Struktur Atom
Atom merupakan bagian terkecil dari suatu materi. meskipun ukurannya yang sangat
kecil, Atom adalah partikel paling kecil yang masih mempunyai sifat unsur. Menurut para
ahli fisika, jari-jari suatu atom sekitar 3–15 nm (1 nm = 10-9 meter).sampai saat ini
belum ditemukan alat yang dapat menggambarkan bentuk atom secara jelas untuk dapat
diamati. meskipun belum dapat diketahui bentuknya secara jelas, para ahli dapat
membuat perkiraan gambaran mengenai atom berdasarkan eksperimen dan kajian teoritis
yang telah dilakukannya. gambaran atom menurut ahli disebut juga dengan istilah model
atom. hal inilah yang mendasari terjadinya perubahan-perubahan tentang model atom
berdasarkan perkembangan ilmu pengetahuan.
john Dalton adalah orang yang pertama kali menemukan teori atom pada tahun 1803.
dalton mengatakan bahwa atom merupakan partikel terkecil yang tidak dapat dibagi lagi.
hingga akhirnya diketahui bahwa atom ternyata terdiri dari partikel-partikel yang lebih
kecil lagi yang yaitu eletron, proton dan neutron. partikel penyusun atom itu disebut
partikel subatom atau partikel dasar atom.
partikel penyusun atom ada tiga yaitu eletron, proton dan neutron.
1. Elektron merupakan partikel subatom yang bermuatan negatif, ditemukan oleh Joseph
John
Thomson pada tahun 1897.
2. Proton merupakan partikel subatom yang bermuatan positif, ditemukan oleh Eugen
Goldstein
pada tahun 1886.
3. Neutron merupakan partikel subatom yang tidak bermuatan, ditemukan oleh James
Chadwick pada
tahun 1932.
atom-atom dari unsur yang berbeda akan memiliki nomor atom dan nomor massa yang
berbeda pula. hal ini disebabkan karena nomor atom dilihat dari jumlah proton yang
terdapat pada atom sedangkan nomor massa dilihat dari jumlah proton dan neutron yang
terdapat pada atom tersebut.
1. massa atom relatif (Ar) adalah perbandingan massa rata-rata satu atom unsur terhadap
massa
satu atom C-12
2. Massa molekul relatif (Mr) Massa molekul relatif (Mr) adalah perbandingan antara
massa rata-rata satu molekul unsur atau senyawa terhadap massa satu atom C-12.
E. Konfigurasi Eletron
Konfigurasi Eletron
atom tersusun berdasarkan partikel-pertikel penyusunnya yaitu eletron, proton dan
neutron. penyebaran eletron, proton dan neutron dalam atom membentuk lapisan-lapisan
yang disebut sebagai kulit atom. penyebaran eletron dapat diketahui berdasarkan
konfigurasi eletron pada atom tersebut. Konfigurasi elektron menggambarkan penyebaran
atau susunan elektron dalam
atom.
2. Atom karbon mempunyai jumlah proton 6 dan jumlah neutron 6. Berapa jumlah
elektron, nomor atom dan nomor massa atom C!
Jawab:
1. Menentukan jumlah proton, elektron dan neutron.
2. Menentukan nomor atom dan nomor massa
Contoh Soal Konfigurasi Elektron
Tuliskan konfigurasi elektron dari atom-atom berikut:
Jawab:
Kesetimbangan kiama
KIMIA
Senin, 19 Mei 2014
kestimbangan kimia
Kesetimbangan Kimia
Reaksi kesetimbangan adalah reaksi dimana zat-zat hasil reaksi ( produk ) dapat bereaksi
kembali membentuk zat-zat semula ( reaktan ). Jadi reaksi berlangsung dua arah
( reversibel ) :
Bagaimana kita dapat mengetahui bahwa suatu reaksi bolak-balik telah mencapai
kesetimbangan ?
Saat tercapai kesetimbangan jumlah zat-zatnya baik reaktan maupun produk tidak lagi
berubah. Jumlah zat sebanding dengan mol dan konsentrasi sehingga saat setimbang mol
dan konsentrasi zat-zatnya tetap.
Walaupun reaksi kimia sudah mencapai keadaan setimbang akan tetapi reaksi tetap
berlangsung pada tingkat molekul/mikroskopis. karena kecepatan reaksi maju/ke kanan =
reaksi balik/ke kiri maka seakan-akan reaksinya sudah berhenti.
Untuk reaksi yang sama harga Kc hanya dipengaruhi suhu. Selama suhu tetap
maka K tetap. Harga K berubah hanya apabila suhunya berubah. perubahan harga K
tergantung jenis reaksinya :
Reaksi Endoterm ( menyerap kalor / delta H nya positif ) : K berbanding lurus
dengan suhu. Artinya jika suhunya meningkat maka K nya juga meningkat dan
sebaliknya jika suhunya menurun maka K nya juga menurun.
