Anda di halaman 1dari 36

UKURAN FREKUENSI PENYAKIT

ade.heryana24@gmail.com
6 Desember 2015
Universitas Esa Unggul - Jakarta

@2015 Ade Heryana


Jenis Ukuran dalam Epidemiologi

Tipe Matematik
• Dengan denominator
• Tanpa denominator
Tipe Epidemiologik
• Ukuran Frekuensi Penyakit (UFP)
• Ukuran Asosiasi
• Ukuran Dampak/Efek
@2015 Ade Heryana
Tipe Matematik

Enumerasi/hitungan
Tanpa denominator 1,2,3,4,...
atau Angka mutlak

Tipe Matematik Rasio RR, OR

Dengan
Proporsi %AR, %PAR
denominator

Crude , Specific,
Rate
Adjusted

@2015 Ade Heryana


Tipe Epidemiologik
Kumulatif,
Indisiden
Densitas

Ukuran
Frekuensi Prevalen Titik, Periode
Penyakit

Mortalitas

Tipe
epidemiologik Ukuran Asosiasi
RR, OR
(Rasio)

Perbedaan Efek RD, AR, ER, PAR


Ukuran Dampak
(Efek)
Fraksi Efek %AR, %PAR, PF

@2015 Ade Heryana


Jenis Ukuran Tipe Matematik
• Hitungan/Enumerasi/Angka Mutlak
– Merupakan jumlah kasar atau frekuensi
– Misal: 10 kasus, 1867 kasus
• Rasio
– Didapat dengan pembagian satu kuantitas dengan kuantitaslain. Misal: a/b,
dimana a = pria dan b = wanita;
– Unsur denominator (penyebut) berbeda atau bukan merupakan bagian dari
nominator (pembagi)
• Proporsi
– Seperti halnya rasio, bedanya nominator bagian dari denominator. Bila
dikalikan 100 disebut juga persentase.
– Misal: 28/56 = 0,5  0,5 x 100% = 50%. Pada contoh ini, angka 28 merupakan
bagian dari angka 56, atau ada 28 kasus dari 56 kasus.
• Rate/Tingkat/Laju
– Tipe rasio untuk mengkuantifikasi proses dinamik (mis: pertumbuhan,
percepatan)
– Mis: jumlah individu yang mengalami peristiwa (numerator) dibagi dengan
jumlah total individu yang DAPAT mengalami peristiwa atau populasi berisiko
(denominator), kemudian dikalikan dengan suatu konstanta
– 5/100.000 x 10.000 = 0,5 per 10.000 penduduk
@2015 Ade Heryana
Contoh perhitungan RATE (1)
• Pada tahun 2004, ada 100 kasus DB di suatu
kota yang berpenduduk 1.250.000 orang.
Berapa rate kasus DB di kota itu?
• Jawab =
Rate 
 kasus
 konstanta 
100
100 .000  8
 populasi 1.250 .000

atau 8 kasus per 100.000


Contoh perhitungan RATE (2)
• Hepatitis C spesifik di kota (2000)
Kasus (thn Populasi pertengahan Kasus / Rate per
2000) tahun 2000 Populasi 100.000
Kota A 15 784.712 ? ?
Kota B 13 1.500.546 ? ?

• Jawaban
Kasus (thn Populasi pertengahan Kasus / Rate per
2000) tahun 2000 Populasi 100.000
Kota A 15 784.712 0,00001912 1,91
Kota B 13 1.500.546 0,00000866 0,87

@2015 Ade Heryana


Ukuran Frekuensi Penyakit (UFP)
• UFP = kuantifikasi kejadian suatu penyakit dengan
menghitung individu yang terinfeksi, sakit
(morbiditas), atau meninggal (mortalitas) pada
suatu populasi;
• Interpretasi UFP biasanya memakai kata-kata
(mis: kadang-kadang, jarang);
• Kesepakatan umum dalam interpretasi UFP
– Bila angka 0,6 – 0,8 ”biasanya”
– Bila angka 0,2 – 0,5  “kadang-kadang”
– Bila angka 0,01 – 0,2 ”jarang”
• UFP biasanya diukur dengan RATE atau PROPORSI
• Jenis UFP  Insidens, Prevalens, Mortalitas
@2015 Ade Heryana
Tipe Epidemiologik
Kumulatif,
Indisiden
Densitas

