Anda di halaman 1dari 38

MATERI STRUKTUR ATOM PADA

PELAJARAN KIMIA KELAS X


IPA-Area; Materi Struktur Atom pada pelajaran kimia kelas X terbilang menarik. hal ini
disebabkan karena apa yang kita pelajari hanya sepintas pada teori. siswa belajar sambil
membayangkan tentang apa itu atom. untuk lebih jelas tentang materi Struktur Atom,
sudah terdapat pada artikel ini.

Struktur Atom

Atom merupakan bagian terkecil dari suatu materi. meskipun ukurannya yang sangat
kecil, Atom adalah partikel paling kecil yang masih mempunyai sifat unsur. Menurut para
ahli fisika, jari-jari suatu atom sekitar 3–15 nm (1 nm = 10-9 meter).sampai saat ini
belum ditemukan alat yang dapat menggambarkan bentuk atom secara jelas untuk dapat
diamati. meskipun belum dapat diketahui bentuknya secara jelas, para ahli dapat
membuat perkiraan gambaran mengenai atom berdasarkan eksperimen dan kajian teoritis
yang telah dilakukannya. gambaran atom menurut ahli disebut juga dengan istilah model
atom. hal inilah yang mendasari terjadinya perubahan-perubahan tentang model atom
berdasarkan perkembangan ilmu pengetahuan.

john Dalton adalah orang yang pertama kali menemukan teori atom pada tahun 1803.
dalton mengatakan bahwa atom merupakan partikel terkecil yang tidak dapat dibagi lagi.
hingga akhirnya diketahui bahwa atom ternyata terdiri dari partikel-partikel yang lebih
kecil lagi yang yaitu eletron, proton dan neutron. partikel penyusun atom itu disebut
partikel subatom atau partikel dasar atom.

A. Partikel Penyusun Atom


Partikel Penyusun Atom

partikel penyusun atom ada tiga yaitu eletron, proton dan neutron.
1. Elektron merupakan partikel subatom yang bermuatan negatif, ditemukan oleh Joseph
John
Thomson pada tahun 1897.
2. Proton merupakan partikel subatom yang bermuatan positif, ditemukan oleh Eugen
Goldstein
pada tahun 1886.
3. Neutron merupakan partikel subatom yang tidak bermuatan, ditemukan oleh James
Chadwick pada
tahun 1932.

B. Nomor Atom dan Nomor Massa

atom-atom dari unsur yang berbeda akan memiliki nomor atom dan nomor massa yang
berbeda pula. hal ini disebabkan karena nomor atom dilihat dari jumlah proton yang
terdapat pada atom sedangkan nomor massa dilihat dari jumlah proton dan neutron yang
terdapat pada atom tersebut.

C. Isotop, Isobar dan Isoton


Isotop, Isobar dan Isoton
1. Isotop adalah atom-atom yang mempunyai nomor atom yang sama, tetapi massa
atomnya berbeda. Nomor atom merupakan identitas dari atom, sehingga setiap atom yang
mempunyai nomor atom yang sama maka unsurnya pun sama.
2. Isobar adalah atom-atom yang mempunyai nomor atom yang berbeda tetapi massa
atomnya sama.
3. Isoton adalah atom-atom yang mempunyai jumlah neutron yang sama dari unsurunsur
yang berbeda.

D. Massa Atom dan Massa Molekul Relatif

Rumus Massa Atom dan Massa Molekul Relatif


setiap atom memiliki massa yang berbeda-beda tergantung dari partikel-partikel
penyusunnya. untuk membandingkan massa atom satu dengan yang lainnya maka
digunakan pembanding yang telah di standarisasi yaitu massa 1 atom C-12 (=1 sma)

1. massa atom relatif (Ar) adalah perbandingan massa rata-rata satu atom unsur terhadap
massa
satu atom C-12
2. Massa molekul relatif (Mr) Massa molekul relatif (Mr) adalah perbandingan antara
massa rata-rata satu molekul unsur atau senyawa terhadap massa satu atom C-12.

E. Konfigurasi Eletron
Konfigurasi Eletron
atom tersusun berdasarkan partikel-pertikel penyusunnya yaitu eletron, proton dan
neutron. penyebaran eletron, proton dan neutron dalam atom membentuk lapisan-lapisan
yang disebut sebagai kulit atom. penyebaran eletron dapat diketahui berdasarkan
konfigurasi eletron pada atom tersebut. Konfigurasi elektron menggambarkan penyebaran
atau susunan elektron dalam
atom.

F. Perkembangan Model Atom

Perkembangan Teori Atom


Istilah atom bermula dari zaman Leukipos danDemokritus yang mengatakan bahwa
benda yang paling kecil adalah atom. Atom yang berasal dari bahasa Yunani yaitu
atomos, a artinya tidak dan tomos artinya dibagi. Model atom mengalami perkembangan
seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan berdasarkan fakta-fakta eksperimen.
adapun beberapa nama yang turut andil dalam penemuan perkembangan model atom
antara lain:

1. Model atom Dalton


2. Model atom Thomson
3. Model atom Rutherford
4. Model atom Bohr
5. Model atom mekanika kuantum

Contoh Soal Partikel Dasar Atom dan Lambang Unsur


1. Tentukan jumlah proton, elektron dan neutron dari

2. Atom karbon mempunyai jumlah proton 6 dan jumlah neutron 6. Berapa jumlah
elektron, nomor atom dan nomor massa atom C!

Jawab:
1. Menentukan jumlah proton, elektron dan neutron.
2. Menentukan nomor atom dan nomor massa
Contoh Soal Konfigurasi Elektron
Tuliskan konfigurasi elektron dari atom-atom berikut:

Jawab:
Kesetimbangan kiama

KIMIA
Senin, 19 Mei 2014
kestimbangan kimia

Kesetimbangan Kimia

Konsep Kesetimbangan Dinamis

Reaksi kesetimbangan adalah reaksi dimana zat-zat hasil reaksi ( produk ) dapat bereaksi
kembali membentuk zat-zat semula ( reaktan ). Jadi reaksi berlangsung dua arah
( reversibel ) :

Kapankah suatu reaksi bolak-balik mencapai keadaan setimbang ?