Reaksi Eksoterm ( melepas kalor / delta H nya negatif ) : K berbanding terbalik
dengan suhu. Artinya jika suhunya meningkat maka K nya menurun dan
sebaliknya jika suhunya menurun maka K nya meningkat.
adalah !
untuk reaksi pertama yang kita perhatikan perubahannya adalah senyawa B karena
senyawa B tidak ada pada reaksi ke dua. Senyawa B yang mula-mula di ruas kiri
menjadi di ruas kanan dan dikalikan 2 (karena angka koefisiennya berubah dari 1
menjadi 2 berarti berubah menjadi dua kalinya).
maka reaksinya ditulis :
karena dibalik maka K = 4 menjadi K = 1/4 kemudian dikalikan 2 maka K = 1/4 berubah
lagi menjadi kuadratnya K = (1/4)2 = 1/16
untuk reaksi kedua tidak mengalami perubahan karena senyawa spesifiknya yaitu
senyawa D tetap ada di ruas kiri dan angka koefisiennya pun tetap = 1 sehingga K nya
juga tetap 8. Dari reaksi pertama yang telah diubah dengan reaksi kedua digabung
menjadi :
K = 1/16 . 8 = 1/2
Pergeseran Kesetimbangan
Asas Le Chatelier
Jika terhadap suatu kesetimbangan dilakukan suatu aksi (tindakan) maka reaksi akan
bergeser untuk menghilangkan pengaruh aksi itu.
Pengaruh Konsentrasi
Jika salah satu pereaksi/reaktan/senyawa di ruas kiri diperbesar maka
kesetimbangan akan bergeser ke ruas kanan/produk/hasil reaksi. Sebaliknya jika
salah satu produk/hasil reaksi/ruas kanan diperbesar maka kesetimbangan akan
bergeser ke ruas kiri/pereaksi/reaktan.
Pengaruh Volume
Jika volume diperbesar (pengenceran) maka kesetimbangan akan bergeser ke arah
reaksi yang jumlah molekulnya terbanyak atau ke ruas yang jumlah angka
koefiseinnya terbanyak.
Jika jumlah angka koefisien ruas kanan dan ruas kiri sama maka penambahan
atau pengurangan volume tidak akan menggeser kesetimbangan.
PENTING !! Angka koefisien reaksi dari zat padat murni ( s ) dan zat cair murni ( l )
TIDAK mempengaruhi kesetimbangan yang mempengaruhi kesetimbangan adalah
senyawa dalam bentuk larutan ( aq ) dan gas ( g ). Perhatikan contoh untuk pengaruh
volume dan konsentrasi :
e. Penambahan NaOH akan bereaksi dengan HCl yang berarti mengurangi salah satu
produk, maka kesetimbangan akan bergeser ke kanan.
Pengaruh Tekanan
pengaruh tekanan berlawanan dengan pengaruh volume :
Jika tekanan diperbesar maka kesetimbangan akan bergeser ke arah reaksi yang
jumlah molekulnya terkecil atau ke ruas yang jumlah angka koefiseinnya
terkecil.
Jika tekanan diperkecil maka kesetimbangan akan bergeser ke arah reaksi yang
jumlah molekulnya terterbesar atau ke ruas yang jumlah angka koefiseinnya
terbesar.
Jika jumlah angka koefisien ruas kanan dan ruas kiri sama maka penambahan
atau pengurangan tekanan tidak akan menggeser kesetimbangan.
INGAT !! sama dengan pengaruh volume pada pengaruh tekanan... Angka koefisien
reaksi dari zat padat murni ( s ) dan zat cair murni ( l ) TIDAK mempengaruhi
kesetimbangan jadi tidak dihitung.
Pengaruh Suhu
Jika suhu sistem kesetimbangan dinaikkan maka reaksi sistem menurunkan suhu
dengan cara kesetimbangan bergeser ke pihak reaksi yang menyerap kalor
(endoterm).
Jika suhu sistem kesetimbangan diturunkan maka reaksi sistem menaikkan suhu
dengan cara kesetimbangan bergeser ke pihak reaksi yang melepas kalor
(eksoterm).