Ukuran
Frekuensi Prevalen Titik, Periode
Penyakit

Mortalitas

Tipe
epidemiologik Ukuran Asosiasi
RR, OR
(Rasio)

Perbedaan Efek RD, AR, ER, PAR


Ukuran Dampak
(Efek)
Fraksi Efek %AR, %PAR, PF

@2015 Ade Heryana


Insidens/Incidence
• Insidens  jumlah kasus baru yang
berkembang pada satu periode waktu, di
antara populasi yang berisiko;
• Kasus baru  perubahan status dari sehat
jadi sakit;
• Periode waktu  waktu yang diamati selama
sehat hingga sakit
• Terdiri dari =
– Insidens Kumulatif (Cummulative incidence)
– Densitas Insidens (Incidence density)
@2015 Ade Heryana
Insidens Kumulatif
(Cummulative Incidence)
• Disebut juga Risk atau Proporsi Insidens atau CI;
• Definisi  rata-rata risiko individu terkena penyakit;
• Jumlah individu pada denominator harus bebas penyakit
pada permulaan periode;
• Layak digunakan, bila tidak ada (atau sedikit) kasus yang
lolos pengamatan, misalnya karena kematian, risiko tidak
lama, hilang dari pengamatan;
• Semua non-kasus ikut diamati selama periode pengamatan;
• CI juga menyatakan:
– probabilitas individu berisiko, menderita penyakit dalam periode
waktu tertentu; atau
– Individu yang tidak meninggal karena sebab lain selama periode
waktu tertentu

@2015 Ade Heryana


Ciri-Ciri dan Rumus
“Insidens Kumulatif”
• Ciri-ciri Insidens Kumulatif =
– Tidak memiliki dimensi
– Nilainya dari 0 s/d 1
– Merujuk pada individu
– Ada periode rujukan waktu yang ditentukan
• Rumus

Insidens Kumulatif 
 kasus insidens selama periode waktu ter tentu
 orang berisiko pada permulaan waktu

@2015 Ade Heryana


Contoh perhitungan IK:
Berapa insidens
kumulatif (IK) selama 7
tahun pengamatan ?

IK 
 kasus baru 
3 kasus
 43 kasus per 100 orang
 populasi berisiko pada awal pengamatan 7 orang
@2015 Ade Heryana
Attack Rate
• Rumus  kasus baru selama periode waktu
AR  100
 populasi berisiko pada awal periode waktu
• Contoh kasus: Hitung Attack Rate (AR) akibat makan
Salad, dan akibat makan Lon-Say ?
ARS = 30/100 = 0,30 atau 30 kasus per 100 orang

AKIBAT MAKAN ARL = 16/100 = 0,16 atau 16 kasus per 100 orang

Populasi
MAKANAN Sakit Tidak sakit
berisiko

Salad 30 70 100

Lon-Say 16 84 100

@2015 Ade Heryana


Contoh Attack Rate
• Hitung berapa AR akibat makan Spaghetty dan
mie instan sesuai tabel di bawah
• Contoh kasus:
AKIBAT MAKAN ARS = 50/140 = 0,36 atau 36 kasus per 100 orang
ARM = 10/140 = 0,07 atau 7 kasus per 100 orang
MAKANAN Sakit Tidak sakit

Spaghetty 50 90 140

Mie instan 10 130 140

@2015 Ade Heryana


Secondary Attack Rate
• Rumus

AR 
 kasus baru disebabkan kontak kasus pertama selama periode waktu
 populasi berisiko pada awal periode waktu    kasus pertama  100
• Contoh kasus:
– Pada satu komunitas masayarakat yang terdiri dari 800
rumah tangga (total populasi ada 4.320), petugas Kesmas
menemukan 120 orang dengan kondisi X dalam 80 rumah
tangga (ada 480 orang yang tinggal). Bila diasumsikan pada
setiap rumah tangga terjadi 1 kasus pertama, maka
hitunglah Secondary AR nya.
– Jawab = 120/(480-80) = 30%

@2015 Ade Heryana


Densitas Insiden (Incidence Density)
• Disebut juga:
– Insidens orang-waktu (person-time incidence)
– Tingkat insidens (incidence rate)
• Definisi  rata-rata rate populasi berisiko selama
waktu yang ditentuka
• Ciri-ciri:
– Tidak ada periode rujukan;
– Memiliki dimensi yang merupakan invers dari waktu
(mis: 0,001/tahun)
– Memiliki nilai dari 0 s/d ~
• Rumus =
Densitas Insidens 
 kasus insidens yang terjadi dalam periode waktu

@2015 Ade Heryana


 orang - waktu
Contoh perhitungan DI:
Berapa Densitas Insidens
(DI) selama 7 tahun
pengamatan ?