Pada saat laju reaksi ke kanan = laju reaksi ke kiri

Bagaimana kita dapat mengetahui bahwa suatu reaksi bolak-balik telah mencapai
kesetimbangan ?
Saat tercapai kesetimbangan jumlah zat-zatnya baik reaktan maupun produk tidak lagi
berubah. Jumlah zat sebanding dengan mol dan konsentrasi sehingga saat setimbang mol
dan konsentrasi zat-zatnya tetap.

Jelaskan, mengapa kesetimbangan kimia disebut kesetimbangan dinamis !

Walaupun reaksi kimia sudah mencapai keadaan setimbang akan tetapi reaksi tetap
berlangsung pada tingkat molekul/mikroskopis. karena kecepatan reaksi maju/ke kanan =
reaksi balik/ke kiri maka seakan-akan reaksinya sudah berhenti.

Ciri khas reaksi kesetimbangan :

"Zat-zat ruas kiri ( reaktannya ) tidak pernah habis"

Pada saat terjadi kesetimbangan, maka harga tetapan kesetimbangan ( Kc ) dapat


ditentukan. Nilainya ditentukan dengan menggunakan perbandingan konsentrasi zat-
zatnya saat tercapai kesetimbangan.

dari bentuk persamaan di atas dapat disimpulkan :


Jika nikai K > 1 maka hasil/produk yang dihasilkan banyak

Jika nikai K < 1 maka hasil/produk yang dihasilkan sedikit

Hal PENTING yang perlu kalian ketahui !

Untuk reaksi yang sama harga Kc hanya dipengaruhi suhu. Selama suhu tetap
maka K tetap. Harga K berubah hanya apabila suhunya berubah. perubahan harga K
tergantung jenis reaksinya :
 Reaksi Endoterm ( menyerap kalor / delta H nya positif ) : K berbanding lurus
dengan suhu. Artinya jika suhunya meningkat maka K nya juga meningkat dan
sebaliknya jika suhunya menurun maka K nya juga menurun.
 Reaksi Eksoterm ( melepas kalor / delta H nya negatif ) : K berbanding terbalik
dengan suhu. Artinya jika suhunya meningkat maka K nya menurun dan
sebaliknya jika suhunya menurun maka K nya meningkat.

Membandingkan harga K dengan beberapa reaksi :


1. Jika reaksi dibalik maka K menjadi 1/K
2. Jika reaksinya dikalikan n maka K menjadi Kn
3. Jika reaksinya dibagi n maka K menjadi akar n nya K
4. Jika dua reaksi atau lebih dijumlahkan maka harga K tiap-tiap reaksi dikalikan
Diketahui tetapan kesetimbangan 2 reaksi sebagai berikut :

Kc nya berturut-turut adalah 4 dan 8 maka tetapan kesetimbangan bagi reaksi :

adalah !

Untuk mengetahui perubahan nilai tetapan kesetimbangan ( K ) yang kita perhatikan


adalah senyawa yang spesifik yang ada untuk tiap-tiap reaksi.

untuk reaksi pertama yang kita perhatikan perubahannya adalah senyawa B karena
senyawa B tidak ada pada reaksi ke dua. Senyawa B yang mula-mula di ruas kiri
menjadi di ruas kanan dan dikalikan 2 (karena angka koefisiennya berubah dari 1
menjadi 2 berarti berubah menjadi dua kalinya).
maka reaksinya ditulis :

karena dibalik maka K = 4 menjadi K = 1/4 kemudian dikalikan 2 maka K = 1/4 berubah
lagi menjadi kuadratnya K = (1/4)2 = 1/16

untuk reaksi kedua tidak mengalami perubahan karena senyawa spesifiknya yaitu
senyawa D tetap ada di ruas kiri dan angka koefisiennya pun tetap = 1 sehingga K nya
juga tetap 8. Dari reaksi pertama yang telah diubah dengan reaksi kedua digabung
menjadi :

senyawa yang sama di ruas kiri dan kanan saling coret....


karena digabung maka nilai K = 1/16 dan K = 8 dikalikan sehingga menjadi :

K = 1/16 . 8 = 1/2
Pergeseran Kesetimbangan

Asas Le Chatelier
Jika terhadap suatu kesetimbangan dilakukan suatu aksi (tindakan) maka reaksi akan
bergeser untuk menghilangkan pengaruh aksi itu.

Pengaruh Konsentrasi
 Jika salah satu pereaksi/reaktan/senyawa di ruas kiri diperbesar maka
kesetimbangan akan bergeser ke ruas kanan/produk/hasil reaksi. Sebaliknya jika
salah satu produk/hasil reaksi/ruas kanan diperbesar maka kesetimbangan akan
bergeser ke ruas kiri/pereaksi/reaktan.

 Jika salah satu pereaksi/reaktan/senyawa di ruas kiri diperkecil maka


kesetimbangan akan bergeser ke ruas kiri/pereaksi/reaktan. Sebaliknya jika salah
satu produk/hasil reaksi/ruas kanan diperkecil maka kesetimbangan akan
bergeser ke ruas kanan/produk/hasil reaksi.

Pengaruh Volume
 Jika volume diperbesar (pengenceran) maka kesetimbangan akan bergeser ke arah
reaksi yang jumlah molekulnya terbanyak atau ke ruas yang jumlah angka
koefiseinnya terbanyak.

 Jika volume diperkecil (pemekatan) maka kesetimbangan akan bergeser ke arah


reaksi yang jumlah molekulnya terkecil atau ke ruas yang jumlah angka
koefiseinnya terkecil.

 Jika jumlah angka koefisien ruas kanan dan ruas kiri sama maka penambahan
atau pengurangan volume tidak akan menggeser kesetimbangan.

PENTING !! Angka koefisien reaksi dari zat padat murni ( s ) dan zat cair murni ( l )
TIDAK mempengaruhi kesetimbangan yang mempengaruhi kesetimbangan adalah
senyawa dalam bentuk larutan ( aq ) dan gas ( g ). Perhatikan contoh untuk pengaruh
volume dan konsentrasi :

ke arah mana kesetimbangan bergeser jika suhu tetap :


a. ditambah BiCl3
b. ditambah air
c. ditambah BiOCl
d. ditambah HCl
e. ditambah NaOH
Jawab :

a. Penambahan BiCl3, salah satu pereaksi, akan menggeser kesetimbangan ke kanan

b. Penambahan air (memperbesar volume) akan menggeser kesetimbangan ke kanan


karena koefisien ruas kanan lebih besar dari ruas kiri. Alasannya : koefisien ruas kiri = 1
yaitu koefisien BiCl3, ingat koefisien H2O tidak usah dihitung karena zat cair murni ( l )
sedangkan jumlah koefisien di ruas kanan = 2 yaitu koefisien dari HCl, ingat BiOCl tidak
diperhitungkan karena bentuknya padat ( s ).

c. Penambahan BiOCl yang merupakan komponen padat tidak menggeser


kesetimbangan.

d. Penambahan HCl, salah satu produk, akan menggeser kesetimbangan ke kiri.

e. Penambahan NaOH akan bereaksi dengan HCl yang berarti mengurangi salah satu
produk, maka kesetimbangan akan bergeser ke kanan.