Contoh :
Pada kenaikan suhu kesetimbangan akan bergeser ke arah reaksi endoterm ( delta H nya
+ ) :
a. Pada reaksi pertama kesetimbangan akan bergeser ke kiri karena reaksi pertama dari
kiri ke kanan adalah reaksi eksoterm ( delta H nya - ) maka reaksi endotermnya
kebalikannnya yaitu dari kanan ke kiri
b. Pada reaksi kedua kesetimbangan akan bergeser ke kanan karena reaksi kedua dari
kiri ke kanan adalah reaksi endoterm ( delta H nya + ) maka reaksi endotermnya sudah
sesuai yaitu dari kiri ke kanan
Pengaruh Katalisator
Tetapan kesetimbangan adalah hasil kali konsentrasi setimbang zat di ruas kanan
dibagi hasil kali konsentrasisetimbang zat di ruas kiri, masing-masing konsentrasi zat
dipangkatkan dengan koefisien reaksinya.
zat padat murni ( s ) dan zat cair murni ( l ) TIDAK disertakan dalam penyusunan tetapan
kesetimbangan
BiOCl (s) dan H2O tidak disertakan dalam persamaan Kc karena bertutut-turut bentuknya
zat padat (s) dan zat cair murni ( l ).
Contoh Soal 1 :
Metana (CH4) dapat diperoleh dari dari reaksi gas CO2 dan gas H2 menurut persamaan :
Reaksi ini berlangsung pada suhu tinggi dengan suatu katalisator. Ke dalam ruangan 500
ml mula-mula dimasukkan 1 mol gas CO dan 3 mol gas H 2 diperoleh 0,387 mol air.
Tentukan besarnya tetapan kesetimbangannya pada suhu tersebut !
Jawab :
angka yang dipakai untuk menyusun Kc adalah angka saat keadaan setimbang... tetapi
ingat, bukan dalam mol namun dalam konsentrasi ( M )
karena volemenya 500 ml = 0,5 liter maka setiap molnya dibagi 0,5 :
Harga Kc yang kecil menunjukkan reaksi ini hanya membentuk sedikit sekali metana
(CH4)
Contoh Soal 2 :
Pada suatu percobaan, 2 mol H , 2 mol I dan 4 mol HI dicampur dalam suatu ruangan 1
liter pada suhu yang sama. Tentukan mol HI saat mencapai keadaan setimbang !
Jawab :
10 = 9x
x = 10/9 = 1,11
Contoh Soal 3 :
Dalam bejana 1 dm3 terdapat kesetimbangan antara 0,05 mol N2; 0,20 mol H2; dan 0,10
NH3. Untuk meningkatkan jumlah NH3 menjadi 0,20 mol dalam suhu dan volume tetap
harus ditambahkan N2 sebanyak....
Jawab :
karena dalam suhu yang sama Kc tidak berubah maka berlaku Kc1 = Kc2
Ingat.... mol tiap-tiap senyawa tidak dibagi volume karena volumenya = 1 liter jika tidak
satu liter maka mol tiap-tiap senyawa harus dibagi dengan volumenya seperti contoh
soal no 1.
N2 = 4.0,05 = 0,20 mol
maka N yang ditambahkan = mol N setelah - mol N mula-mula = 0,20 mol - 0,05 mol =
0,15 mol
Kesetimbangan Dissosiasi
Disosiasi adalah peruraian suatu zat menjadi zat lain yang lebih sederhana
Derajad disosiasi adalah perbandingan antara jumlah zat yang terdisosiasi / terurai /
bereaksi dengan jumlah zat mula-mula.
Contoh :
Jika 3 mol AB dalam satu liter air terurai sebanyak 40 % menurut reaksi :
Jawab :
tetapan kesetimbangan untuk sistem kesetimbangan gas juga dapat dinyatakan dengan
tekanan parsial gas
Jika diketahui tekanan total suatu reaksi gas maka tekanan parsial tiap-tiap zatnya
dapat ditentukan :
Jumlah mol total saat reaksi gas mencapai kesetimbangan dapat dicari dengan
rumus gas ideal :
Hubungan Kc dan Kp :
Keterangan :
P = tekanan (atm)
V = volume (m)
n = mol
R = 0,082 L.atm/mol.K
T = Suhu ( K )
delta n = Jumlah koefisien gas kanan - Jumlah koefisien gas kiri
Contoh Soal :
Sebanyak 10 mol gas N2 dicampurkan dengan 40 mol gas H2 dalam suatu ruangan 10 liter
kemudian dipanaskan pada suhu 427 C sehingga bereaksi membentuk NH 3 menurut
reaksi kesetimbangan :
Apabila tekanan total campuran pada keadaan setimbang adalah 230 atm. tentukanlah
harga Kp !
Jawab :
dengan menggunakan persamaan gas ideal jumlah mol gas dalam campuran saat
setimbang dapat dihitung sebagai berikut :
-2x = -10
x = 5
N2 = 10 - x = 5 mol
H2 = 40 - 3x = 25 mol
NH3 = 2x = 10 mol
0 komentar:
Poskan Komentar
Mengenai Saya
jimi kusuma
Lihat profil lengkapku
Diberdayakan oleh Blogger.