DI 
 kasus insidens terjadi dalam periode waktu  3 kasus  9,1 kasus per 100 orang - tahun
 orang - waktu 33 orang - tahun
@2015 Ade Heryana
Incidence Density Rate
• Disebut juga Person-time Rate

IDR 
 kasus selama periode observasi 100
Jumlah wak tu - orang selama observasi

• Contoh kasus :
– Dalam satu minggu terdapat 105 karyawan suatu
perusahaan yang mengeluhkan masalah pernafasan.
Dari total 300 karyawan, 75%nya bekerja 40 jam per
minggu dan 25%nya bekerja 20 jam per minggu.
Hitunglah person-time rate nya!
– Jawab = 1 keluhan per 100 jam-karyawan
(coba Anda cari sendiri caranya)
@2015 Ade Heryana
Kelemahan Insidens
• Perhitungan insidens sulit diterapkan pada
beberapa kasus penyakit yang berulang kali
timbul;
• Misal: pada penelitian mengenai Penyakit
Menular Seksual (PMS) yakni Chlamydia
trachomatis. Individu yang pernah terinfeksi
virus ini akan terinfeksi kembali sehingga sulit
menghitung insidens.

@2015 Ade Heryana


Tipe Epidemiologik
Kumulatif,
Indisiden
Densitas

Ukuran
Frekuensi Prevalen Titik, Periode
Penyakit

Mortalitas

Tipe
epidemiologik Ukuran Asosiasi
RR, OR
(Rasio)

Perbedaan Efek RD, AR, ER, PAR


Ukuran Dampak
(Efek)
Fraksi Efek %AR, %PAR, PF

@2015 Ade Heryana


Prevalens
• Definisi  jumlah kasus yang ada (lama dan
baru) dalam populasi, pada satu periode
waktu tertentu;
• Interpretasi  probabilitas seorang individu
menjadi kasus (atau jadi sakit), pada suatu
periode waktu tertentu;
• Jenis prevalens:
– Prevalens Titik
– Prevalens Periode

@2015 Ade Heryana


Prevalens Titik (Point of Prevalence)
• Disebut juga: Prevalens atau Proporsi
prevalens;
• Definisi  probabilitas seorang individu
menjadi kasus (atau jadi sakit) pada suatu titik
waktu
• Ciri-ciri:
– Tidak memiliki dimensi
– Nilai antara 0 s/d 1
• Rumus =
Prevalens titik 
 kasus yang ada pada satu titik dalam waktu T
Total  orang pada waktu T
@2015 Ade Heryana
Contoh perhitungan PT:
Berapa Prevalens Titik
(PT) selama 7 tahun
pengamatan ?

PP pada T=1  0/7 = 0


PP pada T=2  0/7 = 0
PP pada T=3  2/7 = 0,29
PP pada T=4  2/6 = 0,33
PP pada T=5  2/6 = 0,33
PP pada T=6  2/5 = 0,40
PP pada T=7  2/5 = 0,40

Prevalens titik 
 kasus yang ada pada satu titik dalam waktu T
Total  orang pada waktu T
@2015 Ade Heryana
Prevalens Periode
(Period of Prevalence)
• Disebut juga:
– Prevalens Tahunan (Annual of Prevalence)
– Prevalens Selama Hidup (Lifetime of Prevalence)
• Rumus =

Prevalens Periode 
 kasus yang ada selama satu periode waktu
 orang selama periode waktu

@2015 Ade Heryana


Contoh perhitungan PP:
Berapa Prevalens
Periode (PP) dari tahun 1
hingga ke 4 ?

Karena jumlah orang (populasi) dalam


pengamatan berubah-ubah, maka kita
dapat menggunakan jumlah rata-rata
dari populasi, atau yang umum
digunakan adalah jumlah populasi pada
tengah tahun pengamatan (midpoint
year), sehingga PP = 2/7 =0,29

Prevalens Periode 
 kasus yang ada selama satu periode waktu
 orang selama periode waktu
@2015 Ade Heryana
Hubungan antara
Insidens dan Prevalens
Dalam kondisi yang tetap, maka
hubungan insidens dan prevalens
ditunjukkan dengan formula
P=IxD
P = prevelens; I = Insidens (densitas); dan
D = rata-rata lama sakit.