Pengaruh Tekanan
pengaruh tekanan berlawanan dengan pengaruh volume :
 Jika tekanan diperbesar maka kesetimbangan akan bergeser ke arah reaksi yang
jumlah molekulnya terkecil atau ke ruas yang jumlah angka koefiseinnya
terkecil.

 Jika tekanan diperkecil maka kesetimbangan akan bergeser ke arah reaksi yang
jumlah molekulnya terterbesar atau ke ruas yang jumlah angka koefiseinnya
terbesar.

 Jika jumlah angka koefisien ruas kanan dan ruas kiri sama maka penambahan
atau pengurangan tekanan tidak akan menggeser kesetimbangan.

INGAT !! sama dengan pengaruh volume pada pengaruh tekanan... Angka koefisien
reaksi dari zat padat murni ( s ) dan zat cair murni ( l ) TIDAK mempengaruhi
kesetimbangan jadi tidak dihitung.

Pengaruh Suhu
 Jika suhu sistem kesetimbangan dinaikkan maka reaksi sistem menurunkan suhu
dengan cara kesetimbangan bergeser ke pihak reaksi yang menyerap kalor
(endoterm).

 Jika suhu sistem kesetimbangan diturunkan maka reaksi sistem menaikkan suhu
dengan cara kesetimbangan bergeser ke pihak reaksi yang melepas kalor
(eksoterm).
Contoh :

Ke arah mana kesetimbangan akan bergeser jika suhu dinaikkan !

Pada kenaikan suhu kesetimbangan akan bergeser ke arah reaksi endoterm ( delta H nya
+ ) :

a. Pada reaksi pertama kesetimbangan akan bergeser ke kiri karena reaksi pertama dari
kiri ke kanan adalah reaksi eksoterm ( delta H nya - ) maka reaksi endotermnya
kebalikannnya yaitu dari kanan ke kiri

b. Pada reaksi kedua kesetimbangan akan bergeser ke kanan karena reaksi kedua dari
kiri ke kanan adalah reaksi endoterm ( delta H nya + ) maka reaksi endotermnya sudah
sesuai yaitu dari kiri ke kanan

Pengaruh Katalisator

Dalam suatu reaksi kesetimbangan, pengaruh katalisator adalah mempercepat terjadinya


reaksi sehingga reaksi maju dan reaksi baliknya sama-sama bertambah kuat. Oleh karena
itu, katalisator tidak mempengaruhi susunan kesetimbangan akan tetapi mempercepat
tercapainya keadaan setimbang.

Menentukan Tetapan Kesetimbangan ( Kc )

Memperdalam tentang tetapan kesetimbangan yang telah disinggung sebelumnya.

Tetapan kesetimbangan adalah hasil kali konsentrasi setimbang zat di ruas kanan
dibagi hasil kali konsentrasisetimbang zat di ruas kiri, masing-masing konsentrasi zat
dipangkatkan dengan koefisien reaksinya.

Persamaan tetapan kesetimbangannya adalah :


Tetapan kesetimbangan untuk reaksi yang sama "harganya tetap untuk suhu yang
tetap"

zat padat murni ( s ) dan zat cair murni ( l ) TIDAK disertakan dalam penyusunan tetapan
kesetimbangan

BiOCl (s) dan H2O tidak disertakan dalam persamaan Kc karena bertutut-turut bentuknya
zat padat (s) dan zat cair murni ( l ).

Contoh Soal 1 :

Metana (CH4) dapat diperoleh dari dari reaksi gas CO2 dan gas H2 menurut persamaan :

Reaksi ini berlangsung pada suhu tinggi dengan suatu katalisator. Ke dalam ruangan 500
ml mula-mula dimasukkan 1 mol gas CO dan 3 mol gas H 2 diperoleh 0,387 mol air.
Tentukan besarnya tetapan kesetimbangannya pada suhu tersebut !

Jawab :

Mula-mula kalian buat bagan seperti di bawah ini :


lalu kalian isikan nilai mol senyawa di bawah senyawanya sesuai dengan keterangan soal
( angka yang berwarna hitam ). ingat mol H2O sebesar 0,378 mol diisikan di bagian
setimbang. karena mula-mula H2O tidak ada kemudian diperoleh / saat setimbang
0,378 mol. Karena mula-mula tidak ada kemudian saat setimbang menjadi 0,378 juga
berarti saat bereaksi menghasilkan H2O sebesar 0,378 mol juga. Saat reaksi
perbandingan mol = perbandingan angka koefisien, isikanlah mol saat reaksi untuk
semua senyawa berdasarkan mol H2O saat reaksi sebesar 0,378 mol dikalikan angka
koefisiennya masing-masing ( angka yang berwarna merah ). Mol saat setimbang di
ruas kiri = mol mula-mula - mol setimbang dan di ruas kanan mol saat setimbang =
mol mula-mula + mol setimbang. Hasilnya diisikan di bagian setimbangnya ( angka
berwarna biru ).

angka yang dipakai untuk menyusun Kc adalah angka saat keadaan setimbang... tetapi
ingat, bukan dalam mol namun dalam konsentrasi ( M )

karena volemenya 500 ml = 0,5 liter maka setiap molnya dibagi 0,5 :

CO = 0,622 mol / 0,5 l = 1,244 M


H2 = 1,866 mol/ 0,5 l = 3,732 M
CH4 = H2O = 0,378 mol / 0,5 l = 0,756 M

Harga Kc yang kecil menunjukkan reaksi ini hanya membentuk sedikit sekali metana
(CH4)
Contoh Soal 2 :

Harga Kc untuk reaksi di bawah ini dalam suhu tertentu adalah 49

Pada suatu percobaan, 2 mol H , 2 mol I dan 4 mol HI dicampur dalam suatu ruangan 1
liter pada suhu yang sama. Tentukan mol HI saat mencapai keadaan setimbang !