Struktur Atom
Struktur Atom
Atom terdiri dari proton, neutron dan elektron. Proton dan neutron berada di dalam inti
atom. Sedangkan elektron terus berputar mengelilingi inti atom karena muatan listriknya.
semua elektron bermuatan negatif (-) dan semua proton bermuatan positif (+) . sementara
itu neutron bermuatan netral. Elektron bermuatan yang bermuatan negatif (-) ditarik oleh
proton yang bermuatan positif (+) pada inti atom.
Dalam hal ini, semua atom di alam semesta akan terjadi bermuatan positif (+) karena ada
kelebihan muatan listrik positif (+) di dalam proton. Akibatnya, semua atom akan saling
bertolak satu sama lain.
Konsep atom dikemukakan oleh Demokritos yang tidak didukung oleh ekperimen yang
menyakinkan, sehingga tidak dapat diterima oleh beberpa ahli ilmu pengetahuan dan
filsafat.
Pengembangan konsep atom-atom secara ilmiah dimulai oleh John Dalton (1805),
kemudian dilakukan oleh Thomson (1897), Rutherford (1911), dan disempurnakan oleh
Bohr (1914)
Hasil ekperimen yang memperkuat konsep atom ini menghasilakn gambaran mengenai
susunan parikel-partikel tersebut didalam atom. Gambaran ini berfungsi untuk
memudahkan dalam memahami sifat-sifat kimia suatu atom. Gambaran susunan partikel-
partikel dasar dalam atom disebut model atom.
dibagi-bagi.
2. Atom digambarkan sebagai bola pegal yang sangat kecil, suatu unsur
memiliki atom-atom yang identik dan berbeda untuk unsur yang berbeda.
3. Atom-atom bergabung membentuk senyawa dengan perbandingan
bilangan bulat dan sederhana. Misalnya air terdiri atas atom-atom
hidrogen dan atom-atom oksigen.
4. Reaksi kimia merupakan pemisahan atau penggabungan atau penyusunan
kembali dari atom-atom, sehingga atom tidak dapat diciptakan atau
dimusnahkan
Hipotesis Dalton digambarkan dengan model atom sebagai bola pegal seperti bola tolak
peluru.
Atom adalah bola berongga yang tersusun dari inti atom dan eletron yang tersusun dari
inti atom dan e lektron yang mengelilinginya. Inti atom bermuatan positif dan massa
atom terpusat pada inti atom. Kelemahan dari Rutherford tidak dapat menjelaskan
mengapa elektron tidak jatuh ke dalam inti atom. Berdasarkan teori fisika, gerakan
elektron mengitari inti ini disertai pemancaran energi elektron akan berkurang dan
lintasannya makin lama akan mendekati inti dan jatuh ke dalam inti.
1.
1. Atom terdiri atas inti yang bermuatan positif dan dikelilingi oleh elektron
yang bermuatan negatif di dalam suatu lintasan.
2. Elektron dapat berpindah dari satu lintasan ke yang lain dengan menyerap
atau memancarkan energi sehingga energi elektron atom itu tidak akan
berkurang. Jika berpindah lintasan ke lintasan yang lebih tinggi, elektron
akan menyerap energi. Jika beralih ke lintasan yang lebih rendah, elektron
akan memancarkan energi lebih rendah, elektron akan memancarkan
energi.
3. Kedudukan elektron-eletron pada tingkat-tingkat energi tertentu yang
disebut kulit-kulit elektron.
kulit-kulit elektron bukan kedudukan yang pasti dari suatu elektron, tetapi hanya suatu
keboleh jadian saja.
1. Elektron
Percobaan tabung sinar katode pertama kali dilakukan oleh William Crookes (1875).
Hasil ekperimennya yaitu ditemukannya seberkas sinar yang muncul dari arah katode
menuju ke anode yang disebut sinar katode.
George Johnstone Stoney (1891) yand mengusulkan nama sinar katode disebut
“elektron”. Kelemahan dari stoney tidak dapat menjelaskan pengaruh elektron terhadap
perbedaan sifat antara atom suatu unsur dengan atom dalam unsur lainya. Antonine Henri
Beecquerel (1896) menemukan sinar yang dipancarkan dari unsur-unsur radioaktof yang
sifatnya mirip dengan elektron.
Joseph John Thomson (1897) melanjutkan eksperimen William Crookes yaitu pengaruh
medan listrik dan medan magnet dalam tabung sinar katode.
Hasil percobaan J.J Thomson menujukkan bahwa sinar katode dapat dibelokkan ke arah
kutub positif medan listrik. Hal ini membuktikan terdapat partikel bermuatan negatif
dalam suatu atom.