Lama sakit pasien C  3 tahun


Lama sakit pasien F  5 tahun
Lama sakit pasien G  2 tahun
D = rata-rata lama sakit = (3+5+2)/3 = 3,3

Insidens (I) = 3 kasus/ 33 orang-tahun

P = [3 kasus/33 orang-waktu] x 3,3 tahun


= 3 kasus per 10 orang

@2015 Ade Heryana


Insidens vs Prevalens

Insidens Prevalens
• Hanya menghitung kasus baru • Menghitung kasus yang ada
• Tidak bergantung pada durasi (baru +lama)
rata-rata penyakit • Bergantung pada durasi lama
• Dapat diukur sebagai rate atau rata-rata penyakit;
proporsi • Selalu diukur sebagai proporsi;
• Kemungkinan menjadi • Kemungkinan terjadi penyakit
penyakit sepanjang waktu pada satu waktu tertentu
• Lebih disukai pada studi • Disukai pada studi utilisasi
etiologi penyakit pelayan kesehatan

@2015 Ade Heryana


Resume Insidens & Prevalens
Tipe Epidemiologik
Kumulatif,
Indisiden
Densitas

Ukuran
Frekuensi Prevalen Titik, Periode
Penyakit

Mortalitas

Tipe
epidemiologik Ukuran Asosiasi
RR, OR
(Rasio)

Perbedaan Efek RD, AR, ER, PAR


Ukuran Dampak
(Efek)
Fraksi Efek %AR, %PAR, PF

@2015 Ade Heryana


MORTALITAS
• Menggambarkan jumlah kematian dalam
suatu populasi;
• Berbentuk proporsi
• Dalam epid PM  kematian disebabkan
penyakit menular

@2015 Ade Heryana


Death-to-Case ratio (DTCR)
• Death-to-case Ratio (DTCR) atau rasio kematian
terhadap kasus

• Contoh:
– Pada tahun 2004 terdapat 200 kasus TB Paru dilaporkan di
suatu wilayah. Pada tahun sama terdapat 15 kematian
pada penderita TB Paru, maka berapa DTCR nya?
– Jawab = 15/200 = 0,075 atau 75 kasus per 1000 kasus baru

@2015 Ade Heryana


Case Fatality Rate (CFR)
• Menyatakan proporsi individu yang mati akibat
terinfeksi penyakit tersebut

• Contoh:
– Menurut data WHO (2006) jumlah kumulatif kasus Flu
Burung (H5N1) pada manusia di Indonesia adalah 55,
dengan 45 orang di antaranya meninggal dunia pada
tahun yang sama. Hitung CFR nya!
– Jawab = 45/55 = 81,8% atau 81 orang per 100 kasus

@2015 Ade Heryana


Latihan Soal (1)
1. Jika 54 anak berada di tempat penitipan anak tempat wabah
rotavirus terjadi (infeksi gastrointestinal serius yang menyebabkan
diare) dan di tempat tersebut terdapat 16 kasus. Hitunglah Attack
Rate (AR) !
2. Populasi pada pertengahan tahun 1999 di Epiland adalah 950.000.
Kasus penyakit baru yang muncul antara 1 jan s/d 31 des 1999
sebesar 1.020. Kasus prevelan penyakit pada 1 jan 1999 adalah
1.403. Sedangkan estimasi populasi Epiland pada 1 Jan 1999
sebesar 876.449. Hitunglah: Cummulative Incident (CI),
Prevalence titik, dan Prevalens periode !
3. Jumlah orang yang diiikuti pada studi kohort adalah 750. Orang-
tahun para anggota kohort yang diteliti (rata-rata 2,76 tahun
follow up per individu) adalah 2.070. Kasus baru penyakit selama 3
tahun follow up adalah 59. Hitunglah Incidence Rate (IR) dan
Prevalens nya.

@2015 Ade Heryana


Latihan Soal (2)
4. Di sebuah desa terdapat 460 rumah, 87
orang menghadiri pertemuan desa. Setelah 3
hari, dari 39 orang yang hadir tersebut
didiagnosis terinfeksi salmonella
enterocolitis. Setelah dilakukan investigasi
ternyata infeksi berasal dari makanan yang
disajikan pada pertemuan tersebut.
Hitunglah berapa Attack Rate penyakit
tersebut.

@2015 Ade Heryana


THANKS

Anda mungkin juga menyukai