Anda di halaman 1dari 23

Pertanyaan

Jelaskan dan berikan contoh langkah langkah yang diperlukan dalam siklus
pengembangan suatu sistem informasi untuk membangun dan mengimplementasikan sistem
informasi bisnis di suatu perusahaan. Jelakan pula bagaimana prototyping dapat digunakan
sebagai suatu teknik yang efektif untuk meningkatkan proses pembangunan sistem bagi end
users (pengguna sistem informasi) dan bagi IS specialists (para spesialis sistem informasi)!

Jawaban

Pengembangan sistem merupakan penyusunan suatu sistem yang baru untuk


menggantikan sistem yang lama secara keseluruhan atau memperbaiki sistem yang telah ada.
Prinsip-prinsip pengembangan sistem, adalah :

1. Sistem yang dikembangkan adalah untuk manajemen.

2. Sistem yang dikembangkan adalah investasi modal yang besar. Maka setiap investasi
modal harus mempertimbangkan 2 hal berikut ini :

v Semua alternatif yang ada harus diinvestigasikan

v Investasi yang terbaik harus bernilai

3. Sistem yang dikembangkan memerlukan orang yang terdidik

4. Tahapan kerja dan tugas-tugas yang baru dilakukan dalam proses pengembangan sistem

5. Proses pengembangan sistem tidak harus urut

6. Jangan takut membatalkan proyek

7. Dokumentasi harus ada untuk pedoman dalam pengembangan sistem

Hal- hal yang perlu diperhatikan dalam pengembangan suatu sistem antara lain :

1. Tim Pengembangan Sistem

Pengembangan sistem tentunya harus didukung oleh personal-personal yang kompeten di


bidangnya. Suatu Tim biasanya terdiri dari :

a) Manajer Analis Sistem

b) Ketua Analis Sistem

c) Analis Sistem Senior


d) Analis Sistem Junior

e) Pemrogram Aplikasi Senior

f) Pemrogram Aplikasi Junior

Jumlah personil Tim di atas diperlukan apabila sistem yang akan dikembangkan cukup besar.
Apabila sistem yang akan dikembangkan kecil, maka personilnya dapat disesuaikan berdasarkan
kebutuhan.

2. Perlunya Pengembangan Sistem

Sistem lama yang perlu diperbaiki atau diganti disebabkan karena beberapa hal :

1. Adanya permasalahan-permasalahan (problems) yang timbul di sistem yang lama.


Permasalahan yang timbul dapat berupa ketidakberesan sistem yang lama sehingga
menyebabkan sistem yang lama tidak dapat beroperasi sesuai dengan yang diharapkan.
Kebutuhan informasi yang semakin luas, volume pengolahan data semakin meningkat,
perubahan prinsip akuntansi yang baru menyebabkan harus disusunnya sistem yang baru, karena
sistem yang lama tidak efektif lagi dan tidak dapat memenuhi lagi semua kebutuhan informasi
yang dibutuhkan manajemen.

2. Dalam keadaan persaingan pasar yang ketat, kecepatan informasi atau efisiensi waktu sangat
menentukan berhasil atau tidaknya strategi dan rencana-rencana yang telah disusun untuk meraih
kesempatankesempatan dan peluang-peluang pasar, sehingga teknologi informasi perlu
digunakan untuk meningkatkan penyediaan informasi agar dapat mendukung proses
pengambilan keputusan yang dilakukan oleh manajemen.

3. Penyusunan sistem yang baru dapat juga terjadi karena adanya instruksi-instruksi dari atas
pimpinan ataupun dari luar organisasi, seperti misalnya peraturan pemerintah.

3. Indikator Diperlukannya Pengembangan Sistem

1. Keluhan pelanggan

2. Pengiriman barang yang sering tertunda

3. Pembayaran gaji yang terlambat

4. Laporan yang tidak tepat waktu

5. Isi laporan yang sering salah

6. Tanggung jawab yang tidak jelas

7. Waktu kerja yang berlebihan


8. Ketidakberesan kas

9. Produktivitas tenaga kerja yang rendah

10. Banyaknya pekerja yang menganggur

11. Kegiatan yang tumpang tindih

12. Tanggapan yang lambat terhadap pelanggan

13. Kehilangan kesempatan kompetisi pasar

14. Persediaan barang yang terlalu tinggi

15. Pemesanan kembali barang yang tidak efisien

16. Biaya operasi yang tinggi

17. File-file yang kurang teratur

18. Keluhan dari supplier karena tertundanya pembayaran

19. Tertundanya pengiriman karena kurang persediaan

20. Investasi yang tidak efisien

21. Peramalan penjualan dan produksi tidak tepat

22. Kapasitas produksi yang menganggur

23. Pekerjaan manajer yang terlalu teknis

24. DLL.

4. Dengan adanya sistem baru diharapkan terjadi peningkatan dalam hal :

1. Kinerja, yang dapat diukur dari throughput dan respon time. Throughput merupakan jumlah
pekerjaan yang dapat dilakukan pada suatu saat tertentu, sedangkan respon time adalah rata-rata
waktu tertunda di antara dua transaksi.

2. Kualitas informasi yang disajikan

3. Keuntungan (penurunan biaya)

4. Kontrol (pengendalian)
5. Efisiensi

6. Pelayanan

5. Prinsip Pengembangan Sistem

6. Siklus Hidup Pengembangan Sistem

Bila dalam operasi sistem yang sudah dikembangkan masih timbul permasalahan-permasalahan
yang tidak dapat diatasi dalam tahap pemeliharaan sistem, maka perlu dikembangkan kembali
suatu sistem untuk mengatasinya dan proses ini kembali ke proses yang pertama. Siklus ini
disebut dengan Siklus Hidup suatu Sistem. Siklus Hidup Pengembangan Sistem dapat
didefinisikan sebagai serangkaian aktivitas yang dilaksanakan oleh profesional dan pemakai
sistem informasi untuk mengembangkan dan mengimplementasikan sistem informasi.

Siklus pengembangan sistem informasi saat ini terbagi atas enam fase, yaitu :

A. Fase Perencanaan Sistem

Dalam fase perencanaan sistem :

v Dibentuk suatu struktur kerja strategis yang luas dan pandangan sistem informasi baru yang
jelas yang akan memenuhi kebutuhan-kebutuhan pemakai informasi.

v Proyek sistem dievaluasi dan dipisahkan berdasarkan prioritasnya. Proyek dengan prioritas
tertinggi akan dipilih untuk pengembangan.

v Sumber daya baru direncanakan untuk, dan dana disediakan untuk mendukung pengembangan
sistem.