Besarnya muatan dalam eletron ditemukan oleh Robert Andreww miliki (1908) melalui
percobaan tetes Minyak Milikan seperti gambar berikut.
Minyak disemprotkan kedalam tabung yang bermuatan litrik. Akibat gaya tarik grafitasi
akan mengendapkan tetesan minyak yang turun. Apabila tetesan minyak diberi muatan
negatif maka akan tertarik ke kutub positif medan listrik. Dari hasil percobaan Milikan
dan Thomson diperoleh muatan elektron-1 dan massa elektron 0.
2. Proton
Jika massa elektron 0 bearti suatu partikel tidak mempunyai massa. Namun pada
kenyataan nya partikel materi mempunyai massa yang dapat diukur dan atom bersifat
atom netral. Eugene Goldstein (1886) melakukan eksperimen dari tabung gas yang
memiliki katode, yang diberi lubang-lubang dan diberi muatan listrik.
Hasil eksperimen tersebut membuktikan bahwa pada saat terbentuk elektron yang menuju
anode, terbentuk pula sinar positif yang menuju arah berlawanan melalui lubang pada
katode. Setelah berbagai gas dicoba dalam tabung ini, ternyata gas hidrogenlah yang
menghasilkan sinar muatan positif yang paling kecil baik massa maupun muatanya,
sehingga partikel ini disebut proton. Massa proton = 1 sma (satuan massa atom) dan
muatan proton = +1
3. Inti atom
Hasil percobaan ini membuat Rutherford menyatakan hipotesisnya bahwa atom tersusun
dari inti atom yang bermuatan positif dan dikelilingi elektron yang bermuatan negatif,
sehingga atom bersifat netral. Massa inti atom tidak seimbang dengan massa proton yang
ada dalam inti atom, sehingga dapt diprediksi bahwa ada partikel lain dalam inti atom.
4. Neutron
Prediksi dari Rutherford memicu W. Bothe dan H. Becker (1930) melakukan eksperimen
penembakan partikel pada inti atom berilium (Be) dan dihasilkan radiasi partikel berdaya
tembus tinggi.
James Chadwick (1932). Ternyata partikel yang menimbulkan radiasi berdaya tembus
tinggi itu bersifat nertal atau tidak bermuatan dan massanya hampir sama dengan proton.
Partikel ini disebut neutron dan dilambangkan
Atom adalah bagian terkecil dari suatu unsur yang masih memiliki sifat unsur tersebut.
Struktur atom menggambarkan bagaimana partikel-partikel dalam atom tersusun, atom
tersusun atas inti atom dan dikelilingi elektron-elektron yang tersebar dalam kulit-
kulitnya. Secara sistematis dapat digambarkan partikel-partikel sub atom berikut.
Sebagian besar atom terdiri dari ruang hampa yang dalamnya terdapat inti yang sangat
kecil di mana massa dan muatan positifnya dipusatkan dan dikelilingi oleh elektron-
elektron yang bermuatan negatif. Inti atom tersusun atas sejumlah proton dan neutron.
Jumlah proton dalam inti atom menentukan muatan inti atom, sedangkan massa atom inti
ditentukan oleh banyaknya proton dan neutron. Selanjutnya ketiga partikel sub atom
(proton, neutron, dan elektron ) dangan kombinasi tertentu membentuk atom suatu unsur
yang lambangnya dapat dituliskan :
Z : nomor atom
A : nomor massa
1.
1. Lihatlah nomor dari tabel periodik. Nomor atom selalu labih kecil dari
nomor massa
2. Nomor atom merupakan jumlah proton. Oleh karena sifat atom netral,
maka nomor atom juga merupakan jumlah elekton
3. Susunan elektron-elektron dalam level-level energi, selalu isi level
terdalam sebelum mengisi level luar
Dua hal yang penting diperhatikan jika anda melihat susunan daam tabel periodik.
1. Jumlah elektron tingkat terluar (atau kulit terluar)sama dengan nomor golongan
(kecuali helium yang memiliki 2 elektron. Gas mulia biasa disebut dengan
golonga 0 bukan golongan 8). Hal ini berlaku diseluruh golongan unsur pada tabel
periodik (kecuali unsur-unsur transisi). Jadi, jika anda mengetahui bahwa barium
terletak pada golongan 2, bearti barium memiliki 2 elektron pada tingkat teluar.
2. Gas mulia memiliki elektron penuh pada tingkat terluar
Suatu atom memiliki sifat dan massa yang khas satu sama lain. Dengan penemuan
partikel penyusun atom dikenal istilah nomor atom (Z) dan nomor massa (A)
Penulisan lombang atom unsur menyetarakan nomor atom dan nomor massa.