Jawab :

Misalkan H yang bereaksi x mol maka :

Pada saat setimbang :

karena volumenya 1 liter maka mol = konsentrasinya ( ingat : M = mol/volume )

kedua ruas diakar :


14 - 7x = 4 + 2x

10 = 9x

x = 10/9 = 1,11

maka saat setimbang mol HI = (4 + 2x) = 6,22 mol

Contoh Soal 3 :

Dalam bejana 1 dm3 terdapat kesetimbangan antara 0,05 mol N2; 0,20 mol H2; dan 0,10
NH3. Untuk meningkatkan jumlah NH3 menjadi 0,20 mol dalam suhu dan volume tetap
harus ditambahkan N2 sebanyak....

Jawab :

karena dalam suhu yang sama Kc tidak berubah maka berlaku Kc1 = Kc2

Ingat.... mol tiap-tiap senyawa tidak dibagi volume karena volumenya = 1 liter jika tidak
satu liter maka mol tiap-tiap senyawa harus dibagi dengan volumenya seperti contoh
soal no 1.
N2 = 4.0,05 = 0,20 mol

maka N yang ditambahkan = mol N setelah - mol N mula-mula = 0,20 mol - 0,05 mol =
0,15 mol

Kesetimbangan Dissosiasi

Disosiasi adalah peruraian suatu zat menjadi zat lain yang lebih sederhana

Derajad disosiasi adalah perbandingan antara jumlah zat yang terdisosiasi / terurai /
bereaksi dengan jumlah zat mula-mula.

Contoh :

Jika 3 mol AB dalam satu liter air terurai sebanyak 40 % menurut reaksi :

maka tetapan kesetimbangan reaksi tersebut....

Jawab :

Derajad disosiasi = 40 % = 0,4


Tetapan Kesetimbangan Tekanan Parsial ( Kp )

tetapan kesetimbangan untuk sistem kesetimbangan gas juga dapat dinyatakan dengan
tekanan parsial gas

, P = tekanan parsial senyawa gas

Perbandingan tekanan parsial = Perbandingan mol saat setimbang

Jika diketahui tekanan total suatu reaksi gas maka tekanan parsial tiap-tiap zatnya
dapat ditentukan :

Jumlah mol total saat reaksi gas mencapai kesetimbangan dapat dicari dengan
rumus gas ideal :

Hubungan Kc dan Kp :
Keterangan :
P = tekanan (atm)
V = volume (m)
n = mol
R = 0,082 L.atm/mol.K
T = Suhu ( K )
delta n = Jumlah koefisien gas kanan - Jumlah koefisien gas kiri

Contoh Soal :

Sebanyak 10 mol gas N2 dicampurkan dengan 40 mol gas H2 dalam suatu ruangan 10 liter
kemudian dipanaskan pada suhu 427 C sehingga bereaksi membentuk NH 3 menurut
reaksi kesetimbangan :

Apabila tekanan total campuran pada keadaan setimbang adalah 230 atm. tentukanlah
harga Kp !

Jawab :

dengan menggunakan persamaan gas ideal jumlah mol gas dalam campuran saat
setimbang dapat dihitung sebagai berikut :

Hati2... suhu harus dalam Kelvin ( K ) maka T = 427 C + 273 = 700 K


misal jumlah mol N2 yang bereaksi = x mol maka susunan kesetimbangan dapat dihitung
sebagai berikut :

karena jumlah mol totalnya = 40 mol maka x dapat dicari :

(10 - x) + (40 - 3x) + 2x = 40

-2x = -10

x = 5

susunan mol saat kesetimbangan sebagai berikut :

N2 = 10 - x = 5 mol
H2 = 40 - 3x = 25 mol
NH3 = 2x = 10 mol

Tekanan Parsial gas saat setimbang :

tekanan parsial N2 = 5/40 . 230 atm = 28,75 atm


tekanan parsial H2 = 25/40 . 230 atm = 143,75 atm
tekanan parsial NH3 = 10/40 . 230 atm = 57,50 atm

Diposkan oleh jimi kusuma di 23.50

0 komentar:

Poskan Komentar

Posting Lebih Baru Beranda


Langganan: Poskan Komentar (Atom)
Blog Archive
 ▼ 2014 (2)
o ▼ Mei (2)
 Reaksi Kimia
 kestimbangan kimia

Mengenai Saya
jimi kusuma
Lihat profil lengkapku
Diberdayakan oleh Blogger.

Struktur Atom
Struktur Atom
Atom terdiri dari proton, neutron dan elektron. Proton dan neutron berada di dalam inti
atom. Sedangkan elektron terus berputar mengelilingi inti atom karena muatan listriknya.
semua elektron bermuatan negatif (-) dan semua proton bermuatan positif (+) . sementara
itu neutron bermuatan netral. Elektron bermuatan yang bermuatan negatif (-) ditarik oleh
proton yang bermuatan positif (+) pada inti atom.

Dalam hal ini, semua atom di alam semesta akan terjadi bermuatan positif (+) karena ada
kelebihan muatan listrik positif (+) di dalam proton. Akibatnya, semua atom akan saling
bertolak satu sama lain.

A. Perkembangan Teori Atom

Konsep atom dikemukakan oleh Demokritos yang tidak didukung oleh ekperimen yang
menyakinkan, sehingga tidak dapat diterima oleh beberpa ahli ilmu pengetahuan dan
filsafat.

Pengembangan konsep atom-atom secara ilmiah dimulai oleh John Dalton (1805),
kemudian dilakukan oleh Thomson (1897), Rutherford (1911), dan disempurnakan oleh
Bohr (1914)

Hasil ekperimen yang memperkuat konsep atom ini menghasilakn gambaran mengenai
susunan parikel-partikel tersebut didalam atom. Gambaran ini berfungsi untuk
memudahkan dalam memahami sifat-sifat kimia suatu atom. Gambaran susunan partikel-
partikel dasar dalam atom disebut model atom.

