Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Salah satu masalah pendidikan yang dihadapi Indonesia adalah mutu pendidikan.
Sampai saat ini, mutu pendidikan Indonesia masih jauh tertinggal dibandingkan dengan
negara maju dan berkembang lainnya. Rendahnya mutu pendidikan, berimplikasi pada
rendahnya Sumber Daya Manusia (SDM) (Anik, 2010). Rendahnya SDM, mengakibatkan
kurang kompetitifnya Bangsa Indonesia dalam menghadapi persaingan di era globalisasi.
Menurut Degeng (dalam Anik 2010), manusia yang dapat ‘hidup’ di abad 21 adalah
manusia yang kompetitif, cerdas, dan siap menghadapi perubahan. Oleh karena itu,
dunia pendidikan mendapatkan sorotan tajam untuk menghasilkan SDM yang
berkualitas.

Berdasarkan uraian diatas, diperlukan suatu bentuk realisasi nyata untuk dapat
menunjang sekaligus meningkatkan kualitas belajar siswa. Bentuk usaha yang
dimaksudkan dapat berupa pengoptimalan berbagai teori-teori dan praktik langsung
terkait dengan pendidikan jasmani. Menyimak lebih dalam mengenai hal yang
dipaparkan di atas, penulis bermaksud memberikan sebuah gagasan berupa
pembuatan karya tulis (makalah) yang berjudul “Permainan Bola Kasti”.

2. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka dapat diuraikan rumusan masalah
sebagai berikut.
1. Apakah yang dimaksud dengan permainan bola kasti?
2. Bagaimanakah peraturan dalam permainan bola kasti?
3. Bagaimanakah taktik dan takti dalam permainan bola kasti?

3. Tujuan Penulisan

Berdasarkan uraian rumusan masalah di atas, maka dapat diuraikan tujuan yang ingin
dicapai dalam pembuatan karya tulis ini sebagai berikut.

1. Mendeskripsikan pengertian permainan bola kasti.


2. Mendeskripsikan peraturan dalam permainan bola kasti.
BAB II

PEMBAHASAN

Permainan Kasti

Permainan kasti merupakan salah satu cabang olahraga permainan yang sangat populer di
Indonesia jauh sebelum zaman penjajahan Jepang. Bahkan pada zaman Belanda juga
sudah dikenal masyarakat. Pada waktu itu permainan kasti sering dipertandingkan dalam
kejuaraan antar sekolah, sehingga permainan ini sangat dikenal dan diajarkan di sekolah-
sekolah dasar maupun menengah dan bahkan di masyarakat. Oleh karena itu, permainan
kasti dikenal sebagai permainan tradisional. Pada acara nasional permainan ini pernah
dipertandingkan, tetapi belakangan ini mulai kurang dikenal dan terpingirkan akibat muncul
dan berkembangnya teknologi yang semakin menganaktirikan permainan tradisional.

Apabila kita perhatikan dari sifat permainan, ada yang berpendapat negatif, yaitu akan
menjadikan anak dendam terhadap teman yang menjadi lawan mainnya. Ini mungkin saja
terjadi bila di sekolah itu guru hanya memberikan permainan kasti tanpa
mempertimbangkan aspek pendidikan jasmani, sehingga guru tidak melaksanakan
pendidikan jasmani melalui permainan kasti.

Peraturan dalam Permainan Kasti

Peraturan permainan kasti di Indonesia sebenarnya sudah disusun yang ada sekarang
ini. Akan tetapi karena tidak ada induk organisasinya, maka peraturan kasti ini banyak
dimodifikasi oleh daerah-daerah sehingga beberapa peraturan sedikit berbeda. Walaupun
demikian peraturan permainan ini dapat dikembangkan lagi sesuai dengan kebutuhan
permainan.
Lapangan Kasti Dua Tiang Hinggap

Lapangan kasti berbentuk persegi panjang dengan luas ± 60 x 30 m (tidak mutlak). 5 m dari
panjang lapangan digunakan untuk ruangan penjaga belakang, pemukul, pelambung,
dan tempat pemain pemukul. Lapangan dilengkapi dengan tiang penyelamat dengan
jarak 5 m dari garis pemukul dan garis samping. Sedangkan tiang hinggap ada 2 buah,
masing-masing 10 m dari tiang lainnya, 10 m dari garis belakang dan 5 m dari garis samping.