Dimana :
A = nomor massa
Z = nomor atom
X = lambang unsur
Atau
Jumlah Neutron = Nomor massa – Nomor atom
Nomor atom (Z) menujukkan jumlah proton (muatan positif) atau jumlah elektron dalam
atom tersebut. Nomor atom ini merupakan ciri khas suatu unsur. Oleh karena atom
bersifat netral maka jumlah proton sama dengan jumlah elektronya, sehingga nomor atom
juga menujukkan jumlah elektron. Elektron inilah yang nantinya paling menentukan sifat
suatu unsur. Nomor atom ditulis agak ke bawah sebelum lambang unsur
Massa elektron sangat kecil dan dianggap nol sehingga massa atom ditentukan oleh inti
atom yaitu proton dan neutron. Nomor massa (A) menyatakan banyaknya proton dan
neutron yang menyusun inti atom suatu unsur. Nomor massa ditulis agak ke atas sebelum
lambang unsur.
1. Isotop
Isotop adalah atom yang mempunyai nomor sama tetapi memiliki nomor massa berbeda
Setiap isotop satu unsur memiliki sifat kimia yang sama karena jumlah elektron
valensinya sama.
Isotop-isotop unsur ini dapat digunakan untuk menetukan massa atom relatif (Ar) atom
tersebut berdasarkan kelimpahan isotop dan massa atom semua isotop
2. Isobar
Isobar adalah unsur-unsur yang memiliki nomor atom berbeda tetapi nomor massa sama.
3. Isoton
1. Konfigurasi Elektron
Konfigurasi (susunan) elektron suatu atom berdasarkan kulit-kulit atom tersebut. Setiap
atom dapat terisi eletron maksimum 2n2, dimana n merupakan letak kulit.
Lambang kulit dimulai dari K, L, M, N dan seterusnya dimulai dari yang terdekat dengan
inti atom.
Elektron disusun sedemikian rupa pada masing-masing kulit dan diisi maksimum sesuai
daya tampung kulit tersebut. Jadi masing ada sisa elektron yang tidak dapat ditampung
pada kulit tersebut maka diletakkan pada kulit selanjutnya.
2. Elektron Valensi
Elektron yang berperan dalam reaksi pembentukan ikatan kimia dan reaksi kimia adalah
elektron pada kulit terluar atau elektron valensi.
Jumlah elektron valensi suatu atom ditentukan berdasarkan elektron yang terdapat pada
kulit terakhir dari konfigurasi elektron atom tersebut. Perhatikan Tabel untuk menentukan
jumlah elektron valensi
Unsur –unsur yang mempunyai jumlah elektron valensi yang sama akan memiliki sifat
kimia yang sama pula.
Struktur Atom
Struktur Atom
Atom terdiri dari proton, neutron dan elektron. Proton dan neutron berada di dalam inti
atom. Sedangkan elektron terus berputar mengelilingi inti atom karena muatan listriknya.
semua elektron bermuatan negatif (-) dan semua proton bermuatan positif (+) . sementara
itu neutron bermuatan netral. Elektron bermuatan yang bermuatan negatif (-) ditarik oleh
proton yang bermuatan positif (+) pada inti atom.
Dalam hal ini, semua atom di alam semesta akan terjadi bermuatan positif (+) karena ada
kelebihan muatan listrik positif (+) di dalam proton. Akibatnya, semua atom akan saling
bertolak satu sama lain.
Konsep atom dikemukakan oleh Demokritos yang tidak didukung oleh ekperimen yang
menyakinkan, sehingga tidak dapat diterima oleh beberpa ahli ilmu pengetahuan dan
filsafat.
Pengembangan konsep atom-atom secara ilmiah dimulai oleh John Dalton (1805),
kemudian dilakukan oleh Thomson (1897), Rutherford (1911), dan disempurnakan oleh
Bohr (1914)
Hasil ekperimen yang memperkuat konsep atom ini menghasilakn gambaran mengenai
susunan parikel-partikel tersebut didalam atom. Gambaran ini berfungsi untuk
memudahkan dalam memahami sifat-sifat kimia suatu atom. Gambaran susunan partikel-
partikel dasar dalam atom disebut model atom.
dibagi-bagi.
2. Atom digambarkan sebagai bola pegal yang sangat kecil, suatu unsur
memiliki atom-atom yang identik dan berbeda untuk unsur yang berbeda.
3. Atom-atom bergabung membentuk senyawa dengan perbandingan
bilangan bulat dan sederhana. Misalnya air terdiri atas atom-atom
hidrogen dan atom-atom oksigen.
4. Reaksi kimia merupakan pemisahan atau penggabungan atau penyusunan
kembali dari atom-atom, sehingga atom tidak dapat diciptakan atau
dimusnahkan
Hipotesis Dalton digambarkan dengan model atom sebagai bola pegal seperti bola tolak
peluru.