1. Model Atom Dalton


1. Atom merupakan bagian terkecil dari materi yang sudah tidak dapat

dibagi-bagi.
2. Atom digambarkan sebagai bola pegal yang sangat kecil, suatu unsur
memiliki atom-atom yang identik dan berbeda untuk unsur yang berbeda.
3. Atom-atom bergabung membentuk senyawa dengan perbandingan
bilangan bulat dan sederhana. Misalnya air terdiri atas atom-atom
hidrogen dan atom-atom oksigen.
4. Reaksi kimia merupakan pemisahan atau penggabungan atau penyusunan
kembali dari atom-atom, sehingga atom tidak dapat diciptakan atau
dimusnahkan

Hipotesis Dalton digambarkan dengan model atom sebagai bola pegal seperti bola tolak
peluru.

2. Model Atom Thomson

Atom adalah bola bulat bermuatan


positif dan di permukaan tersebar

elektron yang bermuatan negatif

3. Model Atom Rutherford

Atom adalah bola berongga yang tersusun dari inti atom dan eletron yang tersusun dari

inti atom dan e lektron yang mengelilinginya. Inti atom bermuatan positif dan massa
atom terpusat pada inti atom. Kelemahan dari Rutherford tidak dapat menjelaskan
mengapa elektron tidak jatuh ke dalam inti atom. Berdasarkan teori fisika, gerakan
elektron mengitari inti ini disertai pemancaran energi elektron akan berkurang dan
lintasannya makin lama akan mendekati inti dan jatuh ke dalam inti.

4. Model Atom Niels Bohr

1.
1. Atom terdiri atas inti yang bermuatan positif dan dikelilingi oleh elektron
yang bermuatan negatif di dalam suatu lintasan.
2. Elektron dapat berpindah dari satu lintasan ke yang lain dengan menyerap
atau memancarkan energi sehingga energi elektron atom itu tidak akan
berkurang. Jika berpindah lintasan ke lintasan yang lebih tinggi, elektron
akan menyerap energi. Jika beralih ke lintasan yang lebih rendah, elektron
akan memancarkan energi lebih rendah, elektron akan memancarkan
energi.
3. Kedudukan elektron-eletron pada tingkat-tingkat energi tertentu yang
disebut kulit-kulit elektron.

5. Model Atom Model

kulit-kulit elektron bukan kedudukan yang pasti dari suatu elektron, tetapi hanya suatu
keboleh jadian saja.

B. Percobaan-percobaan Mengenal Struktur Atom

1. Elektron

Percobaan tabung sinar katode pertama kali dilakukan oleh William Crookes (1875).
Hasil ekperimennya yaitu ditemukannya seberkas sinar yang muncul dari arah katode
menuju ke anode yang disebut sinar katode.

George Johnstone Stoney (1891) yand mengusulkan nama sinar katode disebut
“elektron”. Kelemahan dari stoney tidak dapat menjelaskan pengaruh elektron terhadap
perbedaan sifat antara atom suatu unsur dengan atom dalam unsur lainya. Antonine Henri
Beecquerel (1896) menemukan sinar yang dipancarkan dari unsur-unsur radioaktof yang
sifatnya mirip dengan elektron.

Joseph John Thomson (1897) melanjutkan eksperimen William Crookes yaitu pengaruh
medan listrik dan medan magnet dalam tabung sinar katode.

Hasil percobaan J.J Thomson menujukkan bahwa sinar katode dapat dibelokkan ke arah
kutub positif medan listrik. Hal ini membuktikan terdapat partikel bermuatan negatif
dalam suatu atom.

Besarnya muatan dalam eletron ditemukan oleh Robert Andreww miliki (1908) melalui
percobaan tetes Minyak Milikan seperti gambar berikut.

Minyak disemprotkan kedalam tabung yang bermuatan litrik. Akibat gaya tarik grafitasi
akan mengendapkan tetesan minyak yang turun. Apabila tetesan minyak diberi muatan
negatif maka akan tertarik ke kutub positif medan listrik. Dari hasil percobaan Milikan
dan Thomson diperoleh muatan elektron-1 dan massa elektron 0.

2. Proton

Jika massa elektron 0 bearti suatu partikel tidak mempunyai massa. Namun pada
kenyataan nya partikel materi mempunyai massa yang dapat diukur dan atom bersifat
atom netral. Eugene Goldstein (1886) melakukan eksperimen dari tabung gas yang
memiliki katode, yang diberi lubang-lubang dan diberi muatan listrik.

Hasil eksperimen tersebut membuktikan bahwa pada saat terbentuk elektron yang menuju
anode, terbentuk pula sinar positif yang menuju arah berlawanan melalui lubang pada
katode. Setelah berbagai gas dicoba dalam tabung ini, ternyata gas hidrogenlah yang
menghasilkan sinar muatan positif yang paling kecil baik massa maupun muatanya,
sehingga partikel ini disebut proton. Massa proton = 1 sma (satuan massa atom) dan
muatan proton = +1

3. Inti atom

Setelah penemuan proton dan elektron, Ernest Rutherford melakukan penelitian


penembakan lempang tipis emas. Jika atom terdiri dari partikel yang bermuatan positif
dan negatif maka sinar alfa yang ditembakkan seharusnya tidak ada yang diteruskan/
menembus lempeng sehingga mincullah istilah inti atom. Ernest Rutherford dibantu oleh
Hans Geiger dan Ernest Marsden (1911) menemukan konsep inti atom didukung oleh
penemuan sinar X oleh WC. Rontgen (1895) dan penemuan zat radioaktif (1896).

Percobaan Rutherford dapat digambarkan sebagai berikut.

Hasil percobaan ini membuat Rutherford menyatakan hipotesisnya bahwa atom tersusun
dari inti atom yang bermuatan positif dan dikelilingi elektron yang bermuatan negatif,
sehingga atom bersifat netral. Massa inti atom tidak seimbang dengan massa proton yang
ada dalam inti atom, sehingga dapt diprediksi bahwa ada partikel lain dalam inti atom.

4. Neutron

Prediksi dari Rutherford memicu W. Bothe dan H. Becker (1930) melakukan eksperimen
penembakan partikel pada inti atom berilium (Be) dan dihasilkan radiasi partikel berdaya
tembus tinggi.

James Chadwick (1932). Ternyata partikel yang menimbulkan radiasi berdaya tembus
tinggi itu bersifat nertal atau tidak bermuatan dan massanya hampir sama dengan proton.
Partikel ini disebut neutron dan dilambangkan

C. Menetukan Struktur Atom Berdasarkan Tabel Periodik

1. Partikel Dasar Penyusun Atom

Atom adalah bagian terkecil dari suatu unsur yang masih memiliki sifat unsur tersebut.
Struktur atom menggambarkan bagaimana partikel-partikel dalam atom tersusun, atom
tersusun atas inti atom dan dikelilingi elektron-elektron yang tersebar dalam kulit-
kulitnya. Secara sistematis dapat digambarkan partikel-partikel sub atom berikut.