Semua garis batas dinyatakan dengan kapur, tali, bilah, atau dengan cara menggali tanah
tidak lebih dari 3 cm. Pada keempat sudut lapangan dan pertengahan garis samping
dipasangkan bendera. Tinggi tiang bendera sekurang-kurangnya 1,5 m dari tanah. Dalam
pertandingan, di luar garis (batas) harus ada tanah kosong dengan lebar sekurang-
kurangnya 5 m, sedang untuk di luar garis sebelah kiri 10 m. Penonton harus berada di luar
tanah kosong tersebut.

Bendera disiapkan untuk setiap sudut lapangan dan tanda tengah lapangan. Untuk tiang
hinggap juga terdiri dari tiang yang diberi bendera yang tidak mudah tercabut sewaktu
pelari memegangnya.

Kayu Pemukul

Kayu pemukul terbuat dari kayu yang panjangnya 50 – 60 cm. Penampang bulat telor
(oval), lebar tidak lebih dari 5 cm, dan tebal 3,5 cm. Panjang pegangannya antara 15 – 20
cm, tebal 3 cm, dan boleh dibalut. Kayu pemukul tidak boleh diganti dengan bahan logam
atau benda lainnya. Setiap regu dibenarkan menggunakan kayu pemukulnya masing-
masing, asal memenuhi syarat yang tersebut di atas.

Bola

Bola yang digunakan adalah bola kasti, terbuat dan karet atau kulit, dengan ukuran
lingkaran 19 – 20 cm, dan beratnya 70 – 80 gram. Bola yang terlalu tinggi pantulannya
seperti bola tenis tidak baik untuk kasti. Yang terbaik adalah bola yang tidak terlalu kenyal
dan tidak terlalu keras.

Lama Bermain

Lama pertandingan kasti sekurang-kurangnya 2 x 20 menit dan selama-lamanya 30 menit,


dan tidak terhitung waktu istirahat ± 10 menit.

Regu

Setiap regu terdiri atas 12 orang pemain. Salah seorang ditunjuk menjadi (kapten) regu.
Semua pemain memakai nomor dada yang tampak jelas. Sebelum pertandingan dimulai,
kapten regu menyerahkan daftar nama pemain dengan nomor urutnya kepada wasit.
Giliran memukul bola berdasarkan urutan nomornya. Selama pertandingan urutan
nomornya tidak boleh diubah. Wasit membolehkan adanya penggantian seorang pemain.

Wasit

Sama seperti permainan lainnya, wasit bertugas memimpin jalannya pertandingan. Ia harus
memegang teguh aturan-aturan main dan menjaga agar aturan-aturan diikuti dengan
seksama oleh pemain. Petunjuk dan keputusannya adalah mutlak harus ditaati.

Nilai-nilai dicatat oleh seorang penulis yang dibantu oleh seorang pembantu, di bawah
pengawasan wasit. Penulis dan pembantunya berdiri di luar lapangan, dekat dengan batas
antara ruang pemukul dan ruang bebas.

Tempat Pemain

Sebelum pertandingan dimulai, diadakan undian oleh wasit untuk menentukan regu mana
yang akan menjadi regu pemukul atau regu lapangan. Selain dengan cara mengundi, wasit
juga dapat menentukan mana regu pemukul dan regu lapangan dengan suit.

Regu Pemukul

Regu pemukul berkumpul dalam ruang bebas. Setelah dipanggil nomornya oleh penulis,
pemukul mengambil tempat di dalam bujur sangkar tengah, dan siap untuk memukul.
Pelempar pertama memulai permainan dengan melemparkan bola dari dalam ruangan
lempar dan berusaha melemparkan bola sejauh mungkin dalam daerah lemparan dan
tidak keluar dari lapangan, maka lemparan dianggap betul. Setelah melemparkan bola ia
dapat lari ke tiang 2 bila ia sanggup, tetapi dapat pada tiang 1 sebagai penyelamat. Bila
ia lari ke tiang 2 sebelum sampai ke tiang tersebut ia dilempar oleh regu penjaga dan tidak
kena maka ia boleh kembali masuk ke ruang bebas dan ia memperoleh nilai 2 kalau itu hasil
lemparannya sendiri dan nilai 1 bila lemparan temannya. Tetapi bila ia kena maka terjadi
penggantian permainan tidak bebas, penjaga lapangan dapat nilai 1 bila ia berhasil
menangkap bola lemparan dari pelempar. Pemain akan diganti dengan tidak bebas, kalau
regu pelempar kena lemparan yang sah oleh salah seorang regu lapangan.

Regu Lapangan

Anggota regu lapangan menempati tempatnya yang telah ditentukan sebelumnya oleh
pemimpin regu. Mereka dibenarkan berdiri di mana saja di luar atau di dalam lapangan,
dengan ketentuan:

o Tidak boleh berdiri di ruang bebas


o Tidak boleh ada pemain lain di dalam ruang pemukul, kecuali pelambung dan
pembantunya,
o Jalan lurus dan ruang pemukul ke tiang pertolongan tidak boleh dirintang.