Selama fase perencanaan sistem, dipertimbangkan :

v Faktor-faktor kelayakan (feasibility factors) yang berkaitan dengan kemungkinan


berhasilnya sistem informasi yang dikembangkan dan digunakan,

v Faktor-faktor strategis (strategic factors) yang berkaitan dengan pendukung sistem informasi
dari sasaran bisnis dipertimbangkan untuk setiap proyek yang diusulkan. Nilai-nilai yang
dihasilkan dievaluasi untuk menentukan proyek sistem mana yang akan menerima prioritas yang
tertinggi.

Suatu sistem yang diusulkan harus layak, yaitu sistem ini harus memenuhi kriteria-kriteria
sebagai berikut :
v Kelayakan teknis untuk melihat apakah sistem yang diusulkan dapat dikembangkan dan
diimplementasikan dengan menggunakan teknologi yang ada atau apakah teknologi yang baru
dibutuhkan.

v Kelayakan ekonomis untuk melihat apakah dana yang tersedia cukup untuk mendukung
estimasi biaya untuk sistem yang diusulkan.

v Kelayakan legal untuk melihat apakah ada konflik antara sistem yang sedang
dipertimbangkan dengan kemampuan perusahaan untuk melaksanakan kewajibannya secara
legal.

v Kelayakan operasional untuk melihat apakah prosedur dan keahlian pegawai yang ada cukup
untuk mengoperasikan sistem yang diusulkan atau apakah diperlukan penambahan/pengurangan
prosedur dan keahlian.

v Kelayakan rencana berarti bahwa sistem yang diusulkan harus telah beroperasi dalam waktu
yang telah ditetapkan. Selain layak, proyek sistem yang diusulkan harus mendukung faktor-
faktor strategis,seperti

v Produktivitas mengukur jumlah output yang dihasilkan oleh input yang tersedia. Tujuan
produktivitas adalah mengurangi atau menghilangkan biaya tambahan yang tidak berarti.
Produktivitas ini dapat diukur dengan rasio antara biaya yang dikeluarkan dengan jumlah unit
yang dihasilkan.

v Diferensiasi mengukur bagaimana suatu perusahaan dapat menawarkan produk atau


pelayanan yang sangat berbeda dengan produk dan pelayanan dari saingannya. Diferensiasi dapat
dicapai dengan meningkatkan kualitas, variasi, penanganan khusus, pelayanan yang lebih cepat,
dan biaya yang lebih rendah.

v Manajemen melihat bagaimana sistem informasi menyediakan informasi untuk menolong


manajer dalam merencanakan, mengendalikan dan membuat keputusan. Manajemen ini dapat
dilihat dengan adanya laporanlaporan tentang efisiensi produktivitas setiap hari.

B. Fase Analisis Sistem

v Dilakukan proses penilaian, identifikasi dan evaluasi komponen dan hubungan timbal-balik
yang terkait dalam pengembangan sistem; definisi masalah, tujuan, kebutuhan, prioritas dan
kendala-kendala sistem; ditambah identifikasi biaya, keuntungan dan estimasi jadwal untuk
solusi yang berpotensi.

v Fase analisis sistem adalah fase profesional sistem melakukan kegiatan analisis sistem.

v Laporan yang dihasilkan menyediakan suatu landasan untuk membentuk suatu tim proyek
sistem dan memulai fase analisis sistem.
v Tim proyek sistem memperoleh pengertian yang lebih jelas tentang alasan untuk
mengembangkan suatu sistem baru.

v Ruang lingkup analisis sistem ditentukan pada fase ini. Profesional sistem mewawancarai
calon pemakai dan bekerja dengan pemakai yang bersangkutan untuk mencari penyelesaian
masalah dan menentukan kebutuhan pemakai.

v Beberapa aspek sistem yang sedang dikembangkan mungkin tidak diketahui secara penuh
pada fase ini, jadi asumsi kritis dibuat untuk memungkinkan berlanjutnya siklus hidup
pengembangan sistem.

v Pada akhir fase analisis sistem, laporan analisis sistem disiapkan. Laporan ini berisi
penemuan-penemuan dan rekomendasi. Bila laporan ini disetujui, tim proyek sistem siap untuk
memulai fase perancangan sistem secara umum. Bila laporan tidak disetujui, tim proyek sistem
harus menjalankan analisis tambahan sampai semua peserta setuju.

C. Fase Perancangan Sistem secara Umum/Konseptual

v Tahap setelah analisis dari Siklus Hidup Pengembangan Sistem

v Pendefinisian dari kebutuhan kebutuhan fungsional

v Persiapan untuk rancang bangun implementasi

v Menggambarkan bagaimana suatu sistem dibentuk

v Yang dapat berupa penggambaran, perencanaan dan pembuatan sketsa atau pengaturan dari
beberapa elemen yang terpisah ke dalam satu kesatuan yang utuh dan berfungsi

v Termasuk menyangkut mengkonfirmasikan

Tujuan perancangan suatu sistem adalah untuk memenuhi kebutuhan para pemakai sistem
dan memberikan gambaran yang jelas dan rancang bangun yang lengkap kepada pemrogram
komputer dan ahli-ahli teknik lainnya yang terlibat. Sasaran perancangan sistem, antara lain
dapat berguna, mudah dipahami dan mudah digunakan, mendukung tujuan utama perusahaan,
efisien dan efektif untuk dapat mendukung pengolahan transaksi, pelaporan manajemen dan
mendukung keputusan yang akan dilakukan oleh manajemen, termasuk tugas-tugas yang lainnya
yang tidak dilakukan oleh computer, dapat mempersiapkan rancang bangun yang terinci untuk
masingmasing komponen dari sistem informasi yang meliputi data dan informasi, simponan data,
metode-metode, prosedur-prosedur, orang-orang, perangkat keras, perangkat lunak dan
pengendalian intern.