Sebagian besar atom terdiri dari ruang hampa yang dalamnya terdapat inti yang sangat
kecil di mana massa dan muatan positifnya dipusatkan dan dikelilingi oleh elektron-
elektron yang bermuatan negatif. Inti atom tersusun atas sejumlah proton dan neutron.
Jumlah proton dalam inti atom menentukan muatan inti atom, sedangkan massa atom inti
ditentukan oleh banyaknya proton dan neutron. Selanjutnya ketiga partikel sub atom
(proton, neutron, dan elektron ) dangan kombinasi tertentu membentuk atom suatu unsur
yang lambangnya dapat dituliskan :

X : lambang suatu unsur

Z : nomor atom

A : nomor massa

2. Memahami Susunan dari Sebuah Atom

1.
1. Lihatlah nomor dari tabel periodik. Nomor atom selalu labih kecil dari
nomor massa
2. Nomor atom merupakan jumlah proton. Oleh karena sifat atom netral,
maka nomor atom juga merupakan jumlah elekton
3. Susunan elektron-elektron dalam level-level energi, selalu isi level
terdalam sebelum mengisi level luar

Dua hal yang penting diperhatikan jika anda melihat susunan daam tabel periodik.

1. Jumlah elektron tingkat terluar (atau kulit terluar)sama dengan nomor golongan
(kecuali helium yang memiliki 2 elektron. Gas mulia biasa disebut dengan
golonga 0 bukan golongan 8). Hal ini berlaku diseluruh golongan unsur pada tabel
periodik (kecuali unsur-unsur transisi). Jadi, jika anda mengetahui bahwa barium
terletak pada golongan 2, bearti barium memiliki 2 elektron pada tingkat teluar.
2. Gas mulia memiliki elektron penuh pada tingkat terluar

D. Nomor Atom dan Nomor Massa

Suatu atom memiliki sifat dan massa yang khas satu sama lain. Dengan penemuan
partikel penyusun atom dikenal istilah nomor atom (Z) dan nomor massa (A)

Penulisan lombang atom unsur menyetarakan nomor atom dan nomor massa.

Dimana :

A = nomor massa

Z = nomor atom

X = lambang unsur

Nomor Massa (A) = Jumlah proton + Jumlah Neutron

Atau
Jumlah Neutron = Nomor massa – Nomor atom

Nomor Atom (Z) = Jumlah proton

1. Nomor Atom (Z)

Nomor atom (Z) menujukkan jumlah proton (muatan positif) atau jumlah elektron dalam
atom tersebut. Nomor atom ini merupakan ciri khas suatu unsur. Oleh karena atom
bersifat netral maka jumlah proton sama dengan jumlah elektronya, sehingga nomor atom
juga menujukkan jumlah elektron. Elektron inilah yang nantinya paling menentukan sifat
suatu unsur. Nomor atom ditulis agak ke bawah sebelum lambang unsur

2. Nomor Massa (A)

Massa elektron sangat kecil dan dianggap nol sehingga massa atom ditentukan oleh inti
atom yaitu proton dan neutron. Nomor massa (A) menyatakan banyaknya proton dan
neutron yang menyusun inti atom suatu unsur. Nomor massa ditulis agak ke atas sebelum
lambang unsur.

E. Isotop, Isobar, dan Isoton suatu Unsur

1. Isotop

Isotop adalah atom yang mempunyai nomor sama tetapi memiliki nomor massa berbeda

Setiap isotop satu unsur memiliki sifat kimia yang sama karena jumlah elektron
valensinya sama.

Isotop-isotop unsur ini dapat digunakan untuk menetukan massa atom relatif (Ar) atom
tersebut berdasarkan kelimpahan isotop dan massa atom semua isotop

2. Isobar

Isobar adalah unsur-unsur yang memiliki nomor atom berbeda tetapi nomor massa sama.

3. Isoton

Atom-atom yang berbeda tetapi mempunyai jumlah neutron yang sama

F. Menetukan Elektron Valensi

1. Konfigurasi Elektron

Konfigurasi (susunan) elektron suatu atom berdasarkan kulit-kulit atom tersebut. Setiap
atom dapat terisi eletron maksimum 2n2, dimana n merupakan letak kulit.
Lambang kulit dimulai dari K, L, M, N dan seterusnya dimulai dari yang terdekat dengan
inti atom.

Elektron disusun sedemikian rupa pada masing-masing kulit dan diisi maksimum sesuai
daya tampung kulit tersebut. Jadi masing ada sisa elektron yang tidak dapat ditampung
pada kulit tersebut maka diletakkan pada kulit selanjutnya.

2. Elektron Valensi

Elektron yang berperan dalam reaksi pembentukan ikatan kimia dan reaksi kimia adalah
elektron pada kulit terluar atau elektron valensi.

Jumlah elektron valensi suatu atom ditentukan berdasarkan elektron yang terdapat pada
kulit terakhir dari konfigurasi elektron atom tersebut. Perhatikan Tabel untuk menentukan
jumlah elektron valensi

Unsur –unsur yang mempunyai jumlah elektron valensi yang sama akan memiliki sifat
kimia yang sama pula.

Struktur Atom
Struktur Atom

Atom terdiri dari proton, neutron dan elektron. Proton dan neutron berada di dalam inti
atom. Sedangkan elektron terus berputar mengelilingi inti atom karena muatan listriknya.
semua elektron bermuatan negatif (-) dan semua proton bermuatan positif (+) . sementara
itu neutron bermuatan netral. Elektron bermuatan yang bermuatan negatif (-) ditarik oleh
proton yang bermuatan positif (+) pada inti atom.

Dalam hal ini, semua atom di alam semesta akan terjadi bermuatan positif (+) karena ada
kelebihan muatan listrik positif (+) di dalam proton. Akibatnya, semua atom akan saling
bertolak satu sama lain.