Peringatan

Bila pemukul menunjuk suatu tempat lambungan bola, pelambung harus memenuhinya. Bila
pemukul tidak menunjuk tempat lambungan, bola yang memenuhi syarat harus dipukul.
Pemukul tidak boleh meminta lambungan bola di luar (melewati garis pukul) ruang pukul.

Banyaknya Pukulan

Setiap anggota dari regu pemukul hanya berhak atas satu pukulan saja. Pembebas adalah
pemain dan regu pemukul yang mendapat giliran memukul pada saat anggota regu
lainnya sedang berdiri di dalam lingkaran tiang pertolongan atau tiang bebas. Ia mendapat
hak memukul 3 kali.

Mendapat Nilai

Seorang pemukul mendapat nilai 2, bila dapat lari dari ruang pemukul ke tiang bebas dan
kembali ke ruang bebas dengan selamat, atas pukulannya sendiri. Jika perjalanan kembali
ke ruang bebas dilakukan dalam 2 atau 3 bagian dan pukulannya betul, maka pelari akan
mendapat nilai 1.

Setiap anggota regu lapangan akan mendapat nilai 1 bila dapat melakukan satu kali
tangkap bola. Bila pada akhir pertandingan jumlah nilai kedua regu sama besar, maka regu
yang mendapat nilai lari terbanyak yang dinyatakan menang.

Meninggalkan Ruang Bebas

Keluar dan ruang bebas dengan maksud akan turut bermain (ada dugaan akan terjadi
pertukaran tidak bebas), tidak dibenarkan. Hukuman atas pelanggaran ini, dinyatakan
“pertukaran bebas”.

Bola Tangkap

Setiap bola yang terpukul dan dapat ditangkap oleh pemain lapangan sebelum mengenai
tanah, dinyatakan sebagai bola tangkap, dan penangkap mendapat nilai 1.

Pukulan Betul atau Salah

Pukulan dikatakan betul bila bola dipukul melewati garis pukul dan menyentuh tanah pada
lapangan atau tidak keluar lapangan. Pelari tidak diperbolehkan lari ke tiang bebas, tetapi
ia harus berhenti di tiang pertolongan sampai salah seorang temannya memukul bola.
Melanjutkan Lari

Pelari yang dengan pukulan salah berada pada tiang pertolongan, ia dapat melanjutkan
larinya bila ada giliran pukulan dari temannya. Ia boleh terus lari pada tempat yang dituju.

Bola Mati

Bola dikatakan mati apabila: Bola sudah pada tangan pelambung, pukulan salah, bola
hilang, dan terjadi pertukaran bebas.

Bola dalam Permainan

Bola dalam permainan bila: Sehabis memukul, Sesudah pukulan luncas (salah) lalu bola
dimainkan oleh regu lapangan, ada tanda dari wasit.

Bola hilang

Bola hilang kalau bola tidak dapat diambil regu lapangan, atau bola jauh ke daerah
penonton, dan peluit wasit menentukannya.

Bertukar Tempat Bebas Tidak Bebas

Apabila regu pemukul kena lemparan maka saat itu regu pemukul langsung menjadi regu
lapangan, dengan segera ia dapat melempar lawannya yang berusaha untuk
menyelamatkan dirinya ke ruang bebas serta tiang pertolongan. Pertukaran juga bisa terjadi
bila regu pemukul memegang bola walaupun pada saat menerima bola yang akan
dipukul. Begitu juga halnya bila pemain lapangan sudah masuk lebih dulu ke dalam
ruangan bebas sebelum temanya melempar (lemparannya tidak sah), atau regu pemukul
lebih dulu ke luar sebelum temannya akan dilempar.