Dalam fase ini dibentuk alternatif-alternatif perancangan konseptual untuk pandangan pemakai.
Alternatif ini merupakan perluasan kebutuhan pemakai. Alternatif perancangan konseptual
memungkinkan manajer dan pemakai untuk memilih rancangan terbaik yang cocok untuk
kebutuhan mereka. Analis sistem mulai merancang proses dengan mengidentifikasikan laporan-
laporan dan output yang akan dihasilkan oleh sistem yang diusulkan. Data masing-masing
laporan ditentukan. Biasanya, perancang sistem membuat sketsa form atau tampilan yang mereka
harapkan bila sistem telah selesai dibentuk. Sketsa ini dilakukan pada kertas atau pada tampilan
komputer. Jadi, perancangan sistem secara umum berarti untuk menerangkan secara luas
bagaimana setiap komponen perancangan sistem tentang output, input, proses, kendali, database
dan teknologi akan dirancang. Perancangan sistem ini juga menerangkan data yang akan
dimasukkan, dihitung atau disimpan. Perancang sistem memilih struktur file dan alat
penyimpanan seperti disket, pita magnetik, disk magnetik atau bahkan file-file dokumen.
Prosedur-prosedur yang ditulis menjelaskan bagaimana data diproses untuk menghasilkan
output.

D. Fase Evaluasi dan Seleksi Sistem

Akhir fase perancangan sistem secara umum menyediakan point utama untuk keputusan
investasi. Oleh sebab itu dalam fase evaluasi dan seleksi sistem ini nilai kualitas sistem dan
biaya/keuntungan dari laporan dengan proyek sistem dinilai secara hati-hati dan diuraikan dalam
laporan evaluasi dan seleksi sistem. Jika tak satupun altenatif perancangan konseptual yang
dihasilkan pada fase perancangan sistem secara umum terbukti dapat dibenarkan, maka semua
altenatif akan dibuang. Biasanya, beberapa alternatif harus terbukti dapat dibenarkan, dan salah
satunya dengan nilai tertinggi dipilih untuk pekerjaan akhir. Bila satu alternatif perancangan
sudah dipilih, maka akan dibuatkan rekomendasi untuk sistem ini dan dibuatkan jadwal untuk
perancangan detailnya.

E. Fase Perancangan Sistem secara Detail/Fungsional

Fase perancangan sistem secara detail menyediakan spesifikasi untuk perancangan secara
konseptual. Pada fase ini semua komponen dirancang dan dijelaskan secara detail. Perencanaan
output (layout) dirancang untuk semua layar, form-form tertentu dan laporan-laporan yang
dicetak. Semua output direview dan disetujui oleh pemakai dan didokumentasikan. Semua input
ditentukan dan format input baik untuk layar dan form-form biasa direview dan disetujui oleh
pemakai dan didokumentasikan. Berdasarkan perancangan output dan input, proses-proses
dirancang untuk mengubah input menjadi output. Transaksi-transaksi dicatat dan dimasukkan
secara online atau batch. Macam-macam model dikembangkan untuk mengubah data menjadi
informasi. Prosedur ditulis untuk membimbing pemakai dan pesonel operasi agar dapat bekerja
dengan sistem yang sedang dikembangkan.

Data base dirancang untuk menyimpan dan mengakses data. Kendali-kendali yang dibutuhkan
untuk melindungi sistem baru dari macam-macam ancaman dan error ditentukan. Pada beberapa
proyek sistem, teknologi baru dan berbeda dibutuhkan untuk merancang kemampuan tambahan
macam-macam komputer, peralatan dan jaringan telekomunikasi. Pada akhir fase ini, laporan
rancangan sistem secara detail dihasilkan.Laporan ini mungkin berisi beribu-ribu dokumen
dengan semua spesifikasi untuk masing-masing rancangan sistem yang terintegrasi menjadi satu
kesatuan. Laporan ini dapat juga dijadikan sebagai buku pedoman yang lengkap untuk
merancang, membuat kode dan menguji sistem; instalasi peralatan; pelatihan; dan tugas-tugas
implementasi lainnya. Meskipun sejumlah orang telah me-review dan menyetujui setiap
komponen rancangan sistem, review terhadap rancangan sistem secara detail harus dilakukan
kembali secara menyeluruh dan lengkap oleh pemakai sistem dan personel manajemen,
sedangkan profesional sistem mungkin tidak terlibat dalam kegiatan ini.

Tujuan dilakukannya review secara menyeluruh ini adalah untuk menemukan error dan
kekurangan rancangan sebelum implementasi dimulai. Jika error dan kekurangan atau sesuatu
yang hilang ditemukan sebelum implementasi sistem, sumber daya yang bernilai dapat
diselamatkan dan kesalahan yang tidak diinginkan terhindari. Setelah semua review secara
menyeluruh selesai dilaksanakan, perubahan-perubahan dibuat dan pemakai dan manajer sistem
menandatangani laporan perancangan secara detail.

F. Fase Implementasi Sistem dan Pemeliharaan Sistem

Pada fase ini sistem siap untuk dibuat dan diinstalasi. Sejumlah tugas harus dikoordinasi dan
dilaksanakan untuk implementasi sistem baru. laporan implementasi yang dibuat pada fase ini
ada dua bagian, yaitu rencana implementasi dalam bentuk Gantt Chart atau Program and
Evaluation Review Technique (PERT) Chart dan penjadwalan proyek dan teknik manajemen.
Bagian kedua adalah laporan yang menerangkan tugas penting untuk melaksanakan
implementasi sistem, seperti :

v Pengembangan perangkat lunak

v Persiapan lokasi peletakkan sistem

v Instalasi peralatan yang digunakan

v Pengujian Sistem

v Pelatihan untuk para pemakai sistem

v Persiapan dokumentasi

G. Pendekatan Pengembangan Sistem

Terdapat beberapa pendekatan untuk mengembangkan sistem, yaitu :

1. Pendekatan Klasik

Pendekatan Klasik (classical approach) disebut juga dengan Pendekatan Tradisional


(traditional approach) atau Pendekatan Konvensional (conventional approach). Metodologi
Pendekatan Klasik mengembangkan sistem dengan mengikuti tahapan-tahapan pada System
Life Cycle. Pendekatan ini menekankan bahwa pengembangan akan berhasil bila mengikuti
tahapan pada System Life Cycle.