Atom adalah bola berongga yang tersusun dari inti atom dan eletron yang tersusun dari
inti atom dan e lektron yang mengelilinginya. Inti atom bermuatan positif dan massa
atom terpusat pada inti atom. Kelemahan dari Rutherford tidak dapat menjelaskan
mengapa elektron tidak jatuh ke dalam inti atom. Berdasarkan teori fisika, gerakan
elektron mengitari inti ini disertai pemancaran energi elektron akan berkurang dan
lintasannya makin lama akan mendekati inti dan jatuh ke dalam inti.
1.
1. Atom terdiri atas inti yang bermuatan positif dan dikelilingi oleh elektron
yang bermuatan negatif di dalam suatu lintasan.
2. Elektron dapat berpindah dari satu lintasan ke yang lain dengan menyerap
atau memancarkan energi sehingga energi elektron atom itu tidak akan
berkurang. Jika berpindah lintasan ke lintasan yang lebih tinggi, elektron
akan menyerap energi. Jika beralih ke lintasan yang lebih rendah, elektron
akan memancarkan energi lebih rendah, elektron akan memancarkan
energi.
3. Kedudukan elektron-eletron pada tingkat-tingkat energi tertentu yang
disebut kulit-kulit elektron.
kulit-kulit elektron bukan kedudukan yang pasti dari suatu elektron, tetapi hanya suatu
keboleh jadian saja.
1. Elektron
Percobaan tabung sinar katode pertama kali dilakukan oleh William Crookes (1875).
Hasil ekperimennya yaitu ditemukannya seberkas sinar yang muncul dari arah katode
menuju ke anode yang disebut sinar katode.
George Johnstone Stoney (1891) yand mengusulkan nama sinar katode disebut
“elektron”. Kelemahan dari stoney tidak dapat menjelaskan pengaruh elektron terhadap
perbedaan sifat antara atom suatu unsur dengan atom dalam unsur lainya. Antonine Henri
Beecquerel (1896) menemukan sinar yang dipancarkan dari unsur-unsur radioaktof yang
sifatnya mirip dengan elektron.
Joseph John Thomson (1897) melanjutkan eksperimen William Crookes yaitu pengaruh
medan listrik dan medan magnet dalam tabung sinar katode.
Hasil percobaan J.J Thomson menujukkan bahwa sinar katode dapat dibelokkan ke arah
kutub positif medan listrik. Hal ini membuktikan terdapat partikel bermuatan negatif
dalam suatu atom.
Besarnya muatan dalam eletron ditemukan oleh Robert Andreww miliki (1908) melalui
percobaan tetes Minyak Milikan seperti gambar berikut.
Minyak disemprotkan kedalam tabung yang bermuatan litrik. Akibat gaya tarik grafitasi
akan mengendapkan tetesan minyak yang turun. Apabila tetesan minyak diberi muatan
negatif maka akan tertarik ke kutub positif medan listrik. Dari hasil percobaan Milikan
dan Thomson diperoleh muatan elektron-1 dan massa elektron 0.
2. Proton
Jika massa elektron 0 bearti suatu partikel tidak mempunyai massa. Namun pada
kenyataan nya partikel materi mempunyai massa yang dapat diukur dan atom bersifat
atom netral. Eugene Goldstein (1886) melakukan eksperimen dari tabung gas yang
memiliki katode, yang diberi lubang-lubang dan diberi muatan listrik.
Hasil eksperimen tersebut membuktikan bahwa pada saat terbentuk elektron yang menuju
anode, terbentuk pula sinar positif yang menuju arah berlawanan melalui lubang pada
katode. Setelah berbagai gas dicoba dalam tabung ini, ternyata gas hidrogenlah yang
menghasilkan sinar muatan positif yang paling kecil baik massa maupun muatanya,
sehingga partikel ini disebut proton. Massa proton = 1 sma (satuan massa atom) dan
muatan proton = +1
3. Inti atom
Hasil percobaan ini membuat Rutherford menyatakan hipotesisnya bahwa atom tersusun
dari inti atom yang bermuatan positif dan dikelilingi elektron yang bermuatan negatif,
sehingga atom bersifat netral. Massa inti atom tidak seimbang dengan massa proton yang
ada dalam inti atom, sehingga dapt diprediksi bahwa ada partikel lain dalam inti atom.
4. Neutron
Prediksi dari Rutherford memicu W. Bothe dan H. Becker (1930) melakukan eksperimen
penembakan partikel pada inti atom berilium (Be) dan dihasilkan radiasi partikel berdaya
tembus tinggi.
James Chadwick (1932). Ternyata partikel yang menimbulkan radiasi berdaya tembus
tinggi itu bersifat nertal atau tidak bermuatan dan massanya hampir sama dengan proton.