A. Perkembangan Teori Atom

Konsep atom dikemukakan oleh Demokritos yang tidak didukung oleh ekperimen yang
menyakinkan, sehingga tidak dapat diterima oleh beberpa ahli ilmu pengetahuan dan
filsafat.
Pengembangan konsep atom-atom secara ilmiah dimulai oleh John Dalton (1805),
kemudian dilakukan oleh Thomson (1897), Rutherford (1911), dan disempurnakan oleh
Bohr (1914)

Hasil ekperimen yang memperkuat konsep atom ini menghasilakn gambaran mengenai
susunan parikel-partikel tersebut didalam atom. Gambaran ini berfungsi untuk
memudahkan dalam memahami sifat-sifat kimia suatu atom. Gambaran susunan partikel-
partikel dasar dalam atom disebut model atom.

1. Model Atom Dalton


1. Atom merupakan bagian terkecil dari materi yang sudah tidak dapat

dibagi-bagi.
2. Atom digambarkan sebagai bola pegal yang sangat kecil, suatu unsur
memiliki atom-atom yang identik dan berbeda untuk unsur yang berbeda.
3. Atom-atom bergabung membentuk senyawa dengan perbandingan
bilangan bulat dan sederhana. Misalnya air terdiri atas atom-atom
hidrogen dan atom-atom oksigen.
4. Reaksi kimia merupakan pemisahan atau penggabungan atau penyusunan
kembali dari atom-atom, sehingga atom tidak dapat diciptakan atau
dimusnahkan

Hipotesis Dalton digambarkan dengan model atom sebagai bola pegal seperti bola tolak
peluru.

2. Model Atom Thomson

Atom adalah bola bulat bermuatan

positif dan di permukaan tersebar


elektron yang bermuatan negatif

3. Model Atom Rutherford

Atom adalah bola berongga yang tersusun dari inti atom dan eletron yang tersusun dari

inti atom dan e lektron yang mengelilinginya. Inti atom bermuatan positif dan massa
atom terpusat pada inti atom. Kelemahan dari Rutherford tidak dapat menjelaskan
mengapa elektron tidak jatuh ke dalam inti atom. Berdasarkan teori fisika, gerakan
elektron mengitari inti ini disertai pemancaran energi elektron akan berkurang dan
lintasannya makin lama akan mendekati inti dan jatuh ke dalam inti.

4. Model Atom Niels Boh r

1.
1. Atom terdiri atas inti yang bermuatan positif dan dikelilingi oleh elektron
yang bermuatan negatif di dalam suatu lintasan.
2. Elektron dapat berpindah dari satu lintasan ke yang lain dengan menyerap
atau memancarkan energi sehingga energi elektron atom itu tidak akan
berkurang. Jika berpindah lintasan ke lintasan yang lebih tinggi, elektron
akan menyerap energi. Jika beralih ke lintasan yang lebih rendah, elektron
akan memancarkan energi lebih rendah, elektron akan memancarkan
energi.
3. Kedudukan elektron-eletron pada tingkat-tingkat energi tertentu yang
disebut kulit-kulit elektron.

5. Model Atom Model

kulit-kulit elektron bukan kedudukan yang pasti dari suatu elektron, tetapi hanya suatu
keboleh jadian saja.

B. Percobaan-percobaan Mengenal Struktur Atom

1. Elektron

Percobaan tabung sinar katode pertama kali dilakukan oleh William Crookes (1875).
Hasil ekperimennya yaitu ditemukannya seberkas sinar yang muncul dari arah katode
menuju ke anode yang disebut sinar katode.

George Johnstone Stoney (1891) yand mengusulkan nama sinar katode disebut
“elektron”. Kelemahan dari stoney tidak dapat menjelaskan pengaruh elektron terhadap
perbedaan sifat antara atom suatu unsur dengan atom dalam unsur lainya. Antonine Henri

Beecquerel (1896) menemukan sinar yang dipancarkan dari unsur-unsur radioaktof yang
sifatnya mirip dengan elektron.

Joseph John Thomson (1897) melanjutkan eksperimen William Crookes yaitu pengaruh
medan listrik dan medan magnet dalam tabung sinar katode.
Hasil percobaan J.J Thomson menujukkan bahwa sinar katode dapat dibelokkan ke arah
kutub positif medan listrik. Hal ini membuktikan terdapat partikel bermuatan negatif
dalam suatu atom.

Besarnya muatan dalam eletron ditemukan oleh Robert Andreww miliki (1908) melalui
percobaan tetes Minyak Milikan seperti gambar berikut.

Minyak disemprotkan kedalam tabung yang bermuatan litrik. Akibat gaya tarik grafitasi
akan mengendapkan tetesan minyak yang turun. Apabila tetesan minyak diberi muatan
negatif maka akan tertarik ke kutub positif medan listrik. Dari hasil percobaan Milikan
dan Thomson diperoleh muatan elektron-1 dan massa elektron 0.

2. Proton

Jika massa elektron 0 bearti suatu partikel tidak mempunyai massa. Namun pada
kenyataan nya partikel materi mempunyai massa yang dapat diukur dan atom bersifat
atom netral. Eugene Goldstein (1886) melakukan eksperimen dari tabung gas yang
memiliki katode, yang diberi lubang-lubang dan diberi muatan listrik.

Hasil eksperimen tersebut membuktikan bahwa pada saat terbentuk elektron yang menuju
anode, terbentuk pula sinar positif yang menuju arah berlawanan melalui lubang pada
katode. Setelah berbagai gas dicoba dalam tabung ini, ternyata gas hidrogenlah yang
menghasilkan sinar muatan positif yang paling kecil baik massa maupun muatanya,
sehingga partikel ini disebut proton. Massa proton = 1 sma (satuan massa atom) dan
muatan proton = +1
3. Inti atom

Setelah penemuan proton dan elektron, Ernest Rutherford melakukan penelitian


penembakan lempang tipis emas. Jika atom terdiri dari partikel yang bermuatan positif
dan negatif maka sinar alfa yang ditembakkan seharusnya tidak ada yang diteruskan/
menembus lempeng sehingga mincullah istilah inti atom. Ernest Rutherford dibantu oleh
Hans Geiger dan Ernest Marsden (1911) menemukan konsep inti atom didukung oleh
penemuan sinar X oleh WC. Rontgen (1895) dan penemuan zat radioaktif (1896).
Percobaan Rutherford dapat digambarkan sebagai berikut.