2. Pendekatan terstruktur (Structured Approach)


Pendekatan terstruktur dilengkapi dengan alat-alat (tools) dan teknik- teknik yang dibutuhkan
dalam pengembangan sistem, sehingga hasil akhir dari sistem yang dikembangkan akan
didapatkan sistem yang strukturnya didefinisikan dengan baik dan jelas. Beberapa metodologi
pengembangan sistem yang terstruktur telah banyak yang diperkenalkan baik dalam buku-buku,
maupun oleh perusahaan-perusahaan konsultan pengembang sistem. Metodologi ini
memperkenalkan penggunaan alat-alat dan teknik- teknik untuk mengembangkan sistem yang
terstruktur. Konsep pengembangan sistem terstruktur bukan merupakan konsep yang baru.
Teknik perakitan di pabrik-pabrik dan perancangan sirkuit untuk alat-alat elektronik adalah dua
contoh baru konsep ini yang banyak digunakan di industri-industri. Konsep ini memang
relatif masih baru digunakan dalam mengembangkan sistem informasi untuk dihasilkan produk
sistem yang memuaskan pemakainya. Melalui pendekatan terstruktur, permasalahan-
permasalahan yang kompleks dalam organisasi dapat dipecahkan dan hasil dari sistem akan
mudah untuk dipelihara, fleksibel, lebih memuaskan pemakainya, mempunyai dokumentasi yang
baik, tepat pada waktunya, sesuai dengan anggaran biayanya, dapat meningkatkan produktivitas
dan kualitasnya akan lebih baik (bebas kesalahan).

3. Dari Bawah Ke Atas (Bottom-up Approach)

Pendekatan ini dimulai dari level bawah organisasi, yaitu level operasional dimana transaksi
dilakukan. Pendekatan ini dimulai dari perumusan kebutuhan-kebutuhan untuk menangani
transaksi dan naik ke level atas dengan merumuskan kebutuhan informasi berdasarkan
transaksi tersebut. Pendekatan ini ciri-ciri dari pendekatan klasik. Pendekatan dari bawah ke
atas bila digunakan pada tahap analisis sistem disebut juga dengan istilah data analysis, karena
yang menjadi tekanan adalah data yang akan diolah terlebih dahulu, informasi yang akan
dihasilkan menyusul mengikuti datanya.

4. Pendekatan Dari Atas Ke Bawah (Top-down Approach)

Pendekatan Dari Atas Ke Bawah (Top-down Approach) dimulai dari level atas organisasi, yaitu
level perencanaan strategi. Pendekatan ini dimulai dengan mendefinisikan sasaran dan
kebijaksanaan organisasi. Langkah selanjutnya dari pendekatan ini adalah dilakukannya analisis
kebutuhan informasi. Setelah kebutuhan informasi ditentukan, maka proses turun ke pemrosesan
transaksi, yaitu penentuan output, input, basis data, prosedurprosedur operasi dan kontrol.
Pendekatan ini juga merupakan ciri- ciri pendekatan terstruktur. Pendekatan atas-turun bila
digunakan pada tahap analis sistem disebut juga dengan istilah decision analysis, karena yang
menjadi tekanan adalah informasi yang dibutuhkan untuk pengambilan keputusan oleh
manajemen terlebih dahulu, kemudian data yang perlu diolah didefinisikan menyusul mengikuti
informasi yang dibutuhkan.

5. Pendekatan Sepotong (piecemeal approach)

Pengembangan yang menekankan pada suatu kegiatan/aplikasi tertentu tanpa memperhatikan


posisinya di sistem informasi atau tidak memperhatikan sasaran organisasi secara global
(memperhatikan sasaran dari kegiatan atau aplikasi itu saja).

6. Pendekatan Sistem (systems approach)


Memperhatikan sistem informasi sebagai satu kesatuan terintegrasi untuk masing-masing
kegiatan/aplikasinya dan menekankan sasaran organisasi secara global.

7. Pendekatan Sistem menyeluruh (total-system approach)

Pendekatan pengembangan sistem serentak secara menyeluruh, sehingga menjadi sulit untuk
dikembangkan (ciri klasik).

8. Pendekatan Moduler (modular approach)

Pendekatan dengan memecah sistem komplek menjadi modul yang sederhana, sehingga sistem
lebih mudah dipahami dan dikembangkan, tepat waktu, mudah dipelihara (ciri terstruktur)

9. Lompatan jauh (great loop approach)

Pendekatan yang menerapkan perubahan menyeluruh secara serentak menggunakan teknologi


canggih, sehingga mengandung resiko tinggi, terlalu mahal, sulit dikembangkan karena terlalu
komplek.

10. Pendekatan Berkembang (evolutionary approach)

Pendekatan yang menerapkan teknologi canggih hanya untuk aplikasiaplikasi yang memerlukan
saja dan terus dikembangkan untuk periode berikutnya mengikuti kebutuhan dan teknologi yang
ada.

Keuntungan pendekatan terstruktur :

1. Mengurangi kerumitan masalah (reduction of complexity).

2. Konsep mengarah pada sistem yang ideal (focus on ideal).

3. Standarisasi (standardization).

4. Orientasi ke masa datang (future orientation).

5. Mengurangi ketergantungan pada disainer (less reliance on artistry).

H. Metodologi Pengembangan Sistem

Metodologi adalah kesatuan metode-metode, prosedur-prosedur, konsep-konsep pekerjaan,


aturan-aturan, postulat-postulat yang digunakan oleh suatu ilmu pengetahuan, seni atau disiplin
lainnya. Metode adalah suatu cara, teknik yang sistematik untuk mengerjakan sesuatu.
Metodologi Pengembangan sistem berarti metode-metode, prosedur-prosedur, konsep-konsep
pekerjaan, aturan-aturan dan postulat-postulat (kerangka pemikiran) yang akan digunakan untuk
mengembangkan suatu sistem informasi. Urut-urutan prosedur untuk pemecahan masalah
dikenal dengan istilah Algoritma Metodologi pengembangan sistem adalah metode-metode,
prosedurprosedur, konsep-konsep pekerjaan, aturan-aturan dan postulat-postulat (dalil) yang
akan digunakan untuk mengembangkan suatu sistem informasi.