Partikel ini disebut neutron dan dilambangkan
Atom adalah bagian terkecil dari suatu unsur yang masih memiliki sifat unsur tersebut.
Struktur atom menggambarkan bagaimana partikel-partikel dalam atom tersusun, atom
tersusun atas inti atom dan dikelilingi elektron-elektron yang tersebar dalam kulit-
kulitnya. Secara sistematis dapat digambarkan partikel-partikel sub atom berikut.
Sebagian besar atom terdiri dari ruang hampa yang dalamnya terdapat inti yang sangat
kecil di mana massa dan muatan positifnya dipusatkan dan dikelilingi oleh elektron-
elektron yang bermuatan negatif. Inti atom tersusun atas sejumlah proton dan neutron.
Jumlah proton dalam inti atom menentukan muatan inti atom, sedangkan massa atom inti
ditentukan oleh banyaknya proton dan neutron. Selanjutnya ketiga partikel sub atom
(proton, neutron, dan elektron ) dangan kombinasi tertentu membentuk atom suatu unsur
yang lambangnya dapat dituliskan :
Z : nomor atom
A : nomor massa
1.
1. Lihatlah nomor dari tabel periodik. Nomor atom selalu labih kecil dari
nomor massa
2. Nomor atom merupakan jumlah proton. Oleh karena sifat atom netral,
maka nomor atom juga merupakan jumlah elekton
3. Susunan elektron-elektron dalam level-level energi, selalu isi level
terdalam sebelum mengisi level luar
Dua hal yang penting diperhatikan jika anda melihat susunan daam tabel periodik.
1. Jumlah elektron tingkat terluar (atau kulit terluar)sama dengan nomor golongan
(kecuali helium yang memiliki 2 elektron. Gas mulia biasa disebut dengan
golonga 0 bukan golongan 8). Hal ini berlaku diseluruh golongan unsur pada tabel
periodik (kecuali unsur-unsur transisi). Jadi, jika anda mengetahui bahwa barium
terletak pada golongan 2, bearti barium memiliki 2 elektron pada tingkat teluar.
2. Gas mulia memiliki elektron penuh pada tingkat terluar
Suatu atom memiliki sifat dan massa yang khas satu sama lain. Dengan penemuan
partikel penyusun atom dikenal istilah nomor atom (Z) dan nomor massa (A)
Penulisan lombang atom unsur menyetarakan nomor atom dan nomor massa.
Dimana :
A = nomor massa
Z = nomor atom
X = lambang unsur
Atau
Nomor atom (Z) menujukkan jumlah proton (muatan positif) atau jumlah elektron dalam
atom tersebut. Nomor atom ini merupakan ciri khas suatu unsur. Oleh karena atom
bersifat netral maka jumlah proton sama dengan jumlah elektronya, sehingga nomor atom
juga menujukkan jumlah elektron. Elektron inilah yang nantinya paling menentukan sifat
suatu unsur. Nomor atom ditulis agak ke bawah sebelum lambang unsur
1. Isotop
Isotop adalah atom yang mempunyai nomor sama tetapi memiliki nomor massa berbeda
Setiap isotop satu unsur memiliki sifat kimia yang sama karena jumlah elektron
valensinya sama.
Isotop-isotop unsur ini dapat digunakan untuk menetukan massa atom relatif (Ar) atom
tersebut berdasarkan kelimpahan isotop dan massa atom semua isotop
2. Isobar
Isobar adalah unsur-unsur yang memiliki nomor atom berbeda tetapi nomor massa sama.
3. Isoton
1. Konfigurasi Elektron
Konfigurasi (susunan) elektron suatu atom berdasarkan kulit-kulit atom tersebut. Setiap
atom dapat terisi eletron maksimum 2n2, dimana n merupakan letak kulit.
Lambang kulit dimulai dari K, L, M, N dan seterusnya dimulai dari yang terdekat dengan
inti atom.
Elektron disusun sedemikian rupa pada masing-masing kulit dan diisi maksimum sesuai
daya tampung kulit tersebut. Jadi masing ada sisa elektron yang tidak dapat ditampung
pada kulit tersebut maka diletakkan pada kulit selanjutnya.
2. Elektron Valensi
Elektron yang berperan dalam reaksi pembentukan ikatan kimia dan reaksi kimia adalah
elektron pada kulit terluar atau elektron valensi.
Jumlah elektron valensi suatu atom ditentukan berdasarkan elektron yang terdapat pada
kulit terakhir dari konfigurasi elektron atom tersebut. Perhatikan Tabel untuk menentukan
jumlah elektron valensi
Unsur –unsur yang mempunyai jumlah elektron valensi yang sama akan memiliki sifat
kimia yang sama pula.