencegah, atau mengurangi kemungkinan
kekambuhan. Aspek yang harus diperhatikan dalam membangun dan
mempertahankan prosedur tindakan korektif meliputi:
Identifikasi dan implementasi tindakan korektif baik untuk jangka pendek
maupun jangka panjang;
Evaluasi dampak pada identifikasi risiko, dan hasil penilaian;
Inisiasi dan pelaksanaan tindakan korektif;
Merekam setiap perubahan yang diperlukan dalam prosedur yang
dihasilkan dari tindakan perbaikan atau identifikasi risiko, penilaian dan
kontrol, dan pelaksanaan perubahan ini.
b. Tindakan Pencegahan
Tindakan pencegahan yang diambil untuk mengatasi akar penyebab potensi
ketidaksesuaian atau insiden, sebagai langkah proaktif, sebelum insiden tersebut
terjadi. Contoh elemen yang harus dipertimbangkan dalam membangundan
memelihara prosedur tindakan pencegahan meliputi:
Penggunaan sumber informasi yang tepat, misalnya tren dalam kinerja aset
yang menunjukkan risiko besar akan kegagalan, tingkat kegagalan seluruh
populasi aset, penilaian risiko direvisi, data perubahan lingkungan;
5-14
Pendampingan Dalam Rangka Manajemen Aset Pada PDAM (PC 9)
c. Rekaman
Organisasi harus menetapkan dan memelihara rekaman yang diperlukan untuk
menunjukkan kesesuaian dengan persyaratan sistem manajemen asset.
Rekaman harus dapat dibaca, teridentifikasi dan terlacak.serta harus dipelihara.
5-15
Pendampingan Dalam Rangka Manajemen Aset Pada PDAM (PC 9)
5-16
Pendampingan Dalam Rangka Manajemen Aset Pada PDAM (PC 9)
5-17
Pendampingan Dalam Rangka Manajemen Aset Pada PDAM (PC 9)
operasional dari aset dengan biaya siklus hidup dan profil risikonya. Manajemen aset
berbasis risiko lebih menekankan pada proses mengelola aset fisik yang sangat besar dan
berhubungan dengan risiko-risiko yang melekat pada proses tersebut dengan melibatkan
proses manajemen risiko terhadap aset utama perusahaan untuk mengidentifikasi dan
mengelola penyebab utama kegagalan pencapaian sasaran perusahaan.
Tujuan dari diterapkannya proses manajemen risiko adalah tidak hanya untuk memberikan
perlindungan dan kontinuitas akfivitas bisnis inti dan jasa yang penting tetapi juga
memenuhi kewajiban hukum; menjaga kesehatan pekerja dan masyarakat; perlindungan
lingkungan; beroperasinya dan perlindungan aset pada biaya rendah; dan rencana
kontinjensi untuk situasi darurat bila terjadi bencana alam.
5-18
Pendampingan Dalam Rangka Manajemen Aset Pada PDAM (PC 9)
IRR,dan NPV; dari mana dana diperoleh (siapa yang mendanai ); dan bagaimana dampak
siklus hidup aset pada tarif dan keuangan PDAM.
5-19
Pendampingan Dalam Rangka Manajemen Aset Pada PDAM (PC 9)
Kebutuhan Perencanaan Aset dimaksudkan agar aset yang dibutuhkan tepat jenis, tepat
jumlah, tepat waktu, tepat mutu.
5-20
Pendampingan Dalam Rangka Manajemen Aset Pada PDAM (PC 9)
6-1
Pendampingan Dalam Rangka Manajemen Aset Pada PDAM (PC 9)
6.2 Rekomendasi
Rekomendasi yang untuk 3 (tiga) PDAM diwilayah : Kota Palembang, Kota Surakarta dan
Kabupaten Palembang adalah sebagai berikut :
1. Untuk menunjang manajemen aset perlu dukungan dari Pemerintah Pusat tentang serah
terima aset terutama yang menyangkut aset-aset yang berasal dari bantuan
Pemerintah Pusat (APBN)
2. Untuk keberlanjutan pelaksanaan manajemen aset kepada PDAM yang telah
didampingi, masih memerlukan pendampingan lanjutan dari BPPSPAM
3. Untuk memudahkan pelaksanaan manajemen aset, diperlukan adanya pedoman sistem
manajemen aset
4. Perlu dipersiapkan Sistem Informasi Manajemen Aset berbasis IT untuk pelaksanaan
manajeman aset
6-2