Klasifikasi dari metodologi :

1. Functional decomposition methodologies

Metodologi ini menekankan pada pemecahan dari sistem ke dalam subsistem-subsistem yang
lebih kecil, sehingga akan lebih mudah untuk dipahami, dirancang dan ditetapkan. Yang
termasuk dalam kelompok metodologi ini adalah :

v HIPO (Hierarchy plus Input Process Output)

v Stepwise Refinement (SR) atau Iterative Stepwise Refinement (ISR)

v Information Hiding

2. Data Oriented Methodologies

Metodologi ini menekankan pada karakteristik dari data yang akan diproses. Dikelompokkan ke
dalam dua kelas, yaitu :

1. Data flow oriented methodologies, sistem secara logika dapat digambarkan secara logika dari
arus data dan hubungan antar fungsinya di dalam modul-modul di sistem. Yang termasuk dalam
metodologi ini :

v SADT (Structured Analysis and Design Techniques)

v Composite Design

v SSAD (Structured System Analysis and Design)

2. Data Structured oriented methodologies. Metodologi ini menekankan struktur dari input dan
output di sistem. Yang termasuk dalam metodologi ini adalah :

v JSD (Jackson’s System Development)

v W/O (Warnier/Orr)

3. Prescriptive Methodologies

Yang termasuk dalam metodologi ini adalah ISDOS (Information System Design dan
Optimization System), merupakan perangkat lunak yang dikembangkan di University of
Michigan. Kegunaan dari ISDOS adalah mengotomatisasi proses pengembangan sistem
informasi. ISDOS mempunyai dua komponen, yaitu :

v PSL (Program Statement Language), merupakan komponen utama dari ISDOS, yaitu suatu
bahasa untuk mencatat kebutuhan pemakai dalam bentuk machine readable form. PSL dirancang
sehingga output yang dihasilkannya dapat dianalisis oleh PSA. PSL merupakan bahasa untuk
menggambarkan sistemnya dan bukan merupakan bahasa pemrograman prosedural.

v PSA (Program Statement Analyzer) merupakan paket perangkat lunak yang mirip dengan
kamus data (data dictionary) dan digunakan untuk mengecek data yang dimasukkan, disimpan,
dianalisis dan yang dihasilkan sebagai output laporan.

I. Alat dan Teknik Pengembangan Sistem

Alat-alat pengembangan sistem yang berbentuk grafik diantaranya adalah :

1. HIPO diagram

2. Data flow diagram

3. Structured chart

4. SADT diagram

5. Warnier / Orr diagram

6. Jackson’s diagram

Beberapa alat berbentuk grafik yang sifatnya umum, yaitu dapat digunakan disemua metodologi
yang ada. Alat-alat ini berupa suatu bagan, diantaranya :

1. Bagan untuk menggambarkan aktivitas (activity charting) :

a. Bagan alir sistem (System Flowchart)

b. Bagan alir program (Program Flowchart)

v Bagan alir logika program (Program logic Flowchart)

v Bagan alir program komputer (Detailed computer program Flowchart)

c. Bagan alir kerta kerja (Paperwork Flowchart) atau disebut juga Bagan alir formulir

d. Bagan alir hubungan database (Database relationship Flowchart)

e. Bagan alir proses (Process Flowchart)


f. Gant chart

2. Bagan untuk menggambarkan tata letak (Layout charting)

3. Bagan Personal relationship charting :

a. Bagan distribusi kerja (Working distribution chart)

b. Bagan organisasi (Organization chart)

Teknik yang digunakan untuk pengembangan sistem diantaranya :

1. Teknik manajemen proyek, yaitu CPM (Critical Path Method) dan PERT (Program
Evaluation and Review Technique). Teknik ini digunakan untuk penjadwalan proyek.

2. Teknik untuk menemukan fakta (Fact finding technique), yaitu teknik yang dapat digunakan
untuk mengumpulkan data dan menemukan fakta-fakta dalam kegiatan mempelajari sistem yang
ada. Teknik ini diantaranya adalah

 Wawancara (Interview)

 Persiapan yang dilakukan :

 buat janji pertemuan

 pastikan orang yang akan diwawancarai

 pokok permasalahan

 Pada saat wawancara yang perlu diperhatikan :

 Siapa yang akan diwawancarai

 Pokok permasalahan

 Tanggapan

 Kapan akan bertemu kembali

 Observasi (Observation)

 Daftar pertanyaan (Questionaires)

 Pengumpulan Sampel (Sampling)


3. Teknik analisis biaya/manfaat (Cost Effectiveness Analysis atau Cost Benefit Analysis) adalah
suatu teknik yang digunakan untuk menghitung biaya yang berhubungan dengan pengembangan
sistem informasi seperti ;

v biaya pengadaan

v biaya persiapan

v biaya proyek

v biaya operasi

Manfaat yang didapat dari sistem informasi seperti ;

v manfaat mengurangi biaya

v manfaat mengurangi kesalahan

v manfaat meningkatkan kecepatan aktivitas

v manfaat meningkatkan perencanaan dan pengendalian manajemen

4. Teknik untuk menjalankan rapat

Tujuan dari rapat dalam pengembangan sistem diantaranya adalah ;

v mendefinisikan masalah

v mengumpulkan ide-ide

v memecahkan permasalahan-permasalahan

v menyelesaikan konflik-konflik yang terjadi

v menganalisis kemajuan proyek

v mengumpulkan data atau fakta

v perundingan-perundingan

Tahapan pelaksanaan kegiatan ;

v merencanakan rapat

v menjalankan rapat
v menindaklanjuti hasil rapat

5. Teknik Inspeksi / Walkthrough

Proses dari analisis dan desain sistem harus diawasi. Pengawasan ini dapat dilakukan dengan
cara memverifikasi hasil dari setiap tahap pengembangan sistem. Verifikasi hasil kerja secara
formal disebut dengan Inspeksi (inspection) sedangkan yang tidak formal disebut Walkthrough.

10. Penyebab kegagalan pengembangan sistem :

v Kurangnya penyesuaian pengembangan sistem

v Kelalaian menetapkan kebutuhan pemakai dan melibatkan pemakai

v Kurang sempurnanya evaluasi kualitas dan analisis biaya

v Adanya kerusakan dan kesalahan rancangan

v Penggunaan teknologi komputer dan perangkat lunak yg tidak direncanakan dan pemasangan
teknologi tidak sesuai

v Pengembangan sistem yang tidak dapat dipelihara

v Implementasi yang direncanakan dilaksanakan kurang baik

Prototipe (Prototyping).