Pertukaran Bebas

Pertukaran bebas terjadi bila:

· Regu lapangan memiliki 3 bola tangkap dalam satu babak


· Pukulan pembebas tidak berhasil dan dibakar oleh regu lapangan
· Pemukul ke luar ruang bebas tidak untuk memukul
· Kayu pemukul lepas
· Pelari yg tidak menyentuh tiang bebas masuk kembali ke ruang bebas.
Teknik dan Taktik Permainan Kasti

Teknik Individu

Dalam keterampilan individu semua permainan kecil yang menggunakan bola kecil hampir
sama, hanya saja dalam permainan kasti dengan 2 tiang hinggap adalah dasar permainan
untuk mempergunakan taktik bermain bagi individu, tetapi taktik ini juga sangat
berhubungan dengan keterampilan dasar yang sudah dikuasainya, yang akan
menimbulkan kepercayaan diri dalam melakukan suatu taktik, yaitu bagaimana
menghindari lemparan regu lapangan sehingga sulit untuk dilempar. Adapun teknik
perorangan permainan kasti secara umum:

1. Teknik jalan dan lari.

2. Teknik melempar.

3. Teknik menangkap.

4 Teknik melambungkan.

5. Teknik memukul.

6. Teknik mengelak (membungkuk, melompat, meliuk).

Teknik dan taktik dalam permainan kasti yang utama bagi regu pemukul adalah; sudah
menguasai teknik memukul yang baik sehingga ia dapat mengarahkan bolanya
kemanapun yang ia suka, yaitu dengan membentuk posisi kakinya dan mengarahkan
bahu ketempat sasaran yang akan dituju. Mungkin bola akan dipukul kuat, pelan, dan
mungkin hanya menyentuhkan pemukulnya saja pada bola dan kemudian ia akan
melanjutkan dengan teknik berlari yang baik, apakah ia akan berlari berbelok-belok atau
membungkuk atau juga melompat.

Taktik Regu Lapangan

Taktik bagi regu lapangan adalah menjaga bola yang datang padanya dapat ditangkap
dengan baik sehingga dapat menghasilkan satu nilai. Di samping teknik menangkap bola
yang datang padanya sebagai kiriman dari temannya untuk dilanjutkan melempar pelari
yang sedang berlari. Bagi mereka yang mempunyai keyakinan lemparannya tidak akan
menghasilkan maka ia akan mengirim bola pada temannya, dan mereka akan mengepung
lawannya. Jadi usaha regu penjaga adalah bagaimana agar regu pemukul dapat
dilempar atau seluruh bola yang dipukulnya dapat ditangkap, dan dapat melempar regu
pemukul.

Tujuan dan Manfaat Bermain Kasti

Tujuan dan manfaat bermain kasti bagi pendidikan jasmani antara lain:

 Melestarikan budaya olahraga tradisional bangsa kita.


 Dapat mengembangkan berbagai macam fungsi tubuh.
 Meningkatkan sikap sportivitas antar pemain atau teman.
 Meningkatkan pengetahuan peraturan permainan.
 Mengembangkan kemampuan penggunaan strategi dan teknik yang terlibat dalam
aktivitas yang terorganisasi.
 Dapat menjalin hubungan persahabatan dan kerjasama yang baik
 Belajar berkomunikasi dan bekerja sama dengan orang lain.
 Memberikan saluran untuk mengekspresikan diri dan kreativitas.
 Mengembangkan kemampuan penggunaan strategi dan teknik yang terlibat dalam
aktivitas suatu permainan.
 Mendapatkan olahraga yang murah meriah.
BAB III

PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan pembahasan di atas, maka dapat ditarik simpulan-simpulan sebagai


berikut :

1. Permainan kasti dikenal sebagai permainan tradisional yang merupakan salah satu
cabang olahraga permainan yang sangat populer di Indonesia jauh sebelum zaman
penjajahan Jepang dan sempat diadakan kejuaraan nasional yang akhir-akhir ini
keberadaan sedikit berkurang.
2. Pada awalnya peraturan bola kasti sudah diatur di Indonesia, akan tetapi karena
tidak ada induk organisasinya, maka peraturan kasti ini banyak dimodifikasi oleh
daerah-daerah sehingga beberapa peraturan sedikit berbeda.
3. Untuk dapat melaksanakan permainan bola kasti dengan baik diperlukan taktik dan
teknik individu dan regu penjaga lapangan (kelompok).

B. Saran

Permainan kasti ini ada yang berpendapat agak negatif, salah satunya yaitu akan
menjadikan anak dendam terhadap teman yang menjadi lawan mainnya. Ini mungkin
saja terjadi bila di sekolah itu guru hanya memberikan permainan kasti tanpa
mempertimbangkan aspek pendidikan jasmani, sehingga guru tidak melaksanakan
pendidikan jasmani melalui permainan kasti.
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2011. Permainan Bola Kasti. Tersedia pada. tugas2kuliah.wordpress.


com/2011/12/16/makalah-keolahragaan-permainan-bola-kasti/ diunduh tanggal 16 Maret
2013.

Anonim. 2011. Bola Kasti.

http://ajiezaenulamry.blogspot.com/2015/08/makalah-tentang-permainan-bola-kasti.html

Anda mungkin juga menyukai