Hasil percobaan ini membuat Rutherford menyatakan hipotesisnya bahwa atom tersusun
dari inti atom yang bermuatan positif dan dikelilingi elektron yang bermuatan negatif,
sehingga atom bersifat netral. Massa inti atom tidak seimbang dengan massa proton yang
ada dalam inti atom, sehingga dapt diprediksi bahwa ada partikel lain dalam inti atom.

4. Neutron

Prediksi dari Rutherford memicu W. Bothe dan H. Becker (1930) melakukan eksperimen
penembakan partikel pada inti atom berilium (Be) dan dihasilkan radiasi partikel berdaya
tembus tinggi.
James Chadwick (1932). Ternyata partikel yang menimbulkan radiasi berdaya tembus
tinggi itu bersifat nertal atau tidak bermuatan dan massanya hampir sama dengan proton.
Partikel ini disebut neutron dan dilambangkan

C. Menetukan Struktur Atom Berdasarkan Tabel Periodik

1. Partikel Dasar Penyusun Atom

Atom adalah bagian terkecil dari suatu unsur yang masih memiliki sifat unsur tersebut.
Struktur atom menggambarkan bagaimana partikel-partikel dalam atom tersusun, atom
tersusun atas inti atom dan dikelilingi elektron-elektron yang tersebar dalam kulit-
kulitnya. Secara sistematis dapat digambarkan partikel-partikel sub atom berikut.

Sebagian besar atom terdiri dari ruang hampa yang dalamnya terdapat inti yang sangat
kecil di mana massa dan muatan positifnya dipusatkan dan dikelilingi oleh elektron-
elektron yang bermuatan negatif. Inti atom tersusun atas sejumlah proton dan neutron.
Jumlah proton dalam inti atom menentukan muatan inti atom, sedangkan massa atom inti
ditentukan oleh banyaknya proton dan neutron. Selanjutnya ketiga partikel sub atom
(proton, neutron, dan elektron ) dangan kombinasi tertentu membentuk atom suatu unsur
yang lambangnya dapat dituliskan :

X : lambang suatu unsur

Z : nomor atom

A : nomor massa

2. Memahami Susunan dari Sebuah Atom

1.
1. Lihatlah nomor dari tabel periodik. Nomor atom selalu labih kecil dari
nomor massa
2. Nomor atom merupakan jumlah proton. Oleh karena sifat atom netral,
maka nomor atom juga merupakan jumlah elekton
3. Susunan elektron-elektron dalam level-level energi, selalu isi level
terdalam sebelum mengisi level luar

Dua hal yang penting diperhatikan jika anda melihat susunan daam tabel periodik.

1. Jumlah elektron tingkat terluar (atau kulit terluar)sama dengan nomor golongan
(kecuali helium yang memiliki 2 elektron. Gas mulia biasa disebut dengan
golonga 0 bukan golongan 8). Hal ini berlaku diseluruh golongan unsur pada tabel
periodik (kecuali unsur-unsur transisi). Jadi, jika anda mengetahui bahwa barium
terletak pada golongan 2, bearti barium memiliki 2 elektron pada tingkat teluar.
2. Gas mulia memiliki elektron penuh pada tingkat terluar

D. Nomor Atom dan Nomor Massa

Suatu atom memiliki sifat dan massa yang khas satu sama lain. Dengan penemuan
partikel penyusun atom dikenal istilah nomor atom (Z) dan nomor massa (A)

Penulisan lombang atom unsur menyetarakan nomor atom dan nomor massa.

Dimana :

A = nomor massa

Z = nomor atom

X = lambang unsur

Nomor Massa (A) = Jumlah proton + Jumlah Neutron

Atau

Jumlah Neutron = Nomor massa – Nomor atom

Nomor Atom (Z) = Jumlah proton

1. Nomor Atom (Z)

Nomor atom (Z) menujukkan jumlah proton (muatan positif) atau jumlah elektron dalam
atom tersebut. Nomor atom ini merupakan ciri khas suatu unsur. Oleh karena atom
bersifat netral maka jumlah proton sama dengan jumlah elektronya, sehingga nomor atom
juga menujukkan jumlah elektron. Elektron inilah yang nantinya paling menentukan sifat
suatu unsur. Nomor atom ditulis agak ke bawah sebelum lambang unsur

2. Nomor Massa (A)


Massa elektron sangat kecil dan dianggap nol sehingga massa atom ditentukan oleh inti
atom yaitu proton dan neutron. Nomor massa (A) menyatakan banyaknya proton dan
neutron yang menyusun inti atom suatu unsur. Nomor massa ditulis agak ke atas sebelum
lambang unsur.

E. Isotop, Isobar, dan Isoton suatu Unsur

1. Isotop

Isotop adalah atom yang mempunyai nomor sama tetapi memiliki nomor massa berbeda

Setiap isotop satu unsur memiliki sifat kimia yang sama karena jumlah elektron
valensinya sama.

Isotop-isotop unsur ini dapat digunakan untuk menetukan massa atom relatif (Ar) atom
tersebut berdasarkan kelimpahan isotop dan massa atom semua isotop

2. Isobar

Isobar adalah unsur-unsur yang memiliki nomor atom berbeda tetapi nomor massa sama.

3. Isoton

Atom-atom yang berbeda tetapi mempunyai jumlah neutron yang sama

F. Menetukan Elektron Valensi

1. Konfigurasi Elektron

Konfigurasi (susunan) elektron suatu atom berdasarkan kulit-kulit atom tersebut. Setiap
atom dapat terisi eletron maksimum 2n2, dimana n merupakan letak kulit.

Lambang kulit dimulai dari K, L, M, N dan seterusnya dimulai dari yang terdekat dengan
inti atom.

Elektron disusun sedemikian rupa pada masing-masing kulit dan diisi maksimum sesuai
daya tampung kulit tersebut. Jadi masing ada sisa elektron yang tidak dapat ditampung
pada kulit tersebut maka diletakkan pada kulit selanjutnya.
2. Elektron Valensi

Elektron yang berperan dalam reaksi pembentukan ikatan kimia dan reaksi kimia adalah
elektron pada kulit terluar atau elektron valensi.

Jumlah elektron valensi suatu atom ditentukan berdasarkan elektron yang terdapat pada
kulit terakhir dari konfigurasi elektron atom tersebut. Perhatikan Tabel untuk menentukan
jumlah elektron valensi

Unsur –unsur yang mempunyai jumlah elektron valensi yang sama akan memiliki sifat
kimia yang sama pula.

Anda mungkin juga menyukai