Untuk memperkecil resiko rekayasa-ulang proses bisnis disarankan untuk membuat prototyping
dan percobaan. Bila tidak mungkin dibuat prototipe-nya, maka dengan inovasi bertahap,
sedemikian rupa sehingga manajemen dapat memimpin melalui serangkaian perubahan yang
layak. Sedangkan inovasi yang serentak dalam berbagai area (misalnya proses bisnis, organisasi,
teknologi, dan rancangbangun aplikasi) secara ekstrim susah dikontrol. Prototype memberikan
ide bagi pembuat dan pemakai potensial tentang cara sistem berfungsi dalam bentuk lengkapnya.
Proses akan menghasilkan prototype (prototyping). Suatu prototip adalah bentuk dasar atau
model awal dari suatu sistem atau bagian dari suatu sistem. Prototyping adalah proses
pengembangan model awal tersebut untuk digunakan terlebih dahulu dan ditingkatkan terus
menerus sampai didapatkan sistem yang utuh.

Daya tarik prototype, yaitu :

1. Komunikasi antar analis sistem dengan pemakai membaik.

2. Analis dapat bekerja dengan lebih baik dalam menentukan kebutuhan pemakai.

3. Pemakai berperan lebih aktif dalam pengembangan sistem.


4. Lebih efisien dan dapat menghemat biaya pengembangan.

5. Penerapan lebih mudah.

6. Menghasilkan syarat yang lebih baik dari produksi yang dihasilkan oleh metode
‘spesifikasi tulisan’.

7. Pemakai dapat mempertimbangkan sedikit perubahan selama masih bentuk prototipe.

8. Memberikan hasil yang lebih akurat dari pada perkiraan sebelumnya, karena fungsi yang
diinginkan dan kerumitannya sudah dapat diketahui dengan baik.

9. Pemakai merasa puas. Pertama, Pemakai dapat mengenal melalui komputer. Dengan
melakukan prototipe (dengan analisis yang sudah ada), Pemakai belajar mengenai
komputer dan aplikasi yang akan dibuatkan untuknya. Kedua, Pemakai terlibat langsung
dari awal dan memotivasi semangat untuk mendukung analisis selama proyek
berlangsung.

Potensi kegagalan prototype, yaitu :

1. Bersifat tergesa-gesa.

2. Berharap sesuatu yang tidak realistis dari sistem operasionalnya.

3. User interface tidak mencerminkan teknik perancangan yang baik.

Kelebihan prototype :

v Pendefinisian kebutuhan pemakai menjadi lebih baik karena keterlibatan pemakai yang lebih
intensif

v Meningkatkan kepuasan pemakai dan mengurangi risiko pemakai tidak menggunakan sistem
mengingat keterlibatan mereka yang sangat tinggi sehingga sistem memenuhi kebutuhan mereka
dengan lebih baik

v Mempersingkat waktu pengembangan

v Memperkecil kesalahan disebabkan pada setiap versi prototipe, kesalahan segera terdeteksi
oleh pemakai

v Pemakai memiliki kesempatan yang lebih banyak dalam meminta perubahan-perubahan

v Menghemat biaya (menurut penelitian, biaya pengembangan dapat mencapai 10% hingga 20%
dibandingkan kalau menggunakan SDLC tradisional)

Kelemahan prototype:
v Prototipe hanya bisa berhasil jika pemakai bersungguh-sungguh dalam menyediakan waktu
dan pikiran untuk menggarap prototipe

v Kemungkinan dokumentasi terabaikan karena pengembang lebih berkonsentrasi pada


pengujian dan pembuatan prototipe

v Mengingat target waktu yang pendek, ada kemungkinan sistem yang dibuat tidak lengkap dan
bahkan sistem kurang teruji

v Jika terlalu banyak proses pengulangan dalam membuat prototipe, ada kemungkinan pemakai
menjadi jenuh dan memberikan reaksi yang negatif

v Apabila tidak terkelola dengan baik, prototipe menjadi tak pernah berakhir. Hal ini disebabkan
permintaan terhadap perubahan terlalu mudah untuk dipenuhi.

Pengembangan software oleh pemakai terakhir End User Computing (EUC) adalah
pengembangan, penggunaan, dan pengendalian aktif atas sistem informasi berbasis computer
oleh para pemakai, dengan kata lain EUC adalah orang yang menggunakan TI untuk memenuhi
kebutuhan informasinya sendiri daripada bergantung pada ahli-ahli sistem.

Para pemakai akhir dapat dikelompokkan menjadi 4 golongan berdasarkan kemampuan


komputer .

1. Pemakai Akhir tingkat menu (menu- level end– users)

Yaitu pemakai akhir yang tidak mapu menciptakan perangkat lunak sendiri tetapi dapat
berkomunikasi dengan perangkat lunak jadi dengan menggunakan menu yang ditampilkan oleh
perangkat lunak berbasis Windows dan Mac.

2. Pemakai akhir tingkat perintah (command level end-users)

Pemakai akhir memiliki kemampuan menggunakan perangkat lunak jadi untuk memilih menu
dan menggunakan bahasa perintah dari perangkat lunak untuk melaksanakan operasi aritmatika
dan logika pada data.

3. Pemakai akhir tingkat programmer (end-user programmer)

Pemakai akhir dapat menggunakan bahasa-bahasa pemrograman seperti BASIC atau C++ dan
mengembangkan program-program sesuai kebutuhan.

4. Personil pendukung fungsional

Yaitu spesialis informasi dalam arti sesungguhnya tetapi mereka berdidikasi pada area pemakai
tertentu dan melapor pada manajer fungsional mereka.
Manfaat dari EUC :

1. Kreasi, Pengendalian, dan Implementasi oleh pemakai

2. Sistem yang memenuhi kebutuhan pemakai

3. Sistem yang memenuhi kebutuhan pemakai

4. Ketepatan waktu

5. Membebaskan sumber daya sistem

6. Kefleksibilitasan dan kemudahan penggunaan

7. EUC menyeimbangkan kemampuan pengembang dengan tantangan sistem EUC


menghilangkan atau mengurangi kesenjangan komunikasi antara pemakai dan spesialis
informasi.

8. Kreasi, pengendalian, dan implementasi oleh pemakai

9. Sistem yang memenuhi kebutuhan pemakai

10. Ketepatan waktu

11. Membebaskan sumber daya sistem

12. Kefleksibilitasan dan kemudahan penggunaan

Resiko dari EUC :

a. Kesalahan logika dan pengembangan

b. Pengujian aplikasi yang tidak memadai

c. Sistem yang tidak efisien

d. Sistem yang dikendalikan dan didokumentasikan dengan kurang baik

e. Ketidaksesuaian sistem

f. Duplikasi sistem dan data serta pemborosan sumber daya

g. Peningkatan biaya
Perkembangan pemakai akhir (End-user development_EUD) terjadi ketika para pemakai
informasi yang berpengalaman dapat membuat maupun mengembangkan aplikasi/prototipe
mereka sendiri dengan menggunakan spesialis komputer sebagai penasihat.

Posted in Uncategorized
Pengembangan Sistem Teknologi Informasi
Metode SDLC (System Development Life
Cycle)
SDLC (Systems Development Life Cycle, Siklus Hidup Pengembangan Sistem) atau Systems
Life Cycle (Siklus Hidup Sistem), dalam rekayasa sistem dan rekayasa perangkat lunak, adalah
proses pembuatan dan pengubahan sistem serta model dan metodologi yang digunakan untuk
mengembangkan sistem-sistem tersebut. Konsep ini umumnya merujuk pada sistem komputer
atau informasi. SDLC juga merupakan pola yang diambil untuk mengembangkan sistem
perangkat lunak, yang terdiri dari tahap-tahap: rencana(planning),analisis (analysis), desain
(design), implementasi (implementation), uji coba (testing) dan pengelolaan (maintenance).[1]
Dalam rekayasa perangkat lunak angsyat Ä, konsep SDLC mendasari berbagai jenis metodologi
pengembangan perangkat lunak. Metodologi-metodologi ini membentuk suatu kerangka kerja
untuk perencanaan dan pengendalian pembuatan sistem informasi, yaitu proses pengembangan
perangkat lunak. Terdapat 3 jenis metode siklus hidup sistem yang paling banyak digunakan,
yakni: siklus hidup sistem tradisional(traditional system life cycle), siklus hidup menggunakan
prototyping (life cycle using prototyping), dan siklus hidup sistem orientasi objek (object-
oriented system life cycle).
Adapun kegunaan utama dari SDLC adalah mengakomodasi beberapa kebutuhan. Kebutuhan-
kebutuhan itu biasanya berasal dari kebutuhan pengguna akhir dan juga pengadaan perbaikan
sejumlah masalah yang terkait dengan pengembangan perangkat lunak. Kesemua itu dirangkum
pada proses SDLC yang dapat berupa penambahan fitur baru baik itu secara modular maupun
dengan proses instalasi baru. Dari proses SDLC juga berapa lama umur sebuah perangkat lunak
dapat diperkirakan untuk dipergunakan yang dapat diukur atau disesuaikan dengan kebijakan
dukungan dari pengembang perangkat lunak terkait.

Sejarah SDLC

Siklus hidup sistem (SLC) adalah metodologi yang digunakan untuk menggambarkan proses
untuk membangun sistem informasi , dimaksudkan untuk mengembangkan sistem informasi
dalam cara yang sangat disengaja, terstruktur dan teratur, mengulangi setiap tahap siklus hidup .
Pengembangan sistem siklus hidup, menurut Elliott & Strachan & Radford (2004), “berasal pada
tahun 1960, untuk mengembangkan skala besar fungsional sistem bisnis di zaman skala besar
konglomerat bisnis . Sistem informasi kegiatan berkisar berat pengolahan data dan angka-angka
rutinitas “.
Beberapa kerangka kerja pengembangan sistem telah sebagian didasarkan pada SDLC, seperti
analisis sistem terstruktur dan metode desain (SSADM) diproduksi untuk pemerintah Inggris
Kantor Pemerintah Commerce pada 1980-an. Sejak saat itu, menurut Elliott (2004), “pendekatan
siklus kehidupan tradisional untuk pengembangan sistem telah semakin digantikan

dengan alternatif pendekatan dan kerangka kerja, yang berusaha mengatasi beberapa kekurangan
yang melekat pada SDLC tradisional”.
SDLC adalah proses yang digunakan oleh analis sistem untuk mengembangkan sistem
informasi , termasuk persyaratan, validasi kepemilikan (stakeholder), pelatihan, dan pengguna.
Setiap SDLC harus menghasilkan sistem berkualitas tinggi yang memenuhi atau melebihi
harapan pelanggan, mencapai selesai dalam waktu dan perkiraan biaya, bekerja secara efektif
dan efisien di saat ini dan direncanakan Teknologi Informasi infrastruktur , dan murah untuk
mempertahankan dan biaya-efektif untuk meningkatkan. sistem komputer yang kompleks dan
sering (terutama dengan munculnya baru-baru arsitektur berorientasi layanan ) link beberapa
sistem tradisional berpotensi disediakan oleh vendor perangkat lunak yang berbeda. Untuk
mengelola tingkat kompleksitas, sejumlah model SDLC atau metodologi telah diciptakan, seperti
” air terjun “;” spiral “;” Agile pengembangan perangkat lunak “;” prototipe cepat “;”
incremental “; dan” sinkronisasi dan menstabilkan “.
Model SDLC dapat dijelaskan sepanjang spektrum gesit untuk iteratif untuk berurut. metodologi
Agile , seperti XP dan scrum , fokus pada proses ringan yang memungkinkan untuk perubahan
yang cepat di sepanjang siklus pengembangan. Iteratif metodologi, seperti kesatuan proses
rasional dan dinamis pengembangan sistem metode , fokus pada lingkup proyek terbatas dan
memperluas atau memperbaiki produk oleh beberapa iterasi. Sequential atau besar-desain-up-
depan (BDUF) model, seperti Air Terjun , fokus pada perencanaan lengkap dan benar untuk
membimbing proyek-proyek besar dan risiko untuk hasil yang sukses dan dapat diprediks.
Model-model lain, seperti Pembangunan Anamorphic , cenderung fokus pada bentuk
pembangunan yang dipandu oleh ruang lingkup proyek dan iterasi pengembangan fitur adaptif.
Dalam manajemen proyek proyek dapat didefinisikan baik dengan siklus hidup proyek (PLC)
dan SDLC, selama kegiatan yang sedikit berbeda terjadi. Menurut Taylor (2004) “siklus hidup
proyek mencakup semua kegiatan proyek , sedangkan siklus hidup pengembangan sistem
berfokus pada produk menyadari persyaratan “.

Tahapan SDLC

SDLC terdiri dari beberapa tahapan-tahapan berdasarkan analisa kebutuhan yang ada . Dimulai
dari analisa kebutuhan perangkat lunak akan dibuat terlebih dahulu desain dari kebutuhan
tersebut untuk mempermudah dalam pengerjaannya. Kemudian segala kebutuhan tersebut di
implementasikan dengan dua tahap yaitu tahap analisa dan tahap evaluasi (User Acceptance
Test). Setelah melakukan implementasi, maka proses tersebut akan dikembalikan kembali ke
dalam tahap desain untuk pengembangan kembali perangkat lunak ke versi yang terbaru.

Tahap – tahap SDLC dalam pembangunan sistem informasi Web :


1) Plaining
Plaining (perencanaan) adalah feasibility dan wawancara , observasi, Quesener. Jika pada tahap
Feasibility hasilnya baik maka langsung ketahap investigasi dan diberi form kepada client untuk

mencatat kebutuhan client. Dalam sistem investigasi, dapat berupa wawancara, kuosiener atau
observation. Dalam tahap ini hal yang pertama dilakukan adalah memberikan form ke user yang
digunakan untuk mengetahui permintaan user.

2) Analisa
a. Analisa TeknologiMemerlukan data penyimpanan secara informasi produk, .Informasi Berita
digunakan database seeprti Mysql, MSAccess. Menganalisis teknologi apa yang digunakan
pemilik desain Web seperti menggunakan desain grafis maka memerlukan teknologi seperti
Adobe Photoshop, Macromedia Flash, Dreamweaver.
b. Analisa informasi. Mengenai informasi data yang akan menjadi data tetap dan data dinamis,
kategori informasi data tetap adalah : profile perusahaan, visi dan misi, sejarah perusahaan, latar
belakang perusahaan. Informasi dinamis adalah informasi yang selalu berubah dalam setiap
periodik dapat setiap hari atau setiap jam. Informasi dinamis dalam sistem ini adalah :
1) Informasi persediaan ( stock ) produk
2) Informasi Harga Produk dan diskon
3) Informasi Artikel, tips dan trik
4) Informasi dari masing keunggulan Produk atau produk yang sedang trend
3) Desain
a. Desain Informasi. Dalam tahap ini dimodelkan informasi link dari setiap halaman, jika dalam
sistem tersebut terdapat database maka digunakan tahap development dan database disain..
b. Desain Grafis. Dalam tahap ini disesuaikan dari warna, layout, gambar dan graphic.
c. Database Application
d. Model Development Database Design PHP Library Development. Tahap untuk memodelkan
seluruh peruses yang ada,seperti peruses penyimpanan data,update artikel, dan menampilkan
data dari database.
4) Implementasi
a. Penulisan Program dan Instalasi. Merupakan tahap penulisan program yang telah dianalisis
dan diesain semua maka perogeram yang digunakan adalah PHP dan database yang digunakan
MySql
b. Desain Review. Dalam tahap ini tidak hanya menguji desain yang digunakan namun menguji
semua sistem yang telah diterapkan seperti tidak ada lokasi lingk, image yang salah, pengujian
sistem seperti penyimpanan data, update artikel dan lain-lain.
c. Pemilihan Sumber daya Hardware dan Software. Dalam tahap ini software dan hardware
digunakan untuk Web server.
d. Pengujian Web dan Dokumen Web. Menguji Web dengan berbagai teknologi browser yang
ada, serta pemeriksaan dokumen Web.
Siklus hidup pengembangan sistem mempunyai beberapa tahapan, yaitu :
1) Analisis sistem, merupakan tahap awal dari SDLC, merupakan orang yang dididik khusus
untuk mengembangkan sistem secara profesional.
2) Perancangan sistem memiliki dua tujuan utama, yaitu memberikan perancangan sistem logika
atau perancangan sistem secara umum (general system design), dan memberikan perancangan
sistem secara terinci (detail system design).
3) Implimentasi system, proses mengganti atau meninggalkan sistem yang lama dengan sistem
baru.
4) Operasi dan perawatan beberapa kelebihan dan kekurangan. Kelebihannya yaitu menyediakan
tahapan yang dapat digunakan sebagai pedoman mengembangkan sistem, dan akan memberikan
hasil sistem yang lebih baik. Kemudian kekurangnnya, yaitu hanya menyediakan tahapan-
tahapan saja, hasil dari metode ini sangat tergantung ari hasil di tahap, analisis, membuthkan
waktu yang lama, membutuhkan biaya yang relatif lebih besar, dan hasilnya tidak luwes untuk
dimodifikasi.

Supaya pengembangan sistem dapat bekerja dengan efisien dan efektif, maka metodologi
pengembangaan sistem perlu diketahui.
Metodologi pengembangan sistem yang populer dan banyak digunakan adalah metodologi
pengembangan sistem terstruktur, yang memberikan cara top down dan cara dekomposisi dan
beberapa abit pengembangan sistem.
Model SDLC atau Sekuensial Linier sering disebut juga Model Air Terjun. Model ini
mengusulkan sebuah pendekatan perkembangan perangkat lunak yang sistematik dan sekunsial
yang dimulai pada tingkat dan kemajuan sistem pada seluruh analisis, desain, kode, pengujian,
dan pemeliharaan.
Model ini disusun bertingkat, setiap tahap dalam model ini dilakukan berurutan, satu sebelum
yang lainnya. Model ini biasanya digunakan untuk membuat sebuah software dalam skala besar
dan yang akan dipakai dalam waktu yang lama. Sangat cocok untuk pengembangan sistem yang
besar.
1. Kelebihan
v Mudah diaplikasikan.
v Memberikan template tentang metode analisis, desain, pengkodean, pengujian, dan
pemeliharaan.
2. Kekurangan
v Jarang sekali proyek riil mengikuti aliran sekuensial yang dianjurkan model karena model ini
bisa melakukan itersi tidak langsung.
v Pelanggan sulit untuk menyatakan kebutuhan secara eksplisit sehingga sulit untuk
megakomodasi ketidakpastian pada saat awal proyek.
v Pelanggan harus bersikap sabar karena harus menunggu sampai akhir proyrk dilalui. Sebuah
kesalahan jika tidak diketahui dari awal akan menjadi masalah besar karenaharus mengulang dari
awal.
v Pengembang sering malakukan penundaan yang tidak perlu karena anggota tim proyek harus
menunggu tim lain untuk melengkapi tugas karena memiliki ketergantungan hal ini
menyebabkan penggunaan waktu tidak efesien.

Anda mungkin juga menyukai